Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH SOSIOLOGI PENDIDIKAN

“Masyarakat dan kebudayaan”

Dosen Pengampu :
Dr. Ansari, M.Ag

Disusun oleh:
EMYA LAVIGANA BARUS
(0305183209)

Kelas/Semester:
PMM-1/V

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb

Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah sosiologi
pendidikan saya yang berjudul“masyarakat dan kebudayaaan”. Saya mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung saya
yaitu orang tua, dosen pengampu dan teman-teman sekalian.
Saya sebagai penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu, saya mohon maaf yang
sebesar-besarnya jika terdapat kesalahan, kekurangan dan kekeliruan baik dalam
penyusunan maupun penyampaian materi dalam makalah ini. Saya sangat
mengharapkan akan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari para pembaca
demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan makalah. Dan berharap, semoga
makalah ini bisa memberikan manfaat bagi saya khususnya dan para pembaca.

Medan, November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1


B. Rumusan masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Masyarakat.......................................................................... 3
B. Masyarakat tradisional dan masyarakat modern................................... 7
C. Masyarakat perdesaan dan masyarakat perkotaan................................ 11
D. Pengertian kebudayaan......................................................................... 15
E. Unsur-unsur kebudayaan ..................................................................... 17
F. Masyarakat berdasarkan perkembangan kebudayaan........................... 18
G. Kebudayaan berdasarkan perkembangan masyarakat.......................... 19

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari seseorang selalu membicarakan soal
budaya dan berkaitan dengan masyarakat yang ada. masyarakat adalah kesatuan
hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang
bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Beberapa
masyarakat seperti masyarakat perdesaan , masyarakat perkotaan dan
masyarakat modern dan tradisional berkiatan dengan budaya dimana
kebudayaan merupakan keseluruhan kompleks yang di dalamnya terkandung
ilmu pengetahuan lain, serta kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota
masyarakat. Dalam Ilmu Antropologi Kebudayaan merupakan keseluruhan
pengetahuan manusia sbg makhluk sosial yg digunakan untuk memahami
lingkungan serta pengalamannya dan yg menjadi pedoman tingkah lakunya.
Terjadinya gerak perubahan kebudayaan ini disebabkan oleh perkembangan
masyarakat yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri
misalnya: perubahan jumlah dan komposisi penduduk dan Sebab-sebab
perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Berdalih untuk dapat
memahami secara sederhana mengenai masyarakat dan kebudayaan  maka
penulis menyusun makalah dengan judul “masyarakat dan kebudayaan”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Masyarakat?
2. Apa pengertian dan ciri-ciri masyarakat tradisional dan masyarakat
modern ?
3. Apa pengertian dan ciri-ciri dari masyarakat perdesaan dan masyarakat
perkotaaan?
4. Apapengertian kebudayaaan?
5. Apa saja Unsur-unsur kebudayaan?
6. Bagaimana Masyarakat berdasarkan perkembangan kebudayaan ?
7. Bagaimana kebudayaan berdasarkan perkembangan masyarakat?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian masyarakat.
2. Untuk memahami pengertian dan ciri-ciri masyarakat tradisional dan
masyarakat modern.
3. Untuk mengetahui dan ciri-ciri dari masyarakat perdesaan dan
masyarakat perkotaaan.
4. Untuk mengetahui pengertian kebudayaan
5. Untuk mengetahui unsur-unsur kebudayaan
6. Untuk mengetahui analisis dari Masyarakat berdasarkan perkembangan
kebudayaan ?
7. Untuk mengetahui pengaruh kebudayaan berdasarkan perkembangan
masyarakat

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Masyarakat
Kata masyarakat berasal dari Bahasa Arab “syaraka” yang artinya ikut
serta, berpartisipasi, atau “musyaraka”, yang artinya saling bergaul. Dalam
bahasa Inggris, dipakai istilah “society”. Kata tersebut berasal dari bahasa Latin
“socius”, yang artinya kawan (Koentjaraningrat, 2000: 143). Masyarakat dalam
bahasa Inggris disebut “society” asal kata “sociuc” yang berarti kawan. Adapun
kata “masyarakat” berasal dari bahasa Arab yaitu “syirk” yang berarti bergaul
atau dalam bahasa ilmiahnya interaksi.1Pendapat lainnya menyebutkan istilah
masyarakat, yaitu dengan kata society dan community.
Masyarakat dalam istilah bahasa Inggris adalah society yang berasal dari
kata Latin socius yang berarti (kawan). Istilah masyarakat berasal dari kata
bahasa Arab syaraka yang berarti (ikut serta dan berpartisipasi). Arti yang lebih
khusus masyarakat disebut pula kesatuan sosial maupun ikatan-ikatan kasih
sayang yang erat.2 Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul,
dalam istilah ilmiah adalah saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat
mempunyai prasarana melalui warga-warganya dapat saling berinteraksi. Definisi
lain, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu
sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu
rasa identitas bersama. Kontinuitas merupakan kesatuan masyarakat yang
memiliki keempat ciri yaitu:
1) Interaksi antar warga-warganya,
2). Adat istiadat,
3) Kontinuitas waktu,
4) Rasa identitas kuat yang mengikat semua warga

1
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: Aksara Baru, 1979), hlm. 157.
2
M. Munandar Soelaiman, Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu Sosial, Eresco, (Bandung: Eresco,
t.th), hlm. 63.

