Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP

HASIL BELAJAR EKONOMI

NAMA : FATRIA N. ALI

KELAS : E

PRODI : S1 PENDIDIKAN EKONOMI

MATA KULIAH : PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO UTARA

2021
ABSTRAK

Pelaksanaan pembelajaran dari waktu ke waktu mengalami beragam dinamika. Salah satunya adalah
pembelajaran pada masa pandemi Covid-19. Hal itu disebabkan oleh adanya perubahan desain
pelaksanaan pembelajaran yang perlu disesuaikan dengan Protocol kesehatan sehingga
pembelajaran untuk sementara waktu Tidak dapat seluruhnya dilaksanakan secara luring.
Berdasarkan hal Itu, artikel ini bertujuan mendeskripsikan tiga hal, yaitu (1) Fenomena pembelajaran
pada masa pandemi, (2) permasalahan Pembelajaran pada masa pandemi, serta (3) strategi
mengatasi Permasalahan pembelajaran selama masa pandemi. Berdasarkan Hal itu, terdapat
beragam fenomena pembelajaran pada masa pandemi. Selain itu, juga terdapat permasalahan-
permasalahan pembelajaran selama masa pandemi ini. Fenomena dan Permasalahan tersebut
terjadi karena adanya dinamika pembelajaran yang timbul akibat pandemi sehingga Membutuhkan
berbagai penyesuaian agar pembelajaran tetap dapat dilaksanakan. Oleh karena itu, dibutuhkan
strategistrategi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu revitalisasi Paradigma Pancasila,
rekonstruksi sistem-sistem dalam berbagai Aspek kehidupan, serta pelaksanaan tindakan teknis yang
sesuai. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dinamika pembelajaran beserta Dengan fenomena dan
permasalahannya perlu dicermati dan Dicari strategi untuk mengatasinya agar tujuan pembelajaran
Tetap tercapai dalam setiap keadaan dan kendala yang muncul.
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH

Pelaksanaan pembelajaran dari waktu ke waktu mengalami beragam dinamika. Salah satunya
adalah pembelajaran pada masa pandemi Covid-19. Hal itu disebabkan oleh adanya
perubahan desain pelaksanaan pembelajaran yang perlu disesuaikan dengan protokol
kesehatan sehingga pembelajaran untuk sementara waktu tidak dapat seluruhnya
dilaksanakan secara luring.

Permasalalahan pembelajaran pada masa pandemic Covid-19 ini juga muncul karena
permasalahan-permasalahan sebelumnya yang juga belum mendapatkan solusinya.
Permasalahan tersebut dapat bersifat substansial, seperti kurikulum. Selain itu, permasalahan
juga dapat bersifat teknis, misalnya permasalahan dalam segi praktik pelaksanaannya.
Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada berbagai bidang pendidikan, khususnya pada
pendidikan di Indoneia. Awalnya, proses pembelajaran dilakukan di sekolah. Akan tetapi,
selama masa pandemic covid-19 ini, pembelajaran hanya dilaksanakan secara luring (Astini,
2020).

Guru perlu tetap melaksanakan kegiatan belajar meskipun siswa belajar dari rumah.
Solusinya, guru dituntut melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan media daring
(online). Hal itu sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam
Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid19) bahwa sistem pembelajaran
dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan
koneksi jaringan internet. Guru dapat memanfaatkan beragam media untuk pembelajaran
daring, yaitu media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom
ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran (Atsani, 2020).

Berdasarkan kedua jenis permasalahan tersebut, pembelajaran selama pandemic Covid19 ini
mengalami dua permasalahan tersebut sehingga dibutuhkan strategi-strategi untuk
mengatasinya. Tujuannya adalah untuk tetap dapat mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu,
hal itu juga bertujuan pada stalitas pelaksanaan pembelajaran. Meskipun terdapat masalah
dan kendala, pelaksanaan pembelajaran tetap harus dilaksanakan.
Secara substansial dan teknis, pembelajaran selama pandemi pada umumnya dilaksanakan
secara daring. Hal itu disebabkan adanya syarat pemenuhan protokol kesehatan dalam masa
pandemic Covid-19 ini. Pemerintah telah menyalurkan bantuan dana untuk memenuhi
kebutuhan internet, baik bagi guru, dosen, siswa, dan mahasiswa. Hal itu bermanfaat pada
terpenuhinya kesempatan untuk belajar meski tidak tatap muka, tetapi juga

masih mengalami kendala, seperti kurangnya pengalaman siswa dan walimurid dalam

memanfaatkan kuota internet tersebut (Atsani, 2020). Akan tetapi, pembelajaran daring ini

penting untuk dicermatik kembali untuk dapat dilakukan dengan mempertimbngkan kondisi

setempat karena adanya keberahaman ketersediaan fasilitas dan kemampuan orang tua

