Anda di halaman 1dari 143

KUMPULAN MATERI

“ILMU BUDAYA DASAR”

DISUSUN OLEH :
DWI AYU SAKAPIRANTI

NIM :
(2102014005)

LOKAL :
5C

DOSEN PENGAMPU
Dr. H. FIDEL EFENDI, S.Pd, M.M

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAAN
WIDYASWARA INDONESIA
2023
DAFTAR ISI

MATERI 1

A. Perbedaan Masyarakat Kota Dan Masyarakat Desa

B. Permasalahan Dimasyarakat Minang Kabau

C. Konsep Kepemudaan Diminang Kabau

D. Elemen Sosial Masyarakat Serta Tugas Dan Fungsinya

E. Peran Ilmu Pengetahuan Dalam Perkembangan Budaya Masyarakat

MATERI 2

A. Ilmu Pengetahuan Dan Perkembangan Budaya II

B. Korelasi Ilmu Pengetahuan Dan Perkembangan Teknologi Tahap 1 & 2

C. Budaya Masyarakat Pada Zaman Modern Dan Pengaruhnya Kepada Perilaku


Individu, Keluarga, Dan Masyarakat

D. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Pengaruhnya Terhadap Kemiskinan Dan


Mengatasinya

E. Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Perkembangan Budaya Masyarakat


MATERI
1
MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
“PERBEDAAN MASYARAKAT KOTA DAN PEDESAAN”

KELOMPOK 1
ANGGOTA:

1. REGINA ARSA SUFINTAN (2102013009)


2. RENI SESMITA (2102013010)
3. SALSABILA (2102013013)
4. YOSI MISKORI (2102014024)

DOSEN PENGAMPU:
Dr. FIDEL EFENDI., S.Pd., M.M.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR SEKOLAH


TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
WIDYASWARA INDONESIA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala rahmat-Nya. Sehingga makalah ini dapat
tersusun guna memnuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Ilmu Budaya Dasar dengan judul
“Perbedaan Masyarakat Kota dan Pedesaan” kami dari kelompok 1 sangat berharap semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bai pembaca.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan dalam makalah ini karna keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, untuk
itu kami sangat berharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Muara Labuh, 26 September 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
a. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
b. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
c. Tujuan .................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2
a. Definisi singkat tentang masyarakat ....................................................................... 2
b. Masyarakat perkotaan (masyarakat modern) .......................................................... 2
c. Masyarakat pedesaan (masyarakat tradisional) ...................................................... 4
d. Pengaruh desa dalam perkotaan .............................................................................. 7
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 8
a. Kesimpulan ............................................................................................................ 8
b. Saran ...................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak alasan pentingnya membicarakan masyarakat pedesaan dan masyarakat
perkotaan. Selain belum ada kesempatan umum tentang keberadaan masyarakat desa sebagai
suatu pengertian yang baku juga kalau dikaitkan dengan pembangunan yang orientasinya
banyak dicurahkan kepedesaan,maka pedesaan memiliki arti tersendiri dalam kajian struktur
sosial atau kehidupanya Dalam keadaan desa yang "sebenarnya", desa masih dianggap sebagai
standard an pemelihara system kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti tolong
menolong, keguyuban persaudaraan, gotong-royong, kesenian, kepribadian dalam berpakaian,
adat-istiadat, kehidupan moral-susila, dan lain-lain.
Orang kota membayangkan bahwa desa ini merupakan tempat orang bergaul dengan
rukun tenang,selaras dan akur.Akan tetapi justru dengan berdekatan mudah terjadi konflik alau
persamgan yang bersumber dani peristiwa kehidupan sehari-hari hal tanah gengsi perkawinan
perbedaan antara kaum muda dan tua serta antara pria dan wanita. Bayangan bahwa desa tempat
ketentraman pada konstelasi tertentu ada benarnya,akan tetapi yang nampak justru bekerja
keraslah yang merupakan syarat pokok agar dapat hidup di desa.
Demikian pula dalam konteks pembangunan desa (pertanian) semula orang
beranggapan bahwa masyarakat pertanian mangalami involusi (kemunduran) pertanian yang
berjalan dalam proses pemiskinan dan apapun reknologi dan kelembagaan modern yang masuk
ke pedesaan akan sia-sia Pernyataan-pernyataan sumbang inilah yang ingin kami bahas dalam
makalah yang ringkas dan singkat ini yang mana adanya kontroversi kesan atau pendapat ini
mungkin lebih tepat apabila dibangkan dengan berbagai gejala sosial seperti konsep-konsep
perubahan sostal atau kebudayaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan masyarakat?
2. Apa yang membedakan masyarakat kota dengan masyarakat desa?
3. Bagaimana pengaruh masyarakat desa dalam perkotaan?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui Pengertian dari masyarakat lebih luas.
2. Diharapkan Mahasiswa dapat menentukan perbedaan masyarakat kota dengan masyarakat
desa.
3. upaya mengetaui pengaruh masyarakat desa dalam perkotaan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi singkat tentang masyarakat
Dalam bahasa inggris masyarakat disebut "society", sedangkan dalam bahasa latin
yaitu "socius" yang berarti teman atau kawan.
Sedangkan kata masyarakat dalam bahasa arab yaitu "syirk" yang berarti bergaul,
selain itu ada pula yang berpendapat bahwa "masyarakat berasal dari kata bahasa arab yang lain
yaitu "syakara" yang berarti turut serta.
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan,
norma-norma adat yang sama-sama diataati dalam lingkungannya.
Adapun syarat suatu kelompok disebut sebagai sebuah masyarakat adalah:
1. Beranggotakan minimal 2 orang.
2. Anggotanya sadar sebagai suatu satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling
berkomunikasi dan membuat aturan- aturan hubungan antara anggota masyarakat.
4. Menjadi system hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama
lain sebagai anggota masyarakat.
B. Masyarakat perkotaan (masyarakat modern)
➢ Pengertian masyarakat perkotaan menurut para ahli sbb :
a. Wirth
"kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh
orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya."
b. Max Weber
"kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar
kebutuhan ekonominya dipasar lokal."
c. Dwigth Sanderson
"kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih. Dari beberapa
pendapat secara umum dapat dikatakan mempunyani ciri-ciri mendasar yang sama,
Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu
dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan."
➢ Ciri-ciri masyarakat kota (karakteristik)
a. Heterogenitas social
Kota merupakan metting pot bagi ancka suku maupun ras, sehingga masing- masing
kelompok berusaha di atas kelompok lain. Maka dari itu sering terjadi usaha untuk
memperkuat kelompoknya untuk melebihi kelompok yang lain.
b. Hubungan sekunder

2
Dalam masyarakat kota pergaulan dengan sesama anggota (orang lain).
c. Toleransi social
Masyarakat kota tidak memperdulikan tingkah laku sesamanya dan pribadi sebab
masing-masing anggota mempunyai kesibukan sendiri. Sehingga kontrol sosial pada
masyarakat kota dapat di katakana lemah sekali dan non pribadi.
d. Kontrol sekunder
Anggota masyarakat kota secara fisik tanggal berdekatan, tetapi secara pribadi atau
sosial berjauhan. Dimana bila ada anggota masyarakat yang susali, senang, jahad, dan
lain sebagainya, anggota masyarakat yang lain tidak mau mengerti.
e. Mobilitas sosial
Di kota sangat mudah sekali terjadi perubahan maupun perpindahan status, tugas
maupun tempat tinggal.
f. Individual
Akhibal hubungan sekunder, maupun kontrol sekunder, maka kehidupan masyarakat di
kota menjadi individual. Apakah yang mereka inginkan dan rasakan, harus mereka
rencana dan laksanakan sendiri. Bantuan dan kerja sama dari anggota masyarakat yang
lainsulit untuk di harapkan.
g. Ikatan suka rela
Walaupun hubungan sosial bersifat sekunder, tetapi dalam organisasi tertentu yang
mereka sukar. (kesenian, olahraga, politik) secara sukarela ia menggabungkan diri
menggabungkan dan berkorban.
h. Segregasi kekurangan
Akibat dari integritas sosial dan kompetisi ruang terjadi pola sosial, ras, dan kompetisi
ruang, terjadi pola sosial yang berdasarkan pada sosial ekonomi, ras, agama, suku
bangsa dan sebagainya. Maka dari itu akhirnya terjadi pemisahan temat tinggal dalam
kelompok-kelompok tertentu.
- Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu:
• Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan
di desa. Masyarakat kota hanya melakukan kegiatan keagamaan hanya bertempat
di rumah peribadatan seperti di masjid, gereja, dan lainnya.
• Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada
orang lain.
• Di kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan. karena perbedaan
politik dan agama dan sebagainya.
• Jalan pikiran rasional yang dianut oleh masyarkat perkotaan.

3
• Interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan pribadi
dari pada kepentingan umum.
Hal tersebutlah yang membedakan antara karakteristik masyarakat perkotaan
dan pedesaan, oleh karena itu banyak orang dari perkotaan yang pindah kepe de sa an
untuk mencari ketenangan,sedangkan sebaliknya masyarakt pedesaan pergi dari desa
untuk ke kota mencari kehidupan dan pekerjaan yang layak untuk
kesejahteraan mereka.
C. Masyarakat Pedesaan (Masyarakat Tradisional)
➢ Pengertian masyarakat pedesaan menurut para ahli sbb:
a. Sutardjo kartodikusuma
"desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat
pemerintahan tersendiri."
b. Bintaro
"desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, politik dan kultur yang
terdapt di tempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal
balik dengan daerah lain."
c. Paul H. Landis
Desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri-ciri sbb:
1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
3. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat
dipengaruhi alam seperti: iklim, keadaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan
agraris adalah bersifat sambilan.
Dalam kamus sosiologi kata tradisional berasal dari bahasa inggris yaitu
"tradition" yang artinya adat istiadat atau kepercayaan yang turun temurun dipelihara.
Pengertian desa itu sendiri mengandung kompleksitas yang saling berkaitan satu sama
lain diantara unsur-unsumya, yang sebenarnya desa masih dianggap sebagai standar
dan pemelihara sistem kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti tolong
menolong. keguyuban, persaudaraan, gotong royong, kepribadian dalam berpakaian,
adat istiadat, kesenian kehidupan moral susila dan lain-lain mempunyai ciri khas jelas.
➢ Ciri-ciri masyarakat desa (karakteristik)
Ciri-ciri masyarakat desa menurut beberapa ahli:
- Menurut Talcott Person
a. Afektivitas
ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta, kesetiaan dan kemesraan.
Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong menyatakan simpati
terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tapa pamrih.

4
b. Orientasi kolektif
sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan
kebersamaan tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda
pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.
c. Partikularisme
pada dusarnya adalah semun hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan
khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan
kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja
(lavanya Universalismei.
d. Askripsi
yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan
suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah
merupakan kebiasaan atau keturunan (lawannya prestasi).
e. Kekaburan (diffuseness)
Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan
yang yatakan eksplisit (tidak to the point). Masyarakat desa menggunakan bahasa
tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott
Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa
pengaruh dari luar.
- Menurut Paul H Landis
• Umumnya mereka curiga terhadap orang luar yang masuk
• Para orang tua umumnya otoriter terhadap anaknya
• Cara berfikir dan sikapnya konservatif dan statis
• Mereka amat toleran terhadap nilai budaya sendiri sehingga kurang toleran budaya
lain
• Adanya sikap pasrah menerima nasib dan kurang kompetitif
• Memiliki sikap udik dan isolatifi serta kurang komunikatif dengan kelompok social
diatasnya
- Menurut Soerjono Soekanto
• Kehidupan masyarakat sangat erat dengan alam
• Kehidupan petani sangat bergantung pada musim
• Desa merupakan kesatuan sosial dan kesatuan kerja
• Stuktur perekonomian bersifat agraris
• Hubungan antar anggota masyarakat desa berdasarkan ikatan keluarga
• Perkembangan sosial relatif lambat
• Kontrol sosial ditentukan oleh moral dan hukum informal

5
• Norma agama dan adat istiadat masih kuat.
Kesimpulan dari ciri-ciri masyarakat desa:
1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan terhadap kebiasaan.
3. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat
dipengaruhi alam sekitar seperti iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan
pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
4. Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang
lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya
di luar batas wilayahnya.
5. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
6. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
7. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal pencaharian, agama, adat istiadat,
dan sebagainya.
➢ Perbedaan masyarakat pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
Pada mulanya masyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat pedesaan dan pada
akhirnya masyarakat pedesaan tersebut terbawa sifat sifat masyarakat perkotaan dan
melupakan kebiasaan sebagai masyarakat pedesaan,
Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat kota adalah bagaimana cara
mereka mengambil sikap dan kebiasaan dalam memecahkan suatu permasalahan.
Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat masyarakat desa selalu
memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarkat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian
mereka. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan
informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku.
- Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya
mereka yang bersifat umum
• Sederhana
• Mudah curiga
• Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
• Mempunyai sifat kekeluargaan
• Lugas atau berbicara apa adanya
• Tertutup dalam hal keuangan mereka
• Perasaan tidak ada percaya diri terhadap Masyarakat kota
• Menghargai orang lain
• Demokratis dan religious
• Jika berjanji, akan selalu diingat

6
Sedangkan cara beradaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap
kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta yang paling menarik adalah sikap sopan
santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan. Berbeda dengan karakteristik masyarakat
perkotaan. masyarakat pedesaan lebih mengutamakan kenyamanan bersama dibanding
kenyamanan pribadi atau individu. Masyarakat perkotaan sering disebut
sebagai urban community.
D. Pengaruh desa dalam perkotaan
Dampak Interaksi bagi Kota
Urbanisasi merupakan salah satu bentuk dari interaksi desa-kota. Menurut Hope
Tisdale Eldrige (1956), pengertian urbanisasi adalah proses perpindahan penduduk ke kota atau
daerah pemukiman padat, Istilah urbanisasi juga digunakan untuk mendeskripsikan perubahan
kelompok sosial yang terjadi sebagai akibat konsentrasi manusia. Urbanisasi dapat juga berarti
proses perubahan daerah desa menjadi daerah kota. Pengertian urbanisasi tersebut
menunjukkan bahwa penduduk desa lebih mengenal kota. Banyak penduduk desa
meninggalkan daerahnya dan pindah ke kota dekat Sebagian dari mereka bekerja di kota. tetapi
bertempat tinggal di desa.
Dampak positif bagi kota akibat adanya interaksi desa dan kota sebagai berikut:
a. Tercukupinya kebutuhan bahan pangan bagi penduduk perkotaan yang sebagian besar
berasal dari daerah perdesaan, seperti sayuran, buah-buahan, beras, dan lain sebagainya.
b. Jumlah tenaga kerja di perkotaan melimpah karena banyaknya penduduk dari desa yang
pergi ke kota.
c. Produk-produk yang dihasilkan di daerah perkotaan dapat dipasarkan sampai ke pelosok
desa sehingga keuntungan yang diperoleh lebih besar.
Sedangkan dampak negatif bagi kota akibat adanya interaksi desa dan kota sebagai
berikut.
1. Jumlah penduduk desa yang pergi ke kota tanpa keahlian menimbulkan permasalahan bagi
daerah perkotaan, yaitu semakin meningkatnya jumlah pengangguran dan penduduk
miskin.
2. Penduduk dengan pendapatan rendah kesulitan mencukupi kebutuhan hidupnya seperti
sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, hiburan, dan lain sebagainya.
3. Nilai lahan di perkotaan yang mahal, memaksa warga menggunakan lahan atau tempat yang
tidak layak untuk permukiman, misalnya di bantaran sungai, pinggiran rel kereta api,
kuburan, dan kolong jembatan. Umumnya permukiman yang terbentuk adalah permukiman
kumuh. Menurut pa geograf, wilayah perkampungan kumuh memiliki empat ciri khas yaitu
tidak tersedia air bersih untuk minum, tidak ada saluran pembuangan air. penumpukan
sampah dan kotoran, serta akses ke luar perkampungan yang sulit.

7
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Manusia menajalani kehidupan didunia ini tidaklah bisa hanya mengandalkan diri
sendin dalam arti butuh bantuan dan pertolongan orang lain, maka dari itu manusia disebut
makhluk sosial, sesuai dengan Firman Allah SWT yang artinya: "wahai manusia! Sunggu Kami
telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan kemudian Kami jadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal (bersosialisasi)." (Al
hujarat 13). Oleh karena itu kehidupan bermasyarakat hendaklah menjadi sebuah pendorong
atau sumber kekuatan untuk mencapai cita-cita kehidupan yang harmonis, baik itu kehidupan
didesa maupun di perkotaan. Tentunya itulah harapan kita bersama, tetapi fenomena apa yang
kita saksikan sekarang ini, jauh sekali dari harapan dan tujuan pembangunan Nasional negara
ini, kesenjangan Sosial, yang kaya makin Kaya dan yang Miskin tambah melarat dan masih
banyak lagi fenomena kehidupan tersebut diatas yang kita rasakan bersama, mungkin juga
fenomena itu ada pada lingkungan dimana kita tinggal.

2. Saran
Pembangunan wilayah perkotaan seharusnya berbanding lurus dengan pengembangan
wilayah desa yang berpengaruh besar terhadap pembangunan kota. Masalah yang terjadi di kota
tidak terlepas karena adanya problem masalah yang terjadi Masalah yang terjadi di kota tidak
terlepas karena adanya problem masalah yang terjadi di desa kurangnya sumber daya manusia
yang produktif akibat urbanisasi menjadi masalah yang pokok untuk diselesaikan dan
paradigma yang sempit bahwa dengan mengadu nasib dikota maka kehidupan menjadi bahagia
dan sejahtera menjadi masalah serius. Problem itu tidak akan menjadi masalah serius apabila
pemerintah lebih focus terhadap perkembangan dan pembangunan desa tertinggal dengan
membuka lapangan pekerjaan dipedesaan sekaligus mengalirnya investasi dari kota dan juga
menerapkan desentralisasi otonomi daerah yang memberikan keleluasaan kepada seluruh
daerah untuk mengembangkan potensinya menjadi lebih baik, sehingga kota dan desa saling
mendukung dalam segala aspek kehidupan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, Drs. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineke Cipta.
Kosim, H, E. 1996. Bandung: Sekolah Tinggi Bahasa Asing Yapari
Marwanto, 12 November 2006. Jangan bunuh desa kami. Jakarta:Kompas 1994. Sosiologi 3 SMU.
Jakarta: Yudistira

9
MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
TENTANG
PERMASALAHAN MASYARAKAT DI MINANGKABAU

DISUSUN OLEH:
ROY RAHMADI PUTRA
SITI NUR HALIZA
WAFIL WAHYU ALNA
WILSA GUSTAVIA RILLA

DOSEN PENGAMPU:
Dr. H. FIDEL EFENDI.,S,Pd., MM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
WIDYASWARA INDONESIA
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb…..

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah swt atas segala rahmat-nya sehingga makalah
ini dapat tersusun guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah “Ilmu Budaya Dasar”
dengan judul ―Permasalahan Masyarakat di Minangkabau” Kami dari kelompok 2 sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi kita semua.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusun
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempuranaan makalah
ini.

Muara Labuh, 27 September 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAAN.............................................................................................................2
A. Konflik dalam Masyarakat Minangkabau dalam Perspektif Sejarah……………….3
B. Permasalahan Masyarakat di Minangkabau..................................................................9
C. Bagaimana Melestarikan dan Mempromosikan Warisan dan Budaya
Minangkabau………..………………………………………………………………….10
BAB III PENUTUP......................................................................................................................12
A. Kesimpulan.......................................................................................................................12
B. Saran.................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Minangkabau adalah masyarakat yang sangat menjunjung tinggi seluruh hukum


adat istiadatnya, sesuai dengan pepatah Minangkabau adat basandi syarak, syarak
basandi kitabullah. Yang artinya di mana adat Minangkabau di dasarkan oleh syariat
agama islam dan syariat tersebut berdasarkan atas Al – Quran dan Hadist. Berbicara
mengenai Minangkabau sama artinya berbicara mengenai ajaran – ajaran Islam. Bagi
masyarakat Minangkabau, adat merupakan jalan kehidupan, cara berpikir, cara berlaku,
dan cara bertindak. Dari cara – cara tersebut maka terlahirlah sebuah kebudayaan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja konflik dalam budaya Minangkabau dalam perspektif sejarah?


2. Apa saja permasalahan masyarakat di Minangkabau?
3. Bagaimana melestarikan dan mempromosikan warisan dan budaya Minangkabau?

C. TUJUAN

1. Menjelaskan konflik dalam Minangkabau menurut sejarah


2. Menjelaskan permasalahan masyarakat di Minangkabau
3. Melestarikan dan mempromosikan budaya Minangkabau

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konflik dalam Masyarakat Minangkabau dalam Perspektif Sejarah

Konfilk dalam budaya Minangkabau adalah sebuah keharusan karena kalau tidak
ada konflik mereka tidak menghasilkan pemikiran cerdas dalam menghadapi kehidupan
mereka. Menurut Taufik Abdullah (1966) bagi orang Minangkabau konsep konflik ini
tidak hanya dialami oleh anggota masyarakat tapi juga dijadikan peraturan dalam sistem
sosialnya. Bahkan konflik dipandang sebagai suatu hal yang penting untuk mencapai
persatuan dalam masyarakat.
Sesuai dengan substansi perdebatan dan latar belakang konfliknya, pada dasarnya
ada dua tema besar yang secara berlanjut terdapat dalam masyarakat Minangkabau, yaitu:
1. Perdebatan intelektual dan konflik mengenai pelaksanaan hukum waris adat serta
tanah ulayat; dan
2. Perdebatan intelektual dan konflik mengenai hubungan antara kaidah adat
Minangkabau dengan ajaran agama Islam.

Perdebatan intelektual dan konflik mengenai dua tema besar tersebut telah
mewarnai hampir seluruh sejarah Minangkabau, yang langsung atau tidak langsung selain
telah menguras energi masyarakat juga telah menghambat terwujudnya suasana saling
percaya-mempercayai antara warga dan kelompok masyarakat yang satu dengan warga
dan kelompok masyarakat yang lain.

Dalam presfektif sejarah ada beberapa konflik yang terjadi dalam masyarakat
Minangkabau:

1. Persiteruan Datuk Perpatih Nan Sabatang dengan Datuk Ketumangguangan


Dalam Tambo menyebutkan nenek moyang masyarakat Minangkabau berasal dari
keturunan Raja Iskandar Zulkarnain dari Macedonia. Dalam tambo menyebutkan
Iskandar Zulkarnain mempunyai tiga orang anak dan mereka berlayar ke daratan Cina
akibat banjir besar melanda bumi. Ketiga anak tersebut mempunyai watak yang berbeda
dan kemudian bertengkar memperebutkan tahta kebesaran ayahnya. Ketidak cocokan ini
mereka berpisah, yang dua tetap melanjutkan ke Cina dan Anatolia dan satu lagi yang
dikenal Maharaja Diraja mendarat di Gunung Merapi. Kemudian air sudah susut
Maharaja Diraja dan pengikutnya turun dari Gunung Merapi dan membuka lahan di
Padang Panjang Pariangan, sekarang masuk kecamatan Simabua, Kab Tanah Datar.
Dua orang keturunan Maharaja Diraja , Datuk Katumanggungan dan saudara lain
ibu, Datuk Parpatih nan Sabatang menyusun bentuk dan sistem pemerintahan adat
Minangkabau. Menurut beberapa versi menyebutkan kedua datuk ini berselisih tentang
kedatangan Adityawarman pangeran Sumatera yang dididik di Jawa. Adityawarman

2
kemudian menikah dengan adik Datuk Katumanggungan dan Datuk Perpatih Nan
Sabatang. Dua saudara ini bertikai dalam menentukan status Adityawarman. Menurut
Katumanggungan menganggap Adityawarman adalah raja Minangkabau dan Datuk
Perpatih Nan Sabatang tidak demikian . Akibat perselisihan ini dikenal dengan kelarasan
Koto Piliang yang berkiblat ke Datuk Katumanggungan dan kelarasan Bodi Chaniago
yang berkiblat ke Datuk Perpatih nan Sabatang (Audrey Kahin; 2005;1-2)
Melihat kondisi sejarah berdasarkan kajian prasasti yang ada, ada tiga prasasti
yang punya hubungan dengan peristiwa yang disampaikan tambo tetapi peristiwa
tersebut yang ada kontradiktif.
 Dalam isi prasasti Pagaruyung VI digoreskan pada batu andesit warna coklat
kekuningan non artificial. Batu monolith tersebut berbentuk persegi panjang tak
beraturan dengan tulisan berada sisi atasnya. Melihat kondisi tulisan tidak menurut
pakem yang ada, dapat interprestasikan jenis tulisannya relatif kasar, kecil dan tidak
rapi. Prasasti dengan huruf dan bahasa Jawa Kuna ini hanya terdiri dari 2 (dua) baris
tulisan dan jika dibandingkan dengan medianya tidak proporsional. Untuk melihat
langsung dalam melihat di Situs Pagaruyung, Gudam, Kecamatan Tanjung Emas
Kabupaten Tanah Datar
Dalam tulisan tersebut menyebutkan Tumanggung Kudawira sebagai salah
seorang pembesar kerajaan. Prasasti ini merupakan stempel atau cap pembuatan bagi
Tumanggung Kudawira. Siapa Tumanggung ini belum dapat dijelaskan secara detail
karena baru satu bukti tentang keberadaan beliau. Merujuk isi prasasti tersebut
bahwa Tumanggung merupakan jabatan pemerintahan yang sering dipergunakan
pada masa Kerajaan Singhasari dan Majapahit. Menurut catatan sejarah ekspedisi
Pamalayu yang dicetus oleh Raja Krtanegara dari Singhasari dapat diasumsikan
bahwa Kudawira ini merupakan Tumanggung dari kerajaan Singhasari yang ikut
ekspedisi tersebut. Jika analisa ini benar, maka Prasasti Pagarruyung VI ditulis jauh
sebelum Adityawarman menjadi raja, karena Adityawarman merupakan anak yang
lahir dari Ibu Dara Petak yang dibawa oleh pasukan Singhasari dari Malayu ke Jawa.
Fakta yang telah disampaikan pada alinea terdahulu menunjukan bahwa jabatan
yang semula bernama Temanggung berubah menjadi Katumanggung menurut
dialek Minangkabau. Seorang tokoh yang sangat popular dan dianggap sebagai tokoh
adat Minangkabau juga menggunakan nama jabatan Datuk Katumanggungan,
Apakah nama ini sama dengan tokoh Tumanggung kudawira dan ini perlu
pembuktian lebih lanjut.
 Prasasti kedua yang ada hubungan dengan nama dan peristiwa asal-usul nenek
moyang masyarakat Minangkabau adalah Prasasti Pagaruyung VII. Prasasti
Pagaruyung VII merupakan tulisan yang digoreskan pada sebuah batu andesit warna
abu-abu berbentuk persegi pipih, artificial. Batu media prasasti tersebut sekarang
dalam keadaan patah sehingga ada beberapa tulisan dan huruf tidak terbaca dengan
baik dan hilang. Prasasti iniberukuran tinggi 82 cm, lebar 50 cm dan tebal 10 cm.

