Anda di halaman 1dari 13

TUGAS ADMINISTRASI PERPAPAJAKAN

SISTEM PERPAJAKAN DI INDONESIA

DOSEN PENGAMPUH: HENDRI,SE,M.Ak


NAMA KELOMPOK 3 :

1. Akbar Firnando (22010150)


2. Sinarsih (22010152)
3. Ferta Moinicha (22010153)
4. Teli Eko Pratama (22010154)
5. Lestari Ramayana (22010154)
6. Uyuni Tamara (22010166)

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI BENGKULU

ADMINISTRASI PUBLIK

TAHUN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah Administrasi Perpajakan tentang "Sistem Perpajakan di
Indonesia".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan
kontribusi dalam pembuatan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat
dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata
bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk
pembaca.

Bengkulu, 06 November 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL………………………………………………………………………………………………………………………………………………….i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI…………………………………….……………………………………………………………………………………………………iii

ABSTRAK......………………….……………………………………………………………………………………………………..…...……..iv

BAB I PENDAHULUAN……………………….………………………………………………………………………………………….……..1

1. 1 Latar Belakang……………….………….……………………………………………………………………………….………….……..1

1.2 Rumusan Masalah…………..……….………………………..………………………………………………………………….……...1

1.3 Tujuan Masalah…….……………..………………………………………………………………………………………………..……...1

BAB II PEMBAHASAN......………………….………………………………………………………………………………………….……..2

2.1 Jenis-Jenis System Perpajakan di Indonesia……………………………………………….…………………………….……..2

2.2 Cara Meningkatkan Efektivitas System Perpajakan di Indonesia…......………….……………….……….….……..3

2.3 Cara Meningkatan Kualitas Pelayanan dan Mekanisme Perpajakan…...……….……………….…………..………3

2.4 Mengetahui Cara Meningkatan Kesadaran Masyarakat Dalam Pemahaman Tentang Wajib Pajak
Tentang Peraturan Perpajakan.......………………….……………….………………………………………………………….….…..4

2.5 System Perpajakan di Indonesia Dalam Mendanai Pembangunan Negara dan Pelayanan Public……......
………………….……………………….………………….……………………………………………………………….……..4

BAB III PENUTUP......………………….……………………………….………………………………………………………….….…….…6

A.KESIMPULAN......………………………….……………………………………………………………………….……………….…….....6

B. SARAN......………………………………..….………………………………………………………………………………………..…..…..6

DAFTAR PUSTAKA...........………………….………………………………………………………………………….……………..………8

iii
ABSTRAK
Sistem perpajakan Indonesia diatur dalam hukum perpajakan yang bertujuan untuk mengatur hubungan
negara dan orang/badan hukum yang wajib membayar pajak.Sistem pemungutan pajak yang berlaku di
Indonesia mengalami perubahan, dimulai dari sistem penilaian resmi, kemudian sistem semi self
assesment, sistem pemotongan dan yang terakhir adalah sistem self assesment.Dalam sistem self-
assessment ini, Wajib Pajak diberikan kesempatan untuk menghitung sendiri pajak yang terutang,
menyetorkan dan melaporkannya ke kantor pajak tempat ia terdaftar.
Tingginya angka pelanggaran yang dilakukan Wajib Pajak disebabkan oleh belum optimalnya
pengawasan dan sanksi yang diberikan juga belum maksimal Pajak merupakan kewajiban bagi setiap
Warga Negara Indonesia yang telah memiliki penghasilan, tidak ada satu wajib pajak yang dapat
menghindari kewajiban tersebut kecuali ia meninggal dunia atau alasan spesifik tertentu, pemungutan
pajak tersebut diwajibkan karena pajak merupakan sumber utama bagi penghasilan negara.
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan, penulis dapat menyimpulkan bahwa Hukum pajak
merupakan aturan yang mengatur tentang pemungutan pajak dimana rakyat sebagai pihak wajib pajak dan
negara/pemerintah sebagai pemungut pajak, dimana uang pajak yang dipungut tersebut nantinya akan
dikembalikan lagi kepada masyarakat/rakyat dalam bentuk kesejahteraan umum (bersama) oleh
pemerintah.
Kata Kunci:Sistem Perpajakan Indonesia,hukum perpajakan ,pajak menurut syariah.

