Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

“KONSEP MASYARAKAT MAJEMUK DAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL”

Dosen Pengampu : Rohani, S.Pd., M.Si

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 6

AYU DEARMAS PURBA ( 3193331009 )

EZRA JHANSHUA MARPAUNG (3193131013)

JASON OFHEL HUTABARAT (3193331016)

OMERIA WARUWU (3193331020)

RIMA ANNISA HAQI (3191131020)

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
Studi Masyarakat Indonesia yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang “Konsep Masyarakat Majemuk dan Masyarakat


Multikultural” Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk
saran dan kritiknya. Terima kasih.

Nias, 11 September 2020

Kelompok 6

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

BAB I..............................................................................................................................................ii

PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1

C. Tujuan...................................................................................................................................2

D. Manfaat.................................................................................................................................2

BAB II.............................................................................................................................................3

PEMBAHASAN..............................................................................................................................3

BAB III..........................................................................................................................................19

PENUTUP.....................................................................................................................................19

A. Kesimpulan.........................................................................................................................19

B. Saran...................................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................20

II
III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
  Masyarakat dalam istilah bahasa Inggris adalah society yang berasal dari kata Latin
socius yang berarti (kawan). Istilah masyarakat berasal dari kata bahasa Arab syaraka yang
berarti (ikut serta dan berpartisipasi). Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling
bergaul, dalam istilah ilmiah adalah saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat
mempunyai prasarana melalui warga-warganya dapat saling berinteraksi.
Semua warga masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama, hidup bersama dapat
diartikan sama dengan hidup dalam suatu tatanan pergaulan dan keadaan ini akan tercipta apabila
manusia melakukan hubungan, Mac lver dan Page (dalam Soerjono Soekanto 2006: 22),
memaparkan bahwa masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan, tata cara, dari wewenang dan
kerja sama antara berbagai kelompok, penggolongan, dan pengawasan tingkah laku serta
kebiasaan-kebiasaan manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Konsep masyarakat majemuk
 Pengertian masyarakat majemuk?
 Pengertian masyarakat majemuk menuruh para ahli?
 Unsur masyarakat majemuk?
 Ciri-ciri masyarakat majemuk?

2. Konsep masyarakat multicultural


 Apa Pengertian masyarakat multicultural?
 Bagaimana Ciri-ciri masyarakat multicultural?
 Apa Faktor penyebab adanya masyarakat multicultural?
 Apa Masalah yang timbul dalam masyarakat multicultural?
 Apa Wujud Atau Bentuk Masyarakat Multikultural?

1
C. Tujuan
1. Sebagai makalah penyaji dari kelompok 6
2. Memenuhi tugas mata kuliah Studi Masyarakat Indonesia
3. Menganalisis permasalahan terkait masyarakat multikultural dan majemuk.

D. Manfaat
1. Menambah pengetahuan bagi mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Studi Masyarakat
Indonesia
2. Mahasiswa dapat lebih kritis dalam mengkritik sebuah makalah dari kelompok penyaji
utama.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Masyarakat Majemuk

Masyarakat Indonesia sudah sejak lama dikenal sebagai masyarakat yang bersifat
majemuk. Hal itu dengan mudah dapat diketahui dalam semboyan negara Republik
Indonesia “Bhinneka Tunggal Ika” artinya “Meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu.
Semboyan itu secara umum mengandung arti meskipun masyarakat Indonesia terdiri dari
berbagai suku bangsa tetapi tetap merupakan satu kesatuan Republik Indonesia. Di balik
semboyan itu sebenarnya terdapat suatu pesan bahwa masyarakat Indonesia menghadapi
masalah persatuan dan kesatuan di dalamnya. Di dalamnya terdapat beraneka ragam
perbedaan suku bangsa, agama daerah. dan etnis. Perbedaan itu seringkali berpengaruh
pada perbedaan sistem kepercayaan, sistem nilai pandangan hidup dan perilaku sosial
sehingga cenderung menimbulkan konflik atau perpecahan sosial di dalamnya.
Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terdiri dari berbagai macam
karakteristik kebudayaan baik perbedaan dalam bidang etnis, golongan, agama, tingkat
sosial yang tinggal dalam suatu komunitas tertentu. Kenyataan bahwa masyarakat
Indonesia merupakan masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok suku, agama
daerah ras yang beraneka ragam merupakan ciri khas masyarakat Indonesia. Masyarakat
yang memiliki ciri-ciri seperti itu disebut Masyarakat Majemuk. Konsep masyarakat
majemuk ini sangat penting untuk memahami karakter dan dinamika masyarakat
Indonesia.
Istilah masyarakat majemuk pertama kali diperkenalkan oleh JS Furnivall (1967)
untuk menggambarkan kenyataan masyarakat Indonesia yang terdiri dari beraneka ragam
ras dan etnik sehingga sulit bersatu dalam satu kesatuan sosial politik. Di dalam
masyarakat majemuk terdapat perbedaan-perbedaan suku bangsa, bahasa, ras, kasta,
agama, kedaerahan tradisi budaya dan adat istiadat. Perbedaan-perbedaan itu
mempengaruhi kestabilan masyarakat sebagai suatu negara berbangsa.