3
Untuk melihat langsung dalam melihat di Situs Pagaruyung, Gudam, Kecamatan
Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar.
Prasasti ini tidak diketahui angka tahunnya, hanya didalamnya menyebutkan Sri
Akarendrawarman sebagai Maharajadhiraja. Pemakaian nama wangsa warmman
dibelakang menunjukan bahwa Sri Akarendrawarmman masih ada hubungan darah
dengan Adityawarmman. Beberapa ahli sejarah menyebutkan sebagai saudara
Adityawarman dan karena gelarnya adalah maharajadhiraja tentunya ia sudah
menjadi raja saat mengeluarkan prasasti tersebut. Menurut analisa ahli, ia diangkat
setelah Adityawarmman turun tahta atau meninggal. Dalam prasasti tersebut juga
menyebutkan nama tuhan perpatih bernama Tudang (datuk perpatih nan sabatang)
dan seorang yang disebut dengan tuhan gha sri rata. Kedua pembantu raja yang
setia dan patuh. Isi prasasti yang lain adalah sumpah atau kutukan yang ditujukan
pada orang yang mengganggu atau tidak mengindahkan maklumat raja didalam
prasasti tersebut.
Hal lain yang dapat diungkap dari isi prasasti ini adalah nama jabatan tuhan
parpatih dan tuhan gha. Jabatan tuhan parpatih tampaknya sama dengan
jabatan tuhan patih di dalam pemerintahan kerajaan Majapahit, sedangkan tuhan
gha belum dapat diidentifikasikan lebih lanjut. Istilah penyebutan tuhan pada
dasarnya menunjukan pada sebutan pemimpin dalam suatu kelompok tugas. Nama-
nama jabatan tuhan ini sering kita temukan dalam prasasti-prasasti Jawa Kuna abad
IX-XIII M seperti tuhan ni kanayakan, tuhan ni lampuran, tuhan parujar dan
sebagainya. Kedudukan tuhan tersebut sama dengan juru dan dapat juga berarti
pimpinan. Sedangkan jabatan patih termasuk jabatan desa yang tergolong dalam
istilah rama atau tetua desa. Pada masa kerajaan Majapahit patih naik menjadi
pembantu dekat raja.
Menurut Casparis prasasti di atas dikeluarkan oleh Raja Akarenddrawarman yang
memerintah sebelum Adityawarman, yaitu sekitar paruh pertama abad ke -14. Isi
prasasti mengenai perjalanan yang dilakukan oleh Prabu. Ia diantar oleh pembesar-
pembesar seperti tuhan arya, mantra dan tuhan parpatih.
 Kemudian isi prasasti diatas juga menyebutkan parhyangan yang menurut analisa
sama dengan Nagari Pariangan, letaknya 10 km dari Kota Batusangkar. Pariangan
juga ditemukan sebuah prasasti dan tulisannya sudah sangat aus. Kata lain yang
menarik adalah berampat suku, suatu istilah yang sangat terkenal dalam adat
Minangkabau yang aslinya disebut dengan Nagari Barampat Suku, yaitu suatu
wilayah yang berdasarkan adat istiadat lama yang terdiri dari empat suku (Bodi,
Chaniago, Koto, dan Piliang). Isi prasasti yang fenomenal adalah pemindahan pusat
kerajaan dari Jambi ke Perdalaman pada masa Raja Akarenddrawarman atau sebelum
tahun 1347 M, yaitu tarikh prasasti Amoghapasa dan Prasasti Kapolo Bukit Gombak
I (Prasasti Pagaruyung III) (Casparis, 1989:7-9)

4
Fakta yang telah disampaikan pada alinea terdahulu menunjukan bahwa jabatan
yang semula bernama tuhan patih berubah menjadi tuhan parpatih menurut dialek
Minangkabau. Seorang tokoh yang sangat popular dan dianggap sebagai tokoh adat
Minangkabau juga menggunakan nama jabatan parpatih Datuk Parpatih Nan Sabatang,
Apakah nama ini sama dengan tokoh Tuhan Parpatih Tudang dan perbuktian lebih
lanjut. Mengingat kedudukan datuk sebagai pemimpin sama fungsi dengan tuhan,
sehingga terjadi peralihan sebutan sesuai dengan lingkungan dialek Minangkabau
Merujuk dengan tiga prasasti tersebut menurut hemat penulis adalah suatu
peristiwa yang terjadi pada masa lalu, kemudian karena trasformasi berita ini melalui
cerita dari mulut ke mulut (Tambo) akibatnya terjadi pembiasan informasi. Berdasarkan
prasasti yang ada nama-nama peristiwa dan tokoh yang ada ada seperti Maharaja diraja,
Datuk Katumanggungan dan Datuk Parpatih Nan Sabatang dan ditambah temuan prasasti
yang ada di Sungai Mengkaweh di Pariangan menguatkan analisa yang ada tentang
sejarah Minangkabau secara nyata. Berdasarkan analisa tersebut bahwa kejadian yang
ada ini bertarikh abad ke-13 dan ke-14. Sedangkan peristiwa yang diinformasikan tambo
sezaman perkembangan kebudayaan hellenisme yang dibawa Iskandar Zulkarnain
sebelum abad masehi. Jadi informasi yang disampaikan tambo belum tepat waktunya dan
peristiwanya.
Akibat perselisihan tersebut muncul sebuah peristiwa yang kita kenal dengan Batu
Batikam yang dipercayai oleh masyarakat Minangkabau sebagai perselisihan dua datuk
dalam membuat sistem adat. Sistem adat ini kita kenal dengan kelarasan Koto Piliang
yang aristokrasi dengan semboyan didahulukan selangkah dan ditinggikan seranting.
Sedangkan kelarasan Bodi Chaniago (Datuk Perpatih Nan Sabatang) dikenal
dengan demokrasi dengan semboyan duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi

2. Perselisihan Kaum Padri dan Kaum Adat


Sesuai dengan latar belakang kebudayaan tersebut di atas, puncak penyampaian
pemikiran intelektual secara kritis dalam sejarah sosial Minangkabau adalah
antara Adat Minangkabau dan agama Islam yang diaktualisasikan dalam bentuk
kekerasan oleh pendukung kedua ajaran itu. Kekerasan tersebut mencapai puncaknya
pada paro awal abad ke 19, yang disebut sebagai Perang Paderi (1821-1837).
Namun ironinya, konflik internal dengan kekerasan antara kaum konservatif lokal
dengan kelompok reformis radikal dari kaum puritan muslim itu bukannya dimenangkan
oleh salah satu fihak, tetapi justru dimenangkan oleh pihak ketiga, yakni kolonialis
Belanda (Zed, 1992). Episode yang terpenting dari konflik tersebut adalah ketika Belanda
belum melakukan campur tangan, yaitu sewaktu orang Minangkabau harus berhadapan
dengan diri dan tradisinya sendiri (Schrieke, 1973).
Konflik-konflik yang terjadi, betapapun keras dan sentralnya, tetap tidak untuk
saling melenyapkan, sebab dalam filosofi hidup mereka adalah: mahampang malapehi,
mambunuah mahiduiki (mengempang-melepaskan, membunuh-menghidupi). Gerakan

5
Paderi yang radikal, yang berlanjut menjadi perang melawan kolonialis Belanda selama
34 tahun, tidak serta merta membasmi ajaran Tarekat Syatariyah (Navis, 1983: 70-71).
Demikian pula terhadap Kaum Adat, gerakan Paderi menurut Schrieke (1973: 32, ibid),
bukanlah untuk menentang adat dan kerajaan Pagarruyung, melainkan gerakan solidaritas
ulama untuk membersihkan kehidupan masyarakat dari perbuatan yang ber-tentangan
dengan ajaran Islam.

3. Pertikaian Kaum Tuo dan Kaum Mudo


Keadaan tersebut di atas tidaklah berhenti disitu saja. Penyampaian pemikiran
kritis oleh Kaum Mudo kepada Kaum Tuo juga terjadi dalam sejarah masyarakat
Minangkabau pasca Perang Paderi, yang lebih berorientasi pada pelaksanaan ajaran
Islam. Konflik ini berlangsung antara Kaum Mudo, — yang menginginkan ajaran Islam
dilaksanakan sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat dalam Al-Quran dan Sunnah yang
telah banyak diselewengkan, serta mengajak memahami universalitas ajaran Islam secara
modern dan elastis – dengan Kaum Tuo yang berupaya untuk memahami ajaran Islam
secara tradisional dan kaku, serta tetap mempertahankan adat yang telah mereka bangun
sebelumnya (Schrieke, 1975 : 69).
Sejak tahun 1945, dari perspektif hukum kenegaraan daerah Sumatera Barat dan
masyarakat Minangkabau merupakan bagian dari negara kesatuan Republik Indonesia.
Dengan demikian, baik Dasar Negara Pancasila maupun Undang-Undang Dasar 1945
serta seluruh hukum positif nasional berlaku untuk seluruh daerah dan seluruh
masyarakat Minangkabau ini.

4. Konflik Antara Ranah dan Rantau


Salah-satu kasus perdebatan intelektual dan konflik mutakhir yang menarik untuk
dikaji adalah rangkaian persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian kegiatan Kongres
Kebudayaan Minangkabau (KKM) 2010. Kongres tersebut di gagas oleh orang Rantau
yakni organisasi Gebu Minang yang berkantor di Jakarta. Motivasi utama Gebu Minang,
untuk melaksanakan kegiatan ini adalah untuk membangkitkan kebudayaan Minangkabau
dengan (1) Menyepakati Pedoman Pengamalan ―Adaik Basandi Syarak ~ Syarak
Basandi Kitabullah‖, (ABS SBK). (2) Pembangunan Nagari dan Kesejahteraan
Masyarakat Petani. (3) Pemberdayaan Potensi Maritim dan Kesejahteraan Masyarakat
Pesisir. (4) Pembangunan nagari dan pemulihan hak anak nagari atas tanah ulayat. Serta
(5) Mitigasi dan Kesiap-siagaan Menghadapi Bencana.
Dalam pelaksanaannya pihak Gebu Minang banyak dibantu oleh pegawai Balai
Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT) Padang. Keikutsertaan pegawai Balai
Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT) Padang tersebut hanya bersifat pribadi
bukan atas nama institusi lembaga.1
Sebagai catatan dapat disampaikan bahwa KKM berfokus pada tema pertama,
sebagai upaya bersama untuk merumuskan ajaran Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi

6
Kitabullah (ABS SBK ), yang tercantum dalam Pasal 4 Anggaran Dasar Gebu Minang
(2005). Urgensi dibahasnya ABS SBK di dalama KKM tersebut selain oleh karena
belum ada rumusannya yang jelas, juga oleh karena ABS SBK ini juga merupakan dasar
organisasi dari Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) yang didirikan
pada tahun 1966. LKAAM sendiri belum mengeluarkan pedoman pelaksanaan ABS SBK
ini, baik untuk masyarakat Minangkabau yang bermukim di Ranah, maupun untuk yang
bermukim di Rantau. Dengan maksud untuk mengisi kekosongan itu, Gebu Minang
mangambil prakarsa untuk mengajak semua fihak terkait untuk membahas kepentingan
bersama ini.
Ada empat ciri khas dari gagasan konseptual Gebu Minang mengenai KKM ini,
yaitu 1) berorientasi ke masa depan; 2) bersifat komprehensif dan integral, dengan juga
membahas masalah-masalah sosial ekonomi dam sosial budaya yang terkait;
3) mendorong kesetaraan antara orang Ranah dan orang Rantau; dan 4) dikembangkan
dalam rangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebelum dimulainya tersebut, Gebu Minang telah melancarkan serangkaian
kegiatan FGD (Focused Group Discusion) untuk menjaring aspirasi masyarakat dari
fihak-fihak terkait, seperti LKAAM (Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau),
Universitas Andalas, IAIN Imam Bonjol Padang, dan lain-lainnya.
Setelah rangkaian FGD tersebut secara khusus diadakan sebuah kegiatan Pra
Seminar dengan tema : Revolusi Biru dan Penanggulangan Bencana2. Seminar ini
berupaya menyajikan pandangan dari para pakar/pembicara dari beberapa sudut pandang,
tentang suatu tema yang belum pernah dibicarakan dalam rangka kebudayaan
Minangkabau, yaitu peranan dunia maritim terhadap upaya meningkatkan kesejahteraan
Minangkabau. Dalam Pra Seminar ini telah dibahas aspek-aspek, hubungan internasional-
regional, sosio-kultural, sejarah, agama, pemerintahan dan generasi muda. Tema-tema
yang berkait dengan dunia maritim tersebut adalah (1) Pengamanan Kawasan Pesisir
Barat Sumatera Barat, (2) Menumbuhkan Kembali Semangat Bahari di Ranah Minang,
(3) Pememfaatan dan Konservasi Bahari Pesisir Barat Sumatera Barat, (4) Pemberdayaan
Masyarakat pesisir dalam Mendukung Revolusi Biru, (5) The Indonesian Tsunami Early
Warning System (inaTEWS) dan Peringatan Dini Tsunami di Kota Padang, (6) Orang
Minang Sebagai Bangsa Pelaut, dan (7) Masyarakat Pesisir dan Bencana Alam.
Berbagai langkah persiapan telah dilakukan oleh pihak Gebu Minang untuk
memperlancar pembahasan lima tema tersebut, seperti melakukan kegiatan pertemuan
dengan pihak pemerintah Sumatera Barat pada 12 Oktober 2010 di Auditorium
Gubernuran Sumbar. Namun pihak yang menentang kegiatan Kongres Kebudayaan
Minangkabau (KKM) Tahun 2010 tidak bersedia hadir. Walaupun fihak yang menentang
KKM ini tidak bersedia untuk hadir, namun seluruh hadirin undangan yang hadir
menyatakan pendapat bahwa kegiatan ini harus dilaksanakan oleh Gebu Minang.
Seperti dapat diduga, adanya berbagai tanggapan dari Ranah tersebut tidak dapat
dihindarkan, yang bermula dengan kritik dan memuncak pada aksi penolakan secara

7
terorganisasi dan berkelanjutan terhadap KKM tersebut. Elemen-elemen masyarakat yang
menentang dilaksanakannya kegiatan tersebut terdiri dari unsur budayawan perseorangan,
dan organisasi-organisasi, seperti Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau
(LKAAM) Sumatera Barat3, Dewan Kesenian Sumatera Barat (DKSB), Majelis Ulama
Indonesia (MUI) Sumatera Barat, dan Bundo Kanduang.
Di antara alasan yang disampaikan secara terbuka untuk menolak KKM ini
diantaranya adalah oleh karena 1) bahan KKM sudah disiapkan terlebih dahulu oleh
panitia Gebu Minang serta 2) para budayawan ingin menyelenggarakan sendiri kegiatan
tersebut.
Puncak dari reaksi terorganisasi dan berkelanjutan terhadap KKM ini terjadi pada
tanggal 5 Desember 201 – seminggu sebelum dibukanya acara KKM — sewaktu
Pemerintah Kota Bukit Tinggi bersama para tokoh-tokoh adat masyarakat Kurai di Bukit
Tinggi secara resmi menyatakan menolak diselenggarakannya KKM di kota iti.4
Dalam situasi yang kritis – dan belum pernah terjadi dalam sejarah konflik di
Minangkabau — Walikota Padang –Dr. H. Fauzi Bahar, M.Si.5 Memegang peranan
penting dalam menentukan berhasil atau gagalnya KKM ini. Setelah mendengar berbagai
masukan dari berbagai pihak – termasuk fihak yang melancarkan aksi menentang KKM
— Walikota Padang menyarankan agar nama Kongres Kebudayaan Minangkabau
diganti menjadi Seminar Kebudayaan Minangkabau (SKM) Gebu Minang. Panitia
Pengarah KKM menyetujui saran Walikota Padang tersebut, sehingga nama Kongres
Kebudayaan Minangkabau 2010 secara resmi diganti menjadi Seminar Kebudayaan
Minangkabau Gebu Minang.(SKM GM 2010), yang ternyata memang merupakan solusi
terbaik untuk meredam konflik yang sangat tajam antara fihak yang menyetujui dan fihak
yang menolak kegiatan ini.
Kalau ditelusuri lebih lanjut bahwa penyampaian pemikiran kritis yang berpuncak
pada konflik kebudayaan dalam perspektif sejarah di Minangkabau tentang berbagai hal
dan aspek kehidupan daerah dan bangsa bukan saja terjadi pada kegiatan KKM 2010
belaka, tetapi juga telah terjadi sebelumnya. Konflik tersebut membayangkan
kedinamikaan, sesuai konsep basilang kayu dalam tungku, baitu api mako ka
iduik (bersilang kayu dalam tungku, dengan begitu maka api akan hidup) (Nasroen, 1971
; Naim, 1983). Artinya, konflik diperlukan dan dari konflik-konflik itu diharapkan lahir
konsensus-konsensus dan sintesis-sintesis kultural (Hasanuddin, 2000).
Demikianlah dalam wacana adat Minangkabau, tidak semua masyarakat
Minangkabau sepakat dengan praktek adat. Di antara ulama Minangkabau yang
menentang beberapa aspek adat Minangkabau adalah Syekh Ahmad Khatib al-
Minangkabawi, Syekh Thaher Jalaluddin, dan Hamka. Ahmad Khatib al-Minangkabawi,
umpamanya mengkritik hukum pembagian harta waris yang berlaku dalam adat
Minangkabau sebagai hukum adat yang bertentangan dengan Al-Quran dan Hadist,
begitu juga dengan sistem matrilineal (Nizar, 2008 : 63).

8
Dalam zaman Reformasi sekarang, penyampaian pemikiran kritis yang
melahirkan konflik masih tetap berlangsung, kali ini bukan antara sesama orang Ranah,
tetapi antara orang Ranah terhadap orang Rantau, dan sebaliknya. Lebih dari itu, selain
dari skala perrdebatan inteletual serta konflik yang mengiringinya mencakup hampir
seluruh orang Minang, substansi yang diperdebatkan serta menimbulkan konflik terbuka
tersebut juga berkenaan dengan masalah yang bersifat mendasar, yaitu ajaran Adat
Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS SBK). Kelihatannya dalam sejarah
Miangkabau belum pernah terjadi perdebatan terbuka serta konflik yang seintensif ini.
Bertitik tolak dari persoalan diatas, maka penelitian ini berupaya menjelaskan
polemik hubungan ranah dan rantau di Minangkabau dengan studi kasus Kongres
Kebudayaan Minangkabau 2010. Walaupun penelitian ini mengambil kasus tahun 2010
namun peristiwa-peristiwa sebelumnya yang memperlihatkan
hubungan ranah dan rantau juga akan disigi. Hal ini berguna untuk memperlihatkan
bahwa hubungan Ranah dan Rantau dalam penyampaian pemikiran kritis bukan saja
terjadi pada sekarang ini namun juga sudah terjadi dalam abad-abad sebelumnya

B. Permasalahan Masyarakat di Minangkabau

1. Pengangguran
Tingkat pengangguran di Minangkabau mungkin menjadi salah satu permasalahan
utama. Banyak lulusan yang sulit menemukan pekerjaan yang sesuai dengan
kualifikasi mereka, sehingga mengakibatkan tingginya angka pengangguran terutama
di kalangan pemuda.
2. Kemiskinan
Kemiskinan masih menjadi masalah serius di beberapa daerah di Minangkabau.
Keberadaan garis kemiskinan yang tinggi menyebabkan sebagian besar penduduk
hidup di bawah standar kehidupan yang layak.
3. Akses pendidikan
Meskipun upaya telah dilakukan untuk meningkatkan akses pendidikan di
Minangkabau, masih ada tantangan dalam hal infrastruktur pendidikan yang memadai
dan kualitas pendidikan yang merata. Beberapa daerah terpencil mungkin
menghadapi kesulitan dalam mengakses fasilitas pendidikan.
4. Infrastruktur
Beberapa daerah di Minangkabau mungkin masih menghadapi tantangan dalam
hal infrastruktur dasar seperti jalan, air bersih, sanitasi, dan listrik. Kurangnya
infrastruktur yang memadai dapat mempengaruhi kualitas hidup masyarakat
setempat.
5. Pertanian

9
Minangkabau memiliki lanskap pertanian yang subur, tetapi sektor pertanian
masih dihadapkan pada masalah seperti rendahnya produktivitas, kurangnya akses ke
modal dan teknologi, serta fluktuasi harga komoditas pertanian.
6. Pariwisata
Meskipun Minangkabau memiliki potensi pariwisata yang besar dengan
keindahan alam dan warisan budaya yang kaya, sektor pariwisata masih belum
sepenuhnya berkembang. Kurangnya fasilitas pariwisata yang memadai, aksesibilitas
yang terbatas, dan promosi yang kurang efektif dapat menjadi faktor yang membatasi
pertumbuhan sektor ini.
7. Pembangunan ekonomi
Upaya untuk mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif
di Minangkabau masih memerlukan perhatian lebih lanjut. Diperlukan kebijakan yang
mendukung pengembangan sektor ekonomi yang beragam dan pemberdayaan usaha
mikro, kecil, dan menengah.
8. Kehilangan Identitas Budaya
Modernisasi dan globalisasi dapat mengancam keberlanjutan budaya
Minangkabau yang kaya dan unik.
9. Konflik Sosial
Tantangan sosial seperti konflik antar-kelompok atau antar-generasi bisa menjadi
permasalahan yang memengaruhi stabilitas masyarakat.

C. Cara Melestarikan dan Mempromosikan Warisan dan Budaya Minangkabau

Memperhatikan dan mempelajari budaya daerah. Contohnya dengan mempelajari


tarian dan juga alat musik daerah sekitarmu. Menggunakan pakaian adat, sesuai dengan
acara-acara tertentu. Mempelajari dan memakai bahasa daerah di lingkungan keluarga.
Mengadakan dan turut serta dalam kegiatan lomba/pentas seni di daerah sekitar.
 Pendidikan Budaya:
Membuat program pendidikan budaya Minangkabau di sekolah-sekolah untuk
mengajarkan sejarah, bahasa, dan tradisi budaya kepada generasi muda.
 Festival dan Acara Budaya:
Mendukung dan berpartisipasi dalam festival dan acara budaya Minangkabau yang
ada, seperti Festival Tabuik atau Pesta Pelepasan Pakaian Adat. Ini membantu
mempromosikan warisan budaya kepada masyarakat luas.
 Museum dan Galeri:
Mendukung museum dan galeri yang memamerkan artefak dan karya seni
Minangkabau. Ini membantu dalam pelestarian dan juga meningkatkan pemahaman
tentang budaya ini.
 Kuliner Tradisional:

10
Mempromosikan masakan tradisional Minangkabau dan mendukung restoran atau
acara yang menyajikan hidangan khas Minangkabau.
 Seni Pertunjukan:
Mendorong seni pertunjukan tradisional seperti tari, musik, dan teater Minangkabau.
Ini dapat dilakukan melalui pertunjukan langsung dan juga dokumentasi video.
 Literatur dan Bahasa:
Mendorong penulisan dan penelitian tentang sejarah, sastra, dan bahasa
Minangkabau. Ini dapat membantu dalam pelestarian bahasa dan cerita rakyat.
 Kerjasama Komunitas:
Terlibat dalam komunitas lokal untuk melestarikan dan mempromosikan warisan
dan budaya Minangkabau bersama-sama.
 Pariwisata Budaya:
Membuka peluang pariwisata budaya, seperti tur ke desa-desa adat Minangkabau
dan lokasi bersejarah.
 Media Sosial dan Teknologi:
Memanfaatkan media sosial dan teknologi untuk menyebarkan informasi tentang
budaya Minangkabau dan mengedukasi orang tentang nilai-nilai dan tradisinya.
 Pemeliharaan Bangunan Bersejarah:
Mendukung pemeliharaan dan restorasi bangunan bersejarah Minangkabau, seperti
rumah gadang.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Menurut
Taufik Abdullah (1966) bagi orang Minangkabau konsep konflik ini tidak hanya dialami
oleh anggota masyarakat tapi juga dijadikan peraturan dalam sistem sosialnya. Bahkan
konflik dipandang sebagai suatu hal yang penting untuk mencapai persatuan dalam
masyarakat.

B. Saran
Penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari sempurna. Kesalahan ejaan,
metodologi penulisan dan pemilihan kata serta cakupan masalah yang masih kurang
adalah diantara kekurangan dalam makalah ini. Karena itu saran dan kritik membangun
sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5823909/asal-usul-suku-minang-yang-terkenal-
dengan-budaya-
rantau#:~:text=Suku%20Minang%20berasal%20dari%20Provinsi,dan%20kabau%20yan
g%20artinya%20kerbau.

http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/konflik-dalam-budaya-minangkabau/

13
MAKALAH

ILMU BUDAYA DASAR

“KONSEP KEPEMUDAAN MINANGKABAU”

KELOMPOK 3 :

1. M. REDHO HAFIQLY (2102014011)


2. MHD. ROIL ASHROF (2102014014)
3. TEGAR TOHA PUTRA (2102014021)

DOSEN PENGAMPU :
Dr. H. FIDEL EFENDI.,S.Pd., MM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
WIDYASWARA INDONESIA
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan segalarahmat dan hidayah-Nya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam kita limpahkan kepada
junjungan Nabi Agung, Nabi Muhammad SAW yang kita tunggu-tunggu syafaatnya nanti di
hari akhir. Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Fidel Efendi.,S.Pd.,MM selaku
dosen pengampu mata kuliah Ilmu Budaya Dasar yang telah memberikan banyak ilmu dan
pengarahan.
Akhir kata kami mohon maaf apabila ada banyak kesalahan pada penulisan kata-kata
serta kalimat. Oleh karena itu, kami meminta kritik dan saran untuk lebih membangun dan
menambah ilmu. Selanjutnya kami berharap dari makalah ini dapat bermanfaat untuk kita
semua. Aamiin.

Muara Labuh, 8 Oktober 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1

C. Tujuan ...................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 2

A. Pengertian Pemuda ................................................................................................. 2

B. Peranan Generasi Muda Minangkabau ...................................................................... 2

C. Peran generasi muda minangkabau ...................................................................... 5

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 16

A.Kesimpulan ............................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Minangkabau mempunyai generasi penerus yang merupakan parik paga nagari, yang
berarti generasi yang berada dalam garis depan untuk menyelesaikan berbagai masalah di
dalam nagarinya, dan tidak hanya menjadi garis depan akan tetapi generasi penerus atau
pemuda/pemudi nagari juga menjadi tembok sekaligus benteng pertahanan ketika ada masalah
dari luar maupun dari dalam yang akan merusak citra dan keamanan nagari, menjadi parik
nagari (parit nagari) yang akan membatasi tindakan masyrakat yang tidak sesuai dengan aturan
yang ada serta, sedangkan paga nagari (pagar nagari) yang berarti akan memagari dan
melindungi nagari. Sebagai generasi muda yang menjadi cerminan nagarinya, maka diharapkan
dapat menjadi panutan bagi generasi muda berikutnya. pemuda minang di gambarkan sebagai
sosok laki laki yang kuat, energik, dan berwibawa sedangkan pemudi minang atau lebih dikenal
dengan gadih minang menjadi sosok perempuan yang anggun, sopan santun dan bermartabat.

B. Rumusan Masalah

1. Menjelaskan pengertian pemuda ?


2. Menjelaskan peranan generasi muda minangkabau?
3. Menjelaskan peran generasi muda minang kabau ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian pemuda.


2. Untuk mengetahui peranan generasi muda minangkabau.
3. Untuk mengetahui peran generasi muda minangkabau.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Disumatra Barat ( Minang Kabau ) “ pemuda merupakan paga bagi nagari “ kalau kita
artikan ke bahasa Indonesia paga sama dengan pagar dan nagari artinya Negri, bila kita
maknai guna dari pagar itu adalah sebagai pelindung yang dipagarnya dari bahaya, dan orang
Minang akan maambiak tuah ka nan manang, maambiak contoh ka nan sudah, dengan kata
lain pemuda hendaklah berkaca ke masa lalu, karena ?. Pemuda adalah harapan Bangsa,,
pemuda merupakan penentu masa depan sebuah bangsa.
Pemuda adalah kelompok besar di tengah satu bangsa, mempunyai tugas dan memikul
amanah besar menjadi pelopor perubahan (agen perubahan), dengan bekal keyakinan iman
kepada Allah, maka seharusnya tumbuh menjadi kekuatan, Pemuda dan pemudi yang
memiliki kejernihan akal budi dalam menghadapi tantangan kontemporer, mesti berbekal jati
diri sesuai fitrah menurut bimbingan Allah. Tantangan kontemporer antara lain penetrasi
budaya dan sekularisme yang menjajah mentalitas manusia di abad ini. Di samping itu,
meniru gaya hidup global (the globalization life style) dan nyatanya telah didominasi sikap
yahudi seperti pergaulan bebas, kecanduan madat dan miras, serta budaya lucah (sensate
culture) dengan hanya memuja nilai rasa panca indera, menonjolkan keindahan sebatas yang
di lihat (ditonton), di dengar, di rasa, di sentuh, di cicipi, bertumpu kepada sensual, erotik,
seronok, hedonis atau ganas, mengutamakan kesenangan badani (jasmani) belaka.

B. PERANAN GENERASI MUDA MINANGKABAU


a. Gaya hidup globalisasi
Masalah besar hari ini, terjadinya interaksi dan ekspansi kebudayaan secara meluas
melalui media informasi dan pengagungan materi (materialistik) secara berlebihan, dan
perilaku yang menjauhi supremasi agama (sekularistik), sehingga kehidupan manusia tumbuh
dengan memuja kenikmatan badani (hedonistik), sehingga menyimpang jauh dari budaya
luhur, serta merta telah memunculkan Kriminalitas, Sadisme, Krisis moral secara meluas.