3
Kata masyarakat hanya terdapat dalam dua bahasa yakni Indonesia dan
Malaysia. Kemudian diadopsi ke dalam bahasa Indonesia yang artinya
berhubungan dan pembentukan suatu kelompok atau golongan.3

Masyarakat menurut Para ahli Sosiologi adalah sebagai berikut :


a. Mac Iver dan Page mendefinisikan masyarakat merupakan jalinan
hubungan sosial dan selalu berubah.
b. Koentjaraningrat mendefinisikan masyarakat adalah kesatuan hidup
makhluk-makhluk manusia yang terikat oleh suatu sistem adat istiadat
tertentu.
c. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyebut masyarakat
adalah tempat orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan
kebudayaan.4
d. An-Nabhani Masyarakat adalah sekelompok individu seperti manusia
yang memiliki pemikiran perasaan, serta sistem/aturan yang sama, dan
terjadi interaksi antara sesama karena kesamaan tersebut untuk kebaikan
masyarakat itu sendiri dan warga masyarakat.
e. Adam smith menulis bahwa sebuah masyarakat dapat terdiri dari
berbagai jenis manusia yang berbeda, yang memiliki fungsi yang berbeda
(as among different merchants), yang terbentuk dan dilihat hanya dari
segi fungsi bukan dari rasa suka maupun cinta dan sejenisnya, dan hanya
rasa untuk saling menjaga agar tidak saling menyakiti "may subsist
among different men, as among different merchants, from a sense of its
utility without any mutual love or affection, if only they refrain from
doing injury to each other.
f. John J. Macionis Masyarakat adalah orang orang yang berinteraksi
dalam sebuah wilayah tertentu dan memiliki budaya bersama.
h. Emile Durkheim mendefinisikan masyarakat sebagai kenyataan
objektif individu-individu yang merupakan anggotaanggotanya.

3
Drs. Sidi Gazalba, Masyarakat Islam, Pengantar Sosiologi & Sosiografi, (Jakarta, Bulan Bintang, 1976),
hlm. 11.
4
Ari H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan, , (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 14.

4
Mac Iver dan Page menyatakan bahwa masyarakat ialah suatu sistem dari
kebiasaaan dan tata cara, dari wewenang dan kerjasama antara berbagai
kelompok dan penggolongan, dari pengawasan tingkah laku serta kebebasan
manusia. Keseluruhan yang selalu berubah. Sedangkan Ralph Linton, mayarakat
merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama
cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri
mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan secara
jelas. Sedangkan Selo Soemarjan, menyatakan bahwa masyarakat adalah orang-
orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan. 5
Peter L.Berger mendefenisikan masyarakat suatu keseluruhan yang
kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya, didalamnya terdiri atas bagian-
bagian yang membentuk hubungan sosial. Hubungan-hubungan tersebut tidak
terjadi sembarangan, tetapi memiliki keteraturan. Singkatnya semua berjalan
menurut suatu sistem. Berger mendefenisikan juga, masyarakat sebagai yang
menunjukkan kepada suatu sistem interaksi, atau tindakan yang terjadi minimal 2
(dua) orang yang saling mempengaruhi perilakunya. Dalam pengertian lain
masyarakat atau disebut community (masyarakat setempat) adalah warga sebuah
desa, sebuah kota, suku atau suatu negara. Apabila suatu kelompok itu baik,
besar maupun kecil, hidup bersama, memenuhi kepentingan-kepentingan hidup
bersama, maka disebut masyarakat setempat.6
Menurut saya bahwa masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang
menghasilkan kebudayaan. Tak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan
dan sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan
pendukungnya. Dan masyarakat membentuk pergaulan dan saling berinteraksi .
bahwa masyarakat juga suatu satu kesatuan manusia (sosial) yang hidup dalam
suatu tempat dan saling bergaul (interaksi) antara satu dengan yang lain, sehingga
memunculkan suatu aturan (adat/norma) baik secara tertulis maupun tidak tertulis
dan membentuk suatu kebudayaan.

5
Rosmita Dkk, 2011, Ilmu Kesehajteraan Sosial ( Teori dan Aplikasi pengembangan masyarakat Islam),
Yayasan Pusaka Riau, Pekanbaru, hlm.19
6
Soejono Soekamto, Sosiologi suatu Pengantar,( Jakarta, Rajawali,1990), hlm. 162 .

