Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KELOMPOK II
PERPAJAKAN
“Pajak Daerah”

Disusun Oleh kelompok 2 :


Nama :

1. Ni putu Armey Anita 196601338


2. Shalni nurul izha 196601277
3. Waode Anggun 196601343
4. Izzatul Millah. A 196601316
5. Devi Maharani Putri 196601127
6. Audry cecilia valentin. Y 196601144
7. Annisa mansyur. S 196601035

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM ENAM KENDARI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

KENDARI

2022

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat,
petunjuk dan kehendak-Nya jualah sehinggah penulis masih diberi kesempatan untuk dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini. Tidak lupa pula penulis panjatkan salawat dan tazlim
atas junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang merupakan teladan bagi kita semua.
Pada penyusunan makalah ini penulis mencoba mengambil judul “Pajak Daerah”.
Dimana selama dalam proses penelitiaan hingga penyusunan makalah ini,
Penulis menyadari bahwa tidak ada suatu yang sempurna, begitupun kiranya dalam
penulisan laporan makalah ini dimana penulis menyadari penulis sebagai manusia biasa yang
tak pernah luput dari kekhilafan. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima saran dan
kritik yang bersifat konstruktif untuk perbaikan pada masa yang akan datang.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan makalah ini dapat menjadi suatu yang
bermanfaat bagi para pembaca.
Aamiin….

Kendari, 12 Juni 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang..........................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2

2.1. Pengertin pajak daerah.............................................................................................2

2.2. Jenis-Jenis Pajak Daerah..........................................................................................2

2.3. Ciri-Ciri Pajak Daerah.............................................................................................7

BAB III PENUTUP..................................................................................................................8

3.1 Kesimpulan................................................................................................................8

ii
3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pajak adalah iuran wajib kepada negara yang mana tidak mendapatkan kontra
prestasi secara langsung dan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara dalam
rangka pelaksanaan tugas negara sebagai penyelenggara negara.jenis pajak dibedakan
menjadi 2 yaitu pajak pusat yang contohnya pajak penghasilan(Pph),pajak pertambahan
nilai barang&jasa(Ppn),pajak penjualan atas barang mewah(Ppn-BM) serta pajak bumi
dan bangunan(Pbb) dan pajak daerah contohnya seperti pajak reklame,pajak bahan
bakar,pajak hiburan serta pajak kendaraan bermotor..
Dalam makalah ini saya mengangkat tema Pajak daerah.Pajak daerah ini menjadi
bagian dari Otonomi daerah yang mana ditandai dengan pemberian kewenangan yang
besar dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengatur rumah
tangganya sendiri. Pemberiankewenangan ini diharapkan mampu memacu pemerintah
daerah untuk mewujudkan kesejahteraan yang lebih besar bagi masyarakatnya.
Pemberian kewenangan ini tidak hanyadari sisi administrasi pemerintahan, tetapi juga
dalam hal keuangan. Melalui Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, pemerintah pusat mengalihkan beberapa pajak yang
semula ditarik oleh pusat menjadi pajak daerah. Pajak dan retribusi daerah merupakan
salah satu pendapatan daerah yang tergolong kedalam PAD (pendapatan asli daerah).

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pajak daerah?
2. Apa saja jenis-jenis pajak daerah?
3. Bagaimana ciri-ciri pajak daerah?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertin pajak daerah


Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah pengertian Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut pajak adalah
kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi/badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undangundang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.
Dengan demikian pajak daerah adalah iuran wajib pajak kepada daerah untuk
membiayai pembangunan daerah. Pajak Daerah ditetapkan dengan undang-undang yang
pelaksanaannya untuk di daerah diatur lebih lanjut dengan peraturan daerah. Pemerintah
daerah dilarang melakukan pungutan selain pajak yang telah ditetapkan undang-undang
(Pasal 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).

