Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN HASIL MINI RISET

“EVALUASI HASIL BELAJAR GEOGRAFI”

Observasi Implementasi Penilaian Autentik Dan Pengembangan Instrumen Dalam


Pelajaran Geografi Di SMA Negeri 8 Medan.

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah evaluasi


hasil belajar geografi di ampu oleh:
Dr. Sugiharto, M.Si
Fitra Delita,S.Pd., MPd

Oleh :

Dewi Nelly Simanjuntak (3193131017)


Ezra Janshua Marpaung (3193131013)
Lamro P Silaban (3183331016)

Kelas : Geografi B (2019)

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Berkat dan Rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat disusun oleh penulis hingga selesai tepat pada waktunya.
Mini riset Evaluasi Hasil Belajar Geografi ini dibuat guna memenuhi tugas mata
kuliah Evaluasi Hasil Belajar Geografi.
Saya mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu yang telah
memberikan tugas ini kepada saya sehingga saya boleh menambah lagi pengalaman dan
pengetahuan saya. Saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari semua
pihak yang telah berkontribusi dalam banyak aspek sehingga tugas ini dapat
terselesaikan. Mini riset Evaluasi Hasil Belajar Geografi ini dibuat guna menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca
Makalah ini mungkin sangat jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya , masih banyak kekurangan dalam
makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan Makalah ini.agar kedepannya saya dapat
membuat makalah denga nlebih baik lagi.

Medan,18 Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................................5

C. Manfaat Penelitian dan Tujuan.....................................................................5

BAB II LANDASAN TEORI................................................................................6

A. Pengertian Penilaian Autentik.......................................................................6

B. Karakteristik Penilaian Autentik...................................................................7

C. Tujuan Penilaian Autentik............................................................................7

D. Perbandingan Penilaian Autentik dengan Penilaian tradisional...................8

E. Jenis-jenis Penilaian Autentik.......................................................................9

BAB III METODE PENELITIAN.........................Error! Bookmark not defined.

A. Lokasi Penelitian.........................................Error! Bookmark not defined.

B. Populasi dan Sampel...................................Error! Bookmark not defined.

C. Tekik Pengumpulan Data............................Error! Bookmark not defined.

D. Teknik Analisis Data...................................Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................Error! Bookmark not defined.

BAB V PENUTUP....................................................Error! Bookmark not defined.

A. Kesimpulan..................................................Error! Bookmark not defined.

B. Saran............................................................Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN...........................................................................................................Error!
Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA...............................................Error! Bookmark not defined.

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran. Pada dasarnya
penilaian merupakan sarana yang digunakan sebagi alat untuk melihat dan
menganalisis apakah peserta didik telah mencapai hasil belajar yang diharapkan serta
untuk mengetahui apakah proses pembelajaran telah sesuai dengan tujuan atau masih
memerlukan pengembangan dan perbaikan. Penilaian diharapkan mampu menjadi
instrumen penjaminan mutu, pengendalian mutu, dan perbaikan mutu sistem
pendidikan. Penilaian yang dilakukan selama ini semata-mata hanya menekankan pada
penguasaan konsep yang dijaring dengan tes tulis objektif dan subjektif sebagai alat
ukur. Hal ini didukung oleh penelitian Nuryani, et.al (2013:8) yang mengemukakan
bahwa pengujian yang dilakukan selama ini baru mengukur penguasaan materi saja
dan hanya meliputi ranah kognitif tingkat rendah. Keadaan semacam ini merupakan
salah satu penyebab guru enggan melakukan kegiatan pembelajaran yang
memfokuskan pada pengembangan sikap dan keterampilan proses peserta didik.
Depdiknas (2006) yang menjelaskan bahwa penerapan penilaian autentik
merupakan syarat utama dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Seharusnya, penilaian autentik bukan lagi penilaian yang asing bagi guru di
Indonesia. Bahkan dalam kurikulum 2013 penilaian ini lebih ditekankan
penggunaannya daripada penilaian tradisional. Kurikulum 2013 menekankan
penggunaan penilaian autentik. Peserta didik dinilai kesiapannya, proses, dan hasil
belajar secara utuh. Keterpaduan ketiga hal tersebut akan menggambarkan
kemampuan, gaya, dan perolehan belajar peserta didik. Hasil dari penilaian autentik
nantinya akan digunakan guru untuk merencanakan program perbaikan, pengayaan,
bahkan pelayanan konseling. Selain itu hasil dari penilaian autentik dapat digunakan
sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar
Penilaian Pendidikan.
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. apa pengertian penilaian autentik?
b. Bagaimana karakteristik penilaian autentik?
c. Apa Tujuan Penilaian Autentik?
d. Bagaimana Perbandingan Penilaian Autentik dengan Penilaian Tradisional?
e. Apa Jenis-Jenis Penilaian Autentik?
f. Bagaimana penerapan penilaian autentik di SMAN 8 Medan?