iv
v
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pajak merupakan sumber pendapatan yang memiliki peran yang sangat dominan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara karena pajak merupakan pendapatan terbesar dalam suatu negara.
28 Tahun 2007 Pasal 1 ayat(1) menyatakan bahwa: “Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.”1 Pengertian pajak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah iuran yang wajib
dibayar oleh rakyat sebagai sumbangan kepada negara (provinsi, kota praja, dan sebagainya), adanya
banyak macam menurut apa yang dipakai dalam dasar pemungutan biaya itu seperti tanah (bumi), jalan,
kekayaan, kendaraan, pembangunan, pendapatan (penghasilan, pencarian), peralihan, perseroan, radio,
tontonan, upah, dan sebagainya.
Pengertian pajak secara umum adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang.
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan
tidak mendapat jasa imbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum.
Prof. P.J.A. Adriani Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang
wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang
langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran umum berhubung
dengan tugas negara menyelenggarakan pemerintahan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis system perpajakan di Indonesia?
2. Bagaimana meningkatkan efektivitas system perpajakan di Indonesia?
3. Bagaimana meningkatan kualitas pelayanan dan mekanisme perpajakan?
4. Bagaimana meningkatan kesadaran masyarakat dalam pemahaman wajib pajak tentang
peraturan perpajakan?
5. Bagaimana system perpajakan di Indonesia dalam mendanai pembangunan Negara dan pelayanan
public?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis system perpajakan di Indonesia.
2. Untuk mengetahui efektifitas system perpajakan di Indonesia.
3. Untuk mengetahui kualitas pelayanan dan mekanisme perpajakan.
4. Untuk mengetahui cara meningkatan kesadaran masyarakat dalam pemahaman tentang wajib
pajak tentang peraturan perpajakan.
5. Untuk mengetahui system perpajakan di Indonesia dalam mendanai pembangunan Negara dan
pelayanan public?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Jenis-Jenis System Perpajakan di Indonesia


Di Indonesia, sistem perpajakan diatur dalam hukum perpajakan yang bertujuan untuk mengatur
hubungan negara dan orang/badan hukum yang wajib membayar pajak.
a. Jenis-jenis sistem pemungutan pajak di Indonesia:

 Self-assessment system: sistem pemungutan pajak yang membebankan penentuan besaran pajak
yang perlu dibayarkan kepada wajib pajak. Artinya, sistem ini memberikan kepercayaan kepada
wajib pajak untuk menghitung, membayar, dan melaporkan besaran pajaknya ke Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) atau melalui sistem administrasi online yang telah dibuat oleh
pemerintah. Jenis self-assessment system ini, diterapkan pada jenis pajak pusat, seperti Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh).
 Official assessment system: sistem pemungutan pajak yang besarnya pajak terutang dihitung oleh
petugas pajak. Wajib pajak sifatnya pasif dalam perhitungan pajak mereka. Jenis pajak yang
menggunakan official assessment system di Indonesia adalah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
 Withholding system: sistem pemungutan pajak yang dilakukan dengan cara pemotongan pajak
oleh pihak ketiga, seperti bendahara instansi terkait. Jenis pajak yang menggunakan withholding
system di Indonesia adalah PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Final Pasal 4 ayat (2),
dan PPN.
b.Fungsi pajak:

 Anggaran: pajak menjadi sumber anggaran bagi pemerintah untuk mengatur pengeluaran-
pengeluaran terkait pembangunan dan pengelolaan negara.
 Mengatur: pajak membantu pemerintah melakukan pengaturan dalam bidang ekonomi dan sosial
masyarakat.
 Stabilitas: pajak dapat membantu menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan negara.
 Distribusi: pajak dapat membantu mendistribusikan pendapatan dan kekayaan secara merata di
masyarakat.
c.Perpajakan di Indonesia juga memiliki beberapa karakteristik, antara lain:

 Bersifat memaksa
 Diatur oleh undang-undang
 Tidak mendapatkan imbalan secara langsung
 Digunakan untuk keperluan negara
Dalam menjalankan kewajiban membayar pajak, warga negara harus memenuhi syarat subjektif dan
objektif. Pajak harus dibayar ketika seseorang memiliki penghasilan melebihi Penghasilan Tidak Kena
Pajak (PTKP) atau memiliki kendaraan tertentu.

