Anda di halaman 1dari 21

DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan, karena pertama atas karunia-
Nya maka makalah ini bisa terselesaikan dengan baik sebelum batas waktu yang
ditentukan sehingga akan siap dengan baik pula untuk dipresentasikan nantinya.
Makalah ini dibuat atas kepentingan pemenuhan tugas kelompok lima, pada mata
kuliah Pengantar Antropologi, sub pokok bahasan “Dinamika Masyarakat dan
Kebudayaan” dengan batasan masalah: pada masyarakat dinamis, mobilitas
penduduk, peristiwa kebudayaan, dinamika sosial, internalisasi dan sosialisasi.

Dalam proses penyusunan makalah ini pun tak lepas dari keaktifan semua
anggota kelompok dengan visi yang sama yaitu bisa menyajikan makalah ini
dalam sebaik-baiknya.

Harapan kami tentunya makalah ini bisa bermanfaat bagi semua yang
memanfaatkan dan mendapat nilai sebaik-baiknya, nilai terbaik dari dosen
pengampu. Terimakasih dan mohon maaf atas segala bentuk kekurangan atau
ketidaksuaian yang mungkin semua temukan dalam makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… i

PRAKATA ………………………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………….. 1

1.3 Tujuan ……………………………………………………………….. 2

1.4 Manfaat ………………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………… 3

2.1 Pengertian Dinamika, Masyarakat dan Kebudayaan ………………… 3

2.2 Masyarakat Dinamis ………………………………………………… 4

2.3 Mobilitas Penduduk ………………………………………………… 6

2.4 Peristiwa Kebudayaan ……………………………………………… 7

2.5 Dinamika Sosial ……………………………………………………. 9

2.6 Internalisasi ………………………………………………………… 11

2.7 Sosialisasi ………………………………………………………….. 13

ii
i
BAB III PENUTUP …………………………………………………………. 16

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………… 16

3.2 Saran ……………………………………………………………….. 17

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 18

i
v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semua dari kita hidup dalam masyarakat dan menerapkan nilai-nilai budaya,
maka semua dari kita juga merupakan bagian dari dinamika dalam masyarakat
dan kebudayaan. Menjadi sangat perlu untuk mengetahui istilah tersebut secara
mendalam karena kita semua ada di dalam dinamika tersebut. Dinamika
merupakan bagian tak terpisahkan dari setiap kegiatan kelompok manusia.
Menjadi sangat perlu untuk memahami apa itu dinamika masyarakat dan
kebudayaan, maka kami mencoba menyusun makalah ini untuk memberi
pemahaman tentang topik bahasan tersebut serta beberapa topik sub bahasan yang
menjadi titik berat rumusan masalah dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

a) Apa definisi dinamika masyarakat dan kebudayaan, serta penjelasan yang


relevan dengan itu?

b) Apa definisi masyarakat, dan apa itu kebudayaan, serta penjelasan yang
relevan dengan itu?

c) Apa definisi masyarakat dinamis, serta penjelasan yang relevan dengan itu?

d) Apa definisi dan contoh peristiwa kebudayaan seperti cultural lag, survival,
conflict dan shock?

e) Apa definisi dinamika sosial, serta penjelasan yang relevan dengan itu?

f) Apa definisi internalisasi dan sosialisasi, serta penjelasan yang relevan


dengan itu?

1
1.3 Tujuan

a) Sebagai referensi perkuliahan dan bisa dipahami sebagai materi yang relevan
untuk mata kuliah pengantar Antropologi, berkaitan tentang “Dinamika
Masyarakat dan Kebudayaan”

b) Sebagai pemenuhan tugas kelompok yang akan dinilai dengan ekspektasi


bagus nantinya.

1.4 Manfaat

a) Memahami dan menguasai materi Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan

b) Dapat lebih memahami fenomena sosial, masyarakat dan kebudayan setelah


memahami isi makalah ini.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dinamika, Masyarakat dan Kebudayaan

Dinamika ialah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu


bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap
keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi antara anggota kelompok dengan
kelompoknya secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi selama ada
kelompok, semangat kelompok, yang terus menerus ada dalam kelompok itu
yang mana kelompok itu bersifat dinamis, artinya dapat selalu berubah dalam
setiap keadaan.

