Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

KEWAJIBAN MEMBAYAR PAJAK

DOSEN PENGAMPU : Dr. ISA ANSHORI, M.Si

OLEH :

WARDA AWALIYAH (212071200010)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH


IBTIDAIYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Tidak lupa shalawat serta salam selalu kita curahkan kepada junjungan Nabi kita Nabi
agung Muhammad SAW yang telah membimbing di jalan yang benar.

Tujuan atau maksud penulis dalam menyusun makalah ini yaitu untuk memenuhi
tugas mata kuliah Kewarganegaraan dan juga ingin lebih memperdalam bagaimana pajak
menjadi kewajiban bagi seluruh masyarakat indonesia.

Maka dengan hal ini berhasilnya makalah ini pun tidak terlepas dari bantuan dan
dorongan ataupun didikan yang telah diberikan kepada kami sehingga penulis
mengucapkan terimakasih yang sangat banyak kepada Bapak Dr. Isa Anshori, M.Si
selaku dosen pengampu kami dan tak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih
kepada orangtua yang selalu memberikan support dan dorongan kepada kami dalam
membuat makalah tersebut.

Penulis menyadari begitu banyak kekurangan dari makalah ini sehingga penulis
pun sangat berharap mendapatkan kritik dan saran terhadap pembaca agar kedepannya
penulis dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.

Wassalamualaikum Wr.Wb

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................1

KATA PENGANTAR........................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG............................................4

B.RUMUSAN MASALAH........................................4

C.TUJUAN.................................................................5

BAB II METODE ..............................................................5

BAB III PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PAJAK.........................................5
B. KEWAJIBAN MEMBAYAR PAJAK DAN PENDAPAT ULAMA
MENGENAI PAJAK..................................................8

BAB IV PENUTUP

A.KESIMPULAN.......................................................12

B.SARAN...................................................................13

C.DAFTAR PUSTAKA.............................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu sumber pendapatan negara terbesar adalah pajak. Pajak
digunakan oleh pemerintah untuk pembiayaan pembangunan nasional. Manfaat
yang dirasakan adalah fasilitas pendidikan, fasilitas transportasi, fasilitas
kesehatan sarana dan prasarana umum. Pajak didapat dari kontribusi masyarakat
(wajib pajak) dengan menggunakan sistem self assesment. Sistem self assesment
merupakan sebuah sistem reformasi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Pajak. Sistem self assesment adalah sistem dimana wajib pajak diberi
kepercayaan untuk menghitung dan melaporkan sendiri pajak yang terutang oleh
Wajib Pajak, sedangkan petugas pajak sendiri bertugas untuk mengawasinya.
Dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 55 Tahun 2016 tentang
Ketentuan umum dan Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah PBB sektor pedesaan
dan perkotaan dialihkan menjadi pajak daerah. Dengan mengoptimalkan sektor
penerimaan pajak bumi dan bangunan ini, diharapkan pemerintah daerah mampu
berbuat banyak untuk kepentingan masyarakat dan menyukseskan pembangunan.
Setiap wajib pajak yang terdaftar tentu memiliki nomor pokok wajib pajak
(NPWP), dianggap sudah mengerti dan memahami mengenai peraturan
perpajakan yang berlaku.
Masih ada beberapa wajib yang tidak sepenuhnya memahami tentang
peraturan perpajakan akan berdampak pada penerimaan pajak di Indonesia.
Seorang wajib pajak dapat dikatakan patuh dalam kegiatan perpajakan apabila
memahami secara penuh tentang peraturan perpajakan antara lain: mengetahui
dan berusaha memahami Undang-Undang perpajakan, cara pengisian formulir
perpajakan, cara menghitung pajak, cara melaporkan SPT dan selalu membayar
pajak tepat waktu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian mengenai pajak?