2.2. Jenis-Jenis Pajak Daerah


Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, terdapat 5 (lima) jenis pajak provinsi dan 11 (sebelas) jenis pajak
kabupaten/kota yaitu :
a. Jenis Pajak Yang dikelola Oleh Provinsi
1) Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
Pajak Kendaraan Bermotor merupakan pajak terhadap seluruh kendaraan
beroda yang digunakan di semua jenis jalan baik darat maupun air. Pajak ini
dibayar di muka dan dikenakan kembali untuk masa 12 bulan atau 1 tahun.
Tarif yang yang dikenakan untuk kendaraan bermotor beragam, berikut ini
rinciannya:
 Bagi kepemilikan kendaraan motor pertama sebesar 2%, kemudian untuk
kendaraan bermotor kedua sebesar 2,5% dan akan meningkat untuk
kepemilikan setiap kendaraan bermotor seterusnya sebesar 0,5%.
 Bagi kepemilikan kendaraan bermotor oleh badan, tarif pajaknya sebesar
2%.
 Bagi kepemilikan kendaraan bermotor oleh pemerintah pusat dan daerah
sebesar 0,50%.
 Bagi kepemilikan kendaraan bermotor alat berat sebesar 0,20%.

2) Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)


Menurut Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2010 tentang Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBNKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah
pajak atas penyerahan hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian
dua pihak atau pembuatan sepihak atau keadaan terjadi karena jual beli, tukar
menukar, hibah, warisan, atau pemasukan ke dalam badan usaha. Berikut ini
rinciannya:
a) Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ditetapkan masing-masing
sebagai berikut:
 Penyerahan pertama sebesar 10%.
 Penyerahan kedua dan seterusnya sebesar 1%.
b) Khusus kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar yang tidak
menggunakan jalan umum, tarif pajak ditetapkan masing-masing sebagai
berikut:
 Penyerahan pertama sebesar 0,75%.
 Penyerahan kedua dan seterusnya sebesar 0,075%.
3) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB)
Bahan bakar kendaraan bermotor yang dimaksud adalah semua jenis bahan
bakar baik yang cair maupun gas yang digunakan untuk kendaraan bermotor.
Pajak PBB-KB ini dipungut atas bahan bakar kendaraan bermotor yang
disediakan atau dianggap berguna untuk kendaraan bermotor, termasuk bahan
bakar yang digunakan untuk kendaraan yang beroperasi di atas air.
Pajak PBB-KB diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2010
tentang Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
Tarif PBB-KB:
a) Tarif Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor titetapkan sebesar 5%
b) Tarif Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebagaimana yang dimaksud
pada poin sebelumnya, dapat diubah oleh Pemerintah dengan Peraturan
Presiden, dalam hal:
 Terjadi kenaikan harga minyak dunia melebihi 130% dari asumsi harga
minyak dunia yang ditetapkan dalam Undang-undang tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara tahun berjalan.
 Diperlukan stabilitas harga bahan bakar minyak untuk jangka waktu
paling lama 3 tahun sejak ditetapkannya Undang-undang Nomor 28
tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
c) Dalam hal harga minyak dunia sebagaimana dimaksud pada poin kedua huruf
a sudah kembali normal, Peraturan Presiden dicabut dalam jangka waktu
paling lama 2 bulan.
4) Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah
Pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah merupakan setiap kegiatan
pengambilan dan pemanfaatan air tanah yang dilakukan dengan cara penggalian,
pengeboran atau dengan membuat bangunan untuk dimanfaatkan airnya
dan/atau tujuan lainnya. Pajak Air Tanah didapat dengan melakukan pencatatan
terhadap alat pencatatan debit untuk mengetahui volume air yang diambil dalam
rangka pengendalian air tanah dan penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah.
Tarif Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah :
a) Dasar pengenaan pajak adalah nilai perolehan air tanah