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang


yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), di mana
sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam
kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa
Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan
hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas
yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah
masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama
dalam satu komunitas yang teratur.

Kebudayaan adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
budaya, dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa
budaya itu dipelajari.

3
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dinamika masyarakat dan kebudayaan
adalah cara kehidupan masyarakat yang selalu bergerak, berkembang dan
menyesuaikan diri dengan setiap keadaan.

2.2 Masyarakat Dinamis

Secara istilah dinamis adalah : sifat yang hidup penuh semangat, terus bergerak,
untuk menghasilkan perubahan yang membawa kemajuan.Demikian pula halnya
dengan kehidupan masyarakat. Di dalam masyarakat yang merupakan kumpulan
manusia, tentu akan mengalami perubahan karena ada dinamika sosial di
dalamnya yang menandakan adanya kehidupan. Perubahan dalam suatu
masyarakat dapat berlangsung dengan cepat atau lambat. Ada perubahan yang
banyak memberikan pengaruh dan ada pula yang tidak.

Masyarakat yang dinamis adalah masyarakat yang senantiasa bekerja keras


dalam rangka memenuhi kebutuhannya dengan segala kekuatan yang dimilikinya.
Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan yang diperlukan baik yang
berhubungan dengan kepentingan individu maupun kepentingan bersama.

Contoh :

a) Seorang petani akan berusaha agar hasil pertaniannya meningkat

b) Seorang pedagang akan terus berusaha agar usaha dagangnya berkembang.

 Beberapa sifat yang dimiliki orang yang dinamis adalah :

· Bersungguh-sungguh, sehingga cepat dalam berpikir dan bertindak

· Tidak mau berdiam terlalu lama di suatu persoalan

· Cepat beradaptasi terhadap suatu kondisi dan perubahan

· Membuang hal-hal dan beban yang tidak perlu

· Sehingga tetap tenang dan bahagia meski banyak persoalan yang dihadapi

4
 Ada beberapa karakter manusia dinamis yang mungkin bisa di pelihara
dalam diri kita :

1. Selalu berusaha igin tahu


Seseorang yang dinamis selalu ingin megetahui letak sebuah
persoalanmengapa demikian? Ia berusaha ingin tahu seluk beluk segala macam
apa saja. Meski ia ahli di satu bidang tertentu. Ia menghimpun berbagai fakta
seperti juga orang-orang menghimpun perangko atau kalori di tubuhnya. Ia tidak
merasa dirinya berkecukupan soal pengetahuan. Ia ingin belajar tentang segala
bidang yang baru. Meski ia memiliki minat besar pada bidang tertentu. Ia sangat
senang mempelajari suatu keterampilan baru. Bertemu, berkenalan dengan orang-
orang baru. Setidaknya ia ingin melakukan semua hal meski hanya sekali.

2. Bersikap Independen

Seseorang yang dinamis bersifat independen. Namun bukanlah seorang yang


bertindak ngawur atau tidak masuk akal. Ia menghormati buah pikiran orang lain.
Tetapi ia menjalankan tugasnya tanpa bergantung dengan orang lain. Ia
menyadari jika ia terlampau menggantungkan nasibnya pada orang lain, maka
hanya sedikit yang bisa ia capai dalam hidup ini.

3. Memiliki Daya Cipta Yang Kuat

Seseorang yang dinamis biasanya terangsang apabila berhadapan dengan


sesuatu yang baru. Ia sangat antusias terhadap segala sesuatu yang baru dan ingin
ia dekati . Ia tidak mau menolak sebuah gagasan begitu saja. Ia bersedia
merasakan, memikirkan dan menjalani gagasan itu jika dirasakan tepat dan
berguna. Dalam hal-hal yang penting seringkali, ia menelurkan ide-ide yang luar
biasa dan sesuai kebutuhan orang banyak. Bahkan ia bisa mananggulangi
berbagai permasalahan yang mengintarinya dengan pembiayaan hemat dan
metode yang praktis.

