Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

MATERI PAJAK DAERAH

Disusun oleh :
11 AKUNTANSI 2

Kelompok 8

Gabriel Faneisha Hebis

Lala Ayuditia

Nalia Az Zahra

Salsha Khania Larasati

SMK NEGERI 7 KAB. TANGERANG

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang "Pajak Daerah".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika
tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.

Tangerang, 12 Februari 2023

DAFTAR ISI :
1. Kata Pengantar........................................................................................................2

2. Daftar Isi...................................................................................................................3

3. BAB I :........................................................................................................................4

 Pendahuluan......................................................................................................4

4. BAB II :.......................................................................................................................5

 Pembahasan......................................................................................................5
1. Pengertian Pajak..........................................................................................5
2. Jenis - Jenis Pajak.......................................................................................5

5. BAB III :......................................................................................................................9

 Penutup............................................................................................................. 9

BAB I

PENDAHULUAN
Pajak adalah iuran wajib kepada negara yang mana tidak mendapatkan kontra prestasi secara
langsung dan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara dalam rangka pelaksanaan tugas
negara sebagai penyelenggara negara. Jenis pajak dibedakan menjadi 2 yaitu pajak pusat yang
contohnya pajak penghasilan(Pph),pajak pertambahan nilai barang&jasa(Ppn),pajak penjualan
atas barang mewah(Ppn-BM) serta pajak bumi dan bangunan(Pbb) dan pajak daerah contohnya
seperti pajak reklame,pajak bahan bakar,pajak hiburan serta pajak kendaraan bermotor.
Pajak daerah ini menjadi bagian dari Otonomi daerah yang mana ditandai dengan pemberian
kewenangan yang besar dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengatur
rumah tangganya sendiri.
Pemberiankewenangan ini diharapkan mampu memacu pemerintah daerah untuk mewujudkan
kesejahteraan yang lebih besar bagi masyarakatnya. Pemberian kewenangan ini tidak hanyadari
sisi administrasi pemerintahan, tetapi juga dalam hal keuangan.
Melalui Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
pemerintah pusat mengalihkan beberapa pajak yang semula ditarik oleh pusat menjadi pajak
daerah. Pajak dan retribusi daerah merupakan salah satu pendapatan daerah yang tergolong
kedalam PAD (pendapatan asli daerah).Pajak adalah iuran wajib kepada negara yang mana
tidak mendapatkan kontra prestasi secara langsung dan digunakan untuk membiayai
pengeluaran negara dalam rangka pelaksanaan tugas negara sebagai penyelenggara
negara.jenis pajak dibedakan menjadi 2 yaitu pajak pusat yang contohnya pajak
penghasilan(Pph),pajak pertambahan nilai barang&jasa(Ppn),pajak penjualan atas barang
mewah(Ppn-BM) serta pajak bumi dan bangunan(Pbb) dan pajak daerah contohnya seperti
pajak reklame,pajak bahan bakar,pajak hiburan serta pajak kendaraan bermotor.

BAB II

PEMBAHASAN

Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah pengertian Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut pajak adalah kontribusi wajib
kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi/badan yang bersifat memaksa berdasarkan
undangundang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dengan demikian pajak daerah adalah iuran wajib pajak kepada daerah untuk membiayai
pembangunan daerah. Pajak Daerah ditetapkan dengan undang-undang yang pelaksanaannya
untuk di daerah diatur lebih lanjut dengan peraturan daerah. Pemerintah daerah dilarang
melakukan pungutan selain pajak yang telah ditetapkan undang-undang (Pasal 2 Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009).

2. Jenis-Jenis Pajak Daerah

Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah terdapat 5 (lima) jenis pajak provinsi dan 11 (sebelas) jenis pajak
kabupaten/kota yaitu=

Jenis Pajak Yang dikelola Oleh Provinsi :

1.Pajak Kendaraan Bermotor (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).

2.Bea Balik Nama Kendaraan Bermoto(Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).


3.Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
4.Pajak Air Permukaan(Pasal 24 Undang-Undang nomor 28 Tahun 2009).