C. Manfaat dan Tujuan Penelitian


Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Untuk mengetahui pengertian penilaian autentik
b. Untuk mengetahui karakteristik penilaian autentik
c. Untuk mengetahui Tujuan Penilaian Autentik
d. Untuk mengetahui Perbandingan Penilaian Autentik dengan Penilaian
Tradisional
e. Untuk mengetahui Jenis-Jenis Penilaian Autentik
f. Untuk mengetahui penerapan penilaian autentik di SMAN 8 Medan
Tujuan dalam penelitian ini adalah melakukan Observasi Implementasi
Penilaian Autentik Dan Pengembangan Instrumen Dalam Pelajaran Geografi Di
SMA Negeri 8 Medan.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Penilaian Autentik


Penilaian autentik merupakan penilaian berupa proses pengumpulan
berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar peserta didik.
Penggunaan istilah-istilah tersebut mempunyai alasan masing-masing. Nurhadi
(dalam Masrukan 2014:19) menjelaskan, penilaian autentik adalah proses
pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian
pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang
mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa
tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai. Pengertian penilaian
autentik yang dikemukakan Nurhadi tersebut sama dengan pengertian penilaian
nyata yang dikemukakan Hosnan (2016:287) dalam bukunya, bahwa penilaian
nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang
perkembangan belajar yang dilakukan siswa.
Penilaian autentik adalah suatu proses pengumpulan pelaporan dan
penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan
prinsipprinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat,
dan konsisten sebagai akuntabilitas publik (Pusat Kurikulum, 2009). Pengertian
tersebut sejalan dengan Majid (2014:57) yang mengartikan penilaian autentik
sebagai suatu proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran
perkembangan siswa. Gambaran perkembangan peserta didik perlu diketahui oleh
guru agar dapat memastikan bahwa peserta didik mengalami proses pembelajaran
yang benar. Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa penilaian autentik
diartikan sebagai upaya untuk mengevaluasi pengetahuan dan keterampilan peserta
didik dengan bukti yang riil dan mendekati dunia riil atau kehidupan yang nyata.
Hasil dari penilaian tersebut dapat dijadikan acuan apakah tujuan pembelajaran
tercapai atau tidak.
B. Karakteristik Penilaian Autentik
Hakikat penilaian pendidikan menurut konsep authentic assesment adalah
proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan
belajar peserta didik. Adapun karakteristik penilaian autentik berdasarkan makalah
Zulkifli (dalam seminar nasional pendidikan Bahasa Indonesia 2015) adalah
sebagai berikut:
1. Penilaian merupakan bagian dari proses pembelajaran.
2. Penilaian mencerminkan hasil proses belajar pada kehidupan nyata.
3. Menggunakan bermacam-macam instrumen, pengukuran, dan metode yang
sesuai dengan karakteriktik dan esensi pengalaman belajar.
4. Penilaian harus bersifat komprehensif dan holistik yang mencakup semua aspek
dari tujuan pembelajaran.
Pendapat berbeda tentang karakteristik authentic assesment yang
dikemukakan Nurhadi (dalam Masrukan 2014:25) sebagai berikut: 1. Melibatkan
pengalaman nyata (involves real-world experience). 2. Dilaksanakan selama dan
sesudah proses pembelajaran berlangsung. 3. Mencakup penilaian pribadi (self
assesment) dan refleksi yang diukur keterampilan dan performansi, bukan
mengungat fakta. 4. Berkesinambungan. 5. Terintegrasi. 6. Dapat digunakan
sebagai umpan balik. 7. Kriteria keberhasilan dan kegagalan diketahui siswa
dengan jelas. Dari beberapa karakteristik yang dikemukakan oleh ahli di atas dapat
diambil simpulan bahwa karakteristik penilaian autentik adalah melibatkan
pengalaman nyata, bersifat holistik dan komprehensif, dilaksanakan selama dan
sesudah proses pembelajaran, dan dapat digunakan sebagai umpan balik dalam
proses pembelajaran.

