Anda di halaman 1dari 14

SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK, TARIF DAN FUNGSI PAJAK

MAKALAH

OLEH

RENI NOVITA SARI

C1C022101

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmat dan karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Pengantar Perpajakan dengan judul “Sistem Pemungutan Pajak, Tarif dan Fungsi
Pajak” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Makalah ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Pengantar Perpajakan.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah


Pengantar Perpajakan : Dr. Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si., CIQnR., CSRS. yang
telah membimbing penulis dalam proses penyusunan makalah ini. Ucapan terima
kasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman yang telah membantu baik
secara moral maupun material sehingga makalah ini dapat terwujud. Penulis
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan penulis maupun pembaca mengenai Sistem Pemungutan Pajak,
Tarif dan Fungsi Pajak. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah dibuat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun yang
membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik serta saran yang
membangun demi meningkatkan kualitas tulisan di masa depan.

Jambi, Maret 2023

Reni Novita Sari

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI.......................................................................................3
2.1 Cara dan Sistem Pemungutan Pajak...............................................................3
2.1.1 Official Assesment System.....................................................................3
2.1.2 Semi Self Assesment System..................................................................4
2.1.3 Full Self Assesment System....................................................................4
2.1.4 Withholding System................................................................................5
2.2 Tarif Pajak......................................................................................................6
2.2.1 Tarif Tetap...............................................................................................6
2.2.2 Tarif Proporsional...................................................................................6
2.2.3 Tarif Progresif.........................................................................................7
2.2.4 Tarif Degresif..........................................................................................7
2.3 Fungsi Pajak...................................................................................................8
2.3.1 Fungsi Budgetair.....................................................................................8
2.3.2 Fungsi Regulerend..................................................................................8
BAB III PENUTUP................................................................................................9
3.1 Simpulan........................................................................................................9
3.2 Saran...............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak digunakan sebagai salah satu usaha yang digunakan oleh pemerintah
untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara dalam pembiayaan
pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. Fungsi utama dari pajak
adalah untuk meningkatkan pendapatan suatu negara, gunanya adalah untuk
membiayai pengeluaran penting pada barang dan jasa yang disediakan oleh
pemerintah. Pajak merupakan salah satu modal untuk membiayai aktivitas
pemerintah dalam menjalankan pembangunan.

Jumlah wajib pajak semakin bertambah dari tahun ke tahun, namun masih
ada hambatan mengenai kepatuhan wajib pajak. Tingkat kepatuhan wajib pajak
untuk membayar pajak adalah hal utama yang menopang keberhasilan sistem
pemungutan pajak. Dikarenakan penerimaan pajak sangat penting bagi negara,
Direktorat Jendral (Dirjen) Pajak yang instansi pemerintahannya berada dibawah
Departemen Keuangan yang bertindak sebagai pengelola sistem perpajakan di
Indonesia berusaha menaikkan penerimaan pajak agar sistem perpajakan bisa
mengalami penyederhanaan yang meliputi tarif pajak, penghasilan tidak kena
pajak, dan sistem pemungutan pajak.

Untuk mengoptimalkan dan memudahkan fiskus dalam memungut pajak


dari Wajib Pajak, dibentuklah suatu sistem pemungutan pajak. Seiring dengan
berkembangnya waktu, sistem pemungutan pajak ini berkembang menjadi
beberapa jenis, begitu pula dengan tarif pajak. Di Indonesia sendiri dikenal adanya
empat tarif pajak yaitu tarif regresif, tarif proporsional, tarif progresif dan tarif
degresif. Walaupun dalam praktek hukum perpajakan di Indonesia itu sendiri tarif
degresif tidak pernah benar-benar diimplementasikan karna dianggap tidak
memenuhi asas keadilan. Makalah ini disusun untuk menerangkan jenis- jenis
sistem pemungutan pajak dan tarif-tarif pajak yang berlaku di Indonesia serta
fungsi pajak untuk mengedukasi masyarakat agar dapat memiliki kesadaran penuh
untuk melaksanakan kewajibannya sebagai Wajib Pajak yang taat hukum
perpajakan.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah adalah sebagai


berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan sistem pemungutan pajak ?


2. Apa saja jenis sistem pemungutan pajak ?
3. Apa yang dimaksud dengan tarif pajak ?
4. Apa saja jenis-jenis tarif pajak ?
5. Apa yang dimaksud dengan fungsi budgetair dan fungsi regulerend ?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penulisan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian sistem pemungutan pajak.


2. Untuk mendeskripsikan jenis-jenis sistem pemungutan pajak.
3. Untuk menjelaskan pengertian tarif pajak.
4. Untuk mendeskripsikan jenis-jenis tarif pajak.
5. Untuk menjelaskan pengertian fungsi budgetair dan fungsi regulerend.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Cara dan Sistem Pemungutan Pajak


Sistem pemungutan pajak merupakan suatu cara yang digunakan untuk
menghitung besarnya pajak yang perlu dibayarkan oleh Wajib Pajak kepada
negara. Dengan kata lain, sistem ini menjadi metode untuk mengelola utang pajak
yang bersangkutan supaya bisa masuk ke kas negara.

Adapun, sistem pemungutan pajak sendiri telah diatur dalam Undang-


Undang Nomor 10 Tahun 1994 yang membahas dan mengatur segala hal yang
berkaitan dengan subjek dan objek pajak. Sistem pemungutan pajak dapat di
bedakan lagi menjadi 4 jenis, yaitu official assesment system, semi self assesment
system, full self assesment system dan withholding system.

2.1.1 Official Assesment System

Official Assesment System merupakan sistem pemungutan perpajakan yang


memberikan wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang pada fiskus
atau aparat perpajakan sebagai pemungut pajak. Dalam sistem ini, wajib pajak
bersifat pasif dan pajak terutang baru ada setelah dikeluarkannya Surat Ketetapan
Pajak oleh fiskus.

Dalam sistem ini, petugas pajak sepenuhnya memiliki inisiatif dalam


menghitung dan memungut pajak. Penerapan Official Assesment System ini pun
ditujukan kepada masyarakat selaku wajib pajak, yang dinilai belum mampu
untuk diberikan tanggung jawab dalam menghitung serta menetapkan pajak.
Sistem ini akan berhasil apabila petugas pajak secara kualitas, kuantitas, dan
integritas telah memenuhi kebutuhan dan standar yang ditetapkan.

Offcial Assessment System biasanya diterapkan dalam pembayaran Pajak


Bumi dan Bangunan (PBB) atau jenis-jenis pajak daerah lainnya. Meskipun fiskus
(pemegang wewenang pajak) cukup dominan dalam menghitung dan menetapkan
hutang pajak, namun setelah reformasi perpajakan pada tahun 1984, sistem
pemungutan pajak ini tidak lagi berlaku. Adapun ciri-ciri dari sistem ini adalah :

3
 Wajib Pajak bersifat pasif dalam perhitungan pajak karena besaran pajak
terutang dihitung oleh petugas pajak (fiskus).
 Pajak terutang timbul setelah petugas pajak menghitung pajak yang
terutang dengan diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak.
 Pemerintah mempunyai hak penuh dalam menentukan besarnya pajak
yang wajib dibayarkan oleh wajib pajak.

2.1.2 Semi Self Assesment System


Semi Self Assessment adalah suatu sistem pemungutan pajak di mana
wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh seseorang berada
pada kedua belah pihak, yaitu Wajib Pajak dan fiskus. Mekanisme pelaksanaan
dalam sistem ini berdasarkan suatu anggapan bahwa Wajib Pajak pada awal
tahun menaksir sendiri besarnya utang pajak yang harus dibayarkan, dan pada
akhir tahun besarnya pajak terutang yang sesungguhnya ditetapkan oleh fiskus.

Keuntungan sistem ini adalah adanya koreksi yang seimbang antara wajib
pajak dengan pegawai pajak, sehingga validitas dan kesahihan data dapat
terjamin. Dengan data yang bersifat valid juga akan berimplikasi pada kecilnya
terjadi resiko kerugian terhadap negara dan tidak ada ruang gerak bagi pegawai
pajak untuk melakukan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).

2.1.3 Full Self Assesment System


Full Self Assessment System merupakan sistem pemungutan pajak yang
membebankan penentuan besaran pajak yang perlu dibayarkan kepada wajib pajak
yang bersangkutan. Dengan kata lain, wajib pajak merupakan pihak yang berperan
aktif dalam menghitung, membayar, dan melaporkan besaran pajaknya ke Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) atau melalui sistem administrasi online yang sudah dibuat
oleh pemerintah.

Peran pemerintah dalam sistem pemungutan pajak ini adalah sebagai


pengawas dari para wajib pajak. Full Self Assessment System diterapkan pada
jenis pajak pusat. Contohnya adalah jenis pajak PPN dan PPh. Sistem pemungutan
pajak ini mulai diberlakukan di Indonesia setelah masa reformasi pajak pada 1983
dan masih berlaku hingga saat ini.

4
Namun, terdapat konsekuensi dalam sistem pemungutan pajak ini. Karena
wajib pajak memiliki wewenang menghitung sendiri besaran pajak yang perlu
dibayarkan, maka wajib pajak biasanya akan mengusahakan untuk menyetorkan
pajak sekecil mungkin. Adapun ciri-ciri Full Self Assesment System yaitu :

 Penentuan besaran pajak yang terutang dilakukan oleh Wajib Pajak itu sendiri
 Wajib Pajak berperan aktif dalam menuntaskan kewajiban pajaknya mulai
dari menghitung, membayar, hingga melaporkan sendiri pajak yang
terutang.
 Pemerintah tidak perlu mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak, kecuali jika
Wajib Pajak telat melapor, telat membayar atau terdapat pajak yang
seharusnya dibayarkan oleh Wajib Pajak namun tidak dibayarkan. Pada
sistem ini, pemerintah selaku pemungut pajak tidak ikut campur dan hanya
mengawasi jalannya pembayaran pajak oleh Wajib Pajak.

2.1.4 Withholding System


Sistem pemungutan pajak ini memberikan pengertian bahwa besarnya pajak
akan dihitung oleh pihak ketiga yang bukan wajib pajak ataupun petugas pajak.
Contoh Witholding System adalah pemotongan penghasilan atau gaji karyawan
yang dilakukan oleh bendahara instansi terkait. Jadi, karyawan tidak perlu lagi
pergi ke KPP untuk membayarkan pajak tersebut.

Jenis pajak yang menggunakan Withholding System di Indonesia adalah PPh


Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Final Pasal 4 ayat (2) dan PPN.
Sebagai bukti atas pelunasan pajak dengan menggunakan sistem pemungutan
pajak ini biasanya berupa bukti potong atau bukti pungut. Dalam beberapa kasus
tertentu, bisa juga menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP). Bukti potongan
tersebut nantinya akan dilampirkan bersama SPT Tahunan PPh/SPT Masa PPN
dari wajib pajak yang bersangkutan. Adapun ciri-ciri dari sistem pemungutan
pajak ini ialah :

 Wajib Pajak dan pemerintah tidak berperan aktif dalam menghitung


besaran pajak.
 Pihak ketiga berwenang menentukan besarnya pajak terutang.
 Menerbitkan bukti potong/pungut bagi Wajib Pajak yang telah melunasi

5
pajak terutang.

6
2.2 Tarif Pajak
Tarif pajak merupakan dasar pengenaan pajak atas objek pajak yang
menjadi tanggung jawab wajib pajak. Biasanya tarif pajak berupa persentase yang
sudah ditentukan oleh pemerintah. Ada berbagai jenis tarif pajak dan setiap jenis
pajak pun memiliki nilai tarif pajak yang berbeda-beda. Dasar pengenaan pajak
merupakan nilai dalam bentuk uang yang dijadikan dasar untuk menghitung pajak
terutang.

2.2.1 Tarif Tetap

Tarif pajak tetap atau biasa disebut juga sebagai tarif pajak regresif
merupakan tarif pajak yang nominalnya tetap tanpa memerhatikan jumlah yang
dijadikan dasar pengenaan pajaknya. Diketahui, dasar pengenaan pajak
merupakan nilai dalam bentuk uang yang dijadikan dasar untuk menghitung pajak
terutang.

Tarif pajak regresif juga bisa diartikan sebagai tarif pajak yang akan selalu
tetap sesuai dengan peraturan yang berlaku. Salah satu contohnya yakni Bea
Materai dengan tarif 10.000, yang berlaku sejak tahun 2021, yang tarifnya tidak
akan berubah.

2.2.2 Tarif Proporsional

Tarif pajak proporsional merupakan tarif pajak yang persentasenya tetap


meski terjadi perubahan terhadap dasar pengenaan pajaknya. jadi bisa dibilang
bahwa sebesar apapun jumlah objek pajak yang dikenakan dalam pajak
penghasilannya, persentasenya pun akan tetap sama.

Sekilas, tarif pajak proporsional memiliki pengertian yang sama dengan tarif
pajak regresif. Namun sebenarnya, yang tetap pada tarif pajak proporsional adalah
persentasenya, sementara pada tarif pajak tetap adalah nominalnya.

Salah satu contoh tarif proporsional yang ditentukan Direktorat Jenderal


Pajak (Dirjen Pajak), yaitu Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 11%
sebagaimana diatur dalam UU HPP yang berlaku sejak 1 April 2022. Adapula
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dengan tarif paling tinggi 0,5% sebagaimana
diatur dalam Pasal 41 UU HKPD.

7
2.2.3 Tarif Progresif
Tarif pajak progresif adalah tarif pajak yang persentasenya akan naik
sebanding dengan dasar pengenaan pajaknya. Di Indonesia, tarif pajak progresif
diterapkan untuk Pajak Penghasilan (PPh) Wajib Pajak Orang Pribadi, seperti:

Lapisan Penghasilan Tarif Pajak


0 s.d Rp. 60.000.000 5%
> Rp. 60.000.000 s.d. Rp. 250.000.000 15 %
> Rp. 250.000.000 s.d. Rp. 500.000.000 25 %
> Rp. 500.000.000 s.d. Rp. 5.000.000.000 30 %
> Rp. 5.000.000.000 35 %

Tarif Progresif ini selanjutnya dapat dibagi lagi menjadi 3 jenis, yaitu:
 Tarif Progresif - Progresif
Adalah jenis tarif progresif yang kenaikan persentasenya semakin besar
atau persentase akan naik sebanding dengan dasar pengenaan pajaknya.
 Tarif Progresif – Tetap
Adalah jenis tarif progresif yang kenaikan persentasenya tetap.
 Tarif Progresif – Degresif
adalah jenis tarif progresif yang kenaikan persentasenya semakin
menurun (degresif).

2.2.4 Tarif Degresif

Tarif pajak degresif ini merupakan kebalikan dari tarif pajak progresif. Tarif
pajak degresif adalah tarif pajak yang nilai persentasenya akan semakin kecil jika
nilai objek yang dikenai pajak semakin besar. Atau, persentase tarif pajak akan
semakin rendah ketika dasar pengenaan pajaknya semakin meningkat.

Dengan begitu apabila persentasenya semakin kecil, jumlah pajak terutang


tidak ikut mengecil. Akan tetapi, bisa jadi lebih besar karena jumlah yang
dijadikan dasar pengenaan pajaknya semakin besar. Jenis tarif pajak ini tidak
pernah diimplementasikan dalam praktik hukum perpajakan di Indonesia karena
dianggap mengandung ketidakadilan.

8
2.3 Fungsi Pajak
Menurut Rahayu (2010:25-30) fungsi pajak adalah kegunaan pokok ataupun
manfaat pokok pajak. Sebagai alat untuk menentukan politik perekonomian, pajak
memiliki kegunaan dan manfaat pokok dalam meningkatkan kesejahteraan umum.
Umumnya dikenal dengan 2 macam fungsi pajak, yaitu fungsi budgetair dan
fungsi regulerend.

2.3.1 Fungsi Budgetair


Pajak sebagai sumber pendapatan negara, memiliki fungsi untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran negara, seperti menjalankan tugas-tugas rutin negara
dan melaksanakan pembangunan. Pajak yang disetorkan oleh wajib pajak pribadi
maupun badan dapat digunakan oleh negara untuk pembiayaan rutin seperti
belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan dan sebagainya. Sedangkan yang
berkaitan dengan pembiayaan pembangunan, biaya yang digunakan dapat berasal
dari tabungan pemerintah, yaitu penerimaan dalam negeri dikurangi dengan
pengeluaran rutin. Di sisi lain, pungutan pajak artinya turut melibatkan rakyat
dalam pembangunan negara.

2.3.2 Fungsi Regulerend

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan


pemerintah dalam bidang sosial ekonomi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Contoh dari fungsi mengatur tersebut antara lain :

 Pajak bisa digunakan untuk menghambat laju inflasi.


 Pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mendorong dan meningkatkan
kegiatan ekspor, seperti pajak ekspor barang.
 Pajak bisa memberikan perlindungan terhadap barang produksi dari
dalam negeri, seperti PPN.
 Pajak bisa mengatur dan menarik investasi modal guna membantu
perekonomian semakin produktif.
 Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah untuk
mengurangi gaya hidup konsumtif.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Cara dan sistem pemungutan pajak terbagi atas: Official Asessment System,
yaitu sistem dimana wewenang untuk menentukan besarnya pajak berada pada
pemungut pajak. Semi Self Asessment System, yaitu sistem pemungutan pajak
yang wewenang untuk menentukan besarnya pajak seseorang berada pada dua
pihak yaitu wajib pajak dan pemungut pajak. Full Self Asessment System, yaitu
sistem yang wewenang untuk menentukan besarnya pajak sepenuhnya ada pada
wajib pajak. Dan Withholding System, yaitu sistem yang didasarkan pada campur
tangan pihak ketiga yang mewakili kepentingan wajib pajak dan negara.

Ada beberapa jenis tarif pajak dan setiap jenis pajak pun memiliki nilai tarif
yang berbeda-beda. Tarif pajak tetap adalah tarif pajak yang nominalnya tetap
tanpa melihat jumlah dasar pengenaan pajaknya. Tarif pajak proporsional
merupakan tarif yang persentasenya tetap meski terjadi perubahan terhadap dasar
pengenaan pajak. Tarif Progresif merupakan tarif yang persentasenya semakin
besar mengikuti besaran nilai objek. Tarif pajak degresif adalah tarif yang nilai
persentasenya semakin kecil jika nilai objek yang dikenai pajak semakin besar.

Umumnya dikenal dua macam fungsi pajak, yaitu fungsi budgetair dimana
pajak dipergunakan sebagai salah satu sumber dana bagi pemerintah untuk
membiayai pengeluaran negara, dan fungsi regulerend yaitu fungsi pajak sebagai
alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial
ekonomi untuk mencapai tujuan tertentu.

3.2 Saran
Masyarakat sebagai pihak yang berperan penting terhadap jalannya
pemungutan pajak di Indonesia haruslah mengetahui berbagai macam tarif pajak
yang berlaku serta contoh dari penerapannya dalam hukum perpajakan di
Indonesia. Masyarakat juga harus cermat dalam menyetor pajak menyesuaikan
dengan sistem pemungutan pajak yang berlaku di negara nya.

1
DAFTAR PUSTAKA

Christina. (2023). Jenis Jenis Tarif Pajak yang Perlu Diketahui. Pajakku.
https://www.pajakku.com/read/606e7862eb01ba1922cca754/Jenis-Jenis-
Tarif-Pajak-yang-Perlu-Diketahui
Fitriya. (2022). Jenis Tarif Pajak, Pengelompokan Tarif Pajak dan Contohnya.
Klikpajak. https://klikpajak.id/blog/jenis-tarif-pajak-pengelompokan-tarif-
pajak-dan-contohnya/#b_Tarif_Pajak_Tetap
Holandari, A. (2023). Kenali 3 Jenis Sistem Pemungutan Pajak di Indonesia.
Pajakku.
https://www.pajakku.com/read/608291caeb01ba1922ccaa24/Kenali-3-Jenis-
Sistem-Pemungutan-Pajak-di-Indonesia
Ibnu. (2022). Tarif Pajak Tetap dan Bedanya dengan Tarif Pajak Lain. Accurate.
https://accurate.id/ekonomi-keuangan/tarif-pajak-tetap/
Indah Sari, V. (2021). Sistem pemungutan pajak, Tarif pajak dan Fungsi pajak. 2.
https://www.academia.edu/52856931/Sistem_pemungutan_pajak_Tarif_paja
k_dan_Fungsi_pajak
Lathifa, D. (2022). 4 Fungsi Utama Pajak di Indonesia, Ini Penjelasannya. Online
Pajak. https://www.online-pajak.com/tentang-pajak/fungsi-pajak#:~:text=1.
Fungsi Anggaran (Budgetair),rutin negara dan melaksanakan pembangunan.
Mardiasmo. (2018). PERPAJAKAN (Maya (ed.); Edisi Terb). Andi Offset.
Maulida, R. (2018a). Jenis Tarif Pajak yang Perlu Anda Ketahui. Online Pajak.
https://www.online-pajak.com/tentang-pajakpay/tarif-pajak
Maulida, R. (2018b). Sistem Pemungutan Pajak di Indonesia. Online Pajak.
https://www.online-pajak.com/tentang-pajak-pribadi/sistem-pemungutan-
pajak
Yuliawati M, W. (2021). Cara dan Sistem Pemungutan Pajak , Tarif Pajak ,
Fungsi Pajak. 5.

Anda mungkin juga menyukai