3
b) Nilai perolehan air tanah dinyatakan dalam satuan rupiah yang dihitung
berdasarkan faktor-faktor berikut:
 Jenis sumber air.
 Lokasi/zona pengambilan sumber air.
 Tujuan pengambilan atau pemanfaatan air.
 Volume air yang diambil atau dimanfaatkan.
 Kualitas air.
 Tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pengambilan atau
pemanfaatan air.
c) Penghitungan Nilai Perolehan Air Tanah sebagaimana yang dimaksud pada
ayat (2) dengan cara mengalikan volume air yang diambil dengan harga
dasar air.
d) Penghitungan Harga Dasar Air sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3)
dengan cara mengalikan faktor nilai air dengan Harga Air Baku.
e) Nilai Perolehan Air Tanah dan Harga Air Baku sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dan ayat (4)ditetapkan dengan Peraturan Walikota
f) Tarif Pajak Air Tanah ditetapkan sebesar 20%.
g) Besaran pokok Pajak Air Tanah yang terutang dihitung dengan cara
mengalikan tarif dengan dasar pengenaan pajak.
5) Pajak Rokok
Pajak Rokok merupakan pungutan atas cukai rokok yang dipungut oleh
pemerintah pusat.
Objek pajak dari Pajak Rokok adalah jenis rokok yang meliputi sigaret,
cerutu, dan rokok daun. Konsumen rokok telah otomatis membayar pajak rokok
karena WP membayar Pajak Rokok bersamaan dengan pembelian pita cukai.
Wajib pajak yang bertanggung jawab membayar pajak adalah pengusaha pabrik
rokok/produsen dan importir rokok yang memiliki izin berupa Nomor Pokok
Pengusaha kena Cukai.
Subjek pajak dari Pajak Rokok ini adalah konsumen rokok. Tarif pajak rokok
sebesar 10% dari cukai rokok dipungut oleh instansi pemerintah yang
berwenang memungut cukai bersamaan dengan pemungutan cukai rokok.

b. Pajak yang Dikelola Kabupaten/Kota


1 Pajak Hotel
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
retribusi Daerah, Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh
hotel. Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk
jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel,
losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan
dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).
Tarif Pajak Hotel ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (Pasal 35 Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009).

4
2 Pajak Restoran
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan
oleh restoran. Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman
dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin,
warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering. Tarif Pajak Restoran
ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (Pasal 40 UndangUndang Nomor 28
Tahun 2009).

3 Pajak Hiburan
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak dan
Retribusi Daerah, Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan.
Hiburan adalah semua jenis tontonan, pertunjukan, permainan, dan/atau
keramaian yang dinikmati dengan dipungut bayaran. Tarif Pajak Hiburan
ditetapkan paling tinggi sebesar 35% (tiga puluh lima persen). Khusus untuk
hiburan berupa pagelaran busana, kontes kecantikan, diskotik, karaoke, klab
malam, permainan ketangkasan, panti pijat, dan mandi uap/spa, tarif Pajak
Hiburan dapat ditetapkan paling tinggi sebesar 75% (tujuh puluh lima persen).
Khusus hiburan kesenian rakyat/ tradisional dikenakan tarif Pajak Hiburan
ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (Pasal 45 Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009).

4 Pajak Reklame
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame.
Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak
ragamnya dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan, menganjurkan,
mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa,
orang, atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan/atau
dinikmati oleh umum. Tarif Pajak Reklame ditetapkan paling tinggi sebesar
25% (Pasal 50 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).

5 Pajak Penerangan Jalan


Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga
listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari sumber lain. Tarif
Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen).
Penggunaan tenaga listrik dari sumber lain oleh industri, pertambangan minyak
bumi dan gas alam, tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi
sebesar 3% (tiga persen). Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri,
tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar 1,5% (Pasal 55
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).

5
6 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah pajak atas
kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan batuan, baik dari sumber alam
di dalam dan/atau permukaan bumi untuk dimanfaatkan. Mineral Bukan Logam
dan Batuan adalah mineral bukan logam dan batuan sebagaimana dimaksud di
dalam peraturan perundang-undangan di bidang mineral dan batubara. Tarif
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan ditetapkan paling tinggi sebesar 25%
(Pasal 60 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).

7 Pajak Parkir
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir
di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun
yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan
kendaraan bermotor.Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang
tidak bersifat sementara. Tarif Pajak Parkir ditetapkan paling tinggi sebesar 30%
(Pasal 65 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).

