Anda di halaman 1dari 7

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Pembayaran pajak
merupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran serta Wajib Pajak untuk secara langsung
dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan untuk pembiayaan negara dan pembangunan
nasional. Sesuai falsafah undang-undang perpajakan, membayar pajak bukan hanya merupakan
kewajiban, tetapi merupakan hak dari setiap warga Negara untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran
serta terhadap pembiayaan negara dan pembangunan nasional.

Tanggung jawab atas kewajiban pembayaran pajak, sebagai pencerminan kewajiban kenegaran di
bidang perpajakan berada pada anggota masyarakat sendiri untuk memenuhi kewajiban tersebut. Hal
tersebut sesuai dengan sistem self assessment yang dianut dalam Sistem Perpajakan Indonesia.
Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak, sesuai dengan fungsinya berkewajiban melakukan
pembinaan/penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan. Dalam melaksanakan fungsinya tersebut,
Direktorat Jenderal Pajak berusaha sebaik mungkin memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai
visi dan misi Direktorat Jenderal Pajak.

Pajak Daerah

Definisi pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pengertian pajak daerah di atas tertuang dalam UU N0. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (PDRD). Aturan ini menggantikan UU N0. 18 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah
dengan UU No. 34 Tahun 2000.

Pembagian Pajak Daerah

Dalam administrasi negara, pemerintah daerah terbagi menjadi pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota. Jenis-jenis pajak pun dikelompokkan berdasarkan provinsi dan kabupaten/kota (Pasal 2
UU 28/2009).

Jenis Pajak provinsi terdiri atas:


Pajak Kendaraan Bermotor;

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;

Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;

Pajak Air Permukaan; dan

Pajak Rokok.

Jenis Pajak kabupaten/kota terdiri dari:

Pajak Hotel;

Pajak Restoran;

Pajak Hiburan;

Pajak Reklame;

Pajak Penerangan Jalan;

Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

Pajak Parkir;

Pajak Air Tanah;

Pajak Sarang Burung Walet;

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan

Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2010 Tentang Pajak Parkir

Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara. Pajak Parkir
dipungut atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan berakaitan
dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat
penitipan kendaraan bermotor.
OBJEK PAJAK

Objek Pajak Parkir adalah penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan
berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan
tempat penitipan kendaraan bermotor.

Tidak termasuk objek pajak sebagaimana dimaksud pada angka (1), adalah:

Penyelenggaraan tempat parkir oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah;

penyelenggaraan tempat parkir oleh perkantoran yang hanya digunakan untuk karyawanya sendiri;

penyelenggaraan tempat parkir oleh kedutaan, konsulat, dan perwakilan negara asing dengan asas
timbal balik;

penyelenggaraan penitipan kendaraan bermotor dengan kapasitas sampai dengan 10 (sepuluh)


kendaraan roda 4 (empat) atau lebih dan kapasitas sampai dengan 20 (dua puluh) kendaraan roda 2
(dua);

penyelenggaraan tempat parkir yang semata-mata digunakan untuk usaha memperdagangkan


kendaraan bermotor.

SUBJEK PAJAK

Subjek Pajak Parkir adalah orang pribadi atau badan yang melakukan parkir kendaraan bermotor.

DASAR PENGENAAN PAJAK

Dasar pengenaan Pajak Parkir adalah sejumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada
penyelenggara tempat parkir;

Jumlah yang seharusnya dibayar sebagaimana dimaksud pada angka (1) termasuk potongan harga parkir
dan parkir cuma-Cuma yang diberikan kepada penerima jasa parkir.

TARIF PAJAK

Tarif Pajak Parkir ditetapkan sebesar 20 % (dua puluh persen).

Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan
peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. PAD bertujuan memberikan
kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan
potensi daerah sebagai perwujudan desentralisasi.

Dana Perimbangan, yaitu dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah
untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
Lain-lain pendapatan daerah yang sah merupakan seluruh pendapatan Daerah selain pendapatan asli
daerah dan dana perimbangan, yang meliputi hibah, dana darurat, dan lain-lain pendapatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pendapatan ini bersumber dari empat jenis pemasukan yaitu seperti pajak daerah, retribusi daerah,
pengelolaan kekayaan yang dipisah hingga pendapatan sah lain-lainnya.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia NO. 28 tahun 2009

