Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt., atas segala rahmad dan hidayat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tentang study “ILMU
SOSIAL BUDAYA DASAR”.Dengan mengucakan puji syukur kehadirat Allah swt.,
atas segala rahmat dan karunia-Nya, serta solawat dan salam kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad saw., atas petunjuk dan risalahnya yang telah membawa zaman
kegelapan ke zaman yang terang benderang seperti sekarang ini.

Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu kami memberikan referensi dalam pembuatan makalah ini. Terutama pada
dosen pembimbing kami yang telah mambimbing kami dalam pembuatan makalah ini.

Kami dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan


makalah ini, oleh karena itu kami sangat menghargai akan saean dan kritik untuk
membangun makalah lebih baik lagi. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga
makalah ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita semua.

Binjai, 13 November 2017

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...…………………………………………………………….. 1

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….... 2

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………… 3

1.1 latar belakang…………………………………………………………………….. 3


1.2 rumusan masalah.................................................................................................... 3
1.3 tujuan…………………………………………………………………………..... 3

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………............. 4

2.1 masyarakat dan stratifikasi…………………………………………..…….......... 4


2.2 kelompok sosial……………………….…………................................................ 6
2.3 Keragaman dan kesetaraan………………………………………..…………....... 7
2.4 Manusia dan peradaban .………………………….....…………………….......... 10
2.5 Pengaruh budaya terhadap lingkungan.................................................................. 21

BAB III PENUTUP…………………………………………………….…...……… 23

3.1 kesimpulan…………………………………….……….....……………………... 23
3.2 saran……………………………….……………....……………………………. 23

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...…….. 24

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan yang diajarkan kepada mahasiswa
di perguruan tinggi, Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) boleh dikatakan baru. Sejak
perombakan kurikulum pendidikan tinggi beberapa tahun silam, ISBD lahir sebagai
perpaduan atau fusi dari dua mata kuliah yang dulunya terpisah yakni Ilmu Sosial Dasar
dan Ilmu Budaya Dasar. Tidak heran kalau materi yang dikuliahkan dalam kuliah ISBD
sebagian besar merupakan perpaduan dari ISD dan Dasar ini, maka fokus perhatian
mata kuliah ini justru terletak pada ‘ manusia sebagai mahkluk sosial budaya’ . Ini
berarti bahwa refleksi tentang hakikat manusia sebagai makhluk sosial budaya itu
menjadi sangat sentral. Kita kemudian tidak lagi bergerak dari sosiologi menuju
manusia atau dari sudut antropologi menuju manusia melainkan justru berangkat dari
manusia itu sendiri dalam hakikatnya sebagai makhluk sosial budaya. Pada titik ini
refleksinya ‘mungkin’ menjadi agak filosofis.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian stratifikasi ?


2. Bagaimana pengaruh budaya terhadap lingkungan ?

3. Apa yang dimaksud keragaman dan kasetaraan ?

4. Apa pengertian manusia dan peradaban ?

5. Apa yang dimaksud kelompok sosial ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Tujuannya adalah :

1.Untuk mengetahui apa yang dimaksud masyarakat dan stratifikasi

2. Untuk mengetahui pengaruh budaya terhadap lingkungan

3.Untuk mengetahui pengertian keragaman dan kesetaraan

4.Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan manusia dan peradaban

5.Untuk mengetahui pengertian kelompok sosial.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 MASYARAKAT DAN STRATIFIKASI

A. Pengertian Masyarakat dan Stratifikasi

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang


membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), di mana sebagian besar
interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.

Unsur-unsur suatu masyarakat :

a.Harus ada perkumpulan manusia dan harus banyak

b.Telaah bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah tertentu.

c.adanya aturan atau undang-undang yang mengatur masyarakat untuk menuju kepada
kepentingan dan tujuan bersama.

Faktor-faktor yang mendorong manusia untuk hidup

a). Hasrat sosial

Adalah merupakan hasrat yang ada pada setiap individu untuk menghubungkan
dirinya kepada individu lain atau kelompok

b).Hasrat untuk mempertahankan diri

Adalah hasrat untuk mempertahan kan diri dari berbagai pengaruh luar yang mungkin
datang kepada nya, sehingga individu tersebut Faktor-faktor yang mendorong manusia
untuk hidup bermasyarakat perlu bergabung dangan individu lain atau kelompok.

c).Hasrat berjuang

Hasrat ini dapat kita lihat pada adanya persaingan, keingina membantah pendapat orang
lain. Sehingga mereka mengadakan persatuan untuk mencapai tajuan, yaitu tujuan
bersama.

4
d).Hasrat harga diri

Rasa harga diri merupakan hasrat pada seseorang untuk menganggap atau bertindak
atas diri nya lebih tinggi dari pada orang lain, karena mereka ingin mendapat
penghargaan yang selayaknya.

e).Hasrat meniru

Adalah hasrat untuk menyatakan secara diam-diam atau terang-terangan sebagian dari
salah satu gajala atau tindakan.

f).Hasrat bergaul

Hasrat untuk bergabung dengan orang-orang tertentu, kelompok tertentu, atau


masyarakat tertentu dalam suatu masyarakat.

g). Hasrat untuk mendapat kan kebebasan

Hasrat ini tampak jelas pada tindakan-tindakan manusia bila mendapat kekangan-
kekagan atau pembatasan-pembatasan.

h)Hasrat untuk memberitahukan

Hasrat untuk menyampaikan perasaan-perasaan kepada orang lain biasanya


disampaikan dengan suara atau isyarat

h). Hasrat simpati

Kesanggupan untuk dengan langsung turut merasakan apa yang dirasakan oleh orang
lain

Stratifikasi sosial adalah pengelompokan anggota masyarakat kedalam lapisan-


lapisan sosial secara bertingkat. Atau definisi stratifikasi sosial yaitu merupakan suatu
pengelompokan anggota masyarakat berdasarkan status yang dimilikinya.