2
2.2 Cara Meningkatkan Efektivitas System Perpajakan di Indonesia
Untuk meningkatkan efektivitas sistem perpajakan di Indonesia, langkah-langkah berikut dapat
dilakukan:
a) Meningkatkan kualitas pelayanan perpajakan dengan meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan petugas pajak, menyederhanakan prosedur perpajakan, dan memberikan
fasilitas yang lebih baik bagi wajib pajak.
b) Meningkatkan efektivitas sistem perpajakan dengan meningkatkan akurasi dan
transparansi peraturan perpajakan, memperkuat penegakan pajak, dan menerapkan sistem
pemungutan pajak yang lebih efisien.
c) Meningkatkan kesadaran dan motivasi wajib pajak dengan memberikan lebih banyak
informasi tentang manfaat membayar pajak, menyederhanakan peraturan perpajakan, dan
meningkatkan kualitas pelayanan perpajakan.
d) Memperkuat kerangka hukum dengan menyelaraskan peraturan perpajakan, memperbaiki
mekanisme penyelesaian sengketa pajak, dan meningkatkan sanksi bagi penghindaran
pajak.
e) Memanfaatkan teknologi dengan menerapkan sistem pengajuan dan pembayaran pajak
online, menggunakan analisis data untuk mengidentifikasi penghindaran pajak, dan
meningkatkan komunikasi antara wajib pajak dan petugas pajak.
Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, pemerintah Indonesia dapat meningkatkan efektivitas
sistem perpajakan, meningkatkan kepatuhan wajib pajak, dan pada akhirnya meningkatkan penerimaan
pajak untuk pembangunan negara. Penggunaan teknologi, khususnya, dapat membantu menyederhanakan
prosedur perpajakan dan meningkatkan komunikasi antara wajib pajak dan petugas pajak, sehingga
menghasilkan efisiensi dan efektivitas yang lebih besar dalam sistem perpajakan.

2.3 Cara Meningkatan Kualitas Pelayanan dan Mekanisme Perpajakan


Untuk mengetahui kualitas pelayanan perpajakan dan mekanisme perpajakan, ada beberapa cara yang
dapat dilakukan. Berikut beberapa cara mengevaluasi kualitas pelayanan perpajakan:
a) Bukti fisik : Yang dimaksud dengan penampilan kantor pajak, meliputi
kebersihan, kenyamanan, dan kemudahan fasilitasnya.
b) Keandalan : Hal ini mengacu pada kemampuan kantor pajak untuk memberikan
informasi dan layanan yang akurat dan konsistenResponsiveness : Hal ini
mengacu pada kesediaan kantor pajak untuk memberikan pelayanan yang cepat
dan bermanfaat kepada wajib pajakAssurance : Hal ini mengacu pada
pengetahuan dan kesopanan pegawai kantor pajak serta kemampuannya dalam
menyampaikan kepercayaan dan keyakinan kepada wajib pajak
c) Empati : Hal ini mengacu pada kemampuan pegawai kantor pajak untuk
memahami dan menanggapi kebutuhan wajib pajak dengan cara yang peduli dan
personal.

Untuk mengevaluasi mekanisme perpajakan, penting untuk memahami peraturan dan prosedur terkait
perpajakan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengkaji peraturan perundang-undangan terkait, serta
pedoman dan prosedur yang dikeluarkan oleh otoritas pajak. Selain itu, akan bermanfaat jika
berkonsultasi dengan profesional perpajakan atau meminta nasihat langsung dari otoritas pajak.

3
Secara keseluruhan, evaluasi kualitas layanan dan mekanisme perpajakan memerlukan pemahaman
komprehensif tentang peraturan dan prosedur yang relevan, serta penilaian terhadap bukti fisik,
keandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati kantor pajak.