5.Pajak Rokok(Pasal 29 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009)

Pajak yang Dikelola Kabupaten/Kota :


1) Pajak Hotel
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan retribusi Daerah,
Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. Hotel adalah fasilitas
penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut
bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata,
pesanggrahan,rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih
dari 10 (sepuluh). Tarif Pajak Hotel ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (Pasal 35 Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009).
2) Pajak Restoran
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. Restoran adalah
fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga
rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering. Tarif
Pajak Restoran ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (Pasal 40 UndangUndang Nomor 28 Tahun
2009).
3) Pajak Hiburan
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah, Pajak
Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan. Hiburan adalah semua jenis tontonan,
pertunjukan, permainan, dan/atau keramaian yang dinikmati dengan dipungut bayaran. Tarif
Pajak Hiburan ditetapkan paling tinggi sebesar 35% (tiga puluh lima persen). Khusus untuk
hiburan berupa pagelaran busana, kontes kecantikan, diskotik, karaoke, klab malam, permainan
ketangkasan, panti pijat, dan mandi uap/spa, tarif Pajak Hiburan dapat ditetapkan paling tinggi
sebesar 75% (tujuh puluh lima persen). Khusus hiburan kesenian rakyat/tradisional dikenakan
tarif Pajak Hiburan ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (Pasal 45 Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009).
4) Pajak Reklame

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame adalah benda, alat,
perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial
memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum
terhadap barang, jasa, orang, atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan,
dan/atau dinikmati oleh umum. Tarif Pajak Reklame ditetapkan paling tinggi sebesar 25% (Pasal
50 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
5) Pajak Penerangan Jalan

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, baik yang dihasilkan
sendiri maupun diperoleh dari sumber lain. Tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling
tinggi sebesar 10% (sepuluh persen). Penggunaan tenaga listrik dari sumber lain oleh industri,
pertambangan minyak bumi dan gas alam, tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi
sebesar 3% (tiga persen). Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri, tarif Pajak
Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar 1,5% (Pasal 55 Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009).
6) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah pajak atas kegiatan pengambilan mineral bukan
logam dan batuan, baik dari sumber alam di dalam dan/atau permukaan bumi untuk
dimanfaatkan. Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah mineral bukan logam dan batuan
sebagaimana dimaksud di dalam peraturan perundang-undangan di bidang mineral dan
batubara. Tarif Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan ditetapkan paling tinggi sebesar 25%
(Pasal 60 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
7) Pajak Parkir
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik yang
disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha,
termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor.Parkir adalah keadaan tidak
bergeraksuatu kendaraan yang tidak bersifat sementara. Tarif Pajak Parkir ditetapkan paling
tinggi sebesar 30% (Pasal 65 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
8) Pajak Air Tanah

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
Pajak Air Tanah adalah pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah. Air Tanah
adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah. Tarif
Pajak Air Tanah ditetapkan paling tinggi sebesar 20% (Pasal 70 Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009).
9)Pajak Sarang Burung Walet
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
Pajak Sarang Burung Walet adalah pajak atas kegiatan pengambilan dan/atau pengusahaan
sarang burung walet. Burung walet adalah satwa yang termasuk marga collocalia, yaitu
collocalia fuchliap haga, collocalia maxina, collocalia esculanta,dan collocalia linchi. Tarif Pajak
Sarang Burung Walet ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (Pasal 75 UndangUndang Nomor 28
Tahun 2009).
10) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan
yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan
yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

Bumi adalah permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut wilayah
kabupaten/kota. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secaratetap
pada tanah dan/atau perairan pedalaman dan/atau laut. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan paling tinggi sebesar 0,3% (Pasal 80 Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009).
11) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah pajak atas perolehan hak atas tanah
dan/atau bangunan. Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan adalah perbuatan atau
peristiwa hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah dan/atau bangunan oleh
orang pribadi atau Badan. Tarif Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan ditetapkan paling
tinggi sebesar 5% (Pasal 88 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).

BAB III
PENUTUP

Demikianlah makalah yang telah kami buat. Semoga kita dapat lebih memahami bentuk bentuk
pajak yang ada dalam negara kita. Khususnya pajak daerah, yang mana penerimaannya dibuat
untuk kelangsungan ekonomi dan pendapatan negara kita dan penggunaannya nantinya akan
kembali kepada kesejahteraan seluruh elemen masyarakat Indonesia

Daftar Pustaka

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah

Anda mungkin juga menyukai