3
Masyarakat Indonesia secara demografis maupun sosiologis merupakan wujud
dari bangsa yang majemuk. Ciri yang menandai sifat kemajemukan ini adalah adanya
keragaman budaya yang terlihat dari perbedaan bahasa, sukubangsa (etnis) dan keyakinan
agama serta kebiasaan-kebiasaan kultural lainnya. Pada satu sisi, kemajemukan budaya
ini merupakan kekayaan bangsa yang sangat bernilai, namun pada sisi yang lain
keragaman kultural memiliki potensi bagi terjadinya disintegrasi atau perpecahan bangsa.
Pluralitas budaya ini seringkali dijadikan alat untuk memicu munculnya konflik suku
bangsa, agama, ras dan antargolongan (SARA), meskipun sebenarnya faktor-faktor
penyebab dari pertikaian tersebut lebih pada persoalan-persoalan politik, ketidakadilan
sosial dan ketimpangan ekonomi. Uni Soviet dan Yugoslavia bisa menjadi cermin untuk
memahami kegagalan suatu negara dalam mengelola perbedaan kultural.

B. Pengertian Masyarakat Majemuk Menurut Para Ahli

1. Menurut J.S. Furnivall

Masyarakat majemuk merupakan masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih
komunitas maupun kelompok-kelompok yang secara budaya dan ekonomi
terpisah serta memiliki struktur kelembagaan yang berbeda satu dengan lainnya.

2. Menurut Dr. Nasikun

Masyarakat majemuk adalah suatu masyarakat dalam mana sistem nilai yang
dianut oleh berbagai kesatuan sosial yang menjadi bagian-bagiannya adalah
sedemikian rupa sehingga para anggota masyarakat kurang memiliki loyalitas
terhadap masyarakat sebagai suatu keseluruhan, kurang memiliki homogenitas
atau bahkan kurang memiliki dasar-dasar untuk memahami satu sama lain.

4
3. Menurut Clifford Geertz

Masyarakat majemuk merupakan masyarakat yang terbagi ke dalam subsistem-


subsistem yang lebih kurang berdiri dan masing-masing subsistem terikat oleh
ikatan-ikatan primordial.

C. Unsur Kemajemukan Masyarakat

Elemen-elemen atau unsur yang penting dan paling menonjol peranannya dalam
mempengaruhi dinamika masyarakat majemuk adalah perbedaan anggota masyarakat atas
dasar ras dan etnisitas. Keanekaragaman kultural dan kelompok sosial di masyarakat
majemuk pada umumnya bersumber dari adanya perbedaan dalam dua hal, yaitu ras dan
etnisitas. Perbedaan ras dan etnisitas merupakan faktor yang sangat penting dalam
membentuk pluralitas sosial budaya masyarakat majemuk. Karena itu, masyarakat
majemuk sering pula disebut masyarakat multiras atau multietnik. Elemen-elemen
penting yang paling besar pengaruhnya pada dinamika masyarakat majemuk adalah
perbedaan ras dan etnisitas. Perbedaan ras dan etnisitas itu akan diuraikan lebih lanjut
berikut ini.

5
1.Perbedaan Ras

Menurut Robertson (1977). Ras merupakan pengelompokan manusia


berdasarkan ciri-ciri warna kulit dan fisik tubuh tertentu yang diturunkan secara
turun-temurun. Mereka itu berbeda-beda secara fisik karena merupakan hasil dari
interaksi mereka dengan lingkungan hidup khusus mereka. Namun, di dalam
pengertian ras ini yang penting bukan bagaimana sifat fisik tubuh tertentu yang
diperoleh secara turun-temurun, tetapi bagaimana orang mengartikan dan
memberi pandangan terhadap karakteristik kelompok ras tertentu.

