Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

Tentang

“ Pajak Kabupaten/ Kota - Pajak Mineral Bukan Logam dan


Batuan, Pajak Air Bawah Tanah Serta Pajak Sarang Burung
Walet ”

Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Pajak Dan


Retribusi Daerah

Dosen Pengampu : Citra Lutfia ,S.E, M.A

Disusun Oleh :

1. Hafifatul Masruroh 170221100108


2. Riska Zunia Permadani 170221100013
3. Elsye Wahda Revaulmuna 170221100100
4. Moh. Syarifuddin 170221100107
5. Mitha Dwi Wulandari Sudarsono 170221100101

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas izin dan
petunjukNya, alhamdulillah tugas makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat
waktu dan baik.Makalah ini diajukan sebagai salah satu tugas pada mata kuliah
Pajak dan Retribusi Daerah. Yang memuat tentang “Pajak Kabupaten/ Kota -
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Air Bawah Tanah Serta Pajak
Sarang Burung Walet” di Kabupaten Pamekasan. Dan bertujuan untuk
mengetahui implementasi atas undang – undang kabupaten Pamekasan terhadap
beberapa pajak tersebut.

Kami mengucapkan terimkasih kepada Ibu Citra Lutfia, S.E,M.A selaku dosen
pengampu pada matakuliah Pajak Daerah dan Retribusi Daerah atas tugas ini
kami dapat memperoleh ilmu dan wawasan baru tentang pajak daerah atas
observasi yang telah dilakukan. Dan juga terimkasih kepada Kepala Bidang
Pendataan kantor Pelayanan Pajak dan Retribusi Kabupaten Pamekasan yaitu
bapak Rozi, dan tak lupa kepada bapak sub kepala bagian pendataan yaitu bapak
Misdiyono yang telah banyak membantu kami dalam wawancara dan permintaan
data. Serta teman - teman kelas kami yang juga memberikan bantuan dan
dukungan guna menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu

Penyusun menayadari bahwa pada makalah ini banyak terdapat kekurangan


dan kesalahan yang disebakan karena kekeliruan dan kekurangan wawasan
penyusun akan makalah ini. Atas segala kekurangannya kami memohon saran dan
juga kritik yang sifatnya membangun guna untuk kebaikan makalah ini.

Bangkalan, 3 Novermber 2019

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ............................................................................... i

Daftar Isi......................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah.......................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................ 2

BAB II Landasan Teori .................................................................. 3

2.1 Dasar Hukum ................................................................. 3


2.2 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan ...................... 3
2.2.1 Objek Pajak ............................................... 3
2.2.2 Subjek Pajak ............................................... 5
2.2.3 Tata Cara Pembayaran Pajak ...................... 6
2.2.4 Pemeriksaan dan Ketentuan Pajak ............. 7
2.3 Pajak Air Bawah Tanah ................................................. 7
2.3.1 Objek Pajak................................................. 7
2.3.2 Subjek Pajak ............................................... 8
2.3.3 Tata Cara Pembayaran ................................ 9
2.3.4 Ketentuan Pidana ........................................ 9
2.4 Pajak Sarang Burung Walet ........................................... 9
2.4.1 Objek dan Subjek Pajak ............................. 10
2.4.2 Tata Cara Pembayaran ............................... 11
2.4.3 Ketentuan Pidana ....................................... 11
2.5 Sistem Pungutan Pajak.................................................. 12

ii
BAB III Pembahasan..................................................................... 14

3.1 Pajak Air Mineral Bukan Logam dan Batuan .............. 14


3.2 Pajak Air Bawah Tanah ................................................ 15
3.3 Pajak Sarang Burung Walet .......................................... 21

BAB IV Penutup ........................................................................... 22

4.1 Kesimpulan ................................................................... 22


4.2 Saran ............................................................................. 22

Daftar Pustaka ............................................................................... 23

Hasil Wawancara .......................................................................... 24

Dokumentasi ................................................................................. 29

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut pasal 1 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak


Daerah dan retribusi daerah. Pengertian pajak daerah adalah kontribusi wajib
kepada daerah yang terutang kepada oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bari sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Yang dimaksud dengan badan disini adalah sekumpulan
orang dan atau modal yang meruoakan kesatuan baik yang melakukan usaha
maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi Perseroan terbatas, operseroan
komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik daerah (BUMD), Badan Usaha
Milik Negara (BUMN), dengan nama dalam bentuk apapun Firma, Kongsi,
Koperasi, Dana Pensiun, Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan, Organisasi Massa,
Organisasi Sosial Politik, atau Organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan
lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

Dengan demikian Pajak daerah adalah iuran wajib pajak kepada daerah
untuk membiayai pembangunan daerah. Pajak daerah ditetapkan dengan undang-
undang yang pelaksanaannya untuk didaerah diatur lebih lanjut dengan peraturan
daerah. Pemerintah daerah dilarang melakukan pungutan selain pajak yang telah
ditetapkan undang-undang (Pasal 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
Dengan adanya pajak daerah merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah
(PAD) yang digunakan untuk membiayai pelaksanaan pemerintah daerah dalam
rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan kemandirian daerah.
Kebijakan pajak daerah semestinya dilaksanakan berdasarkan prinsip demokrasi,
pemertaan dan keadilan, peran serta masyarakat dan akuntabilitas dengan
memperhatikan prinsip – prinsip daerah. Pajak daerah memilki macam jenis yang
terbagi menjadi dua bagian yaitu pajak provinsi dan pajak kabupaten atau kota.
Pajak provinsi diantaranya berjumlah 5 macam yaitu Pajak Kendaraan Bermotor,
Pajak Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor,

1
Pajak Air Permukaan Dan Pajak Rokok. Sedangkan untuk pajak kabupaten atau
kota terdiri dari Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame,
Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam, Pajak Parkir, Pajak Air
Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, PBB Perdesaan dan Perkotaan serta Pajak
BPHTB.

Dalam makalah ini kami mengangkat judul tentang “Pajak Kabupaten atau
Kota - Pajak Mineral Bukan Logam, Pajak Air Tanah, dan Pajak Sarang Burung
Walet ” yang sesuai dengan tugas matakuliah Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah
yang diberikan oleh dosen kami. Yang tujuannya untukmengetahui implementasi
dari undang – undang tentang pajak daerah dan retribusi daerah serta undang –
undang kabupaten yang mengatur tentang beberapa pajak daerah tersebut. Dengan
adanya penyusunan makalah ini juga membutuhkan observasi dan wawancara
terhadap dinas pemerintahan yang terkait, sehingga nantinya dapat menambah
ilmu pengetahuan dan wawasan kami tentang pajak daerah.

