COVER ........................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3. Tujuan ..................................................................................................... 2
1.3. Tujuan
a. Dapat memehami hukum pajak.
b. Mampu memahami sejarah perkembangan dan perubahan hukum pajak di
Indonesia.
c. Dapat memahami aturan dan hukum pajak di Indonesia
d. Memahami fungsi dan tujuan hukum pajak.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kewajiban wajib pajak
a. Mendaftarkan diri menjadi wajib pajak dan pengusaha
kena pajak
b. Mengambil surat pemberitahuan sendiri ke kantor
pajak atau tenpat-tempat lain yang telah ditentukan
oleh Dirjen Pajak
c. Mengisi surat pemberitahuandengan benar, lengkap,
dan jelas serta menandatanganinya dan
melaporkannya.
d. Membayar pajak yang terhutang yang telah dihitung
sendiri tanpa menunggu adanya surat ketetapan pajak
atau tagihan pajak
e. Menyelenggarakan pembukuan dan memperlihatkan
pembukuan serta memberikan keterangan apabila
dilakukan pemeriksaan
f. Menyimpan dokumen-dokumen sebagai dasar
perhitungan pajak
2. Hak-hak wajib pajak
a. Menghitung pajak sendiri
b. Mengajukan perpanjangan jangka waktu
penyampaian surat pemberitahuan tahunan
c. Melakukan pembetulan surat pemberitahuan
d. Mengajukan permohonan restitusi atas kelebihan
pembayaran pajak atau kelebihan karena dipotong
oleh pihak ketiga
e. Mengajukan permohonan untuk mengansur
pembayaran pajak
f. Mengajukan permohonan penghapusan sanksi
administrasi, bunga atau kenaikan yang dikenakan
g. Mengajukan pembetulan atas kesalahan SKP, STP,
Surat Keberatan, SK Pengurangan au Penghapusan
sanksi administrasi dan sebagainya
h. Mengajukan keberatan apabila ditetapkan pajaknya
lebih tinggi
i. Mengajukan banding atas keputusan keberatan
kepada badan peradilan pajak
Sedangkan fiskus mempunyai hak dan kewajiban
sebagai berikut;
1. Kewajiban fiskus:
a. Melayani pendaftaran wajib pajak untuk meminta
nomor pokok wajib pajak
b. Melayani wajib pajak dalam pemberian formulir-
formulir yang dibutuhkan untuk laporan-laporan
c. Melayani untuk menerima laporan dari wajib pajak
baik SPT Masa atau SPT Tahunan
d. Memberikan persetujuan perpanjangan jangka waktu
peyampaian SPT
e. Memberikan persetujuan penundaan atau angsuran
pmbayaran pajak yang diminta oleh wajib pajak
f. Membetulkan SKP, STP, Surat Keberatan, SKP
Pengurangan atau Penghapusan, sanksi administrasi
apabila terjadi kesalahan
g. Menerima keberatan wajib pajak termasuk yang
mengajukan banding
2. Hak-hak fiskus
a. Menerbitkan NPWP dan NPPKP baik diminta oleh
wajib pajak atau tidak (secara jabatan)
b. Menerbitkan SKP atau STP
c. Melakukan penagihan pajak
d. Menerbitkan surat paksa dalam hal wajib pajak tidak
membayar pajak sebagaimana dimaksud dalam SKP
atau STP
e. Melakukan pemeriksaan
f. Meminjam dokumen-dokumen pembukuan wajib
pajak yang menjadi dasar perhitungan besranya pajak
yang dibayar
g. Melakukan penyegelan tempat atau ruangan tertentu
h. Melakukan penyidikan pajak
Fungsi lain yang terkandung dalam hukum pajak yaitu
untuk menghindari timbulnya hambatan-hambatan atau
perlawanan dari pembayar pajak yang dapat merugikan
negara (pemerintah). Adapun hambatan-hambatan dalam
pemungutan pajak dapat dikelompokkan menjadi:
1. Perlawanan Pasif
Yaitu perlawanan yang timbul dikarenakan masyarakat
enggan (pasif) membayar pajak. Yang menjadi penyebab
perlawanan itu antara lain:
Perkembangan intelektual dan moral masyarakat,
Sistem perpajakan yang mungkin sulit dipahami
masyarakat,
Sistem kontrol tidak dapat dilaksanakan dengan baik,
2. Perlawanan Aktif
Perlawanan aktif meliputi usaha dan perbuatan yang
secara langsung ditujukan kepada fiskus dengan tujuan
menghindari pajak. Bentuk-bentuk perlawanan aktif antara
lain:
Tax avoidance, usaha meringankan beban pajak
dengan tidak melanggar undang-undang
Tax evasion, yaitu usaha meringankan beban pajak
dengan tidak melanggar undang-undang ataupun dapat
disebut dengan penggelapan pajak.