Selama ini diakui paling tidak terdapat tiga macam ras besar di dunia ini. yaitu
Kaukasoid, Mongoloid, dan Negroid. Ras Kaukasoid ditandai oleh kulit putih
dengan rambut yang lurus atau bergelombang. Lalu ras Mongoloid ditandai oleh
kulit kuning dan cokelat dengan mata yang sipit. Dan ras Negroid ditandai oleh
kulit hitam dengan rambut yang keriting. Selain itu, terdapat berbagai macam ras
yang memiliki ciri-ciri sangat beragam.

2.Perbedaan Etnisitas (Etnis)

Menurut Robertson (1977). Kelompok etnik adalah sejumlah besar orang yang
memandang diri dan dipandang oleh kelompok lain, memiliki kesatuan budaya
yang berbeda. Hal itu terjadi akibat dari sifat-sifat budaya bersama dan interaksi
timbal balik yang terus menerus. Dalam pengertian etnisitas ini yang penting
adalah anggota kelompok etnis tersebut memiliki perasaan dan identitas yang
sama berdasar asal usul, bahasa, agama, tradisi, dan pengalaman hidup. Mereka
membedakan dirinya dengan kelompok lain berdasarkan ciri-ciri budaya khas
yang mereka miliki.

6
Banyak kelompok suku di Indonesia dipandang berbeda satu sama lain secara ras
dan etnis, misalnya antara orang Jawa dengan orang Irian Jaya dan orang Maluku. Mereka
dibedakan secara ganda, atas dasar ras dan etnis. Akan tetapi ada juga kelompok yang dibedakan
hanya atas dasar etnis saja, misalnya antara orang Batak dengan orang Bali dan orang Jawa.
Mereka dibedakan atas dasar bahasa, sub-kebudayaan, dan agama yang mereka anut. Pada
umumnya, orang Secara sepintas memandang mereka memiliki tradisi’ pandangan hidup, dan
sub-budaya yang berbeda satu sama lain. Pemahaman konsep etnisitas penting untuk
menjelaskan dinamika masyarakat majemuk, melalui sikap etnosentrisme.
Sikap etnosentrisme adalah sikap orang yang menggunakan pandangan dan cara hidup dari
sudut pandang sebagai tolok ukur untuk menilai kelompok lain.

D. Ciri-Ciri Masyarakat Majemuk

Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri masyarakat majemuk, yaitu sebagai berikut:

 Mempunyai struktur budaya lebih dari satu.


 Nilai-nilai dasar yang merupakan kesepakatan bersama sulit berkembang.
 Sering terjadi konflik-konflik sosial yang berbau SARA.
 Struktur sosialnya lebih bersifat nonkomplementer.
 Proses integrasi yg terjadi berlangsung secara lambat.
 Sering terjadi dominasi ekonomi, politik, dan sosial budaya.

E. Pengertian Masyarakat Multikultural

Dalam suatu masyarakat pasti akan menemukan banyak kelompok masyarakat yang memiliki


karakteristik berbeda-beda. Perbedaan- perbedaan karakteristik itu berkenaan dengan tingkat
diferensiasi dan stratifikasi sosial.sebagai masyarakat multikultural.

Masyarakat Multikultural disusun atas tiga kata, yaitu Masyarakat, Multi ,dan ,Kultural .


“Masyarakat” artinya adalah sebagai satu kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut
sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh rasa toleransi bersama, “

 Multi” berarti banyak atau beranekaragam, dan “ Kultural” berarti Budaya. Jadi, dapat


disimpulkan bahwa masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri atas banyak

7
struktur kebudayaan. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya suku bangsa yang memilik
struktur budaya sendiri yang berbeda dengan budaya suku bangsa yang lainnya.
Multikultural juga dapat diartikan sebagai keragaman atau perbedaan terhadap suatu kebudayaan
dengan kebudayaan yang lain. Sehingga masyarakat multikultural dapat diartikan sebagai
sekelompok manusia yang tinggal dan hidup menetap di suatu tempat yang memiliki kebudayaan
dan ciri khas tersendiri yang mampu membedakan antara satu masyarakat dengan masyarakat
yang lain. Setiap masyarakat akan menghasilkan kebudayaannya masing-masing yang akan
menjadi ciri khas bagi masyarakat tersebut. Berikut ini pendapat dari beberapa ahli tentang
pengertian masyarakat multikultural:

1. J.S. Furnivall Menyatakan bahwa masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat


yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri- sendiri,tanpa ada
pembauran satu sama lain di dalam satu kesatuan politik.
2. Clifford Geertz menyatakan bawah masyarakat multikultural merupakan masyarakat
yang terbagi ke dalam subsistem yang lebih kurang berdiri danmasing-masing
subsistem terikat oleh ikatan primordial.
3. J. Nasikun menyatakan bahwa suatu masyarakat multikultural bersifat majemuk
sejauh masyarakat tersebut secara struktural memiliki sub kebudayaan yang bersifat
deverse yang di tandai oleh kurang berkembangnya sistem nilai yang disepakati oleh
seluruh anggota masyarakat dan juga sistemnilai dari kesatuan sosial, serta sering
munculnya konflik sosial.
F. Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural
1. Terjadi segmentasi ke dalam kelompok sub budaya yang saling berbeda (Primordial).
Masyarakat multikultural yang tersegmentasi dalam kelompok subbudaya
saling berbeda adalah masyarakat yang terbagi-bagi dalam kelompok-kelompok kecil
berdasarkan ras, suku, agama masing-masing dan dalam pergaulan terpisahkan karena
individu lebih memilih berinteraksi dengan orang satu suku, ras, atau agamanya saja.
Dalam pengertian lain,masyarakat multikultural terlihat hidup bersama meski berbeda
ras, agama,dan etnis (tersegmentasi), akan tetapi dalam kesehariannya mereka
lebihsering memilih bersahabat atau bergaul dengan orang-orang berasal daridaerah
mereka saja karena dianggap lebih mudah berkomunikasi, memiliki ikatan batin yang
sama, dan memiliki banyak kesamaan

8
2. Mempunyai struktur yang terbagi ke dalam lembaga non komplementer.Dalam
masyarakat multikultural tidak hanya mempunyai lembaga formal yang harus ditaati,
tetapi mereka juga mempunyai lembaga informal (nonkomplementer) yang harus
ditaati. Dengan kata lain, mereka lebih taatdan hormat pada lembaga
nonkomplementer tersebut karena dipimpin oleh tokoh adat yang secara emosional
lebih dekat.
3. Kurang mengembangkan konsensus di antara anggota terhadap nilai yang bersifat
dasar. Masyarakat multikultural dengan berbagairagam ras, etnik, dan agama
menyebabkan perbedaan persepsi, pengalaman, kebiasaan, dan pengetahuan akan
menyebabkan sulitnya mendapatkan kesepakatan terhadap nilai maupun norma yang
menjadi dasar pijakan mereka. Singkatnya,masyarakat ini sulit menyatukan pendapat
karena perbedaan-perbedaan yang mereka pegang.
4. Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan saling tergantung secara
ekonomi. Dengan berbagai perbedaan, masyarakat multikultural susah mendapatkan
kesepakatan dalam berbagai hal. Dengan itulah, untuk menyatukannya harus ada
pemaksaan demi tercapainya integrasi sosial. Selainitu, masyarakat ini saling
tergantung secara ekonimi diakibatkan oleh kedekatannya hanya dengan kelompok-
kelompok mereka saja.
5. Adanya dominasi politik suatu kelompok atas kelompok lain Masyarakat
multikultural mempunyai kelompok-kelompok berbeda-beda secara ekonomi dan
politik.
mendominasi politik dan dengan sendirinya kelompok tersebut biasanya memaksakan
kebijakan politiknya demi keuntungan kelompoknya sendiri.

G. Faktor Penyebab Adanya Masyarakat Multikultural
Pada dasarnya semua bangsa di dunia bersifat multikultural. Adanya masyarakat
multikultural memberikan nilai tambah bagi bangsa tersebut. Keragaman ras, etnis, suku,
ataupun agama menjadi karakteristik tersendiri,sebagaimana bangsa Indonesia yang unik
dan rumit karena kemajemukan suku bangsa, agama, bangsa, maupun
ras. Masyarakat multikultural Indonesia adalahsebuah masyarakat yang berdasarkan pada

9
ideologi multikulturalisme atau Bhinneka Tunggal Ika yang multikultural, yang
melandasi corak strukturmasyarakat Indonesia pada tingkat nasional dan lokal.

