Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PAJAK DAERAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Administrasi Perpajakan

Dosen Pengampu : Bpk. DR. NURSAHIDIN. S.Sos,. M.Si

Disusun Oleh :

Nama : Siti Fatimah

Kelas : 2 AN F

NPM : 119090034

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG DJATI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan hidayah
nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Terima kasih penyusun ucapkan kepada dosen mata kuliah Administrasi Perpajakan
yang telah memberikan tugas. Terimakasih juga terhadap pihak yang ikut membantu dalam
pembuatan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini sangat bermanfaat bagi para pembaca, namun
terlepas dari itu kami memahami bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna sehingga kritik
dan saran dari pembaca sangat bermanfaat dalam pembuatan makalah selanjutnya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Pajak..........................................................................................................................................3
a. Pengertian Pajak....................................................................................................................3
b. Pengertian Pajak Daerah........................................................................................................4
B. Jenis-Jenis Pajak........................................................................................................................5
a. Jenis-jenis Pajak....................................................................................................................5
b. Jenis-Jenis Pajak Daerah........................................................................................................6
C. Fungsi Pajak..............................................................................................................................9
BAB III
PENUTUP...........................................................................................................................................11
A. Kesimpulan..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pajak merupakan element penting dalam pembangunan suatu negara. Tanpa
pajak, sebagaian besar kegiatan negara sulit untuk dapat dilaksanankan (Diana Sari,
2013:40). Selanjutnya Diana Sari menyatakan, sebagai sumber pendapatan negara,
penggunaan uang pajak meliputi mulai dari membiayai pengeluaran-pengeluaran
negara sampai dengan membiayai berbagai proyek pembangunan. Pembangunan
sarana umum seperti jalan, jembatan, sekolah, kantor polisi, rumah sakit atau
puskesmas dibiayai dengan menggunakan uang yang berasal dari pajak. Setiap warga
negara mulai saat dilahirkan sampai dengan meninggal dunia, menikmati fasilitas atau
pelayanan dari pemerintah yang semuanya dibiayai dengan uang yang berasal dari
pajak . Pajak juga digunakan untuk mensubsidi barang-barang yang sangat
dibutuhkan masyarakat dan juga membayar utang negara ke luar negeri. Pajak juga
digunakan untuk membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) baik dalam
hal pembinaan maupun dalam permodalan. Dengan demikian jelas bahwa peranan
penerimaan pajak bagi suatu negara menjadi sangat dominan dalam menunjang
jalannya roda pemerintahan dan pembiayaan pembangunan.
Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber pendapatan daerah yang berasal
dari aktivitas pengelolaan potensi asli daerah baik dari pungutan pajak daerah,
retribusi daerah dan pengelolaan kekayaan daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Salah satu penerimaan pemerintah daerah yang
utama dan sangat penting berasal dari pajak daerah. Menurut ketentuan umum
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah,
pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah,bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak yang berlaku di Indonesia dapat
dibedakan menjadi Pajak Pusat dan Pajak Daerah, dimana Pajak Pusat adalah pajak
yang dikelola oleh Pemerintah Pusat yang dalam hal ini sebagian dikelola oleh
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dibawah Kementerian Keuangan, sementara Pajak
Daerah adalah pajak yang dikelola oleh Pemerintah Daerah baik di tingkat Propinsi

