u Pajak adalah pungutan wajib dari rakyat untuk negara. Setiap sen uang
pajak yang dibayarkan rakyat akan masuk dalam pos pendapatan negara dari
sektor pajak. Penggunaannya untuk membiayai belanja pemerintah pusat
maupun daerah demi kesejahteraan masyarakat.
u Fungsi pajak dibagi menjadi 4 :
1. fungsi anggaran
2. fungsi mengatur
3. fungsi stabilitas
4. fungsi retribusi pendapatan
Sistem pengenaan pajak
Dilansir dari buku Hukum Pajak (2016) karya Erly Suandi, dijelaskan bahwa
penggolongan pajak di Indonesia ada tiga jenis, yaitu:
u Berdasarkan sifatnya
Berdasarkan sifatnya, pajak dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Pajak langsung
Pajak langsung adalah pajak-pajak yang bebannya harus ditanggung sendiri oleh
wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain serta dikenakan
secara berulang-ulang pada waktu tertentu, contohnya pajak penghasilan (PPh).
2. Pajak tidak langsung
Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya bisa dilimpahkan kepada orang
lain dan hanya dikenakan pada hal-hal tertentu saja. Contohnya pajak
pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah.
u Berdasarkan lembaga pemungutnya
Berdasarkan lembaga pemungutnya, pajak dibedakan menjadi dua jenis, yakni:
1. Pajak pusat
Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat yang dalam
pelaksanaannya dilakukan oleh Departemen Keuangan melalui Direktorat
Jenderal Pajak.
Hasil dari pemungutan pajak tersebut kemudian dimasukkan sebagai bagian dari
penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Jenis-jenis pajak pusat yaitu pajak penghasilan, pajak bumi dan bangunan, pajak
pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah, pajak perolehan hak
atas tanah dan bangunan, serta bea meterai.
2. Pajak daerah
Pajak daerah adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada ditangan
pemerintah daerah yang pelaksanaanya dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah.
Hasil dari pemungutan pajak daerah akan dimasukkan ke dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Pajak daerah terdiri atas dua jenis, yaitu
pajak daerah provinsi dan pajak daerah kabupaten/kota.
u Berdasarkan sasarannya
Berdasarkan sasarannya, pajak dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Pajak subyektif
Dalam buku Hukum Pajak (2013) karya Wirawan B. Ilyas dan Richard Burton,
pajak subyektif adalah jenis pajak yang dikenakan dengan pertama-tama
memperhatikan keadaan pribadi wajib pajak (subyeknya).
Setelah diketahui keadaan subyeknya, barulah diperhatikan keadaan obyektifnya
sesuai daya pikul, apakah dapat dikenakan pajak atau tidak. Contohnya pajak
penghasilan.
2. Pajak obyektif
Pajak obyektif adalah jenis pajak yang dikenakan dengan memperhatikan
obyeknya terlebih dahulu, berupa perbuatan atau peristiwa yang menyebabkan
timbulnya kewajiban membayar pajak.
Setelah diketahui obyeknya, barulah dicari subyeknya yang memiliki hubungan
hukum dengan obyek yang telah diketahui. Contohnya pajak pertambahan nilai.