Keanekaragaman budaya dan masyarakat dianggap pendorong utama munculnya persoalan- p
ersoalan baru bagi bangsa Indonesia. Faktor penyebab terciptanya masyarakat multikultural
adalah sebagai berikut:

1. Faktor Geografis

Faktor ini sangat mempengaruhi apa dan bagaimana kebiasaan suatu masyarakat. Maka
dalam suatu daerah yang memiliki kondisi geografis yang berbeda maka akan terdapat
perbedaan dalam masyarakat (multikultural).

10
2. Pengaruh Budaya Asing

Mengapa budaya asing menjadi penyebab terjadinya multikultural, karenamasyarakat yang


sudah mengetahui budaya-budaya asing kemungkinan akanterpengaruh mind set mereka.

3. Kondisi Iklim yang Berbeda

Maksudnya hampir sama denga perbedaan letak geografis suatu daerah.

11
4. Keanekaragaman Suku Bangsa

Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang memiliki kekayaan budayayang luar biasa
banyaknya. Yang menjadi sebab adalah keberadaan ratusansuku bangsa yang hidup dan
berkembang di berbagai tempat di wilayahIndonesia. Kita bisa membayangkan apa jadinya
apabila masing masing suku bangsa mempunyai ciri khas nya masing-masing.

12
5. Keanekaragaman Agama

 Letak kepulauan Nusantara pada posisi silang di antara dua samudra dan
dua benua, jelas mempunyai pengaruh yang penting bagi munculnya keanekaragaman
masyarakat Selain melakukan aktivitas perdagangan, para saudagar Islam,Hindu, Buddha, juga
membawa dan menyebarkan ajaran agamanya. Apalagi setelah bangsa Barat juga masuk dan
terlibat di dalamnya.

Agama-agama besar pun muncul dan berkembang di Indonesia, dengan jumlah penganutyang
berbeda-beda. Kerukunan antar umat beragama menjadi idam-idaman hampir semua orang,
karena tidak satu agama pun yang mengajarkan permusuhan.

13
6. Keanekaragaman Ras
Salah satu dampak terbukanya letak geografis Indonesia, banyak bangsa luaryang bisa
masuk dan berinteraksi dengan bangsa Indonesia.

14
H.  Masalah Timbul Dalam Masyarakat Multikultural

Sebagaimana telah dijelaskan di depan bahwa keragaman suku bangsayang dimiliki Indonesia
adalah letak kekuatan bangsa Indonesia itu sendiri.

Namun, di sisi lain realitas keanekaragaman Indonesia berpotensi besarmenimbulkan konflik
sosial berbau sara (suku, agama, ras, dan adat). Oleh karenaitu, kemampuan untuk mengelola
keragaman suku bangsa diperlukan gunamencegah terjadinya perpecahan yang mengganggu
kesatuan bangsa. Konflik-konflik yang terjadi di Indonesia umumnya muncul sebagai
akibatkeanekaragaman etnis, agama, ras, dan adat, seperti konflik antaretnis yang terjadi di
Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Papua, dan lain-lain.

Di Kalimantan Barat adanya kesenjangan perlakuan aparat birokrasi danhukum terhadap suku
asli Dayak dan suku Madura menimbulkan kekecewaanyang mendalam. Akhirnya, perasaan ini
meledak dalam bentuk konflik horizontal.Masyarakat Dayak yang termarginalisasi semakin
terpinggirkan oleh kebijakan-kebijakan yang diskriminatif. Sementara penegakan hukum
terhadap salah satukelompok tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sedangkan di Poso,
SulawesiTengah konflik bernuansa sara mula-mula terjadi pada tanggal 24 Desember 1998yang
dipicu oleh seorang pemuda Kristen yang mabuk melukai seorang pemudaIslam di dalam Masjid
Sayo. Perkelahian ini menyebabkanterbakarnya permukiman orang Pamona di Kelurahan
Lambogia. Selanjutnya, permukiman Kristen melakukan tindakan balasan.Dari dua kasus
tersebut terlihat betapa perbedaan mampu memicumunculnya konflik sosial. Oleh karena itu,
bagaimana kita bersikap dalam keanekaragaman benar-benar perludiperhatikan.

a.Pandangan Primordialisme

 Kelompok ini menganggap perbedaan-perbedaan yang berasal dari genetikaseperti suku, ras,
agama merupakan sumber utama lahirnya benturan- benturan kepentingan etnis maupun budaya.

