Anda di halaman 1dari 12

JENIS & SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK

(Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Pajak)

Dosen Pengampu : Nur Asy’ari S.H., M.H

Disusun oleh :

1. Faradiya Amartiyana Sukarno (2021030268)


2. Feby Valentin Mardiansyah (2021030225)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG


FAKULTAS SYARI’AH
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, dan Hidayah-
Nya yang telah memberikan berkah-Nya sehingga telah selesainya penulisan tugas Makalah
yang berjudul “JENIS & SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK”. Kami menyadari bahwa tugas ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar penulisan tugas ini lebih baik lagi. Akhir kata kami berharap tugas ini dapat
memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca umumnya dan pada kelompok
kami khususnya.

Lampung, 23 Maret 2022

Penulis,

DAFTAR ISI

i
Kata Pengantar................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang................................................................................................ iii
B. Rumusan masalah........................................................................................... iii
C. Tujuan Pembahasan........................................................................................ iii

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PAJAK.......................................................................................... 1
B. JENIS PAJAK...................................................................................................... 1
C. SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK.......................................................................... 3

BAB III KESIMPULAN

A. KESIMPULAN.................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pajak adalah pungutan wajib dari rakyat untuk negara. Setiap sen uang pajak yang
dibayarkan rakyat akan masuk dalam pos pendapatan negara dari sektor pajak.
Penggunaannya untuk membiayai belanja pemerintah pusat maupun daerah demi
kesejahteraan masyarakat.
Uang pajak digunakan untuk kepentingan umum, bukan untuk kepentingan pribadi.
Pajak merupakan salah satu sumber dana pemerintah untuk mendanai pembangunan di
pusat dan daerah, seperti membangun fasilitas umum, membiayai anggaran kesehatan dan
pendidikan, dan kegiatan produktif lain. Pemungutan pajak dapat dipaksakan karena
dilaksanakan berdasarkan undang-undang.
Berdasarkan UU  KUP Nomor 28 Tahun 2007, pasal 1, ayat 1, pengertian pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pajak?
2. Apa saja jenis pajak?
3. Bagaimana sistem pemungutan pajak?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui apa itu pajak
2. Mengetahui apa saja jenis pajak
3. Mengetahui sistem pemungutan pajak

iii
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pajak
Pajak adalah pungutan wajib dari rakyat untuk negara. Setiap sen uang pajak yang
dibayarkan rakyat akan masuk dalam pos pendapatan negara dari sektor pajak.
Penggunaannya untuk membiayai belanja pemerintah pusat maupun daerah demi
kesejahteraan masyarakat. Uang pajak digunakan untuk kepentingan umum, bukan untuk
kepentingan pribadi. Pajak merupakan salah satu sumber dana pemerintah
untuk mendanai pembangunan di pusat dan daerah, seperti membangun fasilitas umum,
membiayai anggaran kesehatan dan pendidikan, dan kegiatan produktif lain. Pemungutan
pajak dapat dipaksakan karena dilaksanakan berdasarkan undang-undang.
Berdasarkan UU  KUP Nomor 28 Tahun 2007, pasal 1, ayat 1, pengertian pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.

B. Jenis Pajak
Ada beberapa jenis pajak yang dipungut pemerintah ke masyarakat atau wajib pajak,
yang dapat digolongkan berdasarkan sifat, instansi pemungut, objek pajak serta subjek
pajak.

1. Jenis Pajak Berdasarkan Sifat


Berdasarkan sifatnya, pajak digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu: pajak tidak langsung
dan pajak langsung.
• Pajak Tidak Langsung (Indirect Tax)
Pajak tidak langsung merupakan pajak yang hanya diberikan kepada wajib pajak
bila melakukan peristiwa atau perbuatan tertentu. Sehingga pajak tidak langsung

1
tidak dapat dipungut secara berkala, tetapi hanya dapat dipungut bila terjadi
peristiwa atau perbuatan tertentu yang menyebabkan kewajiban membayar pajak.
Contohnya: pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), di mana pajak ini hanya
diberikan bila wajib pajak menjual barang mewah.
• Pajak Langsung (Direct Tax)
Pajak langsung merupakan pajak yang diberikan secara berkala kepada wajib
pajak berlandaskan surat ketetapan pajak yang dibuat kantor pajak. Di dalam surat
ketetapan pajak terdapat jumlah pajak yang harus dibayar wajib pajak.
Pajak langsung harus ditanggung seseorang yang terkena wajib pajak dan tidak
dapat dialihkan kepada pihak yang lain. Contohnya: Pajak Bumi dan Penghasilan
(PBB) dan pajak penghasilan.