1.2 Rumusan masalah


1.2.1 Bagaimana implementasi peraturan daerah no 3 tahun 2018 tentang
pajak darah?
1.2.2 Bagaiamana sistem pemungutan pada pajak kabupaten atau kota
tersebut?
1.2.3 Bagaiamanatata cara pembayaran pada pajak kabupaten atau kota
tersebut?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui sistem pemungutan pemabayaran pada pajak
kabupaten atau kota
1.3.2 Untuk mengetahui potensi pajak Kabupaten Pamekasan
1.3.3 Untuk mengetahui hambatan pemungutan dan pembayaran dari pajak
Kabupaten Pamekasan
1.3.4 Untuk menambah ilmu dan wawasan tentang pajak daerah khususnya
pajak kabupaten di Pamekasan

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Dasar Hukum


1. Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Dan Retribusi
Daerah
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2016 Tentang
Ketentuan Umum Dan Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah
3. Peraturan Daerah Kabupaten Pamekasan Nomor 2 Tahun 2011 Tentang
Pajak Daerah
4. Peraturan Daerah Kabupaten Pamekasan Nomor 3 Tahun 2018 Tentang
Pajak Daerah (diperbaharui)
5. Peraturan Daerah Propinsi Jawa TimurNomor 16 Tahun 2001tentangpajak
Pengambilan dan PemanfaatanAir Bawah Tanah dan Air Permukaan

2.2 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah pajak atas kegiatan
pengambilan mineral bukan logam dan batuan, baik dari sumber alam di
dalam dan/atau permukaan bumi untuk dimanfaatkan.Mineral Bukan Logam Dan
Batuanadalah mineral bukan logam dan batuan sebagaimana dimaksud di dalam
peraturan perundang – undangan dibidang mineral dan batuan.
Objek Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah kegiatan pengambilan
mineral bukan logam dan batuan.

2.2.1 Objek pajak yang termasuk mineral bukan logam meliputi:

1. asbes;
2. bentonit;
3. dolomit;
4. feldspar;
5. garam batu (halite);
6. grafit;
7. gips;

3
8. kalsit;
9. kaolin;
10. magnesit;
11. mika;
12. marmer;
13. nitrat;
14. opsidien;
15. oker;
16. pasir kuarsa;
17. perlit;
18. phospat;
19. talk;
20. tawas (alum);
21. yarosif;
22. zeolit;
23. Mineral Bukan Logam lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Objek pajak yang termasuk batuan meliputi:

1. batu tulis;
2. batu setengah permata;
3. batu kapur;
4. batu apung;
5. batu permata;
6. granit/andesit;
7. leusit;
8. pasir dan kerikil;
9. tanah serap (fullers earth);
10. tanah diatome;
11. tanah liat;
12. tras;
13. basal;

4
14. trakkit; dan
15. Batuan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan

Yang dikecualikan dari Objek Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

1. kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan batuan yang nyata-


nyata tidak dimanfaatkan secara komersial, seperti kegiatan
pengambilan tanah untuk keperluan rumah tangga, pemancangan
tiang listrik/telepon, penanaman kabel listrik/telepon, penanaman pipa
air/gas; dan
2. kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan batuan yang
merupakan ikutan dari kegiatan pertambangan lainnya, yang tidak
dimanfaatkan secara komersial.

2.2.2 Subjek Pajak

Subjek Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah orang pribadi
atau Badan yang dapat mengambil mineral bukan logam dan batuan. Wajib
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah orang pribadi atau Badan
yangmengambil mineral bukan logam dan batuan.
Dasarpengenaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah Nilai Jual Hasi
l Pengambilan Mineral Bukan Logam dan Batuan.

Nilai jual yang dihitung dengan mengalikan volume atau tonase hasil
pengambilan dengan nilai pasar atau harga standar masing – masing jenis mineral
bukan logam dan batuan. Nilai harga pasar adalah harga rata – rata yang berlaku
dilokasi setempat di wilayah yang bersangkutan. Dalam hal nilai pasar dari
hasil produksi mineral bukan logam dan batuan sulit diperoleh, digunakan
harga standar yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang dalam bidang
pertambangan mineral bukan logam dan batuan. Tarif pajak untuk mineral
bukan logam ditetapkan sebesar 25% (dua puluh lima persen) dan tarif
pajak untuk batuan ditetapkan sebesar 20% (dua puluh persen)

5
Cara Penghitungannya yaitu Pajak =nilai jual hasil pengambilan
mineral bukan logam dan batuan x tarif pajak. Masa pajak adalah jangka
waktu 1 (satu) bulan kalender atau jangka waktu lain yang diatur dengan
Peraturan Bupati paling lama 3 (tiga) bulan kalender, yang menjadi dasar
bagi Wajib Pajak untuk menghitung, menyetor dan melaporkan pajak yang
terutang

2.2.3 Tata Cara Pembayaran Pajak

Wajib Pajak membayar sendiri menggunakan SPTPD. Wajib Pajak


yang memenuhi kewajiban perpajakan dengan menggunakan SPTPD, SKPDKB,
dan atau SKPDKBT.

1. Wajib Pajak Menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD)


ke kas daerah yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah
2. Petugas Seksi Pajak Membuat SKPD dan ditanda tangani oleh Kepala
Bidang/Kepala Seksi Pajak
3. Petugas Seksi Pajak membuatkan SSPD (Surat Setoran Pajak Daerah)
4. Wajib Pajak Membayar Pajak Daerah dilampiri SSPD ke Tempat
Pembayaran
5. Wajib Pajak Menyerahkan Bukti Pembayaran Pajak yang dilampiri SSPD
ke Petugas Seksi Pajak
6. Petugas Seksi Pajak Menyerahkan SKPD dan SSPD kepada Wajib Pajak ,
dan lembar lainnya diarsip

Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD)

Bupati dapat menerbitkan STPD jika:

1. pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar;


2. dari hasil penelitian SPTPD terdapat kekurangan pembayaran
sebagai akibat salah tulis dan/atau salah hitung; dan/atau
3. Wajib Pajak dikenakan sanksi administratif berupa bunga
dan/atau denda.