5
Faktor penyebab terjadinya stratifikasi :

 Kekayaan, sesorang yang mempunyai kekayaan yang lebih biasanya termasuk


ke lapisan paling atas dalam stratifikasi sosial.
 Kehormatan, orang yang paling di hormati biasanya selalu menempati lapisan
paling atas, sering kita ditemui di masyarakat, misalnya seperti seseorang yang
berjasa besar.
 Kekuasaan, ukuran kekuasaan seseorang pun dapat menjadi faktor penyebab
terbentuknya statifikasi sosial dan biasanya seseorang yang mempunyai
kekuasaan selalu menempati lapisan teratas, misalnya seperti gubernur, bupati
dan lain-lain.

2.2 KELOMPOK SOSIAL

A. Pengertian Kelompok Sosial

Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang saling berinteraksi dan memiliki

kesadaran bersama akan keanggotaannya dalam suatu kelompok

B. Ciri-Ciri Kelompok Sosial

 Memiliki motif yang sama antara satu individu dengan individu lainnya
sehingga kerjasama dan interaksi untuk mencapai tujuan yang sama lebih mudah
terjadi.
 Anggota kelompok memiliki kesadaran bahwa ia adalah bagian dari kelompok
yang bersangkutan.
 Terdapat hubungan timbal balik antar anggota.
 Mempunyai struktur sosial sehingga kelangsungan hidup kelompok tergantung
kepada kesungguhan anggotanya dalam menjalan peran mereka.
 Memiliki norma dan aturan yang mengatur hubungan antar anggota.
 Merupakan satu kesatuan yang nyata sehingga dapat dibedakan dengan
kelompok lainnya.

C. Proses Terjadinya Kelompok Sosial

Terbentuknya suatu kelompok sosial dipicu oleh naluri manusia yang tidak bisa

hidup bersama dan ingin menyatu dengan manusia lain disekitarnya. Oleh karena itu

bergabungnya seseorang dengan sebuah kelompok biasanya merupakan sesuatu yang

6
murni muncul dari keinginannya sendiri. Dua faktor utama yang membuat seseorang

bergabung dalam suatu kelompok adalah kedekatan dan kesamaan.

Pembentukan suatu kelompok akan diawali dengan adanya kontak sosial dan

komunikasi sosial yang akan menghasilkan proses sosial dalam interaksi sosial.

Kata kontak berasal dari bahasa latin “con” yang artinya bersama dan “tango” yang

artinya menyentuh. Secara harfiah kontak sosial dapat diartikan “sama – sama

menyentuh. Arti kata kontak dalam ilmu sosial tidaklah harus dengan sentuhan atau

koneksi fisik. Kontak sosial merupakan sebuah tindakan yang menimbulkan kesadaran

untuk saling berhubungan dari satu pihak dengan pihak lainnya.

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepada

pihak lainnya. Pada umumnya komunikasi yang sering kita lihat dilakukan secara

verbal (berbicara) dengan menggunakan cara yang dapat dimengerti oleh kedua belah

pihak, contohnya dengan menggunakan bahasa dari suatu negara tertentu.

Kontak sosial dan komunikasi merupakan dua hal yang akan mengawali

terbentuknya sebuah kelompok sosial. Melalui kontak dan komunikasi tersebut maka

seseoang akan menemukan dasar-dasar untuk membentuk suatu kelompok.

2.3 KERAGAMAN DAN KESETARAAN

A. Hakikat Keberagaman dan Kesetaraan Sosial

Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai pulau dan daerah yang memiliki karakteristik
yang berbeda. Adanya perbedaan tersebut membuat bangsa Indonesia memiliki
beragam budaya, adat istiadat, suku bangsa, dan lain-lain.
Keberagaman ini mendorong setiap individu yang berasal dari setiap daerah memiliki
tingkah laku dan aktivitas yang berbeda-beda.Perbedaan inilah yang menyebabkan
keberagam- an sosial.

7
Keberagaman Sosial

Faktor pendorong keberagaman:


Faktor bawaan yang dibawa individu sejak lahir
Faktor lingkungan, baik lingkungan alam, lingkung-an keluarga, dan lingkungan
masyarakat.
Faktor waktu yang mengisi kehidupan manusia
Adanya interaksi yang membawa perubahan dan perkembangan manusia.
Keberagaman individu terletak pada perbedaan perse- orangan, sedangkan
keberagaman sosial terletak pada keberagaman masyarakat yang satu dengan yang
lainnya

Masyarakat Majemuk

Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terdiri atas kelompok-kelompok, yang


tinggal bersama dalam suatu wilayah, tetapi terpisah menurut garis budaya masing-
masing.
Kemajemukan suatu masyarakat patut dilihat dari dua variabel yaitu kemajemukan
budaya dan kemajemukan sosial.Kemajemukan budaya ditentukan oleh indikator-
indikator genetik-sosial (ras, etnis, suku), budaya (kultur, nilai, kebiasaan), bahasa,
agama, kasta, ataupun wilayah.
Kemajemukan sosial ditentukan indikator-indikator seperti kelas, status, lembaga,
ataupun power.