4
2. Apakah pajak itu wajib? Dan bagaimana pendapat ulama mengenai pajak?
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang pengertian pajak
2. Mengetahui akan kewajiban membayar pajak dan mengetahui pendapat para
ulama mengenai pajak

BAB II
METODE

Metode penelitian kali ini menggunakan metode kualitatif berdasarkan hasil penelitian

literatur, yaitu mengumpulkan data dari buku, jurnal, tesis, dan lain-lainnya yang berkaitan

dengan hubungan dan pembahasan. Setelah mengumpulkan data sumber literatur yang ada

kaitannya dengan implementasi nilai pancasila dalam ekonomi dunia. Lalu, dilanjutkan dengan

menganalisis penelitian ini, pertama harus mengumpulkan keseluruhan data dan menjelaskan

secara rinci hasil temuan yang kemudian di gabungkann oleh hasil temuan yang didapatkan lalu

yang terakhir dibuat menjadi kesimpulan.

BAB III
PENYAJIAN DATA DAN PEBAHASAN

A. PENGERTIAN PAJAK
Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terhutang
oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan,dengan tidak
mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk, dan gunanya adalah
untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum yang berhubungan dengan
tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan (Adriani, 1987:2 dalam
verawati, 2007) menurut Prof. Dr. Rahmat Sumitro, SH 1990, pajak adalah iuran
rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari kas rakyat ke sektor
pemerintah) berdasarkan Undang-Undang untuk memibiayai pengeluaran rutin

5
dan surplus nya yang digunakan untuk public saving yang merupakan salah satu
sumber utama untuk membiayai public investment.
Penghasilan
negara berasal dari rakyatnya melalui pungutan pajak atau dari hasil kekayaan
alam yang ada didalam negara itu (natural resource). Dua sumber itu merupakan
sumber terpenting yang memberikan penghasilan kepada negara sehingga negara
memiliki dana sebagai pembangunan nasional. Penghasilan tersebut untuk
membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup kepentingan
individu bagi rakyat seperti kesehatan rakyat, pendidikan, kesejahteraan, dan
sebagainya. Pemugutan pajak dapat dipaksakan karena dilaksanakan berdaarkan
Undang-Undang. Berdasarkan UU KUP Nomor 28 Tahun 2007, pasal 1, ayat 1,
pengertian pajak adalah kontribusi wajib kepadanegara yang terhutangoleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasakan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untu
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dalam pengertian pajak memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut :
 Peralihan kekayaan dari orang atau badan kepemerintahan
 Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan Undang-Undang serta
aturan pelaksanaannya sehingga dapat dipaksakan
 Tidak dapat ditunjukan kontraprestasi langsung sejarah individual yang
diberikan oleh pemerintah
 Pajak dipungut oleh negara
 Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah
 Pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan bersama
pemerintah
 Pajak dapat dipungut secara langsung maupun secara tidak langsung
Pajak memiliki peranan yang signifikan dalam kehidupan bernegara,
khususnya pembangunan. Pajakmerupakan sumber pendapatan negara
dalam membiayai seluruhpengeluaran yang dibutuhkan, trmasuk
pengeluaran untk pembangunan. Sehingga pajak memiliki beberapa
fungsi, antara lain :

6
a) Fungsi Anggaran (fungsi budgeter)
Pajak merupakan sumber pemasukan keuangan negara dengan
cara mengmpulkan dana dari wajib pajak ke kas negara untuk
membiayai pembangunan nasional atau pengeluaran negara
lainnya.
b) Fungsi Mengatur (fungsi regulasi)
Pajak merupakan alat untukmelaksanakan atau mengatur
kebijakan negara dalam lapangan sosial dan ekonomi, fungsi
mengatur tersebut antara lain :
 Pajak dapat digunakan untuk menghambat laju inflasi
 Pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong
kegiatan ekspor seperti pajak ekspor barang
 Pajak dapat memberikan proteksi atau perlindungan
teradap barang produksi dari dalam negeri, contohnya
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
 Pajak dapat mengatur dan menarik investasi modal yang
membantu perekonomian agar semakin produktif
c) Fungsi Pemerataan (pajak distribusi)
Pajak dapat digunakan untuk menyesuaikan dan
menyeimbangkan antara pembagian pendapatan dengan
kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat.
d) Fungsi Stabilisasi
Pajak dapat digunakan untuk menstabilkan kondisi dan keadaan
perekonomian, seperti untuk mengatasi inflasi, pemerintah
menetapkan pajak yang tinggi, sehingga jumlah uang yang
beredar dapat dikurangi. Sedangkan untuk mengatasi kelesuan
ekonomi atau diflasi,pemerintah menurunkan pajak, sehingga
jumlah uang yang beredar dapat ditambah dan diatasi.
Keempat fungsi pajak diatas merupakan fungsi dari pajak yang
umum dijumpai di berbagai negara.

