Disusun Oleh :
Nor Jannah
(2100311320064)
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas izin dan petunjuk-Nya,
alhamdulillah tugas makalah Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
Makalah Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ini diajukan sebagai salah satu tugas pada
mata kuliah Perpajakan 1. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang perpajakan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hj. Fatimah, SE, M.Si, Ak, CA selaku dosen
mata kuliah perpajakan 1 yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari
makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangatlah membantu
agar menjadi lebih baik.
Kelompok 13
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pajak Daerah...................................................................................................2
2.2 Jenis Pajak Daerah............................................................................................................2
2.3 Fungsi Pajak Daerah.........................................................................................................4
2.4 Cara Penghitungan Pajak Daerah..................................................................................... 5
2.5 Peraturan Daerah Tentang Pajak...................................................................................... 5
2.6 Sistem Pemungutan Pajak Daerah....................................................................................6
2.7 Kriteria Pemungutan Pajak Daerah.................................................................................. 6
2.8 Kedaluwarsa Pajak Daerah...............................................................................................6
2.9 Pengertian Retribusi Daerah.............................................................................................7
2.10 Objek Retribusi Daerah.................................................................................................. 7
2.11 Kriteria Retribusi Daerah............................................................................................... 9
2.12 Cara Penghitungan Retribusi Daerah........................................................................... 10
2.13 Peraturan Daerah Tentang Retribusi Daerah................................................................ 10
2.14 Prinsip dan Sasaran Penentuan Tarif............................................................................11
2.15 Kedaluwarsa Retribusi Daerah..................................................................................... 12
2.16 Ketentuan Pidana..........................................................................................................12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 15
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Pajak daerah ini diatur dalam peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah
yang disetujui oleh lembaga perwakilan rakyat daerah serta dipungut oleh lembaga yang
berada di dalam struktur pemerintah daerah yang bersangkutan.
Selain itu pemungutan pajak ini juga berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang menempatkan perpajakan sebagai salah satu
perwujudan kenegaraan, ditegaskan bahwa penempatan beban kepada rakyat, seperti pajak
dan pungutan lain yang bersifat memaksa diatur dengan Undang-Undang.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pajak Daerah
Pajak daerah adalah iuran yang wajib dilakukan oleh orang pribadi atau badan
kepala daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, dapat dipaksakan berdasarkan
peraturan perundang undangan yang berlaku, dan digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.
Menurut Davey (1988:40) secara umum perpajakan daerah dapat diartikan sebagai
berikut:
a. Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dengan pengaturan dari daerah sendiri.
b. Pajak yang dipungut berdasarkan peraturan nasional,tetapi penetapan tarifnya oleh
pemerintah daerah.
c. Pajak yang ditetapkan dan dipungut oleh pemerintah daerah.
d. Pajak yang dipungut dan diadministrasikan oleh pemerintah pusat tetapi hasil
pungutannya diberikan kepada, dibagihasilkan dengan, dan dibebani pungutan tambahan
(opsen) oleh pemerintah daerah.
Menurut Tony Marsyahrul (2004:5) ”Pajak daerah adalah pajak yang dikelola oleh
pemerintah daerah (baik pemerintah dari TK.I maupun pemerintah daerah TK.II) dan hasil
di pergunakan untuk membiayai pengeluaran rutin dan pembangunan daerah (APBN)”.
1. Pajak Provinsi
2
Tarif pajak kendaraan bermotor angkutan umum, ambulans, pemadam kebakaran,
sosial keagamaan, pemerintah/TNI/POLRI, pemerintah daerah ditetapkan paling
rendah 0,5 persen dan paling tingggi 1 persen.
Tarif pajak kendaraan bermotor alat-alat besar ditemtukan paling rendah 0,1 persen
dan paling tinggi 0,2 persen.
Khusus untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar yang tidak
menggunakan jalan umum ditetapkan sebagai berikut.
Penyershan pertama sebesar 0,75 persen.