2
Dunia pendidikan digoncang pula oleh fenomena vandalistik, seperti tawuran pelajar,
kebiasaan a-susila di kalangan remaja, maraknya pornografis dan pornoaksi yang sulit di
bendung. Para cendekiawan mulai meminati kehidupan non-science, asyik mencari kekuatan
gaib, rajin belajar sihir, menguasai kekuatan jin, bertapa ketempat angker, menyelami black-
magic, mempercayai mistik, dan kegiatan irrasionil lainnya.
Para remaja mulai dibalut sensate-culture² dengan pola hedonistic, premanisme
dengan gaya hidup konsumeristis, rakus, boros, modis yang kebaratan, bebas sex, ittiba'
syahawat (menurutkan hobi dan syahawat) serta sikap individualistik, karena lepas dari
kawalan agama dan adat luhur. Maka, tampillah gaya permissiveness dan anarkis yaitu
berbudaya nan lamak di salero (sensete culture). Orientasi budaya terfokus kepada hiburan,
akibatnya grand norms dan grand ideas di tengah masyarakat mulai lepas kendali. Pengawalan
syarak dan adat mulai tercerabut dari nilai normative yang luhur sehingga seni bergeser
kearah sensual, erotik, horor, ganas, melahirkan klub-klub hiburan, kasino dan panti pijat.

b. Menghadapi tantangan kontemporer


Orang Minangkabau terkenal kuat agamanya dan kokoh adatnya. Seorang
pemangku adat Minangkabau di mana saja berdiam tidak akan senang di sebut tidak
beragama, dan seorang alim betapapun modernnya tidak menerima jika dikatakan dia tidak
beradat. Orang yang tidak beradat dan tidak beragama Islam, di samakan kedudukannya
dengan orang tidak berbudi pekerti, di sebutkan indak tahu di nan ampek., Adat Minangkabau
dinamis, menampakkan raso (hati, arif, intuitif) dan pareso (akal, rasio, logika), hasil nyata
dari alam takambang jadi guru, makin kokoh dengan keyakinan yang diisi oleh agama Islam
yang benar (haq dari Rabb).
Dalam menghadapi tantangan kontemporer, perubahan tata pergaualan dunia,
generasi Minangkabau dengan filosofi adat basandi syarak syarak basandi Kitabullah mesti
ertumpu kepada istiqamah (konsistensi). Fatwa adat menyebutkan, "Alang tukang tabuang
kayu, Alang cadiak binaso adat, Alang alim rusak agamo, Alang sapaham kacau nagari. Dek
ribuik kuncang ilalang, Katayo panjalin lantai, Hiduik jan mangapalang, Kok tak kayo barani
pakai. Baburu kapadang data, Dapeklah ruso balang kaki, Baguru kapalang aja, Bak bungo
kambang tak jadi".

3
Kalangan Remaja dan para pemuda yang terdidik (el-fataa) khususnya dan umat
Islam, wajib mengukuhkan ukhuwah dan semangat persaudaraan (ruh al ukhuwwah) yang
terjalin baik, guna dijadikan senjata ampuh menghadapi tantangan kontemporer.
Persaudaraan tidak dapat di raih dengan meniadakan hak-hak individu orang banyak.

c. Menyikapi perubahan zaman


Arus globalisasi dapat menumpangkan riak pada gelombang seperti penetrasi budaya
dari luar. Apabila pagar budaya kita lemah, niscaya akan terjadi jalan di alieh urang lalu.
Disamping itu, infiltrasi dari luar acap kali pula berdampak perubahan perilaku anak nagari
(masyarakat, praktek pemerintahan, pengelolaan wilayah dan asset, serta perkembangan
norma lebih mengedepan -kan perebutan prestise, materialistis dan individualistik sehingga
kepentingan bersama masyarakat terabaikan. Karenanya, bukan kemustahilan bila idealisme
kebudayaan Minangkabau menjadi sasaran cercaan, serta upaya kebersamaan (kolektifiteit)
menjadi kurang dibanding prestasi individual.
Secara jujur, kita harus mengakui bahwa adat tidak mungkin lenyap, manakala orang
Minangkabau memahami dan mengamalkan fatwa adatnya. “Kayu pulai di Koto alam,
batangnyo sandi ba sandi, Jikok pandai kito di alam, patah tumbuah hilang baganti", artinya
secara alamiah (natuurwet) adat itu akan selalu ada dalam prinsip jikalau patah akan tumbuh
(maknanya hidup dan dinamis) mengikuti perputaran masa yang tidak mengenal kosong, dan
setiap kekosongan akan selalu terisi, dengan dinamika akal dan kekuatan ilmu (raso jo pareso)
dengan sendi keyakinan maka yang hilang akan berganti. Di sini kita menemui kearifan
menangkap perubahan yang terjadi, “sakali aie gadang, sakali tapian baralieh, sakali tahun
baganti, sakali musim bakisa” lebih komprehensif bahwa perubahan tidak mengganti sifat
adat, sungguhpun penampilannya di alam nyata mengikut zaman dan waktu, “kalau di balun
sabalun kuku, kalau dikambang saleba alam, walaupun sagadang biji labu, bumi jo langit ado
di dalam". Keistimewaan adat ada pada falsafah adat mencakup isi yang luas, ibarat biji
(tampang) manakala ditanam, dipelihara, tumbuh dengan baik, semua bagiannya (urat,
batang, kulit, mengomel, dahan , pucuk, yang melahirkan pula tampang-2 baru sesuai dengan
buahnya) menjadi satu kesatuan besar dan berguna apabila terletak pada tempat dan waktu
yang tepat.

4
Perputaran harmonis dalam “patah tumbuh hilang berganti”, menjadi sempurna dalam
“adat di pakai baru, kain dipakai usang". Maknanya adat tidak harus mengalah kepada yang
tidak sejalan, akan tetapi yang datang seharusnya menyesuaikan dengan adat yang ada. Adat
adalah aturan satu suku bangsa, menjadi pagar keluhuran tata nilai yang dipusakai,
tanggungjawab kuat untuk diri dan masyarakat kini dalam mengawal generasi yang akan
datang.
d. Membina pribadi beradat dengan nilai keminangkabauan
Telah sejak lama menjadi pekerjaan utama anak nagari, di mulai dari penyiapan
menjadi lembaga pendidikan anak nagari di dusun (nagari) dan taratak sarana surau (kota),
sampai kepada mencari pasangan dan menerima urang sumando, menjadi cerminan dari
tatanan masyarakat kuat (mandiri) berakhlaq dan paham syarak.
Membina masyarakat dengan memahamkan adat, yang menjangkau pikiran dan rasa
yang dipunyai setiap diri, kemudian dibimbing oleh agama yang mengisi keyakinan sahih
(Islam), menanam rasa malu (haya'), raso dan pareso, iman kepada Allah, yakin kepada hari
akhirat, mengenal hidup akan mati, memancangkan benteng aqidah (tauhid) dari rumah
tangga dan lingkungan (surau) menjadi gerakan mencerdaskan umat, sesuai pantun adat di
Minangkabau,

C. PERAN GENERASI MUDA MINANGKABAU

Remaja masa depan di era globalisasi, wajib lahir dengan budaya luhur (tamaddun)
yang beraksikan tauhidik. Artinya generasi Minangkabau memiliki daya inovasi dan daya
kreasi yang tinggi, ditupang oleh tamaddun yang luhur . Cahaya akal mesti diletakkan di
bawah naungan payung wahyu agar berpadu kepintaran dengan kebijaksanaan, pengetahuan
dengan hidayah. Dengan demikian rahmat dan barakah dapat diraih. Ihsan dan kasih sayang
dapat dicapai. Dengan ilmu yang berteraskan iman,para pemimpin dan aktivis muda Islam di
nagari-nagari akan dapat merumus fikrah harakiah untuk merancang gerakan menyatakan visi
dan misi dalam menegakkan adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah di Minangkabau.

Generasi Minangkabau sewajarnya menjadi generasi dinamik yang tumbuh dengan kejelian
akal fikir disertai kejernihan budi pekerti. “Pucuak pauah sadang tajelo, Panjuluak bungo

5
galundi, Nak jauh silang sangketo, Pahaluih baso juo basi. Anjalai tumbuah di munggu, Sugi-
sugi di rumpun padi, Nak pandai sungguah baguru, Nak tinggi naiakkan budi."

Generasi muda di Sumatra Barat memiliki tanggung jawab masa lalu yakni kewajiban
terhadap budaya luhur para leluhur (cultural base). Mempunyai tanggung jawab masa kini
yaitu kewajiban terhadap diri dan masyarakat dengan menata kehidupan berlandaskan norma-
norma adat dan syarak (religious base). Memiliki kewajiban masa depan yang hanya dapat
diraih dengan keberhasilan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (knowledge base).
Ketiga asas (basis) tersebut tampak dalam kualitas kepribadian generasi Minangkabau,
“Basilek di ujuang muluik, Malangkah di pangka karih, Bamain di ujuang padang. Tahan di
keih kato putuih, Tahu di kilek dengan bayang, Tahu di gelek kato habih. Tahu di rantiang
kamalantiang, Tahu di dahan nan ka mahimpok.” Artinya, mendidik dan melatih kader
pimpinan. Mengatasi kurenah dan perbedaan pendapat untuk memenangkan pertarungan
menumpas kebatilan.

Para pejuang muda Islam, terutama generasi muda perlu iltizam harakah atau gerakan saciok
bak ayam sa danciang bak basi. Mengedepankan manhaj haraki yakni lazim dipakai dengan
program bulek aie dek pambuluah bulek kato kamupakaik. Mengamalkan budaya amal jama'i
yaitu kok gadang indak malendo, kok cadiek indak manjua, tibo di kaba baik bahimbauan,
tibo di kaba buruak bahambauan. Zaman menjadi lone ranger dan alam one man show
sewajarnya sudah berakhir.

Pendekatan haraki (gerakan sosial) menangani isu perubahan global, sakali aie gadang, sakali
tapian barubah, sakali tahun baganti, sakali musim bakisa, harus dilaksanakan dengan
tanggungjawab nan elok dipakai, nan buruak dibuang. Kepimpinan bukan ghanimah mengaut
keuntungan diri sendiri. Kepemimpinan adalah amanah dan tanggungjawab di dalam adat
basandi syarak syarak basandi Kitabullah adalah, “Manyuruah babuek baik, malarang babuek
jahek,Mahirik mambantang, manunjuak ma-ajari. Managua manyapo. Tadorong mahelo,
talompek manyentak, Gawa ma-asak, ma asak lalu ka nan bana. Tak lama lagi nan tak janieh.
Tak ado karuik nan tak salasai. Sesungguhnya adalah satu gerakan masyarakat bersama atau
harakah Islamiyah mengangkat umat di nagari mencapai kejayaan hidup sesuai syarak

6
(Islam). Kreativiti dan inovasi sebagaimana dimaklumi bersama berkait rapat dengan
berbagai bidang dakwah.

Para ilmuan muda, cendikiawan atau suluah bedang di nagari perlu meningkatkan kualitas
kepimpinan dengan kemahiran tanzim Islami. Teguh ubudiyyah dan zikrullah. Mahir
merancang dan mengurus, disertai dengan pelatihan dan bimbingan. Memelihara
kesinambungan proses mengajar dan belajar di tengah anak nagari. Generasi muda yang
terdidik dengan paksi Islam - Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah --, mampu
menilai teknologi maklumat, mahir bergaul dan berkomunikasi, sebagai bekal dalam
menghadapi dan menyelesaikan konflik, yang kesudahannya menarik minat dan dukungan
umat banyak, serta mahir berpolitik, menguasai bahasa, falsafah dan sejarah.

Akhirnya, kreativitas didukung keikhlasan mencari redha Allah. Generasi muda masa kini
mesti memiliki ilmu utilitarian. berasaskan epistemologi Islam yang jelas, dalam kata adat
disebutkan, “Iman nan tak buliah ratak, kamudi nan tak buliah patah, padoman indak buliah
tagelek, haluan nan tak buliah barubah”.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Disumatra Barat ( Minang Kabau ) “ pemuda merupakan paga bagi nagari “ kalau
kita artikan ke bahasa Indonesia paga sama dengan pagar dan nagari artinya Negri, bila
kita maknai guna dari pagar itu adalah sebagai pelindung yang dipagarnya dari bahaya,
dan orang Minang akan maambiak tuah ka nan manang, maambiak contoh ka nan sudah,
dengan kata lain pemuda hendaklah berkaca ke masa lalu, karena ?. Pemuda adalah
harapan Bangsa,, pemuda merupakan penentu masa depan sebuah bangsa.
Generasi muda di Sumatra Barat memiliki tanggung jawab masa lalu yakni
kewajiban terhadap budaya luhur para leluhur (cultural base). Mempunyai tanggung jawab
masa kini yaitu kewajiban terhadap diri dan masyarakat dengan menata kehidupan
berlandaskan norma-norma adat dan syarak (religious base). Memiliki kewajiban masa
depan yang hanya dapat diraih dengan keberhasilan menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi (knowledge base). Ketiga asas (basis) tersebut tampak dalam kualitas
kepribadian generasi Minangkabau, “Basilek di ujuang muluik, Malangkah di pangka
karih, Bamain di ujuang padang. Tahan di keih kato putuih, Tahu di kilek dengan bayang,
Tahu di gelek kato habih. Tahu di rantiang kamalantiang, Tahu di dahan nan ka
mahimpok.” Artinya, mendidik dan melatih kader pimpinan. Mengatasi kurenah dan
perbedaan pendapat untuk memenangkan pertarungan menumpas kebatilan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Sumbar.prov,go,id PORTAL RESMI PROVINSI SUMATERA BARAT

https://id.scribd.com/doc/16853337/Peran-Generasi-Muda-Minangkabau

17
MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
“ELEMEN SOSIAL MASYARAKAT SERTA TUGAS DAN FUNGSINYA”

KELOMPOK 4 :
1. DWI AYU SAKAPIRANTI (2102014005)
2. LOVINA TRILENSHI (2102014009)
3. VICKENZA FIRNANDA (2102013015)
4. WIWIT TRI NOLYA (2102014023)

LOKAL :
5C

DOSEN PENGAMPU
Dr. H. FIDEL EFENDI, S.Pd, M.M

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAAN
WIDYASWARA INDONESIA
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan segalarahmat dan hidayah-Nya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam kita limpahkan kepada
junjungan Nabi Agung, Nabi Muhammad SAW yang kita tunggu-tunggu syafaatnya nanti di
hari akhir. Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Fidel Efendi, S.Pd, M.M yang telah
memberikan banyak ilmu dan pengarahan.
Akhir kata kami mohon maaf apabila ada banyak kesalahan pada penulisan kata-kata
serta kalimat. Oleh karena itu, kami meminta kritik dan saran untuk lebih membangun dan
menambah ilmu. Selanjutnya kami berharap dari makalah ini dapat bermanfaat untuk kita
semua. Aamiin.

Muara Labuh, Oktober 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1

C. Tujuan ...................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Struktur Sosial ....................................................................................... 2

B. Elemen Dasar Struktur Sosial .................................................................................. 3

C. Fungsi dan Tugas Struktur Sosial ............................................................................ 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 8

B. Saran ........................................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat adalah kelompok manusia yang sengaja dibentuk secara rasional
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu. Walaupun penggunaan istilah
masyarakat sangat samar-samar dan umum, akan tetapi hal itu dapat dianggap sebagai
indikasi sebagai hakekat manusia yang senantiasa ingin hidup bersama dengan orang
lain. Istilah masyarakat juga tak luput dari nilai-nilai, norma-norma, tradisi,
kepentingan-kepentingan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, maka pengertian
masyarakat tak mungkin dipisahkan dari kebudayaan dan kepribadian.Di dalam sejarah
perkembangan sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan, para sosiolog senantiasa
berusaha untuk mengadakan klasifikasi terhadap masyarakat-masyarakat yang ada,
seperti perbedaan antara masyarakat yang sederhana dengan masyarakat modern,
masyarakat terbuka dengan masyarakat tertutup. Yang kedua merupakan masyarakat
yang mempunyai diferensiasi yang kompleks, dimana terjadihubungan organis antara
bagian-bagian dari masyarakat tersebut.Istilah kemasyarakatan sering dikaitkan dengan
aspek-aspek kelembagaan masyarakat modern, seperti pemerintah, hukum dan struktur
sosial. Di dalam antropologi sosial, konsep struktur sosial sering kali dipergunakan
sebagai sinonim dari organisasi sosial, dan terutama dipergunakan dalam analisa
terhadapmasalah kekerabatan, lembaga politik dan lembaga hukum dari masyarakat
sederhana. Organisasi sosial berkaitan dengan pilihan dan keputusan dalam hubungan-
hubungan sosial aktual. Struktur sosial mengacu pada hubungan-hubungan sosial yang
lebih fundamental yang memberikan bentuk dasar pada masyarakat, yang memberikan
batas-batas pada aksi-aksi yang mungkin dilakukan secara organisatoris.
B. Rumusan Masalah

a. Apakah pengertian dari struktur sosial ?


b. Apa saja elemen dasar struktur sosial ?
c. Tugas dan fungsi struktur sosial ?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari struktur sosial.
b. Untuk mengetahui apa saja elemen dasar dari struktur sosial.
c. Untuk mengetahui apa tugas dan fungsi dari struktur sosial.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STRUKTUR SOSIAL


Struktur selalu merujuk pada unsur-unsur yang bersifat kurang lebih tetap atau
mantap. Kalau kita umpamakan dengan sebuah bangunan rumah, maka
dindingdinding rumah itu merupakan strukturnya. Dalam pengertian ini, struktur
sosial diartikan sebagai pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok
sosial. Istilah struktur juga dapat diterapkan pada interaksi sosial. Jadi, struktur sosial
dapat diartikan sebagai jalinan unsur-unsur sosial yang pokok. Struktur social
mencakup sifat-sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara
individu dengan kelompoknya.

Struktur merujuk pada pola interaksi tertentu yang kurang lebih tetap dan
mantap, yang terdiri dari jaringan relasi-relasi sosial hierarkis dan pembagian kerja,
serta dilandasi oleh kaidahkaidah, peraturan-peraturan, dan nilai-nilai sosial budaya.
Setiap manusia terkait dengan struktur masyarakat di mana ia menjadi anggotanya.
Artinya, setiap orang termasuk ke dalam satu atau lebih kelompok, kebudayaan,
lembaga sosial, pelapisan sosial, kekuasaan, dan wewenang yang terdapat di dalam
masyarakat.Hal ini terjadi karena manusia mempunyai beragam kebutuhan yang
terdiri dari kebutuhan ekonomi, politik, hukum, sosial, dan lain-lain, serta pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan itu pun juga beragam. Untuk memenuhinya, manusia
memerlukan interaksi sosial dengan pihak lain atau lembaga yang menyediakannya.
Interaksi sosial merupakan salah satu wujud dari sifat manusia yang hidup
bermasyarakat. Sebagai anggota masyarakat, manusia tertata dalam struktur sosial
atau jaringan unsur-unsur sosial yang ada dalam masyarakat. Unsur-unsur itu
mencakup kelompok sosial, kebudayaan, lembaga sosial, pelapisan sosial, kekuasaan,
dan wewenang. Kemudian, unsurunsur tadi berhubungan dengan berbagai segi
kehidupan, seperti ekonomi, politik, hukum, sosial dan lain-lain, serta saling
memengaruhi. Misalnya, segi ekonomi selalu berhubungan dengan politik, segi
politik selalu berhubungan dengan hukum, dan seterusnya.

2
Untuk memahami lebih jauh mengenai apa itu struktur sosial, mari kita pelajari
bersama pengertian struktur social menurut pendapat para ahli sosiologi berikut ini.

a. George C. Homan
Mengaitkan struktur sosial dengan perilaku elementer (mendasar) dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Talcott Parsons
Berpendapat bahwa struktur sosial adalah keterkaitan antarmanusia.
c. Coleman
Melihat struktur sosial sebagai sebuah pola hubungan antarmanusia dan
antarkelompok manusia.
d. Kornblum
Menekankan konsep struktur sosial pada pola perilaku individu dan
kelompok, yaitu pola perilaku berulang-ulang yang menciptakan hubungan
antarindividu dan antarkelompok dalam masyarakat.
e. Soerjono Soekanto
Melihat struktur sosial sebagai sebuah hubungan timbal balik antara posisi-
posisi sosial dan antara peranan-peranan.
f. Abdul Syani
Melihat struktur sosial sebagai sebuah tatanan sosial dalam kehidupan
masyarakat. Tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat merupakan jaringan
dari unsur-unsur sosial yang pokok, seperti kelompok sosial, kebudayaan,
lembaga sosial, stratifikasi sosial, kekuasaan, dan wewenang.
g. Gerhard Lenski
Mengatakan bahwa struktur sosial masyarakat diarahkan oleh kecenderungan
panjang yang menandai sejarah.

B. ELEMEN DASAR STRUKTUR SOSIAL


Pada dasarnya, struktur sosial memiliki empat komponen atau elemen dasar,
yaitu status sosial, peranan, kelompok, dan institusi.
a. Status Sosial
Masyarakat terdiri dari individu-individu di mana antara satu dengan yang
lainnya saling berhubungan secara timbal balik dalam rangka memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya. Dalam melakukan hubungan timbal balik itu, status atau

3
kedudukan seseorang memegang peranan yang sangat penting sehubungan dengan
tindakan yang harus dilakukannya. Status sosial adalah tempat seseorang secara
umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti
lingkungan pergaulannya, prestisenya, serta hakdan kewajiban-kewajibannya.
Selain itu dapat juga diartikan sebagai tempat seseorang dalam suatu pola tertentu.
Menurut Talcott Parsons, ada lima kriteria untuk menentukan status sosial
seseorang dalam masyarakat, yaitu kelahiran, mutu pribadi, prestasi, pemilikan atau
kekayaan, dan otoritas atau kekuasaan.
1) Kelahiran, Kelahiran menentukan status sosial seseorang dalam
masyarakat. Orang yang dilahirkan dalam keluarga kaya seperti pengusaha
atau bangsawan, maka secara otomatis akan menempati status yang tinggi
dalam masyarakat. Sebaliknya, orang yang dilahirkan dalam keluarga tidak
mampu atau miskin, maka akan menempati status yang rendah.
2) Mutu Pribadi, Mutu pribadi berhubungan dengan kualitas yang dimiliki
oleh seseorang. Pada hakikatnya hal itu berkaitan atau disesuaikan dengan
norma-norma atau kebiasaankebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.
Orang akan menduduki status sosial yang tinggi apabila memiliki kriteria di
antaranya adalah jujur, cerdas, pandai, bijaksana, rendah hati, taat pada
perintah agama, dan lainlain. Sedangkan orang yang menempati status
social rendah adalah orang-orang yang memiliki kriteria, di antaranya suka
berbohong, suka mencuri, sering atau pernah melakukan tindak kejahatan,
dan lain-lain.

3) Prestasi, Orang yang bisa mencapaiatau memeroleh sesuatu yang paling


baik yang diharapkan oleh banyak orang setelah melakukan usaha-usaha
tertentu biasanya disebut orang yang berprestasi. Misalnya seorang siswa
yang berhasil mencapai juara umum di sekolahnya. Prestasi yang dimiliki
oleh seseorang menentukan kedudukan atau statusnya di masyarakat. Orang
yang berprestasi baik akan menempatkan seseorang pada kedudukan atau
status yang tinggi, sedangkan orang yang tidak berprestasi akan menduduki
status yang rendah dalam masyarakat.
4) Pemilikan atau Kekayaan, Pemilikan atau kekayaan menunjukkan
banyaknya materi yang dimiliki oleh seseorang. Orang yang memiliki cukup
banyak materi atau disebut sebagai orangkaya akan menduduki status yang

4
tinggi dalam masyarakat. Sebaliknya orang yang hanya sedikit memiliki
kekayaan materi bahkan tidak memiliki sedikitpun akan menempati status
yang rendah, bahkan keberadaanya tidak diakui dalam masyarakat.
5) Otoritas atau Kekuasaan, Kekuasaan seseorang dalam suatu masyarakat
berhubungan dengan besarnya pengaruhorang tersebut terhadap orang-
orang yang ada di sekitarnya. Orang yang memiliki kekuasaan umumnya
akan disegani, dihormati, serta apa yang dikatakan atau dilakukannya
cenderung diikut oleh orang lain. Dalam masyarakat, orang yang
mempunyai kekuasaan, seperti kepala desa menempati kedudukan atau
status yang tinggi, sedangkan orang yang tidak mempunyai kekuasaan,
seperti buruh tani akan menempati status atau kedudukan yang rendah.
b. Peranan Sosial
Setiap anggota masyarakat memiliki peranan masing-masing sesuai status atau
kedudukan sosialnya di masyarakat. Peranan menunjukkan hak dan kewajiban-
kewajiban yang harus dilakukan oleh seseorang sehubungan dengan status yang
dimilikinya. Apabila seseorang telah melakukan hak dan kewajiban sesuai dengan
statusnya di masyarakat, maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut telah
menjalankan suatu peranan. Sebagaimana halnya dalam status sosial, setiap orang
juga mempunyai bermacam-macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan
hidupnya. Mengingat peranan berasal dari pola pergaulan hidupnya di masyarakat,
maka peranan menentukan apa yang akan diperbuatnya dan kesempatan apa yang
diberikan oleh masyarakat yang ada di sekitarnya terhadap dirinya. Dengan
demikian peranan mempunyai fungsi yang sangat penting karena mengatur perilaku
seseorang dalam masyarakat yang didasarkan pada norma-norma yang berlaku
dalam masyarakat.
c. Kelompok
Kelompok adalah sejumlah orang atau individu yang memiliki norma-norma,
nilai-nilai dan harapan yang sama, serta secara sadar dan teratur saling berinteraksi.
Kelompok memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah struktur sosial
kemasyarakatan karena sebagian besar interaksi social berlangsung dalam
kelompok dan dipengaruhi juga oleh unsur-unsur yang melekat dan dimiliki oleh
kelompok di mana interaksi sosial ini berlangsung. Sementara itu,Anisda
Ratomengatakan bahwa yang dimaksud dengan kelompok adalah sejumlah orang,
di mana satu sama lain terjalin hubungan, dan jalinan tersebut membentuk suatu

5
struktur. Misalnya kelompok pengajian, karang taruna, dan berbagai perkumpulan
yang ada di masyarakat.
d. Institusi
Aspek yang paling mendasar dalam sebuah struktur social adalah institusi. Institusi
merupakan pola terorganisir dari kepercayaan dan tindakan yang dipusatkan pada
kebutuhan dasar sosial. Tujuan dibentuknya institusi adalah untuk memenuhi suatu
kebutuhan tertentu dalam masyarakat. Misalnya dibentuknya institusi pendidikan
(sekolah) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pendidikan, dibentuknya
rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan perawatan kesehatan, dan
lain-lain melalui insitusi ini dapat dilihat adanya struktur dalam masyarakat.

C. TUGAS DAN FUNGSI ELEMEN DASAR STRUKTUR SOSIAL


Dalam elemen dasar struktur sosial terdapat Fungsi dan tugas dari keempat
komponen sebagai berikut :
a. Status Sosial
Fungsi : Menunjukkan kedudukan atau posisi sosial individu dalam masyarakat.
Tugas : Memberikan identitas sosial dan mengatur ekspektasi sosial. Status sosial
memengaruhi cara individu dilihat dalam masyarakat.
Contoh : Seorang dokter memiliki status sosial sebagai "dokter," yang memberinya
identitas dan ekspektasi sosial tertentu. Orang mengharapkan dari seorang dokter
untuk memberikan layanan medis.
b. Peran
Fungsi : Menggambarkan perilaku yang diharapkan dari individu berdasarkan
status sosial mereka.
Tugas : Memandu interaksi sosial dan memastikan bahwa individu memainkan
peran mereka sesuai dengan norma sosial. Peran sosial membantu mengatur
perilaku dalam masyarakat.
Contoh : Peran seorang "orang tua" melibatkan merawat dan mendidik anak-anak.
Peran seorang "guru" melibatkan mengajar dan memberikan bimbingan kepada
siswa.
c. Kelompok
Fungsi : Membentuk komunitas di mana individu dapat berinteraksi, berbagi nilai,
dan memenuhi kebutuhan sosial mereka.
Tugas : Menyediakan dukungan sosial, mengajarkan norma dan nilai, serta

6
memfasilitasi interaksi. Kelompok sosial membantu individu merasa termasuk dan
diterima dalam masyarakat.
Contoh : Keluarga adalah kelompok sosial di mana anggota berbagi ikatan darah
dan tanggung jawab perawatan. Kelompok teman adalah contoh lain di mana
individu memiliki ikatan sosial berdasarkan minat atau aktivitas bersama.
d. Institusi
Fungsi : Mengatur perilaku sosial, menyediakan layanan, dan mengarahkan cara
masyarakat beroperasi.
Tugas : Menjaga ketertiban sosial, mengatur distribusi sumber daya, dan
memberikan struktur bagi proses sosial. Institusi memainkan peran penting dalam
menjaga stabilitas dan keteraturan dalam masyarakat.
Contoh : Pemerintahan adalah institusi yang mengatur undang-undang, membentuk
kebijakan, dan memberikan layanan publik. Pendidikan adalah institusi yang
memberikan pengetahuan dan keterampilan melalui sekolah dan universitas.

