Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

SURYADI FERDINAND BELL

143015C15066

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) MAH-EISA
MANOKWARI PAPUA BARAT
1. PAJAK DAN RETRIBUSI

Pengertian Pajak

Pajak adalah iuran wajib yang dibayar oleh wajib pajak berdasarkan norma-norma hukum untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran kolektif guna meningkatkan kesejahteraan umum yang
balas jasanya tidak diterima secara langsung.

Pengertian Retribusi

Retribusi adalah pungutan yang dikenakan kepada masyarakat yang menggunakan fasilitas yang
disediakan oleh negara. Di sini terlihat bahwa bagi mereka yang membayar retribusi akan
menerima balas jasanya secara langsung berupa fasilitas negara yang digunakannya.

Persamaan Pajak dan Retribusi

1. Pajak dan retribusi sama-sama berbentuk pungutan.

2. Keduanya memiliki sifat dapat dipaksakan.

3. Tujuan pajak dan retribusi sama yaitu demi kesejahteraan.

Perbedaan Pajak dan Retribusi

1. Pajak berasal dari dasar hukum undang-undang sedangkan retribusi berasal dari peraturan
pemerintah, peraturan menteri, atau pejabat negara yang lebih rendah.

2. Balas jasa pada pajak bersifat tidak langsung sedangkan pada retribusi bersifat langsung
dan nyata kepada individu tersebut.

3. Pungutan pajak berlaku untuk umum seperti penghasilan, kekayaan, laba perusahaan dan
kendaraan, sedangkan pungutan retribusi hanya ditujukan untuk orang-orang tertentu
yang menggunakan jasa pemerintah.

4. Pajak bersifat dapat dipaksakan (menurut UU). Jadi, wajib dibayar. Jika tidak, maka akan
mendapatkan sanksi, sedangkan retribusi dapat dipaksakan juga, akan tetapi paksaannya
bersifat ekonomis yang hanya berlaku kepada orang-orang yang menggunakan jasa
pemerintah.

5. Lembaga pemungut pajak adalah pemerintah pusat maupun daerah (negara), sedangkan
lembaga pemungut retribusi hanya pemerintah daerah.

6. Pajak bertujuan untuk kesejahteraan umum, sedangkan retribusi bertujuan untuk


kesejahteraan individu tersebut yang menggunakan jasa pemerintah.
2. JENIS - JENIS PAJAK DAERAH TINGKAT I & II DAN RETRIBUSI

Pada tanggal 18 Agustus 2009, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia telah menyetujui
dan mengesahkan Rancangan Undang-undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (RUU PDRD)
menjadi Undang-undang, sebagai pengganti dari Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 dan
Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000. Pengesahan Undang-undang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah (UU PDRD) ini sangat strategis dan mendasar di bidang desentralisasi fiskal, karena
terdapat perubahan kebijakan yang cukup fundamental dalam penataan kembali hubungan
keuangan antara Pusat dan Daerah.

Jenis - jenis pajak daerah tingkat I (Provinsi)

a. Pajak Kendaraan Bermotor.

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.

c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.

d. Pajak Air Permukaan.

e. Pajak Rokok.

a. Pajak Kendaraan Bermotor.

Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak atas kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan
bermotor.

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah pajak atas penyerahan hak milik kendaraan
bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi
karena jual beli, tukar menukar, hibah dll.

c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor adalah pajak atas penggunaan bahan bakar kendaraan
bermotor.

d. Pajak Air Permukaan

Pajak Air Permukaan adalah pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air permukaan.
e. Pajak Rokok

Pajak Rokok adalah pungutan atas cukai rokok yang dipungut oleh Pemerintah.

Jenis - jenis pajak daerah tingkat II (kab/kota)

a. Pajak Hotel.

b. Pajak Restoran.

c. Pajak Hiburan.

d. Pajak Reklame.

e. Pajak Penerangan Jalan.

f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan.

g. Pajak Parkir.

h. Pajak Air Tanah.

i. Pajak Sarang Burung Walet.

j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.

k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

a. Pajak Hotel

Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.

b. Pajak Restoran

Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran.

c. Pajak Hiburan

Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan.

d. Pajak Reklame

Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame


e. Pajak Penerangan Jalan

Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, baik yang dihasilkan sendiri
maupun diperoleh dari sumber lain.

f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah pajak atas kegiatan pengambilan mineral bukan
logam dan batuan, baik dari sumber alam di dalam dan/atau permukaan bumi untuk
dimanfaatkan.

g. Pajak Parkir

Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik yang
disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha,
termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor.

h. Pajak Air Tanah

Pajak Air Tanah adalah pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah.

i. Pajak Sarang Burung Walet

Pajak Sarang Burung Walet adalah pajak atas kegiatan pengambilan dan/atau pengusahaan
sarang burung walet.

