Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGANTAR ILMU ANTROPOLOGI


TERBENTUKNYA SUKU BANGSA
DOSEN PEMBIMBING :
AHMAD DIMYATI S.SOS.I.,M.IKOM.

Disusun oleh :

RAJESH ABDUL BASIT 231012600442


AHMAD WARDANI
FRANSISKA GISELA
RANI AULIA 231012600520

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


PROGRAM ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl.Raya Puspitek, Buaran,Kec. Pamulang,Kota Tangerang Selatan ,Banten
15130
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, taufik
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelasaikan makalah ini dengan judul
“TERBENTUKNYA SUKU BANGSA” dapat diselesaikan dengan baik.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman yg kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran
serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Tangerang Selatan, 01 Desember 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH......................................................................................................
1.3 TUJUAN................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................
2.1 PENGERTIAN SUKU BANGSA......................................................................................
2.2 PENGERTIAN SUKU BANGSA MENURUT PARA AHLI.........................................
2.3 HUBUNGAN ANTROPOLOGI DENGAN SUKU BANGSA........................................
2.4 KONSEP TERBENTUKNYA SUKU BANGSA..............................................................
1. Sistem Garis Keturunan.....................................................................................................
2. Percampuran Suku Bangsa................................................................................................
2.5 CIRI-CIRI SUKU BANGSA...............................................................................................
2.6 PEMBENTUKAN HUBUNGAN KEKERABATAN........................................................
1. Evolusi Keluarga..............................................................................................................
2. Perkawinan.......................................................................................................................
2.7 BENTUK-BENTUK KELOMPOK KEKERABATAN...................................................
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................
3.1 KESIMPULAN.....................................................................................................................
3.2 SARAN..................................................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Di dunia khususnya di Indonesia banyak terdapat suku bangsa bangsa yang unik dan
menarik untuk di bahas. Di Indonesia sendiri terdapat puluhan mungkin ratusan suku bangsa,
dimana suku bangsa itu menenpati daerahnya masing-masing, ada yang masih utuh keasliannya
da nada pula yang sudah punah keaslian atau karakter dari suku bangsa tersebut.

Suku bangsa atau kelompok etnik adalah suatu golongan manusia yang anggota-
anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan
yang dianggap sama. Identitas suku ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas
kelompok tersebut seperti kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku, dan ciri-ciri biologis. Itu
sekilas tentang arti suku bangsa. akan tetapi bagaimana asal usul terbentuknya, ciri-cirinya, dan
bagaimana suku bangsa di Indonesia dalam perspektif sejarah, hal itu yang masih menjadi
pertanyaan bagi kita, maka dalam makalah ini kami membahas tentang asal mula suku bangsa dan
yang berkaitan denganya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian suku bangasa?
2. Bagaimana asal-usul bangsa di dunia?
3. Bagaimana terbentuknya asal mula suku bangsa?
4. Apa saja ciri-ciri suku bangsa?
5. Bagaimana suku bangsa di Indonesia dalam perspektif sejarah?
6. Bagaimana proses terjadinya keragaman suku bangsa Indonesia?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian tentang suku bangsa
2. Untuk mengetahui asal-usul bangsa di dunia.
3. Untuk mengetahui konsep terbentuknya asal mula suku bangsa.
4. Untuk mengetahui ciri-ciri suku bangsa.
5. Untuk mengetahui suku bangsa di Indonesia dalam perspektif sejarah.
6. Untuk mengetahui proses terjadinya keragaman suku bangsa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN SUKU BANGSA
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), suku adalah golongan orang-orang
dalam keluarga yang seturunan atau golongan bangsa sebagai bagian dari bangsa yang besar.
Suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang mengidentifikasi dirinya dengan sesama
berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama dengan merujuk ciri khas seperti budaya, bangsa,
bahasa, agama dan perilaku. Suku bangsa adalah golongan sosial yang dibedakan dari golongan-
golongan sosial lainnya, karena mempunyai ciri-ciri yang paling mendasar dan umum yang
berkaitan dengan asal usul, tempat asal, serta kebudayaannya.
Suku bangsa adalah suku sosial yang khusus dan bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang
sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Indonesia dikenal bangsa dengan banyak
suku bangsa, dan menurut statistik hampir mencapai 300 suku bangsa. Setiap suku mempunyai
adat istiadat, tata kelakuan, dan norma yang berbeda. Namun demikian, beragam suku bangsa ini
mampu mengintegrasikan dalam suatu negara Indonesia untuk mencapai tujuan masyarakat yang
adil dan makmur.
Pengertian mengenai suku bangsa banyak diutarakan oleh tokoh-tokoh ilmu sosial.
Dikutip dari buku Suku Bangsa Dunia dan Kebudayaannya (2013) oleh Pram, suku bangsa
adalah suatu golongan manusia yang anggotanya mengidentifikasikan diri dengan sesamanya.
Suku bangsa biasanya diidentifikasi berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama.
Identitas suku bangsa ditandai oleh pengakuan dari orang lain mengenai ciri khas
kelompok, seperti kesamaan budaya, bahasa, agama dan kepercayaan, perilaku, dan ciri-ciri
biologis. Indonesia memiliki beragam suku bangsa.
Tiap suku bangsa tentu memiliki perbedaan yang dapat mengidentifikasi satu sama lain.
Sudah sepatutnya kita sebagai bangsa Indonesia menjadikan keberagaman ini sebagai modal
nasionalisme seperti pada semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