METODE PENELITIAN

Pada bagian ini, dijelaskan tentang dua hal, yaitu fenomena pembelajaran pada Masa
pandemic dan permasalahan pembelajaran pada masa pandemi sebagai berikut.

2.1 Fenomena Pembelajaran pada Masa Pandemi

Pendidikan merupakan salah satu kunci yang sangat esensial dalam kehidupan

Manusia. Dalam konteks dan ruang lingkup kehidupan suatu bangsa, pendidikan

Memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk menjamin kelangsungan dan

Perkembangan kehidupan bangsa tersebut. Karena dari dan dengan pendidikanlah

Seluruh aspek kehidupan manusia dapat tercerahkan. Pendidikan harus dapat

Menyiapkan warga negara untuk menghadapi masa depannya. Pendidikan merupakan

Lokomotif yang penting dalam menggerakkan kehidupan manusia. Baik buruknya

Sumber daya manusia tergantung dari pendidikan yang diperolehnya. Maka proses

Pendidikan harus jelas dan terarah.

Pademi Covid-19 telah membuat wajah dan masa depan pendidikan kita semakin

Tak menentu. Sekolah-sekolah mulai dari TK/PAUD, SD, SMP, SMA sampai kampus
Perguruan Tinggi tutup. Namun di sisi lain, hal baik yang terus dilakukan adalah tetap

Melaksanakan aktivitas/ proses belajar mengajar dengan segala keterbatasan fasilitas

Dan keberagaman kompetensi personal yang dimiliki dari Sabang sampai Merauke, dari

Miangsa sampai pulau Rote. Fakta ini menunjukkan, bahwa nampaknya Pemerintah

Khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) memang tidak siap

Dengan situasi pandemic ini. Padahal sudah sejak lama melalui ruang-ruang kelas

Sekolah formal dan forum-forum workshop juga seminar memperkenalkan dan

Mengajarkan tentang E-Learning.Tapi dalam medan tempur melawan pandemic Covid19 ini,
Kemdikbud seolah latah, mati akal dan kehabisan daya kreasi untuk

Mengahadirkan pembelajaran yang tidak hanya inovatif tapi juga memastikan semua

Standar Nasional Pendidikan dapat tercapai meski dalam situasi pandemic seperti

Sekarang. Hal ini menjadi satu parameter bahwa teori yang diajarkan di sekolah

Kebanyakan hanyalah sebuah narasi ceramah minim bahkan tanpa aplikasi.

Bukan hanya Covid-19 yang membuat wajah dan masa depan pendidikan kita

Menjadi tidak menentu. Bukan baru hari-hari ini saja, kita mengeluhkan realitas

Pendidikan kita. Tapi sejatinya sudah sejak lama permasahalan pendidikan kita di

Indonesia belum terselesaikan mulai dari permasalahan pendidikan yang muncul dari

Perspektif sistemnya sampai permasalahan pendidikan yang muncul sebagai suatu

Sistem yang kompleks. Sederhananya pendidikan di Indonesia melalui

Lembaga/institusi sekolah juga kampus seolah senang terus berada pada zona nyaman

Hanya menjadi menara gading yang terus bersolek dengan hal-hal yang aksidental saja,

Seperti lebih banyak disibukkan dengan program mempercantik bangunan

Infrastruktur sekolah/kampus, tetapi justru nampak minim aktivitas baik secara

Kuantitas maupun kualitas, yang mengarah kepada pencapaian Tujuan Pendidikan


Nasional itu sendiri sebagaimana yang tertuang di dalam Undang-Undang Sistem

Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003 pasal 4 ayat 1 bahwa “Pendidikan

Nasional bertujuan membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak dan berbudi mulia, sehat, berilmu, cakap, serta menjadi

Warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab terhadap kesejahteraan

Masyarakat dan tanah air”.