1
maupun Kabupaten/Kota. Salah satu objek Pajak Daerah yang dikelola oleh Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Badung adalah Pajak Parkir yang dikenakan atas
penyelenggaraan tempat parkir diluar badan jalan oleh orang pribadi atau badan yang
didasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 14 Tahun 2011 tentang
Pajak Parkir.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pajak ?
2. Apa saja jenis-jenis dari pajak dan pajak daerah ?
3. Jelaskan Fungsi Pajak!
C. Tujuan
Agar pembaca dapat mengetahui apa itu pajak, jenis-jenis, serta fungsi dari pajak itu
sendiri.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pajak
a. Pengertian Pajak
Pajak adalah kontribusi wajib rakyat kepada kas negara. Definisi pajak
menurut beberapa ahli adalah :
1) Menurut Soemitro (Mardiasmo, 2011:1), pajak adalah iuran rakyat kepada kas
negara (peralihan kekayaan dari sektor partikulir ke sektor pemerintah) berdasarkan
Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal
(kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk
membiayai pengeluaran umum.
2) Menurut Smeets dalam buku Diana Sari (2013:34), pajak adalah prestasi-prestasi
kepada pemerintah yang terutang melalui normanorma umum yang ditetapkannya dan
dapat juga dipaksakan tanpa adanya berbagai kontraprestasi terhadapnya, yang dapat
ditunjukkan dalam hal-hal khusus (individual), dimaksudkan untuk menutup
pengeluaran-pengeluaran Negara.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan tentang ciri-ciri yang
terdapat pada pengertian pajak antara lain sebagai berikut :
a. Adanya iuran masyarakat kepada Negara, yang berarti bahwa pajak hanya boleh
dipungut oleh Negara (pemerintah pusat dan daerah).
b. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang dan pemungutan pajak dapat
dipaksakan.
c. Tidak mendapatkan jasa timbal balik (kontraprestasi perseorangan) yang dapat
ditunjukkan secara langsung.
d. Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah.

Dari definisi tentang pajak tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak adalah iuran
masyarakat kepada Negara yang dipungut berdasarkan undangundang dan dapat
dipaksakan dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik secara langsung dan
diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah.

3
b. Pengertian Pajak Daerah

Menurut Mardiasmo (2011:12) Pajak Daerah adalah kesatuan masyarakat


hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia.Menurut Mardiasmo (2011:12) Pajak Daerah adalah
kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi
sebesarbesarnya kemakmuran rakyat.

Pajak daerah ini menjadi bagian dari Otonomi daerah yang mana ditandai
dengan pemberian kewenangan yang besar dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Pemberian
kewenangan ini diharapkan mampu memacu pemerintah daerah untuk
mewujudkan kesejahteraan yang lebih besar bagi masyarakatnya. Pemberian
kewenangan ini tidak hanyadari sisi administrasi pemerintahan, tetapi juga dalam
hal keuangan. Melalui Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, pemerintah pusat mengalihkan beberapa pajak yang
semula ditarik oleh pusat menjadi pajak daerah. Pajak dan retribusi daerah
merupakan salah satu pendapatan daerah yang tergolong kedalam PAD
(pendapatan asli daerah).

Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak


Daerah dan Retribusi Daerah pengertian Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut
pajak adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang
pribadi/badan yang bersifat memaksa berdasarkan undangundang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dengan demikian pajak daerah adalah iuran wajib pajak kepada daerah untuk
membiayai pembangunan daerah. Pajak Daerah ditetapkan dengan undang-undang
yang pelaksanaannya untuk di daerah diatur lebih lanjut dengan peraturan daerah.
Pemerintah daerah dilarang melakukan pungutan selain pajak yang telah
ditetapkan undang-undang (Pasal 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).

4
B. Jenis-Jenis Pajak
a. Jenis-jenis Pajak

Pajak dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu menurut sifatnya,


menurut pembebanannya dan menurut kewenangannya (Diana Sari, 2013:43).

1) Menurut sifatnya

a. Pajak Subyektif, yaitu pajak yang erat kaitannya dengan subyek pajak dan
besarannya dipengaruhi oleh keadaan wajib pajak. Contoh : Pajak Penghasilan.

b. Pajak Obyektif, yaitu pajak yang erat hubungannya dengan obyek pajak, yang
selain dari pada benda dapat pula beruapa keadaan, perbuatan atau peristiwa yang
menyebabkan timbulnya kewajiban membayar. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai.

2) Menurut pembebanannya

a. Pajak Langsung, yaitu pajak yang langsung dibayar atau dipikul oleh wajib
pajak yang bersangkutan dan pajak ini langsung dipungut pemerintah dari wajib
pajak. Contoh : Pajak Penghasilan.

b. Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang dipungut kalau ada suatu peristiwa
atau perbuatan tertentu dan pembayar pajak dapat melimpahkan beban pajaknya
kepada pihak lain. Contoh : PPN dan PPnBm, Bea Materai.

