Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH

MASYARAKAT DAN RUANG LINGKUP MASYARAKAT

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Komunikasi

Dosen Pengampu: Drs. Andik Riyanto, M. Si

Oleh:

Aulia Rahmatul Azizah

2141912003

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN

ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS

SAMARINDA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan hidayah-
Nya serta telah melimpahkan petunjuk, kesehatan, ketabahan, dan kesabaran
kepada Saya, sehingga Saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“Masyarakat dan Ruang Lingkup Masyarakat”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dan juga sebagai bahan materi
mata kuliah Sosiologi Komunikasi UINSI Samarinda. Saya selaku penyusun
materi bahwa kemampuan dalam penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna.
Saya sudah mencoba dan mengembangkan dari berbagai referensi mengenai
Masyarakat dan Ruang Lingkup Masyarakat.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi Saya selaku penyusun maupun
para pembaca. Kritik dan saran sangat Saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini kedepannya. Terimakasih.

Samarinda, 24 Mei 2023

Penyusun

Aulia Rahmatul Azizah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PEMBAHASAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Masyarakat..................................................................................3

B. Mengapa Manusia Hidup Bermasyarakat?...................................................7

C. Faktor Pembentuk Masyarakat....................................................................11

D. Perkembangan Masyarakat.........................................................................20

BAB III PENUTUP...............................................................................................39


A. Kesimpulan.................................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................40

iii
BAB I
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang

Jika berbicara mengenai ilmu sosial, maka yang akan selalu menjadi
pembahasan adalah manusia, karena dalam kajian sosial manusia menjadi
makhluk paling unik sekaligus menarik. Bahkan ada banyak sekali istilah
yang digunakan untuk menggambarkan manusia seperti makhluk individu
dan sosial, makhluk berbudaya, makhluk berpikir, Zoon Politicon, social
animal atau gregariuosness, dan man is a social and political being.
Istilah-istilah di atas menggambarkan sebuah keselarasan hubungan yang
ada di antara manusia dengan dirinya, manusia dengan manusia, manusia
dengan alam sekitarnya, dan manusia dengan Tuhannya. Sehingga istilah-
istilah tersebut menunjukkan bahwa manusia hidup tidak terpisahkan antara
satu dengan yang lainnya, melainkan secara berkelompok (bermasyarakat).
Selain itu dalam diri manusia terdapat dua keinginan yang akan selalu
melekat, yaitu keinginan untuk menyatu dengan alam lingkungannya dan
menyatu dengan manusia lain untuk memudahkan proses hidupnya. Untuk
mewujudkan hal tersebut manusia harus membangun interaksi sosial diantara
mereka. Interaksi sosial akan menjadi penting karena menjadi syarat utama
terbentuknya suatu kehidupan sosial. Produk dari interaksi sosial tersebut
akan memunculkan sebuah sistem hidup yang bertujuan untuk mengatur
manusia agar tercipta sebuah ketertiban dan keamanan dalam
keberlangsungan hidupnya. Jika sistem ini telah terbangun maka dengan
sendirinya akan terbentuk sebuah masyarakat.
Manusia juga hidup berdampingan dengan kebudayaan yang akan
membentuk sebuah tatanan kehidupan secara berkelompok. Ketika suatu
kelompok manusia tersebut berhasil membentuk satuan sosial budaya maka
akan disebut sebagai masyarakat. Masyarakat dalam kehidupan kesehariannya
tidak akan pernah dapat dipisahkan dari kebudayaan, karena manusia
merupakan pencipta sekaligus pengguna dari kebudayaan itu sendiri.
Hubungan tersebut sangat berat karena segala sesuatu yang terdapat di dalam

1
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu
sendiri.
Masyarakat terbentuk bukan karena keberadaannya di suatu saat dalam
sebuah perjalanan waktu, tetapi mereka ada di dalam waktu dan merupakan
jelmaan waktu. Masyarakat akan selalu ada dari masa lalu ke masa
mendatang, sehingga kehadirannya akan melalui fase antara apa yang telah
terjadi dan apa yang akan terjadi. Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam
masyarakat saat ini sudah terkandung pengaruh, bekas, dan jiplakan mengenai
potensi apa saja yang mereka miliki untuk masa depan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari makalah


ini adalah:

1. Apa pengertian masyarakat?


2. Mengapa manusia hidup bermasyarakat ?
3. Apa saja faktor pembentuk masyarakat?
4. Bagaimana perkembangan masyarakat?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari makalah ini


adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian masyarakat.


2. Untuk mengetahui alasan mengapa manusia hidup bermasyarakat.
3. Untuk mengetahui faktor pembentuk masyarakat.
4. Untuk mengetahui perkembangan masyarakat.

2
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Pengertian Masyarakat

Masyarakat berasal dari bahasa Arab “syarakah” yang artinya ikut


serta, berpartisipasi, atau “musyarakah” yang artinya saling bergaul.
Dalam pendapat lain dijelaskan juga bahwa kata masyarakat berasal dari
bahasa Arab yaitu “musyarak” yang artinya bersama-sama. Kata tersebut
kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata masyarakat
yang diartikan berkumpul, bersama, hidup bersama, dan saling
berhubungan serta saling mempengaruhi. Pendapat lainnya menyebutkan
istilah masyarakat, yaitu dengan kata society dan community.
1. Society
Dalam istilah society, masyarakat diterjemahkan sebagai
kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai suatu anggota
masyarakat. Dalam hal ini, society juga diartikan sebagai suatu
hubungan sosial di dalam masyarakat dari kalangan tinggi, kaum
elite, yang biasanya menduduki kelas tinggi dalam masyarakat. Di
negeri-negeri Barat umumnya, upper-class (kelas sosial tertinggi)
yang kaya menentukan corak hidup yang dianggap pantas untuk
ditiru (fashion, mode) oleh umum. Kata society juga biasanya
digunakan untuk kumpulan nama keagamaan, kesusastraan, politik,
studi, dan sebagainya.
2. Community
Menurut Soerjono Soekanto, istilah Community dapat
diterjemahkan sebagai masyarakat setempat warga sebuah desa,
kota, suku atau bangsa. Anggota suatu kelompok, baik kelompok
besar maupun kecil, hidup bersama sedemikian rupa sehingga
merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan
hidup yang utama, kelompok itu disebut masyarakat setempat.
Masyarakat setempat merupakan suatu wilayah kehidupan
sosial yang ditandai oleh adanya suatu derajat hubungan sosial
tertentu dengan dasar-dasar lokalitas dan perasaan masyarakat.

3
Selain itu pengertian istilah Community lebih mengarah
kepada pengertian masyarakat dalam arti paguyuban, yang
menunjukkan arti masyarakat yang terbatas, misalnya masyarakat
Jakarta, masyarakat Bandung, dan lain-lain. Masyarakat ini
cenderung menunjukkan rasa sentimen yang sama dan
menunjukkan suatu lokalitas, pembatasan letak kediaman, sehingga
dikatakan sebagai masyarakat setempat atau masyarakat sini.
menurut Masrowi masyarakat dalam istilah community
dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu
a. Sebagai unsur statis yang artinya masyarakat ini terbentuk
dalam suatu wadah atau tempat yang disertai dengan batas-
batas tertentu. Sehingga masyarakat ini menunjukkan bagian
dari suatu kesatuan masyarakat yang dapat pula dikatakan
sebagai masyarakat setempat, misalnya Kampung, Dusun,
ataupun kota-kota kecil, dan dilengkapi pula oleh perasaan
sosial, nilai, dan norma yang diambil atas akibat dari adanya
pergaulan hidup atau hidup bersama yang dilakukan oleh
manusia.
b. Sebagai unsur dinamis, yang artinya menyangkut suatu
proses yang terbentuk dari faktor psikologis serta hubungan
antar manusia, sehingga di dalamnya terdapat sifat
fungsional. Contohnya yaitu masyarakat Pegawai Negeri
Sipil, masyarakat ekonomi, masyarakat mahasiswa, Dan
lain-lain.
Istilah-istilah lain mengenai masyarakat untuk menjelaskan wujud
kesatuan kolektif manusia seperti kategori sosial, golongan sosial,
komunitas, kelompok, dan perkumpulan.
3. Komunitas
Komunitas dapat diartikan sebagai wujud masyarakat yang
konkret, yang memiliki ikatan berdasarkan sistem adat istiadat
yang sifatnya kontinu, serta didasarkan pada masa identitas
bersama yang dimiliki semua kesatuan masyarakat, selain itu juga