6
2.2.4 Pemeriksaan dan Ketentuan Pidana

Bupati atau pejabat yang berwenang berhak melakukanpemeriksaan


kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dalam rangka melaksanakan
peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.Wajib Pajak atau pihak-
pihak yang terkait yang diperiksa wajib:

1. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang


dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan obyek pajak;
2. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan
yang dianggap perlu dan memberikan bantuan guna kelancaran
pemeriksaan; dan/atau
3. memberikan keterangan yang diperlukan

Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan SPTPD atau


mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan
keteranganyang tidak benar sehingga merugikan keuangan Daerah dapat
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda
paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
dibayar.

2.3 Pajak Air Bawah Tanah


Pajak Air Bawah Tanah adalah pungutan daerah atas pengambilan dan
pemanfaatan air bawah tanah.Air bawah tanah adalah semua air yang terdapat
dalam lapisan pengandung air dibawah permukaan tanah termasuk mata air yang
muncul secara alamiah di atas permukaan tanah.

2.3.1 Objek Pajak

Objek pajak air bawah tanah adalah pengambilan atau pemanfaatan air
tanah.Di kecualikan dari objek pajak air bawah tanah sebagaimana yang di
maksud pada ayat (1) adalah :

a. Pengambilan atau pemanfaatan air tanah untuk keperluan dasar rumah tangga,
pengairan pertanian, perikanan rakyat, serta peribadatan.

7
b. Pengambilan atau pemanfaatan air tanah oleh pemerintah, pemerintah
provinsi dan daerah.

2.3.2 Subjek Pajak

Subjek pajak air bawah tanah adalah orang pribadi atau badan yang
melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah.Dasar pengenaan pajak
air tanah adalah nilai perolehan air tanah.Nilai perolehan air tanah dinyatakan
dalam rupiah yang di hitung dengan mempertimbangkan faktor-faktor :

a. Jenis sumber air

b. Lokasi sumber air

c. Tujuan pengambilan atau pemanfaatan air

d. Volume air yang di ambil

e. Kualitas air

f. Tingkat kerusakan lingkungan yang di akibatkan oleh pengambilan atau


pemanfaatan air.

Tarif pajak air bawah tanah di tetapkan sebesar 20% (dua puluh persen).
Besarnya pokok pajak air tanah yang terutang di hitung dengan cara mengalikan
tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak.

20% × dasar pengenaan pajak

Pajak air tanah yang terutang di pungut diwilayah daerah tempat air tanah
diambil.Masa pajak air tanah adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan
kalender.Pajak air tanah yang terutang dalam masa pajak terjadi pada saat
pengambilan air tanah atau saat di terbitkan SKPD.

8
2.3.3 Tata Cara Pembayaran

1. Pembayaran Pajak Air Tanah dilarang diborongkan.


2. Pembayaran Pajak Air Tanah dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yang
ditunjuk oleh Bupati sesuai jangka waktu yang telah ditentukan dalam SKPD
dan STPD.
3. Apabila pembayaran pajak dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, hasil
penerimaan pajak disetor ke Kas Daerah selambat-lambatnya 1 x 24 jam atau
dalam waktu yang ditentukan oleh Bupati.
4. Wajib pajak membayar pajak terutang dengan menggunakan SSPD.
5. SSPD wajib diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta
ditandatangani/pejabat yang berwenang.
6. Bukti pembayaran pajak adalah SSPD yang telah mendapatkan validasi
sesuai ketentuan yang berlaku.

2.3.4 Ketentuan Pidana

a. Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan SPTPD atau


mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan
yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah dapat dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak 2 (dua)
kali jumlah pajak yang terutang.
b. Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi
dengan tidak benar atau tidak lengkap melampirkan keterangan yang tidak
benar sehingga merugikan keuangan daerah dapat dipidana dengan pidana
penjara paling lama 2 (dua) tahun dan atau denda paling banyak 4 (empat)
kali jumlah pajak yang terutang
2.4 Pajak Sarang Burung Walet
Pajak sarang burung walet adalah pajak atas kegiatan pengambilan
dan/atau pengusahaan sarang burung walet. Sedangkan burung walet adalah satwa
yang termasuk marga collacilia, yaitu collacalia fuchilap haga, collacalia maxina, c

ollacalia escilanta, collacalia linch

9
2.4.1 Objek, dan Subjek Pajak
Objek Pajak Sarang Burung Walet adalah pengambilan dan/atau
pengusahaan Sarang Burung Walet.Subjek Pajak Sarang Burung Walet adalah
orang pribadi atau badan yang melakukan pengambilan dan/atau mengusahakan
Sarang Burung Walet.Dasar Pengenaan Pajak merupakan nilai jual sarang burung
walet yang dihitung berdasarkan perkalian antara harga pasar secara umum untuk
sarang burung walet yang berlaku di daerah dengan volume sarang burung walet.
Jika diformulasikan yaitu:
Dasar Pengenaan Pajak x Tarif Pajak (10%)
Masa pajak merupakan jangka waktu tiga bulan kalender yaitu dasar bagi
Wajib Pajak untuk melakukan perhitungan, penyetoran, serta melaporkan pajak
yang terutang. Pajak terutang dalam masa pajak terjadi ketika pengambilan atau
pengusahaan sarang burung walet.
Pajak Sarang Burung Walet yang terutang dalam masa pajak terjadi pada
saat pengambilan dan/atau pengusahaan Sarang Burung Walet atau saat diterbitkan
SPTPD.
Sementara itu, Wajib Pajak harus menyelenggarakan pembukuan atau
pencatatan sesuai dengan ketentuan akutansi maupun pembukuan yang lazim, untuk
mempermudah wajib pajak dalam mengelola usahanya, serta memudahkan petugas
Dinas Pendapatan Daerah dalam melakukan kontrol atau pengawasan.
Pemerintah daerah berwenang melakukan pemeriksaan agar dapat
mengetahui seberapa jauh kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan oleh Wajib
Pajak serta untuk tujuan lain dalam mendukung ketaatan peraturan perundang-
undangan perpajakan. Pemeriksaan dilakukan dengan tujuan-tujuan sebagai berikut:

a. Mengetahui kesesuaian besarnya pajak yang telah dibayar dengan kewajiban


pajak yang seharusnya dibayar.
b. Menguji kebenaran permohonan wajib pajak atas permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak.
c. Menguji kebenaran permohonan wajib pajak atas pengurangan maupun
keringan atau pembebasan pajak.
d. Untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.