5
B. Masyarakat tradisional dan masyarakat modern
a) Masyarakat Tradisional
Secara etimologis masyarakat Tradisional istilah tradisional berasal dari
kata latin traditiwn, yaitu sesuatu yang diteruskan (tranmitet) dari masa lalu ke
masa kini. Unsur yang paling menonjol dari tradisi adalah bahwa ia diciptakan
melalui tindakan dan perilaku setiap orang, yang diwariskan dari satu generasi ke
genarasi berikutnya. Warisan itu berupa materi (kebendaan), tingkah laku, nonna
dan nilai-nilai, harapan dan cita-cita. Dalam wujud yang kongkret warisan itu
tampak dalam seni, kepercayaan dan agama, seni tari, serta monumen-monumen
bersejarah. Masyarakat tradisional merupakan masyarakat yang masih terikat
dengan kebiasaan atau adat-istiadat yang telah turun-temurun. Menurut para ahli
seperti Rentelu, Pollis dan Shcaw yang dikutip dalam masyarakat tradisional
merupakan masyarakat yang statis tidak ada perubahan dan dinamika yang
timbul dalam kehidupan. Menurut kamus Sosiologi dan Kependudukan oleh
Hartini dan G. Kartasapoetra, rnasyarakat tradisional adalah suatu bentuk
persekutuan abadi antara manusia dan institusinya dalam wilayah setempat, yaitu
tempat mereka tinggal dirumah-rumah pertanian yang tersebar dan di kampung
yang biasanya menjadi pusat kegiatan bersama. Pada umumnya yang dimaksud
dengan masyarakat tradisional adalah masyarakat pedesaan atau masyarakat
pertanian.
Berbeda dengan karakteristik yang diungkapkan oleh Dannerius sinaga,
Selo Soemardjan (1993: 62-68) mencirikan masyarakat tradisional berdasarkan
pandangan sosiologis. Berikut karakteristiknya:
a. Masyarakat yang cenderung homogen
b. Adanya rasa kekeluargaan, kesetiakawanan dan rasa percaya yang kuat antar
para warga.
c. Sistem sosial yang masih diwarnai dengan kesadaran kepentingan kolektif
d. Pranata adat yang efektif untuk menghidupkan disiplin sosial
e. Shame culture (budaya malu) sebagai pengawas sosial langsung dari
lingkungan sosial manusia, rasa malu menganggu jiwa jika ada orang lain yang
mengetahui penyimpangan sistem nilai dalam adat-istiadat.

6
Masyarakat tradisional merupakan masyarakat yang kehidupannya masih
kental akan adat istiadat didaerah tertentu. Adat istiadat tersebut merupakan suatu
aturan yang sudah mantap dan harus dilaksanakan oleh masyarakat terserbut
didaerah tertentu dan mencakup segala konsepsi system budaya yang mengatur
tindakan atau perbuatan manusia dalam kehidupan sosialnya.
Adapun karakteristik pada masyarakat tradisional diantaranya:
1. Orientasi terhadap nilai kepercayaan kebiasaan dan hukum alam tercermin
dalam pola berpikirnya
2. Kegiatan ekonomi masyarakat bertumpu pada sektor agraris
3. Fasilitas pendidikan dan tingkat pendidikan rendah
4. Cenderung tergolong dalam masyarakat agraris dan pada kehidupannya
tergantung pada alam sekitar
5. Ikatan kekeluargaan dan solidaritas masih kuat
6. Pola hubungan sosial berdasar kekeluargaan, akrab dan saling mengenal
7. Kepadatan penduduk rata-rata perkilo meter masih kecil
8. Pemimpin cenderung ditentukan oleh kualitas pribadi individu dan faktor
keturunan (Dannerius Sinaga, 1988: 156).
Pada umumnya,masyarakat tradisional dalam melangsungkan
kehidupannya berdasarkan pada cara-cara atau kebiasaan lama yang berasal dari
nenek moyang yang mereka percayai. Dalam melangsungkan kehidupan belum
tentu mereka di pengaruhi oleh perkembangan luar lingkungan sosialnya.dan
menurut saya sendiri bahwa masyarakat tradisional merupakan masyarakat yang
melangsungkan kehidupannya berdasar pada suatu kebiasaan adat-istiadat yang
ada di dalam lingkungannya. Kehidupan mereka belum terlalu dipengaruhi oleh
perubahan-perubahan yang berasal dari luar lingkungan sosialnya, sehingga
kehidupan masyarakat tradisional cenderung statis dan susah untuk
meninggalkan kebudayaannya.
b) Masyarakat Modern
Masyarakat modern merupakan masyarakat yang sudah tidak terikat pada
adat-istiadat. Adat-istiadat yang menghambat kemajuan segera ditinggalkan
untuk mengadopsi nila-nilai baru yang secara rasional diyakini membawa

7
kemajuan, sehingga mudah menerima ide-ide baru. Masyrakat Modern adalah
masyarakat yang sebagian besar warganya memiliki orientasi nilai budaya yang
berarah pada kehidupan dalam peradaban masa kini. Pada umumnya masyarakat
modern tinggal didaerah perkotaan. Lain halnya dengan masyarakat tradisional
masyarakat modern tidak bisa dikatakan sepenuhnya masyarakat modern sebab
orang kota tidak memiliki orientasi ke masa kini seperti gelandangan.Dalam
kehidupan masyarakat modern,kerja atau sebuah karir merupakan bentuk
eksploitasi kepada diri sendiri sehingga sangat mempengaruhi pola ibadah,pola
makan,dan pola hubungan pribadi dengan keluarga. Tak heran dalam kebudayaan
industry dan birokkrasi modern pada umumnya mempersonalisasikan menjadi
pemandangan sehari-hari. 
Masyarakat modern menurut Para ahli Sosiologi adalah sebagai berikut:
a. Amiruddin , menjelaskan bahwa dalam masyarakat modern mempunyai
solidaritas sosial organis. juga menjelaskan bahwa hukum yang terdapat
dalam masyarakat modern merupakan hukum restruktif yaitu hukum
berfungsi untuk mengembalikan keadaan seperti semula dan untuk
membentuk kembali hubungan yang sukar atau kacau kearah atau menjadi
normal. Jadi masyarakat modern merupakan yang sudah tidak terpaku pada
adat-istiadat dan cenderung mempunyai solidaritas organis karena mereka
saling membutuhkan serta hukum yang ada bersifat restruktif
b. OK. Chairuddin, solidaritas organis didasarkan atas spesialisasi. Solidaritas
ini muncul karena rasa saling ketergantungan secara fungsional antara yang
satu dengan yang lain dalam satu kelompok masyarakat. Spesialisasi dan
perbedaan fungsional yang seperti diungkapkan tersebut memang kerap
dijumpai pada masyarakat modern.
Masyarakat pramodern-modern memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Hubungan antarmasyarakat didasarkan pada kepentingan pribadi dan
kebutuhan-kebutuhan individu.
2) Hubungan antarmasyarakat dilakukan secara terbuka dalam suasana saling
mepengaruhi, kecuali dalam menjaga rahasia hasil penemuan baru.

