DOSEN PENGAMPU
ALVA BERIANSYAH, S.IP., M.I.P.
OLEH :
FADILA TUL’AINI NIM. B1B121009
LUCKY ALAMSAH NIM. B1B121010
IDI SRI MULYANI NIM. B1B121018
WANDA ADELLIA NIM. B1B121032
FARAS INAYAH NIM. B1B121039
ABIN ARYA ANGGANA MAHISA NIM. B1B121040
SITI NURJANAH NIM. B1B121041
BENEDIKTUS TELAUMBANUA NIM. B1B121065
RAHMAYANA ANNAHTUN AINI NIM. B1B121102
BERLIANA SALSABILA NIM. B1B121107
Penulis
ii
Daftar Isi
Halaman Judul ................................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................................ ii
Daftar Isi ........................................................................................................................ iii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
1.3 Tujuan .............................................................................................................. 1
Bab II Pembahasan
2.1 Pajak Daerah Provinsi ..................................................................................... 2
2.2 Pendapatan Pajak Daerah Provinsi Jambi ..................................................... 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapaun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
2
mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang
bersangkutan, termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang dalam operasinya
menggunakan roda dan motor dan tidak melekat secara permanen serta kendaraan bermotor
yang dioperasikan di air.
Objek Pajak Kendaraan Bermotor
Objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan/atau penguasaan
Kendaraan Bermotor. Termasuk dalam pengertian Kendaraan Bermotor adalah kendaraan
bermotor beroda beserta gandengannya, yang dioperasikan di semua jenis jalan darat dan
kendaraan bermotor yang dioperasikan di air dengan ukuran isi kotor GT 5 (lima Gross
Tonnage) sampai dengan GT 7 (tujuh Gross Tonnage).
Dikecualikan dari pengertian Kendaraan Bermotor adalah:
o Kereta api;
o Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan pertahanan dan
keamanan negara;
o Kendaraan Bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan, konsulat, perwakilan
negara asing dengan asas timbal balik dan lembaga-lembaga internasional yang
memperoleh fasilitas pembebasan pajak dari Pemerintah; dan
o Objek pajak lainnya yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah.
Masa Pajak
Berdasarkan Pasal 8 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009,
Pajak Kendaraan Bermotor dikenakan untuk Masa Pajak 12 (dua belas) bulan berturut-turut
terhitung mulai saat pendaftaran Kendaraan Bermotor. Pajak Kendaraan Bermotor dibayar
sekaligus di muka. Untuk Pajak Kendaraan Bermotor yang karena keadaan kahar (force
majeure) Masa Pajaknya tidak sampai 12 (dua belas) bulan, dapat dilakukan restitusi atas
pajak yang sudah dibayar untuk porsi Masa Pajak yang belum dilalui. Untuk kendaraan yang
sudah terdaftar, bagian dari bulan yang melebihi 15 (lima belas) hari dihitung satu bulan
penuh. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan restitusi diatur dengan
Peraturan Gubernur.
4
Objek Pajak Balik Nama Kendaraan Bermotor
Objek BBNKB adalah kendaraan bermotor termasuk kendaraan bermotor beroda
beserta gandengannya, yang dioperasikan di semua jenis jalan darat dan kendaraan bermotor
yang dioperasikan di air dengan ukuran isi kotor GT 5 (lima gross tonnage) sampai dengan
GT 7 (tujuh gross tonnage), yang :
o diserahkan kepemilikannya, sebagai akibat dari jual beli, hibah, warisan dan
perjanjian;
o diubah bentuk, ganti fungsi dan ganti mesin; dan
o dimasukkan dari luar negeri, untuk dipakai secara tetap di Indonesia.
• Ketentuan sebagaimana dimaksud pada (untuk dikeluarkan kembali dari wilayah pabean
Indonesia), tidak berlaku apabila selama 3 (tiga) tahun berturut-turut kendaraan bermotor
dimaksud tidak dikeluarkan kembali dari wilayah pabean Indonesia.
5
o kendaraan bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan pertahanan
dan keamanan negara; dan
o kendaraan bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai Kedutaan, Konsulat,
Perwakilan Negara Asing dan Perwakilan Lembaga-lembaga Internasional yang
memperoleh fasilitas pembebasan pajak dari Pemerintah, dengan asas timbal
balik.
6
o 12,5% (dua belas koma lima persen) untuk kendaraan bermotor roda 2 (dua) dan
roda 3 (tiga) dengan kapasitas isi silinder di bawah 250 cc; dan
o 2,5% (dua koma lima persen) untuk kendaraan bermotor listrik roda 2 (dua ) dan
roda 3 (tiga).
