Disusun Oleh :
Hanin Salsabila 041611333095
Hemas Suryaningrum 041611333124
Iftitah Imania 041611333126
Darin Farah Nabilah 041611333128
Kelas Perpajakan I : M
Dosen Pembimbing : Dr. H. Heru Tjaraka, SE., M.Si., BKP, Ak, CA.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat,
rahmat dan hidayah-Nya, maka makalah yang berjudul Analisis Potensi Pajak
Penerangan Jalan Terhadap Realisasi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan
di Kabupaten Sidoarjo ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga
tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini penulis ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perpajakan I.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari akan kemampuan diri penulis
yang kiranya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran
sangat penulis harapkan.
Penulis berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, serta
dapat menambah wawasan serta informasi tentang pengetahuan, terutama dalam
hal perpajakan.
Akhirnya, semoga Allah meridhai usaha penulis dalam penyusunan makalah
ini, sebagai wujud pengembangan pengetahuan pendidikan dan semoga dicatat
sebagai amal sholeh. Amiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................
Daftar Isi ..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pajak .............................................................................................
2.2 Sistem Pemungutan Pajak ..............................................................................
2.3 Sumber Pendapatan Daerah...........................................................................
2.4 Pajak Penerangan Jalan..................................................................................
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Potensi Pajak Penerangan Jalan Kabupaten Sidoarjo ....................................
3.2 Perbandingan antara Potensi Pajak Penerangan Jalan dan
Realisasi Pajak Penerimaan Jalan yang ada di Kabupaten Sidoarjo............
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan ....................................................................................................
4.2 Saran ...............................................................................................................
Lampiran
Tabel 1..........................................................................................................
Tabel 2..........................................................................................................
Daftar Pustaka........................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
dan kendaraan di atas air, pajak bahan bakar kendaraan bermotor dan
pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan.
Pajak kabupaten atau kota terdiri dari pajak hotel, pajak restoran, pajak
hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak pengambilan dan
pengolahan bahan galian golongan C dan pajak parkir.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 pemerintah
daerah diperkenankan untuk melakukan pemungutan pajak daerah. Salah
satu jenis pajak daerah yang diperkenankan untuk dilakukan
pemungutannya oleh pemerintah kabupaten atau kota adalah Pajak
Penerangan Jalan (PJJ). Pengembangan sarana dan prasarana penerangan
jalan memiliki peran penting, tidak hanya untuk dapat meningkatkan
penerimaan akan tetapi berguna untuk keamanan, keindahan dan
meningkatkan produktivitas di suatu daerah.
Salah satunya daerah Kabupaten Sidoarjo. Setiap tahunnya target
penerimaan pajak penerangan jalan selalu ditingkatkan oleh pemerintah
Kota Sidoarjo. Akan tetapi seberapa besar pajak penerangan jalan dapat
mempengaruhi potensi penerimaan dan bagaimana efektivitas pajak
penerangan jalan di Kabupaten Sidoarjo. Permasalahan tersebut akan kami
bahas dalam makalah ini.
5
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah
ini antara lain sebagi berikut :
1. Mengetahui besar potensi pajak penerimaan jalan yang dimiliki oleh
Kabupaten Sidoarjo untuk mensejahterakan masyarakat daerah
Sidoarjo.
2. Mengetahui berapa besar perbandingan antara potensi pajak
penerangan jalan dan realisasi pajak penerimaan jalan yang ada di
Kabupaten Sidoarjo.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
7
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh dari
sumber-sumber pendapatan daerah dan dikelola sendiri oleh
pemerintah daerah. Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
Pasal (6), pendapatan asli daerah (PAD) bersumber dari: 1. Pajak
Daerah; 2. Retribusi Daerah; 3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan; dan 4. Lain-lain PAD yang sah.
2. Dana Perimbangan
Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Pasal (1)
menyebutkan bahwa dana perimbangan adalah dana yang bersumber
dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Pasal (10), dana
perimbangan teridiri atas : 1. Dana Bagi Hasil; 2. Dana Alokasi
Umum; dan 3. Dana Alokasi Khusus.
3. Lain-lain Pendapatan
Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Pasal (43),
lain-lain pendapatan terdiri atas pendapatan hibah dan pendapatan
darurat.
8
akan digunakan untuk membiayai penerangan jalan pada jalan umum
meliputi pemeliharaan dan perbaikan lampu jalan. Pajak Penerangan Jalan
ditarik bersamaan dengan pembayaran rekening listrik baik rumah tangga
maupun industri.
Pemungutan pajak penerangan jalan dilakukan dengan cara
withholding system dengan PT. PLN sebagai wajib pungut. Menurut
Ismartani (2003) sistem seperti ini memudahkan dalam hal
pelaksanaannya, karena tagihan atas pembebanan rekening listrik di
dalamnya termasuk pembebanan pungutan pajak penerangan jalan. Hal ini
membuat pajak penerangan jalan cocok ditetapkan sebagai pajak daerah.
2.4.1 Dasar Hukum Pajak Penerangan Jalan
Dasar hukum pemungutan pajak penerangan jalan di
Kabupaten Sidoarjo adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak
Daerah.
3. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 10 Tahun 2011
tentang Pajak Penerangan Jalan.