8
3) Masyarakat sangat percaya terhadap manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi,
karena sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahtreraan hidup.
4) Masyarakatnya terdiri atas berbagai macam profesi dan keahlian yang dapat
ditingkatkan atau dipelajari melalui pendidikan luar sekolah atau pendidikan
sekolah kejuruan.
5) Tingkat pendidikan sekolah relatif tinggi dan merata.
6) Hukum yang berlaku di masyarakat adalah hukum tertulis yang sangat
kompleks; dan ekonomi hampir seluruhnya berorientasi pada pasar yang
didasarkan kepada penggunaan uang dan alat pembayaran lain (kartu kredit, cek,
giro, dan sebagainya).
Menurut saya sendiri Masyarakat modern adalah masyarakat dimana
sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke
kehidupan dalam peradaban masa kini. Pada umumnya masyarakat modern
tinggal di daerah perkotaan, sehingga disebut masyarakat kota. Namun tidak
semua masyarakat kota tidak dapat disebut masyarakat modern,sebab orang kota
tidak memiliki orientasi ke masa kini, misalnya gelandangan.
Hal yang membedakan masyarakat tradisional dengan masyarakat modern
adalah ketergantungan masyarakat terhadap lingkungan alam sekitarnya. Faktor
ketergantungan masyarakat tradisional terhadap alam ditandai dengan proses
penyesuaian terhadap lingkungan alam. Oleh karena itu masyarakat tradisional
mempunyai karakteristik tertentu yang menjadi ciri pembeda dari masyarakat
modern.

C. Masyarakat perdesaan dan masyarakat perkotaan


a) Masyarakat perdesaan
Sekelompok orang yang hidup bersama dan bekerjasama yang
berhubungan secara erat tahan lama dengan sifat-sifat yang hampir sama di
suatu daerah tertentu dengan bermatapencarian di sektor pertanian.beberapa
pengertian masyarakat perkotaan menurut para ahli :

9
1) menurut sutardjo kartodiksuma mengemukakan bahwa desa adalah suatu
kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan
tersendiri.7
2) Menurut bintaro desa merupakan perwujudan dan kesatuan geografis,sosial,
ekonomi, polotik, dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah) dalam
hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
3) Menurut Paul H. Landis Desa adalah pendudunya kurang dari 2.500
jiwa.Dengan ciri ciri sebagai berikut :

a)   Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan


jiwa.
b)   Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
c)   Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat
dipengaruhi alam seperti : iklim,   keadaan alam ,kekayaan alam, sedangkan
pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
4) Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan
bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karena setiap anggota kelompok
merasa dirinya terikat satu dengan yang lainnya.
Masyarakat Pedesaan ialah  Masyarakat yang pada umum nya masih
memegang nilai-nilai cultural kebudayaan dan juga adat-adat yang leluhur
mereka ajarkan . Masyarakat pedesaan ini akan masih sulit berkembang
seba tertutupnya oleh apa yang leluhur mereka ajarkan , sehingga susah  untuk
dapat menerima hal baru. tetapi secara tata krama sangat kental sekali yang
namanya gotongroyong ataupun bahumembahu .menurut saya pengertian
Masyarakat desa adalah masyarakat community (masyarakat setempat) artinya suatu
kelompok teritoral yang menyelenggarakan kegiatan hidup di suatu wilayah sesuai
dengan tingkat peradabannya.
b) Masyarakat perkotaan
Masyarakat Perkotaan ialah Masyarakat yang dihuni oleh orang-orang
yang bersifat  heterogen kedudukan sosialnya . Masyarakat kota ini pada
dasarnya  telah mengikuti dampak dari era globalisasi sehingga dapat sering
7
Drs.H. Abu Ahmad, ilmu sosial dasar, 2003. Hal241

10
kali pada umumnya muncullah suatu individualisme yakni kurang nya rasa
sosialisasi antara orang lain.kota memiliki pengertian yang bermacam-
macam seperti pendapat para ahli:
a) Wirth
Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen,
dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya
b) Max Weber
Kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat
memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal
c) Dwigth Sanderson
Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau
lebih. Dari beberapa pendapat secara umum dapat dikatakan
mempunyani ciri-ciri mendasar yang sama. Pengertian kota dapat
dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu dengan
tingkatan dalam struktur pemerintahan.