• Tarif BBNKB hasil lelang atas kendaraan bermotor bekas pemakaian Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa,
TNI dan Polri, serta kedutaan, konsulat, perwakilan negara asing dengan asas timbal
balik dan lembaga-lembaga internasional yang memperoleh fasilitas pembebasan
pajak dari pemerintah, yang belum dikenakan BBNKB atas penyerahan pertama,
ditetapkan sebagai berikut:
o umur kendaraan 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun, sebesar 12,5% (dua belas
koma lima persen) dari NJKB;
o umur kendaraan diatas 5 (lima) tahun sampai dengan 10 (sepuluh) tahun, sebesar
12,5% (dua belas koma lima persen) dari hasil perkalian 40% (empat puluh
persen) dari NJKB;dan
7
o umur kendaraan di atas 10 (sepuluh) tahun, sebesar 12,5% (dua belas koma lima
persen) dari hasil perkalian 20% (dua puluh persen) dari NJKB.
• Tarif BBNKB hasil Lelang atas Kendaraan Bermotor bekas pemakaian Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi,Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa,
TNI dan Polri serta kedutaan, konsulat, perwakilan negara asing dengan asas timbal
balik dan lembaga-lembaga internasional yang memperoleh fasilitas pembebasan
pajak dari pemerintah, yang telah dikenakan BBNKB atas penyerahan pertama,
ditetapkan sebesar 1% (satu persen) dan 0,075 (nol koma nol tujuh puluh lima persen)
untuk Kendaraan Bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar.
• Tarif BBNKB hasil lelang barang sita/rampas Negara yang telah memiliki kekuatan
hukum tetap atas Kendaraan Bermotor milik pribadi, Badan ditetapkan sebesar 1%
(satu persen) dan 0,075 (nol koma nol tujuh puluh lima persen) untuk Kendaraan
Bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar.
• Tarif BBNKB ubah bentuk, ditetapkan sebesar 12,5% (dua belas koma lima persen)
dari selisih antara NJKB sebelum dan sesudah perubahan bentuk, dengan ketentuan
dalam hal NJKB perubahan bentuk lebih rendah dari NJKB penetapan sebelumnya,
tidak diberikan restitusi dan/atau kompensasi;
8
Masa Pendaftaran Kendaraan Baru atau Pindahan
• Kendaraan baru 30 hari terhitung dari tanggal faktur.
• Kendaraan penyerahan kedua 30 hari terhitung dari tanggal kwitansi pembelian
• Kendaraan pindahan dari luar Provinsi 30 hari terhitung dari tanggal fiscal (untuk
dalam satu Pulau)
• Dan untuk diluar Pulau sumatera 2 bulan
9
Objek Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
Objek Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor adalah bensin
(Premium/Pertamax/Premix) Solar dan Sejenisnya
10
• Pengambilan dan/atau pemanfaatan air permukaan untuk keperluan dasar rumah tangga,
pengairan pertanian dan perikanan rakyat: dan
• Pengambilan dan/atau pemanfaatan air permukaan untuk keperluan perkebunan rakyat
dan kehutanan rakyat dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.
11
• Tarif Pajak Air Permukaan ditetapkan sebesar 10 % (sepuluh persen). Besarnya Pajak Air
Permukaan yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan dasar pengenaan
pajak.
Contoh penghitungan Pajak Air Permukaan :
12
berwenang memungut cukai bersamaan dengan pemungutan cukai rokok. Selanjutnya hasil
dari Penerimaan Pajak Rokok ini disetorkan ke Kas Daerah..
13
• Alat Berat yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan, konsulat, perwakilan negara
asing dengan asas timbal balik dan lembaga internasional yang memperoleh fasilitas
pembebasan pajak dari Pemerintah; dan
• kepemilikan dan/atau penguasaan Alat Berat lainrlya yang diatur dalam Perda.
Subjek PAB
Subjek PAB adalah orang pribadi atau Badan yang memiliki dan/atau menguasai AIat
Berat. Wajib PAB adalah orang pribadi atau Badan yang memiliki dan/atau menguasai Alat
Berat.