7
B. KEWAJIBAN MEMBAYAR PAJAK DAN PENDAPAT ULAMA MENGENAI
PAJAK
Kesadaran wajib pajak dalam membayar kewajibannya merupakan suatu
hal yang penting. Dalam penarikan pajak suatu hal yang menentukan keberhasilan akan
kesadaran pemungutan pajak adalah kemauan wajib pajak untuk membayar kewajiban
pajaknya. Upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah baik upaya pendidikan,
penyuluhan dan sebagainya tidak akan berarti banyak dalam membangun kesadaran
wajib pajak untuk membayar pajak, jika pemerintah tidak melakukan sosialisasi terhadap
sistem perpajakan yang memadai dan mudah dipahami oleh masyarakat terutama para
wajib itu sendiri.
Sistem pemungutan pajak dengan menggunakan Self assessment
memberikan peran aktif Wajib Pajak untuk melakukan sendiri perhitungan pajak
terutang, menyetorkan sendiri, dan melaporkan SPT sendiri. Sistem ini lebih ditekankan
kepada kerelaan wajib pajak untuk mematuhi kewajiban perpajakannya (Devano dan
Rahayu ,2006:113). Untuk menunjang Self Assessment System tersebut Direktorat
Jenderal Pajak membuat suatu sistem pendukung yang diharapkan dapat memudahkan
Wajib Pajak dalam membayar dan melaporkan kewajiban pajaknya yaitu adanya e-filling,
e-SPT,e-registration,drop box, dan e-banking. Hal tersebut diharapkan dapat
meningkatkan penerimaan pada sektor pajak dan dapat menciptakan suatu sudut pandang
yang positif terhadap Direktorat Jenderal Pajak dan pada itu sendiri.
Kemauan Wajib Pajak dalam membayar pajak adalah hal yang penting dalam
penarikan pajak. Masyarakat sendiri dalam kenyataannya tidak suka membayar pajak.Hal
ini disebabkan masyarakat tidak pernah tau wujud konkret imbalan dari uang yang di
keluarkan untuk membayar pajak (Widayati dan Nurlis 2010) salah satu upaya dalam
meningkatkan penerimaan pajak adalah dengan memberikan suatu pelayanan yang
bermutu terhadapwajib pajak selaku pelanggan. Masih ada wajib pajak yang menunggu
ditagih dalam membayar pajak, seperti peraturan pajak pada periode lama (dalam
Supatmi, 2009). Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan diharapkan dapat
meningkatkan kepuasan kepada wajib pajak sebagai pelanggan.
Dasar konstituonal kewajiban
membayar pajak terdapat pada pasal 23 A UUD 1945. Dengan membayar pajak,