1. Kesetaraan Sosial
Kesetaraan menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang sama, tidak
lebih tinggi atau tidak lebih rendah antara satu sama lain.
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai mahkluk ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa memiliki ting- kat atau kedudukan yang sama.
Tingkatan atau kedudukan tersebut bersumber dari adanya pandangan bahwa semua
manusia diciptakan dengan kedudukan yang sama yaitu sebagai makhluk mulia dan
tinggi derajatnya dibanding makhluk lain.

Dalam masyarakat terdapat tiga macam kedudukan, yaitu:


Ascribed status : status yang dimiliki secara otomatis / tanpa usaha, contoh: kasta,
kebangsawanan
Achieved status : status yang diperoleh dengan usaha atau disengaja, contoh:
pendidikan, dll.
Assigned status : status yg diperoleh karena jasa-jasa-nya (karena
pemberian/penghargaan), contoh: penghargaan (tanda jasa), gelar pahlawan.

8
B.Faktor Penyebab Keberagaman Sosial

Indonesia memiliki perbedaan suku bangsa, etnis, agama, bahasa, kesenian, dan
kedaerahan yang diang-gap sebagai karakteristik dalam kehidupan sosial.
Keberagaman tersebut dianggap sebagai ciri masyara- kat Indonesia yang bersifat
majemuk.Istilah ‘majemuk’ diperkenalkan oleh Furnivall untuk menggambarkan
masyarakat Indonesia pada masa Hindia Belanda.

Karakteristik masyarakat majemuk

Pierre L. Van den Berghe mengemukakan karakteristik masyarakat majemuk:

1. terjadi segmentasi ke dalam bentuk-bentuk kelompok subkebudayaan yang


berbeda satu dengan yang lain
2. memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang
bersifat nonkomplementer
3. kurang mengembangkan konsensus di antara para anggota-anggotanya
terhadap nilai-nilai yang bersifat dasar
4. secara relatif seringkali mengalami konflik di antara kelompok yang satu
dengan kelompok yang lain
5. secara relatif, integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coercion) dan saling
ketergantungan dalam bidang ekonomi
6. adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok lain

Meskipun masyarakat Indonesia bersifat majemuk, namun manusia pada


hakekatnya adalah sama dan sederajat.
Keberagaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia tidak terlepas dari faktor
penyebabnya.

Faktor penyebab keberagaman sosial, yaitu:


.
a. Faktor Sejarah

Berdasarkan sejarahnya, bangsa Indonesia pernah dijajah oleh bangsa Barat.


Bangsa Barat yang pernah menjajah Indonesia antara lain Portugis, Spanyol, Inggris,
Belanda.
Berdasarkan sejarah panjang bangsa Indonesia menjadikan Indonesia memiliki
keragaman, baik dari agama, stratifikasi sosial, suku bangsa, budaya, bahasa, dan lain
sebagainya.

b. Faktor Geografis

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman bentuk muka bumi,
baik di daratan mau- pun di dasar laut. Kondisi yang demikian ini ternyata mempunyai

9
hubungan yang erat dengan aktivitas manusianya. Aktivitas penduduk di suatu daerah
sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis terutama kondisi fisiknya. Kondisi geografi
fisik tersebut meliputi kondisi iklim, topografi, jenis dan kualitas tanah serta kondisi
peraian.
Secara geografis wilayah Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudra, yaitu
Benua Asia dengan Benua Australia. Sedangkan samudra yang membatasi adalah
Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Letak geografis ini sangat berpengaruh terhadap keberadaan wilayah Indonesia, baik
dilihat dari keadaan fisik dan sosial maupun ekonomi dan politik.

2.5 MANUSIA DAN PERADABAN.

A. Pengertian Adab dan Peradaban

Menurut Damono sebagaimana dikutip oleh Oman Sukmana, kata “adab” berasal
dari bahasa Arab yang berarti akhlak atau kesopanan dan kehalusan budi pekerti.
Adab erat hubungannya dengan:
 Moral yaitu nilai – nilai dalam masyarakat yang hubungannya dengan kesusilaan
 Norma yaitu aturan, ukuran atau pedoman yang dipergunakan dalam
menentukan sesuatu yang baik atau salah.
 Etika yaitu nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang
menjadi pegangan dalam mengatur tingksh laku manusia.
 Estetika yaitu berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam
keindahan, kesatuan, keselarasan dan kebalikan.
Menurut Fairchild sebagaimana yang dikutip oleh Oman Sukmana, “peradaban”
adalah perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang diperoleh
manusia pendukungnya.
Menurut Bierens De Hans “peradaban” adalah seluruh kehidupan sosial, ekonomi,
politik dan teknik. Jadi, peradaban adalah bidang kehidupan untuk kegunaan yang
praktis, sedangkan kebudayaan adalah sesuatu yang berasal dari hasrat dan gairah yang
lebih murni diatas tujuan yang praktis hubungannya dengan masyarakat.
Menurut Prof. Dr. Koentjaraningrat “peradaban” adalah bagian-bagian
kebudayaan yang halus dan indah seperti kesenian. Dengan demikian “peradaban”
adalah tahapan tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah mencapai
kebudayaan tertentu pula, yang telah mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh
tingkat ilmu pngetahuan, teknologi dan seni yang telah maju. Masyarakat tersebut dapat

10
dikatakan telahmengalami proses perubahan sosial yang berarti, sehingga taraf
kehidupannya makin kompleks.