Masyarakat kota sebagai community juga merupakan masyarakat


society. Pada masyarakat kota, anggta-anggotanya berpisah-pisah, saling
tidak kenal, dan lebih terikat kontak kekeluargaan, hubungannya serba lugas,
lepas dari pribadi dan sentimen serta ikatan tradisi dengan tanpa
kepemimpinan mapan. Ciri-ciri masyarakat kota adalah sebagai berikut.
1) Heterogenitas sosial. Dampak kepadatan penduduk kota, maka timbul
beberapa persaingan dalam kehidupannya baik perumahan, ekonomi,
politik, status sosial, dan lain-lain.
2) Hubungan sekunder. Hubungan kemasyarakatan hanya sangat terbatas
pada bidang hidup tertentu sehingga banyak ahli sosiologi mengatakan
bahwa masyarakat kota memiliki hubungan sekunder.
3) Toleransi sosial. Letak geografis kota mengakibatkan masyarakat kota
tidak memedulikan tingkah laku pribadi sesamanya asal tidak merugikan
bagi kepentingan umum.
4) Kontrol (pengawasan sekunder). Masyarakat kota secara fisik
berdekatan, tetapi secara sosial justru berjauhan dan kadangkadang dapat
berdekatan bila ada acara khusus (tertentu) misalnya pesta ulang tahun

11
Menurut saya pengertian masyarakat kota adalah masyarakat yang interaksi
sosialnya kurang dekat dimana lepas dari pribadi dan sentimen serta ikatan
tradisi dengan tanpa kepemimpinan. Masyarakat modern, sering dibedakan
antara masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban
community). Perbedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan
pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun
kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Sebaliknya, pada
masyarakat bersahaja, pengaruh dari kota secara relatif tidak ada. Pembedaan
antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan, pada hakikatnya
bersifat gradual. Agak sulit untuk memberikan batasan yang dimaksudkan
dengan perkotaan karena adanya hubungan antara konsentrasi penduduk dan
gejala-gejala sosial yang dinamakan urbanisasi (akan diuraikan
kemudian).menurut konsep sosiologi bahwa Jakarta dapat disebut kota.8
Dalam menentukan perbedaan suatu masyarakat sebagai kota atau desa dapat
dilihat dari ciri-cirinya seperti :
a.     Jumlah kepadatan peduduk, kota memiliki penduduk yang lebih banyak
dari pada desa.
b.     Lingkungan hidup di pedesaan terasa lebih dekat dengan alam bebas,
lingkungan perkotaan sebagian besar dilapisi beton dan aspal.
c.     Mata pencaharian masyarakat desa berada pada sektor ekonomi primer
yaitu bidang agraris, sedangkan kota sektor ekonomi sekunder yaitu industri,
dan ekonomi tersier yaitu bidang pelayanan jasa.
d.     Corak kehidupan sosial di desa masih homogen, sebaliknya di kota sangat
heterogen karena disana saling bertemu suku bangsa, agama, kelompok dan
masing-masing memliki kepentingan berlainan.
e.     Stratifikasi sosial di kota jauh lebih komplek dibanding desa. Misalnya
mereka yang memiliki keahlian pekerjaan yang memerlukan banyak pemikiran
memiliki kedudukan dan upah yang tinggi dibanding tenaga kasar. Hal ini
berakibat perbedaan yang menyolok antara kaya dan miskin.

8
H.E kosim ,STBA yapari bandung,1996, hal. 97

12
f.      Mobilitas sosial di kota jauh lebih tinggi dibanding desa, baik secara
vertikal yaitu perpindahan kedudukan yang lebih tinggi atau rendah, maupun
perpindahan kedudukan yang setingkat atau horizontal.
g.     Pola interaksi pada masyarakat pedesaan adalah motif-motif sosial, dalam
interaksi sosial selalu diusahakan agar kesatuan sosial tidak terganggu, konflik
atau pertentangan sosial sebisa mungkin dihindarkan. Sebaliknya pada
masyarakat perkotaan dalam interaksi lebih  dipengaruhi oleh ekonomi daripada
motif sosial. Selain itu juga motif non sosial seperti politik, pendidikan.
h.     Solidaritas sosial di desa lebih tinggi dibanding kota
i.      Sedangkan dalam hirarki sistem administrasi nasional kedudukan kota lebih
tinggi daripada desa, semakin tinggi kedudukan suatu kota dalam hirarki
tersebut maka kompleksitasnya semakin meningkat/ makin banyak kegiatan
disana.

D. Pengertian kebudayaan
Secara etimologis kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta
“budhayah”, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal.
Sedangkan ahli antropologi yang memberikan definisi tentang kebudayaan
secara sistematis dan ilmiah adalah E.B. Tylor dalam buku yang berjudul
“Primitive Culture”, bahwa kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang di
dalamnya terkandung ilmu pengetahuan lain, serta kebiasaan yang didapat
manusia sebagai anggota masyarakat. Salah seorang guru besar antropologi
Indonesia Kuntjaraningrat berpendapat bahwa “kebudayaan” berasal dari kata
sansekerta buddhayah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal,
sehingga menurutnya kebudayaan dapat diartikan sebagai hal- hal yang
bersangkutan dengan budi dan akal, ada juga yang berpendapat sebagai suatu
perkembangan dari majemuk budi- daya yang artinya daya dari budi atau
kekuatan dari akal.9 Pada sisi yang agak berbeda, Koentjaraningrat
mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan manusia dari kelakuan dan
hasil kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkanya dengan
9
Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1993), hal 9.

