PAJAK DAERAH
Disusun Oleh :
Kelas : 2 AN F
NPM : 119090034
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan hidayah
nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Terima kasih penyusun ucapkan kepada dosen mata kuliah Administrasi Perpajakan
yang telah memberikan tugas. Terimakasih juga terhadap pihak yang ikut membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini sangat bermanfaat bagi para pembaca, namun
terlepas dari itu kami memahami bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna sehingga kritik
dan saran dari pembaca sangat bermanfaat dalam pembuatan makalah selanjutnya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Pajak..........................................................................................................................................3
a. Pengertian Pajak....................................................................................................................3
b. Pengertian Pajak Daerah........................................................................................................4
B. Jenis-Jenis Pajak........................................................................................................................5
a. Jenis-jenis Pajak....................................................................................................................5
b. Jenis-Jenis Pajak Daerah........................................................................................................6
C. Fungsi Pajak..............................................................................................................................9
BAB III
PENUTUP...........................................................................................................................................11
A. Kesimpulan..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak merupakan element penting dalam pembangunan suatu negara. Tanpa
pajak, sebagaian besar kegiatan negara sulit untuk dapat dilaksanankan (Diana Sari,
2013:40). Selanjutnya Diana Sari menyatakan, sebagai sumber pendapatan negara,
penggunaan uang pajak meliputi mulai dari membiayai pengeluaran-pengeluaran
negara sampai dengan membiayai berbagai proyek pembangunan. Pembangunan
sarana umum seperti jalan, jembatan, sekolah, kantor polisi, rumah sakit atau
puskesmas dibiayai dengan menggunakan uang yang berasal dari pajak. Setiap warga
negara mulai saat dilahirkan sampai dengan meninggal dunia, menikmati fasilitas atau
pelayanan dari pemerintah yang semuanya dibiayai dengan uang yang berasal dari
pajak . Pajak juga digunakan untuk mensubsidi barang-barang yang sangat
dibutuhkan masyarakat dan juga membayar utang negara ke luar negeri. Pajak juga
digunakan untuk membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) baik dalam
hal pembinaan maupun dalam permodalan. Dengan demikian jelas bahwa peranan
penerimaan pajak bagi suatu negara menjadi sangat dominan dalam menunjang
jalannya roda pemerintahan dan pembiayaan pembangunan.
Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber pendapatan daerah yang berasal
dari aktivitas pengelolaan potensi asli daerah baik dari pungutan pajak daerah,
retribusi daerah dan pengelolaan kekayaan daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Salah satu penerimaan pemerintah daerah yang
utama dan sangat penting berasal dari pajak daerah. Menurut ketentuan umum
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah,
pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah,bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak yang berlaku di Indonesia dapat
dibedakan menjadi Pajak Pusat dan Pajak Daerah, dimana Pajak Pusat adalah pajak
yang dikelola oleh Pemerintah Pusat yang dalam hal ini sebagian dikelola oleh
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dibawah Kementerian Keuangan, sementara Pajak
Daerah adalah pajak yang dikelola oleh Pemerintah Daerah baik di tingkat Propinsi
1
maupun Kabupaten/Kota. Salah satu objek Pajak Daerah yang dikelola oleh Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Badung adalah Pajak Parkir yang dikenakan atas
penyelenggaraan tempat parkir diluar badan jalan oleh orang pribadi atau badan yang
didasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 14 Tahun 2011 tentang
Pajak Parkir.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pajak ?
2. Apa saja jenis-jenis dari pajak dan pajak daerah ?
3. Jelaskan Fungsi Pajak!
C. Tujuan
Agar pembaca dapat mengetahui apa itu pajak, jenis-jenis, serta fungsi dari pajak itu
sendiri.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pajak
a. Pengertian Pajak
Pajak adalah kontribusi wajib rakyat kepada kas negara. Definisi pajak
menurut beberapa ahli adalah :
1) Menurut Soemitro (Mardiasmo, 2011:1), pajak adalah iuran rakyat kepada kas
negara (peralihan kekayaan dari sektor partikulir ke sektor pemerintah) berdasarkan
Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal
(kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk
membiayai pengeluaran umum.