10
2.4.2 Tata Cara Pembayaran

Bagi Wajib Pajak sarang burung walet dapat melakukan pembayaran pajak
dengan menunjukkan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) maupun Surat
Pemberitahuan lain yang telah disahkan secara tunai atau lunas pada kondisi
berikut:

1. pembayaran pajak disetorkan ke kas daerah atau tempat lain yang


ditunjuk oleh bupati sesuai waktu yang ditentukan dalam SPTPD,
SKPDKB, SKPDKBT dan STPD.
2. Apabila pembayaran pajak dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, hasil
penerimaan pajak harus disetorke kas daerah selambat-lambatnya 1 x 24
jam.
3. Pembayaran pajak dilakukan dengan menggunakan SSPD dan harus
dilakukan sekaligus atau lunas serta tidak dapat diborongkan.
4. Bupati atas permohonan wajib pajak setelah memenuhi persyaratan yang
ditentukan dapat memberikan persetujuan kepada wajib pajak untuk
mengangsur atau menunda pembayaran pajak dengan dikenakan bunga
sebesar 2% (dua persen) sebulan.
5. Setiap pembayaran diberikan tanda bukti pembayaran dan dicatat dalam
buku penerimaan.
2.4.3 Ketentuan Pidana
a. Wajib pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan SPTPD atau
mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan
keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah dapat
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau pidana
denda paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang bayar.
b. Wajib pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau
mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan
keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah dapat
dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau pidana
dendapaling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang bayar.

11
c. Tindak pidana di bidang perpajakan daerah tidak dituntut setelah
melampaui jangka waktu 5 (lima) tahun sejak saat terutangnya pajak atau
berakhirnyamasa pajak atau berakhirnya bagian tahun pajak
atauberakhirnya tahun pajak yang bersangkutan.
2.5 Sistem Pungutan Pajak
Sistem perpajakan adalah mekanisme yang mengatur bagaimana hak dan
kewajiban perpajakan suatu wajib pajak dilaksanakan. Pada uraian di bawah ini
disajikan berbagai sistem perpajakan. Sejak perubahan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan pada tahun 1983 (reformasi perpajakan
Indonesia) menggantikan peraturan perpajakan yang dibuat oleh kolonial Belanda
(ordonansi PPs 1925 dan ordonansi PPd 1944), Indonesia telah mengganti sistem
pemungutan pajaknya pula dari sistem Official Assessment menjadi sistem Self
Assessment. Kepercayaan diberikan kepada wajib pajak untuk menghitung,
memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang
seharusnya terutang berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan.
1. Official Assesment System.
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada
pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh
Wajib Pajak. Wajib pajak dalam hal ini bersifat pasif dan menunggu
penyampaian utang pajak yang ditetapkan oleh institusi pemungut pajak. ciri–
cirinya:
a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus.
b. Wajib Pajak bersifat pasif.
c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.
2. Self Assesment System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
Wajb Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Dalam hal
ini, kegiatan menghitung, memperhitungkan, menyetorkan dan melaporkan
pajak yang terutang dilakukan oleh wajib pajak. Peran institusi pemungut pajak
hanyalah mengawasi melalui serangkaian tindakan pengawasan maupun
penegakan hukum (pemeriksaan dan penyidikan pajak). ciri-cirinya:

12
a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada Wajib
Pajak sendiri.
b. Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan
sendiri pajak yang terutang.
c. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
3. With Holding System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. Ciri–cirinya
wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga,
pihak selain fiskus dan Wajib Pajak.

13
BAB III
PEMBAHASAN (HASIL WAWANCARA)

3.1 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan


Pamekasan merupakan salah satu tempat penghasil atau produsen tambang
batu kapur. Yang biasa disebut batu putih oleh masyarakat Madura pada
umumnya. Lokasi tambang batu putih di Pamekasan terletak dibeberapa titik
seperti didaerah pelenga’an, pakong, batubintang, lesong dan lain sebagainya.
Kualitas dari batu putih yang dihasilkan oleh beberapa daerah di kabupaten
Pamekasan memiliki kualitas yang bagus. Sehingga pemasaran dan penjualannya
mampu menembus kabupaten lain dipulau Madura seperti sumenep, sampang, dan
bangkalan. Dan terkadang batu putih tersebut juga dikirim ke pulau jawa atas
permintaan konsumen atas kulitasnya yang bagus.
Pertambangan dari batu putih tersebut memiliki dampak positif seperti
ladang usaha dan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Madura dan juga memilki
dampak negatif terhadap lingkungan. Dampak negatif terhadap lingkungan tak
ayal membuat daerah tambang atau galian tersebut menyemburkan mata air
sehingga membentuk sebuah sungai kubangan yang diakibatkan karena dalamnya
galian tambang. Biasanya tempat tambang batu putih pada umumnya memilki
keadaan alam yang gersang yang disebabkan oleh matinya beberapa tumbuhan
disekitarnya sehingga membuat keadaan atau cuaca semakin panas.
Menurut penuturan Bapak Rozi selaku Kepala Bagian Bidang Pendataan
di Kantor Pelayanan Pajak dan Retribusi Kabupaten Pamekasan. Bahwasanya,
pemungutan pajak atas Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan tidak ada.
Meskipun dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pamekasan Nomor 3 Tahun 2018
Tentang Pajak Daerah sudah ada regulasi yang mengatur tentang pajak tersebut,
namun dalam realisasi pungutan dan pengenaan pajaknya tidak ada. Terdapat
beberapa alasan mengapa Pemerintah Daerah khususnya Kantor Pelayan Pajak
dan Retribusi Kabupaten Pamekasan tidak menindak lanjuti atas subjek dan objek
pajak dari Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan. Alasannya sebagai berikut:
a. Pemerintah Daerah kurang ingin mendukung usaha batu putih karena
menimbulkan kerusakan lingkungan yang parah seperti keadaan alam

14
disekitanya yang gersang, kurang dan minimnya produksi pertanian dan
cuaca semakin bertambah panas akibat matinya beberapa tumbuhan.
b. Terjadinya semburan air dalam lubang galian yang menyebabkan galian
tersebut menjadi sebuah sungai atau danau yang dapat mengganngu
keselamatan warga sekitar
c. Produksi dan pengolahan tambang batu putih masih bersifat home industri
atau masih dengan cara yang sederhana
d. Produksi dilakukan oleh orang pribadi ataupun beberapa kelompok orang
saja.