5
4. Mendahulukan Yang Lebih Penting

Seseorang yang dinamis menyadari bahwa ia tidak bisa menjalankan


seluruh pekerjaan secara serentak bersama-sama. Oleh sebab itu ia menyusun
rencana bagi dirinya sendiri dengan memberikan prioritas pada hal-hal yang lebih
urgen dan penting terlebih dahulu. Ia tidak boleh dikalahkan oleh waktu. Akan
tetapi waktu itu justru harus ia taklukkan demi kepentingan pekerjaannya.
Mungkin ini sebabnya, manusia dinamis sangat menghargai waktu dan bisa
memanfaatkan waktu.

5. Dedikasi Yang Besar

Seseorang yang dinamis menyukai dan menekuni pekerjaannya dengan


sungguh-sungguh. Ia menyenangi seluruh bidang kehidupannya. Ia menyukai
lingkungan tempatnya berada. Ia selalu bersungguh-sungguh menggunakan
sejumlah besar waktu, tenaga dan sumber perlengkapan lain untuk memberikan
yang terbaik pada tugasnya. Seorang yang dinamis selalu berusaha menjadi yang
terbaik di bidangnya.

6. Tahan Uji

Seseorang yang dinamis tidak akan menyerah sebelum kemampuannya


berakhir. Ia akan terus berupaya dan berusaha sekuat tenaga mencapai cita-
citanya. Meski ia harus berhadapan dengan tembok besar tantangan dan
hambatan. Ia mampu merobohkan tembok besar itu. Dalam perjalanannya pasti ia
akan menemui cemoohan orang-orang yang iri kepadanya. Tetapi ia menanggapi
dengan tenang dan tidak putus asa.

2.3 Mobilitas Penduduk

Mobilitas penduduk yaitu perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah


lain. Mobilitas dibedakan 2 yaitu mobilitas non permanen (tidak tetap) dan
mobilitas permanen (tetap) atau disebut pula migrasi.

6
Jenis-jenis mobilitas penduduk permanen (migrasi) :

a) Urbanisasi yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota.

b) Transmigrasi yatiu perpindahan penduduk dari pulau yang padat ke pulau


yang kurang padat penduduknya. Transmigrasi diatur oleh pemerintah.

c) Imigrasi yaitu masuknya penduduk dari satu negara ke negara lain.

d) Emigrasi yaitu keluarnya penduduk suatu negara untuk masuk ke negara lain.

e) Remigrasi yaitu kembalinya penduduk ke negara asalnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas penduduk:

a) Faktor dari daerah asal yang disebut faktor pendorong seperti adanya
bencana alam, panen yang gagal, lapangan kerja terbatas, keamanan
terganggu, kurangnya sarana pendidikan, dll.

b) Faktor yang ada di daerah tujuan yang disebut faktor penarik seperti
tersedianya lapangan kerja, upah tinggi, tersedia sarana pendidikan,
kesehatan dan hiburan.

c) Faktor yang terletak di antara daerah asal dan daerah tujuan yang disebut
penghalang, contohnya jarak dan akses teleportasi.

d) Faktor yang terdapat pada diri seseorang disebut faktor individu. Faktor ini
sangat mempengaruhi keinginan seseorang untuk melakukan mobilitas atau
tidak, contoh faktor ini antara lain tingkat pendidikan, umur dan jenis
kelamin.

2.4 Peristiwa Kebudayaan

Adalah peristiwa yang terjadi berkaitan dengan aspek-aspek kebudayaan.