3) Menurut kewenangannya

a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang wewenang pemungutannya atau dikelola oleh
Pemerintah Pusat dan hasilnya dipergunakan untuk membiayai pengeluaran rutin
negara dan pembangunan (APBN). Contoh : PPh, Bea Materai, PPN dan PPnBM.

b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang wewenang pemungutannya atau dikelola oleh
Pemerintah Daerah baik Pemerintah Propinsi maupun Pemerintah
Kabupaten/Kota dan hasilnya dipergunakan untuk membiayai pengeluaran rutin
dan pembangunan daerah (APBD). Contoh : Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak
Parkir.

5
b. Jenis-Jenis Pajak Daerah

Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak


Daerah dan Retribusi Daerah terdapat 5 (lima) jenis pajak provinsi dan 11
(sebelas) jenis pajak kabupaten/kota yaitu=

Jenis Pajak Yang dikelola Oleh Provinsi :


1. Pajak Kendaraan Bermotor (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009).
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermoto(Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009).
3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (Pasal 1 Undang-Undang Nomor
28 Tahun
2009).
4. Pajak Air Permukaan(Pasal 24 Undang-Undang nomor 28 Tahun 2009).
5. Pajak Rokok(Pasal 29 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009)

Pajak yang Dikelola Kabupaten/Kota :


1) Pajak Hotel
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
retribusi Daerah, Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan
oleh hotel. Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan
termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga
motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah
penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari
10 (sepuluh). Tarif Pajak Hotel ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (Pasal 35
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).

2) Pajak Restoran
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan
oleh restoran. Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman
dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria,
kantin, warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering. Tarif Pajak

6
Restoran ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (Pasal 40 Undang- Undang
Nomor 28 Tahun 2009).

3) Pajak Hiburan
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak dan Retribusi
Daerah, Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan. Hiburan
adalah semua jenis tontonan, pertunjukan, permainan, dan/atau keramaian
yang dinikmati dengan dipungut bayaran. Tarif Pajak Hiburan ditetapkan
paling tinggi sebesar 35% (tiga puluh lima persen). Khusus untuk hiburan
berupa pagelaran busana, kontes kecantikan, diskotik, karaoke, Club malam,
permainan ketangkasan, panti pijat, dan mandi uap/spa, tarif Pajak Hiburan
dapat ditetapkan paling tinggi sebesar 75% (tujuh puluh lima persen). Khusus
hiburan kesenian rakyat/ tradisional dikenakan tarif Pajak Hiburan ditetapkan
paling tinggi sebesar 10% (Pasal 45 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).

4) Pajak Reklame
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame.
Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak
ragamnya dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan, menganjurkan,
mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa,
orang, atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan/atau
dinikmati oleh umum. Tarif Pajak Reklame ditetapkan paling tinggi sebesar
25% (Pasal 50 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).

5) Pajak Penerangan Jalan


Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan
tenaga listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari sumber lain.
Tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh
persen). Penggunaan tenaga listrik dari sumber lain oleh industri,
pertambangan minyak bumi dan gas alam, tarif Pajak Penerangan Jalan
ditetapkan paling tinggi sebesar 3% (tiga persen). Penggunaan tenaga listrik

7
yang dihasilkan sendiri, tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi
sebesar 1,5% (Pasal 55 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).

6) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan


Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah pajak atas
kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan batuan, baik dari sumber alam
di dalam dan/atau permukaan bumi untuk dimanfaatkan. Mineral Bukan
Logam dan Batuan adalah mineral bukan logam dan batuan sebagaimana
dimaksud di dalam peraturan perundang-undangan di bidang mineral dan
batubara. Tarif Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan ditetapkan paling
tinggi sebesar 25% (Pasal 60 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).

7) Pajak Parkir
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat
parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha
maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat
penitipan kendaraan bermotor.Parkir adalah keadaan tidak bergerak
suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara. Tarif Pajak Parkir ditetapkan
paling tinggi sebesar 30% (Pasal 65 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).