13
belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Dari
beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah
keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia untuk memenuhi
kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupanan
masyarakat. Makna Kebudayaan Istilah kebudayaan merupakan kata bentukan
dari kata “budaya” dan imbuhan “ke-an”. Berikut beberapa artikulasi
kebudayaan menurut para ahli, diantaranya:
1.      Taylor Kebudayaan adalah totalitas yang kompleks mencakup
pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat, dan kemampuan-
kemampuan serta kebiasaan yang diperoleh orang sebagai anggota masyarakat.10
2.      Imran Manan Kebudayaan itu mempunyai lima komponen yaitu: Gagasan,
Ideologi, Norma, Teknologi, dan Benda.11Ada sebagian ahli budaya
menambahkan beberapa komponen lagi, yaitu: Kesenian, Ilmu dan Kepandaian.
3.      Kamus Besar Bahasa Indonesia Kebudayaan merupakan hasil kegiatan dan
penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat
istiadat.12
4.      Dalam Ilmu Antropologi Kebudayaan merupakan keseluruhan
pengetahuan manusia sbg makhluk sosial yg digunakan untuk memahami
lingkungan serta pengalamannya dan yg menjadi pedoman tingkah lakunya.13
Secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan manusia,
yang meliputi:
a) kebudayaan materiil (bersifat jasmaniah), yang meliputi benda-benda
ciptaan manusia, misalnya kendaraan, alat rumah tangga, dan lain-lain.
b) Kebudayaan non-materiil (bersifat rohaniah), yaitu semua hal yang
tidak dapat dilihat dan diraba, misalnya agama, bahasa, ilmu
pengetahuan, dan sebagainya.

10
Jamali Sahrodi. Filsafat Pendidikan Islam.( Bandung: CV Arfino Raya. 2008) Hal. 121
11
Jamali Sahrodi. Filsafat Pendidikan Islam.( Bandung: CV Arfino Raya. 2008) Hal. 121
12
Ibid
13
Ibid

14
2. Kebudayaan itu tidak diwariskan secara generatif (biologis), melainkan hanya
mungkin diperoleh dengan cara belajar.
3. Kebudayaan diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Tanpa
masyarakat kemungkinannya sangat kecil untuk membentuk kebudayaan.
Sebaliknya, tanpa kebudayaan tidak mungkin manusia (secara individual
maupun kelompok) dapat mempertahankan kehidupannya.
Seorang ahli bernama Ralph Linton yang memberikan definisi
kebudayaan yang berbeda dengan perngertian kebudayaan dalam kehidupan
sehari- hari : “kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat dan
tidak hanya mengenai sebagian tata cara hidup saja yang dianggap lebih tinggi
dan lebih diinginkan”14
Apa yang dimaksud dengan kebudayaan, telah banyak ahli-ahli
Antropologi dan Sosiologi yang mengkaji tentang kebudayaan itu dan mencoba
menerangkannya, atau setidaknya-tidaknya telah menyusun definisinya.
Sebelum kita mengemukakan beberapa definisi atau pengertian yang
disampaikan oleh ahli-ahli tersebut, sebelum kita harus mengetahui asal-usul
kata kebudayaan tersebut. Dilihat dari asal usul katanya, kebudayaan berasal dari
kata Sansakerta yaitu Buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti
"budi atau akal". Dalam bahasa Latin/Yunani kebudayaan berasal dari kata
"colere" yang berarti mengolah, mengerjakan terutama mengolah tanah. Dari arti
ini berkembang arti culture sebagai segala daya dan usaha manusia untuk
merubah alam

E. Unsur-unsur Kebudayaan
Mempelajari unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah kebudayaan sangat
penting untuk memahami kebudayaan manusia, Kluckhon dalam bukunya yang

14
Tasmuji, Dkk, Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel
Press, 2011), hal 151.

15
berjudul Universal Categories of Culture membagi kebudayaan yang ditemukan
pada semua bangsa di dunia dari sistem kebudayaan yang sederhana seperti
masyarakat pedesaan hingga sistem kebudayaan yang kompleks seperti
masyarakat perkotaan. Kluckhon membagi sistem kebudayaan menjadi tujuh
unsur kebudayaan universal atau disebut dengan kultural universal. Menurut
Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan
bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua bangsa yang
tersebar di berbagai penjuru dunia. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut adalah :15
1. Sistem Bahasa
Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan
sosialnya untuk berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam
ilmu antropologi, studi mengenai bahasa disebut dengan istilah antropologi
linguistik. Menurut Keesing, kemampuan manusia dalam membangun tradisi
budaya, menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang
diungkapkan secara simbolik, dan mewariskannya kepada generasi
penerusnya sangat bergantung pada bahasa. Dengan demikian, bahasa
menduduki porsi yang penting dalam analisa kebudayaan manusia.
2. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem
peralatan hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak
dan berwujud di dalam ide manusia. Sistem pengetahuan sangat luas
batasannya karena mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai unsur
yang digunakan dalam kehidupannya. Banyak suku bangsa yang tidak dapat
bertahan hidup apabila mereka tidak mengetahui dengan teliti pada musim-
musim apa berbagai jenis ikan pindah ke hulu sungai. Selain itu, manusia
tidak dapat membuat alat-alat apabila tidak mengetahui dengan teliti ciri ciri
bahan mentah yang mereka pakai untuk membuat alat-alat tersebut. Tiap
kebudayaan selalu mempunyai suatu himpunan pengetahuan tentang alam,
tumbuh-tumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang ada di sekitarnya.
15
Tasmuji, Dkk, Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel
Press, 2011), 160-165. Lihat pula Jacobus Ranjabar, Sistem Sosial Budaya Indonesia; Suatu Pengantar
(Bogor : Ghalia Indonesia, 2006) 20 – 23.