C. Tujuan Penilaian Autentik


Tujuan penilaian autentik menurut Santoso (dalam Masrukan 2014:25)
adalah untuk menilai kemampuan individu melalui tugas tertentu, menentukan
kebutuhan pembelajaran, membantu dan mendorong siswa, membantu dan
mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik, menentukan starategi
pembelajaran, akuntabilitas lembaga, dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Berbeda dengan Santoso, Hosnan (2016:388) menjelaskan tujuan penilaian autentik
adalah untuk mengevaluasi kemampuan siswa dalam konteks dunia nyata. Dari
tujuan tersebut, dengan penilaian autentik peserta didik belajar bagaimana
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan ke dalam tugas-tugas yang
autentik. Pada pelaksanaan, guru akan melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan skenario yang telah dibuat sekaligus melakukan penilaian autentik yang
meliputi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kegiatan analisis atau
pengolahan nilai diperoleh melalui instrumen yang telah digunakan. Pada kegiatan
pelaporan hasil penilaian yang meliputi penilaian sikap, pengetahuan, dan
keterampilan disertai dengan deskripsi dari masing-masing aspek tersebut. Dengan
kata lain, penilaian autentik merupakan salah satu komponen yang tidak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

D. Perbandingan Penilaian Autentik dengan Penilaian Tradisional


Penilaian autentik merupakan pelengkap penilaian tradisional. Santrock
(dalam Majid 2014:56) mengatakan bahwa penilaian autentik dikembangkan karena
penilaian tradisional yang selama ini digunakan mengabaikan konteks dunia nyata
dan kurang menggambarkan kemampuan peserta didik secara holistik. Dengan
demikian perlu diterapkan atribut yang cocok untuk kedua penilaian tersebut agar
dapat saling melengkapi. Perbedaan penilaian tradisional dengan penilaian autentik
berdasarkan pendapatan John Muller (dalam Majid 2014:60), yaitu: Zulkifli (dalam
makalah seminar nasional pendidikan Bahasa Indonesia 2015) menjelaskan bahwa
assesmen tradisional mengacu pada force-choice ukuran tes pilihan ganda, fill-in-
the-blank, true-fals, menjodohkan dan semacamnya yang telah digunakan dalam
umumnya. Pada penilaian tradisional, peserta didik biasanya diberi beberapa
pilihan (misal: tes pilihan ganda, benar-salah, memasangkan jawaban) kemudian
diminta untuk memilih jawaban benar dari yang disediakan. Sebaliknya, pada
penilaian autentik, peserta didik diminta mendemonstrasikan pemahamannya
dengan menyelesaikan tugas yang menerapkan pemahaman tersebut. Pada penilaian
tradisional, peserta didik dituntut untuk mendemonstrasikan sesuatu yang telah
disusun oleh guru/ pembuat tes. Sebaliknya, penilaian autentik lebih memberi
kesempatan pada peserta didik untuk mendemonstrasikan bukti-bukti kemampuan
sebagai hasil konstruksi mereka Penilaian tradisional sangat efektif untuk
mengetahui apakah peserta didik menguasai pengetahuan. Penilaian autentik
menuntut peserta didik untuk menganalisis, mensisntesis, dan menerapkan apa yang
mereka pelajari. Pada penilaian tradisional, guru tidak dapat mengetahui apakah
peserta didik dapat melakukan sesuatu dengan pengetahuan yang mereka miliki.
Kemampuan peserta didik menjawab tidak bisa diakui sebagai bukti langsung dari
kemampuan mereka melakukan sesuatu. Pada penilaian autentik, guru dapat
langsung melihat wujud kemampuan peserta didik berkait dengan pengetahuan
yang dipelajari peserta didik. Berdasarkan uraian perbandingan antara penilaian
tradisional dan penilaian autentik di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian
tradisional merujuk pada ukuran yang dipaksakan seperti tes pilihan ganda,
mencocokkan, benar-salah, dan sebagainya. Bentuk-bentuk penilaian tradisional
dimungkinkan dapat dibakukan oleh guru, dan dapat dilaksanakan di tingkat lokal,
regional, nasional, maupun internasional. Pada penilaian autentik, peserta didik
diminta untuk menampilkan tugas-tugas yang bermakna yang menyerupai
tantangan dunia sesungguhnya untuk melihat apakah peserta didik tersebut mampu
melaksanakannya.