3.2 Pajak Air Bawah Tanah

Pajak Air Bawah Tanah adalah pungutan daerah atas pengambilan dan
pemanfaatan air bawah tanah.Air bawah tanah adalah semua air yang terdapat
dalam lapisan pengandung air dibawah permukaan tanah termasuk mata air yang
muncul secara alamiah di atas permukaan tanah. Pajak Air Bawah Tanah
dikenakan bagi wajib pajak yang berupa orang pribadi dan badan yang
memanfaatkan pengambilan air bawah tanah untuk usaha atau bersifat komersil.
Di kabupaten Pamekasan telah banyak masyarakat yang melakukan pengambilan
dan pemanfaatan air bawah tanah untuk usaha. Contohnya seperti usaha restoran
hotel, cuci mobil, usaha air minum dan lain sebagainya. Serta pula sudah ada
regulasi pajak yang mengaturnya guna untuk pemungutan dan pengenaan pajak
atas pelaku usaha tersebut.

Menurut penuturun Kepala Bagian Bidang Pendataan, bahwa Pajak Air


Bawah Tanah diPamekasan menggunakan sistem pemungutan pajak dengan cara
official assesment. Yang manaWajib pajak dalam hal ini bersifat pasif dan
menunggu penyampaian utang pajak yang ditetapkan oleh kantor Pelayanan Pajak
dan Retribusi Derah Pamekasan yang berperan sebagai pemungut pajak. Akan
tetapi terdapat pula wajib pajak yang pada sistem pungutan pajaknya
menggunakan self assesment. Dimana dalam sistem pemungutan pajaknya
memberikan wewenang kepada Wajb Pajak untuk menentukan sendiri besar pajak
yang terutang. Dalam hal ini, kegiatan menghitung, memperhitungkan,
menyetorkan dan melaporkan pajak yang terutang dilakukan oleh wajib pajak.

15
Contohnya seperti Wajib Pajak CV. Tiara Abadi adalah perusahaan air minum
yang terletak di daerah Cenleceng Kec.Pakong.

Dalam hal pembayarannya, petugas dari kantor Pelayanan Pajak dan


Retribusi melakukan penagihan langsung kepada Wajib Pajak sesuai dengan
SKPD (Surat Katetapan Pajak Daerah). Sehingga pajak yang dibayarkan Wajib
Pajak setiap bulannya bersifat tetap.Tarif untuk Pajak Air Bawah Tanah memang
benar sebesar 20 %. Akan tetapi untuk perhitungannya, Kepala Bagian Pendataan
tersebut kurang mengetahui dikarenakan beliau baru menjabat dan data yang
dipembayaran pajak setiap tahunnya tetap tidak ada perubahan. Berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Pamekasan Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Pajak
Daerah, rumus perhitungannya yaitu sebesar :

20% × (nilai perolehan air tanah) dasar pengenaan pajak

Dan menurut pengakuannya bahwa pajak yang dibayarkan oleh Wajib


Pajak atas Pajak Air Bawah Tanah bersifat tetap mulai dari awal pembayaran
hingga sekarang. Sehingga perlu adanya pembaharuan pada Perda yang mengatur
tentang Pajak Daerah dan dibutuhkan juga pembuatan Peraturan Bupati untuk
menguatkan dan mengoptimalkan pajak daerah tersebut khususnya pada Pajak Air
Bawah Tanah. Bapak Rozi juga berharap bahwa tahun depan tepatnya tahun 2020
telah dilakukan pembaharuan Perda pada pajak daerah serta peningkatan kinerja
petugas pemeriksa pajak daerah dan pengoptimalan pemeriksaan akan
pengawasan wajib pajak.

Apabila terdapat wajib pajak yang melanggar atau belum patuh terhadap
kewajiban pembayaran pajaknya maka akan di berikan denda sebesar 2 % per
bulan dan tidak adanya sanksi pidana, tujuannya untuk tidak menghilangkan
usaha dan lapangan pekerjaan bagi masyarakat pamekasan. Dan alasanya yang
kedua, berharap PAD (Pendapatan Asli Daerah ) lebih meningkat atau banyak
yang diperoleh dari pajak dan retribusi daerah

16
Daftar Wajib Pajak Air Bawah Tanah Kabupaten Pamekasan
SKPD NAMA WP ALAMAT WP
001 PDAM KAB.PAMEKASAN/ SB Tentenan Jl.Pengadilan-Pamekasan
002 Hotel Ramayana Jl.Niaga – Pamekasan
003 Hotel Purnama Jl.Bojorogo - Pamekasan
004 Hotel Pkpn Jl.Kemuning - Pamekasan
005 Pers.Limon Agogo Jl.Pintu Gerbang –
Pamekasan
006 Pabrik Es Loly Jl.Trunojoyo – Pamekasan
007 Cv. Tirta Mulia Jl.Stadion 05 – Pamekasan
008 Hotel New Ramayana Jl.Trunojoyo – Pamekasan
009 Hotel Madinah Jl.Dirgahayu – Pamekasan
010 Hotel Putri Jl.Trunojoyo 107 –
Pamekasan
011 Cv. Banyu Urip Jl.Raya Sentol – Pamekasan
012 Cv. Sinar Baru Jl.Stadion – Pamekasan
014 Rm. Andayani Jl.Niaga No 14 –
Pamekasan
016 Cv. Banyu Anyar Ds.Potoan Daya Palengaan
017 Menara Auto Service Jl.Stadion No 28 –
Pamekasan
018 Cuci Mobil Al-Jumaizah Jl.Larangan Badung-
Pamekasan
020 PDAM KAB.PAMEKASAN/ SB Peltong Jl.Pengadilan-Pamekasan
Amdk A-Tien Jl.Pintu Gerbang –
021
Pamekasan

022 PDAM KAB.PAMEKASAN/ SB Bukek II Jl.Pengadilan-Pamekasan

023 PDAM KAB.PAMEKASAN/ SB Jl.Pengadilan-Pamekasan


Nyamplong

024 PDAM KAB.PAMEKASAN/ SB Bulay Jl.Pengadilan-Pamekasan


Galis

17
025 PDAM KAB.PAMEKASAN/ SB Tlonto Jl.Pengadilan-Pamekasan

026 PDAM KAB.PAMEKASAN/ SB Trasak 1 Jl.Pengadilan-Pamekasan

027 PDAM KAB.PAMEKASAN/ SB Bukek I Jl.Pengadilan-Pamekasan

028 PDAM KAB.PAMEKASAN/ SB Bila An Jl.Pengadilan-Pamekasan

029 PDAM KAB.PAMEKASAN/ SB Tatangoh Jl.Pengadilan-Pamekasan

030 PDAM KAB.PAMEKASAN/ SB Sentol 1 Jl.Pengadilan-Pamekasan

031 PDAM KAB.PAMEKASAN/ SB Jl.Pengadilan-Pamekasan


Blumbungan

032 PDAM KAB.PAMEKASAN/ SB Adeni Jl.Pengadilan-Pamekasan

033 PDAM KAB.PAMEKASAN/ SB Bukek Jl.Pengadilan-Pamekasan


IV

034 PDAM KAB.PAMEKASAN/ SB Sentol II Jl.Pengadilan-Pamekasan

CV. Tiara Abadi (HK GROUP) Jl.Cen-lecen- Pakong

Sumber: Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah Pamekasan

Tata cara pendaftaran NPWPD (Nomor Pokok Wajib Pakak Daerah)


bagi wajib pajak baru. Diantaranya sebagai berikut:

1. Setiap Wajib Pajak wajib mendaftarkan diri dan melaporkan pengambilan


dan/atau pemanfaatan air tanah dengan menggunakan Surat Pendaftaran
Objek Pajak Daerah yang disingkat SPOPD (surat yang digunakan Wajib
Pajak untuk mendaftarkan diri dan melaporkan objek pajak atau usahanya
ke kantor Pelayanan Pajak dan Retribusi) ke Kepala Kantor Pelayanan
Pajak dan Retribusi Kabupaten Pamekasan atau pejabat yang ditunjuk
sesuai dengan tempat kedudukan Wajib Pajak dalam jangka waktu paling
lambat 15 (lima belas) hari kalender sebelum pengambilan dan/atau
pemanfaatan air tanah.
2. SPOPD dapat diambil di kantorPelayanan Pajak dan Retribusi Kabupaten
Pamekasan

18
3. SPOPD harus diisi dengan benar, jelas dan lengkap serta ditandatangani
oleh Wajib Pajak atau Penanggung Pajak.
4. Pendaftaran disampaikan kepada dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Orang pribadi :

 fotokopi Kartu Tanda Penduduk;


 fotokopi surat rekomendasi teknis dari Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral dalam rangka izin pengambilan dan
pemanfaatan air tanah/dewatering dengan memperlihatkan
aslinya;
 fotokopi Surat Izin Pemanfaatan Air Bawah Tanah (SIPA) dengan
memperlihatkan aslinya;
 fotokopi Surat Izin Pemboran Air Tanah (SIB) dengan
memperlihatkan aslinya; dan

 fotokopi Surat Izin Dewatering dengan memperlihatkan aslinya


b. Badan :

 fotokopi Kartu Tanda Penduduk Pengurus;


 fotokopi akta pendirian;
 fotokopi surat izin usaha;
 fotokopi surat rekomendasi teknis dari Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral dalam rangka izin pengambilan dan
pemanfaatan air tanah/dewatering dengan memperlihatkan
aslinya;
 fotokopi Surat Izin Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah
(SIPA) dengan memperlihatkan aslinya;
 fotokopi Surat Izin Perusahaan Pengeboran Air Tanah (SIPPAT)
dengan memperlihatkan aslinya; dan
 fotokopi Surat Izin Dewatering dengan memperlihatkan aslinya

Terhadap Wajib Pajak yang mendaftarkan diri dan melaporkan


pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah serta memenuhi persyaratan

19
pendaftaran maka diterbitkan NPWPD dan/atau NOPD sebagai Wajib
Pajak Daerah dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerja sejak
pendaftaran diterima.

Wajib Pajak yang tidak mendaftarkan dan melaporkan


pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah, diterbitkan NPWPD
dan/atau NOPD secara jabatan dan dikenakan sanksi administrasi.

Penerbitan NPWPD dan/atau NOPD, didasarkan pada laporan hasil


temuan lapangan Dinas Sumber Daya Air dan/atau laporan hasil pendataan
objek pajak yang dilakukan oleh Pelayanan Pajak dan Retribusi.

Sumber: Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah Pamekasan

Tata Cara Pembayaran

1. Pembayaran Pajak Air Tanah dilarang diborongkan atau dibayarkan


langsung oleh Wajib Pajak. Ada dua sistem cara pembayaran yaitu:
a. Penagihan, jika sistem pungutan pajak atas pajak air bawah tanah dari
Wajib Pajak menggunakan sistem official assesment
b. Penyetoran langsung ke kantor Pelayanan Pajak dan Retribusi
Kabupaten Pamekasan, jika sistempungutan pajak atas pajak air
bawah tanah atah menggunakan sistem self assesment. Contohnya
seperti Wajib Pajak CV.Tiara Abadi (HK Gruop) yang terletak di
Cen-lecen Kec.Pakong
2. Pembayaran Pajak Air Tanah dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain
yang ditunjuk oleh Bupati sesuai jangka waktu yang telah ditentukan
dalam SKPD dan STPD.
3. Apabila pembayaran pajak dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, hasil
penerimaan pajak disetor ke Kas Daerah selambat-lambatnya 1 x 24 jam
atau dalam waktu yang ditentukan oleh Bupati.
4. Wajib pajak membayar pajak terutang dengan menggunakan SSPD pada
minggu pertama.

20
5. SSPD wajib diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta
ditandatangani/pejabat yang berwenang.
6. Bukti pembayaran pajak adalah SSPD yang telah mendapatkan validasi
sesuai ketentuan yang berlaku.
Sumber: Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah Pamekasan

3.3 Pajak Sarang Burung Walet


Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pamekasan Nomor 3 Tahun
2018 Tentang Pajak Daerah, bahwa pajak sarang burung walet adalah pajak atas
kegiatan pengambilan dan/ atau pengusahaan sarang burung walet. Dan
pengertian dari burung walet sendiri adalah satwa yang termasuk marga
collocalia, yaitu collacalia fuchliap haga, collocalia maxina, collocalia esculanta
dan collocalia linchi. Regulasi untuk mengatur atas Pajak Sarang Burung Walet
sudah ada, namun untuk subjek dan objek pajaknya tidak ada. Didaerah
Madura pengusaha atas sarang burung walet masih sedikit dan yang cukup
terkenal dan sukses pengusaha atas sarang burung walet terletak di Kabupaten
Sumenep yang bernama Masyurat.Masyurat merupakan pengusaha Sumenep
yang sukses dan kaya raya dari hasil usahanya yang berupa sarang burung walet
dan tembakau. Selain itu juga memiliki 10 istri dan 28 anak, bebarapa dari
anaknya tersebut membatun dalam memperlancar usahanya.
Berbeda halnya dengan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan yang
mempunyai subjek dan objek pajaknya, tetapi Pemerintah Daerah enggan
menetapkan pungutan dan pengenaan pajak atas pelaku usaha tambang batu putih
tersebut.Dan pada kenyataannya realisasi dari pungutan pajak atas pajak
sarang burung walet tidak ada. Dan menurut pengakuan dari Kepala Bidang
Pendataan yang baru yaitu Bapak Rozi, akan memperbaharui Peraturan Daerah
Kabupaten Pamekasan tentang Pajak Daerah dengan tujuan ingin mengoptimalkan
potensi pengenaan dan pungutan pajak atas pelaku usaha yang terkena subjek dan
objek pajak.