2. Jenis Pajak Berdasarkan Instansi Pemungut


Berdasarkan instansi pemungutnya, pajak digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu: pajak
daerah dan pajak negara.
• Pajak Daerah (Lokal)
Pajak daerah merupakan pajak yang dipungut pemerintah daerah dan terbatas
hanya pada rakyat daerah itu sendiri, baik yang dipungut Pemda Tingkat II maupun
Pemda Tingkat I. Contohnya pajak hotel, pajak hiburan, pajak restoran, pajak
kendaraan bermotor, BPHTB, PBB (perdesaan dan perkotaan), dan pajak daerah
lainnya.
• Pajak Negara (Pusat)
Pajak negara merupakan pajak yang dipungut pemerintah pusat melalui instansi
terkait, yakni DJP. Contohnya: PPN, Pajak Penghasilan (PPh), PPnBM, bea meterai,
PBB (perkebunan, perhutanan, dan pertambangan).

3. Jenis Pajak Berdasarkan Objek Pajak dan Subjek Pajak


Berdasarkan objek dan subjeknya, pajak digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu pajak
objektif dan pajak subjektif.

2
• Pajak Objektif
Pajak objektif adalah pajak yang pengambilannya berdasarkan objeknya.
Contohnya: pajak impor, pajak kendaraan bermotor, bea meterai, dan
masih lainnya.
• Pajak Subjektif
Pajak subjektif adalah pajak yang pengambilannya berdasarkan subjeknya.
Contohnya pajak kekayaan dan pajak penghasilan.

Semua administrasi yang berhubungan dengan pajak pusat, dilaksanakan di Kantor


Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP),
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak serta Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak.
Sedangkan pengadministrasian yang berhubungan dengan pajak daerah, dilaksanakan di
Kantor Dinas Pendapatan Daerah atau Kantor Pajak Daerah di bawah Pemerintah Daerah
setempat.

C. Sistem Pemungutan Pajak


Sistem pemungutan pajak adalah mekanisme yang akan digunakan dalam melakukan
penghitungan besaran pajak yang harus dibayarkan. Di Indonesia sendiri telah diberlakukan
3 jenis sistem pemungutan pajak yang meliputi:
1. Self Assessment System
Ini merupakan sebuah sistem pemungutan pajak yang membebankan penentuan
besaran pajak yang perlu untuk dibayarkan oleh wajib pajak secara mandiri. Bisa
dikatakan bahwa wajib pajak memiliki peran aktif dalam melakukan penghitungan
sekaligus membayar dan melaporkan pajak ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau
dengan sistem administrasi online resmi dari pemerintah. Disini pemerintah berperan
sebagai pengawas dari setiap wajib pajak di dalam sistem self assessment
system tersebut.
Sistem self assessment ini biasanya diterapkan untuk jenis pajak yang termasuk
kategori pajak pusat. Seperti misalnya untuk PPN (Pajak Pertambahan Nilai) dan PPh

3
(Pajak Penghasilan). Dalam sistem wajib pajak diharuskan untuk menghitung sendiri
besaran pajak terutang yang perlu untuk dibayarkan. Sehingga bisa saja wajib pajak yang
belum memiliki cukup pengetahuan pajak bisa mengalami kekeliruan. Akan tetapi,
dengan adanya kemudahan dan keleluasaan bagi para wajib pajak, beberapa
konsekuensi dapat terjadi dalam self assessment system. Hal ini karena segala
perhitungan hingga pelaporan dilakukan oleh wajib pajak, maka wajib pajak pun
berusaha untuk melakukan penyetoran sekecil mungkin. Bahkan, ada pula laporan palsu
atas kekayaan yang dapat terjadi.
Berikut ini ciri-ciri dari Self Assessment System yaitu:
• Penentuan besaran pajak dilakukan secara mandiri oleh wajib pajak yang
bersangkutan.
• Wajib pajak haruslah memiliki peran yang aktif dalam menyelesaikan setiap
kewajiban pajaknya mulai dari menghitung, membayar hingga melaporkan
pajaknya.
• Pemerintah tidak perlu mengeluarkan surat ketetapan pajak. Namun jika wajib
pajak bersangkutan terlambat dalam melaporkan pajak atau membayarkan pajak
atau terdapat pajak yang tidak dibayarkan, maka pemerintah dapat mengeluarkan
surat ketetapan pajaknya.

