PAJAK HIBURAN
Disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Pengantar Perpajakan
Dosen Pengajar : Farida Aryani, S.E., M. Si.
Disusun Oleh :
Nama : Putri Ayu Andini
NIM : 221517025
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkat, rahmat, dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik. Tak lupa pula
kita kirimkan salam dan shalawat kepada baginda Rasullah SAW. yang telah
membawa kita dari alam yang gelap gulita ke alam yang terang benderang.
Makalah ini dibuat untuk mengetahui dan memahami tentang Pajak
Daerah Tingkat II “PAJAK HIBURAN” yang berkaitan didalamnya. Makalah
yang saya buat ini tentunya masih banyak kekurangan, oleh karena itu saya
mengharapkan saran dan masukan yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai.
PENDAHULUAN
Wajib Pajak “A” mempunyai omzet usaha hiburan karaoke bulan April
2015 sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta Rupiah), maka :
Wajib Pajak “A” mempunyai omzet usaha hiburan karaoke bulan April
2015 sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta Rupiah), maka :
4. Sebuah Usaha Bilyard Dengan Harga Tiket Rp.10.000,- Tiket Yang Terjual
20.000 Buah. Sehingga Perhitungannya Sebagai Berikut :
(PP ) : Rp.200.000.000,-
PH : 20% X Rp.200.000.000,-
PH : Rp.40.000.000,-
4.1 kesimpulan
a. Hasil penerimaan pajak daerah khususnya pajak hiburan sebagian besar
diserahkan kepada Pemerintah Daerah untuk menopang otonomi daerah
dan pembangunan daerah.
b. pengenaan pajak,yaitu ditetapkan oleh kepala daerah atau dibayar sendiri
oleh wajib pajak,pajak dibayar oleh wajib pajaksetelah terlebih dahulu
ditetapkan oleh kepala daerah melalui Surat Ketetapan Pajak Daerah atau
dokumen lain yang dipersamakan antara lain berupa karcis,nota
perhitungan dan pajak yang dibayar sendiri adalah pengenaan pajak yang
memberikan kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung,
membayar, dan melaporkan pajak yang terutang dengan menggunakan
Surat Ketetapan Pajak Daerah.
c. Perhitungan Pajak Daerah sudah Memenehi ketentuan Tentang Perpajakan
daerah
4.2 Saran
a. Badan Pendapatan Daerah harus dapat menciptakan kerjasama yang baik
terhadap sesama pegawai maupun kepada masyarakat agar wajib pajak
tahu mereka membayar pajak berarti mereka turut serta membiayai
pembangunan daerah untuk kesejahteraan masyarakat.
b. Badan Pendapatan Daerah harus mengelola pajak daerah sesuai dengan
Undang – Undang Perpajakan yang berlaku dengan baik dan benar serta
selalu menjaga sifat yang jujur, sopan dan tegas dalam melakukan
pelayanan terhadap wajib pajak.
c. Badan Pendapatan Daerah harus mensosialisasikan Peraturan Pemerintah
agar lebih bisa dipahami dan dilaksanakan oleh wajib pajak.
DAFTAR PUSTAKA