Keempat elemen ini bekerja bersama-sama dalam membentuk struktur sosial


masyarakat. Status sosial dan peran sosial membantu mengidentifikasi individu dan
mengatur perilaku mereka. Kelompok sosial memberikan dukungan sosial dan
integrasi, sedangkan institusi membantu menjaga keteraturan dan memandu proses
sosial yang lebih besar dalam masyarakat. Semua elemen ini penting untuk menjaga
kohesi dan fungsionalitas sosial dalam masyarakat.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Struktur sosial merupakan susunan atau konfigurasi dari unsur-unsur sosial
yang pokok dalam masyarakat, yaitu kelompok,kelas sosial,nilai dan norma sosial,dan
lembaga sosial.
Dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa struktur sosial merupakan jaringan dari
pada unsur-unsur sosial yang pokok dalam masyarakat seperti Kelompok sosial,
Kebudayaan, Lembaga Sosial atau Pranata Sosial, Stratifikasi sosial, dan diferensiasi
sosial. Salah satu fungsi Struktur Sosial pada dasarnya adalah untuk Fungsi
Kontrol,yaitu dalam kehidupan bermasyarakat, sering muncul kecenderungan dalam
diri individu untuk melanggar norma, nilai, atau peraturan lain yang berlaku dalam
masyarakat.Maka dari itu di tetapkan norma atau peraturan sebagai pembatas tingkah
laku beserta sanksinya bagi yang melanggar.

B. Saran
Meskipun kami menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini,
akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu kami perbaiki. Hal
ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan kami. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk
ke depannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Charles P., Loomis, ona. 1965. Modern Social Theories, Princeton: D.Van Nostrand
Company, Inc
Parsons, Talcott. 1975. The Present Status of “Structural-Functional” Theory In Sociology.”
In Talcott Parsons, Social System and The Evolution of Action Theory New York: The
Pass Perss.
Abdul Syani. 2007. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta : PT. Bumi
Aksara
Mayor, Polak. 1960. Sosiologi: Suatu Buku Pengantar Ringkas.
University of California
Homans, George C. (1973), Social Behaviour: Its Elementry Forms. New York:Hardcourt
Brace Jovanovich
Coleman, J. S. (2015). Dasar-Dasar Teori Sosial (Foundation Of Sosial Theory). Bandung:
Penerbit Nusa Media.
Kornblum, William. (1988). Sociology in a Changing World. New York: Holt, Rinehart and
Winston.
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2013)
Gerhard Lenski (2016) Ahli Sosiologi yang menjabarkan mengenai mikro, mezzo, makro.

9
MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
“PERAN ILMU DALAM PERKEMBANGAN BUDAYA
MASYARAKAT ”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5:
1. AZIZI ZUHAIRA 2102014004
2. KELVIN YUFA SATRIO 2102013006
3. YOLA DESMITA 2102013020

DOSEN PENGAMPU:
Dr. H. FIDEL EFENDI, S.Pd., M.M

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
WIDYASWARA INDONESIA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang Maha Kuasa
karena dengan limpahan rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan
makalah yang singkat ini. Shalawat dan salam untuk junjungan Nabi Muhammad
Saw. Yang telah membawa risalah kebenaran di persada ini.

Sebuah kesempurnaan tentunya sulit ditemukan, penulis selaku penyusun


makalah ini tentunya tak luput dari kesalahan, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang dapat memotivasi menuju ke arah perbaikan.

Ucapan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah senantiasa


membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. mohon maaf atas
kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini.

Muara Labuh, 22 Oktober 2023

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................ 2
A. Pengertian Ilmu dan Kebudayaan....................................................................... 2
B. Hubungan Ilmu dan Kebudayaan Masyarakat ................................................. 5
C. Peran Ilmu dalam Perkembangan Budaya......................................................... 8
BAB III............................................................................................................................. 10
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 10
B. Saran .................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa lampau kedudukan ilmu pengetahuan dalam kehidupan
sehari-hari belum dapat dirasakan. Ilmu sama sekali tidak memberikan
pengaruhnya terhadap masyarakat. Namun, dewasa ini ilmu menjadi sangat
berguna dalam kehidupan sehari hari, seolah manusia sekarang ini tidak dapat
hidup tanpa ilmu pengetahuan. Kebutuhan manusia yang paling sederhana pun
sekarang memerlukan ilmu, misalnya kebutuhan pangan, sandang dan papan,
sangat tergantung dengan ilmu, meski yang paling sederhana pun.
Ilmu pengetahuan juga mempunyai peranan penting dalam
pengembangan kebudayaan masyarakat. Keduanya mempunyai hubungan
yang erat. Kebudayaan masyarakat dapat tumbuh dan berkembang jika
didukung dan di imbangi dengan ilmu pengetahuan. Dengan ilmu pengetahuan,
maka kita akan dapat mempromosikan kebudayaan di daerah kita,
mengenalkan kebudayaan kita ke daerah lain, agar mereka lebih mengenal
kebudayaan kita.
Maka dari itu, dalam makalah ini akan diuraikan tentang bagaimana
hubungan dan peranan ilmu pengetahuan terhadap pengembangan kebudayaan
masyarakat, agar dapat digunakan sebagai acuan untuk lebih memperdalam
ilmu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ilmu dan kebudayaan Masyarakat?
2. Bagaimana hubungan antara ilmu dan kebudayaan?
3. Apa saja peran ilmu dalam perkembangan budaya?

C. Tujuan
1. Agar dapat memahami pengertian dari ilmu dan kebudayaan Masyarakat
2. Agar dapat memahami hubungan antara ilmu dan kebudayaan
3. Agar dapat mengetahui peran ilmu dalam perkembangan budaya

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu dan Kebudayaan
Pengertian ilmu pengetahuan jika diartikan secara terpisah, maka
memiliki arti dasar ilmu. Kata ilmu, berasal dari serapan bahasa Arab yaitu
‘alama yang berarti pengetahuan. Sedangkan menurut Oxford Dictionary,
pengertian ilmu yaitu aktivitas berpikir yang mencakup suatu sistematika,
struktur, dan perilaku.
Sementara itu, pengertian ilmu dalam perspektif kamus bahasa
Indonesia, kata ilmu memiliki arti pengetahuan terkait bidang tertentu, dan
dibuat secara sistematis. Jika dipandang dari sudut holistik, maka ilmu ini
merupakan kumpulan berbagai pengetahuan yang didasarkan pada teori dan
sumber yang telah disepakati bersama.
Menurut Taylor kebudayaan merupakan keseluruhan pengetahuan,
kepercayaan seni, moral, hukum, adat, serta kemampuan dan kebiasaan lain
yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Sedangkan
Suriasumantri (2009), merinci kebudayaan menjadi unsur-unsur yang terdiri
dari sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi
kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata
pencaharian serta sistem teknologi dan peralatan.
Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya manusia melakukan berbagai
tindakan, yang tindakan tersebut selanjutnya menjadi budaya.. Kebudayaan
inilah yang membedakan manusia dengan binatang Manusia memiliki lima
kebutuhan mendasar, yakni kebutuhan fisiologi, rasa aman, afiliasi, harga diri
dan pengembangan potensi. Sedangkan binatang hanya membutuhkan dua hal
yang mendasar yakni fisiologi dan rasa aman. Manusia memang tidak memiliki
instingtif seperti binatang, akan tetapi sebagai gantinya manusia memiliki budi
yang mendorong manusia hidup secara mendasar, perasaan. pikiran, kemauan,
dan fantasi. Hal tersebut menyebabkan manusia memiliki penilaian terhadap
kejadian dan objek sebagai acuan untuk memilih. Hal inilah yang menjadi
tujuan dan nilai kebudayaan.

2
Kebudayaan secara tidak langsung merupakan wujud dari pendidikan,
karena kebudayaan diperoleh dari proses belajar yang selanjutnya diturunkan
ke generasi selanjutnya. Kebudayaan diturunkan dari generasi ke generasi, oleh
karenanya kebudayaan diikat oleh waktu. Dengan mempelajari kebudayaan,
sebenarnya kita telah mempelajari pendidikan manusia dari waktu ke waktu
atau dari generasi ke generasi. Siregar (2002) mengemukakan empat sifat
kebudayaan, yakni:
1. Kebudayaan diperoleh dari belajar
Kebudayaan yang dimiliki manusia tidak diturunkan secara genetis,
melainkan melalui proses pembelajaran. Sebagai contoh, seorang anak
belum tentu memiliki cara makan yag sama dengan orang tuanya,
tergantung dari budaya yang dipelajarinya. Budaya juga dibedakan dari
insting. Manusia semenjak dari lahir memiliki insting untuk makan, akan
tetapi cara makan untuk setiap individu berbeda-beda. Hal tersebut karena
dipengaruhi budaya yang telah dipelajarinya.
2. Kebudayaan adalah milik bersama
Dikatakan kebudayaan jika kebiasaan yang dilakukan seseorang dimiliki
oleh suatu kelompok manusia dan menjadi kebiasaan yang dilakukan.
Sebagai contoh kebiasaan menggunakan sumpit atau sendok merupakan
suatu kebiasaan makan, menjadi imiliki bersama-sama. Atau contoh lain
kebiasaan masyarakat toraja yang memotong babi jika salah satu anggota
keluarga mereka meninggal dunia. Kebudayaan ini menjaci milik bersama
bagi masyarakat Toraja.
3. Kebudayaan merupakan pola
Di dalam menjalankan kebudayaan terdapat budaya-budaya yang dianggap
Ideal, sehingga terdapat pembatasan-pembatasan, Sebagai contoh dalam
budaya kita, bahwa makan dengan menggunakan tangan kanan dianggap
lebih ideal dibandingkan makan menggunakan tangan kiri Atau
memberikan sesuatu kepada orang lain menggunakan tangan kanan,
dianggap lebih sopan dibandingkan dengan menggunakan tangan kiri.
Dalam budaya jawa, terdapat tingkatan dalam penggunaan bahasa ketika

3
berbicara dengan orang lain, dimana struktur bahasa yang digunakan bagi
orang tua berbeda kelika berbicara dengan teman sebaya atau adik
4. Kebudayaan bersifat dinamis dan adaptif
Kebudayaan tidak bersifat kaku, melainkan menyesuaikan dengan
perkembangan kebutuhan dan lingkungan manusia seiring berjalannya waktu.
Pada zaman dahulu orang makan hanya menggunakan tangannya, tetapi
dengan berjalannnya waktu manusia mulai menggunakan alat untuk makan
seperti sendok dan sumpit. Di Indonesia masyarakatya belum merasa makan
apabila belum makan nasi, meskipun sudah makan banyak roti.
Unsur kebudayaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti
bagian suatu kebudayaan yang dapat digunakan sebagai satuan analisis
tertentu. Menurut C. Kluckhohn ada tujuh unsur dalam kebudayaan. Masing-
masing unsur kebudayaan itu antara lain:
1. Sistem religi dan upacara keagamaan. Merupakan produk manusia sebagai
homo religius. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan
yang luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain
yang Maha Besar. Oleh karena itu, manusia takut sehingga menyembah-
Nya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama.
2. Sistem organisasi kemasyarakatan merupakan produk dari manusia sebagai
homo socius. Manusia menyusun organisasi kemasyarakatan yang
merupakan tempat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, yaitu
meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Misal, gotong royong, dsb.
3. Sistem pengetahuan merupakan produk dari manusia homo sapiens.
Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri, di samping itu dapat
juga dari pemikiran orang lain.
4. Sistem mata pencaharian hidup yang merupakan produk dari manusia
sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara
umum harus meningkat. Dalam tingkat sebagai food gathering, kehidupan
manusia memang sama dengan binatang. Akan tetapi dalam tingkat tingkat
food producing terjadi kemajuan yang pesat. Setelah bercocok tanam,

4
kemudian beternak, lalu mengusahakan kerajinan, berdagang, manusia
makin dapat mencukupi kebutuhannya yang terus meningkat.
5. Sistem teknologi dan peralatan merupakan produksi dari manusia sebagai
homo homo faber. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas serta dibantu
dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia
dapat menciptakan sekaligus mempergunakan suatu alat.
6. Bahasa merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa
manusia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode), yang
kemudian disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi
bahasa tulisan.
7. Kesenian merupakan hasil dari manusia sebagai homo esteticus. Setelah
manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya, maka manusia perlu dan
selalu mencari pemuas untuk memenuhi kebutuhan psikisnya. Manusia
semata-mata tidak hanya memenuhi kebutuhan isi perut saja, tetapi mereka
perlu juga pandangan mata yang indah serta suara yang merdu. Semuanya
itu dapat dipenuhi melalui kesenian.

B. Hubungan Ilmu dan Kebudayaan Masyarakat


Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan dan pengetahuan
merupakan unsur dari kebudayaan. Kebudayaan di sini merupakan seperangkat
system nilai, tata hidup dan sarana bagi manusia dalam kehidupannya.
Kebudayaan nasional merupakan kebudayaan yang mencerminkan aspirasi dan
cita-cita suatu bangsa yang diwujudkan dengan kehidupan. bernegara.
Pengembangan kebudayaan nasional merupakan bagian dari kehidupan suatu
bangsa, baik disadari atau tidak maupun dinyatakan secara eksplisit atau tidak.
Ilmu dan kebudayaan berada dalam posisi yang saling tergantung dan
saling mempengaruhi. Pada satu pihak pengembangan ilmu dalam suatu
masyarakat tergantung dari kondisi kebudayaannya. Sedangkan di pihak lain,
pengembangan ilmu akan mempengaruhi jalannya kebudayaan. Ilmu terpadu
secara intim dengan keseluruhan struktur social dan tradisi kebudayaan, kata
Talcot Parsons, mereka saling mendukung satu sama lain: dalam beberapa tipe

5
masyarakat ilmu dapat berkembang dengan pesat, demikian pula sebaliknya,
masyarakat. tersebut tak dapat berfungsi dengan wajartanpa didukung
perkembangan yang sehat dari ilmu dan penerapan.
Kebudayaan terdiri dari totalitas produk-produk manusia, dari materi
sampai non materi (Brown, H.L. 1979.8). Produk material mencakup semua
unsur kebudayaan yang bersifat material, seperti alat teknologi, arsitektur,
biokultural dan sebagainya. Sedangkan produk nonmaterial meliputi semua
unsur kebudayaan yang bersifat nonmaterial misalnya bahasa, sistem nilai,
sistem pengetahuan, kosmologi, ekologi dan sebagainya. Sebagai gambaran,
manusia. menghadapi tantangan alam dengan menciptakan alat-alat yang dapat
membentu manusia merubah lingkungan menjadi suatu yang dibutuhkan.
Dengan alat tersebut manusia mengubah lingkungan alamiah menjadi
lingkungan buatan. Selain menciptakan hal material, manusia menciptakan
sistem simbol yang bersifat material dan nonmaterial. Dari sini bisa ditemukan
hal material tertentu yang sama, bisa memiliki makna berbeda bagi dua
kebudayaan yang berlainan, karena masing-masing kebudayaan memiliki
sistem pemaknaan yang tidak sama. Pembentukan kebudayaan nonmaterial
selalu berjalan seiring dengan aktifitas manusia yang secara fisis mengubah
lingkungannya.
Terdapat tujuh kategorisasi berbeda-beda berkaitan dengan komponen
komponen kebudayaan, namun semuanya mendirikan klasifikasi tiga bagian
wilayah kebudayaan, yaitu: (1) hubungan antara manusia dengan alam, yang
berkaitan dengan upaya manusia mempertahankan kelangsungan hidupnya. (2)
hubungan antara manusia yang terkait dengan hasrat dan upaya untuk meraih
status dan hasil dalam kebudayaan masyarakat; (3) aspek-aspek subjektif,
gagasan, perilaku dan nilai. Terlepas dari berbagai pengertian kebudayaan yang
statis, karena kebudayaan merupakan kisah tentang perubahan atau riwayat
manusia yang selalu memberi wujud baru kepada pola-pola kebudayaan yang
sudah ada (Tim Dosen Filsafat UGM, 2010:158).
Kebudayaan sebagai alam kedua" (alam buatan, selain alam
natural)”. tidak pernah memiliki stabilitas sebagaimana yang terdapat dalam

6
alam binatang. Dengan demikian watak inheren dari kebudayaan tersebut
adalah perubahan. Hal tersebut terjadi lantaran esensi kedirian manusia bersifat
"terbuka dan oleh
karenanya eksternalisasi manusia tidak sama dengan binatang. Dalam
rangka ekstemalisasi, manusia mampu membentuk dunianya secara tidak
terbatas sedangkan binatang tidak dapat melakukannya. Aktifitas manusia
dalam membangun kebudayaan selalu dan pasti merupakan aktifitas kolektif
misalnya bahasa, lembaga, teknologi dan lain-lain.
Pada perkembangan selanjutnya produk-produk manusia
(kebudayaan) mengalami transformasi menjadi suatu fasilitas di luar diri
manusia. Pada tilik-taik transformatif inilah momentum proses objektivasi
terjadi. Kebudayaan sebagai produk manusia berada di luar subjektifitas
individual dan memiliki watak seperti dunia alamiah dan oleh karenanya
merupakan bagian dari realitas objektif. Kebudayaan sebagai produk manusia
pada akhimya mengkondisikan manusia, baik secara individu maupun sosial,
untuk menyesuaikan diri dengan produknya, baik bahasa, teknologi, atau
lembaga sosialnya. Pada unsur-unsur materi kebudayaan, manusia pada
akhimya harus menyesuaikan diri dengan perangkat teknologis yang telah
dihasilkan sendiri. Pada dunia agraris, penati misalnya menggunakan cangkul
untuk mengolah lahan, lalu berkembang menjadi alat yang lebih canggih yakni
mesin traktor. Demikian juga dalam dunia industri dengan terciptanya berbagai
mesin pengolahan bahan baku, yang sejalan dengan itu merubah berbagai
kebudayaan manusia dalam cara berfikir. Sejalan derigan itu. unsur-unsur
nonmaterial seperti bahasa juga mengalami perubahan sejalan dengan
perubahan unsur material tadi.
Dengan demikian adanya pemahaman yang memisahkan ilmu dan
"kebudayaan baik secara konseptual maupun secara faktual tidak dapat
diterima. lagi ilmu merupakan komponen penting dalam kebudayaan, bahkan
kecenderungannya memberi tempat bagi dominasi ilmu dalam menciptakan
universum-universum simbolik. Tidak dapat dipungkiri bahwa 'scientism"
telah menjadi kategori ilmiah sebagai matra pembeda antara dapat dipercaya,

7
dipercaya sebagian, meragukan atau diluar jangkauan. Dalam pandangan
postivistik, menyebutkan manusia adalah masyarakat yang bermatra tunggal
"pengetahuan ilmiah. Sebagaimana watak yang sudah melekat pada
"kebudayaan manusia scientism, pada akhimya mendapat reaksi, paling tidak
dengan munculnya pengembangan orientasi bagi ilmu baru. Setiap pilihan
orientasi nilai dari kebudayaan akan memiliki konsekuensi masing-masing
bagi bagi taraf ideasional maupun operasional.

C. Peran Ilmu dalam Perkembangan Budaya


Dalam rangka pengembangan kebudayaan nasional ilmu mempunyai
peranan ganda Pertama, ilmu merupakan sumber nilai yang mendukung
terselenggaranya pengembangan kebudayaan nasional. Kedua, ilmu
merupakan sumber nilai yang mengisi pembentukan watak suatu bangsa. Pada
kenyataannya kedua fungsi ini terpadu satu sama laindan sukar dibedakan.
Pengkajian pengembangan kebudayaan nasional kita tidak dapat
dilepaskan dari pengembangan ilmu. Dalam kurun dewasa ini yang dikenal
sebagai kurun ilmu dan teknologi, kebudayaan kita pun tak terlepas dari
pengaruhnya, dan mau tidak mau harus ikut memperhitungkan faktor ini.
Sayangnya yang lebih dominan pengaruhnya terhadap kehidupan kita adalah
teknologinya yang merupakan produk dari kegiatan ilmiah. Sedang hakikat
keilmuan itu sendiri yang merupakan sumber nilai yang konstruktif bagi
pengembangan kebudayaan nasional pengaruhnya dapat dikatakan minimal
sekali.
Berikut beberapa peran ilmu dalam perkembangan budaya
Masyarakat:
1. Peran Normatif: Ilmu memiliki peran normatif untuk membangun karakter
bangsa dan memperkuat identitas budaya nasional. limu tentang budaya
dapat membantu memahami nilai-nilai budaya dan memahami kesadaran
akan pentingnya melestarikan budaya nasional.
2. Peran Praktis; Ilmu juga memiliki peran praktis dalam pengembangan
kebudayaan, limu dapat menjadi sumber nilai yang mendukung

8
terselenggaranya pengembangan kebudayaan Selain itu, ilmu juga dapat
membantu memahami perubahan sosial dan budaya yang terjadi di
Masyarakat
Jadi, dalam pengembangan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan
dan pendidikan dapat membantu memahami nilai-nilai budaya dan
memperkuat kesadaran akan pentingnya melestarikan budaya nasional. Selain
itu, ilmu pengetahuan juga dapat membantu memahami perubahan sosial dan
budaya yang terjadi di masyarakat.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu adalah bagian terpenting dalam membangun dan
mengembangkan masyarakat terutama kebudayaan masyarakat. Ilmu dan
kebudayaan memiliki hubungan ketergantungan yang tidak dapat dipisah –
pisahkan bagaikan mata koin yang terdiri dari dua sisi yang saling melengkapi.
Kebudayaan yang ada dan berlaku di masyarakat harus dilandasi oleh ilmu,
agar kebudayaan yang ada tersebut dapat berkembang seperti yang seharusnya.
Sebaliknya, ilmu itu tidak akan dapat berkembang tanpa diiringi oleh
kebudayaan.
Dalam rangka pengembangan kebudayaan nasional ilmu mempunyai
peranan ganda Pertama, ilmu merupakan sumber nilai yang mendukung
terselenggaranya pengembangan kebudayaan nasional. Kedua, ilmu
merupakan sumber nilai yang mengisi pembentukan watak suatu bangsa.

B. Saran
Penulis menyadari makalah ini mungkin masih jauh dengan kata
sempurna. Akan tetapi bukan berarti makalah ini tidak berguna. Besar harapan
yang terpendam dalam hati semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsi
pada suatu saat terhadap makalah tema yang sama dan dapat menjadi referensi
bagi pembaca serta menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua selaku
pelajar.

10
DAFTAR PUSTAKA

Surajiyo. 2007. “Hubungan dan Peranan Ilmu terhadap Pengembangan


Kebudayaan Nosional”. http://research.mercubuana.ac.id/?p=84. Di akses
online 01 Februari 2018

Widyosiswoyo, Supartono. (1996). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Ghalia Indonesia

Syam, Mohammad Noor. 1988. Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan
Pancasila. Surabaya: Pustaka Setia

11
MATERI
2
MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
“ILMU PENGETAHUAN DAN PERKEMBANGAN BUDAYA II”

KELOMPOK 1
ANGGOTA:

1. REGINA ARSA SUFINTAN (2102013009)


2. RENI SESMITA (2102013010)
3. SALSABILA (2102013013)
4. YOSI MISKORI (2102014024)

DOSEN PENGAMPU:
Dr. FIDEL EFENDI., S.Pd., M.M.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR SEKOLAH


TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
WIDYASWARA INDONESIA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala rahmat-Nya. Sehingga makalah ini dapat
tersusun guna memnuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Ilmu Budaya Dasar dengan judul
“Ilmu Pengetahuan Dan Perkembangan Budaya II” kami dari kelompok 1 sangat berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bai pembaca.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan dalam makalah ini karna keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, untuk
itu kami sangat berharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Muara Labuh, 28 November 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2
A. Pengertian Ilmu Pengetahuan ............................................................................ 2
B. Pengertian budaya dan perkembangan budaya ............................................... 4
C. Peranan ilmu Dalam Perkembangan kebudayaan ............................................ 9
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 11
B. Saran ..................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia khususnya di daerah Jawa Timur terdapat berbagai macam
kebudayaan. dan tradisi. Kebudayaan yang kita miliki adalah pemberian dari Tuhan
yang tak ternilai harganya. Setiap kebudayaan dan tradisi memiliki arti tersendiri bagi
masyarakat sekitarnya. Seperti halnya untuk nelayan, petani, dan profesi-profesi
lainnya.
Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi budaya khas, sehingga terlihat
sangat menonjol ciri khas yang terdapat disetiap daerah itu. Dari hasil kebudayaan,
maka akan terlihat watak masyarakat di daerah tersebut, nilai dan norma, dan mata
pencaharian. masyarakat. Contohnya, Rokat Tase atau Petik laut. Rokat tase' ini
menegaskan bahwa masyarakat Aeng Panas mayoritas bermata pencaharian sebagai
nelayan. Rokat Tase diadakan karena agar para nelayan dipermudah dalam mencari
ikan, dan dijauhkan dari musibah.
Masyarakat di kota umumnya, tidak mengetahui berbagai tradisi yang dimiliki
masyarakat di desa. Banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti perbedaan mata
pencaharian, intensitas waktu, dan pengaruh budaya asing. Masyarakat kota mayoritas
bekerja sebagai pegawai. Mereka terlalu sibuk bekerja, sehingga tidak memiliki waktu
untuk mengetahui tradisi-tradisi yang ada di lingkungan masyarakat desa. Selain itu
banyaknya kebiasaan-kebiasaan dan budaya asing juga merupakan salah satu faktor
yang menyebabkan hal ini terjadi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang terdapat dalam ilmu pengetahuan?
2. Jelaskan mengenai pengertian budaya dan perkembangan budaya?
3. Jelaskan peranan ilmu dalam perkembangan kebudayaan?