B. Pengertian Manusia sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab


Manusia disamping sebagai makhluk Tuhan, sebagai makhluk individu juga
sebagai makhluk sosial budaya, dimana saling berkaitan satu dengan yang lain. Sebagai
makhluk Tuhan manusia memiliki kewajiban mengabdi kepada Sang Kholik, sebagai
makhluk individu manusia harus memenuhi segala kebutuhan pribadinya dan sebagai
makhluk sosial budaya manusia harus hidup berdampingan dengan manusia lain dalam
kehidupan yang selaras dan saling membantu.
Manusia sebagai makhluk sosial disini merupakan anggota masyarakat yang
tentunya mempunyai tanggungjawab seperti anggota masyarakat lain, agar dapat
melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Oleh karena itu, manusia yang
bertanggungjawab adalah manusia yang dapat menyatakan bahwa tindakannya itu baik
dalam arti menurut norma umum.
Untuk menjadi makhluk yang beradab, manusia senantiasa harus menjunjung
tinggi aturan-aturan, norma-norma, adat-istiadat, ugeran dan wejangan atau nilai-nilai
kehidupan yang ada di masyarakat yang diwujudkan dengan menaati berbagai pranata
sosial atau aturan sosial, sehingga dalam kehidupan di masyarakat itu akan tercipta
ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kedamaian. Dan inilah sesungguhnya
makna hakiki sebagai manusia beradab.
Konsep masyarakat adab dalam pengertian yang lain adalah suatu kombinasi yang
ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Dalam suatu masyarakat yang
adil, setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya dianggap paling
cocok bagi setiap orang tersebut, yang tentunya perlu adanya keselarasan dan
keharmonisan. Namun demikian keinginan manusia untuk mewujudkan keinnginannya
atau haknya sebagai salah satu bentuk pemenuhan kebutuhan hidup, tidak boleh
dilakukan secara berlebihan bahkan merugikan manusia lain. Manusia dalam
menggunakan hak untuk memenuhi kepentingan pribadinya tidak boleh melampaui
batas atau merugikan kepentingan orang lain. Sebagai suatu anggota masyarakat yang
beradab manusia harus bisa menciptakan adanya keseimbangan antara kepentingan
pribadi dan kepentingan umum. Jadi, perlu adanya suatu kombinasi yang ideal antara
kepentingan pribadi dan kepentingan umum.

11
C. Evolusi dan Tahapan-tahapan Peradaban
Evolusi diajukan sebagai faktor kebudayaan pada sekitar pertengahan abad ke – 19
dan dengan segera pula menjadi kategori budaya yang sangat populer. Mereka yang
menerapkan gagasan evolusi pada pertumbuhan kebudayaan tidak begitu melukiskan
proses yang sungguh-sungguh terjadi, melainkan hanya menyusun sebuah artificial
selection diantara ratusan peristiwa dan kejadian yang laludiurutkan menurut skema
evolusi. Menurut JWM Baker SJ mereka tidak sampai menerangkan jalan kebudayaan
dengan teori evolusi, tetapi mencoba membuktikan evolusi dengan data budaya yang
ada.
Proses evolusi kebudayaan hanya dipandang dari jauh, yakni dengan mengambil
jangka waktu yang panjang, misalnya beberapa ribu tahun yang lalu, maka akan
menampakkan perubahan-perubahan besar yang seolah menentukan arah (directional)
dari sejarah perkembangan kebudayaan yang bersangkutan. Perubahan – perubahan
tersebut direkonstruksi dengan menganalisa sisa-sisa dari benda hasil kebudayaan
manusia pada jaman dahulu yang antara lain digali dari lapisan bumi diberbagai tempat.
Menurut Alfin Tofler tahapan peradaban dapat dibagi atas tiga tahapan, yaitu
1. Gelombang pertama sebagai tahap peradaban pertanian, dimana dimulai kehidupan
baru dari budaya meramu ke bercocok tanam (revolusi agraris).
2. Gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin uap, energi
listrik, mesin untuk mobil dan pesawat terbang (revolusi industri).
3. Gelombang ketiga sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan teknologi
informasi dan komunikasi (ICT) dengan komputer atau alat komunikasi digital.
Menurut John Naisbitt mengemukakan bahwa era informasi menimbulkan
gejala mabuk teknologi, yang ditandai dengan beberapa indikator, yaitu :
1. Masyarakat lebih menyukai penyelesaian masalah secara kilat.
2. Masyarakat takut sekaligus memuja teknologi.
3. Masyarakat mengaburkan perbedaan antar yang nyata dan yang semu.
4. Masyarakat menerima kekerasan sebagai sesuatu yang wajar.
5. Masyarakat mencintai teknologi dalam bentuk mainan, dan
6. Masyarakat menjalani kehidupan yang berjarak dan terenggut.