Penyerahan kedua dan seterusnya 0,075 persen.
e) Pajak Rokok
Dasar pengenaan pajak rokok adalah cukai yang ditetapkan oleh pemerintah.
Tarif pajak rokok adalah 10 persen dari cukai rokok.
2. Pajak Kabupaten/Kota
a) Pajak Hotel
Dasar Pengenaan pajak hotel adalah jumlah pembayaran atau seharusnya yang
dibayar pada hotel. Tarif pajak hotel paling tinggi 10 persen.
b) Pajak Restoran
Dasar pengenaan pajak restoran adalah jumlah pembayaran yang diterima atau
yang seharusnya diterima restoran
.
c) Pajak Hiburan
Dasar pengenaan pajak hiburan adalah jumlah uang yang diterima atau
seharusnya diterima oleh penyelenggara hiburan. Tarif pajak hiburan ditetapkan paling
tinggi 35 persen. Khusus untuk hiburan berupa pagelar busana, kontes kecantikan,
diskotik, karake, klub malam, permainan ketangkasan panti pijat, mand uap/spa
3
ditrntukan paling tinggi 75 persen. Khusus hiburan keseniaan rakyat, paling tinggi 10
persen.
d) Pajak Reklame
Dasar pengenaan pajak reklame adalah nilai sewa reklame. Tarif pajak reklame
ditetapkan paling tinggi 23 persen.
g) Pajak Parkir
Dasar pengenaan pajak parkir adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya
dibayar kepada penyelenggara tempat parkir. Tarif pajak ditetapkan paling tinggi 30
persen.
1. Fungsi Anggaran
Pajak daerah sebagai bagian dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) digunakan
untuk pendanaan rutin seperti belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan
pembangunan, dan juga sebagai tabungan Pemerintah Daerah.
2. Fungsi Mengatur
Pemerintah Daerah mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan Pajak
Daerah. Melalui fungsi ini, dana dari Pajak Daerah dapat digunakan sebagai salah satu
alat untuk mencapai tujuan ekonomi pemerintahan dan mengurangi masalah ekonomi.
Misalnya, jika pemerintah ingin menarik penanaman modal, maka dapat diberikan
4
keringanan pajak pada sektor tertentu. Dengan demikian diharapkan akan ada
penyerapan lapangan kerja.
3. Fungsi Stabilitas
Pajak Daerah yang dananya terus ada membantu pemerintah untuk menstabilkan
harga barabg dan jasa sehingga dapat mengurangi inflasi. Tetapi untuk dapat memenuhi
fungsi ini pemungutan dan penggunaan pajak harus dilakukan secara efektif dan efisien.
Peraturan Daerah disampaikan kepada pemerintah paling lama 15 (lima belas) hari
setelah ditetapkan. Apabila Peraturan Daerah tersebut bertentangan dengan kepentingan
umum dan/ atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi maka pemerintah dapat
5
membatalkan Peraturan Daerah tersebut. Pembatalan dilakukan paling lama 1 (satu) bulan
sejak diterimanya Peraturan Daerah dimaksud.
Sistem pemungutan pajak daerah dapat dibagi menjadi 2, yaitu sistem Self
Assessment (Self Assessment System) dan sistem official assessment (Official Assessment
System)
Batas kedaluwarsa dari Pajak Daerah adalah 5 tahun, Kecuali Wajib Pajak Daerah
melakukan tindak pidana Pajak Daerah. Jangka waktu 5 tahun ditangguhkan jika,
1. Diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa, atau
2. Ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
6
B. Retribusi Daerah
Menurut UU Nomor 28 tahun 2009 pasal 108 tentang Objek dan Golongan
Retribusi,dikelompokan menjadi 3 golongan, yaitu :
a. Jasa Umum
Objek Retribusi Jasa Umum adalah pelayanan yang disediakan atau
diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan
umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan.