C. Tujuan
1. Mengidentifikasi apa saja yangterdapat dalam ilmu penetahuan
2. Menjelaskan pengertian budaya serta perkembangan budaya
3. Mengetahui peranan ilmu dalam perkembangan kebudayaan

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Tentang Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan diambil dari kata bahasa Inggris science, yang berasal dari
bahasa latin scientia dari bentuk kata kerja scire yang berarti mempelajari, mengetahui.
Ilmu sebagai aktivitas ilmiah dapat berwujud penelaahan, penyelidikan, usaha
menemukan, atau pencarian. Oleh karena itu, pencarian biasanya dilakukan berulang
kali, maka dalam dunia ilmu kini dipergunakan istilah research untuk aktivitas ilmiah
yang paling berbobot guna menemukan pengetahuan baru."
Metode ilmiah adalah hasil penemuan yang telah diupayakan manusia dalam
waktu yang cukup lama. Metode ilmiah didasarkan pada sejumlah asumsi-asumsi yang
biasanya diterima begitu saja. Dengan demikian, metode ilmiah berkenaan dengan
bagaimana kita berfikir secara benar sesuai dengan kaidah aturan ilmiah baik secara
empirik maupun rasional, maka metode ilmiah adalah segala cara yang ditempuh untuk
mencapai kesatuan pengetahuan.
Menurut Koentjaraningrat, tanpa metode ilmiah suatu pengetahuan sebenarnya
bukan ilmu tetapi suatu himpunan pengetahuan saja tentang berbagai gejala tanpa
diketahui hubungan gejala yang satu dengan yang lain.
Dari aktifitas ilmiah dengan metode ilmiah yang dilakukan oleh para ilmuwan
dapat dihimpun sekumpulan pengetahuan baru atau disempurnakan pengetahuan yang
telah ada, sehingga di kalangan ilmuan maupun para filsuf pada umumnya terdapat
kesepakatan bahwa ilmu adalah suatu kumpulan pengetahuan yang sistematis.
- Adapun ciri-ciri Ilmu pengetahuan menurut The Liang Gie ada lima, yaitu:
a. Empiris, pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan percobaan.
b. Sistematis, berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan
pengetahuan itu mempunyai hubungan ketergantungan dan teratur
c. Objektif, ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan dan
kesukaan pribadi. Analitis, pengetahuan ilmiah berusaha membeda-bedakan pokok
soalnya ke dalam.
d. bagian yang terperinci untuk memahami berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari
bagian-bagian itu.
e. Verifikatif, dapat diperiksa kebenarannya oleh siapa pun juga." Salah satu ciri dari
ilmu adalah bahwa ilmu itu memiliki objek penyelidikan.
2
Objek penyelidikan dari ilmu terdiri dari dua objek, yaitu objek materiil dan
objek formal. Objek materiil adalah suatu hal yang menjadi sasaran penyelidikan atau
pemikiran sesuatu yang dipelajari, baik berupa benda konkret maupun abstrak.
Sedangkan objek formal adalah sudut pandang terhadap objek materiil, termasuk
prinsip-prinsip yang digunakan. Dalam hal ini berarti hakikat, dari objek materiilnya
yang menjadi objek formal filsafat.
Dengan melihat objek ilmu tersebut, maka keberadaan filsafat sesungguhnya
sangat dekat dengan kita, bahkan setiap saat kita terlibat dalam tindakan berfilsafat itu
sendiri, hanya saja selama ini keberadaannya belum kita sadari. Filsafat seperti itulah
yang dimaksudkan dengan filsafat sebagai disiplin ilmu. Adapun langkah-langkah
dalam Ilmu pengetahuan sebagai berikut:
a. Perumusan Masalah
Setiap penyelidikan ilmiah dengan masalah yang dirumuskan secara tepat
dan jelas dalam bentuk pertanyaan agar ilmuwan mempunyai jalan untuk
mengetahui fakta-fakta apa saja yang harus dikumpulkan.
b. Pengamatan dan Pengumpulan Data atau Observasi
Penyelidikan ilmiah dalam tahap ini mempunyai corak empiris dan induktif
dimana seluruh kegiatan diarahkan pada pengumpulan data dengan melalui
pengamatan yang cermat sambil didukung oleh berbagai sarana yang canggih. Hasil
observasi ini kemudian dituangkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan.
c. Pengamatan dan Klarifikasi Data
Dalam tahap ini ditekankan penyusunan fakta-fakta dalam kelompok, jenis,
dan kelas tertentu berdasarkan sifat yang sama. Kegiatan inilah yang disebut
klasifikasi. Dengan klasifikasi, menganalisis, membandingkan, dan membeda-
bedakan data-data yang relevan.
d. Perumusan Pengetahuan (Definisi)
Dalam tahap ini, ilmuwan mengadakan analisis dan sintesis secara induktif.
Lewat analisis dan sintesis ilmuwan mengadakan generalisasi. Dari sinilah teori
terbentuk.
e. Tahap Ramalan (Prediksi)
Dalam tahap ini, deduksi mulai memainkan peranan. Setelah teori terbentuk,
lalu Diturunkan hipotesis baru dan dari hipotesis ini, lewat deduksi (silogisme) pula,

3
ilmuwan mulai menyusun implikasi logis agar ia dapat mengadakan ramalan-
ramalan tentang gejala yang perlu diketahui atau yang masih terjadi.
f. Pengujian Kebenaran Hipotesis (Verifikasi)
Dalam tahap ini, dilakukan pengujian kebenaran hipotesis. Artinya, menguji
kebenaran ramalan-ramalan tadi melalui pengamatan atau observasi terhadap fakta
yang sebenarnya atau ppercobaan-percobaan. Dalam hal ini keputusan terakhir
terletak pada fakta. Jika fakta tidak mendukung hipotesis, maka hipotesis itu harus
dibongkar dan diganti dengan hipotesis lain dan seluruh kegiatan ilmiah harus
dimulai lagi dari permulaan. Itu berarti data empiris merupakan penentu bagi benar
tidaknya hipotesis.

B. Tinjauan Tentang Kebudayaan


1. Pengertian Kebudaayaan
Kata kebudayaan berasal dari kata Sanskerta buddhayah, yaitu bentuk jamak
dari buddhi yang berarti budi atau akal. Kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal
yang bersangkutan dengan akal.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk inmadura dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, dan karya seni.
Menurut Ki Hajar Dewantoro, Kebudayaan berarti buah budi manusia
adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan
zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia
untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan
penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya
bersifat tertib dan damai.
Jadi, kebudayaan adalah hasil daya cipta (pikiran), rasa (perasaan), dan
karsa (perbuatan) manusia.
Menurut C. Kluckhohn ada tujuh unsur dalam kebudayaan universal, yaitu:
a. System religi dan upacara keagamaan. (homo religius). Artinya, manusia
memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur
b. System organisasi kemasyarakatan (homo socius). Artinya, manusia sadar
bahwa tubuhnya lemah. Namun, dengan akalnya manusia membentuk kekuatan
dengan cara menyusun organisasi kemasyarakatan untuk mencapai tujuan
4
bersama, yaitu meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Contohnya, system
gotong royong yang terdapat di Indonesia.
c. System pengetahuan (homo sapiens). Artinya, pengetahuan dapat diperoleh dari
pemikiran sendiri dan juga dari orang lain. Kemampuan manusia untuk
mengingat apa yang telah diketahui, kemudian menyampaikannya ke pada
orang lain melalui bahasa menyebabkan pengetahuan ini menyebar luas.
Terlebih lagi kalau pengetahuan itu dapat dibukukan maka penyebarannya dapat
dilakukan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
d. System mata pencarian hidup (homo economicus). Artinya, dalam tingkat
sebagai food gathering, kehidupan manusia secara umum terjadi kemajuan yang
pesat. Dimana setelah bercocok tanam, kemudian beternak, lalu mengusahakan
kerajinan, berdagang, sehingga manusia dapat mencukupi kebutuhannya.
e. System teknologi dan peralatan (homo faber). Artinya, manusia dapat
menciptakan sekaligus mempergunakan suatu alat dengan pemikirannya yang
cerdas.
f. Bahasa (homo longuens). Artinya, bahasa manusia pada mulanya diwujudkan
dalam bentuk tanda, kemudian disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan lalu
tulisan.
g. Kesenian (homo esteticus). Artinya, setelah manusia mencukupi kebutuhan.
fisiknya maka manusia beralih untuk mencukupi kebutuhan psikisnya. Manusia
semata-mata tidak hanya memenuhi kebutuhan isi perutnya saja, melainkan
pandangan mata yang indah dan suara yang merdu. Semua itu dapat diperoleh
melalui kesenian.
Dalam unsur budaya terdapat adanya system pengetahuan, dimana ilmu
termasuk di dalamnya. Dengan demikian, ilmu itu sendiri merupakan bagian dari
budaya. Ilmu pengetahuan dan budaya mempunyai hubungan yang saling
mempengaruhi dan saling tergantung. Pada satu pihak perkembangan ilmu
pengetahuan dalam satu masyarakat tergantung dari kondisi budaya masyarakat
tersebut, dan juga perkembangan ilmu akan mempengaruhi berkembangnya budaya
masyarakat. Sumbangan ilmu terhadap budaya adalah pada nilai yang terkandung
dalam ilmu pengetahuan, yakni tentang etika, estetika, dan logika.
Contohnya, dalam masyarakat pedalaman, budaya yang berkembang adalah
budaya rokat tase Adapun ilmu yang berkembang adalah ilmu pertanian. Pola

5
hubungan ilmu pengetahuan dan budaya memiliki keterkaitan karena keduanya
saling mempengaruhi.

2. Perkembangan Budaya
Perkembangan budaya adalah suatu proses meningkatkan atau
mempertahankan kebiasaan yang ada pada masyarakat dalam kajian pengembangan
masyarakat yang menggambarkan bagaimana budaya dan masyarakat itu berubah
dari waktu ke waktu yang banyak ditunjukkan sebagai pengaruh
global. Pengembangan budaya dikembangkan secara luas melalui
kepentingan transnasional. Segala bentuk kesenangan ikut terlibat dalam upaya
pengembangan budaya ini. untuk menghadapi globalisasi budaya, sangat sulit bagi
masyarakat untuk melestarikan budaya lokal mereka sendiri yang menjadi keunikan
wilayahnya, tetapi globalisasi budaya ini merupakan komponen penting dalam
pengembangan masyarakat wilayahnya sendiri.
Dalam konteks Pengembangan masyarakat, perkembangan budaya
memiliki tiga komponen yaitu:
1. Melestarikan dan menghargai budaya
Tradisi budaya lokal merupakan bagian penting dalam menanamkan
rasa bermasyarakat, dan membantu memberikan rasa identitas kepada
mereka. Oleh karenanya pengembangan masyarakat akan berupaya
mengidentifikasi elemen-elemen penting dari budaya lokal dan
melestarikannya. Tradisi ini meliputi sejarah lokal dan peninggalan
berharga, kerajinan yang berbasis lokal, makanan lokal atau hal
lainnya. pengaruh eksternal dapat memisahkan tradisi-tradisi budaya lokai ini,
dan strategi masyarakat yang cermat diperlukan orang pribumi terhadap lahan
atau daerah dan terhadap struktur komunitas tradisional yang berkembang
seleras dengan lahan atau daerah selama periode waktu jauh lebih lama
daripada kolonisasi baru. Komunitas merupakan hal penting bagi kelangsungan
budaya dan kelangsungan spritual, dalam arti penting kelesetarian budaya
tradisional merupakan kebutuhan yang lebih penting bagi orang-orang pribumi
daripada orang lain kebanyakan.
2. Multikulturalisme

6
Kata ini lazimnya menunjukkan pada kelompok etnis yang berbeda yang
tinggal di satu masyarakat tetapi mempertahankan identitas budaya yang
berbeda. Oleh karena itu, fokus ini yaitu pada etnisitas dan fitur budaya dari
kelompok-kelompok etnis yang berbeda. Kebiasaan-kebiasaan dalam budaya
yang relatif homogen tampak hilang, masyarakat harus sampai pada kehidupan
bermasyarakat yang multikultural. Bagi beberapa orang, hal ini terjadi karena
ketakutan, ancaman, kerugian dan raisal serta ketegangan budaya dan
pengucilan Keanekaragama latar belakang budaya merupakan realitas bagi
banyak masyarakat, dan oleh karena itu merupakan aspek yang penting
dari pembangunan masyarakat Benturan nilai-nilai budaya dan problem-
problem yang dialami oleh perseorangan dan keluarga memberikan suasana
ketidak stabilan dan kecemasan selama mereka berusaha menemukan sebuah
cara melalui konflik ini. Strategi yang digunakan dalam
keadaan multikulturalisme yaitu mencakup bekerja dengan pemuka-pemuka
masyarakat, meningkatkan kesadaran penduduk, dan menghadapi rasisme.
3. Budaya partisipatori
Aktivitas budaya merupakan fokus penting untuk identitas
masyarakat, partisipasi, interaksi sosial dan pengembangan masyarakat. Satu
cara untuk mendorong masyarakat yang sehat yaitu dapat mendorong
partisipasi yang luas dalam aktivitas budaya,
sehingga seni, musik, teater, tarian dan olahraga menjadi sesuatu yang mereka
lakukan, bukan yang mereka tonton.
Hal ini telah menjadi fokus dari banyak program pengembangan budaya
masyrakat; partisipasi budaya dapat dilihat sebagai cara penting untuk
membangun modal sosial, memperkuat masyarakat dan menegaskan identitas.
Aktivitas-aktivitas yang mungkin dilakukan akan berbeda-beda tergantung pada
budaya lokal, budaya lokal dan faktor-faktor lain. Budaya parsipatif juga
memiliki potensi untuk mencapai lebih dari memperkuat modal sosial dan
bangunan masyrakat. Partisipasi dalam aktivitas budaya merupakan bagian
penting untuk membantu orang-orang dari suatu masyarakat untuk memperoleh
kembali budaya mereka sendiri dan menolak ikut campur dari pihak di luar
mereka.
Pengembangan Budaya dalam Penyesuaian Diri Manusia yaitu:

7
1. Penyesuaian Biologis
Kondisi alam yang telah semakin berubah seiring dengan perusakan
lingkungan sebagai akibat dari global ekonomi. Membuat manusia sulit untuk
menyesuaikan dirinya secara biologis terhadap budaya yang berkembang
seperti perkembangan budaya yang bertentangan dengan nilai dan norma
masyarakat sebelumnya.
2. Penyesuaian Sosial
Pengembangan budaya yang bertele-tele dan terlalu di luar ambang batas
norma dan nilai sosial yang ada sebelumnya, akan terasa sedikit sulit untuk
disesuaikan dengan kondisi sosial masyarakatnya.
Adapun Proses dalam perkembangan budaya yaitu:
1. Internalisasi
Manusia mempunyai bakat yang telah terkandung dalam gennya untuk
mengembangkan berbagai macam perasaan,hasrat, nafsu, dan emosi dalam
upaya pengembangan budayanya. Perasaan yang lahir dari manusia adalah
manusia yang tidak pernah merasa puas, sehingga ia berupaya untuk selalu
melakukan pengembangan-pengembangan dalam dirinya yang mempengaruhi
perubahan pada budaya mereka sendiri.
2. Sosialisasi
Berkaitan erat dengan kajian sistem sosial dalam masyarakat itu sendiri.
Kita memahami buadaya dari proses sosialisasi turun-temurun, tetapi
adakalanya, proses sosialisasi ini tidak sempurna dilakukan oleh generasi
sebelumnya sehingga, membuat budaya yang lama terkadang diambil bagian
yang sesuai dengan kondisi sekarang. Sehingga budaya yang ada dulu belum
tentu ada untuk saat ini, karena juga dipengerahui oleh global ekonomi yang
sedang berlangsung dalam kalangan masyarakat.
3. Enkulturasi
Hal ini tidak lepas dari pengaruh dari luar masyarakat penganut budaya
asli, proses ini menjadi faktor pendorong utama dalam peningkatan atau
penurunan nilai pada suatu budaya dalam masyarakat. Dengan itu, aspek ini
yang berada di luar masyarakat, menjadi indikator yang sangat penting dalam
proses pengembangan budaya dewasa ini
Semakin bernilai hasil dari upaya pengembangan budaya ini bagi
masyarakat maka semakin besar harapan untuk meningkatkan budaya tersebut.
8
Jika penghargaan yang diberikan antar satu masyarakat ke masyarakat lainnya
dianggap bernilai, maka orang-orang yang melakukan perilaku-perilaku yang
sesuai dengan nilai budaya yang baru tersebut, mereka akan mendapat prestise
dari masyarakat lainnya.
C. Peranan Ilmu dalam Pengembangan Kebudayaan
Dalam pengembangan kebudayaan nilai kritis, rasional, logis, objektif, terbuka,
menjungjung kebenaran dan mengabdi secara nasional sangat diperlukan. Dalam
menghadapi dunia modern, diperlukan cara-cara yang terkandung dalam nilai-nilai
ilmiah.
Adapun langkah-langkah yang sistematis menurut Endang Daruni Asdi adalah
sebagai berikut:
a) Ilmu dan kegiatan keilmuan disesuaikan dengan kebudayaan yang ada dalam
masyarakat kita, dengan pendekatan edukatif dan persuasif serta menghindarkan
diri dari konflik, bertitik tolak dari reinterpretasi nilai yang ada dalam argumentasi
keilmuan.
b) Menghindari scientisme dan pendasaran terhadap akal sebagai satu-satunya sumber
kebenaran.
c) Meningkatkan integritas ilmuwan dan lembaga keilmuan, dan melaksanakan
dengan konsekuen kaidah moral kegiatan keilmuan.
d) Pendidikan keilmuan sekaligus dikaitkan dengan pendidikan moral. Etika dalam
kegiatan keilmuan mempunyai kaidah imperatif.
e) Pengembangan ilmu disertai pengembangan bidang filsafat. Filsafat ilmu
hendaknya diberikan di pendidikan tinggi. Walaupun kegiatan ilmiah tidak berarti
lepas dari kontrol pemerintah dan kontrol masyarakat.
Dalam unsur budaya terdapat adanya system pengetahuan, dimana ilmu
termasuk di dalamnya. Dengan demikian, ilmu itu sendiri merupakan bagian dari
budaya. Ilmu pengetahuan dan budaya mempunyai hubungan yang saling
mempengaruhi dan saling tergantung. Pada satu pihak perkembangan ilmu pengetahuan
dalam satu masyarakat tergantung dari kondisi budaya masyarakat tersebut, dan juga
perkembangan ilmu akan mempengaruhi berkembangnya budaya masyarakat.
Sumbangan ilmu terhadap budaya adalah pada nilai yang terkandung dalam ilmu
pengetahuan, yakni tentang etika, estetika, dan logika
Adapun isi dari system pengetahuan dalam suatu kebudayaan meliputi
pengetahuan tentang alam sekitarnya, alam flora di daerah tempat tinggalnya, alam
9
fauna di daerah tempat tinggalnya, bahan dan benda dalam lingkungannya, tubuh
manusia, sifat dan tingkah laku sesama manusia, ruang dan waktu.
Perkembangan ilmu pengetahuan ikut memengaruhi perubahan budaya, karena
ilmu pengetahuan itu sendiri bersifat luas dalam mencakup bidang kehidupan manusia,
mencakup pula ilmu sosial. Adapun kebudayaan dapat dilihat sebagai keseluruhan
pengetahuan dimana perangkat model-model pengetahuan yang secara selektif dapat
digunakan untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan yang dihadapi, serta
untuk mendorong dan menciptakan tindakan-tindakan yang diperlukan.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan ilmu pengetahuan ikut memengaruhi perubahan budaya, karena
ilmu pengetahuan itu sendiri bersifat luas dalam mencakup bidang kehidupan manusia,
mencakup pula ilmu sosial. Adapun kebudayaan dapat dilihat sebagai keseluruhan
pengetahuan dimana perangkat model-model pengetahuan yang secara selektif dapat
digunakan untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan yang dihadapi, serta
untuk mendorong dan menciptakan tindakan-tindakan yang diperlukan.
Demikian, peran ilmu pengetahuan dalam pengembangan kebudayaan itu
sangat penting dimana perkembangan ilmu pengetahuan ikut memengaruhi perubahan
budaya, karena ilmu pengetahuan itu sendiri bersifat luas dalam mencakup bidang
kehidupan manusia, mencakup pula ilmu sosial. Adapun kebudayaan dapat dilihat
sebagai keseluruhan pengetahuan dimana perangkat model-model pengetahuan yang
secara selektif dapat digunakan untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan
yang dihadapi, serta untuk mendorong dan menciptakan tindakan-tindakan yang
diperlukan.

B. Saran
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat kekurangan dari sana sini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat relevan dari pembaca guna memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik
dan berguna bagi pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA
Ariwidodo, Eko. Relevansi Pengetahuan Masyarakat tentang Lingkungan dan Etika.
Lingkungan dengan Partisipasinya dalam Pelestarian Lingkungan. Nuansa, Vol. 11 No. 1
Januari-Juli 2014.
Idri. Epistemologi; Ilmu Pengetahuan, Ilmu Hadis, dan Ilmu Hukum Islam. Jakarta: Kencana,
2015.
Ghony, Djunaidi & Fauzan Almanshur. Filsafat Ilmu dan Metode Penelitian. Malang: UIN
Maliki Press, 2012.
Supriyanto, Stefanus. Filsafat Ilmu. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2013. Surajiyo. Filsafat
Ilmu & Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Susanto, A. Filsafat Ilmu; Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis, Epistemologis, dan
Aksiologis. Jakarta: Bumi Aksara, 2011. AIN

12
MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
TENTANG
KORELASI ILMU PENGETAHUAN DAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
TAHAP I DAN II

DISUSUN OLEH:
ROY RAHMADI PUTRA
SITI NUR HALIZA
WAFIL WAHYU ALNA
WILSA GUSTAVIA RILLA

DOSEN PENGAMPU:
Dr. H. FIDEL EFENDI.,S,Pd., MM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
WIDYASWARA INDONESIA
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr. Wb.,

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah swt atas segala rahmat-nya sehingga makalah
ini dapat tersusun guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah “Ilmu Budaya Dasar”
dengan judul “KORELASI ILMU PENGETAHUAN DAN PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI TAHAP I DAN II”. Kami dari kelompok 2 sangat berharap semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan bagi kita semua.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusun
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempuranaan makalah
ini.

Muara Labuh, 02 desember 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAAN.............................................................................................................2
A. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi……………………………………………………....2
B. Kemajuan Teknologi.....................................................................................................5
C. Hubungan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi……………………………………..…...8
BAB III PENUTUP......................................................................................................................10
A. Kesimpulan.......................................................................................................................10
B. Saran.................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat dengan hasil-hasilnya yang kelihatan


nyata dan berpengaruh terhadap kebudayaan dunia, menyebabkan manusia tidak ingin
mengalami kesulitan, apalagi mengulangi kesulitan yang pernah dialami. Ia akan
berusaha dalam setiap langkah untuk mendapatkan kemudahan hidup, antara lain
dengan penerapan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).

Untuk mendapatkan kemudahan dan memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia


membutuhkan berbagai macam barang. Pada mulanya barang-barang itu dibuat dengan
tangan, kemudian dengan kemampuan berpikir, manusia dapat menciptakan mesin-
mesin untuk membuat barang-barang itu. Dengan mesin-mesin itu baik jumlah maupun
kualitas barang dapat ditingkatkan. Jadi, mesin-mesin hasil teknologi ilmu pengetahauan
itu telah banyak membantu barang kebutuhannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu ilmu pengetahuan dan teknologi?


2. Apa saja kemajuan teknologi yang ada?
3. Apa hubungan ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi?

C. TUJUAN

1. Menjelaskan pengetrtian ilmu pengetahuan dan teknologi


2. Menjelaskan berbagai kemajuan teknologi
3. Menjelaskan hubungan ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

1. Ilmu Pengetahuan

Manusia adalah makhluk yang berakal, sehingga dengan akalnya tersebut ia dapat
berpikir. Berpikir pada dasarnya adalah sebuah proses yang membuahkan
pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran tertentu yang
akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan.2 Jadi
pengetahuan itu adalah informasi dan pemahaman dari segala sesuatu yang diketahui,
yang berasal dari apa saja.

Ilmu Pengetahuan adalah sebuah sarana atau defenisi tentang alam semesta yang
diterjemahkan kedalam bahasa yang bisa dimengerti oleh manusia sebagai usaha
untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu dalam kata lain dapat kita ketahui
defenisi arti ilmu yaitu sesuatu yang di dapat dari kegiatan membaca dan memahami
benda-benda maupun peristiwa, diwaktu kecil kita belajar membaca huruf abjad , lalu
berlanjut menelaah kata-kata dan seiring bertambahnya usia secara sadar atau tidak
sadar sebenarnya kita terus belajar membaca, hanya saja yang dibaca sudah
berkembang bukan hanya dalam bentuk bahasa tulis namun membaca alam semesta
seisinya sebagai usaha dalam menemukan kebenaran. Dengan ilmu maka hidup
menjadi mudah, karena ilmu juga merupakan alat untuk menjalani kehidupan.

Ilmu adalah merupakan suatu pengetahuan, sedangkan pengetahuan merupakan


informasi yang didapatkan dan segala sesuatu yang diketahui manusia. Itulah,
bedanya dengan ilmu, karena ilmu itu sendiri merupakan pengetahuan yang berupa
informasi yang didalami sehingga menguasai pengetahuan tersebut yang menjadi
suatu ilmu.

Di kalangan masyarakat saat ini, bahkan siswa, mahasiswa pun yang tiap harinya
ke sekolah, ke kampus, hilir mudik masuk gedung pendidikan untuk menuntut ilmu,
untuk menambah pengetahuan, yang mestinya mereka tahu akan perbedaan dua kata
tersebut, yang mestinya mereka tahu dengan jelas apa itu ilmu dan penegtahuan,
terkadang mereka masih bingung dengan perbedaan ilmu dan pengetahuan.

Ilmu pengetahuan merupakan rangkaian kata yang sangat berbeda namun memiliki
kaitan yang sangat kuat. Ilmu dan pengetahuan memang tekadang memang terkadang
sulit dibedakan oleh sebagian orang karena memiliki makna yang berkaitan dan
sangat berhubungan erat. Membicarakan masalah ilmu pengetahuan dan defenisinya

2
memang sebenarnya tidak semudah yang diperkirakan. Adanya berbagai defenisi
tentang ilmu pengetahuan ternyata belum dapat menolong untuk memahami hakikat
ilmu pengetahuan itu.

Di dalam kamus Bahasa Indonesia, ilmu merupakan pengetahuan tentang suatu


bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan
untuk menerangkan gejala-gejala tertentu tersebut. Mulyadhi Kartanegara
mengatakan ilmu adalah anyorganized knowledge. Ilmu dan sains menurutnya tidak
berbeda, terutama sebelum abad ke-19, tetapi setelah itu sains lebih terbatas pada
bidang-bidang fisik atau inderawi, sedangkan ilmu melampuinya, seperti metafisika.

Adapun beberapa defenisi ilmu menurut para ahli seperti yang dikutip oleh
Bakhtiar tahun 2005 diantaranya adalah:
a. Mohamad Hatta, mendefenisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang
pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya,
maupun itu menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut
bangunannya dari dalam.
b. Raiph Rose dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris,
rasional, umum dan sistematik dan keempatnya serentak.
c. Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah llmu adalah lukisan atau keterangan yang
komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang
sederhana.
d. Ashley Montagu, menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun
dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk
menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.

Berdasarkan defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa ilmu bukan sekedar


pengetahuan (knowledge), tetapi merupakan rangkuman dari sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati / berlaku umum dan
diperoleh melalui serangkaian prosedur sistematik, diuji dengan seperangkat
metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dengan demikian, kita dapat
membedakan istilah “ pengetahuan” dengan „ilmu‟ Dimana „pengetahuan‟ sama
dengan “knowledge” sedangkan “ilmu” sama dengan “science” maka
Suriasumantri menggunakan istilah ilmu untuk ilmu pengetahuan sedangkan
sainsuntuk ilmu pengetahuan sudah resmi di terima oleh Lembaga Bahasa
Indonesia, juga dapat digunakan.

Ilmu pengetahuan menurut Jacobadalah suatu sistem yang dikembangkan


manusia untuk mengetahui keadaanya dan lingkungannya, serta menyesuaikan
dirinya dengan lingkungannya , atau menyesuaikan lingkungannya dengan dirinya

3
dalam rangka strategi hidupnya. Sedangkan Baiquni (1994) menggemukakan
bahwa ilmu pengetahuan adalah konsensus yang tercapai di antara para pakar
sebagai kesimpulan penalaran secara rasional atas hasil pemikiran dan analisis
yang kritis terhadap data-data yang dikumpulkan dari pengukuruan besaran-
besaran pada observasi sejala-gejala alamiah. Ilmu pengetahuan atau
sainsberkembang atas dasar kesimpulan-kesimpulan-kesimpulan dari pada kajian
pikiran atau analisa terhadap himpunan-himpunan data observasional yang dapat
diterima akal, dan tersusun sebagai suatu kesatuan yang logis. Ia dapat dikaji
kebenarannya dengan pengujian yang berulang-ulang oleh masyarakat ilmiah.

Ilmu pengetahuan yang semakin pesat perkembangannya saat ini


membuktikan bahwa fungsi ilmu tersebut bagi manusia sangatlah besar. Dengan
bantuan ilmu pengetahuan manusia sanggup untuk mengetahui apa yang terjadi
pada diri dan lingkungannya, sekaligus mengambil manfaat dari apa yang telah
diketahuinya itu.

Dengan demikian, ilmu pengetahuan menekankan pada mempelajari alam


sebagaimana adanya dan terbatas pada lingkup pengalaman seseorang dan
pengalaman itu diperoleh melalui observasi dan eksprimen. Jadi kesimpulannya
bahwa ilmu pengetahuan(sains) yang diperoleh dari proses berpikir dengan
menerapkan metode keilmuan yaitu melalui sklus “logica-hipoteco verifikatif dan
membatasi diri pada pengkajian sesuatu yang berada dalam lingkup pengetahuan
manusia alami.

2. Teknologi

Kata teknologi secara hafiah berasal dari bahasa latin” texere” yang berarti
menyusun atau membangun. Sehingga seharusnya tidak terbatas pada penggunaan
mesin, meskipun dalam arti sempit hal tersebut sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Menurut Roger (1983) teknologi adalah suatu rancangan (desain) untuk
alat bantu tindakan yang mengurangi ketidakpastian dalam hubungan sebab akibat
dalam mencapai suatu hal yang diinginkan. Jacques (1967) mengartikan teknologi
sebagai keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri
efisiensi dalam setiap kegiatan manusia.

Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah dikenal manusia sejak


jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih
makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradapan sebenarnya telah ada
teknologi, meskipun istilah “teknologi” belum digunakan. Istilah “teknologi” berasal
dari “techne” atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi

4
sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan
manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang,
memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindera dan otak
manusia. Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) mempunyai peran yang semakin
penting dalam kehidupan umat manusia, malahan ada yang berpendapat bahwa Iptek
merupakan unsur yang terpenting untuk memperoleh kesejahteraan umat manusia.
Perkembangan Iptek yang sangat cepat dan berlangsung terus menerus membawa
perubahan dalam pola kehidupan umat manusia.