21
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah pajak atas kegiatan
pengambilan mineral bukan logam dan batuan, baik dari sumber alama di
dalam dan / atau permukaan bumi untuk dimanafaatkan. Mineral Bukan Logam
Dan Batuanadalah mineral bukan logam dan batuan sebagaimana dimaksud di
dalam peraturan perundang – undangan dibidang mineral dan batuan.

Pajak Air Bawah Tanah adalah pungutan daerah atas pengambilan dan
pemanfaatan air bawah tanah.Air bawah tanah adalah semua air yang terdapat
dalam lapisan pengandung air dibawah permukaan tanah termasuk mata air yang
muncul secara alamiah di atas permukaan tanah.
Pajak sarang burung walet adalah pajak atas kegiatan pengambilan
dan/atau pengusahaan sarang burung walet. Sedangkan burung walet adalah satwa
yang termasuk marga collacilia, yaitu collacalia fuchilap haga, collacalia maxina,
collacalia escilanta, collacalia linch.
Sistem pemungutan pajak di Indonesia ada 2 macam menurut Direktorat
Jenderal Pajak yaitu official assesment dan self assesment. Yang mana pada sistem
pungutan pajak tersebut akan berpengaruh pada tata cara pembayaran wajib pajak.
Pada official assesment pembayaran pajak dilakukan dengan cara petugas
pemungut pajak melakukan tagihan langsung kepada Wajib Pajak. Sedangkan self
assesment pemabyaran pajak dilakukan dengan cara Wajib Pajak melakukan
perhitungan dan penyetoran sendiri pada badan atau kantor yang ditunjuk oleh
pamerintah daerah sebagai kas daerah.
4.2 Saran
Petugas pemungut pajak harus memberikan sanksi yang tegas terhadap
wajib pajak yang kurang patuh dan tidak patuh akan kewajiban perpajakannya.
Dan juga diharapkan pula petugas pemeriksa pajak dalam melakukan pengawasan
terhadap wajib pajak lebih diperketat dan ditingkatkan. Agar pajak daerah yang
dikenakan dapat lebih optimal dan efisien yang bertujuan pada peningkatan
penerimaan PAD (Pendapatan Asli Daerah).

22
DAFTAR PUSTAKA

Direkorat Jenderal Pajak. http://www.pajak.go.id (diakases tanggal 1


November 2019)

Undang –undnag Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi


Daerah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2016 Tentang


Ketentuan Umum Dan Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah

Peraturan Daerah Kabupaten Pamekasan Nomor 2 Tahun 2011 Tentang


Pajak Daerah

Peraturan Daerah Kabupaten Pamekasan Nomor 3 Tahun 2018 Tentang


Pajak Daerah (diperbaharui)

Peraturan Daerah Propinsi Jawa TimurNomor 16 Tahun 2001tentangpajak


Pengambilan dan PemanfaatanAir Bawah Tanah dan Air Permukaan

https://www.sadarpajak.com/sistem-pemungutan-pajak/ (diakses tanggal 3


November 2019)

https://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=16269
(diakses tanggal 3 November 2019)

23
HASIL WAWANCARA

Narasumber Bapak. Rozi

Jabatan Kepala Bagian Bidang Pendaftaran,Pendataan,


Penetapan dan Pengendalian kantor Pelayanan Pajak
dan Retribusi Kabupaten Pamekasan

Masa Jabatan September 2019 – sekarang

Tanggal wawancara Jum’at, 1 November 2019

Tempat kantor Pelayanan Pajak dan Retribusi Kabupaten


Pamekasan

Wawancara :Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pamekasan Nomor 2 Tahun


2011 Tentang Pajak Daerah dan diperbaharui oleh PerDaKabupaten
Pamekasan Nomor 3 Tahun 2018. Terdapat bebarapa pajak kota atau
kabupaten dan retribusi aerah yang diatur. Fokus kelompok kami
akan membahas dan bertanya tentang 3 pajak kota atau kabupaten.
Yang terdiri dari Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Air
Bawah Tanah Serta Pajak Sarang Burung Walet. Jadi kami memohon
izin untuk mewawancarai panjengan atas ketiga pajak tersebut.

Narasumber : Untuk pajak sarang burung walet sendiri di Pamekasan tidak


terdapat objek pajak dan wajib pajak sarang burung walet. Maka
tidak ada pendapatan dari pajak sarang burung walet.

Sedangkan pajak mineral bukan logam di Pamekasan masih berupa


usaha tradisional dan usaha individu atau di sebut juga home
industri. Maka dari itu kebanyakan masyarakat malas untuk
mengurus perizinan pajak mineral bukan logam. Sebenarnya dari
dinas perpajakan sendiri tidak menginginkan adanya usaha mineral
bukan logam, karena udara di madura sangat panas dan jika di
tambah dengan adanya usaha mineral bukan logam nantinya bukit-
bukit akan gundul. Maka dari itu dinas perpajakan selain tidak

24
menetapkan pajak terhadap usaha mineral bukan logam karena
usaha yang masih tradisional atau home industri, dinas perpajakan
juga ingin menjaga lingkungan daerah Pamekasan agar tidak
semakin panas. Namun dinas lingkungan hidup melakukan
pembinaan kapada pengusaha mineral usaha bukan logam. Jadi
disini cuman terdapat pajak air bawah tanah yang bisa saya
jelaskan kepada kalian

Wawancara : sistem apa yang digunakan dalam pengumutan pajak air bawah
tanah di daerah Pamekasan ?

Narasumber :sistem pemungutan pajak air bawah tanah di Pamekasan


menggunakan sistem official. Dimana dalam sistem ini wajib pajak
bersifat pasif, semua perhitungan dan penagihan dilakukan oleh
petugas kantor pelayanan pajak dan retribusi.

Wawancara : berapa masa pembayaran pajak air mineral bukan logam di


Pamekasan?

Narasumber : masa pajak air mineral di pamekasan jangka waktu 1 bulan


kalender.

Wawancara : berapakah tarif pajak air bawar tanah di Pamekasan?Apakah benar


sebesar 20%

Narasumber : untuk tarif pajak air bawah tanah dalam UU PERDA pamekasan
no.3 tahun 2018 sebesar 20%.