12
D. Peradaban dan Perubahan Sosial

1. Pengertian dan cakupan kebudayaan sosial


Perubahan sosial merupakan gejala yang akan menimbulkan ketidaksesuaian
antara unsur-unsur yang ada didalam masyarakat, sehingga menghasilkan suatu pola
kehidupan yang tidak sesuai fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan.
Willbert Moore memandang perubahan sosial sebagai “perubahan struktur sosial,
pola perilaku, dan interaksi sosial”. Perubahan sosial berbeda dengan perubahan
kebudayaan. Perubahan kebudayaan mengarah pada perubahan unsur-unsur kebudayaan
yang ada.
William F. Ogburn mengemukakan bahwa ruang lingkup perubahan-perubahan
sosial mencakup unsur-unsur kebudayaan yang materiil maupun immateriil.
Gillin dan Gillin mengatakan bahwa perubahan – perubahan sosial untuk sesuatu
variasi dari cara hidup yang lebih diterima yang disebabkan baik karena perubahan
kondisi geografis, kebudayaan materiil, kompetisi penduduk, ideologi maupun karena
adanya difusi ataupun peubahan-perubahan baru dalam masyarakat tersebut.
Menurut Selo Sumardjan, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada
lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosial,
termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola perilaku diantaranya kelompok
dalam masyarakat. Menurutnya antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan
memiliki satu aspek yang sama, yaitu keduanya bersangkut paut dengan suatu
penerimaan cara –cara baru atau suatu perbaikan cara masyarakat memenuhi
kebutuhannya.
Perubahan sosial yaitu perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam
hubungan interaksi yang meliputi berbagai aspek kehidupan. Cara yang paling
sedderhana untuk memahami terjadinya perubahan sosial dan budaya adalah membuat
rekapitulasi dari semua perubahan yang terjadi dalam masyarakat sebelumnya.
Perubahan yang terjadi dalam masyarakat yang dianalisis dari berbagai segi :
a. Kearah mana perubahan dalam masyarakat bergerak (derection of change) bahwa
perubahan tersebut meninggalkan faktor yang diubah. Akan tetapi setelah
meninggalkan faktor tersebut, mungkin perubahan itu bergerak kepada sesuatu yang
baru sama sekali, akan tetapi mungkin pula bergerak kearah suatu bentuk yang sudah
adda pada waktu yang lampau.

13
b. Bagaimana bentuk dari perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan yang terjadi
dalam masyarakat.

2. Teori dan Bentuk Perubahan Sosial

a. Teori Sebab – Akibat (Causation Problem)


Beberapa faktor dikemukakan oleh para ahli untuk menerangkan sebab – sebab
perubahan sosial yang terjadi, beberapa pendekatan sebagai berikut :
1) Analisis Dialektika
Analisis perubahan sosial yang menelaah syarat – syarat dan keadaan yang
mengakibatkan terjadinya perubahan dalam suatu sistem masyarakat. Hal ini
dirumuskan oleh Hegell Marx sebagai dialektika artinya thesis antisynthesis.
2) Teori Tunggal Mengenai Perubahan Sosial
Teori tunggal menerangkan sebab – sebab perubahan sosial, atau pola kebudayaan
dengan menunjukkan kepada satu faktor penyebab. Teori tunggal maupun deterministik
menurut Soerjono Soekanto (1983) tidak bertahan lama, timbulnya pola analisis yang
lebih cermat dan lebih didasarkan fakta.

b. Teori Proses atau Arah Perubahan Sosial


Kebudayaan teori – teori mengenai arah perubahan sosial mempunyai kecenderungan
yang bersifat kumulatif atau evolusioner.
1) Teori Evolusi Unilinier (Garis Lurus Tunggal)
Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai
dengan tahapan tertentu semula dari bentuk sederhana kemudian yang kompleks sampai
pada tahap yang sempurna. Pelopor teori ini adalah Agust Comte dan Hebert Spenser.
2) Teori Multilinier
Teori ini pada artinya menggambarkan suatu metodologi didasarkan pada suatu asumsi
yang menyatakan bahwa perubahan sosial atau kebudayaan yang didapatkan gejala
keteraturan yang nyata dan signifikan. Teori ini tidak mengenal hukum atau skema
apriori, tetapi teori ini lebih memperhatikan tradisi dalam kebudayaan dan dari berbagai
daerah menyeluruh meliputi bagian – bagian tertentu.

14
3.Wujud Peradaban

Peradaban adalah wujud kebudayaan sebagai hasil kreatifitas manusia baik yang
bersifat materiil berupa benda-benda yang kasat mata dan dapat diraba, seperti candi
borobudur, bangunan gedung atau rumah, mobil, perlatan kerja, dan sebagainya,
maupun yang bersifat non – materiil dalam bentuk nilai, moral, norma, dan estetika.
Peradaban sebagai wujud kebudayaan yang bersifat non – materiil, seperti adat
sopan santun pergaulan dalam menjalani hidup dan kehidupan ini manusia senantiasa
memegang teguh nilai-nilai yang ada, baik berupa moral, norma, etika, dan estetika.
Menurut Ki Hajar Dewantara, etika adalah ilmu yang mempelajari segala soal
kebaikan dan keburukan didalam hidu manusia semuanya, teristimewa yang mengenai
gerak – gerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan perasaan,
sampai mengenai tujuannya yang dapat merupakan perbuatan. Etika merupakan suatu
ajaran yang melakukan refleksi kritis atas norma ajaran moral. Tugas etika adalah
mencari ukuran baik buruknya bagi tingkah laku manusia.
Secara dikotomisada etika deskriptif yang berusaha mengkaji secara kritis dan
rasional tentang sikap dan pola perilaku manusia, dan apa yang dikerjakan oleh manusia
dalam hidup sebagai sesuatu yang bernilai. Sedangkan etika normatif adalah berusaha
menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku yang ideal yang seharusnya dimiliki oleh
manusia (berupa norma-norma).
Menurut Th. L. Vanhoeven (dalam Oman Sukmana), norma berasal dari kata
“normalis”, yang berarti menurut petunjuk, kaidah, kebiasaan, kelaziman, patokan,
standart, ukuran. Norma – norma mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda – beda,
yaitu:
1. Folkways, yakni norma-norma yang berdasar kebiasaan atau kelaziman dalam
tradisi, dan apabila dilanggar tidak ada sanksinya, tetapi hanya dianggap aneh dan
menjadi sasaran pembicaraan umum saja.
2. Mores (tata kelakuan), yakni norma moral yang menentukan suatu kelakuan
tergolong benar atau salah, baik atau buruk. Individu yang melanggar mores akan
dihukum.
Moral adalah nilai – nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan
kesusilaan. Moralitas adalah sistem nilai tentang bagaimana seseorang harus hidup
secara baik sebagai manusia, dan sekaligus merupakan petunjuk kongkrit yang siap
pakai tentang bagaimana seseorang itu harus hidup.