Pembagiannya sebagai berikut:

7
2.4.1 Cultural lag

Cultural Lag adalah peristiwa kebudayaan yang terjadi karena tidak bisanya
masyarakat untuk memahami atau mengikuti suatu perubahan yang terjadi di
dalam budaya. Ini dapat dicontohkan dengan bagaimana teknologi terus
berkembang tetapi di lain pihak, masyarakat sendiri tidak melakukan sebuah
perkembangan, dan banyak dari masyarakat yang masih belum bisa mengejar
ketertinggalangan era modernitas karena kurangnya pengetahuan dan kurangnya
kemampuan dalam segi ekonomi. Karena teknologi yang baru ini tidak bisa
dengan begitu saja diperoleh secara gratis oleh masyarakat melainkan harus
membayar harga yang begitu mahal dan tidak semua masyarakat dapat
menggapainya. Maka dari itu terjadilah cultural lag.

2.4.2 Cultural Survival

Cultural Survival adalah peristiwa kebudayaan yang terjadi karena


masyarakat masih menggunakan budaya yang menurut orang lain sudah punah.
Ini terjadi dimana masyarakat menggunakan budaya sisa dari jaman sebelumnya.
Dapat dicontohkan sebagai berikut, seorang pria menggunakan mantel yang
memiliki ekor dan dulunya itu digunakan untuk berkuda, tetapi masih saja budaya
itu digunakan untuk membuat mantel dalam pernikahan. Inilah yang dimaksud
dengan cultural survival.

2.4.3 Cultural Conflict

Cultural Conflict. Cultural Conflict adalah peristiwa budaya yang terjadi


karena adanya perselisihan antara satu sama lain. Maksudnya adalah ada budaya
yang berbeda dari masyarakat satu dengan yang lain tetapi tidak bisa saling
berdampingan. Jadi, muncul konflik diantara mereka yang mana disebut dengan
Cultural Conflict. Dapat dicontohkan dengan adanya pro dan kontra atas

8
terjadinya perbudakan di Amerika. Hasil dari pro dan kontra tadi adalah perang
saudara di amerika.

2.4.4 Cultural Shock

Cultural Shock adalah peristiwa kebudayaan dimana masyarakat melakukan


perpindahan dari Negara satu ke Negara yang lain. Tetapi terjadi perbedaan
budaya yang jauh antar Negara tadi dan membuat masyarakat bingung untuk
beradaptasi. Keadaan ini lebih dipengaruhi dengan perbedaan bahasa dan cara
berinteraksi sosial. Dapat dicontohkan dengan, orang Indonesia mendapat
beasiswa di Perancis, sedangkan dia hanya bisa menggunakan Bahasa Inggris
bukannya Bahasa Perancis. Tetapi di Perancis, mereka lebih suka menggunakan
Bahasa Ibu mereka. Keadaan ini jelas akan membuat si orang Indonesia tadi
mengalami Cultural Shock dimana dia akan kebingunan dengan bahasa yang
tidak biasa dia dengar selama ini dan seperti yang kita semua tahu, Bahasa
Perancis jika tidak terbiasa mendengarnya pasti akan susah untuk dipahami.

2.5 Dinamika Sosial

2.5.1 Pengertian dinamika sosial

Dinamika sosial adalah perubahan sosial sebagai proses sosial yang terjadi
dalam masyarakat merupakan suatu gejala umum yang berlaku di mana pun
selama hidup manusia. Dalam kehidupan bermasyarakat di mana pun pasti akan
mengalami dinamika sosial. Dinamika sosial terjadi sebagai akibat adanya
interaksi antarmanusia dan antarkelompok, sehingga antara mereka terjadi proses
saling memengaruhi yang menyebabkan terjadinya dinamika sosial.

Dinamika sosial yang terjadi pada masyarakat dapat berupa perubahan-


perubahan nilai-nilai sosial, norma-norma yang berlaku di masyarakat, pola-pola
perilaku individu dan organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-
lapisan maupun kelas-kelas dalam masyarakat, kekuasaan, dan wewenang.

9
Dengan kata lain perubahan sosial meliputi perubahan organisasi sosial, status,
lembaga, dan struktur sosial masyarakat.

Berikut definisi dinamika sosial menurut beberapa ahli:

a) Menurut Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah segala perubahan pada


lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang
memengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai sikap dan
pola perilaku di antara kelompok-kelompok masyarakat.

b) Menurut William F. Ogburn, bahwa ruang lingkup perubahan sosial meliputi


unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun yang immaterial.

