Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PAJAK DAERAH KABUPATEN / KOTA


(Disusun untuk memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Perpajakan)

Dosen Pengampuh:
Dr. Harun Blongkod, S.Pd,. Ak., M.SA

DISUSUN OLEH:
Rahmat M. Bidalo (911421188)
Mutmainah Ahmad (911421146)
Rian Mantu (911421045)
Miftah Sukmawati Ali (911421126)
Sri Wahyuni Lamola (911421108)
Putri Rahmadania (911421005)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
T.A. 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah Uang ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa
shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya,
sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah Pajak Daerah
Kabupaten/Kota ini dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah Pajak Daerah Kabupaten/Kota ini sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.

Gorontalo, April 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
................................................................................................................................................
i
DAFTAR ISI
................................................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1. Latar Belakang ...............................................................................................................1
1.2. Tujuan ............................................................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN......................................................................................................2
2.1. Pengertian Pajak Daerah Kabupaten/Kota......................................................................2
2.2. Ciri-Ciri Pajak Daerah Kabupaten/Kota.........................................................................3
2.3. Jenis-Jenis Pajak Daerah Kabupaten/Kota......................................................................5
BAB III PENUTUP ..............................................................................................................6
3.1. Kesimpulan ....................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pajak Daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 terdiri atas
pajak Provinsi dan pajak Kabupaten/Kota. Pajak provinsi ditetapkan sebanyak lima jenis
pajak sedangkan pajak kabupaten/kota ditetapkan sebanyak sebelas jenis pajak, sebagai
berikut:
1. Pajak Provinsi terdiri dari:
a. Pajak Kendaraan Bermotor;
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB); dan
d. Pajak Air Permukaan.
e. Pajak Rokok
2. Pajak kabupaten/kota terdiri dari:
a. Pajak Hotel;
b. Pajak Restoran;
c. Pajak Hiburan;
d. Pajak Reklame
e. Pajak Penerangan Jalan;
f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
g. Pajak Parkir.
h. Pajak Air Tanah
i. Pajak Sarang Burung Walet
j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
k. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.

Pajak pusat adalah pajak yang ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui Undang-
undang, yang wewenang pemungutannya ada pada pemerintah pusat dan hasilnya
digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah pusat dan pembangunan.1
Sedangkan pajak daerah merupakan kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.2
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah bahwa pemerintah daerah memiliki kewenangan sepenuhnya terhadap
pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. Dengan terbitnya
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
Pemerintah Daerah kini mempunyai tambahan sumber pendapatan asli daerah yang
berasal dari Pajak Daerah, sehingga saat ini Jenis Pajak Kabupaten/Kota terdiri dari
sebelas jenis pajak, yaitu Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame,
Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak
Air Tanah, dan Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan, dan Bea perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
Undang-Undang tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah membawa banyak
perubahan, salah satunya terkait dengan mekanisme pemungutan pajak bumi dan
bangunan yang diserahkan kepada masing-masing daerah. Tata cara pengalihan pajak
bumi dan bangunan sebagai pajak daerah telah diatur dalam Peraturan Bersama Menteri
Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 213/PMK.07/2010 dan Nomor 58 Tahun
2010 tentang Tahapan Persiapan Pengalihan PBB-P2 sebagai Pajak Daerah. Peraturan
bersama tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor PER-61/PJ/2010 tentang Tata Cara Persiapan Pengalihan Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan sebagai Pajak Daerah.
Pemerintah Daerah setiap tahunnya memiliki target dalam penerimaan Pajak Bumi
dan Bangunan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah, namun terkadang realisasi
penerimaan pajak tidak sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh pemerintah
daerah. Sehingga perlu adanya strategi yang khusus untuk meningkatkan realisasi target
penerimaan pajak khususnya tentang Pajak Bumi dan Bangunan. Hal tersebut akan
mendorong Pemerintah Daerah untuk lebih menggali potensi penerimaan PAD dari
sektor PBB di daerahnya. Pendekatan dari segi hukum atau perundang–undangan, berarti
mempelajari hal–hal yang menyangkut legalitas, peraturan dan ketentuan serta dasar
hukum dan implikasi hukumnya, baik yang menyangkut pihak pemerintah maupun
aparaturnya, maupun pihak pembayar pajak, yang terdiri dari wajib pajak badan atau
wajib pajak orang pribadi.
Realisasi target penerimaan pajak khususnya tentang Pajak Bumi dan Bangunan
akan lebih optimal jika pemungutan yang dilakukan pemerintah berjalan dengan baik.
berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah yang dimaksud pemungutan adalah :
“Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data
objek dan subjek pajak atau retribusi, penentuan besarnya pajak atau retribusi yang
terutang sampai kegiatan penagihan pajak atau retribusi kepada Wajib Pajak atau Wajib
Retribusi serta pengawasan penyetorannya”.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Apakah yang di maksud dengan Pajak Daerah Kabupaten/Kota?
2. Apa saja Jenis-Jenis Pajak Daerah Kabupaten/Kota?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN PAJAK DAERAH KABUPATEN/KOTA


Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
Pengertian tersebut termuat di dalam Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah Nomor 28 Tahun 2009.
Pajak atau kontribusi wajib yang diberikan oleh penduduk suatu daerah kepada
pemerintah daerah ini akan digunakan untuk kepentingan pemerintahan dan kepentingan
umum suatu daerah.
Contohnya seperti pembangunan jalan, jembatan, pembukaan lapangan kerja baru,
dan kepentingan pembangunan serta pemerintahan lainnya.
Selain untuk pembangunan suatu daerah, penerimaan pajak daerah merupakan salah
satu sumber Anggaran Pendapatan Daerah (APBD) yang digunakan pemerintah untuk
menjalankan program-program kerjanya.

2.2. CIRI-CIRI PAJAK DAERAH KABUPATEN/KOTA


Berikut ini ciri-ciri pajak daerah yang membedakannya dengan pajak pusat:
 Pajak daerah bisa berasal dari pajak asli daerah atau pajak pusat yang diserahkan ke
daerah sebagai pajak daerah.
 Pajak daerah hanya dipungut di wilayah administrasi yang dikuasainya.
 Pajak daerah digunakan untuk membiayai urusan/pengeluaran untuk pembangunan
dan pemerintahan daerah.
 Pajak daerah dipungut berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) dan Undang-undang
sehingga pajaknya dapat dipaksakan kepada subjek pajaknya.
Unsur-unsur yang ada dalam pajak daerah pada dasarnya sama seperti unsur pajak lainnya
yakni subjek pajak daerah, objek pajak daerah, dan tarif pajak daerah.

2.3. JENIS-JENIS PAJAK KABUPATEN/KOTA


Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai berikut.
 Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2).
 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
 Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT).
 Pajak Reklame.
 Pajak Air Tanah (PAT).
 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB).

Pajak Daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 terdiri atas


pajak Provinsi dan pajak Kabupaten/Kota. Pajak provinsi ditetapkan sebanyak lima jenis
pajak sedangkan pajak kabupaten/kota ditetapkan sebanyak sebelas jenis pajak, sebagai
berikut:
1. Pajak Provinsi terdiri dari:
a. Pajak Kendaraan Bermotor;
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB); dan
d. Pajak Air Permukaan.
e. Pajak Rokok
2. Pajak kabupaten/kota terdiri dari:
f. Pajak Hotel;
g. Pajak Restoran;
h. Pajak Hiburan;
i. Pajak Reklame
j. Pajak Penerangan Jalan;
k. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
l. Pajak Parkir.
m.Pajak Air Tanah
n. Pajak Sarang Burung Walet
o. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
p. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.

Berdasarkan kewenangan yang memungut atau lembaga pemungutnya maka pajak


dapat dikelompokkan menjadi pajak negara (pajak pusat) dan pajak daerah.Pajak negara
antara lain meliputi Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Bea Meterai, sedangkan pajak daerah menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 yang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, meliputi 5 (lima) jenis Pajak Provinsi dan 11 (sebelas) jenis Pajak
Kabupaten atau Kota.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
Pengertian tersebut termuat di dalam Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah Nomor 28 Tahun 2009. Pajak atau kontribusi wajib yang diberikan oleh penduduk
suatu daerah kepada pemerintah daerah ini akan digunakan untuk kepentingan pemerintahan
dan kepentingan umum suatu daerah.
Contohnya seperti pembangunan jalan, jembatan, pembukaan lapangan kerja baru,
dan kepentingan pembangunan serta pemerintahan lainnya. Selain untuk pembangunan suatu
daerah, penerimaan pajak daerah merupakan salah satu sumber Anggaran Pendapatan Daerah
(APBD) yang digunakan pemerintah untuk menjalankan program-program kerjanya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.online-pajak.com/tentang-pajak-pribadi/pajak-daerah

Anda mungkin juga menyukai