15
Dalam realitas budaya pengembangan kebudayaan dikembangkan melalui nilai –
nilai estetika yang tidak terlepas dari nilai – nilai etika, moral, norma dan hukum yang
berlaku.
Secara etimologis istilah “estetika” berarti “teori tentang ilmu penginderaan”.
Tetapi kemudian diberi pengertian yang dapat diterima lebih luas ialah “teori tentang
keindahan dan seni.
Manusia memiliki sensibilitas esthethis, karena itu manusia tak dapat dilepaskan
dari keindahan. Manusia membutuhkan keindahan dalam kesempurnaan (keutuhan)
pribadinya. Tanpa estetika ini, kemanusiaan tidak lagi mempunyai perasaan dan semua
kehidupan akan menjadi steril.

4. Tradisi, Modernisasi dan Masyarakat Madani

1. Tradisi
Adat adalah merupakan pencerminan daripada kepribadian sesuatu bangsa,
merupakan satu penjelmaan daripada jiwa bangsa yang bersangkutan dari abad ke abad.
Oleh karena itu, maka tiap bangsa didunia ini memiliki adat kebiasaan sendiri – sendiri
yang satu dengan yang lainnya berbeda satu sama lain.
Adat istiadat yang hidup serta yang berhubungan dengan tradisi rakyat yang
merupakan adat kebiasaanturun-temurun yang masih dijalankan di masyarakat karena
adanya penilaian bahwa cara – cara yang telah ada merupakan cara yang paling baik
dan benar, serta hal ini merupakan sumber yang mengagumkan bagi kekayaan budaya
bangsa.
Didalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, adat yang dimiliki oleh daerah –
daerah suku – suku bangsa adalah berbeda – beda, meskipun demikian dasar dan
sifatnya adalah satu, yaitu keindonesiaannya. Oleh karena itu, maka adat bangsa
Indonesia itu dikatakan ber“bhinneka”. Adat bangsa Indonesia yang “Bhinneka Tunggal
Ika” ini tidak mati, melainkan selalu berkembang.

16
2. Modernisasi

a. Konsep Modernisasi.
Modernisasi dimulai di Italia abad ke – 15 dan tersebar di sebagian besar ke dunia
Barat dalam lima abad berikutnya. Manifesto proses modernisasi pertama kali terlihat di
Inggris dengan meletusnya revolusi industri pada abad ke – 18, yang mengubah cara
produksi tradisional ke modern.
Modernisasi masyarakat adalah suatu proses tranformasi yang mengubah :
 Di bidang ekonomi, modernisasi berarti tumbuhnya kompleks industri yang besar,
dimana produksi barang konsumsi dan sarana dibuat secara masal.
 Di bidang politik, dikatakan bahwa ekonomi yang modern memerlukan ada
masyarakat nasinal dengan integrasi yang baik.
Berikut ini beberapa pendapat para ahli tentang modernisasi, yaitu :
a) Modernisasi menurut Cyril Edwin Black, yaitu rangkaian perubahan cara hidup
manusia yang kompleks dan saling berhubungan, merupakan bagian pengalaman yang
universal dan yang dalam banyak kesempatan merupakan harapan bagi kesejahteraan
manusia.
b) Menurut Kentjaraningrat, modernisasi merupakan usaha penyesuaian hidup dengan
konstelasi dunia sekarang ini. Hal itu berarti bahwa untuk mencapai tingkat modern
harus berpedoman kepada dunia sekitar yang mengalami kemajuan.
c) Menurut Schorrl (1980), modernisasi adalah proses penerapan ilmu pengetahuan
dan teknologi ke dalam semua segi kehidupan manusia dengan tingkat yang berbeda –
beda tetapi tujuan utamanya untuk mencari taraf hidup yang lebih baik dan nyaman d
alam arti yang seluas – luasnya.
d) Smith (1973), mengatakan bahwa modernisasi adalah proses yang dilandasi
dengan seperangkat rencana dan kebijaksanaan yang disadari untuk mengubah ma
syarakat ke arah kehidupan masyarakat yang kontemporer yang menurut penilaian
lebih maju dalam derajat kehormatan tertentu.

b. Syarat-syarat Modernisasi.
Modernisasi bersifat preventif, dan kontraktif agar proses tersebut tidak mengarah
pada angan – angan. Modernisasi dapat terwujud melalui beberapa syarat, yaitu :

17
 Cara berfikir ilmiah yang institutionalized dalam kelas penguasa maupun
masyarakat.
 Sistem administrasi negara yang baik yang benar – benar mewujudkan birokrasi.
 Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu
atau lembaga tertentu.
 Penciptaan iklim yang baik dan teratur dari masyarakat terhadap modernisasi
dengan cara penggunaan alat komunikasi masa.
 Tingkat organisasi yang tinggi, disatu pihak disiplin tinggi bagi pihak lain di pihak
pengurangan kepercayaan.
 Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaannya.