2.2 PENGERTIAN SUKU BANGSA MENURUT AHLI


-Koentjaraningrat
Suku bangsa menurut Koentjaraningrat merupakan kelompok sosial atau kesatuan hidup
manusia yang mempunyai sistem interaksi, sistem norma yang mengatur interaksi tersebut, adanya
kontinuitas dan rasa identitas yang mempersatukan semua anggotanya serta memiliki sistem
kepemimpinan sendiri.
-M. Tumin
M. Tumin dalam Dictionary of Social Science (1964) menyatakan mengenai kelompok
etnik adalah suatu kelompok sosial yang berada dalam sebuah sistem sosial dan kebudayaan yang
lebih besar dan mendasar pengelompokan diri mereka pada status sosial khusus karena suatu
penurunan ciri etnik bawaan yang dianggap ada.
-Theodorson dan Theodorson
Theodorson dan Theodorson dalam Modern Dictionary of Sociology (1941) menyatakan
bahwa kelompok etnik adalah suatu kelompok sosial yang memiliki tradisi kebudayaan dan rasa
identitas yang sama sebagai bagian dari kelompok masyarakat yang lebih besar.
-Abner Cohen
Abner Cohen dalam bukunya Two Dimension of Man (1976) beranggapan bahwa
kelompok etnik adalah suatu kesatuan orang orang yang secara bersama-sama menjalani pola-pola
tingkah laku normatif, atau kebudayaan, dan yang membentuk suatu bagian dari populasi yang
lebih besar, saling berinteraksi dalam kerangka suatu sistem sosial bersama, seperti negara.
Kesamaan tiga tokoh asing di atas adalah tentang kedudukan suku bangsa yang harus
dilihat sebagai bagian dari sistem sosial yang lebih besar.
-Prof. Clifford Geertz
Seorang antropolog terkenal, Clifford Geertz, menyatakan bahwa suku bangsa adalah
"kelompok manusia yang berpola budaya sama dan menafsirkan makna dalam kehidupan mereka
dengan cara yang serupa."
-Prof. Mubyarto
Seorang ahli etnografi Indonesia, Prof. Mubyarto, menyatakan bahwa suku bangsa adalah
"kelompok manusia yang memiliki hubungan kekerabatan, bahasa, dan adat istiadat yang sama."