4
terikat oleh lokasi yang nyata dan kesadaran wilayah yang konkret.
Ciri-ciri dari komunitas adalah kesatuan wilayah, kesatuan adat
istiadat, rasa identitas komunitas, dan loyalitas terhadap komunitas.
4. Kategori Sosial
Masyarakat dalam istilah kategori sosial merupakan kesatuan
manusia yang terjadi karena terdapat suatu ciri atau Kompleks ciri-
ciri objektif yang dapat dikenakan pada warga ataupun anggotanya,
ciri-cirinya biasanya dikenakan oleh pihak luar dan sering tidak
disadari oleh orang yang bersangkutan sendiri dan untuk suatu
maksud tertentu.
5. Golongan Sosial
Golongan sosial merupakan kesatuan manusia yang memiliki
ciri-ciri tertentu yang sering dikenakan oleh pihak luar pada
mereka, memiliki ikatan identitas sosial sebab kesadaran identitas
yang tumbuh sebagai respon terhadap penilaian pihak luar kepada
mereka, atau karena golongan itu memang terikat oleh suatu sistem
nilai, norma, ataupun adat istiadat tertentu.
Golongan sosial ini biasanya terdiri dari orang-orang yang
disatukan oleh pihak luar karena memiliki kesamaan ciri, seperti
golongan pemuda yang disatukan karena usia mereka yang masih
muda. Selain itu Golongan sosial biasanya digambarkan sebagai
golongan dari orang-orang yang memiliki idealisme penuh, tidak
terikat ataupun belum terikat oleh kewajiban hidup yang
membebani, sehingga masih sanggup mengabdi serta berkorban
bagi masyarakat, penuh semangat dan vitalitas, memiliki kekuatan
serta kreativitas untuk melakukan pembaharuan dan sebagainya.
6. Kelompok dan Perkumpulan
Suatu kelompok (dalam bahasa Inggris disebut group) juga
memenuhi syarat sebagai suatu masyarakat karena memiliki sistem
interaksi antaranggota, adat-istiadat, dan sistem norma yang
mengatur interaksi, kesinambungan, dan rasa identitas yang
mempersatukan semua anggota. Kelompok juga mempunyai ciri

5
tambahan, yaitu organisasi dan sistem kepemimpinan. Suatu
kelompok selalu tampil sebagai suatu kesatuan yang terdiri atas
individu-individu yang berkumpul pada waktu-waktu tertentu saja.
Sedangkan perkumpulan hanya terbentuk karena adanya ikatan
alamiah dan keturunan, yang mengikat para warganya dengan adat-
istiadat serta sistem norma yang telah tumbuh sejak dulu.
Meskipun banyak istilah-istilah yang digunakan untuk
menggambarkan masyarakat, tidak ada definisi tunggal tentang
masyarakat karena sifat manusia dalam sebuah kelompok yang sangat
dinamis, sehingga pengertian mengenai masyarakat akan selalu berubah
dari waktu ke waktu. Hal ini tentu menyebabkan perbedaan pendapat para
pakar mengenai masyarakat, diataranya adalah:
7. Emile Durkheim, yang mendefinisikan masyarakat sebagai suatu
kenyataan objektif dari individu-individu yang menjadi anggota-
anggotanya.
8. Karl Max, mendefinisikan masyarakat sebagai struktur yang
memiliki ketegangan akibat dari suatu pertentangan antar kelas
sosial karena pembagian nilai-nilai ekonomi yang tidak merata di
dalamnya.
9. John Lewis Gillin dan John Philip Gillin, mendefinisikan
masyarakat merupakan suatu kelompok manusia yang memiliki
kebiasaa, tradisi, sikap, serta perasaan persatuan yang sama, yang
pada akhirnya akan menunjukkan bahwa persamaan kesatuan
tersebut tidak berdiri sendiri melainkan sudah dibangun dalam
waktu yang cukup lama, sehingga membentuk persamaan
pandangan diantara masyarakat tersebut.
10. Ralph Linton menyebutkan bahwa masyarakat merupakan
sekelompok manusia yang sudah cukup lama bekerja sama
sehingga dapat mengorganisasikan dirinya sebagai salah satu
kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu. Pengertian tersebut
menunjukkan bahwa adanya syarat-syarat yang harus dipenuhi
sehingga yang disebut masyarakat adalah pengalaman hidup

6
bersama dalam jangka waktu yang cukup lama, yang di dalamnya
terdapat kerjasama diantara anggota kelompok, memiliki pikiran
atau perasaan yang menjadi bagian dari satu kesatuan kelompok
tersebut.
11. August Comte, menjelaskan bahwa masyarakat merupakan
kelompok hidup dengan realitas bersama yang berkembang
menurut pola perkembangan tersendiri. Masyarakat ini bisa
membentuk kepribadian sendiri sehingga dirinya bisa berhubungan
secara besar atau kecil dari beberapa manusia sehingga
mempengaruhi kebatinan satu sama lainnya.
12. Koentjaningrat, menjelaskan bahwa masyarakat merupakan satu
kesatuan hidup manusia yang saling berinteraksi berdasarkan suatu
sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontino dan terikat oleh
rasa identitas bersama.
Dari berbagai definisi dan pengertian masyarakat di atas dapat
disimpulkan bahwa masyarakat adalah sekelompok manusia yang tempat
tinggalnya di suatu daerah tertentu, dalam jangka waktu yang relatif lama,
memiliki norma yang akan mengatur kehidupannya menuju tujuan yang
dicita-citakan bersama, serta anggota-anggotanya akan melakukan
regenerasi. Sehingga dari Pengertian tersebut dapat diketahui bahwa
masyarakat memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
13. Adanya sejumlah orang yang relatif besar, saling berinteraksi satu
sama lain dalam satu kesatuan sosial yang menghasilkan produk
kehidupan, yaitu kebudayaan.
14. Menjadi struktur dan sistem sosial budaya baik dalam skala mikro
ataupun skala makro antar kelompok.
15. Tinggal di kawasan tertentu dan hidup dalam kawasan tersebut.

B. Mengapa Manusia Hidup Bermasyarakat?

Menurut Ibnu Khaldun, alasan mengapa manusia hidup secara


bersama karena ada tiga alasan yaitu alasan ekonomi alasan keamanan dan
alasan otoritas.

7
Adapun menurut Murtadha Mutahari, asalan mengapa manusia hidup
secara bermasyarakat adalah sebagai berikut:

1. Manusia bersifat kemasyarakatan.


Menurut teori ini kehidupan manusia pasti bersifat
kemasyarakatan, yang artinya kodratnya bersifat kemasyarakatan.
Kehidupan kemasyarakatan manusia sama dengan tekanan seorang
pria dan wanita dalam kehidupan rumah tangga, yang masing-
masing merupakan bagian dari suatu keseluruhan dan memiliki
keinginan untuk bersatu dalam keseluruhan tersebut. Selain itu
menurut teori ini kebutuhan, keuntungan, kepuasan, serta karya dan
kegiatan manusia pada hakekatnya semuanya bersifat
kemasyarakatan, serta sistem kemasyarakatan tersebut akan tetap
mewujud selama danya pembagian kerja, pembagian keuntungan,
serta rasa saling membutuhkan antara satu individu dengan
individu lainnya. Sedangkan pada sisi lain idealisme manusia serta
hak lainnya yang menguasai manusia dan memberi mereka suatu
rasa kesatuan dan kebersamaan sehingga manusia akan terus hidup
secara bermasyarakat.
2. Manusia terpaksa bermasyarakat
Berdasarkan teori ini kehidupan bermasyarakat sama seperti
kerjasama yang diibaratkan seperti suatu fakta antara dua negara
yang tidak akan mampu mempertahankan diri terhadap musuh,
sehingga terpaksa membuat suatu persetujuan kerjasama dengan
negara lain agar dapat mempertahankan diri. Begitu pula dalam
kehidupan manusia, mau tidak mau manusia tersebut harus hidup
saling berdampingan dan saling bekerja sama demi mencapai satu
tujuan kehidupan.
3. Manusia bermasyarakat berdasarkan pilihannya
Teori ini menjelaskan bahwa kehidupan bermasyarakat sama
seperti persekutuan dua orang untuk membentuk suatu badan usaha
demi memperoleh keuntungan lebih besar.

8
Dari ketiga teori tersebut dapat disimpulkan bahwasanya manusia
hidup masyarakat karena faktor utamanya yaitu:

a. Adalah melekat pada Fitrah seorang manusia itu sendiri


b. Karena manusia selalu memiliki sesuatu yang berada di luar dan
lepas dari kendali manusia sehingga manusia harus hidup
bermasyarakat
c. Karena manusia memiliki kemampuan akal dan kemampuan
memperhitungkan.

Manusia hidup bermasyarakat karena adanya berbagai alasan yang


saling melengkapi dan memberikan manfaat. Berikut adalah beberapa
alasan mengapa manusia hidup bermasyarakat:

4. Keamanan: Manusia hidup dalam masyarakat untuk mendapatkan


perlindungan dan keamanan kolektif. Dengan hidup dalam
kelompok, individu dapat saling melindungi dari ancaman
eksternal dan mempertahankan keamanan bersama.
5. Pertukaran Sumber Daya: Masyarakat memungkinkan individu
untuk melakukan pertukaran sumber daya, baik dalam bentuk
barang, jasa, atau pengetahuan. Dalam komunitas yang terorganisir,
individu dapat saling membantu dan memenuhi kebutuhan mereka
dengan lebih efisien melalui kerjasama dan perdagangan.
6. Pembagian Pengetahuan: Hidup dalam masyarakat memungkinkan
individu untuk saling belajar dan berkembang. Pengetahuan dan
pengalaman dapat ditransfer dari generasi ke generasi berikutnya,
sehingga memungkinkan perkembangan budaya, teknologi, dan
ilmu pengetahuan.
7. Interaksi Sosial: Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki
kebutuhan untuk berinteraksi dengan sesama. Hidup dalam
masyarakat memberikan kesempatan untuk membangun hubungan
sosial, menjalin persahabatan, dan mengembangkan koneksi
emosional.
8. Pembagian Tugas: Dalam masyarakat, individu dapat membagi
tugas dan pekerjaan sesuai dengan keahlian dan minat mereka. Hal

9
ini memungkinkan spesialisasi dan kolaborasi antarindividu untuk
mencapai tujuan bersama.
9. Pembentukan Identitas: Masyarakat memberikan kerangka sosial
dan budaya yang membantu membentuk identitas individu. Nilai-
nilai, norma, bahasa, dan tradisi yang ada dalam masyarakat
membantu membentuk identitas pribadi dan memungkinkan
individu merasa terhubung dengan kelompok sosial tertentu.
10. Pembangunan Pribadi: Melalui interaksi dengan anggota
masyarakat lainnya, individu dapat belajar dan berkembang secara
pribadi. Pendapat, pandangan, dan pengalaman yang berbeda dari
individu lain dapat memperkaya pengetahuan dan memperluas
wawasan seseorang.