2.6.2 Teori dinamika sosial

a) Teori evolusi (evolutionary theory)

Tokoh yang berpengaruh pada teori ini adalah Emile Durkheim dan
Ferdinand Tonnies. Emile Durkheim berpendapat bahwa perubahan karena
evolusi memengaruhi cara pengorganisasian masyarakat, terutama yang
berhubungan dengan kerja. Adapun Ferdinand Tonnies memandang bahwa
masyarakat berubah dari masyarakat sederhana yang mempunyai hubungan erat
dan kooperatif menjadi tipe masyarakat besar yang memiliki hubungan
terspesialisasi, terpecah-pecah, terasing, dan mengalami lemahnya ikatan sosial.
Hal itu terjadi dalam masyarakat perkotaan.

Teori ini hanya menjelaskan mengenai terjadinya perubahan tanpa mampu


menjelaskan mengapa masyarakat berubah.

b) Teori konflik (conflict theory)

Tokoh dalam teori ini adalah Ralf Dahrendorf. Ia berpendapat bahwa semua
perubahan merupakan hasil dari konflik kelas di masyarakat. Menurut
pandangannya, prinsip dasar teori konflik sosial dan perubahan sosial, selalu

10
melekat dalam struktur masyarakat. Menurut teori ini, konflik berasal dari
pertentangan kelas masyarakat antara kelompok tertindas dengan kelompok
penguasa, sehingga akan mengarah pada perubahan sosial. Teori ini berpedoman
pada pemikiran Karl Marx yang menyebutkan bahwa konflik kelas sosial
merupakan sumber yang paling penting dan berpengaruh dalam semua perubahan
sosial.

c) Teori fungsional (functional theory)

Teori fungsional berusaha melacak penyebab perubahan sosial sampai


ketidakpuasan masyarakat akan kondisi sosialnya yang secara pribadi
memengaruhi mereka. Teori ini berhasil menjelaskan perubahan sosial yang
tingkatnya moderat.

d) Teori siklis (cyclical theory)

Teori ini mempunyai perspektif (sudut pandang) yang menarik dalam melihat
perubahan sosial. Teori ini beranggapan bahwa perubahan sosial tidak dapat
dikendalikan sepenuhnya oleh siapa pun, bahkan orang-orang ahli sekalipun.
Dalam setiap masyarakat terdapat siklus yang harus diikutinya. Menurut teori ini,
kebangkitan dan kemunduran suatu peradaban (budaya) tidak dapat dielakkan,
dan tidak selamanya perubahan sosial membawa dampak kebaikan.

Oswald Spengler mengemukakan teorinya, bahwa setiap masyarakat berkembang


melalui empat tahapan perkembangan seperti pertumbuhan manusia, yaitu masa
kelahiran, kanak-kanak, remaja, dan dewasa.

2.6 Internalisasi

Koentjaraningrat (2003) mengungkapkan bahwa proses internalisasi adalah


proses yang berlangsung sepanjang hidup individu, yaitu mulai saat ia dilahirkan
sampai akhir hayatnya, sepanjang hayatnya seorang individu terus belajar untuk

11
mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu, dan emosi yang kemudian membentuk
kepribadiannya.

Menurut Effendi, R (2006) internalisasi adalah proses pengembangan potensi


yang dimiliki manusia yang dipengaruhi, baim lingkingan internal dalam diri
manusia itu maupun eksternal, yaitu pengaruh dari luar manusia.