2.4 Mengetahui Cara Meningkatan Kesadaran Masyarakat Dalam Pemahaman Tentang Wajib
Pajak Tentang Peraturan Perpajakan.
Untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman wajib pajak terhadap peraturan perpajakan di Indonesia,
dapat dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:
Melakukan program edukasi dan sosialisasi perpajakan secara berkala: Pemerintah dapat melakukan
program edukasi dan sosialisasi perpajakan secara berkala untuk meningkatkan kesadaran dan
pemahaman wajib pajak terhadap peraturan perpajakan. Program-program tersebut dapat dilakukan
melalui berbagai media, seperti media sosial, televisi, radio, dan media cetak
Menyederhanakan peraturan perpajakan: Menyederhanakan peraturan perpajakan dapat membantu wajib
pajak lebih memahami kewajiban perpajakannya dan meningkatkan kepatuhannya. Pemerintah dapat
menyederhanakan peraturan perpajakan dengan mengurangi jumlah formulir pajak, memberikan instruksi
yang jelas, dan menggunakan bahasa yang sederhana
Meningkatkan penggunaan teknologi: Penggunaan teknologi dapat membantu meningkatkan kesadaran
dan pemahaman wajib pajak terhadap peraturan perpajakan dengan menyediakan sistem pengajuan dan
pembayaran pajak online, menggunakan analisis data untuk mengidentifikasi penghindaran pajak, dan
meningkatkan komunikasi antara wajib pajak dan petugas pajak.
Memperkuat kerangka hukum: Memperkuat kerangka hukum perpajakan dapat membantu meningkatkan
kesadaran dan pemahaman wajib pajak terhadap peraturan perpajakan dengan melakukan harmonisasi
peraturan perpajakan, memperbaiki mekanisme penyelesaian sengketa pajak, dan meningkatkan sanksi
bagi penghindaran pajak.
Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, pemerintah Indonesia dapat meningkatkan kesadaran dan
pemahaman wajib pajak terhadap peraturan perpajakan, meningkatkan kepatuhan wajib pajak, dan pada
akhirnya meningkatkan penerimaan pajak untuk pembangunan negara. Pemanfaatan program pendidikan
dan sosialisasi perpajakan secara berkala, penyederhanaan peraturan perpajakan, pelayanan perpajakan
yang lebih baik, teknologi, dan kerangka hukum yang diperkuat dapat membantu meningkatkan
kesadaran dan pemahaman wajib pajak terhadap peraturan perpajakan serta meningkatkan kepatuhan.

2.5 System Perpajakan di Indonesia Dalam Mendanai Pembangunan Negara dan Pelayanan Public
Sistem perpajakan di Indonesia memainkan peran penting dalam mendanai pembangunan negara dan
pelayanan publik
Pemerintah menggunakan pendapatan pajak untuk membiayai berbagai program dan proyek yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengembangkan infrastruktur negara
Namun efektivitas sistem perpajakan dalam menghasilkan pendapatan tergantung pada tingkat kepatuhan
wajib pajak
Untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan meningkatkan efektivitas sistem perpajakan, dapat
dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:

4
Melaksanakan program edukasi dan sosialisasi perpajakan secara berkala untuk meningkatkan kesadaran
dan pemahaman wajib pajak terhadap peraturan perpajakan
Menyederhanakan peraturan perpajakan untuk membantu wajib pajak lebih memahami kewajiban
perpajakannya dan meningkatkan kepatuhannya
Memberikan pelayanan perpajakan yang lebih baik untuk membantu wajib pajak memahami kewajiban
perpajakannya dan meningkatkan kepatuhannya
Meningkatkan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem perpajakan
Memperkuat kerangka hukum perpajakan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman wajib pajak
terhadap peraturan perpajakan serta meningkatkan kepatuhan
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, pemerintah Indonesia dapat meningkatkan kepatuhan wajib
pajak, meningkatkan efektivitas sistem perpajakan, dan pada akhirnya meningkatkan penerimaan pajak
untuk pembangunan negara dan pelayanan publik. Sistem perpajakan di Indonesia merupakan sumber
pendapatan penting bagi pemerintah, dan sangat penting untuk memastikan bahwa wajib pajak
memahami kewajibannya dan mematuhi peraturan perpajakan untuk mendukung pembangunan negara.