2.3 HUHUNGAN SUKU BANGSA DAN ANTROPOLOGI


Dalam kajian antropologi, hubungan antar suku bangsa menempati posisi yang cukup
tinggi. Hal ini terlihat dari banyaknya kajian-kajian yang dilakukan oleh para ilmuwan yang
mengkonsentrasikan pada masalah ini, di antaranya yang dilakukan oieh Prof. DR. Parsudi
Suparlan, Ph.D yang mengkonsentrasikan ilmunya dalam kajian hubungan antar suku bangsa.
Dalam hubungan antar suku bangsa terdapat batas-batas sosial yang berfungsi untuk
menunjukkan antara mereka yang tergolong dalam satu suku bangsa yang sama dengan, mereka
yang tergolong dalam satu suku bangsa yang lain.Hal itu dikarenakan adanya perbedaan sosial
budaya dari masing-masing suku bangsa yang berbeda tersebut, yang antara lain dapat dibagi atas
perbedaan pengungkapan, struktur sosial serta pandangan dunia luar yang berhubungan dengan
pengungkapan, dan adanya pengenalan diri dari satu kelompok terhadap kelompok lain maupun
penerimaan terhadap kelompoknya.
Karena itu penulis mencoba menggambarkan pola atau corak yang terjadi dalam hubungan
antar suku bangsa yang terjadi pada masyarakat di permukiman nelayan Muara Baru, Kecamatan
Penjaringan, Jakarta Utara, terutama yang terjadi di tempat-tempat umum seperti pasar, jalan raya,
dan tempat-tempat bertemunya para warga dalam menjalankan aktivitas dan dinamika sosial
mereka sehingga tercipta suatu keteraturan hubungan antar warga yang saling menguntungkan,
baik yang bersifat relatif stabil maupun ketika terjadi konflik yang perlu diselesaikan. Dengan
menggunakan metode penelitian yang bersifat kualitatif, penulis berusaha untuk terlihat langsung
dalam kehidupan masyarakat Muara Baru yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang
berbeda. Berangkat dari hal tersebut diharapkan akan terkumpul banyak informasi dari beberapa
pihak yang terkait sehingga dapat terlihat gejala-gejala sosial dalam masyarakat sesuai makna yang
diberikan atau dipahami oleh para warga di lingkungan Muara Baru.
Dari hasil penelitian ini, penulis menemukan beberapa hal yang cukup signifikan berkaitan
dengan objek penelitian. Di sekitar permukiman nelayan Muara Baru, Kecamatan Penjaringan,
Jakarta Utara, penulis menemukan bahwa hubungan antar suku bangsa terlihat dari kegiatan
ekonomi mereka di pasar lkan Muara Baru, serta di dalam kehidupan kemasyarakatannya sendiri.
Di antaranya terlihat dari kegiatan ekonomi dan kemasyarakatan yang stabil karena atribut atau
jati diri kesukuan diredupkan dengan sendirinya oleh warga yang berasal dari suku bangsa-suku
bangsa berbeda, di samping adanya peran yang besar dari pihak Polsek Metro Penjaringan dalam
rangka memantapkan kestabilan hubungan di antara warga Muara Baru.
Kestabilan hubungan warga yang berasal dari suku bangsa-suku bangsa itu terwujud dalam
corak kehidupan yang terjadi dalam hubungan antar suku bangsa dan dalam keteraturan hubungan
sosial yang ada.
Sedangkan peranan besar petugas Polsek Metro Penjaringan terlihat dari proses
penegakkan hukum yang berlaku berkaitan dengan tugas pokok POLRI baik dalam situasi konflik,
situasi normal, serta dalam penanganan kasus yang terjadi di wilayah Muara Baru, di samping
peranan dari tokoh masyarakat, Pam Swakarsa, aparat Pemda Kotamadya Jakarta Utara, serta
warga Mu.

2.4 KONSEP TERBENTUKNYA SUKU BANGSA

Pada konsep ini melibatkan beberapa faktor, termasuk sistem garis keturunan dan
percampuran suku bangsa.
1. Sistem Garis Keturunan:
Sistem garis keturunan adalah cara di mana suku bangsa terbentuk berdasarkan warisan
genetik yang diturunkan dari generasi ke generasi. Sistem ini melibatkan identifikasi individu
dengan kelompok etnis atau suku tertentu berdasarkan hubungan darah atau ikatan keluarga.
Sistem garis keturunan dapat mencakup keturunan patrilineal (melacak garis keturunan dari pihak
ayah) atau matrilineal (melacak garis keturunan dari pihak ibu).
Misalnya, dalam beberapa budaya, seseorang dianggap sebagai anggota suku bangsa
tertentu jika mereka memiliki ikatan darah dengan anggota suku tersebut melalui garis keturunan
ayah atau ibu. Sistem garis keturunan ini dapat mempengaruhi identitas etnis dan keanggotaan
suku bangsa seseorang.

2. Percampuran Suku Bangsa:


Percampuran suku bangsa terjadi ketika individu dari kelompok etnis yang berbeda
menikah atau memiliki keturunan bersama. Hal ini dapat menghasilkan perpaduan budaya, tradisi,
dan ciri-ciri fisik yang berbeda dalam keturunan mereka. Percampuran suku bangsa dapat terjadi
dalam skala kecil, seperti pernikahan antarindividu dari kelompok etnis yang berbeda, atau dalam
skala besar, seperti hasil dari kolonisasi, migrasi, atau perubahan demografis.

Percampuran suku bangsa dapat menghasilkan identitas etnis yang kompleks dan beragam
dalam masyarakat. Misalnya, individu yang memiliki keturunan campuran dapat mengidentifikasi
diri mereka dengan lebih dari satu suku bangsa atau dengan identitas etnis yang baru terbentuk.