tentang pajak daerah dan retribusi daerah pendapatan asli daerah yaitu sumber

keuangan daerah yang digali dari wilayah daerah yang bersangkutan yang

terdiri dari hasil pajak daerah, retrebusi daerah, pengelolaan kekayaan daerah

yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.2

Salah satu upaya untuk melihat kemampuan daerah dari segi keuangan

daerah dalam rangka mengurangi ketergantungan tehadap pemerintah pusat,

adalah dengan melihat komposisi dari penerimaan daerah yang ada.Semakin

besar komposisi pendapatan asli daerah, maka semakin pula kemampuan

pemerintah daerah untyk memikul tanggungjawab yang lebih besar.Tetapi semakin kecil komposisi
pendapatan asli daerah terhadap penerimaan daerah

maka ketergantungan terhadap pusat semakin besar.Sedangkan dampak yang

dirasakan masyarakaat dengan adanya peningkatan penerimaan pendapatan


asli daerah adalah kelancaran pembangunan.Pembangunan meliputi berbagai

sektor diantaranya adalah pembangunan jalan, pembangunan fasilitas umum

dan fasilita lainnya.

Kontribusi Pajak Parkir dan Retribusi Parkir Terhadap Pendapatan

Asli Daerah Kota Banjarmasin.

Dari keseluruhan pajak parkir dan retribusi daerah, khusus yang tercatat

di Dinas Perhubungan dan disetorkan ke Dinas Pendapatan Daerah ternyata pendapatan dari pajak dan
retribusi parkir ternyata kontribusinya sangat besar

terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kota Banjarmasin.

Sebab, hubungan Pendapatan Asli Daerah dengan penerimaan pajak

parkir dan retribusi parkir adalah sangat integral, sebab apabila penerimaan pajak

parkir dan retribusi parkir setiap tahunnya mengalami peningkatan maka dengan

sendirinya Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan mengalami peningkatan atau

akan mempengaruhi besarnya Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun ketika

penerimaan retribusi parkir dan pajak parkir setiap tahunnya mengalami

penurunan maka secara otomatis akan mengurangi jumlah Pendapatan Asli


Daerah (PAD).

Sedangkan pendapatan pajak daerah dan retribusi daerah lainnya (selain

parkir) banyak sekali, yang dikelola oleh Dinas Pendapatan Daerah, yaitu: (1)

pajak hotel, (2) pajak restoran, (3) pajak hiburan, (4) pajak reklame, (5) pajak

penerangan jalan, (6) pajak pengambilan bahan galian golongan C, dan (7) pajak

parkir.

Untu

Dinas Perhubungan (Dishub) Banjarmasin ditarget DPRD Banjarmasin mampu

menarik retribusi dari pajak parkir sebesar Rp20 miliar dari tahun sebelumnya Rp15 miliar.

Sehingga untuk memenuhi target tersebut, Komisi II DPRD Banjarmasin meminta

Dishub Banjarmasin bisa membuka potensi pajak parkir agar dapat memenuhi target yang

diberikan

Dikemukakan Ketua Komisi II DPRD Banjarmasin, M Faisal Hariyadi bahwa pihak

dewan sudah sepakat kalau target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari retribusi pajak parkir

Rp20 miliar di 2020.

Untuk mencapai target itu, pihaknya tidak boleh tinggal diam, harus memperluas
pungutan pajak parkir itu. Sebelumnya hotel dan kantor swasta serta pusat perbelanjaan, tidak

dikenakan tarif parkir, sekarang akan pihaknya berlakukan.

“Selain untuk menekan kebocoran pendapatan asli daerah (PAD) dan memenuhi target

itu, tentunya pihak menambah titik baru untuk menarik pajak parkir seperti hotel, kantor swasta

dan perbelanjaan,” katanya.

Lebih jauh dijelaskan Ichwan, penarikan pajak parkir dari perbankan, perhotelan, dan

perbelanjaan itu, sama sekali tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah (Perda) yang ada.

Karena semua objek bisa ditarik pajak parkir, kecuali tempat ibadah, sekolah dan kantor

pemerintahan, sedangkan untuk kantor swasta, perbankan, dan perbelanjaan, walaupu mereka

menggratiskan untuk tamu atau konsumen, namun pihaknya akan memberlakukan menarik

pajak parkirnya.

“Berdasarkan kajian hukum kami tidak bertentangan dengan Perda yang ada, karena

didalam aturan tertuang semua objek bisa ditarik pajak parkir,” jelasnya.

(Diringkas dari https://matabanua.co.id/2020/01/20/dishub-perluas-pungutan-pajak-

parkir/.)

Anda mungkin juga menyukai