BAB III
PENUTUP

5
3.1 Kesimpulan
Sistem perpajakan di Indonesia menggunakan sistem self-assessment yang memberikan kebebasan bagi
Wajib Pajak orang pribadi untuk menghitung, menetapkan, dan melaporkan sendiri pajak penghasilannya.
Namun sistem ini menuntut wajib pajak untuk memiliki tingkat kesadaran dan pemahaman yang lebih
tinggi akan pentingnya pemenuhan kewajiban perpajakannya dan penghasilan apa saja yang dikenakan
pajak.
Sistem perpajakan di Indonesia terbagi menjadi beberapa jenis pajak, antara lain pajak langsung dan pajak
tidak langsung. Pajak penghasilan merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar yang
diperoleh dari kontribusi wajib pajak
Penyelenggaraan pemungutan pajak harus dilakukan secara adil dan merata, artinya pajak yang dikenakan
kepada orang pribadi harus sebanding dengan kemampuannya membayar dan sesuai dengan manfaat
yang diterimanya. Apabila sistem perpajakan dirasakan tidak adil maka dapat mengakibatkan
menurunnya kepatuhan dan mendorong penghindaran pajak
Pemerintah telah menerapkan reformasi birokrasi untuk meningkatkan kinerja dan kualitas birokrasi
pemerintah, termasuk sistem perpajakan. Reformasi birokrasi bertujuan untuk mewujudkan birokrasi
pemerintahan yang profesional, berkinerja tinggi, bersih, terintegrasi dan bebas korupsi. Reformasi
birokrasi meliputi restrukturisasi birokrasi dari atas hingga bawah dan melakukan terobosan-terobosan
baru dengan langkah-langkah konkrit, realistis, dan luar biasa.
Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2020 tentang Grand Design Reformasi
Birokrasi 2010-2025 yang merupakan dokumen perencanaan reformasi birokrasi yang dapat dipahami
dan dilaksanakan oleh seluruh pemangku kepentingan. Implementasi reformasi birokrasi secara nasional
dibagi menjadi tiga periode peta jalan, dengan tahap akhir bertujuan untuk menghasilkan birokrasi kelas
dunia yang bercirikan pelayanan publik berkualitas tinggi dan tata kelola pemerintahan yang efektif.
Kesimpulannya, sistem perpajakan di Indonesia merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang
penting dan memerlukan penyelenggaraan yang adil dan merata. Pemerintah telah menerapkan reformasi
birokrasi untuk meningkatkan kinerja dan kualitas birokrasi pemerintah, termasuk sistem perpajakan.
Keberhasilan sistem perpajakan tergantung pada kesadaran dan kepatuhan wajib pajak, serta efektivitas
birokrasi pemerintah dalam melaksanakan sistem perpajakan
3.2 Saran
beberapa saran untuk meningkatkan sistem perpajakan di Indonesia yang panjang:
1. Meningkatkan kualitas pelayanan perpajakan dengan memperhatikan lima dimensi kualitas
pelayanan, yaitu bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati.
2. Memperbaiki sistem administrasi perpajakan agar lebih efektif dan efisien.
3. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman wajib pajak mengenai pentingnya menyediakan pajak
serta mengenai penghasilan yang merupakan objek penghasilan pajak.
4. Memberikan sanksi pajak yang lebih tegas dan konsistensi terhadap pelanggaran perpajakan.
5. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan pajak.
6. Meningkatkan koordinasi antara instansi terkait dalam pengawasan dan penegakan hukum
perpajakan.
7. Meningkatkan edukasi dan sosialisasi mengenai peraturan perpajakan kepada masyarakat dan
wajib pajak.
8. Meningkatkan penggunaan teknologi informasi dalam administrasi perpajakan untuk
mempermudah proses pelaporan dan pembayaran pajak.

6
Dengan melakukan perbaikan-perbaikan tersebut, sistem perpajakan yang diharapkan di Indonesia dapat
menjadi lebih baik dan efektif dalam memenuhi kebutuhan pembangunan nasional.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/download/77216859/pdf.pdf
http://ejournal.iainkendari.ac.id/al-adl/article/view/1244
https://journal.untar.ac.id/index.php/PSERINA/article/view/19631

7
https://www.academia.edu/download/68682545/Buku_Perpajakan.pdf
https://journal.trunojoyo.ac.id/infestasi/article/viewFile/1161/981
http://repository.univ-tridinanti.ac.id/7703/5/bab%201%20clara%20fiks
https://www.jurnal.polgan.ac.id/index.php/juripol/article/download/11752/1106
https://jonedu.org/index.php/joe/article/download/1690/1376

Anda mungkin juga menyukai