E. Jenis-Jenis Penilaian Autentik


Dalam rangka melaksanakan penilaian autentik yang baik, sebagai bagian
dari evaluasi pembelajaran atau penilaian pembelajaran, guru harus memahami
secara jelas tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, guru harus bertanya pada diri
sendiri, khususnya berkaitan dengan: (1) sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa
yang akan dinilai; (2) fokus penilaian akan dilakukan, misalnya, berkaitan dengan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan; dan (3) tingkat pengetahuan apa yang akan
dinilai, seperti penalaran, memori, atau proses. Sesuai dengan Kurikulum 2013,
perencanaan mengenai jenis-jenis penilaian autentik ini dituangkan dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran. Beberapa jenis penilaian autentik disajikan berikut ini.
1) Jenis-jenis Penilaian Autentik: Penilaian Kinerja
Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan partisipasi peserta didik,
khususnya dalam proses dan aspek-aspek yangg akan dinilai. Guru dapat
melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur
proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria
penyelesaiannya. Dengan menggunakan informasi ini, guru dapat memberikan
umpan balik terhadap kinerja peserta didik baik dalam bentuk laporan naratif
maupun laporan kelas. Ada beberapa cara berbeda untuk merekam hasil penilaian
berbasis kinerja:
Daftar cek (checklist). Digunakan untuk mengetahui muncul atau tidaknya
unsur-unsur tertentu dari indikator atau subindikator yang harus muncul dalam
sebuah peristiwa atau tindakan.
Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records). Digunakan dengan cara
guru menulis laporan narasi tentang apa yang dilakukan oleh masing-masing
peserta didik selama melakukan tindakan. Dari laporan tersebut, guru dapat
menentukan seberapa baik peserta didik memenuhi standar yang ditetapkan.
Skala penilaian (rating scale). Biasanya digunakan dengan menggunakan
skala numerik berikut predikatnya. Misalnya: 5 = baik sekali, 4 = baik, 3 = cukup, 2
= kurang, 1 = kurang sekali.
Memori atau ingatan (memory approach). Digunakan oleh guru dengan cara
mengamati peserta didik ketika melakukan sesuatu, dengan tanpa membuat catatan.
Guru menggunakan informasi dari memorinya untuk menentukan apakah peserta
didik sudah berhasil atau belum. Cara seperti tetap ada manfaatnya, namun tidak
cukup dianjurkan.
Pengamatan atas kinerja peserta didik perlu dilakukan dalam berbagai
konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai
keterampilan berbahasa peserta didik, dari aspek keterampilan berbicara, misalnya,
guru dapat mengobservasinya pada konteks yang, seperti berpidato, berdiskusi,
bercerita, dan wawancara. Dari sini akan diperoleh keutuhan mengenai
keterampilan berbicara dimaksud. Untuk mengamati kinerja peserta didik dapat
menggunakan alat atau instrumen, seperti penilaian sikap, observasi perilaku,
pertanyaan langsung, atau pertanyaan pribadi.
2) Jenis-jenis Penilaian Autentik: Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian
terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu
tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh
peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan, analisis, dan penyajian data.Selama mengerjakan sebuah proyek
pembelajaran, peserta didik memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap,
keterampilan, dan pengetahuannya. Karena itu, pada setiap penilaian proyek,
setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru.Keterampilan
peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan
menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
3) Jenis-jenis Penilaian Autentik: Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang
menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian
portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau
diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi
berdasarkan beberapa dimensi.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan
pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta
didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta
didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau
informasi lain yang releban dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu.Fokus penilaian portofolio adalah
kumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode
pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski dapat juga
oleh peserta didik sendiri.
Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau
kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau
membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi
buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu,
guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan
pembelajaran.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian

Obsevasi dilaksanakan di SMAN 8 Medan , Jalan Sampali No 23


Kelurahan Panda Hulu, Medan Area. Observasi dilaksanakan pada Senin, 10
Mei 2021, pada pukul 09.20 WIB.

B. Populasi dan Sampel


Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan kelapangan
langsung dan mengadakan wawancara. Objek penelitian adalah pihak-pihak yang
dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian. Populasi sampelnya adalah
beberapa siswa dan guru geografi. Subjek penelitian juga membahas karakteristik
subjek yang digunakan dalam penelitian. Subjek dalam penelitian ini
adalah : Observasi Implementasi Penilaian Autentik Dan Pengembangan
Instrumen Dalam Pelajaran Geografi Di SMA Negeri 8 Medan.

C. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpula data yang dihunakan dalam penelitian ini dilakukan
dengan tahap-tahap sebagai berikut :
a) Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung, penulis
melakukan pengamatan sekolah Sekolah SMA N 8 Medan memperoleh data
Implementasi Penilaian Autentik Dan Pengembangan Instrumen Dalam
Pelajaran Geografi Di SMA Negeri 8 Medan.
a) Wawancara adalah melakukan tanya jawab antara dua pihak yaitu
pewawancara dan narasumber untuk memperoleh data. Pada saat wawancara
adalah ibu Yuana Marpaung, S.Pd, Siti Rapiah Siregar, M.Pd dan beberapa
para siswa.
b) Dokomentasi adalah sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam
bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia yaitu
berbentuk catatan, laporan, dan foto.
D. Teknik Analisis Data
Analisis data yang kami gunakan adalah metode kualitatif yakni, dengan
menganalis Implementasi Penilaian Autentik Dan Pengembangan Instrumen
Dalam Pelajaran Geografi Di SMA Negeri 8 Medan. Penelitian ini dilakukan
melalui metode observasi secara langsung yakni berada di Sekolah SMA N
8 Medan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif,
dengan terjun kelapangan langsung, dengan mengadakan wawancara kepada
guru geografi dan siswa. Penelitian ini menggunakan metode observasi yang
bersifat alamiah dan melakukan studi terhadap sebuah data bersumber dari data
primer yakni dari observasi lapangan yang dilakukan dalam pengamatan
wilayah dari berbagai segi kegiatan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran. Pada dasarnya
penilaian merupakan sarana yang digunakan sebagi alat untuk melihat dan
menganalisis apakah peserta didik telah mencapai hasil belajar yang diharapkan serta
untuk mengetahui apakah proses pembelajaran telah sesuai dengan tujuan atau masih
memerlukan pengembangan dan perbaikan. Dan penilaian autentik adalah untuk
mengevaluasi kemampuan siswa dalam konteks dunia nyata. Dari tujuan tersebut,
dengan penilaian autentik peserta didik belajar bagaimana mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilan ke dalam tugas-tugas yang autentik. Berdasarkan
penelitian kami, kami menggunakan metode wawancara dengan Guru Bidang
Studi Geografi Yuana Marpaung, S, Pd, dan Siti Rapiah Siregar, M.Pd berikut
hasil wawacara nya berdasarkan dalam bentuk tabel :

N Pertanyaan Jawaban
1 Apakah guru menilai Ya, saya memperhatikan kemampuan tiap siswa
keterampilan berbahasa dalam berbahasa dan bertutur kata, bagaimana
peserta didik, dari aspek mereka merespon lawan bicara, bagaimana
keterampilan berbicara, kecakapan mereka dalam presentasi dan menjawab
misalnya, guru dapat pertanyaan yang saya berikan.
mengobservasinya pada
konteks seperti berpidato,
berdiskusi,

bercerita,
presetasi dan wawancara?
2 Apakah guru pernah Pernah, saya memberikan contoh kasus
menanyakan ungkapkan permasalahan yang sedang terjadi di lingkungan
curahan yang relevan dengan materi pengajaran dan
meminta mereka untuk menanggapi hal tersebut
perasaannya terhadap
atau mencurahkan perasaannya mengenai hal
suatu objek tertentu
tersebut
berdasarkan kriteria
16
atau dan tindakan mereka dalam menghadapi hal itu.
acuan yang telah disiapkan?

17
3 Apakah guru pernah pernah, setiap materi pengajaran usai saya akan
bertanya pada peserta bertanya apkah da dari antaaar mereka yng kurang
didik untuk menilai mengerti penjelasan saya, dan diakhir mteri saya
kecakapan, keterampilan, juga sering bertanya apakah siswa tersebut sudah
penguasaan pengetahuan memahami dan menguasai materi yang saya
berikan. Dan juga memberikan kertas penilaian
dan
yang mereka harus isi tentang pengusaan mereka
keterampilan
dalam merespon materi-materi yang sudah di

berpikir sebagai hasil ajarkan.