16
3. Sistem Sosial
Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi sosial
merupakan usaha antropologi untuk memahami bagaimana manusia
membentuk masyarakat melalui berbagai kelompok sosial. Menurut
Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat kehidupannya diatur oleh adat
istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam
lingkungan di mana dia hidup dan bergaul dari hari ke hari. Kesatuan sosial
yang paling dekat dan dasar adalah kerabatnya, yaitu keluarga inti yang
dekat dan kerabat yang lain. Selanjutnya, manusia akan digolongkan ke
dalam tingkatantingkatan lokalitas geografis untuk membentuk organisasi
sosial dalam kehidupannya.
4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga
mereka akan selalu membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian
awal para antropolog dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan
unsur teknologi yang dipakai suatu masyarakat berupa benda-benda yang
dijadikan sebagai peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi yang masih
sederhana. Dengan demikian, bahasan tentang unsur kebudayaan yang
termasuk dalam peralatan hidup dan teknologi merupakan bahasan
kebudayaan fisik.
5. Sistem Mata Pencaharian Hidup
Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi
fokus kajian penting etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata 28
pencaharian mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok
masyarakat atau sistem perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan
hidupnya.
6. Sistem Religi
asal mula permasalahan fungsi religi dalam masyarakat adalah adanya
pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib
atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan mengapa
manusia itu melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari

17
hubungan-hubungan dengan kekuatankekuatan supranatural tersebut. Dalam
usaha untuk memecahkan pertanyaan mendasar yang menjadi penyebab
lahirnya asal mula religi tersebut, para ilmuwan sosial berasumsi bahwa
religi suku-suku bangsa di luar Eropa adalah sisa dari bentukbentuk religi
kuno yang dianut oleh seluruh umat manusia pada zaman dahulu ketika
kebudayaan mereka masih primitif.
7. Kesenian
Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian
etnografi mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional.
Deskripsi yang dikumpulkan dalam penelitian tersebut berisi mengenai
benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran,
dan hiasan. Penulisan etnografi awal tentang unsur seni pada kebudayaan
manusia lebih mengarah pada teknikteknik dan proses pembuatan benda seni
tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal tersebut juga meneliti 29
perkembangan seni musik, seni tari, dan seni drama dalam suatu masyarakat.
Bronislaw Malinowski menngatakan ada 4 unsur pokok dalam kebudayaan
yang meliputi:
1. Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota
masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya.
2. Organisasi ekonomi
3. Alat- alat dan lembaga atau petugas- petugas untuk pendidikan 4.
Organisasi kekuatan politik.16
menurut koenjtaraningrat berpendapat bahwa unsur kebudayaan
mempunyai tiga wujud, yaitu pertama sebagai suatu ide, gaagsan, nilai- nilai
norma- norma peraturan dan sebagainya, kedua sebagai suatu aktifitas kelakuan
berpola dari manusia dalam sebuah komunitas masyarakat, ketiga benda- benda
hasil karya manusia.17
F. Masyarakat berdasarkan perkembangan kebudayaan

16
Jacobus Ranjabar, Sistem Sosial Budaya Indonesia; Suatu Pengantar, ,22.
17
Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1993), hal 5.

18
Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan-perubahan sesuai dengan
dimensi ruang dan waktu.Perubahan itu bisa dalam arti sempit , luas, cepat atau
lambat atau perkembangan kebudayaan tersendiri. Perubahan dalam masyarakat
pada prinsipnya merupakan proses terus-menerus untuk menuju masyarakat maju
atau berkembang, pada perubahan sosial maupun perubahan kebudayaan.
Menurut Moore dalam karya Lauer, perubahan perkembangan kebudayaan
didefinisikan sebagai perubahan penting dalam struktur sosial . perubahan
masyarakat dipengaruhi dari kondisi kebudayaaan yang ada , bagi masyarakat
untuk aspek kebudayaan mengenai globalisasi/perkembagan kebudayaan yang
berkembang dengan cepat hal ini tentunya dipengaruhi oleh adanya kecepatan
dan kemudahan dalam memperoleh akses komunikasi dan berita . perubahan
dalam masyarakat teradisonal contohnya yaitu perubahan masyarakat tertutup
menjadi masyarakat yang lebih terbuka dengan adanya kondisi serta norma sosial
merupakan dampak dari adanya globalisasi .

G. Kebudayaan berdasarkan perkembangan masyarakat


Terjadinya gerak perubahan kebudayaan ini disebabkan oleh perkembangan
masyarakat yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri misalnya:
perubahan jumlah dan komposisi penduduk dan Sebab-sebab perubahan
lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat dan kebudayaan di
mana pun selalu dalam keadaan berubah, ada dua sebab perubahan
1) Sebab yang berasal dari masyarakat dan lingkungannya sendiri,misalnya
perubahan jumlah dan komposisi
2) sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan
dengan masyarakat dan kebudayaan lain, cenderung untuk berubah secara
lebih cepat.
3) adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi
dan inovasi.
Dalam masyarakat maju, perubahan kebudayaan biasanya terjadi melalui
penemuan (discovery) dalam bentuk ciptaan baru (inovation) dan melalui proses