Keberhasilan suatu teknologi bergantung pada kemampuan manusia untuk


memilih kondisi-kondisi yang mendorong alam untuk bertindak seperti yang
diinginkannya. Teknologi hanya dapat berhasil apabila prosesnya sesuai dengan
hukum-hukum alam; artinya jika ia dirancang dengan memperhatikan sains yang
terkait. Jelaslah sekarang bahwa teknologi merupakan penerapan sains (applied
seinces). Bidang teknologiyang kita teropong, kita selalu akan menjumpai sains
pendukungnya; apakah kimia, fisika atau biologi atau kombinasi dari bidang-bidang
ini.

Selanjutnya Baiquni metode mendefinisikan teknologi sebagai himpunan


pengetahuan terapan manusia tentang proses-proses pemanfaatan alam yang diperoleh
dari penerapan sains, dalam kegiatan produktif ekonomis.

Bila Ilmu-ilmu dasar (basic sciences) bertujuan mengetahui lebih banyak serta
memahami lebih mendalam tentang alam dan segenap isinya, maka ilmu terapan
(applied sciences) bertujuan bukan demi kemajuan ilmu itu sendiri tetapi untuk
memecahkan masalah-masalah praktis dan mengetahui kesulitan-kesulitan yang
dihadapi manusia.

Jadi teknologi merupakan ilmu terapan (applied sciences) yang dijabarkan ,


dijamalkan dan yang telah dikembangkan lebih lanjut serta harus di transformasikan
menjadi bahan, yang meliputi piranti (wares) atau procedure, atau teknik pelaksanaan
sesuatu proses pengolahan atau produksi (solly). Misalnya dosen/mahasiswa dan
ilmunya merupakan piranti lunak (soft-ware), sedangkan alat-alat penunjang seperti
OHP, komputer, merupakan piranti keras ( hard-ware).

B. Kemajuan Teknologi

Manusia pada awalnya tidak mengenal konsep teknologi. Kehadiran manusia purba
pada masa pra sejarah, hanya mengenal teknologi sebagai alat bantunya dalam mencari
makan, alat bantu yang mereka gunakan sangatlah sederhana, terbuat dari bambu, kayu,

5
batu dan bahan sederhana lain. Misalnya untuk membuat perapian, ia memanfaatkan
bebatuan yang dapat memunculkan percikan api.

Pada awalnya teknologi berkembang secara lambat. Namun seiring dengan kemajuan
tingkat kebudayaan dan peradapan manusia perkembangan teknologi berkembang dengan
cepat. Semakin maju kebudayaannya, semakin berkembang teknologinya karena
teknologi merupakan perkembangan dari kebudayaan yang maju dengan pesat.

Teknologi memperlihatkan fenomenanya dalam masyarakat sebagai hal impersonal


dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup
teknis. Satrapratedjo menjelaskan bahwa fenomena teknik pada masyarakat kini,
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Rasionalitas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang
direncanakan dengan perhitungan rasional
b. Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak ilmiah
c. Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi, rumusan dilaksanakan serba
otomatis.

Demikian pula dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non-


teknis menjadi teknisd. Teknik berkembang pada suatu kebudayaane. Monoisme,
artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan aling bergantungf.
Universalisme kebudayaan dan ideologi bahkan dapat menguasai kebudayaang.
Otonomi, artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.

Teknologi yang berkembang dengan pesat, meliputi berbagai bidang


kehidupan manusia. Masa sekarang nampaknya sulit memisahkan kehidupan
manusia dengan teknologi bahkan sudah merupakan kebutuhan manusia. Awal
perkembangan teknologi yang sebelumnya merupakan bagian dari ilmu atau
bergantung dari ilmu, sekararang ilmu dapat pula bergantung dari teknologi.
Contohnya dengan berkembang pesatnya teknologi komputer dan satelit ruang
angkasa, maka diperoleh pengetahuan baru dari hasil kerja kedua produk
teknologi tersebut.

Berdasarkan uraian pendapat di atas kita dapat menyimpulkan dan


menarik suatu benang merah bahwa teknologi merupakan hasil olah pikir manusia
yang pada akhirnya digunakan manusia untuk mewujudkan berbagai tujuan
hidupnya, teknologi menjadi sebuah instrumen untuk mencapai tujuan.

Teknolgi juga merupakan hasil perkembangan rasionalitas manusia.


Ketika keberadaan teknologi dikembangkan dalam struktur tindakan manusia,

6
maka keberadaan teknologi juga dapat ditempatkan dalam kerangka
perkembangan rasionalitas manusia tersebut.

Ketika manusia masih berada pada irasional (bersifat tradisional dan


afektif), manusia telah mampu menghasilkan berbagai teknologi yang masih
sederhana. Seiring dengan perkembangan rasionalitasnya, manusia telah
menghasilkan berbagai teknologi yang cukup rumit, namun pada akhirnya
keberadaan teknologi tersebut dimanfaatkan sebagai alat untuk mencapai tujuan
hidup manusia. Teknologi telah mempengaruhi pola pikir manusia itu sendiri, dan
akibatnya secara tidak langsung teknologi juga sangat mempengaruhi tindakan,
dan pola hidup manusia. Teknologi juga dimaknai sebagai alat yang
memperlambat perbedaan kelas dalam masyarakat. Teknologi menjadi simbol
status bagi si kaya dan si miskin, siapa yang mampu menguasai teknologi, maka
ia akan mampu menguasai manusia yang lain.

Manusia menggunakan konsep teknologi baru untuk menunjuk pada


timbulnya suatu teknologi yang membawa dampak penting pada kehidupan sosial.
Bagi orang-orang yang hidup 500 tahun yang lalu, teknologi baru menunjuk pada
proses pencetakan, sedangkan pada masa sekarang, teknologi baru menunjuk pada
komputer, satelit, pesawat atau teknologi komunikasi yang lain. Perubahan
kehidupan manusia yang semula berbasis pertanian menjadi berbasis industri juga
sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi.

Suatu hal yang perlu mendapat perhatian khusus adalah bahwa setiap
perkembangan teknologi selalu menjanjikan kemudahan, efisiensi, serta
peningkatan produktivitas. Memang pada awalnya teknologi diciptakan untuk
mempermudah manusia untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Berikut ini
ada beberapa hal yang dijanjikan teknologi :
1. Teknologi menjanjikan perubahan. Setiap penemuan baru akan
melahirkan berbagai perubahan dalam suatu masyarakat. Ibarat sebuah
subsitem, kehadiran teknologi baru sebagai subsistem baru dalam
masyarakat akan membawa konsekuensi, subsistem lain dalam sistem
tersebut mau tidak mau harus menyesuaikan diri akibat kehadiran
teknologi tersebut.
2. Teknologi menjanjikan kemajuan. Teknologi merupakan simbol
kemajuan. Siapa saja yang mampu mengalami sedikit atau banyak
kemajuan ke arah entah dalam bentuk apapun. Seseorang tidak akan
ketinggalan informasi mana kala ia menggengam sebuah teknologi.
Teknologi telah mempengaruhi gaya hidup, dan bahkan teknologi juga
telah menjadi gaya hidup itu sendiri.

7
3. Teknologi menjanjikan kemudahan. Teknologi memang diciptakan untuk
memberikan kemudahan bagi individu. Orang tidak perlu susah susah
untuk menghubungi sanak keluarganya diluar kota, bahkan di luar negeri,
mereka cukup menekan beberapa nomor melalaui handphone.
4. Teknologi menjanjikan peningkatan produktivitas. Perubahan besar
banyak memanfaatkan teknologi untuk alasan efisiensi dan peningkatan
produktivitas daripada harus memperkerjakan tenaga kerja manusia yang
memakan banyak anggaran untuk menggaji mereka . Teknologi juga
dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dengan berlipat ganda.
Teknologi juga dapat dimanfaatkan sebagai alat kontrol untuk
mengevaluasi kinerja seseorang.
5. Teknologi menjanjikan kecepatan Berbagai pekerjaan akan dapat
diselesaikan dengan cepat manakala kita memanfaatkan teknologi.
Keberadaan komputer akan membantu mempercepat pekerjaan di kantor,
mempercepat pembukuan, teknologi juga akan mempercepat proses
pengiriman dokumen, surat atau file serta barang. Memasak nasi akan
lebih cepat jika menggunakan rice cooker. Semua pekerjaan dan setiap
kesulitan akan teratasi dengan teknologi.
6. Teknologi menjanjikan popularitasManusia denagn mudahnya muncul di
layat kaca melalui internet. Situs You Tube akan memfasilitasi kita untuk
bergaya, bisa menjadi narsis, menampakkan dan mempromosikan wajah
dan penampilan kita di internet, hanya dengan berbekal kamera dan
modem untuk dapat meng-upload rekaman gambar yang dimiliki kita
dapat bergaya sesuka hati, dan masyarakat di seluruh dunia dapat dengan
mudah menonton aksi kita.

C. Hubungan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi yang telah dipadukan menjadi IPTEK,
merupakan “dua sejoli” yang tak dapat dipisahkan, sains yang merupakan sumber
teknologi dapat memberikan kemungkinan bagi munculnya teknologi baru, dan
sebaliknya, teknologi yang merupakan penerapan sains dapat menghasilkan peralatan
yang lebih cangih yang memberikan peluang pada sains untuk berkembang lebih pesat.
Mereka saling menyuburkan pertumbuhan masing-masing.

Memang sains sebagai sumber teknologi dan teknologi sebagai penerapan sains tak
dapat dipisahkan perkembangannya di masa mendatang, karena sangat erat hubungannya.
Ilmu dan teknologi bersama-sama merupakan kekuatan (power) yang dipergunakan untuk
mengolah alam dan kebudayaan yang dalam penerapan dan pengembangannya
membutuhkan pengarahan dan penelitian (solly), . Sebagaiman juga dikatakan oleh

8
Francis Bacon bahwa pengetahuan adalah kekuasaan (knowledge is power). Menjelang
akhir abad ke 20, Kemajuan Iptek makin pesat, hal ini dapat kita maklumi bersama,
bahwa negara-negara maju yang telah memanfaatkan Iptek-nya semakin makmurlah
kehidupan negara tersebut, dan tidak dapat disangkal lagi bahwa ia akan menguasai
ekonomi dan dunia. Sebagai contoh, negara Jepang dengan luas wilayah yang kecil,
dengan kandungan sumber kekayaan alam yang kurang memadai, tetapi menguasai Iptek
modern, menjadi warga negaranya merasakan kehidupan yang nyaman, kenikmatan
hidup yang di pelopori lebih banyak dibandingkan negara-negara lain yang sebenarnya
memiliki kekayaan alam lebih lebih banyak dari negara Jepang tetapi tidak menguasai
Iptek, sehingga berbondong-bondong orang datang kesana guna ikut menikmati fasilitas
yang ada, baik dalam pendidikan menginsyafi akan perlunya Iptek dalam pengembangan
industri dan bagi dukungan ekonominya, sehingga ia menduduki peringkat kedua dari
negara-negara maju sesudah Amerika

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat erat hubungannya kerena ilmu


pengetahuan sebagi sumber teknoligi dan teknologi sebagai penerapan dari ilmu
pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisahkan pengembangannya. Iptek selain dapat
memberikan kemudahan dan kenyamanan hidup, juga memberikan kemudahan dan
kenyamanan hidup , juga memberikan kepada manusia, akibat-akibat negatif yang tidak
diharapkan. Karena Iptek berkembang dalam masyarakat maka ia akan berkaitan dengan
sistem ekonomi, sedangkan sistem ekonomi berkaitan sistem industri yang didasari
teknologi, dimana teknologi yang digunakan yang digunakan berdasarkan penemuan
sains yang diperolehnya, jadi semuanya saling berkaitan . Dalam zaman modern ini,
majunya suatu negara diukur oleh kemajuan Ipteknya, suatu negara dapat mengkat
martabat dan derajat bangsanya, sehingga ia menjadi disegani kawan maupun lawan dan
bahkan ia menjadi penguasa dunia, karena kekuantannya tersebut.

B. Saran

Penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari sempurna. Kesalahan ejaan,
metodologi penulisan dan pemilihan kata serta cakupan masalah yang masih kurang
adalah diantara kekurangan dalam makalah ini. Karena itu saran dan kritik membangun
sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Ali, Drs, dan Eny Rahma, Ir. Ilmu Alamiah Dasar, Bumi Aksar, Jakarta, 1993, Cet. 3
Adib, Mohammad, (2011). Filsafat ilmu: onto-logi, epistemologi, aksiolagi, dan logika ilmu
bpengetahuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Achmad Baquni, M.Sc., Ph.D. Al Qur’an Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Dana Bhakil Wakaf,
Jakarta, 1994, Cet. 1unia Pendidikan. Jogyakarta : Diva PressDwiningrum, S. I. A (2012).
Ilmu sosial dan budaya dasar. Yogyakarta: UNY Press.
J. Drost, Sj., Drs (et. al) Ilmu Alamaiah Dasar, PT. Gramedia Utama, Jakarta, 1992
Jujun S. Suriasumantri, Ilmu Dalam Persfektif, PT. Gramedia, Jakarta, 1982, cet.3

11
MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
“BUDAYA MASYARAKAT PADA ZAMAN MODERN DAN
PENGARUHNYA KEPADA PERILAKU INDIVIDU, KELUARGA DAN
MASYARAKAT”

KELOMPOK 3 :
1. M. REDHO HAFIQLY (2102014011)
2. MHD. ROIL ASHROF (2102014014)
3. TEGAR TOHA PUTRA (2102014021)

LOKAL :
5C

DOSEN PENGAMPU
DR. H. FIDEL EFENDI, S.PD, M.M

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAAN
WIDYASWARA INDONESIA
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan segalarahmat dan hidayah-Nya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam kita limpahkan kepada
junjungan Nabi Agung, Nabi Muhammad SAW yang kita tunggu-tunggu syafaatnya nanti di
hari akhir. Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Fidel Efendi, S.Pd, M.M yang
telah memberikan banyak ilmu dan pengarahan.
Akhir kata kami mohon maaf apabila ada banyak kesalahan pada penulisan kata-kata
serta kalimat. Oleh karena itu, kami meminta kritik dan saran untuk lebih membangun dan
menambah ilmu. Selanjutnya kami berharap dari makalah ini dapat bermanfaat untuk kita
semua. Aamiin.

Desember 2023
Muara Labuh, November

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1

C. Tujuan ...................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Masyarakt Modern ................................................................................. 2

B. Ciri – Ciri Masyarakt Modern ................................................................................. 2

C. Masyarakat Modern Dari Berbagai Aspek .............................................................. 2

D. Gamabaran Umum Kehidupan Masyarakat Modern ............................................... 3

E. Kebudayaan Modern ................................................................................................ 4

F. Tantangan Kebudayaan Masyarakat Modern .......................................................... 7

G. Dampak Dari Budaya Masyarakat Modern ............................................................. 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 12

B. Saran ...................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman, perkembangan prilaku manusia mengalami
perubahan. Contohnya saja kebudayaan , masyarakat modern tidak lagi mempunyai
pusat kebudayaan sebagai tiang penegak tata nilai dalam menjalani kehidupan.

Kebudayaan yang sebelumnya dipahami sebagai proses linier yang selalu


bergerak ke depan dengan berbagai penyempurnaannya juga mengalami perubahan.
Kebudayaan tersebut tak lagi sekadar bergerak maju tapi juga kesamping kiri, dan
kanan memadukan diri dengan kebudayaan lain, bahkan kembali ke masa lampau
kebudayaan itu sendiri.

Disini saya memilih topik ini karena menurut saya kebudayaan masyarakat
perkotaan modern ini menarik sebab telah banyak terjadi akulturasi budaya dengan
bukan hanya budaya dari bangsa sendiri melainkan juga dengan kebudayaan dari luar,
dengan mobilitas yang sangat cepat yang didukung oleh perkembang iptek.
B. Rumusan Masalah

a. Apa pengertian masyarakat modern ?


b. Apa saja ciri-ciri masyarakat modern ?
c. Apa saja aspek masyarakat modern ?
d. Bagaimana gambaran umum kehidupan masyarakat modern ?
e. Apa itu kebudayaan modern ?
f. Apa saja tantangan kebudayaan masyarakat modern ?
g. Apa saja dampak dari budaya masyarakat modern ?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui Pengertian masyarakat modern.
b. Untuk mengetahui ciri – ciri masyarakat modern.
c. Untuk mengetahui aspek masyarakat modern.
d. Untuk mengetahui gambaran umum kehidupan umum masyarakat modern.
e. Untuk mengetahui apa itu kebudayaan modern.
f. Untuk mengetahui tantangan kebudayaan masyarakat modern.
g. Untuk mengetahui dampak dari budaya masyarakat modern.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MASYARAKAT MODERN


Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya
mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban masa
kini. Pada umumnya masyarakat modern tinggal di daerah perkotaan, sehingga
disebut masyarakat kota. Namun tidak semua masyarakat kota tidak dapat disebut
masyarakat modern,sebab orang kota tidak memiliki orientasi ke masa kini, misalnya
gelandangan.

B. CIRI – CIRI MASYARAKAT MODERN


1. Hubungan antar manusia terutama didasarkan atas kepentingan-kepentingan
pribadi.
2. Hubungan dengan masyarakat lain dilakukan secara terbuka dengan suasana yang
saling mempengaruhi
3. Kepercayaan yang kuat akan Ilmu Pengetahuan Teknologi sebagai sarana untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
4. Masyarakatnya tergolong ke dalam macam-macam profesiyang dapat dipelajari
dan ditingkatkan dalam lembaga pendidikan, keterampilan dan kejuruan
5. Tingkat pendidikan formal pada umumnya tinggi dan merata.
6. Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang sangat kompleks
7. Ekonomi hamper seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang didasarkanatas
penggunaan uangdan alat-alat pembayaran lain.
C. MASYARAKAT MODERN DARI BERBAGAI ASPEK
 Aspek Mental Manusia
1. Cenderung didasarkan pada pola prilaku rasional atau logis, dengan ciri-ciri
menghargai karya orang lain,menghargai waktu, menghargai mutu, berpikir
kreatif, efisien, produktif percaya pada diri sendiri, disiplin,dan bertanggung
jawab.
2. Memiliki sifat keterbukaan yaitu dapat menerimapandangan dan gagasan
orang lain.

2
 Aspek Teknologi
1. Teknologi merupakan faktor utama untuk menunjang kehidupan kearah
kemajuan atau modernisasi.
2. Sebagai hasil ilmu pengetahuan dengan kemampuan produksi dan efisiensi
yang tinggi.
 Aspek Pranata Sosial
1. Pranata Agama
Relatif kurang terasa dan tampak dalam kehidupan sehari-hari,
diakibatkan karena sekularisme.
2. Pranata Ekonomi
a. Bertumpu pada sektor industri pembagian kerja yang lebih tegas dan
memiliki batas-batas yang nyata.
b. Pembagian kerja berdasarkan usia dan jenis kelamin kurang terlihat.
c. Kesamaan kesempatan kerja antara pria dan wanita sangat tinggi.
d. Kurang mengenal gotong royong.
e. Dibedakan menjadi tiga fungsi,yaitu : produksi, distribusi dan
konsumsi.
f. Hampir semua kebutuhan hidup masyarakat diperoleh melalui pasar
dengan menggunakan uang sebagai alat tukar yang sah.
3. Pranata Keluarga
a. Ikatan kekeluargaan sudah mulai lemah dan longgar, karena cara
hidup yang cenderung individualis.
b. Rasa solidaritas berdasarkan kekerabatan umumnya mulai menipis.
4. Pranata Keluarga
Tersedianya fasilitas pendidikan formal mulai dari tingkat rendah
hingga tinggi, disamping pendidikan keterampilan khusus lainnya.
5. Pranata Politik
Adanya pertumbuhan dan perkembangan kesadaran berpolitik sabagai
wujud demokratisasi masyarakat.
D. GAMBARAN UMUM KEHIDUPAN MASYARAKAT MODERN
Pada kehidupan masyarakat modern, kerja merupakan bentuk eksploitasi
kepada diri, sehingga mempengaruhi pola ibadah, makan, dan pola hubungan pribadi
dengan keluarga. Sehingga dalam kebudayaan industri dan birokrasi modern pada

3
umumnnya, dipersonalisasi menjadi pemandangan sehari-hari. Masyarakat modern
mudah stres dan muncul penyakit-penyakit baru yang berkaitan dengan perubahan pola
makanan dan pola kerja.
Yang terjadi kemudian adalah dehumanisasi dan alienasi atau keterasingan,
karena dipacu oleh semangat kerja yang tinggi untuk menumpuk modal. Berger
menyebutnya sebagai “lonely crowd” karena pribadi menemukan dirinya amat kuat
dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kebudayaan industrialisasi, terus terjadi krisis.
Pertama, kosmos yang nyaman berubah makna karena otonomisasi dan sekularisasi
sehingga rasa aman lenyap. Kedua masyarakat yang nyaman dirobek-robek karena
individu mendesakkan diri kepada pusat semesta, ketiga nilai kebersamaan goyah,
keempat birokrasi dan waktu menggantikan tokoh mistis dan waktu mitologi.
Para penganut paham pascamodern seperti Lyotard pernah mengemukakan
perlunya suatu jaminan meta-sosial, yang dengannya hidup kita dijamin lebih merdeka,
bahagia, dan sebagainya. Khotbah agung-nya (metanarasi) ini mengutamakan perlunya
new sensibility bagi masyarakat yang terjebak dalam gejala dehumanisasi budaya
modern.Kebiasaan dari masyarakat modern adalah mencari hal-hal mudah, sehingga
penggabungan nilai-nilai lama dengan kebudayaan birokrasi modern diarahkan untuk
kenikmatan pribadi. Sehingga, munculah praktek-peraktek kotor seperti nepotisme,
korupsi, yang menyebabkan penampilan mutu yang amat rendah.
E. KEBUDAYAAN MODERN
Proses akulturasi di Negara-negara berkembang tampaknya beralir secara
simpang siur, dipercepat oleh usul-usul radikal, dihambat oleh aliran kolot, tersesat
dalam ideologi-ideologi, tetapi pada dasarnya dilihat arah induk yang lurus:”the things
of humanity all humanity enjoys”. Terdapatlah arus pokok yang dengan spontan
menerima unsur-unsur kebudayaan internasional yang jelas menguntungkan secara
positif.
Akan tetapi pada refleksi dan dalam usaha merumuskannya kerap kli timbul
reaksi, karena kategori berpikir belum mendamaikan diri dengan suasana baru atau
penataran asing. Taraf-taraf akulturasi dengan kebudayaan Barat pada permulaan masih
dapat diperbedakan, kemudian menjadi overlapping satu kepada yang lain sampai
pluralitas, taraf, tingkat dan aliran timbul yang serentak. Kebudayaan Barat
mempengaruhi masyarakat Indonesia, lapis demi lapis, makin lama makin luas lagi
dalam (Bakker; 1984).
Apakah kebudayaan Barat modern semua buruk dan akan menggerogoti

4
Kebudayaan Nasional yang telah ada? Oleh karena itu, kita perlu merumuskan definisi
yang jelas tentang Kebudayaan Barat Modern.

Menurut para ahli kebudayaan modern dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
 Kebudayaan Teknologi Modern
Pertama kita harus membedakan antara Kebudayan Barat Modern dan
Kebudayaan Teknologis Modern. Kebudayaan Teknologis Modern merupakan
anak Kebudayaan Barat. Akan tetapi, meskipun Kebudayaan Teknologis
Modern jelas sekali ikut menentukan wujud Kebudayaan Barat, anak itu sudah
menjadi dewasa dan sekarang memperoleh semakin banyak masukan non-
Barat, misalnya dari Jepang.
Kebudayaan Teknologis Modern merupakan sesuatu yang kompleks.
Penyataan-penyataan simplistik, begitu pula penilaian-penilaian hitam putih
hanya akan menunjukkan kekurangcanggihan pikiran. Kebudayaan itu
kelihatan bukan hanya dalam sains dan teknologi, melainkan dalam kedudukan
dominan yang diambil oleh hasil-hasil sains dan teknologi dalam hidup
masyarakat: media komunikasi, sarana mobilitas fisik dan angkutan, segala
macam peralatan rumah tangga serta persenjataan modern. Hampir semua
produk kebutuhan hidup sehari-hari sudah melibatkan teknologi modern dalam
pembuatannya.
Kebudayaan Teknologis Modern itu kontradiktif. Dalam arti tertentu dia
bebas nilai. Bisa dipakai atau tidak. Pemakaiannya tidak mempunyai implikasi
ideologis atau keagamaan. Seorang Sekularis dan Ateis, Kristen Liberal,
Budhis, Islam Modernis atau Islam Fundamentalis, bahkan segala macam aliran
New Age dan para normal dapat dan mau memakainya, tanpa
mengkompromikan keyakinan atau kepercayaan mereka masing-masing.
Kebudayaan Teknologis Modern secara mencolok bersifat instumental.
 Kebudayaan Modern Tiruan
Dari kebudayaan Teknologis Modern perlu dibedakan sesuatu yang mau
saya sebut sebagai Kebudayaan Modern Tiruan. Kebudayaan Modern Tiruan
itu terwujud dalam lingkungan yang tampaknya mencerminkan kegemerlapan
teknologi tinggi dan kemodrenan, tetapi sebenarnya hanya mencakup pemilikan
simbol-simbol lahiriah saja, misalnya kebudayaan lapangan terbang

5
internasional, kebudayaan supermarket (mall), dan kebudayaan Kentucky Fried
Chicken (KFC).Di lapangan terbang internasional orang dikelilingi oleh hasil
teknologi tinggi, ia bergerak dalam dunia buatan: tangga berjalan, duty free shop
dengan tawaran hal-hal yang kelihatan mentereng dan modern, meskipun
sebenarnya tidak dibutuhkan, suasana non-real kabin pesawat terbang;
semuanya artifisial, semuanya di seluruh dunia sama, tak ada hubungan batin.
Kebudayaan Modern Tiruan hidup dari ilusi, bahwa asal orang
bersentuhan dengan hasil-hasil teknologi modern, menjadi manusia modern.
Padahal dunia artifisial itu tidak menyumbangkan sesuatu apapun terhadap
identitas kita. Identitas kita malahan semakin kosong karena kita semakin
membiarkan diri dikemudikan. Selera kita, kelakuan kita, pilihan pakaian, rasa
kagum dan penilaian kita semakin dimanipulasi, semakin kita tidak memiliki
diri sendiri. Itulah sebabnya kebudayaan ini tidak nyata, melainkan tiruan,
blasteran.
Anak Kebudayaan Modern Tiruan ini adalah Konsumerisme: orang
ketagihan membeli, bukan karena membutuhkan, atau ingin menikmati yang
dibeli, melainkan demi membelinya sendiri. Kebudayaan Modern Blateran ini,
bahkan membuat kita kehilangan kemampuan untuk menikmati sesuatu dengan
sungguh-sungguh. Konsumerisme berarti kita ingin memiliki sesuatu, akan
tetapi kita semakin tidak mampu lagi menikmatinya. Orang makan di KFC
bukan karena ayam di situ lebih enak rasanya, melainkan karena fast food
dianggap gayanya manusia yang trendy, dan trendy adalah modern.2
 Kebudayaan-Kebudayaan Barat
Kita keliru apabila budaya blastern kita samakan dengan Kebudayaan
Barat Modern. Kebudayaan Blastern itu memang produk Kebudayaan Barat,
tetapi bukan hatinya, bukan pusatnya dan bukan kunci vitalitasnya. Ia
mengancam Kebudayaan Barat, seperti ia mengancam identitas kebudayaan
lain, akan tetapi ia belum mencaploknya. Italia, Perancis, spayol, Jerman,
bahkan barangkali juga Amerika Serikat masih mempertahankan kebudayaan
khas mereka masing-masing. Meskipun di mana-mana orang minum Coca Cola,
kebudayaan itu belum menjadi Kebudayaan Coca Cola.
Orang yang sekadar tersenggol sedikit dengan kebudayaan Barat palsu
itu, dengan demikian belum mesti menjadi orang modern. Juga belum mengerti
bagaimana orang Barat menilai, apa cita-citanya tentang pergaulan, apa selera

6
estetik dan cita rasanya, apakah keyakinan-keyakinan moral dan religiusnya,
apakah paham tanggung jawabnya (Suseno; 1992).3

F. TANTANGAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT MODERN


1. Kebudayaan Modern Tiruan
Tantangan yang sungguh-sungguh mengancam kita adalah Kebudayaan
Modern Tiruan. Dia mengancam justru karena tidak sejati, tidak substansial.
Yang ditawarkan adalah semu. Kebudayaan itu membuat kita menjadi manusia
plastik, manusia tanpa kepribadian, manusia terasing, manusia kosong, manusia
latah.
Kebudayaan Blasteran Modern bagaikan drakula: ia mentereng,
mempunyai daya tarik luar biasa, ia lama kelamaan meyedot pandangan asli kita
tentang nilai, tentang dasar harga diri, tentang status, dan juga menawarkan
menawarkan kemewahan-kemewahan yang dulu bahkan tidak dapat kita
impikan. Ia menjanjikan kepenuhan hidup, kemantapan diri, asal kita mau
berhenti berpikir sendiri, berhenti membuat kita kehilangan penilaian kita
sendiri.Akhirnya kita kehabisan darah. Kehabisan identitas, kebudayaan
modern tiruan membuat kita lepas dari kebudayaan tradisional kita sendiri,
sekaligus juga tidak menyentuh kebudayaan teknologis modern sungguhan.
2. Bagaimana Memberi Makan, Sandang, dan Rumah
Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa, budaya adalah perjuangan
manusia dalam mengatasi masalah alam dan zaman. Permasalahan yang paling
mendasar bagi manusia adalah masalah makan, pakaian dan perumahan. Ketika
orang kekurangan gizi bagaimanaakan menjadi orang yang cerdas. Ketika
kebutuhan pokok saja tidak terpenuhi bagaimana orangakan berpikir maju dan
menciptakan teknologi yang hebat. Jangankan untuk itu, permasalahan
pemenuhan kebutuhan kita sangat mempengaruhi pola hubungan di antara
manusia. Orang rela mencuri bahkan membunuh agar ia bisa makan sesuap nasi.
Sehingga, kelalaian dalam hal ini bukan hanya berdampak pada kemiskinan,
kelaparan, kematian, akan tetapi akan berpengaruh dalam tatanan budaya-sosial
masyarakat.
3. Masalah Pendidikan yang Tepat
Pendidikan masih menjadi permasalahan yang menjadi perhatian serius
jika bangsa ini ingin dipandang dalam percaturan dunia. Ada fenomena yang

7
menarik terkait dengan hal ini, yaitu mengenai kolaborasi kebudayaan dengan
pendidikan, dalam artian bagaimana sistem pendidikan yang ada
mengintrinsikkan kebudayaan di dalamnya. Dimana ada suatu kebudayaan yang
menjadi spirit dari sistem pendidikan yang kita terapkan.
4. Mengejar Kemajuan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Problem ini beranjak ketika kita sampai saat ini masih menjadi
konsumen atas produk-produk teknologi dari negara luar. Situasi keilmiahan
kita belum berkembang dengan baik dan belum didukung oleh iklim yang
kondusif bagi para ilmuan untuk melakukan penelitian dan penciptaan produk-
produk, teknologi baru. Jika kita tetap mengandalkan impor produk dari luar
negeri, maka kita terus terbelakang. Oleh karena itu, hal ini tantangan bagi kita
untuk mengejar ketertinggalan iptek dari negara-negara maju.
G. DAMPAK DARI BUDAYA MASYARAKAT MODERN
1. Penyalahgunaan media teknologi sebagai sarana pencarian hal-hal yang tidak
ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan.
2. Timbulnya praktek-peraktek curang dalam dunia kerja seperti korupsi, kolusi
dan nepotisme.
3. Sekularisasi adalah sebuah proses pemisahan institusi-institusi dan simbol-
simbol politis dari initusi-institusi dan simbol-simbol religius. Kebijakan-
kebijakan Negara yang mengatur sebuah masyarakat tidak lagi didasarkan pada
norma-norma agama, melainkan pada asas-asas non-religius, seperti: etika dan
pragmatisme politik. Kelahiran Negara nasional dan Negara konstitusional di
zaman modern menandai proses ini.
Konstitusi Negara modern tidak lagi didasarkan pada doktrin-doktrin religius,
seperti pada Negara-negara tradisional di Eropa abad pertengahan, melainkan
pada prosedur-prosedur birokratis rasional yang mengakui kesamaan hak dan
kebebasan setiap warganegara. Mengapa masyarakat modern menempuh jalan
sekularisasi? Karena (1) Otoritas politis tidak merasa cukup dengan
wewenangnya atas wilayah publik dan ingin juga memberikan regulasi dalam
ruang privat seperti yang dilakukan oleh otoritas religius; dan (2) pikiran kritis
dicurigai sebagai unsur ‘subversif’ yang melemahkan kepatuhan kepada
otoritas.Sekularisasi adalah upaya memberi batas-batas di antara kedua bidang
itu dengan memandang keduanya otonom, yakni yang satu tidak dapat direduksi
kepada yang lain.

8
Dengan sekularisasi, urusan-urusan religius dianggap beroperasi di dalam ruang
privat, tercakup dalam kebebasan subjektif individu untuk menemukan jalan
hidupnya. Efek positif sekularisasi adalah toleransi agama, sebab doktrin-
doktrin dan nilai-nilai religius tidak lagi dikalkulasi di dalampolitik. Kita
berbicara tentang sekularisme jika kita memusatkan perhatian kita pada efek
negatif sekularisasi. Sekularisasi dapat mendorong pada ekstrem atau ekses,
yakni suatu sikap berlebih-lebihan untuk menyingkirkan segala alasan, motif
atau dimensi religius sebagai omong kosong. Pandangan-pandangan seperti
ateisme, materialisme dan saintisme merupakan berbagai aspek dalam
sekularisme. Sekularisme dalam arti ini bukanlah sebuah proses sosial-
epistemologis, melainkan sebuah ideologi dengan kesempitan berpikir yang
tidak dapat mentoleransi eksistensi agama di dalam masyarakat majemuk. Jika
agama menghasilkan fundamentalisme religius, proses sekularisasi juga dapat
menghasilkan suatu fundamentalisme tertentu, yakni fundamentalisme profane.
Itulah sekularisme.
Jadi, di sini kita dapat mengatakan bahwa sekularisasi adalah proses yang wajar
di dalam modernisasi, karena pemisahan antara agama dan Negara memang
diperlukan untuk memungkinkan kebebasan dan keadilan dalam masyarakat
majemuk, namun sekularisme harus diwaspadai. Untuk masyarakat kita yang
cenderung religius, sekularisme bukanlah ancaman real; fundamentalisme
agamalah yang merupakan ancaman real bagi kemajemukan. Yang sebaliknya
juga harus dikatakan: Sekularisme bukanlah solusi untuk masalah
kemajemukan, sebab sekularisme adalah bentuk intoleransi terhadap agama
manaupun yang merupakan anggota masyarakat majemuk. Yang dibutuhkan
masyarakat kita adalah tingkat sekularisasi tertentu (baik secara structural
maupun kultural) agar dapat bersikap “fair” terhadap kemajemukan orientasi
nilai di dalam masyarakat kita. Kebijakan-kebijakan politis yang berorientasi
agama tertentu, misalnya, tidak dapat begitu saja dijadikan norma publik untuk
mengatur keseluruhan masyarakat, karena akan bersikap tidak fair terhadap
kelompok-kelompok lain bahkan dalam agama yang sama.
4. Liberalisme adalah ideologi modern, karena munculnya bersamaan dengan
modernisasi dan segala pertentangan ideologis dalam masyarakat modern tak
lain daripada pertentangan dengan liberalisme, sehingga cerita tentang
modernitas tak kurang daripada cerita tentang liberalisme dan para lawannya.

9
Dalam arti ini, liberalisme sangat sensitif terhadap kolektivisme dan
absolutisme kekuasaan. Ekonomi tidak dapat tumbuh jika terus diintervensi
Negara, maka liberalisme sejak awal mendukung ekonomi pasar bebas. Di
dalam pasar orang tidak bertransaksi dengan membeda-bedakan latar-belakang
agama dan kebudayaan, yang penting transaksi itu fair. Dengan kata lain, di
dalam transaksi orang melihat agama partner transaksinya sebagai urusan
privatnya yang tidak relevan untuk proses pertukaran dalam pasar. Pola
transaksi yang melihat agama sebagai persoalan privat yang tidak relevan untuk
proses pertukaran itu oleh liberalisme diaplikasikan di dalam hubungan yang
lebih luas, yaitu di dalam Negara modern. Liberalisme ekonomi mengandung
bahaya tertentu, yaitu intoleransi terhadap mereka yang dimarginalisasikan
secara ekonomis oleh mekanisme pasar bebas itu. Namun liberalisme yang
berkaitan dengan pendirian intelektual dan sikap-sikap politis justru membantu
sebuah masyarakat untuk toleran terhadap kemajemukan. Jika Negara
berkonsentrasi pada the problem of justice dan tidak mengintervensi the
problem of good life yang adalah kewenangan kelompok-kelompok dalam
masyarakat itu, negara menjadi milik bersama kelompok-kelompok sosial itu
dan tidak bersikap diskriminatif. Negara liberal berupaya bersikap netral
terhadap agama-agama di dalamnya, dan ini justru mendukung kebebasan
individu. Di sini liberalisme dapat juga dilihat sebagai hasil dari sekularisasi
yang tidak secara mutlak perlu bermuara pada sekularisme. Artinya, suatu
Negara liberal tidak harus sekularistis, yakni ingin menyingkirkan agama di
dalamnya. Negara liberal juga bisa memiliki respek terhadap agama, namun
regulasi-regulasinya tetap sekular. Bersikap netral dari agama, namun memberi
infrastruktur yang adil bagi agama-agama untuk berkembang, sebab para
anggota agama-agama itu adalah juga warganegaranya.
5. Pluralisme adalah sebuah pandangan yang beroperasi di dalam kebudayaan
dalam bentuk sikap-sikap yang menerima kemajemukan orientasi-orientasi nilai
di dalam masyarakat modern. Dasar pluralisme adalah the fact of plurality,
yakni suatu kenyataan bahwa jika sebuah masyarakat mengalami modernisasi,
masyarakat itu mengalami pluralisasi nilai di dalam dirinya. Pluralitas tidak
serta merta memunculkan pluralisme, karena tidak semua orang setuju
pluralitas. Kaum konservatif dan rmonatis, misalnya, meratapi pluralitas
sebagai sindrom disintegrasi sosial dan moral. Namun ada kelompok-kelompok

10
yang menerima pluralitas sebagai kenyataan hidup bersama dan mencoba hidup
bersama secara toleran. Kelompok-kelompok ini bisa berasal dari kalangan
agama, cendikia, politikus atau budayawan. Pandangan yang menerima
pluralitas sebagai realitas hidup bersama dan mencoba mengembangkan sarana-
sarana moral dan intelektual untuk membuka ruang kebebasan dan toleransi
bagi aneka orientasi nilai etnis, religius ataupun poltis di dalam mayarakat
modern itu kita sebut pluralisme. Jika kita menilik ke belakang, ke dalam
sejarah agama-agama itu, kita tidak dapat memisahkan agama dari kebudayaan.
Setiap agama “tertanam” dan tumbuh dalam konteks kebudayaan dan juga
sejarahnya, maka pluralitas juga menandai sejarah setiap agama. Tidak ada
hanya satu Kristen, satu Hindu, satu Islam atau satu Budha, karena di tiap
kebudayaan berkembang cara-cara dan simbol-simbol spesifik dalam
menghayati Tuhan. Simbol-simbol itu bahkan ‘dipinjam’ dari konteks
kebudayaan tertentu, misalnya, Jawa, Romawi, India atau Arab. Namun tak
semua kelompok agama mau bersikap fair terhadap fakta pluralitas di dalam
agama-agama ini. Kelompok-kelompok macam ini – di antara mereka
konservatif garis keras-terobsesi pada sebuah fiksi bahwa agama mereka itu
homogen dan murni dari unsur-unsur kebudayaan. Fiksi itu sudah barang tentu
berbahaya sekali karena menjadi intoleran terhadap kemajemukan kebudayaan
dan agama. Kelompok-kelompok agama yang menerima fakta kemajemukan
bahkan di dalam agama mereka sendiri serta mencoba mengembangkan sebuah
teologi pluralis sering dicurigai sebagai sesuatu yang morongrong integritas
iman, padahal mereka ini bisa saja justru mendorong cara-cara beriman yang
dewasa dan terbuka terhadap perubahan dan perbedaan di dalam masyarakat
modern.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya
mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban masa
kini. Pada umumnya masyarakat modern tinggal di daerah perkotaan, sehingga disebut
masyarakat kota. Namun tidak semua masyarakat kota tidak dapat disebut masyarakat
modern,sebab orang kota tidak memiliki orientasi ke masa kini, misalnya gelandangan.
B. Saran
Meskipun kami menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini,
akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu kami perbaiki. Hal
ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan kami. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk
ke depannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://suwardilubis.blogspot.com/2016/01/masyarakat-modern-dankebudayaanya.html?m=1

https://medium.com/@tentisafitri04/kebudayaan-masyarakat-modern-52a6409f2eee

13
MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
“PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN PENGARUHNYA
TERHADAP KEMISKINAN DAN MENGATASINYA”

KELOMPOK 4 :
1. DWI AYU SAKAPIRANTI (2102014005)
2. LOVINA TRILENSHI (2102014009)
3. VICKENZA FIRNANDA (2102013015)
4. WIWIT TRI NOLYA (2102014023)

LOKAL :
5C

DOSEN PENGAMPU
Dr. H. FIDEL EFENDI, S.Pd, M.M

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAAN
WIDYASWARA INDONESIA
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan segalarahmat dan hidayah-Nya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam kita limpahkan kepada
junjungan Nabi Agung, Nabi Muhammad SAW yang kita tunggu-tunggu syafaatnya nanti di
hari akhir. Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Fidel Efendi, S.Pd, M.M yang
telah memberikan banyak ilmu dan pengarahan.
Akhir kata kami mohon maaf apabila ada banyak kesalahan pada penulisan kata-kata
serta kalimat. Oleh karena itu, kami meminta kritik dan saran untuk lebih membangun dan
menambah ilmu. Selanjutnya kami berharap dari makalah ini dapat bermanfaat untuk kita
semua. Aamiin.

Muara Labuh, Desember 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1

C. Tujuan ...................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Perkembangan Ilmu Pengetahuan............................................................................ 2

B. Pengaruh Ilmu Pengetahuan Terhadap Kemiskinan ............................................... 4

C. Penyebab Terjadinya Kemiskinan Akibat Perkembangan Ilmu Pengetahuan ........ 9

D. Cara Mengatasi Kemiskinan Akibat Perkembangan Ilmu Pengetahuan ............... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 11

B. Saran ...................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan pada dasarnya lahir dan berkembang sebagai konsekuensi
dari usaha-usaha manusia baik untuk memahami realitas kehidupan dan alam semesta
maupun untuk menyelesaikan permasalahan hidup yang dihadapi, serta
mengembangkan dan melestarikan hasil yang sudah dicapai oleh manusia
sebelumnya. Usaha-usaha tersebut terakumulasi sedemikian rupa sehingga
membentuk tubuh ilmu pengetahuan yang memiliki strukturnya sendiri. Struktur
tubuh ilmu pengetahuan bukan barang jadi, karena struktur tersebut selalu
berubah seiring dengan perubahan manusia baik dalam mengindentifikasikan
dirinya, memahami alam semesta, maupun dalam cara mereka berpikir. Ilmu bukan
merupakan suatu bangunan abadi, karena ilmu sebenarnya merupakan sesuatu yang
tidak pernah selesai. Kendati ilmu didasarkan pada kerangka obyektif,rasional,
sistematis, logis, dan empiris, dalam perkembangannya ilmu tidak mungkin lepas dari
mekanisme keterbukaan terhadap koreksi. Dengan kata lain, kebenaran ilmu bukanlah
kebenaran mutlak.

B. Rumusan Masalah
a. Apa itu perkembangan ilmu pengetahuan ?
b. Apa saja pengaruh ilmu pengetahuan terhadap kemiskinan ?
c. Apa saja penyebab terjadinya kemiskinan akibat perkembangan ilmu pengetahuan?
d. Cara mengatasi kemiskinan akibat perkembangan ilmu pengetahuan ?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan.
b. Untuk mengetahui apa saja pengaruh ilmu pengetahuan terhadap kemiskinan.
c. Untuk mengetahuai penyebab terjadinya kemiskinan akibat perkembangan ilmu
pengetahuan.
d. Untuk mengetahui cara mengatasi kemiskinan akibat perkembangan ilmu
pengetahuan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN


Ilmu pengetahuan pada dasarnya lahir dan berkembang sebagai konsekuensi
dari usaha-usaha manusia baik untuk memahami realitas kehidupan dan alam semesta
maupun untuk menyelesaikan permasalahan hidup yang dihadapi, serta
mengembangkan dan melestarikan hasil yang sudah dicapai oleh manusia
sebelumnya. Usaha-usaha tersebut terakumulasi sedemikian rupa sehingga
membentuk tubuh ilmu pengetahuan yang memiliki strukturnya sendiri. Struktur
tubuh ilmu pengetahuan bukan barang jadi, karena struktur tersebut selalu
berubah seiring dengan perubahan manusia baik dalam mengindentifikasikan
dirinya, memahami alam semesta, maupun dalam cara mereka berpikir. Ilmu
bukan merupakan suatu bangunan abadi, karena ilmu sebenarnya merupakan
sesuatu yang tidak pernah selesai. Kendati ilmu didasarkan pada kerangka
obyektif,rasional, sistematis, logis, dan empiris, dalam perkembangannya ilmu tidak
mungkin lepas dari mekanisme keterbukaan terhadap koreksi. Dengan kata lain,
kebenaran ilmu bukanlah kebenaran mutlak. Itulah sebabnya manusia dituntut
untuk selalu mencari alternatif-alternatif pengembangan, baik yang menyangkut
aspek metodologis, ontologis, aksiologis, maupun epistemologisnya. Oleh karena itu
setiap pengembangan ilmu yang dilahirkan, validitas dan kebenarannya dapat
dipertanggung jawabkan.

Perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini tidaklah berlangsung


secara mendadak, melainkan terjadi secara bertahap dan evolutif. Oleh karena
untukmemahami sejarah perkembangan ilmu harus melakukan pembagian atau
klasifikasi secara periodik, karena setiap periode menampilkan ciri khas
tertentu dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Periodisasi perkembangan ilmu
itu bisa dibagi kedalam enam zaman yakni zaman Pra Yunani Kuno,
Yunani Kuno, Abad Pertengahan, Renaissance, Modern, dan Kontemporer.
Strategi pengembangan ilmu di Indonesia adalah dengan paradigama Pancasila
karena Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia.

2
Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen penyangga tubuh
pengetahuan yang disusunnya yaitu :

1. Epistemologis hanyalah merupakan cara bagaimana materi pengetahuan


diperoleh dan disusun menjadi tubuh ilmu pengetahuan.
2. Ontologis dapat diartikan hakekat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga
jelas ruang lingkup ujud yang menajdi objek penelaahannya. Atau dengan
kata lain ontologism merupakan objek formal dari suatu pengetahuan.
3. Aksiologis adalah asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu
pengetahuan.

Menurut Kaelan (2000) bahwa Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila-
silanya harus merupakan sumber nilai,kerangka berpikir serta asas moralitas bagi
pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu sila-sila dalam
Pancasila menunjukkan sistem etika dalam pembangunan iptek yakni :

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengimplementasikan ilmu


pengetahuan, mencipta,perimbangan antara rasional dengan irrasional,
antara akal, rasa, dan kehendak. Berdasarkan sila pertama ini iptek
tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan, dibuktikan, dan diciptakan,
tetapi juga dipertimbangkan maksudnya dan akibatnyaapakah merugikan
manusia dengan sekitarnya. Pengolahan diimbangi dengan pelestarian.
Sila pertama menempatkan manusia di alam semesta bukan sebagai
pusatnya melainkan sebagai bagian yang sistematik dari alam yang
diolahnya.
2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, memberikan dasar-dasar
moralitas bahwamanusia dalam mengembangkan iptek haruslah secara
beradab.Iptek adalah bagiandari proses budaya manusia yang beradab dan
bermoral. Oleh sebab itu, pembangunaniptek harusdidasarkan pada hakikat
tujuan demi kesejahteraan umat manusia Iptekharus dapat diabdikan
untuk peningkatan harkat dan martabat manusia, bukanmenjadikan
manusia sebagai makhluk yang angkuh dan sombong akibat
daripenggunaan iptek.
3. Sila Persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepada bangsa Indonesia
bahwa rasanasionalisme bangsa Indonesia akibat dari sumbangan iptek,
dengan iptek persatuandan kesatuan bangsa dapat terwujud dan

3
terpelihara, persaudaraan dan persahabatanantar daerah di berbagai
daerahterjalin karena tidak lepas dari faktor kemajuan iptek.Oleh sebab
itu, Iptek harus dapat dikembangkan untuk memperkuat rasa persatuan
dankesatuan bangsa dan selanjutnya dapat dikembangkan dalam
hubungan manusiaIndonesia dengan masyarakat internasional.
4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, mendasari pengembangan iptek secara
demokratis. Artinya setiap ilmuwan haruslah memiliki kebebasan untuk
mengembangkan iptek.Selain itu dalam pengembangan iptek setiap
ilmuwan juga harus menghormati danmenghargai kebebsan orang lain dan
harus memiliki sikap yang terbuka artinya terbukauntuk dikritik, dikaji ulanh
maupun dibandingkan dengan penemuan teori lainnya.
5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, kemajuan iptek harus
dapat menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan,
yaitu keseimbangan keadilan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri,
manusia dengan Tuhannya,manusia dengan manusia lain, manusia dengan
masyarakat bangsa dan negarasertamanusia dengan alam lingkungannya.

B. PENGARUH ILMU PENGETAHUAN TERHADAP KEMISKINAN


Kemiskinan pada dasarnya merupakan salah satubentuk problema yang muncul
dalam kehidupan masyarakat,khususnya pada negara-negara yang sedang
berkembang.Kemiskinan yang dimaksud adalah kemiskinan dalam bidang ekonomi.
Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabilapendapatan tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidupyang paling pokok seperti pangan, pakaian dan tempat
berteduh. Atau dengan pendapat lain, yaitu adanya suatu tingkatkekurangan materi
pada sejumlah atau segolongan orangdibandingkan dengan standar kehidupan yang
umum berlakudalam masyarakat yang bersangkutan. Kemiskinan juga dapatterjadi
karena tidak memiliki pekerjaan, biasanya orang yang tidak memiliki pekerjaan tidak
mendapatkan kerja karena kurangnya skill ataupun pendidikan yang dimiliki.
Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan memilikikaitan struktur yang
jelas. Ilmu pengetahuan dan teknologimerupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam
peranannyauntuk memenuhi kebutuhan insani. Ilmu pengetahuandigunakan untuk
mengetahui “apa” sedangkan teknologi mengetahui “bagaimana”. Bagi siapa saja yang
bisa menguasai IPTEK maka ia akan bisa maju dan berkembang di eraglobalisasi

4
sekarang ini. Dan bagi yang tidak bisa menguasaiIPTEK, maka akan tertinggal jauh
oleh pesatnyaperkembangan zaman. Bila perkembangan zaman terus melajupesat
sedangkan ada masyarakat yang buta dengan IPTEKmaka mereka akan tertinggal dan
mungkin saja bisa menjadimiskin karena cara lama yang mereka gunakan sudah
tidakefektif dan efisien lagi di zaman sekarang ini. Ilmu pengetahuansebagai suatu
badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagaiseni yang berhubungan dengan proses
produksi, berkaitandalam suatu sistem yang saling berinteraksi.
IPTEK tidak terlepas pula dari kemiskinan dankemiskinan tidak terlepas pula
dari kehidupan masyarakat.Kemiskinan dalam bidang ekonomi selalu menjadi kendala
dinegara-negara berkembang. Sangat sulit negara untuk memberantas kemiskinan.
Sebenarnya jika kita semuamemanfaatkan IPTEK maka kita semua dapat
memberantaskemiskinan yang ada. Tidak akan ada lagi pengamen, pengemis,dan
pekerjaan tidak layak lainnya. Kemiskinan terjadi karenarendahnya ilmu pengetahuan
dan teknologi serta pendidikanyang rendah. Semua dapat teratasi dengan
memanfaatkanilmu pengetahuan dan teknologi.
Penerapan iptek dalam pembangunan telah meningkatkan kehidupan
masyarakat dan memajukan kehidupan bangsa dan Negara di berbagai sector. Namun ,
harus disadari bahwa di balik semua itu ada dampak-dampak negatifnya bagi
lingkungan hidup. Yang dimaksud lingkungan hidup dalam hal ini adalah menyangkut
lingkungan alam, lingkungan social, dan lingkungan budaya.
Lingkungan alam adalah kondisi alam baik yang organik maupun anorganik
( tumbuh-tumbuhan, binatang, air, tanah, batuan, dan udara). Adapun lingkungan sosial
adalah semua manusia yang ada di sekitarnya, baik perorangan maupun kelompok
(misalnya : keluarga, teman sepermainan, tetangga dan teman sekerja). Kemudian
menyangkut lingkungan budaya, yakni hal-hal yang berkaitan dengan karya cipta dan
hasil perbuatan atau tingkah laku manusia, misalnya yang menyangkut gagasan, norma,
kepercayaan, adat istiadat, pakaian, dan rumah.
Adapun dalam pemanfaatan dan penerapannya iptek berdampak negatif dan
positif. Dampak positifnya, iptek dapat dimanfaatkan dan diteterapkan untuk
kesejahteraan dan kemakmuran manusia. Namun dampak negatifnya, akan
berpengaruh besar dalam kelangsungan hidup manusia itu sendiri, ujung dari dampak
negatif penerapan teknologi adalah kemiskinan.
Dampak negatif tersebut akan berujung pada kemiskinan, apabila manusia tidak
mampu mencari dan menemukan pemecahan permasalahan yang timbul.