belajar yang telah


dikuasainya oleh dirinya
berdasarkan kriteria atau
acuan yang telah
disiapkan?
4 Apakah guru Tentu, saya memperhatikan keterampilan siswa
memperhatikan dalam mengumpul dan menyusun sebuah informasi
Keterampilan peserta didik atau laporan dari hasil tugas-tugas yang mereka
dalam mencari dan kerjakan, karna tiap siswa memiliki jawaban yang
mengumpulkan data, berbeda untuk itu ada penilaian berbed juga untuk
mengolah dan semua tugas itu.
menganalisis, memberi
makna atas informasi yang
diperoleh dan menulis
laporan?
Apakah guru memberikan Ya, saya mengajukan diri untuk siswa yang
bimbingan dan jam kurang memahami materi atau merasa ada
tambahan belajar bagi kesulitan dalam memahami materi bisa bertanya
siswa yang kesulitan pada saya walau diluar jam pelajaran, bahkan saya
mengikuti mt\teri geografi? berinisiatif memberikan kelas tambahan untuk
materi yang saya rasa cukup sulit untuk disajikan
dalam waktu yang singkat bagi siswa.

Apakah ada remedial bagi Tentu saya memberikan remedial bagi siswa
6. nilai siswa yang tidak yang nilainya tidak tuntas, baik melalui tugas
tuntas ? tambahan atau ujian susulan
7. Apakah Guru menilai Iya, banyak kriteria yang dinilai guru dalam menilai
portofolio peserta portopolio peserta didik
didik dengan kriteria
tertentu?
8. Apakah guru memberikan Ya tentu, guru memberikan soal seuai materi yang
tugas sesuai komptensi diajarkan.
yang diajarkan?
9. Apakah guru Iya, penyusunan RPS pun disesuaikan dengan
mempersiapkan teknik dan kurikulum 2013 dan prosedural KBM pun
prosedural penilaian sesuai sesesuai kurikulum 2013.
kurikulum
2013?
10 Apakah guru menjelaskan Iya sebelum materi dipaparkan guru menjelaskan
.
kompetensi dan tujuan kompetensi dan tujuan tugas tersebut terlebih
tugas tersebut diberikan? dahulu agar siswa mengetahui tujuan mereka
mempelajari materi tersebut dan penerapnnya
dalam kehiudupan
11 Apakah guru Iya, guru memperhatikan penampilan dan
.
mengamati sikap, perilaku baik dalam dalam bersosialisasi dengan
penampilan dan teman maupun berperilaku dikelas. Siswa yang
perilaku siswa? tidak berpakaian sesuai aturan pun diberi sanksi.

JAWABAN
NO PERNYATAA
. N S S K J T
L R K R P
1. Guru memberi salam saat memasuki kelas 
2. Siswa memberi salam saat memasuki kelas 
Sebelum memulai pembelajaran, siswa
3. berdo’a

bersama.
4. Dalam diskusi, siswa berkomunikasi dengan santun 
Para siswa menyapa dan mengucapkan salam jika
5.
bertemu dengan guru. 
Dalam percakapan sehari-hari siswa
6. menggunakan

bahasa yang sopan.
7. Jika ada tamu yang datang ke sekolah, khususnya 
orang
JAWABAN
NO PERNYATAA
. N S S K J T
L R K R P
tua siswa, petugas piket menyambut ramah
Siswa mengenakan pakaian seragam sekolah secara
8.
rapih dan tertib dengan atribut sekolah 
Terdapat tulisan atau monumen yang
mencerminkan
9.
komitmen sekolah terhadap peningkatan

mutu pendidikan.
Siswa memiliki disiplin yang tinggi, baik
1 dalam
0 
. kehadiran, pergaulan, maupun dalam belajar
Di sekolah ini, para siswa memiliki kebiasaan belajar
1
1 yang baik 
.
Kemampuan guru dalam melaksanakan
1
2 pembelajaran 
.
siswa sudah sangat baik.
1 Motivasi kerja guru sudah sangat memadai 
3
.
Guru memiliki disiplin yang tinggi dalam
1 melaksanakan
4 
. tugas-tugasnya.
Guru menunjukkan keteladanan dan layak menjadi
1
5 panutan. 
.
Sekolah merespon positif setiap keluhan
1 yang
6 
. dilontarkan oleh siswa, orang tua maupun
masyarakat.
Sekolah berupaya untuk menyediakan sarana dan
1
7 prasarana belajar yang dibutuhkan siswa. 
.
Setiap ruangan di sekolah ini ditata dengan rapih dan
1
8 bersih sehingga menimbulkan rasa betah. 
.
Kondisi setiap bangunan terawat dengan baik
1 sehingga
9 
. merasa aman dan nyaman untuk menggunakannya
Di halaman sekolah disediakan taman dan ditanami
2
0 pohon yang rindang sehingga tampak asri dan indah. 
.
Setiap ruangan memiliki penerangan dan ventilasi
2 yang memadai sehingga pembelajaran berlangsung
1
dengan 
.
nyaman.
2 Sekolah berpagar sehingga mendukung 
2 terhadap
.
JAWABAN
NO PERNYATAA
. N S S K J T
L R K R P
keamanan dan ketertiban sekolah.
Kapasitas ruangan guru dan kelas disesuaikan dengan
2
3 jumlah penghuninya sehingga tidak terasa sumpek. 
.
2 Peringatan keagamaan dilaksanakan secara terjadwal 
4
.