Meskipun hidup dalam masyarakat memiliki keuntungan, tentu saja


juga memiliki tantangan dan konflik yang dapat timbul. Namun, secara
keseluruhan, hidup bermasyarakat memungkinkan manusia untuk
mencapai lebih banyak hal daripada yang dapat mereka capai sendirian.

Manusia adalah makhluk sosial yang hidup bermasyarakat. Kehidupan


manusia tidak dapat dipisahkan dari interaksi dan hubungan dengan
sesama manusia di sekitarnya. Berbagai bentuk masyarakat telah
berkembang sepanjang sejarah manusia, mulai dari kelompok kecil seperti
keluarga hingga komunitas yang lebih besar seperti desa, kota, negara, dan
bahkan masyarakat global saat ini.

Hidup bermasyarakat memiliki beberapa manfaat, yaitu:

1. Pertama, masyarakat menyediakan kerangka sosial yang


memungkinkan manusia untuk memenuhi kebutuhan fisik,
emosional, dan sosial mereka. Manusia saling membantu dan
bergantung satu sama lain dalam memenuhi kebutuhan dasar
seperti makanan, tempat tinggal, dan perlindungan.
2. Kedua, masyarakat memungkinkan manusia untuk bertukar
pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan. Dalam masyarakat,
orang dapat belajar dari orang lain, berbagi ide, dan

1
mengembangkan potensi mereka. Proses pembelajaran dan
pertukaran informasi ini membantu dalam perkembangan pribadi
dan kemajuan kolektif.
3. Ketiga, hidup bermasyarakat memberikan manusia rasa identitas
dan pemahaman diri. Masyarakat memberikan kerangka nilai,
norma, dan tradisi yang membentuk identitas individu dan
kelompok. Manusia juga dapat memperoleh pengakuan, dukungan,
dan persahabatan dari masyarakat, yang penting untuk
kesejahteraan mental dan emosional.

Namun, hidup bermasyarakat juga dapat menimbulkan tantangan dan


konflik. Perbedaan pendapat, kepentingan yang bertentangan, dan
kesenjangan sosial adalah beberapa contoh masalah yang sering muncul
dalam masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan
keterampilan komunikasi, toleransi, dan kerjasama yang baik dalam hidup
bermasyarakat.

Dalam konteks global saat ini, teknologi dan komunikasi telah


menghubungkan manusia di seluruh dunia, membentuk masyarakat global
yang semakin terinterkoneksi. Meskipun ada tantangan dan perbedaan di
antara kita, penting untuk mempromosikan kerjasama, pemahaman lintas
budaya, dan pemeliharaan perdamaian dalam masyarakat global ini.

C. Faktor Pembentuk Masyarakat

Secara umum sarjana Sukanto menjelaskan bahwa ada beberapa unsur


sebagai faktor pembentuk masyarakat yaitu sebagai berikut:
1. Manusia hidup secara bersama
Manusia hidup secara bersama yang artinya kehidupan
tersebut ditandai dengan hidup secara berkelompok dalam wilayah
atau tempat yang sama dan bersatu, saling melindungi, dan saling
memelihara, hal ini agar terjalin serta terjaga kebersamaan yang
ada di antara mereka secara permanen. Karena pada dasarnya
eksistensi manusia bisa dibangun serta memiliki kekuatan jika ada
kesatuan yang terjadi di antara mereka. Sehingga jika mengalami

1
kesendirian maka akan ada kehancuran bagi keberadaan dirinya
Karena potensi yang ada dalam dirinya harus dikembangkan dan
ditunjukkan di tengah-tengah kumpulan manusia lain.
Seperti yang dijelaskan oleh Hasan Ahadiat bahwa manusia
memiliki beberapa ciri hakikatnya yaitu:
a. memiliki hasrat yang berdasarkan naluri (kehendak biologis
yang ada di luar penguasaan akal) untuk mencari teman
hidup;
b. Kelemahan manusia selalu mendesak untuk mencari
kekuatan bersama;
c. Aristoteles berpendapat bahwa manusia adalah zoon
politicon, yaitu makhluk sosial yang menyukai hidup
bergolongan;
d. Bergeson berpendapat bahwa manusia hidup bersama
bukan karena persamaan, melainkan karena perbedaan yang
terdapat dalam sifat, kedudukan, dan sebagainya.
Manusia adalah makhluk sosial yang hidup secara bersama
dalam berbagai bentuk. Secara alami, manusia cenderung mencari
interaksi dan hubungan dengan sesama manusia. Hidup secara
bersama memiliki beberapa implikasi dan keuntungan, termasuk:
a. Dukungan Emosional: Hidup bersama memungkinkan
manusia saling memberikan dukungan emosional satu sama
lain. Kita bisa berbagi kegembiraan, kesedihan, kekhawatiran,
dan rasa aman dengan orang-orang di sekitar kita.
b. Pertumbuhan dan Pembelajaran: Interaksi dengan orang lain
memungkinkan kita untuk belajar dan berkembang secara
pribadi. Melalui percakapan, kolaborasi, dan pertukaran ide,
kita dapat memperluas pemahaman kita tentang dunia dan
memperoleh pengetahuan baru.
c. Pemenuhan Kebutuhan Dasar: Hidup bersama
memungkinkan manusia untuk saling membantu dalam
memenuhi kebutuhan dasar, seperti makanan, air, tempat

1
tinggal, dan perlindungan. Kita dapat bekerja sama untuk
menciptakan komunitas yang berkelanjutan dan saling
mendukung.
d. Kebahagiaan dan Kehidupan Sosial: Interaksi sosial dan
hubungan yang erat dengan orang lain dapat memberikan
kebahagiaan dan kepuasan emosional. Hubungan yang positif
dan koneksi sosial yang kuat dapat meningkatkan kualitas
hidup dan memberikan dukungan saat menghadapi tantangan.
e. Perkembangan Identitas dan Nilai-nilai: Hidup bersama
memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan beragam
individu yang memiliki latar belakang, keyakinan, dan nilai-
nilai yang berbeda. Melalui proses ini, kita dapat memperluas
pemahaman kita tentang dunia, mengembangkan identitas
pribadi, dan memperkuat nilai-nilai yang penting bagi kita.
Namun, hidup secara bersama juga dapat menghadirkan tantangan dan
konflik. Perbedaan pendapat, konflik kepentingan, dan masalah
interpersonal adalah beberapa contoh masalah yang dapat timbul dalam
konteks kehidupan bersama. Penting untuk membangun keterampilan
komunikasi yang baik, toleransi, dan empati dalam rangka menjaga
hubungan yang sehat dengan orang-orang di sekitar kita.
2. Bercampur dalam waktu yang cukup lama
Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya yaitu, pengertian
masyarakat yang merupakan kumpulan individu manusia yang
dapat hidup secara bersama dan proses menjadi kesatuan manusia
yang membutuhkan waktu yang cukup lama. Hal ini diawali
dengan tumbuhnya keluarga-keluarga yang dianggap sebagai
satuan masyarakat primer ataupun unsur utama. Dari unsur utama
ini muncul satuan masyarakat yang lebih kompleks, seperti
masyarakat lokal, masyarakat nasional, dan masyarakat
internasional (masyarakat dunia).

1
Proses pembentukan masyarakat dari keluarga-keluarga ini
tidak sebentar, tetapi membutuhkan waktu dan ruang yang lama.
Diawali dengan keluarga batih (nuclear family), yaitu kelompok
yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak-anaknya yang belum
memisahkan diri dan membentuk keluarga sendiri. Keluarga ini
disebut sebagai unit pergaulan terkecil dalam masyarakat, selain itu
Keluarga ini disebut juga sebagai keluarga atau keluarga yang
terdiri dari pasangan suami istri dan anak-anaknya.
Dalam kehidupan masyarakat desa kebanyakan adalah
keluarga, sanak kerabat, atau famili sehingga kekerabatan terjalin
sangat kuat dan terpelihara karena didasarkan pada Persaudaraan
yang sedarah dan sama. Dari keluarga ini terbentuklah satuan
kelompok besar dalam satu tempat yang membentuk satuan
masyarakat.
Oleh karena itu masyarakat merupakan kumpulan individu
yang saling berinteraksi dan saling membutuhkan dalam hidup,
berada dalam suatu tempat dengan kurun waktu yang lama.
Meskipun tidak ada jejak historis yang merekam sejarah
pertumbuhan dan perkembangan masyarakat, namun bagi
masyarakat sendiri yang dianggap tradisional dan menjadi objek
wisata, data historis tersebut dibuat sedemikian rupa untuk
melengkapi kunjungan para wisatawan dalam melihat sejarah
masyarakat tradisional tersebut.
Masyarakat terbentuk melalui proses interaksi dan bercampur
antara individu-individu dalam jangka waktu yang cukup lama.
Proses ini melibatkan pembentukan norma, nilai, dan aturan yang
diikuti oleh anggota masyarakat.
Ketika individu-individu hidup dan berinteraksi secara terus-
menerus, mereka saling berbagi pengalaman, pengetahuan, dan
ide-ide mereka. Selama waktu yang cukup lama, pola-pola
interaksi ini berkembang menjadi norma-norma sosial yang
memengaruhi perilaku dan hubungan antarindividu.