c. Ciri-ciri Modernisasi.
Modernisasi merupakan salah satu modal yang ditandai dengan ciri – ciri :
 Keutuhan materi dan ajang kebutuhan manusia.
 Kemajuan teknologi dan industrialisasi, individualisasi, sekularisasi, diferensasi, dan
akulturasi.
 Modernisasi banyak menberikan kemudahan bagi manusia.
 Berkat jasanya, hampir senua keinginan manusia terpenuhi.
 Modernisasi juga memberikan dan melahirkan teori baru.
 Mekanisme masyarakat berubah menuju prinsip dan logika ekonomi serta orientasi
kebendaan yang berlebihan.
 Kehidupan seseorang perhatian religiusnya dicurahkan untuk bekerja dan
menumpuk kekayaan.

3. Masyarakat Madani
Menurut Wirutomo (2002), di Indonesia kata “civil society” diterjemahkan
sebagai masyarakat sipil, masrakat warga, masyarakat madani, atau masyarakat adab.
Apapun bentuk tindakannya yang pasti konsep itu menyangkut sutu ruang gerak
masyarakat yang berada di luar negara.
Karena bidang politik pada masa lalu selalu dikaitkan dengan negara, maka
muncul konsep civil society sebagai arena bagi warga negara yang aktif dalam politik.
Tetapi lebih luas lagi konsep ini sering juga dikaitkan dengan peradaban masyarakat,
yaitu suatu kualitas kebudayaan masyarakat yang ditandai oleh supremasi hukum.

18
7. Ketenangan, Kenyamanan, Ketentraman dan Kedamaian sebagai Makna Hakiki
Manusia Beradab

Sudah menjadi kodrat alam bahwa manusia dalam hidupnya selalu bergaul dan
berkumpul serta hidup bersama – sama dengan manusia lainnya dalam satu tempat dan
waktu tertentu yang disebut masyarakat. Dalam masyarakat manusia saling
mengadakan hubungan dan kerjasa (interaksi) antara yang satu dengan yang lain. Itulah
sebabnya filosofis terkenal Aristoteles mengatakan bahwa manusia adalah makhluk
sosial.
Kehidupan bersama atau berkelompok dari manusia itu, mempunyai beberapa
tujuan tertentu, yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, menghindarkan diri dari
marah bahaya, dan melanjutkan keturunan.
Untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan hidupnya tersebut, manusia harus
mengadakan hubungan dan kerjasama (interaksi) dengan manusia lain. Tanpa
mengadakan interaksi dengan manusia yang laintidak mungkin kebutuhan – kebutuhan
tersebut dapat terpenuhi, baik kebutuhan primer dan juga kebutuhan sekunder.
Sebagai diketahui bahwa manusia disamping sebagai makhluk sosial juga
makhluk individu, dimana dalam memenuhi kebutuhan – kebutuhan sendiri tanpa
menghiraukan kepentingan orang lain. Manusia harus ada keseimbangan antara
kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Jika tidak maka dapat menimbulkan
kekacauan, pertentangan diantara sesama manusia sehingga keteraturan, ketetraman
tidak akan terwujud.
Agar hal tersebut tidak terjadi, maka diperlukan pedoman – pedoman hidup
tentang bagaimana seorang berbuat terhadap orang lain atau bagaimana manusia harus
bertingkah laku dalam masyarakat. Pedoman - pedoman hidup yang dimaksud seperti
aturan – aturan, norma – norma adat – istiadat, ogeran dan wejanga atau nilai-nilai
kehidupan yang ada di masyarakat. Jika manusia telah dapat menciptakan hal – hal
tersebut, maka sesungguhnya manusia telah dapat memahami arti atau makna hakiki
sebagai manusia beradab.

19
8. Peradaban dan Problematikanya bagi Kehidupan Manusia

Arus modernisasi dan globalisasi adalah sesuatu yang pasti terjadi dan sulit untuk
dikendalikan, terutama karena begitu cepatnya informasi yang masuk ke seluruh
belahan dunia, hal ini membawa pengaruh bagi seluruh bangsa di dunia, termasuk di
dalamnya bangsa Indonesia.
Arus informasi berkembang cepat menumbuhkan cakrawala pandangan manusia
makin terbuka luas. Dengan daya pengaruhnya yang sangat besar, karena ditopang pula
oleh sistem – sistem sosial yang kuat, dan dalam kecepatan yang makin tinggi,
teknologi telah menjadi pengarah hidup manusia.
Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, maka dunia menjadi
sempit, ruang, dan waktu menjadi sangat relatif, dan dalam banyak hal, batas – batas
negara sering menjadi kabur dan bahkan mulai tidak relevan. Tujuan akhir dari kedua
usaha atau kewajiban ini menurut Indra Siswarini adalah masyarakat modern yang
tipikal Indonesia, masyarakat yang tidak hanya mampu membangun dirinya sederajat
dengan bangsa lain tetapi juga tangguh dalam menghadapi kemerosotan mutu
lingkungan hidup.
Akibat globalisasi diantaranya masyarakat mengalami anomi atau tidak punya
norma atau heteronmy atau banyak norma sehingga terjadi kompromisme sosial
terhadap hal – hal yang sebelumnya dianggap melanggar norma tunggal masyarakat.
Selain itu juga terjadinya diorientasi atau alienasi.
Kemajuaan bidang teknologi, komunikasi dan informasi yang demikian pesat
sebagai sebuah perkembangan peradaban manusia kadang kala menimbulkan
problematika bagi kehidupan manusia. Sebagai contoh (handphone) dengan berbagai
fasilitas yang ada didalamnya, dapat memberikan manfaat yang sangan besaar kalau
digunakan secara baik, tetapi sebaliknya jika digunakan secara tidak baik akan
menimbulkan dampak negatif.
Pertumbuhan dan perkembangan demografi, juga berpotensi menimbulkan
problematika bagi adab dan peradaban manusia. Jumlah penduduk yang berkembang,
dengan cepat jika tidak diimbangi dengan tersediannya lapangan pekerjaan yang cukup
justru akan menciptakan gelombang pengangguran.
Oleh karena itu, upaya yang harus dilakukan agar kita mampu membangunan
bangsa agar tetap eksis di tengah – tengah arus modernisasi dan globalisasi yang
semakin kuat, adalah dengan meningkat peran lembaga pendidikan untuk terus mengali