2.4.2 Objek, Subjek, dan Wajib Pajak Penerangan Jalan
a. Objek Pajak Penerangan Jalan
Menurut Perda Kabupaten Sidoarjo Nomor 10 Tahun 2011
Pasal 3 ayat (1) adalah penggunaan tenaga listrik, baik yang
dihasilkan sendiri maupun yang diperoleh dari sumber lain.
Penggunaan tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) adalah listrik dihasilkan sendiri dengan meliputi seluruh
pembangkit listrik.
Sedangkan berdasarkan Perda Kabupaten Sidoarjo Nomor
10 Tahun 2011 Pasal 3 ayat (3), Pengecualian dari objek
Pajak Penerangan Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah: a. penggunaan tenaga listrik oleh instansi Pemerintah
9
Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah; b.
penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri dengan
kapasitas tertentu yang tidak memerlukan izin dari instansi
teknis terkait, dengan berdasarkan pada ketentuan peraturan
perundang undangan; c. penggunaan tenaga listrik untuk
keperluan tempat ibadah.
b. Subjek Pajak Penerangan Jalan
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 10
Tahun 2011 Pasal 4 yang menjadi subjek pajak penerangan
jalan adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan
tenaga listrik.
c. Wajib Pajak Penerangan Jalan
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 10
Tahun 2011 Pasal 5 menyebutkan bahwa wajib pajak
penerangan jalan adalah orang pribadi atau badan yang
menjadi pelanggan listrik dan/atau pengguna tenaga listrik.
Dalam hal tenaga listrik disediakan oleh sumber lain, maka
Wajib Pajak penerangan jalan adalah penyedia tenaga listrik.
2.4.3 Dasar Pengenaan, Tarif, Tata Cara Perhitungan Pajak Penerangan
Jalan
a. Dasar Pengenaan
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 10
Tahun 2011 Pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa dasar
pengenaan pajak penerangan jalan adalah Nilai Jual Tenaga
Listrik (NJTL). Ayat (2) telah menjelaskan bahwa Nilai Jual
Tenaga Listrik sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
telah ditetapkan sebagai berikut :
1. Dalam hal tenaga listrik berasal dari sumber lain dengan
pembayaran, Nilai Jual Tenaga Listrik adalah besarnya
jumlah tagihan biaya beban/tetap ditambah dengan biaya
10
pemakaian kWh/variabel yang ditagihkan dalam rekening
listrik.
2. Dalam hal tenaga listrik dihasilkan sendiri, Nilai Jual
Tenaga Listrik dihitung berdasarkan kapasitas tersedia,
tingkat penggunaan listrik, jangka waktu pemakaian
listrik, dan harga satuan listrik yang berlaku di wilayah
Sidoarjo.
Sedangkan pada ayat (3) menyebutkan bahwa harga
satuan listrik yang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
(b) telah ditetapkan oleh Bupati. Harga satuan listrik pada ayat
(3) tertulis bahwa setinggi-tingginya sama dengan Tarif Dasar
Listrik yang ditetapkan oleh sumber lain sebagai penyedia
listrik.
b. Tarif Pajak
Ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo
Nomor 10 tahun 2011 Pasal (7) adalah sebesar 9%.
Sedangkan yang dikecualikan dari penetapan tarif 9% yaitu:
(a) penggunaan tenaga listrik dari sumber lain oleh industri,
pertambangan minyak bumi dan gas alam; (b) penggunaan
tenaga listrik yang dihasilkan sendiri. Tarif telah ditetapkan
sebesar 3% untuk penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan
dari sumber lain. Sedangkan untuk penggunaan tenaga listrik
yang dihasilkan sendiri telah ditetapkan 1,5%.
c. Tata Cara Perhitungan
Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 10 Tahun 2011
Pasal 8 menyebutkan bahwa besaran pokok Pajak Penerangan
Jalan yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif
sebagaimana dimaksud dalam pasal (7) dengan dasar
pengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal (6).
11
2.4.4 Potensi Pajak Penerangan Jalan
Menurut Hamrolie (2003) potensi Pajak Penerangan Jalan
diperoleh dengan cara mengalikan basis pajak (Tax Base) Pajak
Penerangan Jalan dengan tarif pajak yang berlaku. Basis pajak
(Tax Base) merupakan hasil perhitungan biaya tarif beban dengan
biaya pemakaian listrik (KWH).
Untuk mendapatkan hasil biaya tarif beban dengan cara
mengalikan persentase Pajak Penerangan Jalan berdasarkan
golongan pelanggan PLN (Golongan Rumah Tangga, Bisnis dan
Industri), jumlah pelanggan PLN dengan rata-rata tarif dasar
listrik dari masingmasing golongan pelanggan PLN.
Sedangkan untuk mendapatkan hasil biaya pemakaian
listrik (KWH) dengan cara mengalikan persentase pajak
penerangan jalan berdasarkan golongan pelanggan PLN
(Golongan Rumah Tangga, Bisnis dan Industri), jumlah
pemakaian listrik (KWH) dengan rata-rata tarif dasar listrik dari
masing-masing golongan pelanggan PLN.
12
BAB III
PEMBAHASAN
13
kedudukan terakhir terdapat golongan pelanggan Bisnis sebesar Rp
4.455.855.708,75.
14