Menurut UU Nomor 28 tahun 2009 pasal 110 ayat 1 tentang Jenis Retribusi
Jasa Umum adalah:
1) Retribusi Pelayanan Kesehatan
2) Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan
3) Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan
Sipil
4) Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat
5) Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum
6) Retribusi Pelayanan Pasar
7) Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
8) Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran
9) Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta
10) Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus
11) Retribusi Pengolahan Limbah Cair
7
12) Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang
13) Retribusi Pelayanan Pendidikan
14) Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.
b. Jasa Usaha
Objek Retribusi Jasa Usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh
Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial yang meliputi:
pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan Daerah yang
belum dimanfaatkan secara optimal; atau
pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum disediakan secara
memadai oleh pihak swasta.
Menurut UU Nomor 28 tahun 2009 pasal 127 tentang Jenis Retribusi Jasa
Usaha adalah:
1) Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
2) Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan
3) Retribusi Tempat Pelelangan
4) Retribusi Terminal
5) Retribusi Tempat Khusus Parkir
6) Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa
7) Retribusi Rumah Potong Hewan
8) Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan
9) Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
10) Retribusi Penyeberangan di Air
11) Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.
c. Perizinan Tertentu
Objek Retribusi Perizinan Tertentu adalah pelayanan perizinan tertentu
oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan
untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang,
penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu
guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
8
Menurut UU Nomor 28 tahun 2009 pasal 141 tentang Jenis Retribusi Perizinan
Tertentu adalah:
1) Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
2) Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol
3) Retribusi Izin Gangguan
4) Retribusi Izin Trayek
5) Retribusi Izin Usaha Perikanan.
9
a. Perizinan tersebut termasuk kewenangan pemerintahan yang diserahkan kepada
daerah dalam rangka asas desentralisasi.
b. Perizinan tersebut benar benar diperlukan guna melindungi kepentingan umum.
c. Biaya yang menjadi beban daerah dalam penyelenggaraan izin tersebut dan biaya
untuk menanggulangi dampak negatif dari pemberian izin tersebut cukup besar
sehingga layak dibiayai dari retribusi perizinan.
Retribusi ditetapkan dengan peraturan daerah dan peraturan daerah tentang retribusi
tersebut tidak berlaku surut.
10
4. Prinsip yang dianut dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi;
5. Struktur dan besarnya tarif retribusi;
6. Wilayah pemungutan;
7. Tata cara pemungutan;
8. Sanksi administrasi;
9. Tata cara penagihan; dan
10. Tanggal mulai berlakunya.
Peraturan daerah untuk jenis jenis retribusi yang tergolong dalam Retribusi
Perizinan Tertentu harus terlebih dahulu di sosialisasikan dengan masyarakat
sebelum ditetapkan. Ketentuan untuk mengatur tata cara dan mekanisme
pelaksanaan sosialisasi peraturan daerah ditetapkan oleh kepala daerah.
11
Retribusi Perizinan Tertentu
Ditetapkan berdasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau seluruh biaya
penyelenggaraan pemberian izin yang bersangkutan.
Batas kadaluwarsa dari retribusi daerah adalah tiga tahun, kecuali wajib retribusi
melakukan tindak pidana retribusi daerah. Jangka waktu tiga tahun ditangguhkan
jika:
a. Diterbitkan surat teguran; atau
b. Ada pengakuan utang retribusi dari wajib retribusi, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
8. Ketentuan Pidana
b. Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi
dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak
benar sehingga merugikan keuangan Daerah, maka dapat dipidana dengan pidana
penjara paling lama 2 (dua) tahun atau pidana denda paling banyak 4 (empat) kali
jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.
12
kurungan .paling lama enam bulan atau denda paling banyak Rp2.000.000 (dua
juta rupiah)
13
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
Erly, S., 2016. Hukum Pajak: Edisi 7. Penerbit Salemba Empat, Yogyakarta
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2009/28tahun2009uu.htm
https://klikpajak.id/blog/pengertian-pajak-daerah/#Pengertian_Pajak_Daerah
15