20
ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi tanpa menghilangkan jati diri Indonesia
melalui pelestarian nilai – nilai dan moral bangsa Indonesia.

2.5 PENGARUH BUDAYA TERHADAP LINGKUNGAN

Sejak manusia turun ke muka bumi, mereka terus beradaptasi dengan


lingkungan hidupnya dari zaman ke zaman hingga membentuk sebuah budaya masing-
masing. Budaya yang dikembangakan oleh manusia akan berdampak pada lingkungan
tempat kebudayaan itu berkembang.

Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari masyarakatnya yang


nampak dari luar, artinya orang asing. Dengan menganalisis pengaruh akiibat budaya
terhadap lingkungan maka seseorang dapat mengetahui mengaapa suatu lingkungan
tertentu akan berbeda dengan lingkungan lainnya dan menghasilkan kebudayaan yang
berlainan pula.

Cara untuk menjelaskan perilaku manusia sebagai perilaku budaya dalam kaidah
dengan lingkungannya terlebih lagi perspektif lintas budaya akan mengandung banyak
variabel yang saling berkaitan dalam keseluruhan sistem terbuka. Pendekatan yang
saling berhubungan dengan psikologi lingkungan adalah pendekatan sistem yang
melihat rangkaian sistemik antara beberapa subsistem yang ada dalam emlihat
kenyataan lingkungan total yang melingkupi satuan budaya yang ada.

Beberapa variabel yang berkaitan dengan masalah kebudayaan dan lingkungan


diantaranya:

1. Physical Environment
Menunjuk pada lingkungan alamiah seperti: suhu, curah hujan, iklim, wilayah, flora dan
fauna.
2. Cultural Social Environment
Meliputi aspek-aspek kebudayaan beserta proses sosialisasi seperti: norma, adat
istiadat, dan nilai-nilai.
3. Environmental Orientation and Representation
Mengacu pada persepsi dan kepercayaan kognitif yang berbeda-beda ada setiap
masyarakat mengenani lingkungannya.
4. Environmental Behavior and Process

21
Meliputi bagaimana masyarakat menggunakan lingkungan dalam hubungan sosial.
5. Out Carries Product
Meliputi hasil tindakan manusia seperti membangun rumah, komunitas, kota beserta
usaha-usaha manusia dalam memodifikasi lingkungan fisik seperti budaya pertanian
dan iklim.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebudayaan yang berlaku dan


dikembangkan dalam lingkungan tertentu berdampak pada pola tata laku, norma, nilai
dan aspek kehidupan lainya yang akan menjadi ciri khas masyarakat itu sendiri.

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manusia,kebudayaan dan peradaban mempunyai keterkaitan satu sama lainnya
keseluruhan kompleksitas produk pikiran kelompok manusia yang mengatasi negara,
ras, suku, atau agama, yang membedakannya dari yang lain, tetapi tidak monolitik
dengan sendirinya. Manusia sebagai makhluk beradab artinya pribadi manusia itu
memiliki potensi untuk berlaku sopan, berahlak dan berbudi pekerti yang luhur menuju
pada prilaku pada manusia. Pengeruh besar kemajuan jaman dan ilmu pengetahuan dan
teknologi merupakan proses evolusi kebudayaan manusia yang sudah sampai pada taraf
kompleksitasnya.
Peradaban manusia mengalami dinamika (perubahan dan perkembangan).
Perubahan itu menuju pada kemajuan, apalagi di era global dewasa ini. Perubahan yang
terjadi demikian pesatnya. Kemajuan yang pesat di bidang teknologi informasi
menghasilkan globalisasi, di samping kemajuan dalam sarana transportasi. Di era
global, hubungan antar manusia tidak terbatas dalam satu wilayah negara saja, tetapi
sudah antar negara (transnasional). Dengan demikian perubahan budaya dan peradaban
di suatu daerah bias dengan cepat di pengaruhi.

3.2 Saran
Melalui makalah ini penyusun menghimbau pentingnya menghormati dan
menghargai serta menjaga kebudayaan dan peradaban daerah tempat tinggal masing-
masing individu.Arus teknologi dan informasi yang dengan mudah berkembang di
suatu daerah jangan dijadikan durjen untuk melupakan budaya masyarakat lokal kita.

23
DAFTAR PUSTAKA

http://wasitoadi.blogspot.com/2012/10/makalah-manusia-dan-peradaban.html
http://siskadwimeikuri.blogspot.com/2013/11/ilmu-sosial-dan-budaya-dasar-
manusia.html

24

Anda mungkin juga menyukai