19
difusi. Discovery merupakan jenis penemuan baru yang mengubah persepsi
mengenai hakikat suatu gejala mengenai hubungan dua gejala atau lebih. Invention
adalah suatu penciptaan bentuk baru yang berupa benda (pengetahuan) yang
dilakukan melalui penciptaan dan didasarkan atas pengkom-binasian pengetahuan-
pengetahuan yang sudah ada mengenai benda dan gejala yang dimaksud. Ada
empat bentuk peristiwa perubahan kebudayaan.
1. cultural lag
Merupakan perbedaan antara taraf kemajuan berbagai bagian dalam
kebudayaan suatu masyarakat. Dengan kata lain, cultural lag dapat
diartikan sebagai bentuk ketinggalan kebudayaan, yaitu selang waktu
antara saat benda itu diperkenalkan pertama kali dan saat benda itu
diterima secara umum sampai masyarakat menyesuaikan diri terhadap
benda tersebut.
2. cultural survival,
yaitu suatu konsep untuk meng-gambarkan suatu praktik yang telah
kehilangan fungsi pentingnya seratus persen, yang tetap hidup, dan
berlaku semata-mata hanya di atas landasan adat-istiadat semata-mata.
Jadi, cultural survival adalah pengertian adanya suatu cara tradisional
yang tak mengalami perubahan sejak dahulu hingga sekarang.
3. pertentangan kebudayaan (cultural conflict),
yaitu proses pertentangan antara budaya yang satu dengan budaya yang
lain. Konflik budaya terjadi akibat terjadinya perbedaan kepercayaan
atau keyakinan antara anggota kebudayaan yang satu dengan yang
lainnya.
4. guncangan kebudayaan (cultural shock)
yaitu proses guncangan kebudayaan sebagai akibat terjadinya
perpindahan secara tiba-tiba dari satu kebudayaan ke kebudayaan
lainnya. Ada empat tahap yang membentuk siklus cultural shock, yaitu:
(1) tahap inkubasi, yaitu tahap pengenalan terhadap budaya baru,
(2) tahap kritis, ditandai dengan suatu perasaan dendam; pada
saat ini terjadi korban cultural shock,

20
(3) tahap kesembuhan, yaitu proses melampaui tahap kedua,
hidup dengan damai, dan
(4) tahap penyesuaian diri; pada saat ini orang sudah
membanggakan sesuatu yang dilihat dan dirasakan dalam
kondisi yang baru itu; sementara itu rasa cemas dalam dirinya
sudah berlalu.

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa setiap
manusia memiliki kebudayaan yang melekat pada dirinya dan dalam
pemaparan itu jugalah kita dapat mengetahui makna dan isi kehidupan
masyarakat. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul,
dalam istilah ilmiah adalah saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat
mempunyai prasarana melalui warga-warganya dapat saling berinteraksi.
Definisi lain, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang
terikat oleh suatu rasa identitas bersama.dari pemaparan diatas dapat
dipahami bahwa Masyarakat Pedesaan ialah  Masyarakat yang pada umum
nya masih memegang nilai-nilai cultural kebudayaan dan juga adat-adat yang
leluhur mereka ajarkan . Masyarakat Perkotaan ialah Masyarakat yang dihuni
oleh orang-orang yang bersifat  heterogen kedudukan sosialnya dan
pemaparan diatas memberikan pemahaman mengenai perbedaan masyarakat
tradisional dan masyarakat modern. Dimana masyarakat Tradisional istilah
tradisional berasal dari kata latin traditiwn, yaitu sesuatu yang diteruskan
(tranmitet) dari masa lalu ke masa kini. Unsur yang paling menonjol dari
tradisi adalah bahwa ia diciptakan melalui tindakan dan perilaku setiap orang,
yang diwariskan dari satu generasi ke genarasi berikutnya. Masyarakat
modern merupakan masyarakat yang sudah tidak terikat pada adat-istiadat.
Dari pemaparan diatas juga memaparkan unsur-unsur kebudayaan dan
pengertian kebudayaan dimana kebudayaan adalah keseluruhan kompleks
yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan lain, serta kebiasaan yang
didapat manusia sebagai anggota masyarakat. Dan beberapa analisis
mengenai masyarakat berdasarkan kebudayaan dan sebaliknya

22
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi ini yang menjadi
pokok bahasan dari makalah ini, saya berharap pembaca dapat memahami
kekurangan dalam pembuatan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat, (1979) ,Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: Aksara Baru, 1979)

M. Munandar Soelaiman, Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu Sosial, Eresco,
(Bandung: Eresco)

23
Drs. Sidi Gazalba. (1976), Masyarakat Islam, Pengantar Sosiologi & Sosiografi,
(Jakarta, Bulan Bintang)

Ari H. Gunawan(2000), Sosiologi Pendidikan, , (Jakarta: Rineka Cipta)

Kuhn. T.S (1962). The Structure Of Scientific Revolution: Peran Paradigma Dalam


Rosmita Dkk, 2011, Ilmu Kesehajteraan Sosial ( Teori dan Aplikasi pengembangan
masyarakat Islam), Yayasan Pusaka Riau, Pekanbaru

Soejono Soekamto,(1990) Sosiologi suatu Pengantar,( Jakarta, Rajawali)


Drs.H. Abu Ahmad,(2003) ilmu sosial dasar,
H.E kosim (1996) ,STBA yapari bandung
George Ritzer,(2004) Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda (Jakarta:
RajaGrafindo Persada)
Koentjaraningrat, (1993) Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama)

Jamali Sahrodi. (2008) Filsafat Pendidikan Islam.( Bandung: CV Arfino Raya)


Karsidi, Ravik.(2005) SOSIOLOGI PENDIDIKAN (Sebuah Pengantar), (Surakarta:
UNS Press dan LPP UNS,).

Tasmuji, Dkk,(2012) Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar,
(Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press)

Jacobus Ranjabar, (2014)Sistem Sosial Budaya Indonesia; Suatu Pengantar,

Koentjaraningrat(1993), Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, (Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama)

24

Anda mungkin juga menyukai