No Pernyata S S J T
an L R R P
1. Peserta didik mengalami keluhan terhadap
masalah 

kesehatan
2. Peserta didik dapat menentukan minat, bakat, 
intelegensinya
3. Peserta didik dapat mengendalikan emosi 
4. Peserta didik sudah mampu berfikir 
5. Peserta didik dapat bersosialisasi dengan teman temannya
dengan baik, seperti mengenal teman, menghafal nama 
teman, dapat mengatasi perselisihan dengan teman.
6. Peserta didik termasuk orang yang suka berkata kasar atau

yang sikap kurang sopan
7. Peserta didik dapat mengenal agamanya dengan 
8. Peserta didik merasa kebutuhan dasar seperti sandang
pangan dan papan sudah terpenuhi, mendapat kasih

saying yang cukup dari orang tua, teman teman
mempunyai rasa
empati atau kepedulian terhadapnya
9. Peserta didik sudah mantap dengan jurusan yang di pilih,

merasa yakin akan lulus dengan nilai yang maksimum,
10. Peserta didik berkeinginan dan berusaha menjadi orang

yang peduli dan saling tolong-menolong kepada sesama.
11. Peserta didik sudah dapat menerima kondisi
kemampuannya 

dari hasil yang di dapatkan,


12. Peserta didik sudah yakin lingkungan yang sekarang sudah

cukup nyaman
13. Peserta didik merasa mempunyai kesulitan dalam

beradaptasi di lingkungannya.dan mempunyai masalah di
lingkungannya.

JAWABAN
N PERNYATAA
O. N S S K J T
L R K R P
Tata tertib baik untuk guru maupun untuk siswa
1. dipandang telah cukup efektif untuk mengendalikan 
perilaku guru
maupun siswa
Tata tertib siswa diberitahukan sejak awal
siswa
2. 
memasuki sekolah dengan disertai
pernyataan kesanggupan siswa untuk
mematuhinya.
Di setiap kelas, terpampang tata tertib siswa dengan
3. 
penataan yang mudah dilihat
Dalam berbagai kesempatan, guru maupun kepala
sekolah
4. 
mengingatkan tentang isi dan konsekwensi dari tata
tertib siswa kepada para siswa
Setiap ada guru baru di sekolah ini selalu
5. diberitahukan 

tentang tata-tertib yang berlaku di sekolah ini

a.Penilaian afektif
Afektif adalah penialan pada kemampuan seseorang dilihat dari sikap dan nilai
sosial yang diterapkan dalam kegiatan di sekolah. Ranah ini setidaknya mencakup
hal-hal yang berkaitan dengan diri seseorang. Hal yang dapat dilihat oleh orang lain
yaitu watak yang mencakup perasaan, sikap, emosi, minat, dan sikap yang
ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari. Dari pelaksanaan penelitian tersebut dapat
disimpulkan bahwasannya Sekolah SMA Negeri 8 Medan khususnya dalam pelajaran
Geografi sudah memiliki sikap yang baik karna memiliki sikap yang taat peraturan
dilaksanakan dengan baik, disiplin dan teratur. sikap dan tingkah laku murid kepada
guru dan teman temannya memiliki sikap yang baik seperti berbicara dengan sopan,
menghormati dengan orang yang lebih tua dan teman sebaya, serta saling menghargai
antara satu sama lain, membuang sampah pada tempatnya, merawat tumbuhan
desekitar lingkungan sekolah dengan rajin. Sehingga hal ini sesuai dengan tujuan
yang diharapkan dalam KBM pelajaran geografi mampu menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari mencintai alam dan seluruh lingkungannya. Penilaian afektif
dinilai guru dalam pemberin catatan khusus, checklist dan penyebaran angket
pertanyaan mengenai sikap diri dan teman.