1
Selain itu, masyarakat juga terbentuk melalui proses
pembentukan lembaga-lembaga sosial seperti keluarga, agama,
pemerintahan, dan organisasi-organisasi lainnya.
Lembaga-lembaga ini memberikan struktur dan kerangka kerja
bagi masyarakat, serta berperan dalam mentransmisikan nilai-nilai
dan tradisi dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Perkembangan teknologi dan komunikasi juga dapat
mempengaruhi pembentukan masyarakat. Dalam era globalisasi
dan konektivitas yang semakin tinggi, individu-individu dari
berbagai latar belakang dapat saling berinteraksi dan berbagi ide-
ide dengan lebih mudah. Hal ini juga dapat mempercepat proses
terbentuknya masyarakat yang multikultural dan multietnis.
Penting untuk diingat bahwa pembentukan masyarakat adalah
proses yang berkelanjutan dan terus-menerus. Masyarakat terus
berubah dan berkembang seiring waktu, dipengaruhi oleh faktor-
faktor sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang ada dalam
lingkungan mereka.
3. Satu kesatuan
Manusia yang disebut sebagai social animal memiliki naluri
hidup untuk berkawan yang dibangun dalam rangka menjaga
kesatuan dan keutuhan di antara mereka. Untuk kebutuhan
kelompok tersebut, manusia akan senantiasa menghindari
pertikaian ataupun permusuhan di antara sesamanya.
Sikap menjaga keutuhan kelompok sudah menjadi hal yang
sangat kuat dalam kehidupan manusia. Seperti yang dijelaskan
Soerjono Soekanto bahwa sikap kesadaran tersebut merupakan
bentuk keinginan untuk menjadi satu dengan sesamanya ataupun
dengan manusia lain dan keinginan untuk menjadi satu dengan
lingkungan ataupun alam sekelilingnya. Sikap kesadaran tersebut
digunakan untuk menghadapi dan menyelesaikan diri dengan
kedua lingkungannya, baik itu lingkungan sosial ataupun

1
lingkungan alam, manusia akan senantiasa menggunakan pikiran
perasaan serta kehendaknya secara baik.
Masyarakat terbentuk karena adanya kesatuan di antara
individu-individu yang membentuknya. Meskipun masyarakat
terdiri dari banyak individu yang memiliki perbedaan-perbedaan
dalam hal latar belakang, pendapat, dan kepentingan, mereka tetap
terikat bersama oleh elemen-elemen yang menghubungkan mereka
menjadi satu kesatuan.
Kesatuan dalam masyarakat dapat terbentuk melalui berbagai
cara, antara lain:
a. Identitas bersama: Individu-individu dalam masyarakat
memiliki identitas bersama yang dihasilkan dari kesamaan
budaya, agama, bahasa, atau sejarah. Identitas ini dapat
menjadi dasar pengenalan diri dan memperkuat ikatan di
antara anggota masyarakat.
b. Norma dan nilai bersama: Masyarakat memiliki aturan,
norma, dan nilai-nilai bersama yang diikuti oleh
anggotanya. Norma-norma ini mengatur perilaku dan
interaksi sosial dalam masyarakat, dan mereka memainkan
peran penting dalam mempertahankan kesatuan dan kohesi
sosial.
c. Tujuan bersama: Anggota masyarakat dapat memiliki
tujuan bersama, seperti kemajuan ekonomi, keamanan, atau
kesejahteraan sosial. Upaya untuk mencapai tujuan-tujuan
ini dapat menghasilkan kerjasama dan saling
ketergantungan di antara individu-individu dalam
masyarakat.
d. Institusi sosial: Masyarakat juga dibentuk oleh institusi-
institusi sosial seperti keluarga, pemerintahan, sistem
pendidikan, dan organisasi-organisasi lainnya. Institusi-
institusi ini memberikan kerangka kerja dan

1
struktur bagi kehidupan masyarakat, serta mempromosikan
koordinasi dan kerjasama di antara anggotanya.
Dalam kesatuan ini, individu-individu saling berinteraksi,
saling mendukung, dan membentuk jaringan sosial yang kompleks.
Masyarakat yang solid didasarkan pada kesadaran kolektif dan
keterikatan emosional di antara anggotanya, serta komitmen untuk
mempertahankan dan memajukan kepentingan bersama.
Namun, penting untuk diingat bahwa kesatuan dalam
masyarakat juga dapat diiringi dengan perbedaan pendapat dan
konflik. Meskipun ada kesatuan, masyarakat juga mencerminkan
keragaman dan pluralitas yang alami dalam kehidupan sosial.
Penanganan konflik dan pengelolaan perbedaan adalah bagian
integral dari pembentukan dan pemeliharaan masyarakat yang
sehat dan berkelanjutan.
4. Sistem Hidup Bersama
Dalam sebuah masyarakat kesadaran akan kesatuan kelompok
tersebut akan membentuk sebuah sistem hidup bersama yang
berupa nilai-nilai dan norma yang disepakati secara bersama untuk
menjadi patokan bagi perilaku dalam masyarakat. Sistem hidup
tersebut dibangun untuk mewujudkan berbagai kebutuhan hidup
yang harus dipenuhi oleh masyarakat diantaranya, seperti sistem
hukum, sistem komunikasi, sistem produksi, sistem distribusi,
sistem organisasi sosial, sistem pengendalian sosial, dan sistem
perlindungan warga masyarakat terhadap ancaman-ancaman yang
tertuju ada jiwa dan harta benda dari masyarakat tersebut.
Masyarakat adalah kumpulan individu yang tinggal dan
berinteraksi dalam suatu wilayah atau lingkungan yang sama.
Mereka saling terhubung melalui hubungan sosial, norma, nilai,
dan aturan yang diikuti secara kolektif.
Sistem hidup bersama, atau yang sering disebut sebagai sistem
sosial, mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, seperti
ekonomi, politik, budaya, dan agama. Sistem ini memainkan peran

1
penting dalam mengatur dan mengatur perilaku anggota
masyarakat, serta menyediakan kerangka kerja untuk pembagian
tugas, pemenuhan kebutuhan, pengambilan keputusan, dan
penyelesaian konflik.
Masyarakat memiliki struktur sosial yang kompleks, di mana
individu-individu memiliki peran dan status yang berbeda-beda.
Misalnya, ada pemimpin, pekerja, guru, siswa, orang tua, anak, dan
lain sebagainya. Peran dan status ini memberikan arahan tentang
bagaimana seseorang seharusnya berperilaku dan berinteraksi
dalam masyarakat.
Selain itu, masyarakat juga mengembangkan norma-norma
sosial, yaitu aturan tidak tertulis yang mengatur perilaku anggota
masyarakat. Norma-norma ini berkaitan dengan nilai-nilai yang
dihormati dan dijunjung tinggi oleh masyarakat. Contohnya, norma
sopan santun, norma saling menghormati, norma kerja sama, dan
sebagainya.
Sistem hidup bersama juga melibatkan adanya lembaga-
lembaga sosial seperti pemerintahan, lembaga pendidikan, lembaga
keagamaan, dan lembaga ekonomi. Lembaga-lembaga ini berperan
dalam mengatur dan mengorganisasi kehidupan masyarakat serta
menyediakan layanan dan fasilitas yang dibutuhkan oleh anggota
masyarakat.
Dengan adanya sistem hidup bersama ini, masyarakat dapat
berfungsi secara efektif dan mengatasi tantangan yang dihadapi
bersama. Masyarakat juga memberikan individu-individu
kesempatan untuk berinteraksi, berbagi pengetahuan dan
pengalaman, serta membangun hubungan yang saling mendukung.
Beberapa pendapat juga menyebutkan bahwa ada beberapa faktor
yang berperan dalam pembentukan masyarakat. Berikut adalah beberapa
faktor utama:
5. Interaksi Manusia: Interaksi antara individu-individu membentuk
dasar terbentuknya masyarakat. Manusia secara alami adalah