8
warga negara telah memenuhi kewajibannya pada pada pasal 30 ayat (1) UUD
1945 yaitu kewajiban ikut serta dalam pertahanan dan keamanan negara.
Dari kewajiban membayar pajak dapat diuraikan nilai-nilai yang terkandung
di dalam sila Pancasila seperti :
 Pada sila pertama antara lain nilai keikhlasan , artinya seseorang rela untuk
membayar pajak demi kepentingan rakyat lain juga menikmati
pembangunan dan berharap adanya balasan. Disamping itu ada nilai
kedermawaan, yaitu bermurah hati terhadap sesama dengan menyisihkan
pendapatannya untuk membayar pajak, dan nilai-nilai lainnya.
 Pada sila kedua dari pancasila antara lain terkandung nilai keadilan artinya
warga negara yang memperoleh hak juga memenuhi kewaibannya seperti
membayar pajak sehingga seimbang diantaranya baru dapat dikatakan adil
sebagai warga negara.
 Pada sila ketiga yaitu mengekspresikan rasa cinta tanah air karena dengan
membayar pajak artinya seseorang ingin negaranya bisa lebih maju melalui
tahap pembangunan, sadar menjalani kehidupannya sebagai warga negara
wajib membayar pajak, dan rasa nasionalisme artinya ingin
mempertahankan negaranya seperti mewujudkan kejayaan bangsa dan
kemakmuran rakyat.
 Pada sila keempat meliputi prinsip demokrasi artinya pembayaran pajak
merujuk pada partisipasi masyarakat dalam bidang ekonomi dan
pembangunan.
 Pada sila kelima antara lain seluruh masyarakat berhak menikmati
pembangunan dari pembayaran pajak.
Kontribusi masyarakat Indonesia dalam pembayaran pajak sangat
berpengaruh pada pendapatan negara. Jika masyarakat berperan aktif dalam
pembayaran pajak,maka pendapatan negara akan meningat sehingga bisa
mendorong pembangunan nasional kearah yang lebih baik, maju, dan merata.
Sehingga kesejahteraan dan kemakmuran rakyat tercipta. Namun, jika masyarakat
tidak memenuhi kewajibannya sebagai Warga Negara Indonesia dalam pembayaran

9
pajak maka hal yang akan terjadi bisa berupa kesenjangan kesejahteraan karena
pembangunan yang tidak merata dan sebagainya.
Pajak digunakan untuk keperluan negara dan kepentingan masyarakat yang
akan memperoleh fasilitas-fasilitas berupa pendidikan, kesehatan, pengembangan
transportasi umum, pariwisata, keamanan dan ketertiban, budaya, kelestarian
lingkungan hidup dan sebagainya.
Dalam pandangan islam, Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia
(MUI) Hasanuddin Abdul Fattah menyampaikan penjelasan tentang pajak dalam
pandangan islam dan apa hukum mengenai pajak. Beliau menyampaikan bahwa
pajak berbeda dengan zakat. Zakat berkaitan denan kewajiban seorang muslim yang
dijelaskan dalam nash syar’i, sedangkan pajakadalah urusan penguasa atau
pemerintah sebuah negara dan tidak ada nash syar’i. Namun, terdapat kaidah fiqih
yangmembolehkan penguasa membuat kebijakan apapun asal mengandung
mashlahat lil ummah yaitu tasharrauful imam alarrraiyyah manuthun bil
mashlahah(Republika, 2021)
Hasanuddin menekankan, kebijakan apapun yang diterapkan oleh
pemerintah, termasuk dalam hal pajak, bukan ditunjukkan untuk memeras,
menyusahkan maupun memberatkan rakyat Indonesia. Disinilah letak pentingnya
memperhatikan prinsip keadilan dalam melakukan pemungutan pajak. Hasanuddin
juga menyampaikan pajak adalah bagian kebijakan dari pemerintah. Jadi, sebagai
umat muslim harus memenuhi kebijakan tersebut sebagaimana yang telah di nash
kan dalam Al-Qur’an untuk taat kepada penguasa, yang berbunyi :

‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اَ ِط ْيعُوا هّٰللا َ َواَ ِط ْيعُوا ال َّرسُوْ َل َواُولِى ااْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ۚ ْم‬

: Artinya

Wahai orang-orang yang beriman!, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan“
”.....ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu

10
Jadi, hukum membayar pajak itu juga wajib. Hanya saja penyalurannya berbeda dengan “
zakat. Kalau zakat sudah jelas yang dalam penyalurannya itu ada delapan asnaf. Kalau
pajak tergantung pemerintah, sesuai dengan kebutuhan bangsa dan masyarakat. Ke mana
.uang pajak iti urusan pemerintah.” Ujar Hasanuddin (Rebulika, 2021)