2) Menurut Smeets dalam buku Diana Sari (2013:34), pajak adalah prestasi-prestasi
kepada pemerintah yang terutang melalui normanorma umum yang ditetapkannya dan
dapat juga dipaksakan tanpa adanya berbagai kontraprestasi terhadapnya, yang dapat
ditunjukkan dalam hal-hal khusus (individual), dimaksudkan untuk menutup
pengeluaran-pengeluaran Negara.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan tentang ciri-ciri yang
terdapat pada pengertian pajak antara lain sebagai berikut :
a. Adanya iuran masyarakat kepada Negara, yang berarti bahwa pajak hanya boleh
dipungut oleh Negara (pemerintah pusat dan daerah).
b. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang dan pemungutan pajak dapat
dipaksakan.
c. Tidak mendapatkan jasa timbal balik (kontraprestasi perseorangan) yang dapat
ditunjukkan secara langsung.
d. Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah.
Dari definisi tentang pajak tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak adalah iuran
masyarakat kepada Negara yang dipungut berdasarkan undangundang dan dapat
dipaksakan dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik secara langsung dan
diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah.
3
b. Pengertian Pajak Daerah
Pajak daerah ini menjadi bagian dari Otonomi daerah yang mana ditandai
dengan pemberian kewenangan yang besar dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Pemberian
kewenangan ini diharapkan mampu memacu pemerintah daerah untuk
mewujudkan kesejahteraan yang lebih besar bagi masyarakatnya. Pemberian
kewenangan ini tidak hanyadari sisi administrasi pemerintahan, tetapi juga dalam
hal keuangan. Melalui Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, pemerintah pusat mengalihkan beberapa pajak yang
semula ditarik oleh pusat menjadi pajak daerah. Pajak dan retribusi daerah
merupakan salah satu pendapatan daerah yang tergolong kedalam PAD
(pendapatan asli daerah).
Dengan demikian pajak daerah adalah iuran wajib pajak kepada daerah untuk
membiayai pembangunan daerah. Pajak Daerah ditetapkan dengan undang-undang
yang pelaksanaannya untuk di daerah diatur lebih lanjut dengan peraturan daerah.
Pemerintah daerah dilarang melakukan pungutan selain pajak yang telah
ditetapkan undang-undang (Pasal 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
4
B. Jenis-Jenis Pajak
a. Jenis-jenis Pajak
1) Menurut sifatnya
a. Pajak Subyektif, yaitu pajak yang erat kaitannya dengan subyek pajak dan
besarannya dipengaruhi oleh keadaan wajib pajak. Contoh : Pajak Penghasilan.
b. Pajak Obyektif, yaitu pajak yang erat hubungannya dengan obyek pajak, yang
selain dari pada benda dapat pula beruapa keadaan, perbuatan atau peristiwa yang
menyebabkan timbulnya kewajiban membayar. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai.
2) Menurut pembebanannya
a. Pajak Langsung, yaitu pajak yang langsung dibayar atau dipikul oleh wajib
pajak yang bersangkutan dan pajak ini langsung dipungut pemerintah dari wajib
pajak. Contoh : Pajak Penghasilan.
b. Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang dipungut kalau ada suatu peristiwa
atau perbuatan tertentu dan pembayar pajak dapat melimpahkan beban pajaknya
kepada pihak lain. Contoh : PPN dan PPnBm, Bea Materai.
3) Menurut kewenangannya
a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang wewenang pemungutannya atau dikelola oleh
Pemerintah Pusat dan hasilnya dipergunakan untuk membiayai pengeluaran rutin
negara dan pembangunan (APBN). Contoh : PPh, Bea Materai, PPN dan PPnBM.
b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang wewenang pemungutannya atau dikelola oleh
Pemerintah Daerah baik Pemerintah Propinsi maupun Pemerintah
Kabupaten/Kota dan hasilnya dipergunakan untuk membiayai pengeluaran rutin
dan pembangunan daerah (APBD). Contoh : Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak
Parkir.
5
b. Jenis-Jenis Pajak Daerah
2) Pajak Restoran
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan
oleh restoran. Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman
dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria,
kantin, warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering. Tarif Pajak
6
Restoran ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (Pasal 40 Undang- Undang
Nomor 28 Tahun 2009).