1
makhluk sosial yang cenderung mencari hubungan dan berinteraksi
dengan sesama. Melalui interaksi ini, individu-individu
membentuk jaringan sosial, membentuk komunitas, dan akhirnya
membentuk masyarakat.
6. Bahasa dan Komunikasi: Bahasa dan komunikasi merupakan
faktor kunci dalam membentuk masyarakat. Manusia
menggunakan bahasa untuk menyampaikan informasi, gagasan,
dan nilai-nilai mereka kepada orang lain. Bahasa memungkinkan
pembentukan budaya, pengembangan pengetahuan, dan koordinasi
tindakan bersama. Melalui bahasa, individu dapat memahami dan
berpartisipasi dalam praktik sosial yang ada dalam masyarakat.
7. Budaya: Budaya memainkan peran penting dalam membentuk
masyarakat. Budaya mencakup nilai-nilai, norma-norma,
keyakinan, tradisi, dan pola-pola perilaku yang diwariskan dan
dibagikan oleh anggota masyarakat. Budaya membentuk identitas
kolektif masyarakat dan mengarahkan perilaku individu. Hal ini
juga mencakup seni, sastra, agama, sistem pengetahuan, dan sistem
nilai yang mempengaruhi cara pandang dan tindakan anggota
masyarakat.
8. Struktur Sosial: Struktur sosial merujuk pada pola hubungan dan
hierarki yang ada dalam masyarakat. Ini mencakup pembagian
tugas, peran sosial, dan stratifikasi sosial. Struktur sosial
membantu mengatur interaksi dan mengatur distribusi sumber daya,
kekuasaan, dan status dalam masyarakat. Misalnya, ada pembagian
tugas berdasarkan jenis pekerjaan, seperti petani, guru, dokter, dan
lain sebagainya.
9. Institusi Sosial: Institusi sosial, seperti keluarga, pemerintahan,
agama, ekonomi, dan pendidikan, berperan penting dalam
membentuk masyarakat. Institusi-institusi ini menyediakan
kerangka kerja dan aturan yang mengatur kehidupan masyarakat.
Mereka memberikan layanan dan fasilitas, mempengaruhi

1
nilai-nilai dan norma-norma, serta menjalankan fungsi-fungsi
penting dalam masyarakat.
10. Lingkungan Fisik: Lingkungan fisik juga memainkan peran dalam
membentuk masyarakat. Faktor-faktor seperti geografi, iklim, dan
sumber daya alam mempengaruhi cara hidup dan aktivitas manusia
dalam masyarakat tertentu. Misalnya, masyarakat yang tinggal di
daerah pesisir laut akan memiliki hubungan dan cara hidup yang
berbeda dengan masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan.
Faktor-faktor ini saling terkait dan saling mempengaruhi dalam
membentuk masyarakat. Mereka berkontribusi pada pembentukan
identitas, norma, nilai, struktur sosial, dan institusi dalam suatu kelompok
manusia yang hidup bersama.

D. Perkembangan Masyarakat

Perkembangan masyarakat adalah proses perubahan dan evolusi yang


terjadi dalam sebuah kelompok manusia yang hidup bersama.
Perkembangan masyarakat melibatkan perubahan dalam berbagai aspek
kehidupan, termasuk sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi.
Berikut adalah beberapa aspek perkembangan masyarakat yang relevan:
1. Perkembangan Sosial: Perkembangan sosial mencakup perubahan
dalam hubungan antarindividu dan antarkelompok dalam
masyarakat. Ini melibatkan perubahan dalam pola interaksi,
struktur sosial, dan norma-norma yang mengatur kehidupan sehari-
hari. Contohnya, pergeseran dari struktur masyarakat agraris ke
masyarakat industri membawa perubahan dalam pola kerja,
pemisahan tugas, dan hubungan antara kelas sosial.
2. Perkembangan Budaya: Perkembangan budaya melibatkan
perubahan dalam nilai-nilai, norma-norma, kepercayaan, tradisi,
dan praktik sosial yang diwariskan dan dibagikan dalam
masyarakat. Budaya dapat berkembang melalui pengaruh luar,
seperti kontak antarbudaya dan migrasi, serta melalui inovasi
internal dan perubahan sosial. Perkembangan budaya dapat

2
mencakup perubahan dalam seni, musik, literatur, agama,
teknologi, dan gaya hidup.
3. Perkembangan Politik: Perkembangan politik mencakup perubahan
dalam struktur kekuasaan, sistem pemerintahan, partisipasi politik,
dan kebijakan publik dalam masyarakat. Ini dapat mencakup
transisi dari pemerintahan otoriter ke demokrasi, perubahan dalam
sistem partai politik, perjuangan hak asasi manusia, dan evolusi
kebijakan publik dalam merespons isu-isu sosial dan ekonomi.
4. Perkembangan Ekonomi: Perkembangan ekonomi melibatkan
perubahan dalam sistem produksi, distribusi, dan konsumsi dalam
masyarakat. Perkembangan ini dapat meliputi transisi dari ekonomi
berbasis pertanian ke ekonomi industri atau ekonomi berbasis
pengetahuan. Perkembangan ekonomi juga mencakup perubahan
dalam pola perdagangan, teknologi produksi, distribusi kekayaan,
dan pola kerja.
5. Perkembangan Teknologi: Perkembangan teknologi memiliki
dampak yang signifikan pada perkembangan masyarakat.
Kemajuan dalam teknologi informasi, komunikasi, transportasi,
dan produksi telah mengubah cara manusia hidup, bekerja,
berinteraksi, dan mengakses informasi. Perkembangan teknologi
juga dapat mempengaruhi struktur sosial, kehidupan budaya,
sistem ekonomi, dan dinamika politik dalam masyarakat.
Perkembangan masyarakat adalah proses yang kompleks dan
berkelanjutan. Setiap masyarakat mengalami perkembangan yang unik,
dipengaruhi oleh sejarah, lingkungan, dan faktor-faktor sosial yang ada.
Perkembangan masyarakat dapat membawa perubahan positif, seperti
peningkatan taraf hidup.
Dari perkembangan tersebut pada akhirnya menyebabkan terjadinya
pengelompokan atau klasifikasi tipologi dalam masyarakat. Seperti yang
dijelaskan oleh Soerjono Soekanto bahwa perkembangan masyarakat di
Indonesia terdiri dari tiga tahap yaitu masyarakat sederhana, masyarakat
madya dan pra modern/modern.

2
1. Masyarakat Sederhana, Masyarakat Madya dan
Pra-Modern/Modern.
a. Masyarakat Sederhana
Masyarakat sederhana merupakan masyarakat yang
mengalami perkembangan lambat jika dibandingkan
dengan masyarakat lainnya, dengan ciri-ciri sebagai
berikut: seperti hubungan dalam kelompok maupun dalam
masyarakat sangat erat, organisasi sosial yang didasarkan
pada adat istiadat, kepercayaan terhadap kekuatan gaib
yang mempengaruhi kehidupan, tidak ada lembaga khusus
yang mengatur bidang pendidikan, Tingginya tingkat buta
huruf karena tidak ada pendidikan sekolah, hukum yang
berlaku di masyarakat dipahami dan dimengerti hanya
oleh anggota yang sudah dewasa. Kegiatan perekonomian
masyarakat dalam bidang produksi yang dikonsumsi untuk
memenuhi kebutuhan sendiri, serta kegiatan
perekonomian dan sosial memerlukan Kerjasama yang
dilakukan oleh orang banyak dan secara tradisional
dengan sistem gotong royong.
Masyarakat sederhana, juga dikenal sebagai
masyarakat tradisional atau primitif, merujuk pada
kelompok masyarakat yang hidup dalam struktur sosial
yang relatif sederhana. Masyarakat sederhana umumnya
ditemukan pada zaman prasejarah atau pada masyarakat
yang masih mempertahankan pola hidup tradisional di era
modern.
Masyarakat sederhana memiliki kehidupan yang
sederhana dan mengandalkan sumber daya alam serta
interaksi sosial yang dekat. Meskipun ada variasi dalam
masyarakat sederhana di seluruh dunia, ciri-ciri yang
disebutkan di atas memberikan gambaran umum tentang
bagaimana masyarakat ini beroperasi.

2
b. Masyarakat Madya
Masyarakat sederhana memiliki kehidupan yang
sederhana dan mengandalkan sumber daya alam serta
interaksi sosial yang dekat. Meskipun ada variasi dalam
masyarakat sederhana di seluruh dunia, ciri-ciri yang
disebutkan di atas memberikan gambaran umum tentang
bagaimana masyarakat ini beroperasi.
Masyarakat madya memiliki beberapa ciri-ciri, seperti
hubungan keluarga tetap kuat, namun hubungan antar
anggota masyarakat mulai mengendur, adat istiadat yang
berlaku masih dihormati namun masyarakat terbuka
dengan adanya pengaruh dari luar, tumbuhnya pemikiran
rasional menyebabkan kepercayaan terhadap kekuatan
gaib sudah mulai berkurang lembaga-lembaga pendidikan
muncul, tingkat buta huruf mulai menurun, hukum tertulis
dan hukum yang tidak tertulis berdampingan dengan
serasi, ekonomi yang berorientasi pasar mulai menambah
Persaingan di bidang produksi, gotong royong masih
berlaku namun nilai komersial sudah diperhitungkan.
Masyarakat madya mengalami perubahan signifikan
dari masyarakat sederhana karena perkembangan
pertanian, pemusatan kekuasaan, dan spesialisasi kerja
yang lebih maju.
Beberapa ciri-ciri masyarakat madya juga dijelaskan
sebagai berikut:
1) Pertanian dan pemilikan tanah: Pertanian menjadi
aktivitas utama dalam masyarakat madya.
Masyarakat madya mengembangkan sistem
pertanian yang lebih maju dan mengandalkan
pertanian sebagai sumber kehidupan utama.
Pemilikan tanah menjadi sumber kekayaan dan
status sosial yang penting dalam masyarakat ini.