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan perkembangannya, hukum pajak merupakan
keseluruhan dari peraturan-peraturan yang meliputi wewenang pemerintah
untuk mengambil kekayaan seseorang dan menyerahkannya kembali
kepada masyarakat melalui kas Negara, sehingga hukum pajak tersebut
merupakan hukum public yang mengatur hubungan Negara atau orang-
orang atau badan-badan hukum yang berkewajiban membayar pajak.
Hukum pajak dibedakan atas Negara mempunyai kekuatan untuk
memaksa, dan uang pajak tersebut harus digunakan untuk
penyelenggaraan pemerintah.
Sejarah perkembangan perpajakan di Indonesia dibagi dua periode
yaitu : periode sebelum berlaku UU Pajak Nasional (sebelum tahun 1983)
dan setelah berlaku UU Pajak nasional (setelah tahun 1983). Pajak
merupakan iuran rakyat ke kas negara berdasarkan undang-undang dengan
tidak mendapatkan jasa timbal secara langsung dapat ditunjukkan dan
digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Retribusi merupakan
iuran yang mempunyai hubungan langsung dengan kembalinya prestasi
(manfaat secara langsung) dan sumbangan merupakan iuran yang
diberikan seseorang dengan kontraprestasi dinikmati oleh kelompok
tertentu.
Sistem pemungutan pajak ada tiga jenis, yaitu Official Assessment
System, Self Assessment System dan With Holding System. Sedangkan
jenis tarif terdiri dari : tarif sebanding (proporsional), tarif tetap, tarif
progresif dan tarif degresif.
3.2 Penutup
keteladanan dalam hal penunaian kewajiban pajak perlu mendapat
perhatian tersendiri. Keteladanan ini tentu saja harus dimulai dari jajaran
pemerintah sendiri sebagai pengelola pajak. Jika pemerintah mampu
memberikan teladan dan juga diikuti tokoh-tokoh dan public figur lainnya,
agaknya masyarakat akan lebih mudah untuk menyadari betapa pentingnya
pajak bagi kehidupan dan masa depan negaranya. Sebaliknya, jika
pemerintah, para pemimpin, dan tokoh-tokoh populis sudah
memperlihatkan keingkarannya terhadap kewajiban pajak ini, masyarakat
di bawah akan lebih sulit lagi tersadarkan untuk membayar pajak.
Demikian makalah dari saya yang mengulas tentang
“Perkembangan Hukum pajak dari sebelum berlakunya Undang-undang
(UU) sampai berlakunya hokum pajak”. Dalam menulis makalah ini
masih banyak kekurangan dalam penyelesaian makalah karena
keterbatasan referensi. Untuk itu kritik dan saran dosen sangatlah
dibutuhkan, agar dalam penulisan berikutnya dapat berguna dan
bermanfaaat bagi menambah ilmu bagi semua orang.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://financecontroller.blogspot.com/2010/06/sejarah-pajak-di-
indonesia.html
2. http://yabeshulu.blogspot.com/2015/02/reformasi-pajaklahirnya-uu-pajak-
dan.html
3. http://wijiraharjo.wordpress.com/2007/12/10/sejarah-perpajakan-indonesia-
indonesian-tax-history/
4. https://www.nyomandarmayasa.com/files/BAB%201.pdf
5. https://zainurridlo.blogspot.com/2013/06/sejarah-hukum-pajak-di-dunia-
dan.html
6. https://www.researchgate.net/