j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan
yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan
yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah pajak atas perolehan hak atas tanah
dan/atau bangunan.
Retribusi Daerah

1. Retribusi Jasa Umum

a. Retribusi Pelayanan Kesehatan

b. Retribusi Pelayanan Persampahan / Kebersihan

c. Retribusi Biaya KTP Dan Akte Catatan Sipil

d. Retribusi Pelayanan Pemakaman Dan Pengabuan Mayat

e. Retribusi Pelayanan Parkir Di Tepi Jalan Umum

f. Retribusi Pelayanan Pasar

g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor

h. Retribusi Periksaan Alat Pemadam Kebakaran

i. Retribusi Penggantian Alat Cetak Peta

j. Retribusi Pelayanan Pendidikan

2. Retribusi Jasa Usaha

a. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

b. Retribusi Pasar Grosir / Pertokoan

c. Retribusi Tempat Pelelangan

d. Retribusi Terminal

e. Retribusi Tempat Khusus Parker

f. Retribusi Penginapan / Pesanggrahan / Vila

g. Retribusi Penyediaan Dan Atau Penyedotan Kakus

h. Retribusi Rumah Potong Hewan

i. Retribusi Pelayanan Kepelabuhan

j. Retribusi Tempat Rekreasi Dan Olahraga

k. Retribusi Penyebrangan Di Air


l. Retribusi Pengelolaan Limbah Cair

m. Retribusi Produksi Usaha Daerah.

3. Retribusi Perizinan Tertentu

a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

b. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol

c. Retribusi Izin Gangguan / Keramaian

d. Retribusi Izin Trayek

e. Retribusi Izin Usaha Perikanan.

Penambahan Jenis Retribusi Daerah

Terdapat penambahan 4 jenis retribusi daerah, yaitu Retribusi Tera/ Tera Ulang, Retribusi
Pengendalian Menara Telekomunikasi, Retribusi Pelayanan Pendidikan, dan Retribusi Izin
Usaha Perikanan. Dengan penambahan ini, secara keseluruhan terdapat 30 jenis retribusi yang
dapat dipungut oleh daerah yang dikelompokkan ke dalam 3 golongan retribusi, yaitu retribusi
jasa umum, retribusi jasa usaha, dan retribusi perizinan tertentu.

a. Retribusi Tera/Tera Ulang

Pengenaan Retribusi Tera/Tera Ulang dimaksudkan untuk membiayai fungsi pengendalian


terhadap penggunaan alat ukur, takar, timbang, dan perlengkapannya oleh masyarakat. Dengan
pengendalian tersebut, alat ukur, takar, dan timbang akan berfungsi dengan baik, sehingga
penggunaannya tidak merugikan masyarakat.

b. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi

Pengenaan Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi ditujukan untuk meningkatkan


pelayanan dan pengendalian daerah terhadap pembangunan dan pemeliharaan menara
telekomunikasi. Dengan pengendalian ini, keberadaan menara telekomunikasi akan memenuhi
aspek tata ruang, keamanan dan keselamatan, keindahan dan sekaligus memberikan kepastian
bagi pengusaha. Untuk menjamin agar pungutan daerah tidak berlebihan, tarif retribusi
pengendalian menara telekomunikasi dirumuskan sedemikian rupa sehingga tidak melampaui
2% dari Nilai Jual Objek Pajak PBB menara telekomunikasi.
c. Retribusi Pelayanan Pendidikan

Pengenaan retribusi pelayanan pendidikan dimaksudkan agar pelayanan pendidikan, di luar


pendidikan dasar dan menengah, seperti pendidikan dan pelatihan untuk keahlian khusus yang
diselenggarakan oleh pemerintah daerah dapat dikenakan pungutan dan hasilnya digunakan
untuk membiayai kesinambungan dan peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dimaksud.

d. Retribusi Izin Usaha Perikanan

Pengenaan Retribusi Izin Usaha Perikanan tidak akan memberikan beban tambahan bagi
masyarakat, karena selama ini jenis retribusi tersebut telah dipungut oleh sejumlah daerah sesuai
dengan kewenangannya. Sebagaimana halnya dengan jenis retribusi lainnya, pemungutan
Retribusi Izin Usaha Perikanan dimaksudkan agar pelayanan dan pengendalian kegiatan di
bidang perikanan dapat terlaksana secara terus menerus dengan kualitas yang lebih baik.

Perluasan Basis Retribusi Daerah

Perluasan basis retribusi daerah dilakukan dengan mengoptimalkan pengenaan Retribusi Izin
Gangguan, sehingga mencakup berbagai retribusi yang berkaitan dengan lingkungan yang
selama ini telah dipungut, seperti Retribusi Izin Pembuangan Limbah Cair, Retribusi AMDAL,
serta Retribusi Pemeriksaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

Anda mungkin juga menyukai