2
2) Pemusatan kekuasaan dan struktur hierarkis:
Masyarakat madya sering memiliki struktur sosial
yang lebih terstruktur dengan adanya pemusatan
kekuasaan. Sistem kepemimpinan atau
pemerintahan terorganisir, seperti monarki atau
sistem feodal, dapat ada dalam masyarakat ini.
Hierarki sosial yang jelas dengan perbedaan status
sosial juga biasanya hadir.
3) Spesialisasi kerja: Masyarakat madya sering
memiliki spesialisasi kerja yang lebih terorganisir
daripada masyarakat sederhana. Ada pembagian
tugas antara petani, pengrajin, pedagang, dan
pekerja lainnya. Spesialisasi kerja ini seringkali
berkembang sebagai hasil dari perkembangan
ekonomi dan perdagangan yang lebih maju dalam
masyarakat madya.
4) Adanya kelas sosial: Masyarakat madya sering
memiliki struktur kelas sosial yang jelas.
Seseorang lahir ke dalam kelas tertentu yang
menentukan peluang dan keterbatasan mereka
dalam masyarakat. Biasanya terdapat golongan
penguasa atau elit yang memiliki kekuasaan politik
dan ekonomi yang lebih besar, sementara ada juga
golongan rakyat jelata yang memiliki keterbatasan
sosial dan ekonomi.
5) Keberagaman dalam masyarakat: Masyarakat
madya seringkali lebih kompleks secara
demografis dan sosial. Ada keberagaman dalam
hal etnisitas, budaya, bahasa, dan agama.
Keterlibatan dalam perdagangan dan kontak
dengan kelompok-kelompok lain dapat membawa
keberagaman dalam masyarakat madya.

2
6) Perkembangan seni, ilmu pengetahuan, dan
kehidupan intelektual: Masyarakat madya
seringkali mencapai tingkat pengembangan dalam
bidang seni, ilmu pengetahuan, dan kehidupan
intelektual yang lebih maju daripada masyarakat
sederhana. Misalnya, perkembangan seni,
arsitektur, sastra, filsafat, dan sistem pengetahuan
seperti astronomi atau matematika dapat terjadi
dalam masyarakat ini.
c. Masyarakat PraModern/Modern
Masyarakat pra modern atau modern sudah
mengalami perkembangan dan mengalami kemajuan
karena hubungan dengan masyarakat yang lain yang lebih
intensif, banyak menerima informasi dari luar, bahkan
masyarakat yang bersangkutan sering berusaha di luar
wilayahnya sehingga mengalami perkembangan, yang
sejalan dengan perubahan-perubahan yang datang dalam
kehidupan mereka.
Ciri-ciri dari masyarakat ini antara lain hubungan
antar masyarakat yang didasarkan pada kepentingan
pribadi, hubungan masyarakat dilakukan secara terbuka
dalam suasana saling mempengaruhi, masyarakat sangat
percaya terhadap manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi,
masyarakat terdiri dari berbagai macam profesi serta
keahlian yang bisa ditingkatkan, tingkat pendidikan
sekolah semakin tinggi dan merata, hukum yang berlaku
di masyarakat adalah hukum tertulis yang sangat
kompleks.
Masyarakat pra modern dan modern bisa dibedakan
melalui ciri-cirinya sebagai berikut: Masyarakat
Pramodern:

2
Pertanian dan industri tradisional: Pertanian tetap
menjadi mata pencaharian utama, meskipun ada beberapa
bentuk industri tradisional yang berkembang seperti
kerajinan tangan atau manufaktur skala kecil.
Struktur sosial hierarkis: Masyarakat pramodern
seringkali memiliki struktur sosial yang sangat hierarkis
dengan adanya golongan aristokrasi atau kasta yang
memiliki kekuasaan, harta, dan status yang dominan.
Pemilikan tanah tetap menjadi sumber kekayaan dan
kekuasaan yang penting.
Terbatasnya mobilitas sosial: Mobilitas sosial di
dalam masyarakat pramodern biasanya terbatas. Seseorang
cenderung lahir ke dalam status sosial tertentu dan sulit
untuk berpindah dari satu kelas ke kelas yang lebih tinggi.
Agama dan tradisi kuat: Agama dan tradisi berperan
penting dalam kehidupan masyarakat pramodern. Nilai-
nilai agama dan norma-norma sosial secara luas
mempengaruhi tindakan dan perilaku masyarakat.
Komunitas kecil: Masyarakat pramodern sering hidup
dalam komunitas kecil yang erat, seperti desa atau kota
kecil, di mana orang-orang saling mengenal dan memiliki
hubungan sosial yang dekat.
Sedangkan ciri-ciri masyarakat modern, yaitu:
Perkembangan industri dan urbanisasi: Masyarakat
modern ditandai oleh perkembangan industri dan
urbanisasi. Perpindahan populasi dari daerah pedesaan ke
perkotaan terjadi sebagai akibat dari pertumbuhan industri
dan peluang kerja yang tersedia di perkotaan.
Perubahan ekonomi: Ekonomi modern didasarkan
pada sistem pasar dan produksi massal. Terjadi
peningkatan dalam perdagangan internasional,
pertumbuhan sektor jasa, dan pengembangan teknologi

2
yang mempengaruhi cara manusia bekerja, berproduksi,
dan mengonsumsi.
Mobilitas sosial yang lebih tinggi: Masyarakat
modern cenderung memiliki mobilitas sosial yang lebih
tinggi, di mana individu memiliki kesempatan untuk naik
dalam struktur sosial berdasarkan prestasi dan pendidikan.
Posisi sosial tidak lagi sepenuhnya ditentukan oleh
kelahiran.
Pemerintahan modern: Pemerintahan modern
didasarkan pada prinsip-prinsip demokrasi, hukum, dan
keadilan. Masyarakat modern memiliki sistem
pemerintahan yang terorganisir dan aturan hukum yang
melindungi hak-hak individu.
Ketergantungan pada teknologi dan ilmu pengetahuan:
Masyarakat modern sangat tergantung pada teknologi dan
ilmu pengetahuan. Kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi telah mengubah cara manusia berkomunikasi,
bekerja, dan mengakses informasi.
2. Masyarakat Primitif (Suku Terasing), Masyarakat Sederhana
(Masyarakat Pedesaan), dan Masyarakat Maju (Masyarakat Kota).
Masyarakat jika dilihat dari aku sih bilangnya peradabannya
maka dapat dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu masyarakat suku
terasing, masyarakat pedesaan, dan masyarakat kota.
a. Masyarakat Primitif (Suku Terasing)
Masyarakat primitif merupakan kelompok masyarakat
yang masih asli peradaban serta kebudayaannya, artinya
kebudayaan tersebut tidak bercampur ataupun dipengaruhi
dunia luar, dan pada umumnya masyarakat ini terdapat di
daerah pedalaman seperti pegunungan atau pedesaan
dengan ciri-ciri sebagai berikut:
Masyarakat primitif, juga dikenal sebagai masyarakat
prasejarah atau masyarakat suku, merujuk pada kelompok

2
masyarakat yang hidup pada zaman prasejarah sebelum adanya
peradaban yang maju. Masyarakat primitif tidak memiliki
perkembangan teknologi yang kompleks dan sering hidup dalam
hubungan yang erat dengan alam. Berikut adalah ciri-ciri umum
dari masyarakat primitif:
1) Ketergantungan pada sumber daya alam: Masyarakat
primitif hidup dari sumber daya alam yang tersedia di
sekitar mereka, seperti berburu, mengumpulkan makanan,
dan memancing. Mereka memiliki pengetahuan yang
mendalam tentang lingkungan dan cara
memanfaatkannya.
2) Hidup dalam kelompok kecil: Masyarakat primitif sering
hidup dalam kelompok kecil, seperti keluarga atau suku-
suku kecil, yang terdiri dari beberapa puluh hingga
beberapa ratus orang. Mereka memiliki struktur sosial
yang sederhana dan saling ketergantungan satu sama
lain.
3) Pembagian tugas berdasarkan gender dan usia: Tugas-
tugas dalam masyarakat primitif sering dibagi
berdasarkan gender dan usia. Pria mungkin bertanggung
jawab untuk berburu dan melindungi kelompok,
sementara wanita bertanggung jawab untuk
mengumpulkan makanan, merawat anak-anak, dan
mengurus rumah tangga.
4) Kehidupan nomaden atau semi-nomaden: Beberapa
masyarakat primitif menjalani kehidupan nomaden,
berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk
mencari sumber makanan yang mencukupi. Masyarakat
lainnya mungkin memiliki kehidupan semi-nomaden,
dengan periode pemukiman tetap dan periode migrasi.
5) Kehidupan spiritual dan kepercayaan animisme:
Masyarakat primitif sering memiliki sistem kepercayaan

2
animisme, di mana mereka mempercayai bahwa ada roh
atau kekuatan supranatural yang ada di alam sekitar
mereka. Mereka menghormati dan menghargai alam
serta berpartisipasi dalam praktik keagamaan yang terkait
dengan alam.
6) Kurangnya penulisan dan sistem tertulis: Masyarakat
primitif umumnya tidak memiliki sistem penulisan yang
berkembang. Pengetahuan, cerita, dan tradisi seringkali
disampaikan secara lisan dari generasi ke generasi.
Masyarakat primitif memiliki cara hidup yang sederhana
dan erat kaitannya dengan alam. Meskipun mereka tidak
memiliki perkembangan teknologi yang kompleks seperti
masyarakat modern, mereka memiliki sistem sosial, budaya, dan
kepercayaan yang unik dalam menjalani kehidupan mereka.
b. Masyarakat Sederhana (pedesaan)
Masyarakat sederhana ataupun masyarakat desa
merupakan masyarakat atau suatu kelompok teritorial
yang menyelenggarakan kegiatan hidupnya di suatu
wilayah sesuai dengan tingkat peradabannya dengan
karakteristik sebagai berikut:
1) Pola hidup masyarakat desa yang sangat erat
hubungannya dengan alam.
2) Masyarakat religius, animisme, dinamisme.
Masyarakat desa sangat patuh terhadap agama
sebagian dari mereka masih bertautan dengan adat
istiadat, kaidah kuno, benda-benda gaib, ataupun
najis dan mereka tidak meninggalkan ritualnya
karena takut akan sanksi atau hukuman.
3) Sebagian besar mata pencaharian dari masyarakat
pedesaan adalah agraris mereka berani merantau
ke kota besar dan didorong oleh adanya keinginan