8) Pajak Air Tanah


Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, Pajak Air Tanah adalah pajak atas pengambilan dan/atau
pemanfaatan air tanah. Air Tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah
atau batuan di bawah permukaan tanah. Tarif Pajak Air Tanah ditetapkan
paling tinggi sebesar 20% (Pasal 70 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).

9) Pajak Sarang Burung Walet


Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, Pajak Sarang Burung Walet adalah pajak atas kegiatan
pengambilan dan/atau pengusahaan sarang burung walet. Burung walet adalah
satwa yang termasuk marga collocalia, yaitu collocalia fuchliap haga,

8
collocalia maxina, collocalia esculanta,dan collocalia linchi. Tarif Pajak
Sarang Burung Walet ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (Pasal 75 Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009).

10) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan


Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah
pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau
dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan
untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. Bumi
adalah permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut
wilayah kabupaten/kota. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam
atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan pedalaman dan/atau
laut. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan
paling tinggi sebesar 0,3% (Pasal 80 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).

11) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan


Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah pajak atas perolehan hak
atas tanah dan/atau bangunan. Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan
adalah perbuatan atau peristiwa hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak
atas tanah dan/atau bangunan oleh orang pribadi atau Badan. Tarif Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan ditetapkan paling tinggi sebesar 5%
(Pasal 88 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009)

C. Fungsi Pajak
Fungsi pajak adalah sebagai berikut :
1) Fungsi Penerimaan (Budgeter)
Pajak berfungsi sebagai alat (sumber) untuk memasukkan uang sebanyak-banyaknya
dalam Kas Negara dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran negara yaitu
pengeluaran rutin dan pembangunan. Sebagai sumber pendapatan negara, pajak
berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara.

9
2) Fungsi Mengatur (Reguler)
Pajak berfungsi sebagai alat pengatur untuk mencapai tujuan tertentu di bidang
keuangan dengan memberikan keringanan-keringanan atau sebaliknya pemberatan-
pemberatan yang khusus ditujukan kepada masalah tertentu.
Contoh :
a. Pemberian pembebasan pajak dan keringan pajak untuk jangka waktu tertentu bagi
investor baru yang akan memproduksi bahan baku yang usahanya didirikan di
wilayah Indonesia bagian timur.
b. Pemberian tarif yang rendah atau pembebasan kepada badan-badan Koperasi yang
berkedudukan di Indonesia.Tujuannya memberikan dorongan bagi Koperasi yang
telah berdiri untuk lebih maju.
c. Pemberian pajak impor yang tinggi bagi barang-barang tertentu untuk melindungi
barang-barang yang juga diproduksi di dalam negeri.
d. Pemberian hambatan terhadap barang-barang,misalnya minuman keras dan
pemberatan-pemberatan khusus terhadap pajaknya agar masyarakat tidak lagi banyak
mengkonsumsi minuman keras.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pajak merupakan element penting dalam pembangunan suatu negara. Tanpa
pajak, sebagaian besar kegiatan negara sulit untuk dapat dilaksanankan (Diana Sari,
2013:40). Selanjutnya Diana Sari menyatakan, sebagai sumber pendapatan negara,
penggunaan uang pajak meliputi mulai dari membiayai pengeluaran-pengeluaran
negara sampai dengan membiayai berbagai proyek pembangunan.
Pajak daerah ini menjadi bagian dari Otonomi daerah yang mana ditandai
dengan pemberian kewenangan yang besar dari pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Pemberian kewenangan ini
diharapkan mampu memacu pemerintah daerah untuk mewujudkan kesejahteraan
yang lebih besar bagi masyarakatnya. Pemberian kewenangan ini tidak hanyadari sisi
administrasi pemerintahan, tetapi juga dalam hal keuangan. Melalui Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pemerintah pusat
mengalihkan beberapa pajak yang semula ditarik oleh pusat menjadi pajak daerah.
Pajak dan retribusi daerah merupakan salah satu pendapatan daerah yang tergolong
kedalam PAD (pendapatan asli daerah).

11
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.perbanas.ac.id/2280/4/BAB%20II.pdf

https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1206043023-3-BAB%20II.pdf

https://mfr.osf.io/export?format=pdf&url=https%3A//files.osf.io/v1/resources/pvr49/

12

Anda mungkin juga menyukai