5
Berikut adalah dampak dari perkembangan, pemanfaatan dan penerapan iptek dalam
kehidupan manusia yang saling terkait dan berujung pada masalah kemiskinan:
1. Kesenjangan sosial.
Perkembangan industri dapat meningkatkan pendapatan dan membuka
lapangan kerja. Akan tetapi, hal ini juga dapat memunculkan kesenjangan sosial
si masyarakat. Muncullah kelompok masyarakat pemilik modal yang kaya
bahkan menjadi konglomerat., tetapi ada juga kelompok masyarakat yang tidak
memiliki ketrampilan. Mereka tidak menguasai teknologi akan semakin
tertinggal dan hidup miskin. Terjadilah jurang perbedaan yang begitu dalam
antara si kaya dan si miskin. Hal ini dapat mendorong kecemburuan sosial dan
kerawanan keamanan.
2. Kerusakan lingkungan alam.
Akibat dari semakin meningkatnya jumlah penduduk dan penerapan
iptek yamg kurang bijaksana telah menimbulkan kemerosotan kualitas
lingkungan alam. Tidak hanya merosot, tetapi juga timbul kerusakan-kerusakan
sistem lingkungan alam. Beberapa masalah lingkungan alam yang berkaitan
dengan merosot dan rusaknya kualitas lingkungan alam tersebut akan berujung
pada kemiskinan. Adapun berbagai masalah lingkungan hidup tersebut antara
lain :
a. Kemerosotan kualitas dan kuantitas sumber daya alam : merosotnya kualitas
dan kuantitas SDA yang berlebihan melampaui kemampuan, sehingga alam
akan sulit dipulihkan. Perkembangan iptek dipacu untuk mengejar
keuntungan dan kesejahteraan diri manusia itu sendiri. Hal ini telah
mendorong berbagai praktek teknologi yang mengeksploitasi SDA secara
kurang bertanggung jawab karena semata-mata untuk kemewahan.
Akibatnya SDA kita menjadi menipis. Kualitas SDA yang mengalami
kemunduran cukup parah adalah sumber daya air. Di berbagai wilayah, baik
air tawar maupun air laut milai mengalami pencemaran karena tercampur
dengan logam berat, bakteri dll. Sumber air tanah juga mulai tercemar oleh
campuran air laut. Contohnya air di Jakarta sudah meresap sejauh 5-8 km
dari pantai.
b. Pencemaran pada berbagai SDA telah menurunkan fungsi dari sumber daya
alam seperti air, udara, tanah dan bahan makanan. Pencemaran ini di
sebabkan oleh limbah, terutama dari kawasan industri. Pencemaran yang

6
paling dikhawatirkan adalah penggunaan bahan kimia yang berbahaya
seperti industri pestisida dan timbulnya limbsh B3 (bahan racun berbahaya)
dari kawasan industri. Apabila keadaan ini terus-menerus berlangsung maka
akan timbul permasalahan yang baru, yang dapat berakibat fatal pada
lingkungan khususnya manusia. Bukan hanya kemiskinan yang ditimbulkan
namun juga tingkat kematian yang akan semakin meningkat, akibat dari
peurunan fungsi SDA.
c. Meningkatnya lapisan gas CO2 dan kenaikan suhu bumi : Akibat adanya
efek rumah kaca, menyebabkan lapisan gas CO2 menebal di atmosfer bumi.
Gas ini berasal dari pengunaan energi minyak,batubara, dan gas. Panasnya
gas yang menyelimuti bumi bisa berakibat meningkatnya suhu bumi atau
perubahan iklim. Oleh karen aitu, bumi menjadi sangat panas, dan hal
tersebut dapat menimbulkan kebakaran hutan di Indonesia, karena notabene
Indonesia banyak terdapat hutan. Akibat dari kebakaran hutan tentu saja
sangat berdampak pada lingkungan, pencemaran udara, serta semakin
menipisnya SDA, khususnya hutan di Indonesia. Hal ini tentu saja akan
mempengaruhi, Indonesia yang dulunya merupakan negara yang kaya akan
hutan dan hasil-hasil di dalamnya, maka lama-kelamaan akan menjadi
negara miskin. Dan pastinya rakyatlah yang akan menanggung kemiskinan
tersebut.
d. Adanya hujan asam : Industri, khususnya pengeboran logam, pembangkit
listrik batu bara dan penggunaan energi minyak, batu bara dan gas telah
mengeluarkan berton-ton SO2,NO2 dan CO2. hal ini akan berakibat turun
hujan asam . air hujan dengan kadar keasaman yang tinggi akan merusak
hutan, berkaratnya benda-benda logam (jembatan, dan rel kerata api).
Bahkan kerusakan pada bangunan dari beton dan marmer menjadi cepat
rusak. Apabila hal ini terjadi tanpa ada tindak lanjut dari pemerintah atau
pihak yang terkait, maka akan timbul berbagai masalah baru.akibat dari
rusaknya jembatan misalnya akan memutus akses jalan dan jalur distribusi
barang dan jasa ke masyarakat. Tentu saja masyarakat akan kekurangan
berbagai bahan kebutuhan baik barang maupun jasa, hal ini akan merembet
pada masalah kemiskinan.
e. Lubang lapisan ozon : Lapisan tipis ozon pada ketinggian 30 km di atas
bumi makin menipis. Bahkan di beberapa tempat telah terjadi kerusakan

7
/berlubang. Padahal lapisan ozon berfungsi menahan 99% dari radiasi sinar
ultra violet yang berbahaya bagi kehidupan. Lapisan ozon ini rusak karena
bahan kimia, gas penyemprot minyak wangi, dan mesin pendingin. Akibat
rusaknya lapisan ozon dapat menimbulkan kanker kulit, kerusakan mata dan
kerusakan tanaman budidaya. Seperti akibat yang lain dari kemajuan iptek,
misalnya pada kerusakan tanaman budidaya, akibat dari hal ini maka
pemilik darri tanaman tersebit akan merugi, mau tidak mau apabila tidak
mempunyai solusinya akan menjadi miskin.
f. Adanya bencana banjir : Bencana banjir terjadi karena ulah manusia yang
tidak peduli dengan kelestarian lingkunagan. Hanya karena ingin mengejar
keuntungan, manusia melakukan penebangan hutan tanpa terkendali. Demi
kepentingan bisnis, daerah-daerah jalur hijau berubah menjadi berbagai
bangunan. Akibat paling fatal dari bencana banjir adalah kemiskinan. Hal
ini jelas karena banyak korban banjir yang dulunya mempunyai pekerjaan
dan tempat tinggal untuk menghidupi anggota keluarga, menjadi rusak
bahkan hanyut karena banjir.
3. Kekhawatiran manusia terhadap persenjataan kimia dan nuklir.
Perkembangan iptek tidak menutup kemungkinan untuk
mengembangkan persenjataan canggih, termasuk senjata kimia dan nuklir. Hal
ini dapat membahayakan kehidupan manusia. Contoh nyata adalah perang Irak
dengan AS, yang banyak menggunakan kecanggihan teknologi niklir.
Akibatnya banyak jatuh korban, bukan hanya menjadi miskin tetapi tewas
akibat perang yang terjadi.
4. Kenakalan remaja, Kriminalitas.
Perkembangan dan penerapan iptek telah mendorong terjadinya
globalisasi. Dengan berbagai media, setiap orang termasuk para remaja mudah
terkena pengaruh nilai budayalain, termasuk tingkah laku kekerasan. Media
massa dan terutama televisi disebut-sebut sebagai salah satu media yang besar
pengaruhnya, khususnya bagi remaja dan manusia pada umumnya. Muncullah
kenakalan remaja, antara lain karena adanya pengaruh dari luar melalui media
massa termasuk film-film di televisi. Begitu juga dengan berbagai bentuk
kriminalitas yang terjadi, juga akibat dari pengaruh media massa.

8
5. Kriminalitas, pengangguran dan kemiskinan.
Akibat dari berkembangnya iptek dalam penerapannya di berbagai
bidang, salah satunya bidang industri, adalah kriminalitas dan pengangguran,
yang akan berujung pada masalah kemiskinan. Ketiga masalah tersebut sangat
erat kaitannya dan saling berhubungan. Sebelum sektor industri memanfaatkan
dan menerapkan teknologi, banyak tenaga manusia yang dibutuhkan. Tetapi
setelah memanfaatkan dan menerapkan teknologi dalam kegiatan industri, maka
industri lebuh banyak menggunakan mesin-mesin canggih daripada tenaga
manusia. Maka terjadi PHK besar-besaran, akibatnya banyak pengangguran,
dari banyaknya pengangguran akan timbul masalah kemiskinan. Dalam
kehidupan sehari-hari manusia memerlukan pemenuhan kebutuhan baik barang
dan jasa, karena tidak mempunyai pekerjaan lagi maka banyak orang
mengambil jalan pintas untuk memenuhi kebutuhannya / melakukan tindak
kriminal ( merampok, mencopet, menjambret ,dll ).

C. PENYEBAB TERJADINYA KEMISKINAN AKIBAT PERKEMBANGAN


ILMU PENGETAHUAN
Terdapat tiga faktor penyebab kemiskinan akibat perkembangan ilmu
pengetahuan :
1. Rendahnya Rata-rata Lama Sekolah
Ketika tingkat pendidikan rendah di suatu populasi atau daerah, peluang untuk
memperoleh pekerjaan yang lebih baik dan mendapatkan penghasilan yang layak
menjadi terbatas. Pendidikan yang rendah dapat menghambat akses terhadap
pekerjaan berkualitas, keterampilan yang diperlukan untuk pasar kerja yang
kompetitif, dan juga bisa membatasi pemahaman akan cara mengelola keuangan
secara efektif.
2. Sifat yang Pemalas
Perilaku yang cenderung malas atau kurangnya motivasi untuk bekerja keras
juga bisa menjadi faktor yang berkontribusi terhadap kemiskinan. Namun, penting
untuk dicatat bahwa faktor ini bisa dipengaruhi oleh banyak hal seperti lingkungan
sosial, akses terhadap peluang, motivasi internal, serta faktor psikologis dan
ekonomi lainnya.
3. Kurangnya Penguasaan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)
Ketidakmampuan untuk menguasai atau mengakses teknologi dan ilmu

9
pengetahuan terbaru dapat membuat seseorang atau suatu komunitas tertinggal
dalam kemajuan ekonomi. Penguasaan terhadap IPTEK sangat penting dalam
mengakses pekerjaan yang modern, membangun inovasi, dan meningkatkan
efisiensi dalam berbagai sektor ekonomi.
Namun, penting untuk diingat bahwa setiap situasi individu atau komunitas
yang mengalami kemiskinan mungkin memiliki faktor-faktor lain yang berperan serta,
dan faktor-faktor ini seringkali saling terkait satu sama lain.

D. CARA MENGATASI KEMISKINAN AKIBAT PERKEMBANGAN ILMU


PENGETAHUAN
Cara Mengatasi kemiskinan akibat perkembangan ilmu pengetahuan bisa
melibatkan beberapa langkah, seperti:
1. Pendidikan yang Berkualitas : Investasi dalam pendidikan yang berkualitas dapat
membuka peluang pekerjaan yang lebih baik bagi individu dan meningkatkan daya
saing di pasar tenaga kerja.
2. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat : Program-program untuk memberdayakan
ekonomi masyarakat melalui pelatihan keterampilan, akses ke modal usaha, dan
bantuan teknis dapat membantu mengurangi kemiskinan.
3. Inovasi Teknologi untuk Pembangunan Berkelanjutan : Penggunaan teknologi
inovatif untuk meningkatkan produksi pertanian, memperluas akses ke layanan
kesehatan, dan menciptakan lapangan kerja baru dapat mengurangi kesenjangan
ekonomi.
4. Sistem Perlindungan Sosial yang Efektif : Program bantuan sosial yang tepat
sasaran dan efisien dapat memberikan jaringan keselamatan bagi individu yang
rentan terhadap kemiskinan.
5. Pengembangan Infrastruktur : Infrastruktur yang baik, seperti jaringan transportasi
dan akses ke listrik, dapat membuka aksesibilitas ke daerah yang terpencil dan
memperluas peluang ekonomi.
6. Kebijakan yang Terfokus pada Pengurangan Ketimpangan : Kebijakan yang
berfokus pada mengurangi ketimpangan ekonomi dan sosial dapat membantu
mengatasi ketidakadilan yang menjadi pemicu kemiskinan.
Pendekatan yang komprehensif dan terkoordinasi, melalui kombinasi dari
berbagai strategi ini, bisa membantu mengurangi dampak kemiskinan yang disebabkan
oleh perkembangan ilmu pengetahuan.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu pengetahuan pada dasarnya lahir dan berkembang sebagai konsekuensi
dari usaha-usaha manusia baik untuk memahami realitas kehidupan dan alam semesta
maupun untuk menyelesaikan permasalahan hidup yang dihadapi, serta
mengembangkan dan melestarikan hasil yang sudah dicapai oleh manusia
sebelumnya. Usaha-usaha tersebut terakumulasi sedemikian rupa sehingga
membentuk tubuh ilmu pengetahuan yang memiliki strukturnya sendiri.
Dalam hal kemiskinan struktural, ternyata adalah buatan manusia terhadap
manusia lainnya yang timbul dari akibat dan dari struktur politik, ekonomi, teknologi
dan sosial buatan manusia pula. Perubahan teknologi yang cepat mengakibatkan
kemiskinan, karena mengakibatkan terjadinya perubahan sosial yang fundamental.
Sebab kemiskinan diantaranya disebabkan oleh struktur ekonomi, dalam hal ini pola
relasi antara manusia dengan sumber kemakmuran, hasil produksi dan mekanisme
pasar. Kesemuanya merupakan sub sistem atau sub struktur dari sistem
kemasyarakatan. Termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
B. Saran
Meskipun kami menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini,
akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu kami perbaiki. Hal
ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan kami. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk
ke depannya.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://tugasskuliah.wordpress.com/2016/01/14/dampak-ilmu-pengetahuan-dan-teknologi-
terhadap-kemiskinan/comment-page-1/

https://www.scribd.com/document/454974974/MAKALAH-ILMU-PENGETAHUAN-
TEKNOLOGI-DAN-KEMISKINAN

https://www.neliti.com/id/publications/173605/sejarah-klasifikasi-dan-strategi-
perkembangan-ilmu-pengetahuan

https://www.academia.edu/8741536/Ilmu_Pengetahuan_dan_Kemiskinan

12
MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
“ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DALAM PERKEMBANGAN
BUDAYA MASYARAKAT”

KELOMPOK 5:
1. AZIZI ZUHAIRA 2102014004
2. KELVIN YUFA SATRIO 2102013006
3. YOLA DESMITA 2102013020

DOSEN PENGAMPU:
Dr. H. FIDEL EFENDI, S.Pd., M.M

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
WIDYASWARA INDONESIA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang Maha Kuasakarena
dengan limpahan rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
singkat ini. Shalawat dan salam untuk junjungan Nabi Muhammad Saw. Yang telah
membawa risalah kebenaran di persada ini.

Sebuah kesempurnaan tentunya sulit ditemukan, penulis selaku penyusun


makalah ini tentunya tak luput dari kesalahan, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang dapat memotivasi menuju ke arah perbaikan.

Ucapan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah senantiasa membimbing
penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. mohon maaf atas kekurangan dan
kesalahan dalam makalah ini.

Muaralabuh, 24 Desember 2023

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan ................................................................................................................... 1
BAB II
A. Pengertian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ................................................... 2
B. Pengaruh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Terhadap Budaya Masyarakat 3
1. Dampak Positif Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Terhadap Kebudayaan
Masyarakat ............................................................................................................... 3
2. Dampak Negatif Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Terhadap Kebudayaan
Masyarakat ............................................................................................................... 4
C. Keterkaitan Antara Ilmu dengan Teknologi dan Kebudayaan ....................... 6
1. Hubungan Antara Ilmu dan Teknologi .......................................................... 6
2. Hubungan Antara Ilmu dan Kebudayaan...................................................... 6
3. Hubungan antara teknologi dan budaya ........................................................ 7
BAB III
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 9
B. Saran ...................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi di era sekarang ini sangat pesat. Berbagai
kemajuan teknologi dapat kita peroleh dengan sangat mudah. Seiring dengan
perkembangan zaman dan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi antar
manusia dapat dilakukan dengan berbagai alat sarana, salah satunya alat komunikasi
yang banyak digunakan saat ini adalah internet, handphone, twitter, facebook, dan
kompasiana.
Semakin berkembang teknologi yang ada di masyarakat, semakin canggih
dan semakin banyak inovasi yang dibuat, maka masyarakat juga akan mengikuti
alurnya untuk semakin modern. Hal ini menyatakan bahwa hubungan yang ada di
antara masyarakat dan teknologi merupakan hubungan yang saling mempengaruhi,
sehingga keberadaan dan perkembangan teknologi juga menentukan perkembangan
dan perubahan sosial dan nilai-nilai budaya di dalam masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan dan teknologi?
2. Bagaimana pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap perkembagan
budaya masyarakat?
3. Bagaimana hubungan antara ilmu pengetahuan dengan teknologi dengan
kebudayaan masyarakat?

C. Tujuan
1. Agar dapat memahami pengertian ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Agar dapat mengetahui pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap
perkembagan budaya masyarakat
3. Agar dapat mengetahui hubungan antara ilmu pengetahuan dengan teknologi dan
kebudayaan masyarakat

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan,
danmeningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam
alammanusia 'egi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti.Ilmu
memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dankepastian
ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Sementara itu, pengertian ilmu dalam perspektif kamus bahasa Indonesia,
kata ilmu memiliki arti pengetahuan terkait bidang tertentu, dan dibuat secara
sistematis. Jika dipandang dari sudut holistik, maka ilmu ini merupakan kumpulan
berbagai pengetahuan yang didasarkan pada teori dan sumber yang telah disepakati
bersama.
Menurut Taylor kebudayaan merupakan keseluruhan pengetahuan,
kepercayaan seni, moral, hukum, adat, serta kemampuan dan kebiasaan lain yang
diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Sedangkan Suriasumantri (2009),
merinci kebudayaan menjadi unsur-unsur yang terdiri dari sistem religi dan upacara
keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa,
kesenian, sistem mata pencaharian serta sistem teknologi dan peralatan.
Teknologi bagi kita merupakan pengetahuan terhadap penggunaan alat dan
kerajinan, dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi kemampuan untuk
mengontrol dan beradaptasi dengan lingkungan alamnya. Kata teknologi berasal
dari bahasa Yunani technología‐techne, yang berarti serangkaian prinsip atau
metoderasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu objek,atau kecakapan
tertentu, atau pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau metodedan seni. Istilah
teknologi sendiri untuk pertama kali dipakai oleh Philips pada tahun 1706 dalam
sebuah buku berjudul Teknologi: Diskripsi Tentang Seni-Seni, Khususnya Mesin
(Technology: A Description Of The Arts, Especially The Mechanical)
Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis, ilmu
pengetahuan terapan atau dapat pula diterjemahkan sebagai keseluruhan sarana
untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan
kenyamanan hidup manusia.

2
B. Pengaruh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Terhadap Budaya Masyarakat
IPTEK merupakan penanda adanya proses pembangunan yang sedang
berlangsung dandapat mempengaruhi atau meningkatkan tatanan hidup masyarakat
menuju kehidupan yang lebih baik. Perbaikan dan peningkatan kehidupan
masyarakat dengan ilmu pengetahuan dan teknologi(IPTEK) ini selanjutnya akan
mengarah pada perubahan sosial dan budaya. Sebelumnya perubahan-perubahan
tersebut merupakan hal yang wajar, namun pada beberapa hal, menimbulkansikap
pro dan kontra diantara masyarakat sehingga terjadi penetrasi budaya.
Munculnya sikap pro dan kontra tersebut dipengaruhi oleh dampak yang
dihasilkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Perkembangan Teknologi Informasiyang sudah sedemikian pesatnya sehingga sulit
untuk mengontrolnya. Dampak positif dan negatifsudah pasti ada dan akan
mempengaruhi kebudayaan manusia. Dukungan teknologi informasi,informasi
dalam bentuk apapun dan untuk berbagai kepentingan, dapat disebarluaskan
denganmudah, sehingga dapat dengan cepat mempengaruhi cara pandang dan gaya
hidup hingga budayasuatu masyarakat bahkan perseorangan. Manusia terus
diberikan dan dijejali perkembangan teknologi yang secara terus-menerus
meningkat, sehingga kita tidak dapat memfilter mental untukmengolah
perkembangan IPTEK dari segi positif dan negatif
Akibat perkembangan zaman IPTEK dapat kita liat dampak positif dan
negatif IPTEK terhadap kebudayaan masyarakat:
1. Dampak Positif Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Terhadap Kebudayaan
Masyarakat
a) Akses Informasi
IPTEK telah mengubah cara kita mengakses informasi tentang budaya.
Melalui internet, sumber daya digital, dan platform media sosial, informasi
tentang budaya dari seluruh dunia dapat diakses dengan mudah dan cepat. Ini
membantu dalam memperluas pengetahuan kita tentang berbagai budaya,
tradisi, sejarah, dan praktik budaya yang berbeda.
b) Pemeliharaan Budaya
IPTEK telah memainkan peran penting dalam pemeliharaan budaya.
Teknologi digital memungkinkan pengarsipan, dokumentasi, dan restorasi

3
yang lebih baik terhadap benda-benda seni, artefak bersejarah, dan warisan
budaya lainnya. Proses ini membantu menjaga keaslian dan keutuhan budaya
dan memastikan bahwa pengetahuan tentang budaya tersebut tetap ada untuk
generasi mendatang.
c) Komunikasi dan Pertukaran Budaya
IPTEK telah merevolusi komunikasi dan pertukaran budaya. Melalui
platform online dan media sosial, individu dan komunitas dari berbagai
budaya dapat berinteraksi, berbagi pengalaman, dan mempromosikan
kebudayaan mereka. Hal ini mendorong pemahaman lintas budaya,
menghancurkan batasan geografis, dan menciptakan kesempatan untuk
kolaborasi budaya yang kreatif.
d) Ekspresi Kreatif
IPTEK telah membuka pintu bagi ekspresi kreatif yang inovatif dalam seni
dan budaya. Contohnya, teknologi digital memungkinkan seniman untuk
menciptakan karya seni yang mengeksplorasi bentuk baru, medium baru, dan
pengalaman interaktif. Selain itu, platform digital juga memberikan
panggung virtual bagi seniman yang kurang mendapatkan eksposur dalam
dunia seni konvensional.
e) Pendidikan Budaya
IPTEK telah memperkaya pendidikan budaya. Melalui teknologi informasi
dan komunikasi (TIK), siswa dan pendidik dapat mengakses sumber daya
pembelajaran yang kaya tentang budaya, sejarah, dan warisan budaya. Ini
membantu meningkatkan pemahaman, apresiasi, dan kesadaran terhadap
budaya yang beragam di seluruh dunia.
Dengan demikian, IPTEK memberikan kontribusi penting terhadap
perkembangan budaya dengan memfasilitasi akses informasi, pemeliharaan
budaya, komunikasi lintas budaya, ekspresi kreatif, dan pendidikan budaya.
2. Dampak Negatif Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Terhadap Kebudayaan
Masyarakat
a) Homogenisasi Budaya
Kemajuan teknologi dan globalisasi dapat menyebabkan homogenisasi
budaya di mana budaya-budaya lokal cenderung terpengaruh oleh budaya

4
dominan yang tersebar melalui media dan platform digital. Hal ini dapat
mengancam keberagaman budaya dan memudarkan keunikan dan identitas
budaya lokal.
b) Kehilangan Tradisi
Perkembangan teknologi dapat menyebabkan hilangnya beberapa tradisi
budaya yang lebih kuno atau kurang terdokumentasikan. Generasi muda
mungkin lebih tertarik dengan teknologi modern dan kurang tertarik untuk
mempelajari atau meneruskan tradisi budaya yang lebih tradisional. Hal ini
dapat mengakibatkan hilangnya pengetahuan dan keterampilan budaya yang
berharga.
c) Komodifikasi Budaya
IPTEK telah membuka peluang komersialisasi dan komodifikasi budaya.
Budaya yang sebelumnya hanya dimiliki dan dijalankan oleh masyarakat
lokal dapat dieksploitasi secara komersial oleh pihak luar. Hal ini dapat
mengurangi nilai budaya yang autentik dan mengubahnya menjadi produk
yang dijual dan dikomersialkan tanpa memperhatikan makna atau konteks
budaya aslinya.
d) Kesenjangan Digital
Pengaruh IPTEK yang tidak merata dapat menyebabkan kesenjangan digital
antara masyarakat yang memiliki akses ke teknologi dan yang tidak.
Masyarakat yang tidak memiliki akses yang memadai ke teknologi digital
mungkin tertinggal dalam pertukaran budaya dan akses informasi, sehingga
menghadapi risiko penurunan pemahaman dan apresiasi terhadap budaya
global.
Penting untuk memahami bahwa dampak negatif ini tidak bersifat mutlak
dan mungkin tergantung pada konteks dan penggunaan teknologi tersebut.
Penting bagi masyarakat untuk mengelola pengaruh IPTEK dengan bijak,
mempertahankan keberagaman budaya, dan melindungi keaslian dan integritas
budaya lokal.

5
C. Keterkaitan Antara Ilmu dengan Teknologi dan Kebudayaan
1. Hubungan Antara Ilmu dan Teknologi
Ilmu memainkan peran penting sebagai sebuah agen pembaharuan
dimasyarakat. Sebagai bangsa yang bergerak ke arah ekonomi berbasis
pengetahuan, dibandingkan ekonomi berbasis sumber daya alam sesuai dengan
paradigma tekno-ekonomi, ilmu menjadi landasan keberhasilan pembangunan
ekonomi yang didukung oleh kapasitas dan kapabilitassumber daya manusia
yang kompetitif.
Ilmu, dan teknologi memiliki kaitan struktur yang jelas. Ilmu pengetahuan
dan teknologi merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam peranannya untuk
memenuhi kebutuhan insani. Ilmu pengetahuan digunakan untuk mengetahui
“apa” sedangkan teknologi mengetahui “bagaimana”. Ilmu pengetahuan sebagai
suatu badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni yang berhubungan
dengan proses produksi, berkaitan dalam suatu sistem yang saling berinteraksi.
Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan, sementara teknologi
mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya.
Ilmu dan teknologi dalam penerapannya, keduanya menghasilkan suatu
kehidupan di dunia (satu dunia) yang diantaranya membawa malapetaka yang
belum pernah dibayangkan. Oleh karena itu, ketika manusia sudah mampu
membedakan ilmu pengetahuan (kebenaran) dengan etika (kebaikan), maka kita
tidak dapat netral dan bersikap netral terhadap penyelidikan ilmiah. Sehingga
dalam penerapan atau mengambil keputusan terhadap sikap ilmiah dan
teknologi, terlebih dahulu mendapat pertimbangan moral dan ajaran agama.
Ilmu pengetahuan mendorong teknologi, teknologi mendorong penelitian,
penelitian yang menghasilkan ilmu pengetahuan baru. Ilmu pengetahuan baru
mendorong teknologi baru.
2. Hubungan Antara Ilmu dan Kebudayaan
Dalam unsur budaya terdapat adanya sistem pengetahuan, dimana ilmu
dan teknologi termasuk di dalamnya. Dengan demikian ilmu itu sendiri
merupakan bagian dari budaya. Ilmu dan budaya mempunyai hubungan yang
saling mempengaruhi dan saling tergantung. Pada satu pihak perkembangan
ilmu dalam satu masyarakat tergantung dari kondisi budaya masyarakat tesebut,

6
dan juga perkembangan ilmu akan mempengaruhi berkembangnya budaya
masyarakat. Sumbangan ilmu terhadap budaya adalah pada nilai yang
terkandung dalam ilmu, yakni tentang etika, estetika dan logika.. Ilmu
merupakan sumber nilai dan tata hidup, baik bagi perkembangan kepribadian
secara individual maupun pengembangan masyarakat secara keseluruhan. Selain
itu menurut Rene Dubos dalam bukunya Reasong Awake Science for man, ilmu
turut membentuk profil budaya bukan saja lewat aspek-aspek teknisnya,
melainkan juga dengan jalan memberikan pandangan-pandangan baru yang
membuahkan sikap yang baru.
Contohnya adalah dalam masyarakat pedalaman, budaya yang
berkembang adalah budaya agraris. Adapun ilmu yang berkembang adalah ilmu
pertanian. Ilmu pertanian ini memberikan pandangan-pandangan baru terhadap
budaya, misalnya ritual-ritual khusus menjelang panen, mata pencaharian
sebagai petani, alat-alat pertanian dan lain-lain. Pola Hubungan Ilmu dan budaya
dan Teknologi antara ilmu dan budaya keduanya memiliki keterkaitan karena
kedua-duanya saling mempengaruhi. Keduanya juga memiliki kaitan erat
dengan manusia, karena manusia inilah yang membentuk budaya, merumuskan
ilmu dan menciptakan teknologi, serta mengembangkan kedua-duanya, karena
manusia mempunyai akal dan bahasa."
Jadi, antara ilmu dan budaya keduanya memiliki keterkaitan. Hubungan
antara ilmu, dan budaya adalah saling mempengeruhi. Budaya mempenagruhi
Ilmu dan budaya, ilmu memepengaruhi budaya mempengaruhi ilmu dan budaya.
Ilmu dan budaya semuanya. dikembangkan manusia. Ilmu dirumuskan manusia,
budaya dibentuk manusia. Dan juga keduanya memberikan sumbangan terhadap
manusia.
3. Hubungan antara teknologi dan budaya
Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan. Teknologi
menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara
segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia
mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa
keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.

7
Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang
hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi
tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:
a. Alat-alat produktif
b. Senjata
c. Wadah
d. Alat-alat menyalakan api
e. Makanan
f. Pakaian
g. Tempat berlindung dan perumahan
h. Alat-alat transportasi

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknologi merupakan serangkaian prinsip atau metode rasional yang
berkaitan dengan pembuatan suatu objek, atau kecakapan tertentu, atau pengetahuan
tentang prinsip-prinsip atau metode dan seni. Teknologi juga dapat diartikan benda-
benda yang berguna bagi manusia, seperti mesin, tetapi dapat juga mencakup hal
yang lebih luas, termasuk sistem, metode organisasi, dan teknik.
Ilmu, dan teknologi memiliki kaitan struktur yang jelas. Ilmu pengetahuan
dan teknologi merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam peranannya untuk
memenuhi kebutuhan insani. Ilmu pengetahuan digunakan untuk mengetahui "apa"
sedangkan teknologi mengetahui "bagaimana". Ilmu pengetahuan sebagai suatu
badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni yang berhubungan dengan
proses produksi, berkaitan dalam suatu sistem yang saling berinteraksi.
Sumbangan ilmu terhadap budaya adalah pada nilai yang terkandung dalam
ilmu, yakni tentang etika, estetika dan logika. Ilmu merupakan sumber nilai dan tata
hidup, baik bagi perkembangan kepribadian secara individual maupun
pengembangan masyarakat secara keseluruhan.
Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan. Teknologi
menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala
peralatan dan perlengkapan.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih jauh dari
kesempurnaan, masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan, baik dalam bahasanya,
materi dan penyusunannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik,
saran dan masukan yang dapat membangun penulisan makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Surajiyo. 2007. “Hubungan dan Peranan Ilmu terhadap Pengembangan Kebudayaan


Nosional”. http://research.mercubuana.ac.id/?p=84. Di akses online 01 Februari
2018

Widyosiswoyo, Supartono. (1996). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Ghalia Indonesia

Syam, Mohammad Noor. 1988. Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan
Pancasila. Surabaya: Pustaka Setia

10

Anda mungkin juga menyukai