Memperindah dan mempercantik gedung sekolah lengkap dengan penyempurnaan

Fasilitas pembelajarannya bukanlah hal yang salah dan tidak penting dilakukan. Namun

Yang sangat fatal bila Pemerintah lupa akan substansi pendidikan itu sendiri yaitu

Sebagai sarana untuk memanusiakan manusia atau dengan terminologi lain bahwa

Tujuan puncak pendidikan adalah melahirkan Insan Kamil atau Manusia Paripurna yang
Sekali lagi bukan hanya diukur dari kualitas ilmu pengetahuan (kognitif) dan skill

(psikomotor) saja namun juga lebih kepada aspek moralitas (afektif) yang mesti kuat

Dan kokoh sebagai modal menjadi Manusia Seutuhnya, mempertegas Indentitas

Kemanusiaan sebagai Manusia Indonesia.

Jika eksistensi lembaga pendidikan di Negeri ini masih seperti menara gading yang

Berjarak dengan realitas politik, ekonomi dan sosial budaya kehidupan masyarakat, lalu Apa
artinya Negara mengkampanyekan narasi tentang Revolusi Industri 4.0, apakah Narasi ini
sebenarnya justru sebagai dalih untuk menghambakan pendidikan kepada Kekuatan dan
kepentingan Kapitalis Global?. Negara membicarakan Revolusi Industri

4.0 saat ini seperti mimpi di siang bolong. Sebab Negara, sekali lagi masih

Diperhadapkan dengan segudang permasalahan pendidikan dengan kompleksitas yang

Akut diantaranya adalah masalah perluasan dan pemerataan kesempatan mengikuti


Pendidikan bagi seluruh warga negara, peningkatan mutu pendidikan, peningkatan

Relevansi pendidikan dengan tuntutan kehidupan, peningkatan efisiensi dan efektifitas

Pendidikan, pengembangan kebudayaan Nasional (local wisdom/kearifan local) agar

Indentitas Bangsa ini tidak habis ditelan oleh hegemoni budaya asing, dan yang tidak

Kalah pentingnya adalah masalah pembinaan generasi muda sebagai generasi pelanjut

Tongkat estafek kepemimpinan Nasional.

2.2 Permasalahan Pembelajaran pada Masa Pandemi

Permasalahan-permasahan inilah yang sejatinya menjadi Program Utama dalam

Upaya Pengembangan Pendidikan di Indonesia. Jika perhatian Pemerintah luput dari

Program utama pengembangan pendidikan Nasional ini, sudah dapat dipastikan bahwa

Generasi bangsa ini secara perlahan tapi pasti akan tergerus oleh roda kemajuan zaman,

Genarasi bangsa ini hanya akan menjadi genarasi yang latah, konsumeris akut tanpa

Sedikitpun daya produksi. Dan jika keadaan ini terjadi maka bukan angin segar bonus

Demografi di tahun 2045 yang akan diperoleh oleh Negara melainkan bencana

Demografi yang terjadi. Kenapa? Karena generasi mudanya tak unggul dan tak mampu

Bersaing era Revolusi Industri 4.0 yang penuh dengan akselerasi dan kecepatan yang

Tinggi (disruption).

Sudah saatnya Pemerintah bangun dari tidur panjangnya, sadari bahwa pendidikan

Kita sedang terpuruk, contoh yang paling nyata adalah kualitas pendidikan Indonesia

Masih kalah bersaing dengan kualitas pendidikan di Negara serumpun seperti Malaysia

Terlebih Singapura.

Rendahnya kualitas/mutu pendidikan ini sebagai alamat bahwa pendidikan kita tak

Lagi mampu menjadi komponen penentu terwujudnya tatanan masyarakat yang diridhai

Oleh Allah Swt, tatanan Bangsa dan Negara yang dicita-citakan oleh para pendiri
(founding fathers) bangsa ini, tatanan sosial yang memanifestasikan nilai luhur

Pancasila dan tatatan ideal sebagaimana yang digambarkan oleh pembukaan UUD 1945.