Kedua faktor ini, sistem garis keturunan dan percampuran suku bangsa, dapat berperan
dalam pembentukan dan perkembangan suku bangsa. Namun, penting untuk diingat bahwa konsep
suku bangsa sangat kompleks dan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor lainnya, termasuk faktor
budaya, sejarah, geografis, dan sosial.

2.5 CIRI-CIRI SUKU BANGSA


Suku bangsa atau etnis memiliki ciri-ciri yang membedakan mereka dari kelompok lain.
Beberapa ciri-ciri umum suku bangsa meliputi:
 Bahasa : Suku bangsa memiliki bahasa yang unik dan menjadi ciri identitas mereka.
 Budaya : Suku bangsa memiliki tradisi, adat istiadat, kepercayaan, dan nilai-nilai yang
khas.
 Asal-usul dan sejarah : Suku bangsa memiliki sejarah dan asal-usul yang berbeda,
sering kali terkait dengan wilayah geografis tertentu.
 Fisik : Beberapa suku bangsa memiliki ciri-ciri fisik yang khas, seperti warna kulit,
bentuk wajah, atau struktur tubuh tertentu.
 Pakaian dan gaya hidup : Suku bangsa sering memiliki pakaian tradisional dan gaya
hidup yang khas, yang mencerminkan budaya mereka.
2.6 PEMBENTUKAN HUBUNGAN KEKERABATAN
Pembentukan hubungan kekerabatan melibatkan berbagai proses dan faktor, termasuk:
 Perkawinan : Perkawinan adalah cara utama untuk membentuk hubungan kekerabatan.
Dalam perkawinan, dua individu membentuk ikatan resmi dan menjadi suami istri.
 Kelahiran : Kelahiran anak juga membentuk hubungan kekerabatan. Anak-anak lahir
dari hubungan perkawinan atau hubungan biologis lainnya.
 Adopsi : Adopsi adalah proses di mana seseorang atau pasangan mengambil anak yang
bukan anak biologis mereka dan membentuk hubungan kekerabatan dengan anak
tersebut.
 Ikatan emosional : Hubungan kekerabatan juga dapat terbentuk melalui ikatan
emosional, seperti hubungan antara saudara kandung, saudara tiri, atau hubungan
antara anggota keluarga yang tidak memiliki hubungan darah.

1. Evolusi keluarga:
Evolusi keluarga merujuk pada perubahan dan perkembangan struktur keluarga dari waktu
ke waktu. Keluarga telah mengalami perubahan signifikan sepanjang sejarah manusia. Beberapa
tahapan evolusi keluarga yang signifikan meliputi:
 Keluarga primitif: Pada awal sejarah manusia, keluarga terdiri dari pasangan dan anak-
anak mereka. Keluarga ini berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dan bertahan
hidup.
 Keluarga patriarki: Dalam masyarakat agraris, keluarga menjadi lebih kompleks
dengan adanya kepala keluarga yang dominan, biasanya seorang pria. Keluarga ini
didasarkan pada struktur hierarki dan peran gender yang jelas.
 Keluarga nuklir: Dalam masyarakat modern, keluarga nuklir menjadi lebih umum, di
mana keluarga terdiri dari pasangan suami istri dan anak-anak mereka. Keluarga ini
lebih fokus pada kebahagiaan dan perkembangan individu.
 Keluarga terfragmentasi: Dalam beberapa masyarakat modern, keluarga menjadi lebih
terfragmentasi dengan adanya perceraian, keluarga samar, atau keluarga tunggal. Ini
mencerminkan perubahan sosial dan nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat.

2. Perkawinan
Perkawinan adalah ikatan resmi antara dua individu yang diakui oleh hukum atau budaya
tertentu. Beberapa jenis perkawinan yang umum meliputi:

 Monogami : Perkawinan monogami adalah perkawinan di mana seseorang hanya


memiliki satu pasangan hidup pada satu waktu.
 Poligami : Poligami adalah perkawinan di mana seseorang memiliki lebih dari satu
pasangan hidup secara bersamaan. Poligami dapat dibagi menjadi poligini (satu suami,
banyak istri) atau poliandri (satu istri, banyak suami).
 Poliamori : Poliamori adalah bentuk perkawinan non-monogami di mana individu-
individu dalam hubungan tersebut memiliki hubungan romantis atau seksual dengan
lebih dari satu orang.
 Perkawinan sejenis : Perkawinan sejenis adalah perkawinan antara dua individu

2.7 BENTUK - BENTUK KELOMPOK KEKERABATAN


Bentuk -bentuk kelompok kekerabatan dapat bervariasi di berbagai budaya dan
masyarakat. Berikut adalah beberapa bentuk umum dari kelompok kekerabatan :

 Keluarga inti: Ini adalah kelompok kekerabatan terkecil yang terdiri dari pasangan
suami-istri dan anak-anak mereka.