2. Official Assessment System


Sistem pemungutan official assessment ini berbeda dengan sistem self assessment
sebelumnya. Dimana pada sistem pemungutan pajak official assessment membebankan
wewenang dalam menentukan besarnya pajak yang terutang pada petugas perpajakan.
Dimana petugas perpajakan tersebut berperan sebagai pihak pemungut pajak yang
dibebankan kepada seorang wajib pajak. Pada sistem pemungutan pajak ini, setiap wajib
pajak berperan pasif dan nilai pajak yang terutang akan diketahui setelah
dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh petugas perpajakan.
Sistem pemungutan pajak ini umumnya diterapkan pada Pajak Bumi Bangunan (PBB).
Dimana seorang wajib pajak tidak perlu melakukan penghitungan besarnya pajak,

4
mereka hanya perlu melakukan pembayaran pajak sesuai dengan Surat Pembayaran
Pajak Terutang (SPPT).
Berikut ini ciri-ciri yang dimiliki oleh official assessment system yaitu:

• Petugas pajak yang menghitung dan memungut besaran pajak terutang


• Wajib pajak bersifat pasif dalam melakukan perhitungan besaran pajak
• Besaran pajak akan diketahui oleh wajib pajak setelah petugas pajak melakukan
perhitungan pajak dan menerbitkan surat ketetapan pajaknya
• Pemerintah memiliki hak penuh pada saat menentukan besaran pajak yang harus
dibayarkan oleh wajib pajak

3. Withholding System

Dalam sistem pemungutan pajak ini, besaran pajak yang harus dibayarkan
dihitung oleh pihak ketiga. Dimana pihak ketiga yang dimaksud ini bukan
merupakan wajib pajak dan juga bukan merupakan petugas perpajakan. Seperti
contohnya dalam pemotongan penghasilan yang diperoleh seorang karyawan,
dimana hal tersebut dilakukan oleh bendahara instansi dalam sebuah
perusahaan. Jadi, karyawan yang bersangkutan tidak perlu lagi untuk mengurus
pemotongan pajak dan membayarkan pajak miliknya.

Sementara itu, jenis pajak yang menggunakan sistem ini yakni PPh Pasal 21, PPh Pasal
22, PPh Pasal 23, PPh Final Pasal 4 ayat (2) dan PPN. Lalu untuk bukti pada setiap
pelunasan pajak yang dilakukan, biasanya berupa bukti potong maupun bukti pungut.
Selain bukti potong, dapat juga memakai Surat Setoran Pajak (SSP) dalam beberapa
kasus tertentu.

Nantinya, setiap bukti dan surat tersebut dapat disertakan bersama SPT Tahunan
PPh/SPT Masa PPN oleh setiap wajib pajak terkait.

5
Berikut ini ciri-ciri withholding system:

• Wajib pajak dan pemerintah sama-sama tidak berperan aktif dalam menghitung
besaran pajak.
• Instansi atau perusahaan terkait sebagai pihak ketiga yang menghitung besaran
pajak.
• Wajib pajak perlu melampirkan bukti potong atau SSP bersamaan dengan SPT
Tahunan PPh atau SPT Masa PPN.

6
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pajak adalah pungutan wajib dari rakyat untuk negara. Setiap sen uang pajak yang
dibayarkan rakyat akan masuk dalam pos pendapatan negara dari sektor pajak. Pajak
merupakan salah satu sumber dana pemerintah untuk mendanai pembangunan di pusat
dan daerah, seperti membangun fasilitas umum, membiayai anggaran kesehatan dan
pendidikan, dan kegiatan produktif lain. Pemungutan pajak dapat dipaksakan karena
dilaksanakan berdasarkan undang-undang.
Jenis pajak dapat digolongkan berdasarkan sifat, instansi pemungut, objek pajak serta
subjek pajak. Sistem pemungutan pajak adalah mekanisme yang akan digunakan dalam
melakukan penghitungan besaran pajak yang harus dibayarkan. Di Indonesia sendiri telah
diberlakukan 3 jenis sistem pemungutan pajak yang meliputi:
1. Self Assessment System
2. Official Assessment System
3. Withholding System

7
DAFTAR PUSTAKA

https://www.cermati.com/artikel/pengertian-pajak-fungsi-dan-jenis-jenisnya

https://flazztax.com/2021/02/16/pelajari-3-jenis-sistem-pemungutan-pajak-yang-berlaku/

https://www.rusdionoconsulting.com/sistem-pemungutan-pajak-di-
indonesia/#:~:text=Sistem%20pemungutan%20pajak%20adalah%20suatu,dapat%20masuk%2
0ke%20kas%20negara.

Anda mungkin juga menyukai