b. penilaian kognitif

kognitif merupakan aspek yang berkaitan dengan nalar atau proses berpikir,
yaitu kemampuan dan aktivitas otak untuk mengembangkan kemampuan
rasional. Siswa mampu memahami materi yang dipaparkan guru dan menjawab ujian
ataupun penilaian yang guru ajukan dengan baik, hal itu ditunjukan dengan prestasi
mereka mampu lulus di perguruan tinggi. Penilaaian kognitid diberikan melelui tes
tertulis atau lisan, seperti tugas atau ujian pilihan ganda mapaun essay.

c. penilaian psikomotorik

Psikomotorik adalah domain yang meliputi perilaku gerakan dan koordinasi


jasmani, keterampilan motorik dan kemampuan fisik seseorang. Dan siswa-siswa
yang kami amati memiliki kemampuan psikomotrik yang sangat baik. Mereka aktif
dikegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler yang diadakan pihak sekolah, menjuarai
beberapa lomba yang mengutamakan skill psikomotik mereka. Penilain psikomorik
berupa pencatatan keaktifan siswa dikelas ataupun diluar kelas seperti pergaulannya
dengan teman nya.

Namun dibalik berhasilnya penilaian autentik dan penerapannya di SMAN 8 Medan masih
terdapat kekurangan dan hambatan yang dialami, seperti:

1. Beberapa murid masih kurang aktif dalam KBM (pasif)

2. Beberapa murid tidak peduli dengan aturan yang ada, ditambah lagi kondisi pandemi
yang membuat KBM dialihkan secara daring, ada siswa yang tidak menyelesaikan
tugas dan diberikan.

3. Murid mengalami kesulitan dalam memberikan penilaian baik untuk diri sendiri
maupun teman sekelasnya.

4. KBM yang dilakukan secara daring membuat penilaian autentik sedikit lebih susah
dilakukan oleh guru karena tidak dapat melihat secara langsung perkembangan dan
perilaku siswa

A. Kesimpulan
B BV
A PENUTUP

Penilaian autentik merupakan penilaian berupa proses pengumpulan berbagai


data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar peserta didik.
Penggunaan istilah-istilah tersebut mempunyai alasan masing-masing. Nurhadi (dalam
Masrukan 2014:19) menjelaskan, penilaian autentik adalah proses pengumpulan
informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang
dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan,
membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-
benar dikuasai dan dicapai.
Penilaian auntentik dan penerapannya yang sudah cukup baik dalam pelajaran
geografi dan sesuai dengan kurikulum 2013 membuat guru lebih memahami
karakteristik siswa dan kemampuan yang mereka kuasai, ini menjadi pedoman bagi
guru agar bisa mengevaluasi KBM lebih baaik lagi kedepannya. Dan kekurangan yang
ada dapat segera diperbaiki demi tercapainya tujuan belajar yang efekktif dan efisien
dan berdampak positif bagi kehidupan nyata.
B. Saran
Sebaiknya para pendidik dapat segera menemukan solusi atas permalsahan
dan kekurangan atas penilaian autentik dan penerapan agar mampu menciptakan
peserta didik yang unggul secara afetif, konitif dan psimotorik dan menjadi
penerus bangsa yang mampu menghadapi masalah dengana bekal ilmu yanag
didapat saat proses KBM.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Santosa, C. A. H. (2016). Mengukur Tingkat Pencapaian Perkembangan Kognitif Siswa SMA

Menggunakan Operasi Logika Piaget. Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan


Matematika, 2(1).

Hamzah, S. H. (2012). Aspek Pengembangan Peserta Didik: Kognitif, Afektif,

Psikomotorik. Dinamika Ilmu: Jurnal Pendidikan, 12(1).


Cania, I. R., Anwar, S., & Nofrion, N. (2018). KENDALA DALAM PELAKSANAAN

PENILAIAN AUTENTIK PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI (STUDI KASUS


SMA PEMBANGUNAN DAN SMA NEGERI 8 PADANG). Jurnal Kapita Selekta
Geografi, 1(4), 78-84

Materi Sosialisasi Kurikulum 2013, Kemendikbud.

Jenis-jenis penilaian autentik https://kimiakita99blog.wordpress.com/pendidikan/jenis

jenis-penilaian-autentik/(diakses 18 Mei 2021)

pengertian afektif https://dosensosiologi.com/pengertian-afektif/ (diakses 18 mei 2021)

Anda mungkin juga menyukai