15
 b.Pandangan Kaum Instrumentalisme

 Menurut mereka, suku, agama, dan identitas yang lain dianggap sebagai alatyang digunakan
individu atau kelompok untuk mengejar tujuan yang lebih besar baik dalam bentuk materiil
maupun nonmateriil.

C.Pandangan Kaum Konstruktivisme

 Kelompok ini beranggapan bahwa identitas kelompok tidak bersifat kaku,sebagaimana yang
dibayangkan kaum primordialis. Etnisitas bagi kelompokini dapat diolah hingga membentuk
jaringan relasi pergaulan sosial. Olehkarena itu, etnisitas merupakan sumber kekayaan hakiki
yang dimilikimanusia untuk saling mengenal dan memperkaya budaya. Bagi mereka persamaan
adalah anugerah dan perbedaan adalah berkah.

I. Wujud Atau Bentuk Masyarakat Multikultural

Masyarakat multkultural merupakan masyarakat yang memiliki beragamkebudayaan tanpa


membedakan suku, ras, agama, dan sebagainya.Multikulturalisme menjadi sebuah ideologi yang
mengangungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara
kebudayaan. Masyarakat majemuk (plural society) belum tentu dapat dinyatakansebagai
masyarakat multikultural (multicultural society), karena bisa saja didalamnya terdapat hubungan
antarkekuatan masyarakat varian budaya yang tidaksimetris yang selalu hadir dalam bentuk
dominasi, hegemoni dan kontestasi.Dari masyarakat bali ini kita akan mendapatkan cermin dan
pembelajarandari sebuah masyarakat multikultural, dimana masyarakat disana sangat
toleranterhadap agama yang lainnya. Bali sangat terkenal sebagai satu-satunya wilayahdi
Indonesia dengan pemeluk Hindu terbesar. Ini merupakan berkah Tuhan yangmemperkaya
keragaman di Bumi Nusantara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Promosi
Bali sebagai daerah tujuan wisata sering kali membuatkita lupa akan satu hal yang penting,
bahwa Pulau Dewata ini sebenarnya jugamerupakan cermin bagi toleransi dan kerukunan hidup
beragama.Toleransi kehidupan beragama di Bali telah berlangsung berabad-abaddan memiliki
fondasi kultural yang sangat kuat, sehingga tidak mudah terkoyak.Sejauh ini kita tidak pernah
mendengar ada masalah dalam hubungan antaragamadi Bali. Umat Hindu dan Islam di Bali
hidup berdampingan dengan damai, salingtolong, dan saling menghargai. Mereka berbaur

16
dengan masyarakat dan budayasetempat. Karena itu, lembagalembaga adat yang tumbuh dan
hidup di kalanganmasyarakat Hindu di Bali juga tumbuh dan hidup di kalangan masyarakat
Islamdi Bali, semisal tradisi subak atau penggunaan nama-nama sesuai dengan urutankelahiran
seperti Wayan, Made, Ketut, dan seterusnya.Ujian berat bagi hubungan antaragama di Bali
pernah muncul ketikaterjadi peledakan bom pada 2002 (dan kemudian ledakan bom pada 2005).
Saatitu Bali luluh lantak oleh serangan yang dilakukan orang-orang yang mengklaimsedang
berjihad atas nama Islam. Lebih dari satu tahun setelah serangan bom Bali pertama (2002),
suasana Bali benar-benar sunyi dan mencekam. Orang bali tentumarah dengan kajadian tersebut.
Namun, kemarahan mereka tidak membabi buta.

Mereka tahu membedakan antara Islam dan terorisme. Orang Bali mengerti
benar bahwa Islam adalah agama yang menganjurkan perdamaian. Umat Hindu Baliadalah
orang-orang yang terbuka terhadap agama Islam. Meskipun Islam agamaminoritas, mereka
sangat menghargainya. Orang Hindu Bali sangat concerneddengan posisi, kelas, dan pembagian
tugas. Politik dan agama masing-masing adatempatnya sendiri-sendiri. Politik sejajar dengan
pasar, rumah sakit, restoran, bandara, sekolah, gelanggang olahraga; sementara agama
mempunyai posisi ”diatas” yang berisi kitab suci, pura, dan para ulama (sulinggih).