 Keluarga diperluas : Kelompok ini melibatkan keluarga inti ditambah dengan anggota
keluarga lainnya seperti orang tua, saudara kandung, paman, bibi, sepupu, dan kerabat
dekat lainnya.

 Kelompok suku : Ini adalah kelompok kekerabatan yang lebih besar yang terdiri dari
beberapa keluarga yang memiliki ikatan darah atau ikatan kekerabatan lainnya.
Kelompok suku dapat memiliki struktur sosial yang kompleks dan sering kali berbagi
wilayah geografis yang sama.

 Klan : Klan adalah kelompok kekerabatan yang lebih besar daripada kelompok suku.
Mereka sering memiliki ikatan kekerabatan yang kuat dan dapat melacak garis
keturunan mereka kembali ke nenek moyang yang sama.

 Masyarakat adat : Beberapa kelompok kekerabatan hidup dalam masyarakat adat yang
memiliki struktur sosial yang kompleks dan aturan-aturan yang diwariskan dari
generasi ke generasi. Masyarakat adat sering kali memiliki sistem kekerabatan yang
unik dan berbeda dari masyarakat modern.

 Kelompok etnis : Kelompok etnis adalah kelompok kekerabatan yang berbagi latar
belakang budaya, bahasa, dan sejarah yang sama. Mereka dapat terdiri dari keluarga,
suku, atau klan yang memiliki ikatan kekerabatan yang kuat.

 Komunitas agama : Beberapa kelompok kekerabatan terbentuk berdasarkan agama atau


keyakinan yang sama. Mereka dapat memiliki struktur sosial yang didasarkan pada
prinsip-prinsip agama mereka dan sering kali memiliki ritual dan praktik keagamaan
yang dijalankan bersama.
 Kelompok teman : Kelompok kekerabatan tidak selalu terbatas pada hubungan darah
atau ikatan kekerabatan. Kelompok teman adalah kelompok kekerabatan yang
terbentuk berdasarkan persahabatan dan minat bersama.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Setiap suku bangsa, memiliki kebudayaan yang menjadi identitas serta jati diri mereka
sebagai sebuah kelompok suku bangsa. Maka dari pada itu, penting bagi mereka untuk
mempertahankan budaya tersebut, agar tidak hilangkanya identitas serta jati diri mereka tersebut.
Perkembangan zaman sekarang, telah menjadi penyumbang terbesar dalam kebertahanan atau
kemunduran sebuah kebudayaan suatu suku bangsa.kebudayaan sebagai sebuah identitas dan jati
diri dari suatu suku bangsa yang mesti dijaga dan dipertahankan oleh pemiliknya mendapat banyak
tantangan akibat perkembangan zaman yang sulit untuk dihindari. Ketika perkembangan zaman
yang semakin maju terus menyelimuti kehidupan banyak masyarakat dari suku bangsa yang ada,
yang terkadang selalu memberikan pengaruh yaitunya perubahan dari tatanan kehidupan mereka.
Namun, ketika masyarakat tersebut memiliki keyakinan serta keinginan yang besar, untuk menjaga
keutuhan mereka sebagai sebuah suku bangsa, terkadang perkembangan zaman yang menuntut
sebuh perubahan sulit untuk tercapai. Akan tetapi, ketika pemilik dari kebudayaan tersebut sendiri
yaitu masyarakat tersebut yang tidak lagi paham dan menginginkan keutuhan mereka sebagai
sebuah suku bangsa yang memiliki budaya, tanpa butuh waktu yang panjang maka perubahan akan
cepat terjadi, tanpa terkecuali kebudayaan yang mereka miliki dulu akan memudar bahkan
menghilang.

3.2 SARAN
Kebudayaan dalam suatu kelompok suku bangsa dapat bertahan, apabila adanya upaya
pewarisan nilai budaya dari leluhur kepada generasi yang akan datang. Ketika nilai-nilai budaya
yang diwariskan tersebut, bernilai positif bagi kehidupan generasi barunya, maka pantas
kebudayaan tersebut untuk dipertahankan. Namun, jika nilai budaya yang diwariskan itu tidak
memiliki kontribusi yang baik dalam kehidupan generasinya, maka tidak menjadi masalah ketika
nilai budaya tersebut ditinggalkan.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai