Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH EKONOMI PUBLIK

(Sifat – sifat Sistem Perpajakan Yang Baik)


Dosen Pengampu: Yogi

Disusun Oleh:
Kelompok 11
1. Dilara Fakhira Putri 220511
2. Elni Desmafitri 2205124812
3. Pinitta Marito Siburian 220511

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2023
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini yang berjudul “ Sifat-sifat Sistem Perpajakan Yang Baik“ dapat tersusun sampai
selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Mata Kuliah
Ekonomi Publik yaitu Bapak Yogi yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 30 Oktober 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................4
C. Tujuan Pembahasan.....................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
A. Lima Karakter Perpajakan Yang Diinginkan Sistem Perpajakan................................6
B. Kerangka Umum Yang Dapat Digunakan Memilih Sistem Perpajakan......................8
BAB III.....................................................................................................................................19
PENUTUP................................................................................................................................19
A. Kesimpulan................................................................................................................19
B. Saran..........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................20

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karakteristik perpajakan bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang aspek-
aspek perpajakan yang penting dalam konteks ekonomi dan keuangan. Dalam lingkup
perpajakan, beberapa latar belakang yang dapat menjadi fokus majalah ini antara lain:

a. Kompleksitas Peraturan: Perpajakan sering kali melibatkan beragam peraturan yang


kompleks. Majalah ini dapat membantu membongkar dan menjelaskan peraturan-
peraturan ini secara lebih sederhana dan mudah dimengerti.
b. Dampak Ekonomi: Pajak memiliki dampak langsung pada perekonomian suatu
negara. Majalah ini dapat menjelaskan bagaimana berbagai kebijakan perpajakan
memengaruhi pertumbuhan ekonomi, investasi, dan lapangan kerja.
c. Kepatuhan Perpajakan: Kepatuhan pajak adalah aspek penting dalam sistem
perpajakan. Majalah ini dapat membahas strategi untuk meningkatkan tingkat
kepatuhan perpajakan serta konsekuensi pelanggaran perpajakan.

Kerangka Umum Sistem Perpajakan: Kerangka umum sistem perpajakan mencakup beberapa
komponen penting yang membentuk sistem perpajakan suatu negara. Kerangka ini meliputi:

a. Jenis Pajak: Jenis-jenis pajak yang diterapkan, seperti pajak penghasilan, pajak
pertambahan nilai (PPN), pajak properti, dan lain sebagainya.
b. Tarif Pajak: Tarif atau tingkat pajak yang dikenakan pada berbagai jenis penghasilan
atau transaksi.
c. Peraturan Pajak: Peraturan dan ketentuan hukum yang mengatur pelaksanaan sistem
perpajakan.
d. Pengumpulan Pajak: Cara pengumpulan pajak dari wajib pajak, termasuk metode
pemungutan, tenggat waktu pembayaran, dan prosedur lainnya.
e. Penggunaan Penerimaan Pajak: Bagaimana penerimaan pajak digunakan untuk
mendukung kebijakan pemerintah, seperti pengeluaran publik, infrastruktur, dan
layanan publik.
f. Kepatuhan dan Penegakan Hukum: Upaya untuk memastikan bahwa wajib pajak
mematuhi peraturan perpajakan dan konsekuensi hukum jika terjadi pelanggaran.

4
Karakteristik perpajakan dapat menguraikan setiap elemen dalam kerangka ini, membantu
pembaca memahami bagaimana sistem perpajakan bekerja dan mengapa penting dalam
konteks ekonomi dan keuangan suatu negara.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana 5 Bentuk Karakteristik Perpajakan Yang Diinginkan Oleh Sistem
Perpajakan!
2. Apa Kerangka Umum Yang Dapat Digunakan Memilih Sistem Perpajakan?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk Mengetahui 5 Bentuk Karakteristik Perpajakan Yang Diinginkan Oleh Sistem
Perpajakan.
2. Untuk Mengetahui Kerangka Umum Yang Dapat Digunakan Memilih Sistem
Perpajakan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Lima Karakter Perpajakan Yang Diinginkan Sistem Perpajakan


1. Pengertian Perpajakan

Definisi pajak menurut Prof Dr. P.J. A. Andriani seperti yang dikutip oleh R.
Santoso Brotodihardjo, SH (1996) adalah “luran kepada negara (yang dapat
dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-
peraturan, dengan tidak mendapat prestasi-kembali, yang langsung dapat ditunjuk,
dan yang gunanya untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung
dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”.

Sedangkan menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH (1979), pajak adalah


“Juran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapatkan jasa-timbal (kontra-prestasi), yang langsung
dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum” (halaman 5)
Namun, Prof Dr. Rochmat Soemitro, SH kemudian menyempurnakan definisi pajak
tersebut sebagaimana dikutip oleh R. Santoso Brotodihardjo, SH menjadi peralihan
kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin
dan “surplus”-nya digunakan untuk “Public Saving” yang merupakan sumber utama
untuk membiayai “Public Investment”.

Sementara Ray M. Sommerfeld (1981) mendefinisikan pajak sebagai “A tax


can be defined meaningfully as any nonpenal yet compulsory transfer of resources
from the private to the public sector, levied on the basis of predetermined criteria and
without receipt of a specific benefit of equal value, in order to accomplish some of a
nation’s economic and social objectives.”

Dalam definisi pajak menurut Sommerfeld diatas, pajak didefinisikan sebagai


bukanlah suatu denda namun merupakan perpindahan sumber daya dari swasta ke
pemerintah yang dikenakan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dengan tidak

6
memperoleh imbalan senilai dengan tujuan untuk mencapai tujuan ekonomi dan sosial
negara.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa unsur yang membedakan pajak


dengan jenis pembayaran yang lain kepada pemerintah adalah

a. Manfaat yang diperoleh oleh si pembayar

Dalam pembayaran pajak sangat jelas terlihat terjadi penurunan kekayaan


pembayar pajak secara langsung yang tanpa disertai dengan imbalan atau manfaat
yang langsung dapat dirasakannya. Sedangkan pada jenis pembayaran yang lainnya
kepada pemerintah, pembayar mendapatkan manfaat langsung yang senilai dengan
apa yang mereka bayarkan.

b. Unsur paksaan

Unsur paksaan pada pembayaran pajak lebih menonjol dibandingkan dengan


pembayaran lain selain pajak dimana bila hutang pajak tidak dibayar, hutang itu dapat
ditagih dengan menggunakan kekerasan seperti surat paksa dan sita, dan juga
penyanderaan

c. Pajak dipungut berdasarkan dengan kekuatan Undang-Undang serta aturan


pelaksanaannya
d. Pajak dipungut oleh Negara baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah
e. Pajak mempunyai fungsi budgeter (suatu alat atau sumber untuk memasukkan
uang sebanyak-banyaknya didalam Kas Negara yang pada waktunya akan
digunakan untuk membiayai pengeluaran Negara) dan non budgeter atau dengan
kata lain pajak digunakan sebagai alat pembangunan dalam bentuk kebijakan
pajak
2. Pengertian Perpajakan Di Indonesia
Dalam Pasal 4 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2008, yang dimaksud penghasilan adalah: “Setiap tambahan kemampuan ekonomis
yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun
dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah
kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun”

7
Penghasilan sebagai obyek pajak mempunyai lima unsur (Mansury, 2000,
halaman 42-46):
a. Penghasilan adalah tambahan kemampuan ekonomi yaitu setiap tambahan
kemampuan untuk menguasai barang dan jasa yang didapat oleh wajib Pajak
dalam tahun pajak tertentu (accretion concept of income atau comprehensive tax
base). Yang dimaksud dengan tambahan adalah jumlah penerimaan atau perolehan
bruto setelah dikurangi dengan biaya mendapatkan, menagih dan memelihara
penghasilan itu
b. Yang diterima atau diperoleh oleh Wajib Pajak. Hal ini berarti pengenaan pajak
atas setiap tambahan kemampuan ekonomis itu bilamana telah terealisasi (saat
pengakuan) yang menurut konsep akuntansi dapat terjadi pada saat diperoleh
(accrual basis), atau pada saat diterima (cash basis).
c. Baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia (worldwide income)
tanpa melihat letak dari sumber penghasilan berada untuk Wajib Pajak dalam
negeri
d. Yang dapat dipakai untuk konsumsi maupun yang dipakai untuk menambah harta.
Unsur ini merupakan cara menghitung atau mengukur besarnya penghasilan yang
dikenakan pajak, yaitu sebagai hasil penjumlahan seluruh pengeluaran untuk
kebutuhan konsumsi dan sisanya yang ditabung menjadi kekayaan Wajib Pajak
termasuk yang dipakai untuk membeli harta sebagai investasi (investasi disini
adalah penggunaan tabungan Wajib Pajak untuk mengembangkan harta Wajib
Pajak, seperti dibelikan saham untuk memperoleh dividen dan capital gains atau
dibelikan tanah yang dapat memberikan sewa dan juga capital gains)
e. Dengan nama dan dalam bentuk apapun. Hakikat ekonomis lebih penting dalam
menentukan ada tidaknya penghasilan yang dikenakan pajak dibandingkan dengan
bentuk formal (yuridis)

Lebih lanjut, Dr. Gunadi M. Sc, Akt. (2006) menyatakan bahwa konsep
penghasilan untuk tujuan pajak penghasilan dapat berbeda dari konsep penghasilan
pada akuntansi komersial, karena perpajakan umumnya berkaitan dengan keadilan
vertikal dan keadilan horizontal serta dapat dipakai sebagai suatu instrumen kebijakan
ekonomi dan sosial

3. Karakteristik Perpajakan

8
Sistem perpajakan yang baik memiliki beberapa karakteristik yang
diinginkan, antara lain:

1. Keadilan: Sistem perpajakan seharusnya adil, artinya pajak harus


dikenakan secara proporsional sesuai dengan kemampuan ekonomi
masing-masing individu atau perusahaan. Ini bisa mencakup prinsip-
progressive taxation, di mana individu dengan pendapatan lebih tinggi
membayar pajak lebih besar.
2. Efisiensi: Sistem perpajakan seharusnya dirancang untuk menghasilkan
pendapatan yang cukup bagi pemerintah tanpa menciptakan beban
administratif yang berlebihan atau distorsi dalam ekonomi.
3. Kepastian hukum: Peraturan perpajakan harus jelas dan konsisten
sehingga wajib pajak dapat memahami kewajibannya dengan baik, dan
perubahan peraturan harus disosialisasikan dengan baik.
4. Kemudahan Administrasi: Sistem perpajakan seharusnya mudah dikelola
baik bagi wajib pajak maupun pemerintah. Ini mencakup prosedur
pelaporan yang sederhana dan efisien.
5. Kepatuhan: Sistem perpajakan yang baik juga harus mendorong tingkat
kepatuhan yang tinggi dari wajib pajak, baik melalui pengawasan yang
ketat maupun insentif yang tepat.

Karakteristik-karakteristik ini membantu menciptakan sistem perpajakan yang


seimbang dan efektif dalam mengumpulkan pendapatan untuk pemerintah sambil
menjaga keadilan dan kepatuhan wajib pajak.

B. Kerangka Umum Yang Dapat Digunakan Untuk Memilih Sistem Perpajakan


1. Sistem Pemajakan Global dan Schedular

Menurut Janet Stotsky (1995, halaman 121) ada dua macam sistem pajak
penghasilan yaitu sistem pemajakan global dam sistem pemajakan schedular Sistem
pemajakan global adalah sistem yang mengenakan pajak atas seluruh sumber penghasilan
baik yang bersumber dari dalam negeri maupun luar negeri secara bersama-sama. Sedangkan
sistem pemajakan schedular adalah sistem pemajakan dengan setiap sumberjenis penghasilan
dikenakan pajak secara terpisah.

Sistem pemajakan global umumnya digunakan oleh negara-negara maju


sementara sistem pemajakan scheduler banyak digunakan pada negara-negara berkembang.

9
Namun, dalam praktik kedua sistem tersebut umumnya diterapkan oleh hampir semua negara
termasuk Indonesia secara bersama-sama. Menurut Janet Stotsky, beberapa keuntungan
sistem pemajakan scheduler (1995, halaman 121-122) adalah sebagai berikut.

a. Mempermudah pengawasan atas penerimaan pajak pada negara dengan sistem


administrasi pajak yang masih belum bagus.
b. Pengurangan jumlah Wajib Pajak yang harus melaporkan Surat Pemberitahuan Pajak
secara signifikan karena pajak umumnya dipungut oleh pemberi penghasilan
c. memberikan keuntungan administratif yang lebih tinggi bila jumlah Wajib Pajak yang
memiliki beberapa sumber penghasilan sedikit
d. Memungkinkan adanya perlakuan pajak yang berbeda untuk tiap jenis penghasilan

Sementara itu, beberapa keuntungan dari sistem pemajakan global (1995,


halaman 121-122) adalah sebagai berikut:

a. Memungkinkan tercapainya keadilan secara vertikal karena pajak dikenakan Atas


seluruh penghasilan
b. mengurangi kewajiban pelaporan Wajib Pajak yang memiliki beberapaSumber
penghasilan karena setiap Wajib Pajak hanya perlu melaporkan 1 Surat
Pemberitahuan Pajak.
2. Sistem Flat Tax

Yang dimaksud dengan sistem pajak dengan tarif flat adalah sistem
Pemungutan pajak yang menerapkan suatu tarif tertentu dikenakan terhadap suatu Jumlah
penghasilan. Menurut Robert E. Hall dan Alvin Rabushka (1983, halaman 32-52), prinsip-
prinsip flat tax sebagai kerangka suatu sistem perpajakan secara keseluruhan meliputi:

a. Seluruh penghasilan hanya boleh dikenakan pajak sebanyak satu kali dan harus
sedapat mungkin mencerminkan sumbernya.
b. Seluruh penghasilan dikenakan pajak dengan tarif proporsional (flat) yang sama tanpa
progresivitas.
c. Besarnya pajak yang dibayarkan oleh Wajib Pajak tergantung dari kemampuan
ekonomi Wajib Pajak. Semakin tinggi kemampuan ekonomi wajib Pajak maka
semakin besar pula jumlah pajak yang harus disetorkan Wajib Pajak ke Kas Negara.
d. Surat Pemberitahuan Pajak untuk individu dan badan harus dibuat sederhana mungkin
dan seluruh informasi yang diperlukan dalam Surat Pemberitahuan Pajak dalam
bentuk sederhana dan dapat dituangkan dalam kartu pos.

10
Adapun Proses pemilihan sistem perpajakan merupakan keputusan yang penting
bagi pemerintah atau pembuat kebijakan dalam suatu negara. Berikut adalah penjelasan
mengenai kerangka umum yang dapat digunakan untuk memilih sistem perpajakan:
a. Analisis Kebutuhan dan Tujuan: Identifikasi tujuan dan kebutuhan pemerintah dalam
mengenai sistem perpajakan, seperti pendapatan yang diperlukan, pengendalian
inflasi, atau redistribusi kekayaan.
b. Penentuan Jenis Pajak: Pilih jenis-jenis pajak yang sesuai, seperti pajak penghasilan,
pajak konsumsi, pajak properti, atau pajak transaksi, berdasarkan tujuan dan
kebijakan yang ingin dicapai.
c. Evaluasi Model Pajak yang Ada: Tinjau sistem perpajakan yang sudah ada di negara
atau wilayah Anda, dan evaluasi keunggulan serta kelemahan mereka dalam mencapai
tujuan yang ditetapkan.
d. Analisis Distribusi Pajak: Pertimbangkan apakah sistem perpajakan akan bersifat
progresif (pajak lebih tinggi untuk pendapatan lebih tinggi), regresif (pajak lebih
rendah untuk pendapatan lebih tinggi), atau proporsional (pajak sebanding dengan
pendapatan) untuk mencapai tujuan distribusi kekayaan yang diinginkan.
e. Studi Perbandingan: Bandingkan sistem perpajakan dengan negara atau wilayah lain
yang memiliki karakteristik serupa. Pelajari pengalaman dan dampak dari sistem
perpajakan mereka.
f. Pertimbangkan Faktor Ekonomi: Evaluasi dampak pajak terhadap pertumbuhan
ekonomi, investasi, lapangan kerja, dan daya saing ekonomi nasional.
g. Evaluasi Administrasi Pajak: Pertimbangkan kemampuan pemerintah dalam
mengelola dan mengumpulkan pajak secara efisien, termasuk biaya administrasi yang
terkait.
h. Pertimbangkan Aspek Sosial dan Kebijakan: Tinjau dampak sosial, lingkungan, dan
kebijakan perpajakan terhadap masyarakat. Pertimbangkan kebijakan yang
mendukung tujuan seperti perlindungan lingkungan atau pemberantasan kemiskinan.
i. Konsultasi dengan Pihak Terkait: Melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti
pakar perpajakan, perwakilan bisnis, dan masyarakat umum dalam proses
pengambilan keputusan.
j. Implementasi dan Evaluasi: Setelah memilih sistem perpajakan, implementasikan
dengan baik dan lakukan evaluasi berkala terhadap kinerja sistem tersebut. Pastikan
sistem perpajakan dapat beradaptasi dengan perubahan kondisi ekonomi dan sosial.

11
Kerangka ini membantu pemerintah dalam membuat keputusan yang lebih
terinformasi dan mendekati tujuan perpajakan yang mereka inginkan. Proses ini melibatkan
analisis menyeluruh dan pertimbangan berbagai faktor untuk memilih sistem perpajakan yang
sesuai dengan kebutuhan negara atau wilayah yang bersangkutan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari materi ini adalah :

a. Kepahaman yang Mendalam: Sistem perpajakan yang baik memerlukan pemahaman


mendalam tentang karakteristik perpajakan yang mencakup peraturan, jenis pajak,
tarif, dan mekanisme pengumpulan. Ini membantu pemerintah, wajib pajak, dan
pemangku kepentingan lainnya beroperasi secara efisien dalam lingkungan
perpajakan.
b. Keadilan dan Kesetaraan: Sistem perpajakan yang baik harus mencerminkan prinsip-
prinsip keadilan dan kesetaraan. Ini berarti bahwa pajak harus dikenakan secara adil
dan proporsional, serta harus memberikan manfaat yang merata bagi masyarakat
c. Efisiensi Ekonomi: Sistem perpajakan yang baik harus merangsang pertumbuhan
ekonomi dengan cara yang efisien. Ini mencakup pengurangan beban pajak pada
investasi dan usaha, serta menghindari hambatan yang berlebihan pada aktivitas
ekonomi.
d. Kemampuan untuk Memenuhi Kebutuhan Pemerintah: Penerimaan pajak harus
mencukupi untuk mendukung pengeluaran pemerintah yang penting, seperti
infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan keamanan.
e. Kepatuhan Pajak yang Tinggi: Sistem perpajakan yang baik harus mendorong tingkat
kepatuhan yang tinggi dari wajib pajak. Ini dapat dicapai melalui pengawasan yang
efektif, penyuluhan pajak, dan sanksi yang tegas bagi pelanggar pajak.

12
f. Transparansi dan Akuntabilitas: Sistem perpajakan yang baik harus transparan,
memungkinkan pemerintah dan masyarakat untuk memahami bagaimana penerimaan
pajak digunakan dan mengukur kinerja sistem perpajakan.
g. Keterkaitan dengan Tujuan Pembangunan: Sistem perpajakan harus terkait dengan
tujuan pembangunan jangka panjang suatu negara, seperti mengurangi kemiskinan,
mengurangi ketidaksetaraan, dan mendukung keberlanjutan lingkungan.

Pada kesimpulan ini, sistem perpajakan yang baik harus mencerminkan


karakteristik yang mendukung keadilan, efisiensi, dan keseimbangan antara kepentingan
pemerintah dan masyarakat. Ini menciptakan landasan yang kuat untuk pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan yang berkelanjutan.

B. Saran
Dalam mengakhiri pembahasan mengenai karakteristik dan kerangka umum sistem
perpajakan, kita disadarkan akan pentingnya pemahaman yang mendalam tentang perpajakan
dalam konteks ekonomi dan keuangan. Sebagai wajib pajak atau pengambil kebijakan, mari
kita terus belajar dan berkontribusi pada perbaikan sistem perpajakan agar dapat menciptakan
lingkungan yang lebih adil dan berkelanjutan. Perpajakan bukanlah sekadar kewajiban, tetapi
juga alat untuk mencapai tujuan-tujuan sosial dan ekonomi. Melalui pemahaman yang baik
tentang karakteristik perpajakan dan kerangka sistem perpajakan, kita dapat berperan aktif
dalam menciptakan perubahan yang positif dalam masyarakat.

Sistem perpajakan selalu berkembang seiring perubahan dalam ekonomi dan masyarakat.
Dengan analisis yang teliti dan rekomendasi yang berdasarkan bukti, kita dapat membantu
pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya merancang kebijakan perpajakan yang lebih
efisien dan berdampak positif.

Terakhir, mari kita ingat bahwa perpajakan adalah instrumen yang dapat
membentuk masa depan kita. Dengan memahami karakteristik perpajakan dan kerangka
umum sistem perpajakan, kita dapat menjadi bagian dari solusi yang memajukan masyarakat
dan mendukung tujuan pembangunan yang lebih besar. Semoga makalah ini telah
memberikan wawasan yang berharga tentang dunia perpajakan. Teruslah menjelajahi dan
memperdalam pengetahuan Anda tentang topik ini, karena perpajakan akan terus menjadi
topik yang relevan dalam dinamika ekonomi global.

13
DAFTAR PUSTAKA

Smith, John. (2020). Taxation and Its Economic Impact. Publisher ABC.

Johnson, Mary. (2019). Understanding Tax Law: A Comprehensive Guide. Publisher XYZ.

Brown, Robert. (2018). The Evolution of Taxation Policies. Journal of Taxation, 45(2), 123-
140.

White, Emily. (2017). Comparative Analysis of International Tax Systems. International


Taxation Review, 30(3), 287-305.

Government of [Nama Negara]. (2022). Annual Report on Taxation Policies. Ministry of


Finance, [Nama Negara]. Retrieved from [URL].

Davis, Lisa. (2021). Taxation and Economic Growth: A Case Study of [Nama Negara].
Economic Journal, 55(4), 567-582.

14

Anda mungkin juga menyukai