8 Pajak Air Tanah


Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, Pajak Air Tanah adalah pajak atas pengambilan dan/atau
pemanfaatan air tanah.
Air Tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah. Tarif Pajak Air Tanah ditetapkan paling tinggi sebesar 20%
(Pasal 70 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).

9 Pajak Sarang Burung Walet


Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, Pajak Sarang Burung Walet adalah pajak atas kegiatan
pengambilan dan/atau pengusahaan sarang burung walet. Burung walet adalah
satwa yang termasuk marga collocalia, yaitu collocalia fuchliap haga,
collocalia maxina, collocalia esculanta,dan collocalia linchi. Tarif Pajak Sarang
Burung Walet ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (Pasal 75 UndangUndang
Nomor 28 Tahun 2009).

10 Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan


Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah
pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau
dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan
untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

6
Bumi adalah permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairan pedalaman
serta laut wilayah kabupaten/kota. Bangunan adalah konstruksi teknik yang
ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan pedalaman
dan/atau laut. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
ditetapkan paling tinggi sebesar 0,3% (Pasal 80 Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009).

11 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan


Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah pajak atas perolehan
hak atas tanah dan/atau bangunan. Perolehan Hak atas Tanah dan/atau
Bangunan adalah perbuatan atau peristiwa hukum yang mengakibatkan
diperolehnya hak atas tanah dan/atau bangunan oleh orang pribadi atau Badan.
Tarif Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan ditetapkan paling tinggi
sebesar 5% (Pasal 88 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).

2.3. Ciri-Ciri Pajak Daerah


Berikut ini ciri-ciri pajak daerah yang membedakannya dengan pajak pusat:
1. Pajak daerah bisa berasal dari pajak asli daerah atau pajak pusat yang diserahkan
ke daerah sebagai pajak daerah.
2. Pajak daerah hanya dipungut di wilayah administrasi yang dikuasainya.
3. Pajak daerah digunakan untuk membiayai urusan/pengeluaran untuk pembangunan
dan pemerintahan daerah.
4. Pajak daerah dipungut berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) dan Undang-
undang sehingga pajaknya dapat dipaksakan kepada subjek pajaknya.
Unsur-unsur yang ada dalam pajak daerah pada dasarnya sama seperti unsur pajak
lainnya yakni subjek pajak daerah, objek pajak daerah, dan tarif pajak daerah.

7
8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pajak daerah adalah iuran wajib pajak kepada daerah untuk membiayai pembangunan
daerah. Pajak Daerah ditetapkan dengan undang-undang yang pelaksanaannya untuk di
daerah diatur lebih lanjut dengan peraturan daerah. Pemerintah daerah dilarang
melakukan pungutan selain pajak yang telah ditetapkan undang-undang (Pasal 2 Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009).
Jenis-jenis pajak ada 2, yang pertama pajak yang dikelola Oleh Provinsi,
1. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air

2. Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)

3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB)

4. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah

5. Pajak rokok

Yang ke dua ada pajak yang di kelola oleh Kabupaten/Kota


1. Pajak hotel
2. Pajak Restoran
3. Pajak hiburan
4. Pajak reklame
5. Pajak penerangan jalan
6. Pajak mineral bukan logam dan batuan
7. Pajak parkir
8. Pajak air tanah
9. Pajak sarang brung walet
10. Pajak bumi dan bangunan oerdesaan dan perkotaan
11. Pajak perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan

Ciri-Ciri Pajak Daerah


Berikut ini ciri-ciri pajak daerah yang membedakannya dengan pajak pusat:
1. Pajak daerah bisa berasal dari pajak asli daerah atau pajak pusat yang diserahkan
ke daerah sebagai pajak daerah.
2. Pajak daerah hanya dipungut di wilayah administrasi yang dikuasainya.
3. Pajak daerah digunakan untuk membiayai urusan/pengeluaran untuk pembangunan
dan pemerintahan daerah.
4. Pajak daerah dipungut berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) dan Undang-
undang sehingga pajaknya dapat dipaksakan kepada subjek pajaknya.
10

Anda mungkin juga menyukai