Pendidikan Indonesia terpuruk dan terbelakang, sebab jika ditinjau secara substansial

Negara tidak lagi menjadikan Pancasila sebagai paradigma atau landasan filosofis dan

Moral etis dalam penyelenggaaan pendidikan.

Pancasila hanya tinggal pada ucapan lisan dan tulisan semata, namun nilai-nilai

Luhurnya tidak tertanam kokoh di hati sanubari. Justru jika ditinjau dari sudut pandang

Yang lebih kritis lagi, nampaknya liberalisme, individualisme, sekularisme,

Materialisme, hedonisme dan kapitalisme kini telah menghegemoni dan menggerogoti

Hampir seluruh komponen pendidikan mulai dari segi konteks, input, proses, output

Dan outcome pendidikan, bahkan sampai pada sendi terdalam pendidikan kita yaitu

Kesadaran akan Tujuan Pendidikan Nasional. Jika sudah demikian, lalu langkah solutif

Apa yang dapat dilakukukan oleh Pemerintah untuk menyelamatkan masa depan

Pendidikan Indonesia?

HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

Strategi Mengatasi Permasalahan Pembelajaran pada Masa Pandemi

Pertama; Lakukan revitalisasi paradigma Pancasila sebagai paradigma Pendidikan

Nasional. Memanifestasikan nilai-nilai luhur Pancasila dalam rekonstruksi Sistem

Pendidikan Nasional. Menjadikan Pancasila sebagai paradigma atau sistem nilai yang

Mampu terejawantahkan secara utuh dalam praktik pendidikan sebab nilai-nilai luhur

Pancasila sangat relevan dengan nilai-nilai ke Islaman dan Ke Indonesiaan. Inilah solusi
Mendasar.

Kedua; Lakukan rekonstruksi sistem sosial, ekonomi, dan politik Indonesia,

Kemudian merelevansikannya dengan sistem pendidikan Nasional. Reformasi sistemik

Secara holistik di segala bidang kehidupan dan mensinergikannya dengan sistem

Pendidikan. Hal ini tentunya mempesyaratkan adanya political will yang berani dari

Pemerintah atas dasar komitmen kenegarawanan yang kuat dan bebas dari segala

Bentuk intervensi dan hegemoni asing. Ini adalah solusi sistemik

Ketiga; Lakukan tindakan teknis yang objektif, valid dan reliabel berbasis research

Mendalam, yang hasilnya adalah cara konvensional maupun kreatif inovatif untuk

Keluar dari berbagai permasalahan praktis pendidikan. Keputusan yang cepat dan

Terukur lalu dilakukan dalam bentuk aksi nyata atau tindakan konkret di lapangan

Penting diambil oleh seluruh stake holder pendidikan termasuk pemerintah demi terus

Menjaga dan meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah/kampus. Inilah solusi teknis.

SARAN DAN KESIMPULAN

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat beragam

Fenomena pembelajaran pada masa pandemi. Selain itu, juga terdapat permasalahan
pembelajaran selama masa pandemi ini. Fenomena dan permasalahan

Tersebut terjadi karena adanya dinamika pembelajaran yang timbul akibat pandemi

Sehingga membutuhkan berbagai penyesuaian agar pembelajaran tetap dapat

Dilaksanakan. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi-strategi untuk mengatasi masalah

Tersebut, yaitu revitalisasi paradigm Pancasila, rekonstruksi sistem-sistem dalam

Berbagai aspek kehidupan, serta pelaksanaan tindakan teknis yang sesuai.


DAFTAR PUSTAKA

Atsani, K. L. G. M. Z. (2020). Transformasi media pembelajaran pada masa PaPUSTAK

COVID-19. Al-Hikmah: Jurnal Studi Islam, 1(1), 82-93.

Herliandry, L. D., Nurhasanah, N., Suban, M. E., & Kuswanto, H. (2020). Pembelajaran

Pada Masa Pandemi Covid-19. JTP-Jurnal Teknologi Pendidikan, 22(1), 65-70.

Astini, N. K. S. (2020). Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran Tingkat

Sekolah Dasar pada Masa Pandemi Covid-19. Lampuhyang, 11(2), 13-25.

Anda mungkin juga menyukai