2
untuk mengubah nasib ke arah yang lebih baik
serta meningkatkan status ekonomi.
Masyarakat pedesaan merujuk pada penduduk yang
tinggal di daerah pedesaan atau perdesaan, yang umumnya
terletak di luar kota atau perkotaan. Masyarakat pedesaan
cenderung memiliki gaya hidup, budaya, dan kebiasaan
yang berbeda dengan masyarakat perkotaan.
c. Masyarakat Maju (Masyarakat Kota)
Masyarakat kota merupakan masyarakat yang disebut
sebagai community ataupun Society, masyarakat kota
anggotanya terpisah-pisah tidak saling kenal dan lebih
terikat dengan kontak kekeluargaan, dengan hubungan
yang serba lugas lepas dari pribadi dan sentimen serta
ikatan tradisi, dengan tanpa kepemimpinan yang mapan.
Ciri-ciri dari masyarakat kota antara lain,
heterogenitas sosial yang menimbulkan beberapa
persaingan dalam kehidupan, hubungan sekunder yang
sangat terbatas pada bidang hidup tertentu, toleransi
sosial , kontrol atau pengawasan sekunder, mobilitas
sosial, masyarakat kota sangat ambisi untuk meningkatkan
status sosialnya, ikatan sukarela yang secara sukarela
menggabungkan dirinya dengan suatu perkumpulan yang
disukainya, karakteristik yang mencolok adalah
individualistik dan sekresi atau keruangan. Setiap kota
memiliki keunikan dan karakteristik khusus yang
mencerminkan latar belakang sejarah, geografi, dan
demografi mereka sendiri.
Masyarakat maju merujuk pada masyarakat yang
memiliki tingkat perkembangan ekonomi, sosial, dan
teknologi yang tinggi. Istilah ini biasanya digunakan untuk
menggambarkan negara-negara yang memiliki standar
hidup yang tinggi, sistem pendidikan yang berkualitas,

3
akses yang luas terhadap layanan kesehatan, infrastruktur
yang baik, dan kemajuan teknologi yang signifikan.
Di dalam masyarakat maju, biasanya terdapat tingkat
industrialisasi yang tinggi dan sektor ekonomi yang
didominasi oleh industri dan jasa. Perekonomian yang
kuat, tingkat penghasilan yang tinggi, dan kestabilan
politik juga merupakan ciri khas masyarakat maju.
Selain itu, masyarakat maju cenderung memiliki
tingkat harapan hidup yang tinggi, angka kematian bayi
yang rendah, dan tingkat melek huruf yang tinggi. Sistem
pendidikan yang baik dan akses terhadap pengetahuan dan
informasi yang luas juga menjadi ciri masyarakat maju.
Inovasi teknologi dan penelitian ilmiah menjadi bagian
penting dari perkembangan masyarakat maju.
Namun, penting untuk dicatat bahwa istilah
"masyarakat maju" bukanlah suatu kategori yang tetap dan
baku. Klasifikasi masyarakat sebagai maju atau tidak maju
dapat bervariasi tergantung pada indikator yang digunakan
dan konteksnya. Selain itu, meskipun sebuah negara dapat
diklasifikasikan sebagai masyarakat maju secara umum,
masih mungkin terdapat ketimpangan sosial dan ekonomi
di dalamnya.
3. Masyarakat solidaritas mekanik dan solidaritas organik
Emile Durkheim dalam tipologinya mengklasifikasikan
masyarakat ke dalam dua bagian yaitu berdasarkan sifat-sifat
pokok dari masyarakat yang didasarkan pada solidaritas mekanik
dan solidaritas organik.
Masyarakat solidaritas mekanik memiliki karakter seperti
pembagian kerja rendah, kesadaran kolektif tinggi, hukum resesif
dominan, individualitas rendah, konsensus terhadap pola-pola
normatif penting, keterlibatan komunitas dalam menghukum

3
orang yang menyimpang, saling ketergantungan rendah, bersifat
primitif dan pedesaan.
Solidaritas mekanik mengacu pada masyarakat yang
didasarkan pada kesamaan nilai-nilai, norma, dan kegiatan
ekonomi yang tradisional. Individu dalam masyarakat solidaritas
mekanik mungkin tergantung satu sama lain karena
ketergantungan pada keseragaman dan saling ketergantungan
dalam fungsi-fungsi yang diperlukan untuk kelangsungan hidup.
Masyarakat solidaritas mekanik mungkin mengacu pada
sebuah masyarakat di mana ikatan sosial dan persatuan antara
individu-individu didasarkan pada keseragaman nilai, norma, dan
fungsi-fungsi yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam masyarakat seperti ini, solidaritas antarindividu mungkin
lebih didorong oleh persamaan daripada perbedaan.
Sedangkan, masyarakat tipe solidaritas organik memiliki
karakteristik seperti, pembagian kerja yang tinggi, kesadaran
kolektif yang rendah, hukum restutif dominan, individualitas yang
tinggi, konsensus pada nilai-nilai abstrak dan umum sangat
penting, badan-badan kontrol sosial yang menghukum orang
sering menyimpang, saling ketergantungan sangat tinggi, dan
bersifat industrial perkotaan.
Masyarakat solidaritas organik adalah sebuah konsep sosial
yang menekankan pentingnya solidaritas dan kerja sama
antarindividu dalam masyarakat. Istilah "organik" dalam konteks
ini merujuk pada hubungan yang alami, saling melengkapi, dan
berdasarkan kebutuhan yang muncul dari dalam masyarakat itu
sendiri.
Masyarakat solidaritas organik didasarkan pada pandangan
bahwa individu-individu dalam masyarakat memiliki peran dan
ketergantungan yang saling melengkapi satu sama lain. Dalam
masyarakat ini, setiap individu dianggap sebagai bagian penting
dari keseluruhan sistem sosial. Solidaritas dan kerja sama menjadi

3
prinsip-prinsip yang mendasari interaksi dan hubungan sosial
antarindividu.
Dalam masyarakat solidaritas organik, keragaman dihargai
dan dianggap sebagai kekuatan. Setiap individu diakui memiliki
keahlian, kemampuan, dan peran yang berbeda, dan keberagaman
ini dilihat sebagai sumber daya yang penting untuk mencapai
kesejahteraan bersama. Masyarakat ini berupaya untuk
menciptakan lingkungan yang inklusif, di mana setiap individu
memiliki akses yang adil terhadap sumber daya dan peluang.
Salah satu contoh implementasi dari masyarakat solidaritas
organik adalah dalam konteks ekonomi. Dalam masyarakat ini,
terdapat penekanan pada pembagian kerja dan saling
ketergantungan antarindividu dalam memenuhi kebutuhan
ekonomi. Setiap individu dianggap memiliki kontribusi yang unik
dan penting dalam menciptakan keberlanjutan ekonomi secara
keseluruhan.
Masyarakat solidaritas organik juga sering terkait dengan
nilai-nilai seperti keadilan sosial, keberlanjutan, dan partisipasi
publik. Partisipasi aktif dari setiap individu dalam proses
pengambilan keputusan dan pembangunan masyarakat dianggap
penting untuk mencapai keseimbangan yang baik antara
kepentingan individu dan kepentingan bersama.
Namun, penting untuk diingat bahwa implementasi
masyarakat solidaritas organik dapat bervariasi tergantung pada
konteks budaya, politik, dan sosial masyarakat tertentu. Konsep
ini memiliki akar dalam pemikiran sosiologis dan filosofis, seperti
dalam karya Émile Durkheim dan Herbert Spencer, namun
interpretasinya dapat berbeda-beda dalam berbagai konteks sosial
dan politik.
Oleh karena itu, masyarakat tipe solidaritas mekanik bisa
disamakan dengan masyarakat pedesaan, karena karakteristiknya
yang sama. Begitu pula dengan masyarakat tipe solidaritas

3
organik yang memiliki karakteristik yang sama dengan
masyarakat kota.
4. Masyarakat Kuno, Feodal, Borjuis, dan Komunis
Ciri atau karakteristik masyarakat sebagaimana pandangan
Karl marx, adalah sebagai berikut.
a. Masyarakat kuno atau primitif
Masyarakat ini disebut juga dengan masyarakat
komunisme primitif karena mencakup kepemilikan tanah
bersama, karakteristik dari masyarakat ini adalah kegiatan
ekonomi pokoknya berburu, memancing, pertanian,
spesialisasi pekerjaan tidak ada, suku-suku terdiri atas
sejumlah keluarga, dan kepala sukunya bersifat material,
sehingga tidak ada kelas-kelas karena tidak ada penduduk
pribadi atas sarana sarana produksi. Oleh karena itu tidak
ada kebutuhan sebuah negara sebagai hubungan sosial
karena hubungan kekerabatan serta pembagian kerja
secara spontan dalam kelompok keluarga.
Masyarakat kuno mengacu pada periode waktu dalam
sejarah manusia sebelum munculnya peradaban modern
yang kita kenal saat ini. Masyarakat kuno berkembang di
berbagai belahan dunia pada waktu yang berbeda-beda,
dengan karakteristik dan perkembangan yang unik.
Masyarakat-masyarakat kuno ini menawarkan pemahaman
yang lebih baik tentang peradaban manusia pada masa lalu
dan memainkan peran penting dalam membentuk dunia.
b. Masyarakat Feodal
Masyarakat feodal adalah suatu sistem sosial,
ekonomi, dan politik yang berkembang di Eropa pada
Abad Pertengahan (sekitar abad ke-9 hingga ke-15).
Sistem ini didasarkan pada hubungan hierarkis antara para
bangsawan, petani, dan buruh.Dalam masyarakat feodal,
struktur sosial dibagi menjadi beberapa tingkatan.