Penempatan (positioning) inilah yang menjadikan agama begitu terhormat dan tidak
mudahdiseret-seret ke politik. Sebaliknya, provokasi berbau politik tidak mudahmemasuki
wilayah agama.Di tengah-tengah kehidupan masyarakat Hindu, terdapat sebuah desa
yang bernama Pegayaman. Penduduk desa ini hampir semuanya muslim. Kehidupansehari-hari
desa ini menunjukkan warna Islam yang kuat. Desa Pegayaman oleh sebagian masyarakat Bali
disebut sebagai Nyama Selam yang artinya ‘masyarakat Islam.

Di Desa Pegayaman inilah orang-orang Jawa dan Bugis mengem-bangkanajaran Islam dan
berhasil mendirikan Masjid Safinatus Salam yang diprakarsaiKumpi Haji Yahya. Safinatus
Salam merupakan masjid tertua dan terbesar diBuleleng, Bali. Masjid Safinatus Salam oleh
masyarakat Pegayaman dansekitarnya dijadikan pusat pengembangan Islam di daerah Bali.

Di desa ini telah dibentuk jamaah-jamaah pengajian yang bersifat rutin. Semua kegiatan, baik
itu pengajian maupun hal-hal yang menyangkut ajaran Islam, pelaksanaannya dipusatkan di
Masjid Safinatus Salam. Dalam hubungan kemasyarakatan,
tidak pernah ada konflik yang disebabkan perbedaan agama. Membangun rumah dansarana

17
umum, mereka tetap bergotong-royong walaupun berbeda agama. Bahkan,ketika Masjid
Safinatus Salam direnovasi pada 11 Maret 1986, tukang atau buruhyang memperbaiki Masjid
Safinatus Salam juga banyak dari orang-orang yang beragama Hindu. Selain itu wujud nyata
multikulturalisme di Bali juga tercermindari sikap masyarakat bali yang masyoritas hindu tetap
memperbolehkan warga bali muslim untuk melaksanakan ibadah sholat jum’at di hari raya
nyepi.

 Sikap toleran masyarakat bali memang dapat kita jadikan sebagai contoh.Jika sebuah kelompok
mayoritas dapat menempatkan kelompok minoritas untuk tetap menghargai kelompok yang
minoritas.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terdiri dari berbagai macam karakteristik
kebudayaan baik perbedaan dalam bidang etnis, golongan, agama, tingkat sosial yang tinggal
dalam suatu komunitas tertentu. Kenyataan bahwa masyarakat Indonesia merupakan masyarakat
yang terdiri dari kelompok-kelompok suku, agama daerah ras yang beraneka ragam merupakan
ciri khas masyarakat Indonesia. Masyarakat yang memiliki ciri-ciri seperti itu
disebut Masyarakat Majemuk. Konsep masyarakat majemuk ini sangat penting untuk memahami
karakter dan dinamika masyarakat Indonesia.

Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri atas banyak struktur
kebudayaan. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya suku bangsa yang memilik struktur
budaya sendiri yang berbeda dengan budaya suku bangsayang lainnya. Multikultural juga
dapat diartikan sebagai keragaman atau perbedaan terhadap suatu kebudayaan dengan
kebudayaan yang lain. Sehingga masyarakat multikultural dapat diartikan sebagai sekelompok
manusia yang tinggal dan hidup menetap di suatu tempat yang memiliki kebudayaan dan ciri
khas tersendiri yang mampu membedakan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain.
Setiap masyarakat akan menghasilkan kebudayaannya masing-masing yang akanmenjadi ciri
khas bagi masyarakat tersebut

B. Saran
Kelompok penyaji berharap makalah yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan menambah ilmu pengetahuan tentang konsep masyarakat majemuk dan masyarakat
multicultural.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://selembar.com/pengertian-masyarakat-majemuk.html

https://kelasips.com/masyarakat-majemuk/

Alex Lanur. “Hubungan Antar Pribadi”, dalam Majalah Filsafat Driyarkara, Tahun XIX No. 2,
1992/1993.

Parsudi Suparlan. “Masyarakat Majemuk dan Hubungan Antar Sukubangsa”, dalam I. Wibowo
(ed.), Retrospeksi dan Rekontekstualisasi Masalah Cina. Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama,
1999.

https://www.studiobelajar.com/masyarakat-multikultural/

http://blog.unnes.ac.id/firdaussihombing/2016/01/06/materi-sosiologi-kelas-xi-semester-2-masya
rakat-multikultural/

20

Anda mungkin juga menyukai