Tarif PAB
Tarif PAB ditetapkan paling tinggi sebesar 0,2% (nol koma dua persen). Tarif PAB
ditetapkan dengan Perda. Besaran pokok PAB yang terutang dihitung dengan cara
mengalikan dasar pengenaan PAB dengan tarif PAB. PAB yang terutang dipungut di wilayah
Daerah tempat penguasaan Alat Berat. PAB untuk kepemilikan dan/atau penguasaan Alat
Berat terutang terhitung sejak Wajib Pajak diakui secara sah memiliki dan/atau menguasai
Alat Berat. PAB untuk kepemilikan dan/atau penguasaan AIat Berat dikenakan untuk setiap
jangka waktu 12 (dua belas) bulan berturut-turut. PAB untuk kepemilikan dan/atau
penguasaan Alat Berat dibayar sekaligus di muka. Dalam hal terjadi keadaan kahar yang
mengakibatkan penggunaan Alat Berat belum sampai 12 (dua belas) bulan, Wajib Pajak
dapat mengajukan restitusi atas PAB yang sudah dibayar untuk porsi jangka waktu yang
belum dilalui.
14
2.1.7 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah pajak atas kegiatan
pengambilan mineral bukan logam dan batuan, baik dari sumber alam di dalam
dan/atau permukaan bumi untuk dimanfaatkan. Mineral Bukan Logam dan Batuan
adalah mineral bukan logam dan batuan sebagaimana dimaksud di dalam peraturan
perundang-undangan di bidang mineral dan batubara.
Objek Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
Objek Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah kegiatan pengambilan
pengambilan mineral bukan logam dan batuan. Objek Pajak Mineral Bukan Logam dan
Batuan meliputi :asbes, batu tulis. batu setengah permata, batu kapur, batu apung, batu
permata, bentonit, dolomit, feldspar, garam batu (halite), grafit, granit/andesit, gips;, kalsit,
kaolin, leusit, magnesit, mika, marmer, nitrat, opsidien, oker, pasir dan kerikil, pasir kuarsa,
perlit, phospat, talk, tanah serap (fuller earth), tanah diatome, tanah liat, tawas (alum), tras,
yarosif, zeolit, basal, trakkit; dan mineral bukan logam dan batuan lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tarif Pajak
• Tarif Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan ditetapkan sebesar 25% (dua puluh
lima persen).
15
• Besaran pokok Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan dasar pengenaan
pajak.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak adalah kontribusi wajib kepada Daerah
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak daerah diatur dalam Undang-
Undang No.1 Tahun 2022 Tentang Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah. Menurut UU No. 1 Tahun 2022, pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah
provinsi terdiri atas :
a. Pajak Kendaraan Bermotor
b. Pajak Balik Nama Kendaraan Bermotor
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
d. Pajak Air Permukaan
e. Pajak Rokok
f. Pajak Alat Berat
g. Opsen Pajak Mineral Bukan Logam dan Bantuan
Pajak daerah provinsi memiliki peran sentral dalam mendukung pembangunan daerah,
otonomi daerah, dan ekonomi regional. Pengelolaan yang baik terhadap pajak-pajak tersebut
akan berdampak positif pada peningkatan kualitas hidup masyarakat di tingkat provinsi.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi kepada pembaca seputar pajak yang
dipungut oleh pemerintah provinsi. Penulis menyarankan dalam mengelola pajak daerah
provinsi, pemerintah perlu meningkatkan mekanisme pengawasan dan penegakan hukum
terhadap wajib pajak. Ini dapat mencakup penggunaan teknologi modern dalam pemantauan
pembayaran pajak serta tindakan tegas terhadap pelanggaran pajak. Kemudian
mengalokasikan pajak untuk anggaran yang tepat seperti sektor-sektor yang mendesak,
misalnya pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan program-program pemberdayaan ekonomi
masyarakat.
17
Daftar Pustaka
Jurnal :
Asteria, B. (2015). Analisis pengaruh penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah terhadap
pendapatan asli daerah kabupaten/Kota Di jawa tengah. Jurnal Riset Manajemen
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Program Magister Manajemen, 2(1), 51-
61.
Maznawaty, E. S., Ilat, V., & Elim, I. (2015). Analisis Penerimaan Pajak Daerah Dalam
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Provinsi Maluku Utara. Jurnal EMBA: Jurnal
Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 3(3).
Pamuji, K. (2014). Kebijakan Pengelolaan Pajak Daerah dalam Kerangka Penyelenggaraan
Otonomi Daerah (Analisa terhadap Implementasi Wewenang Pengelolaan Pajak Daerah
oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah). Jurnal Dinamika Hukum, 14(3), 430-
444.
Undang Undang :
Undang Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Undang Undang No. 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah
Website :
https://jambiprov.go.id/profil-lkpj-provinsi.html
https://jambiprov.go.id/files/LKPJ-2020%20Full.pdf
18