Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah
Dosen Pengampu
Ibu Asih Machfuzoh S.E, M.Ak.
Disusun Oleh
Dwita Maharani 5503220002
Geisha Putri Kurnia 5503220008
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang berjudul “Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor” dapat selesai seperti waktu yang kami rencanakan. Tersusunnya
makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan
bantuan secara materil maupun moril, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu kami sebagai penyusun mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Asih Machfuzoh, S.E., M.Ak., selaku dosen pengampu mata kuliah
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dan tidak lupa juga kami mengucapkan
terima kasih kepada kedua orang tua kami dan teman-teman yang telah membantu
dan memberikan dorongan agar makalah ini dapat terselesaikan.
Tak ada gading yang tak retak kami sebagai penyusun menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari penyusunan maupun
materinya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca bagi penyusun untuk menyempurnakan makalah
selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 2
2.1 Definisi..................................................................................................................... 6
2.5 Masa Pajak, Tahun Pajak, saat Terutang Pajak, dan Wilayah Pemungutan PBBKB . 9
2.1 Definisi
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) adalah pajak atas
penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor. Bahan bakar kendaraan bermotor
adalah semua jenis bahan bakar cair atau gas yang digunakan untuk kendaraan
bermotor. Pengenaan PBBKB tidak mutlak ada pada seluruh daerah provinsi yang
ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kewenangan yang diberikan kepada
pemerintah provinsi untuk mengenakan atau tidak mengenakan suatu jenis pajak
provinsi. Karena itu untuk dapat dipungut pada suatu daerah provinsi maka
pemerintah daerah harus terlebih dahulu menerbitkan Peraturan Daerah tentang
PBBKB yang akan menjadi landasan hukum operasional dalam teknis
pelaksanaan pengenaan dan pemungutan PBBKB di daerah provinsi yang
bersangkutan.
a. Terjadi kenaikan harga minyak dunia melebihi seratus tiga puluh persen
dari asumsi harga minyak dunia yang ditetapkan dalam Undang-Undaang
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun berjalan; atau
b. Diperlukan stabilisasi harga bahan bakar minyak untuk jangka waktu
paling lama tiga tahun sejak ditetapkannya Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009.
2.5 Masa Pajak, Tahun Pajak, saat Terutang Pajak, dan Wilayah
Pemungutan PBBKB
Pada Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, masa Pajak merupakan
jangka yang lamanya sama dengan satu bulan takwim atau jangka waktu lain yang
ditetapkan dengan keputusan gubernur. Dalam pengertian masa Pajak bagian dari
bulan dihitung satu bulan penuh. Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya
satu tahun takwim, kecuali wajib pajak menggunakan tahun baku yang tidak sama
dengan tahun takwim.
Pajak yang terutang adalah PBBKB yang harus dibayar oleh wajib pajak
pada suatu saat, dalam masa pajak, atau dalam tahun pajk menurut ketentuan
peraturan pemerintah daerah provinsi setempat. Saat terutang Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor adalah pada saat penyedia bahan bakar kendaraan bermotor
menyerahkan bahan bakar kendaraan bermotor kepada lembaga penyalur dan
konsumen langsung bahan bakar.
Apabila jumlah pajak terutang dalam harus dibayar tidak dilunasi dalam
jangka waktu yang ditentukan dalam surat teguran atau surat peringatan atau surat
lain yang sejenis akan ditagih dengan surat paksa. Tindakan penagihan pajak
dengan surat paksa dapat dilanjutkan dengan tindakan penyitaan, pelelangan,
pencegahan dan penyanderaan jika wajib pajak tetap tidak mau melunasi utang
pajaknya sebagaimana mestinya. Apabila dilakukan penyitaan dan pelelangan
barang milik wajib yang disita pemerintah provinsi diberi hak mendahulu untuk
tagihan pajak atau barang-barang milik wajib pajak atau pennggung pajak.
Ketentuan hak mendahului meliputi pokok pajak, sank administrasi berupa
kenaikan, bunga, denda dan biaya penagihan pajak. Adanya ketentuan tentang hak
mendahului untuk memberikan jaminan kepada daerah pelunasan utang pajak
daerah apabila pada saat bersamaan wajib pajak memiliki utang pajak dan juga
utang / kewajiban perdata kepada kreditur lainnya, sementara wajib pajak tidak
mampu meunasi semua utang nya sehingga dinyatakan pailit.
BAB III
KESIMPULAN