3) Pajak Hiburan
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak dan Retribusi
Daerah, Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan. Hiburan
adalah semua jenis tontonan, pertunjukan, permainan, dan/atau keramaian
yang dinikmati dengan dipungut bayaran. Tarif Pajak Hiburan ditetapkan
paling tinggi sebesar 35% (tiga puluh lima persen). Khusus untuk hiburan
berupa pagelaran busana, kontes kecantikan, diskotik, karaoke, Club malam,
permainan ketangkasan, panti pijat, dan mandi uap/spa, tarif Pajak Hiburan
dapat ditetapkan paling tinggi sebesar 75% (tujuh puluh lima persen). Khusus
hiburan kesenian rakyat/ tradisional dikenakan tarif Pajak Hiburan ditetapkan
paling tinggi sebesar 10% (Pasal 45 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
4) Pajak Reklame
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame.
Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak
ragamnya dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan, menganjurkan,
mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa,
orang, atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan/atau
dinikmati oleh umum. Tarif Pajak Reklame ditetapkan paling tinggi sebesar
25% (Pasal 50 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
7
yang dihasilkan sendiri, tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi
sebesar 1,5% (Pasal 55 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
7) Pajak Parkir
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat
parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha
maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat
penitipan kendaraan bermotor.Parkir adalah keadaan tidak bergerak
suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara. Tarif Pajak Parkir ditetapkan
paling tinggi sebesar 30% (Pasal 65 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
8
collocalia maxina, collocalia esculanta,dan collocalia linchi. Tarif Pajak
Sarang Burung Walet ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (Pasal 75 Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009).
C. Fungsi Pajak
Fungsi pajak adalah sebagai berikut :
1) Fungsi Penerimaan (Budgeter)
Pajak berfungsi sebagai alat (sumber) untuk memasukkan uang sebanyak-banyaknya
dalam Kas Negara dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran negara yaitu
pengeluaran rutin dan pembangunan. Sebagai sumber pendapatan negara, pajak
berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara.
9
2) Fungsi Mengatur (Reguler)
Pajak berfungsi sebagai alat pengatur untuk mencapai tujuan tertentu di bidang
keuangan dengan memberikan keringanan-keringanan atau sebaliknya pemberatan-
pemberatan yang khusus ditujukan kepada masalah tertentu.
Contoh :
a. Pemberian pembebasan pajak dan keringan pajak untuk jangka waktu tertentu bagi
investor baru yang akan memproduksi bahan baku yang usahanya didirikan di
wilayah Indonesia bagian timur.
b. Pemberian tarif yang rendah atau pembebasan kepada badan-badan Koperasi yang
berkedudukan di Indonesia.Tujuannya memberikan dorongan bagi Koperasi yang
telah berdiri untuk lebih maju.
c. Pemberian pajak impor yang tinggi bagi barang-barang tertentu untuk melindungi
barang-barang yang juga diproduksi di dalam negeri.
d. Pemberian hambatan terhadap barang-barang,misalnya minuman keras dan
pemberatan-pemberatan khusus terhadap pajaknya agar masyarakat tidak lagi banyak
mengkonsumsi minuman keras.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pajak merupakan element penting dalam pembangunan suatu negara. Tanpa
pajak, sebagaian besar kegiatan negara sulit untuk dapat dilaksanankan (Diana Sari,
2013:40). Selanjutnya Diana Sari menyatakan, sebagai sumber pendapatan negara,
penggunaan uang pajak meliputi mulai dari membiayai pengeluaran-pengeluaran
negara sampai dengan membiayai berbagai proyek pembangunan.
Pajak daerah ini menjadi bagian dari Otonomi daerah yang mana ditandai
dengan pemberian kewenangan yang besar dari pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Pemberian kewenangan ini
diharapkan mampu memacu pemerintah daerah untuk mewujudkan kesejahteraan
yang lebih besar bagi masyarakatnya. Pemberian kewenangan ini tidak hanyadari sisi
administrasi pemerintahan, tetapi juga dalam hal keuangan. Melalui Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pemerintah pusat
mengalihkan beberapa pajak yang semula ditarik oleh pusat menjadi pajak daerah.
Pajak dan retribusi daerah merupakan salah satu pendapatan daerah yang tergolong
kedalam PAD (pendapatan asli daerah).
11
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.perbanas.ac.id/2280/4/BAB%20II.pdf
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1206043023-3-BAB%20II.pdf
https://mfr.osf.io/export?format=pdf&url=https%3A//files.osf.io/v1/resources/pvr49/
12