Menurut Fathoni A, proses internalisasi tergantung dari bakat yang


dipunyai dalam gen manusia untuk mengembangkan berbagai macam perasaan,
hasrat, nafsu dan emosinya. tetapi semua itu juga tergantung pada pengaruh dari
berbagai macam lingkungan sosial dan budayanya. Manusia mempunyai bakat
yang telah terkandung dalam gen-nya untuk mengembangkan berbagai macam
perasaan, hasrat, nafsu serta emosi dalam kepribadian individunya namun wujud
dan pengaktifannya berbeda-beda dipengaruhi oleh stimulasi yang ada pada alam
sekitar dan lingkungan sosial dan budayanya.Seperti bayi yang baru lahir, ada
rasa tidak nyaman ketika keluar dari rahim ibunya, dimana selama ini merasa
begitu nyaman di sana. Maka ia akan menangis, namun setelah di gendong,
diselimuti, diberikan kepada ibunya untuk disusui, dia kembali merasakan rasa
aman yang selama ini telah terinternalisasi kedalam dirinya selama berada di
rahim. Sang bayi jadi tenang, tidak menangis dan bahkan tertidur lelap.
Begitupun dengan kehidupannya berikutnya, dari hari ke hari dia akan menjalani
banyak pengalaman hidup hingga ia bisa “merekam” rasa senang, sedih, bahagia,
simpati, cinta, benci, dsb. Semua hal tersebut dipelajari dengan proses
internalisasi.

Dapat disiimpulkan, bahwa proses internalisasi merupakan proses


pengembangan atau pengolaan potensi yang dimiliki manusia, yang berlangsung
sepanjang hayat, yang dipengaruhi oleh lingkungan internal maupun eksternal
sejak seorang individu dilahirkan sampai individu tersebut hampir meninggal.

Pembelajaran tersebut termasuk hasrat, nafsu, dan emosi yang diperlukan


sepanjang hidupnya. Proses ini tergantung dari bakat yang dipunyai dalam gen
manusia untuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu, dan
emosinya. Tetapi semua itu juga tergantung dengan pengaruh dari berbagai

12
macam lingkungan sosial dan budayanya. Contoh: bayi yang lahir terus belajar
bagaimana mendapatkan perasaan puas dan tidak puas.

2.7 Sosialisasi

Sosialisasi ialah proses melalui mana seseorang (seorang anak) belajar


menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat (Peter Berger,
1978:116). Sosialisasi adalah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai
dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau
masyarakat (Wikipedia).

2.7.1 Jenis Sosialisasi

A. Sosialisasi primer

Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai


sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi
anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia
1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota
keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu
membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.

B. Sosialisasi sekunder

Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah


sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu
dalam masyarakat. Bentuk-bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi.
Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru.
Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan'
identitas diri yang lama.

13
2.7.2 Tipe Sosialisasi

A. Formal

Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang


menurut ketentuan yang berlaku dalam negara, seperti pendidikan di sekolah dan
pendidikan militer.

B. Informal

Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat
kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompok-
kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat.

Baik sosialisasi formal maupun sosialisasi informal tetap mengarah kepada


pertumbuhan pribadi anak agar sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di
lingkungannya. Dalam lingkungan formal seperti di sekolah, seorang siswa
bergaul dengan teman sekolahnya dan berinteraksi dengan guru dan karyawan
sekolahnya. Dalam interaksi tersebut, ia mengalami proses sosialisasi. dengan
adanya proses soialisasi tersebut, siswa akan disadarkan tentang peranan apa
yang harus ia lakukan. Siswa juga diharapkan mempunyai kesadaran dalam
dirinya untuk menilai dirinya sendiri. Misalnya, apakah saya ini termasuk anak
yang baik dan disukai teman atau tidak? Apakah perliaku saya sudah pantas atau
tidak?

2.7.3 Pola Sosialisasi

Sosialisasi dapat dibagi menjadi dua pola: sosialisasi represif dan sosialisasi
partisipatoris. Sosialisasi represif (repressive socialization) menekankan pada
penggunaan hukuman terhadap kesalahan. Ciri lain dari sosialisasi represif adalah
penekanan pada penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan. Penekanan
pada kepatuhan anak dan orang tua. Penekanan pada komunikasi yang bersifat
satu arah, nonverbal dan berisi perintah, penekanan sosialisasi terletak pada orang

14
tua dan keinginan orang tua, dan peran keluarga sebagai significant other.
Sosialisasi partisipatoris (participatory socialization) merupakan pola di mana
anak diberi imbalan ketika berprilaku baik. Selain itu, hukuman dan imbalan
bersifat simbolik. Dalam proses sosialisasi ini anak diberi kebebasan. Penekanan
diletakkan pada interaksi dan komunikasi bersifat lisan yang menjadi pusat
sosialisasi adalah anak dan keperluan anak. Keluarga menjadi generalized other.