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Undang-Undang No. 55 Tahun 2016 tentang Ketentuan umum dan Tata


Cara Pemungutan Pajak Daerah PBB sektor pedesaan dan perkotaan dialihkan
menjadi pajak daerah. Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat
dipaksakan) yang terhutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-
peraturan,dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat
ditunjuk, dan gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
umum yang berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan
pemerintahan.Penghasilan negara berasal dari rakyatnya melalui pungutan pajak
atau dari hasil kekayaan alam yang ada didalam negara itu (natural resource).
Dua sumber itu merupakan sumber terpenting yang memberikan penghasilan
kepada negara sehingga negara memiliki dana sebagai pembangunan nasional.

Kemauan Wajib Pajak dalam membayar pajak adalah hal yang penting
dalam penarikan pajak. Masyarakat sendiri dalam kenyataannya tidak suka
membayar pajak.Hal ini disebabkan masyarakat tidak pernah tau wujud konkret
imbalan dari uang yang di keluarkan untuk membayar pajak.Padahal pajak
digunakan untuk keperluan negara dan kepentingan masyarakat yang akan
memperoleh fasilitas-fasilitas berupa pendidikan, kesehatan, pengembangan
transportasi umum, pariwisata, keamanan dan ketertiban, budaya, kelestarian
lingkungan hidup dan sebagainya. Upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah
baik upaya pendidikan, penyuluhan dan sebagainya tidak akan berarti banyak
dalam membangun kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak, jika
pemerintah tidak melakukan sosialisasi terhadap sistem perpajakan yang
memadai dan mudah dipahami oleh masyarakat terutama para wajib itu sendiri.
Kemauan Wajib Pajak dalam membayar pajak adalah hal yang penting dalam
penarikan pajak. Masyarakat sendiri dalam kenyataannya tidak suka membayar

12
pajak. Hal ini disebabkan masyarakat tidak pernah tau wujud konkret imbalan
dari uang yang di keluarkan untuk membayar pajak.

B. Saran
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan
sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan
nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang
pembahasan makalah diatas.

13
DAFTAR PUSTAKA

Yulianti, F. (2020). Pengertian Pajak Dan Pungutan Lainnya.

Anggreni, I. A. N. S., Yuesti, A., & Bhegawati, D. A. S. (2021). Pengaruh Kesadaran


Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, Sosialisasi Perpajakan, dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Kendaraan Bermotor di Desa Abiansemal Pada Masa Covid’19. KARMA (Karya
Riset Mahasiswa Akuntansi), 1(2), 499-505.

Listyowati, Y. C. S. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak


Dalam Membayar Pajak. Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis Airlangga, 3(1).

Aswati, W. O., Mas’ud, A., & Nudi, T. N. (2018). Pengaruh kesadaran wajib pajak,
pengetahuan pajak, dan akuntabilitas pelayanan publik terhadap kepatuhan wajib pajak
kendaraan bermotor (Studi kasus kantor UPTB SAMSAT Kabupaten Muna). Jurnal Akuntansi
Dan Keuangan, 3(1), 27-39.

Andini, A. A. I. Y., Yuesti, A., & Bhegawati, D. A. S. (2021). Pengaruh Kesadaran Wajib
Pajak, Kualitas Pelayanan, Biaya Kepatuhan, Sanksi Perpajakan, dan Penerapan E-Samsat
Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor di
Kecamatan Bangli. KARMA (Karya Riset Mahasiswa Akuntansi), 1(2), 391-397.

Itang, I., & Musrifa, R. (2018). PAJAK DAN ZAKAT DALAM KAJIAN ULAMA DAN
PERUNDANG-UNDANGAN. Tazkiya, 19(01), 72-82.

Wihdan, Republika (2021) Pandangan Islam Soal Memungut Pajak dari Rakyat,
https://www.republika.co.id/berita/quouw0366/pandangan-islam-soal-memungut-pajak-dari-
rakyat-bolehkah

14

Anda mungkin juga menyukai