NIM: B011211194
Hukum Pajak
Mengapa biliar dan bowling masuk ke dalam pajak hiburan? Berikan alasannya!
Pajak daerah adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada pada pemerintah daerah
yang pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah yang hasilnya masuk ke
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Pajak daerah terbagi lagi atas dua, yaitu
Pajak Daerah Provinsi dan Pajak Daerah Kabupaten/Kota. Yang termasuk dalam Pajak
Kabupaten/Kota diantaranya adalah:
1. Pajak hotel
2. Pajak restoran
3. Pajak hiburan
4. Pajak reklame
5. Pajak penerangan jalan
6. Pajak mineral bukan logam dan batuan
7. Pajak Bumi dan Bangunan
Dalam pajak daerah, salah satu pajak yang dikenakan bagi wajib pajak adalah pajak
hiburan. Pajak hiburan dipungut dan dikelola oleh pemerintah daerah setempat dan
merupakan sumber pendapatan bagai pemerintah daerah. Secara umum, pajak hiburan dapata
diartikan sebagai pajak yang dikenakan atas penyelenggaraan sebuah hiburan. Pajak hiburan
dapat meliputi, semua jenis pertunjukan, tontonan, permainan, atau keramaian dalam bentuk
apapun dan dapat dikenakan pungutan pajak.
1. Tontonan film
2. Pagelaran kesenian, musik, tari, dan busana
3. Kontes kecantikan, binaraga, dan sejenisnya
4. Pameran
5. Diskotik, karaoke, klab malam, dan sejenisnya
6. Sirkus, akrobat, dan sulap
7. Biliar, golf, dan bowling
8. Pacuan kuda, kendaraan bermotor, dan permainan ketangkasan
9. Panti pijak, refleksi, mandi uap/spa, dan pusat kebugaran
10. Pertandingan olahraga
Mengapa biliar dan bowling masuk ke dalam pajak hiburan? Ada beberapa alasan
mengapa biliar dan bowling masuk ke dalam pajak hiburan. Pertama, biliar dan bowling
dianggap sebagai kegiatan hiburan dan rekreasi yang biasanya dilakukan untuk tujuan
bersenang-senang dan menghabiskan waktu luang. Kegiatan ini sering dilakukan untuk
hiburan dan relaksasi. Kedua, biliar dan bowling diperlakukan sejalan dengan industri
lainnya. Biliar dan bowling diklasifikasikan sebagai hiburan dan dikenakan pajak hiburan
didasarkan pada konsistensi dalam perlakuan pajak terhadap berbagai jenis industri hiburan.
Apabila terdapat plat nomor kendaraan berlalu lintas di sebuah daerah yang tidak
dikeluarkan sesuai oleh daerah tersebut, bagaimana pembayaran pajak kendaraan
tersebut agar memenuhi keadilan?
Pasal 71 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan
Angkatan Jalan dan aturan hukum tersebut diatur oleh kebijakan daerah masing-masing,
Pajak daerah yang ditetapkan dan/atau dipungut oleh pemerintah daerah berdasarkan
kekuatan undang-undang dan/atau peraturan hukum lainnya. Hal ini secara langsung dapat
berakibat timbulnya dugaan diskriminasi di bidang pemungutan pajak kendaaraan bermotor
oleh masyarakat terhadap kinerja pemungutan pajak oleh Pemerintah Daerah, selain itu juga
dapat mempengaruhi optimalisasi perolehan dana yang sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan
pembangunan daerah.
Dasar pengenaan dan pendaftaran pajak kendaraan bermotor dari luar daerah,
sebagaimana dalam Pasal 71 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu
Lintas dan Angkatan Jalan, bahwa:
Maksud dari wajib melapor tersebut yaitu kewajiban mendaftar kendaraan bermotor
dalam rangka pemenuhan kewajiban perpajakan daerah, untuk mengurangi upaya
menghindari pajak dan mengatasi masalah yang ditimbulkan. Agar adil dalam rangka
meningkatkan tertib administrasi untuk pembangunan daerah dan tertib hukum bagi
keamanan dan kenyamanan daerah, diperlukan pengenaan pungutan pajak tambahan bagi
kendaraan bermotor yang beroperasi di luar daerah dalam bentuk partisipasi bagi
pembangunan daerah sesuai asas keadilan dan teori pembangunan. Terkait aturan di atas
huruf d, maka dalam pengenaan pajak kendaraan bermotor di luar daerah hanya dikenakan
sanksi administrasi berupa wajib mutasi sesuai aturan yang sudah tertulis tersebut.
Jika terdapat utang terhadap pajak pusat? Bagaimana hierarki pelunasan pajak pusat?
Pajak pusat adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada pada pemerintah pusat
yang pelaksanaannya dilakukan oleh Departemen Keuangan melalui Direktorat Jenderal
Pajak. Pajak pusat diatur dalam Undang-Undang dan hasilnya akan masuk ke Anggaran
Pendapatan Belanja Negara (APBN). Sedangkan yang dimaksud dengan utang pajak adalah
pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda, atau
kenaikan yang tercantum dalam surat ketetapan atau surat sejenisnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Tata cara penagihan utang pajak atas wajib pajak dimulai dari penerbitan Surat Teguran
setelah tujuh hari sejak tanggal jatuh tempo pembayaran. Apabila belum dibayar setelah 21
hari sejak terbitnya Surat Seguran, fiskus akan menerbitkan Surat Paksa dan
menyampaikannya kepada kurator. Setelahnya, jika utang pajak tidak dilunasi setelah lewat
waktu 2x24 jam sejak Surat Paksa diberitahukan, diterbitkan Surat Perintah Melakukan
Penyitaan. Bila dalam 14 hari sejak tanggal penyitaan, utang pajak belum dilunasi, akan
dilaksanakan pengumuman lelang. Pelelangan melaui Pejabat Lelang akan dilakukan, ketika
utang pajak masih belum dilunasi setelah lewat 14 hari terhitung sejak tanggal pengumuman
lelang.