Wawancara : Bagaimana cara perhitungan pajak air bawah tanah?

Narasumber :Dalam besaran pengenaan besaran pokok air bawah tanah ini dari
hasil pengambilan air di kalikan nilai perolehan dan dikalikan
dengan 20%. Untuk nilai perolehan air bawah tanah di pamekasan
tidak di ketahui karena tidak adanya perbuk dalam aturan perolehan
pajak air bawah tanah. Maka dari itu di pamekasan pajak air bawah
tanah menggunakan sistem perhitungan official, misalnya
perusahaan x di kenakan pajak air bawah tanah sebesar Rp.
200.000 maka untuk setiap bulannya tetap di kenakan Rp. 200.000.

25
Wawancara : apa saja potensi pajak air bawah tanah yang di pamekasan?

Narasumber : potensi pajak air bawah tanah di pamekasan di peroleh ari hotel,
restaurant, perusahaan air dan lain sebagainya.

Wawancara : bagaimana proses pemungutan pajak air bawah tanah di Pamekasan?

Narasumber : proses pemungutannya untuk wajib pajak yang belum terdaftar


maka harus mendaftarkan terlebih dahulu ke kantor Pelayanan
Pajak dan Retribusi Daerah ,kemudian setelah di tetapkan sebagai
wajib pajak selanjutnya melakukan pembayaran. Untuk
pembayarannya dapat melalui bank dan membayar langsung.

Wawancara : bagaimana cara untuk mendaftar sebagai wajib pajak air bawah
tanah?

Narasumber :

Tata cara pendaftaran NPWPD (Nomor Pokok Wajib Pakak Daerah) bagi wajib
pajak baru. Diantaranya sebagai berikut:

1. Setiap Wajib Pajak wajib mendaftarkan diri dan melaporkan pengambilan


dan/atau pemanfaatan air tanah dengan menggunakan Surat Pendaftaran
Objek Pajak Daerah yang disingkat SPOPD (surat yang digunakan Wajib
Pajak untuk mendaftarkan diri dan melaporkan objek pajak atau usahanya
ke kantor Pelayanan Pajak dan Retribusi) ke Kepala Kantor Pelayanan
Pajak dan Retribusi Kabupaten Pamekasan atau pejabat yang ditunjuk
sesuai dengan tempat kedudukan Wajib Pajak dalam jangka waktu paling
lambat 15 (lima belas) hari kalender sebelum pengambilan dan/atau
pemanfaatan air tanah.
2. SPOPD dapat diambil di kantor Pelayanan Pajak dan Retribusi Kabupaten
Pamekasan
3. SPOPD harus diisi dengan benar, jelas dan lengkap serta ditandatangani
oleh Wajib Pajak atau Penanggung Pajak.
4. Pendaftaran disampaikan kepada dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Orang pribadi :
 fotokopi Kartu Tanda Penduduk;

26
 fotokopi surat rekomendasi teknis dari Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral dalam rangka izin pengambilan dan
pemanfaatan air tanah/dewatering dengan memperlihatkan
aslinya;
 fotokopi Surat Izin Pemanfaatan Air Bawah Tanah (SIPA) dengan
memperlihatkan aslinya;
 fotokopi Surat Izin Pemboran Air Tanah (SIB) dengan
memperlihatkan aslinya; dan

 fotokopi Surat Izin Dewatering dengan memperlihatkan aslinya


b. Badan :

 fotokopi Kartu Tanda Penduduk Pengurus;


 fotokopi akta pendirian;
 fotokopi surat izin usaha;
 fotokopi surat rekomendasi teknis dari Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral dalam rangka izin pengambilan dan
pemanfaatan air tanah/dewatering dengan memperlihatkan
aslinya;
 fotokopi Surat Izin Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah
(SIPA) dengan memperlihatkan aslinya;
 fotokopi Surat Izin Perusahaan Pengeboran Air Tanah (SIPPAT)
dengan memperlihatkan aslinya; dan
 fotokopi Surat Izin Dewatering dengan memperlihatkan aslinya

Wawancara : apakah ada sanksi hukum atau denda yang dikenakan terhadap
wajib pajak yang telat melakukan pembayaran?

Narasumber : untuk denda keterlambatan pembayaran pajak air bawah tanah yaitu
sebesar 2%. Sedangkan sanksi hukum tidak ada tujuaanya untuk
tidak memberatkan dan usaha tetap berjalan supaya dapat
menambah PAD dari kabupaten Pamekasan

Wawancara : tanggal berapa waktu pembayaran pajak air bawah tanah ?

27
Narasumber : waktu pembayaran pajak air bawah tanah di lakukan pada minggu
pertama.

Wawancara: apakah pemungutan pajak air bawah tanah di Pamekasan sudah


optimal ?

Narasumber : saya akui untuk pajak air bawah tanah di Pamekasan belum optimal.
Karena belum adanya perhitungan perolehan air bawah tanahnya.

Wawancara : bagaimana upaya yang di lakukan untuk mengoptimalkan pajak air


bawah tanah di pamekasan ?

Narasumber : dengan membuat regulasi perhitungan perolehan pajak air bawah


tanah, untuk mengetahui berapa m3 air yang di kenakan pajak.
Sehingga adanya peningkatan pada perolehan pajak air bawah
tanah.

Wawncara : apakah ada pengawasan terhadap pajak air bawah tanah di


Pamekasan?

Narassumber : adanya kelemahan dalam pengawasan berapa m3 air yang di


gunakan karena tidak adanya perhitungan air perolehan, namun
adanya penagihan setiap bulan kepada wajib pajak.

Wawancara : apakah masih ada wajib pajak air bawah tanah yang belum
melaporkan atau tidak membayar pajak?

Narasumber :untuk tahun sekarang sudah dilakukan pendataan, maka


kemungkinan besar sudah terdaftar semua. Setiap tahun dilakukan
pendataan untuk mengoptimalkan pajak. Dan untuk pembayaran
insyallah tidak ada yang telat karena adanya penagihan kepada
setiap wajib pajak.

Wawancara : seperti apa bukti pembayaran pajak air bawah tanah ?

Narasumber : iya terdapat buktinya, silahkan minta ke bapak yono selaku sub
kepala bagia bidang pendataan.
Wawancara : berapa target perolehan dari pajak air bawah tanah?
Narasumber : target perolehan pajak air bawah tanah sebesar Rp. 65.000.000 juta
per tahun.

28
DOKUMENTASI

29
30
31
32
33

Anda mungkin juga menyukai