2.7.4 Agen Sosialisasi

Siapa yang melaksanakan proses sosialisasi? Dalam sosiologi kita berbicara


mengenai mengenai agen-agen sosialisasi (agents of socialization)--pihak yang
melaksanakan sosialisasi. Fuller dan Jacobs (1973:168-208) mengidentifikasikan
empat agen sosialisasi utama: keluarga, teman bermain, sekolah dan media
massa. Meskipun klasifikasi ini dibuat untuk masyarakat Amerika, namun dapat
diterapkan pula pada masyarakat kita.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dinamika masyarakat dan kebudayaan tidak lepas dari bahasan tentang


masyarakat dinamis, mobilitas penduduk, peristiwa kebudayaan, dinamika sosial,
internalisasi dan sosialisasi.

Dinamika masyarakat dan kebudayaan adalah cara kehidupan masyarakat


yang selalu bergerak, berkembang dan menyesuaikan diri dengan setiap keadaan.

Masyarakat yang dinamis adalah masyarakat yang senantiasa bekerja keras


dalam rangka memenuhi kebutuhannya dengan segala kekuatan yang dimilikinya.
Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan yang diperlukan baik yang
berhubungan dengan kepentingan individu maupun kepentingan bersama.

Mobilitas penduduk yaitu perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah


lain. Mobilitas dibedakan 2 yaitu mobilitas non permanen (tidak tetap) dan
mobilitas permanen (tetap) atau disebut pula migrasi.

Adalah peristiwa yang terjadi berkaitan dengan aspek-aspek kebudayaan.


Proses internalisasi merupakan proses pengembangan atau pengolaan potensi
yang dimiliki manusia, yang berlangsung sepanjang hayat, yang dipengaruhi oleh
lingkungan internal maupun eksternal sejak seorang individu dilahirkan sampai
individu tersebut hampir meninggal.

Sosialisasi ialah proses melalui mana seseorang (seorang anak) belajar


menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat (Peter Berger,
1978:116). Sosialisasi adalah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai
dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau
masyarakat (Wikipedia).

16
3.2 Saran

Kami menuangkan saran-saran terkait proses pengerjaan makalah ini pada


bagian berikut, berbagai saran terutama saran dari internal kami, tim penyusun
mungkin bisa memberikan gambaran kepada pembaca bagaimana perjalanan
pengerjaan makalah ini sampai kami katakan sudah layak sebagai pemenuhan
tugas, berikut beberapa hal tersebut:

a) Penekan metode deduktif atau penjabaran atau pendeskripsian serinci


mungkin sebagai maksud untuk memenuhi sasaran pemaksimalan materi
yang tercakup dari bahasan yang termuat dalam makalah ini

b) Penekanan aspek kajian materi pada pendapat ahli yang relevan dan yang
umum telah dipakai dalam mempelajari agen-agen sosialisasi dan pola-polas
sosialisasi dalam ilmu sosiologi

c) Dan sebagainya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat. 1999. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama

Koentjaraningrat.2003. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rhineka Cipta

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit


Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Paul Johnson, Doyle. 1994. Teori Sosiologi: Klasik dan Modern. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama

http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat diakses pada 24 september 2016 pukul


13.54

http://en.wikipedia.org/wiki/Society diakses pada 24 september 2016 pukul 13.55

http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya diakses pada 24 september 2016 pukul 13.55

http://id.wikipedia.org/wiki/Mobilitas_sosial diakses pada 24 september 2016


pukul 13.56

http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik diakses pada 24 september 2016 pukul 13.56

http://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi diakses pada 24 september 2016 pukul


13.57

18

Anda mungkin juga menyukai