3
Masyarakat ini biasanya ada di daerah pedesaan
dengan proses produksi pertanian yang dilakukan oleh
budak. Hasil produksinya biasanya dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan sendiri dan keluarganya kemudian
sisanya akan dijual kepada pengusaha kadal sehingga
penguasa modal menguasai para petani dalam wilayah
tersebut. Dari sinilah muncul istilah majikan, perajin atau
lainnya.
Meskipun masyarakat feodal merupakan sistem yang
kompleks dan berlaku di Eropa selama berabad-abad,
perlahan-lahan sistem ini mengalami perubahan seiring
dengan perkembangan zaman. Pertumbuhan kota-kota dan
perdagangan, perkembangan ekonomi, serta pergeseran
sosial dan politik mengubah struktur masyarakat dan
mengarah pada munculnya sistem sosial yang lebih
modern.
c. Masyarakat Kapital
Perubahan dari feodal ke Capital diawali dengan
produksi yang melebihi konsumsi yang lama-kelamaan
menyebabkan individu berproduksi untuk maksud
pertukaran dan penjualan, dengan keuntungan yang tidak
lagi untuk sekedar mencukupi kebutuhan, di sini mulai
terlihat pertentangan antara aristoklasi feodal dengan
kapitalis borjuis yang menjadi sebuah contoh konflik
sosial.
Dalam sistem kapitalis ini sarana produksi bersifat
sosial Sehingga dalam situasi tersebut manusia
diperlakukan seperti menurut kegunaan mereka oleh
mereka yang memiliki sarana produksi tersebut hanya ada
ikatan uang tanpa ikatan lain yang perlahan memunculkan
hubungan produsen individualnya dengan produk

3
individualnya hal tersebut menjadikan manusia teralieniasi
atas karya yang sesungguhnya.
Masyarakat kapital sering kali didukung oleh sistem
hukum yang melindungi hak milik pribadi dan
memberikan kebebasan bagi individu atau perusahaan
untuk melakukan transaksi dan kontrak. Dalam sistem ini,
upaya untuk mendapatkan keuntungan dan meningkatkan
modal merupakan dorongan utama bagi aktivitas ekonomi.
Namun, masyarakat kapital juga dapat menghadapi
tantangan dan kritik. Beberapa kritikus berpendapat
bahwa masyarakat kapital dapat menyebabkan
ketidaksetaraan ekonomi yang signifikan, di mana
sebagian kecil individu atau perusahaan memiliki
kekayaan yang sangat besar sementara sebagian besar
penduduk hidup dalam kemiskinan relatif. Tantangan
lainnya termasuk eksternalitas negatif, kerusakan
lingkungan, dan kurangnya perhatian terhadap aspek
sosial dan keadilan.
Pemahaman dan interpretasi tentang masyarakat
kapital dapat bervariasi tergantung pada konteks dan
perspektif yang digunakan. Ada berbagai teori dan
pendekatan yang digunakan untuk menganalisis dan
memahami masyarakat kapital, termasuk teori ekonomi
klasik, neoliberalisme, dan kritik terhadap kapitalisme.
d. Masyarakat Komunis
Mengenai masyarakat komunisnya adalah visi Marx
tentang kemakmuran material. Karena ia percaya bahwa
produksi ilmiah modern tidak hanya menyediakan sarana
kelangsungan hidup yang memadai, tetapi lebih dari
memadai, dan nilai utamanya adalah nilai kebebasan yang
artinya kemampuan untuk mengontrol lingkungan

3
manusia, dan membuatnya melayani kebutuhan-kebutuhan
dari manusia.
Masyarakat komunis merujuk pada konsep dan sistem
sosial-politik yang berdasarkan pada prinsip-prinsip
komunisme. Komunisme adalah sebuah ideologi politik
dan ekonomi yang mengusulkan penciptaan masyarakat
tanpa kelas sosial di mana kepemilikan sumber daya
dipusatkan dan dikendalikan secara kolektif oleh seluruh
anggota masyarakat.
Namun, implementasi komunisme yang sebenarnya
dalam sejarah sering kali berbeda dari konsep idealnya,
dan banyak kontroversi dan kritik yang melekat pada
sistem tersebut.
5. Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota
Dalam dunia modern saat ini dibedakan antara masyarakat
pedesaan dengan masyarakat perkotaan. Namun perbedaan
tersebut tidak mempunyai hubungan dengan pengertian
masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern desa-
desa saat ini pasti sudah terpengaruh dari kota. Sebaliknya pada
masyarakat bersahaja pengaruh kota relatif tidak ada, pembedaan
antara masyarakat pedesaan dengan perkotaan pada hakekatnya
bersifat gradual sehingga sulit untuk memberikan batasan yang
dimaksudkan dengan perkotaan karena ada hubungan konsentrasi
penduduk dengan gejala sosial yang disebut sebagai urbanisasi.
Pada umumnya antara masyarakat kota dan masyarakat desa
dapat dilihat perbedaan sosial dan kebudayaannya, bagi orang
desa kota dianggap berbahaya, harus waspada, banyak
pengetahuan, dan muslihatnya. Dari segi akhlak kota merupakan
pusat kekuasaan, kekayaan sekaligus pengetahuan. Sebaliknya
masyarakat kota akan menganggap bahwa desa dikatakan bodoh,
kurang pengetahuan, dan membiarkan dirinya disalahgunakan.

3
Namun Desa memiliki kelebihan, yaitu kebudayaan yang asli dan
menghayati kehidupan yang baik dan sederhana, karena
perbedaan sosial tersebut maka diperlukan tokoh perantara untuk
menjembataninya.

3
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Masyarakat merujuk pada sekelompok individu yang tinggal atau


berinteraksi dalam suatu wilayah atau daerah tertentu. Ini mencakup
manusia yang hidup bersama, saling berinteraksi, dan membentuk
hubungan sosial. Masyarakat melibatkan berbagai elemen, seperti budaya,
norma, nilai, lembaga, dan struktur sosial.
Ruang lingkup masyarakat dapat bervariasi, mulai dari kelompok
kecil seperti keluarga dan komunitas lokal, hingga kelompok yang lebih
besar seperti masyarakat nasional atau bahkan global. Lingkup masyarakat
juga bisa ditentukan berdasarkan faktor-faktor seperti geografi, budaya,
agama, politik, atau bahkan minat dan profesi tertentu.
Masyarakat juga dapat dibagi menjadi beberapa subkelompok
berdasarkan karakteristik yang berbeda, seperti kelompok usia (misalnya,
anak-anak, remaja, dewasa, lansia), kelompok etnis atau rasial, kelompok
agama, atau kelompok sosial-ekonomi. Setiap subkelompok ini dapat
memiliki norma, nilai, dan aturan sosial yang khas.
Ruang lingkup masyarakat mencakup berbagai aspek kehidupan,
seperti ekonomi, politik, budaya, agama, pendidikan, dan lingkungan.
Masyarakat juga terlibat dalam proses pembuatan keputusan,
pembangunan sosial dan ekonomi, serta mempertahankan atau mengubah
struktur sosial.
Selain itu, masyarakat juga dapat terhubung melalui teknologi dan
media sosial, sehingga ruang lingkupnya dapat melampaui batas geografis
dan memungkinkan interaksi antarindividu dari berbagai wilayah. Secara
keseluruhan, masyarakat adalah entitas yang kompleks dan beragam, yang
terdiri dari individu-individu yang saling berinteraksi dan membentuk
hubungan sosial dalam ruang lingkup tertentu.

39
DAFTAR PUSTAKA

Astutik, Anita Puji. Buku Ajar Metodologi Studi Islam dan Kajian Islam
Kontemporer Perspektif Insider/outsider. Sidoarjo: UMSIDA Press, 2018.

Aswan. "Studi Islam Dengan Pendekatan Normatif." Jurnal Ilmiah Pendidikan


Agama Islam edisi No. 1, Vol. III, 2013.

Nurhasanah, Neneng. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Amzah, 2018.

Rohimat, Asep Maulan. Metodologi Studi Islam: Memahami Islam Rahmatan


Lil'alamin. Yogyakarta: CV Gerbang MEdia Aksara, 2018.

Rozali, M. Metodologi Studi Islam Dalam Perspectives Multydisiplin Keilmuan.


Depok: PT Rajawali Buana Pusaka, 2020.

Suparlan. "Metode dan Pendekatan Dalam Kajian Islam." Jurnal Pendidikan


Islam edisi No.1, Vol. III, 2019: 85-87.

40

Anda mungkin juga menyukai