Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SISTEM SOSIAL DAN ETNIS DALAM


MASYARAKAT

Di susun oleh :
1. M.Rahman Wahyudi
2. Satria Wibowo
3. Martinus
4. Laras Prameswari (D1C017064 )
5. Puspa Sekar Arum
6. Jeriza
7. Yeli Floramita
8. Sindy Nasution

Dosen :

JURUSAN S1 JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BENGKULU

2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakat.

    Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
   
    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
   
    Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca

Bengkulu, Oktober 2017

TEAM PENULIS
DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………………….

Kata pengantar .........................................................................................

Daftar isi ..................................................................................................


BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang ......................................................................
1.2   Rumusan masalah ................................................................
1.3 Tujuan……………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Kelompok Etnis ..........................................................................
2. 2  Sistem Sosial Mayarakat .................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................
3.2 Saran ……………………………………………………………………..
Daftar pustaka ............................................................................................ ……….
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keanekaragaman suku bangsa di Indonesia juga menyangkut keanekaragaman


budayanya. Hal ini meliputi perbedaan Adat istiadat, Religis, Bahasa dan keseniannya.
Namun tidak ada perbedaan fisik yang begitu besar antar suku-suku bangsa di Indonesia, ini
di sebabkan oleh kesamaan ras akibat proses amalgamasi/kawin campur, dan migrasi
penduduk. Kelompok etnis adalah kelompok yang diakui oleh masyarakat dan oleh kelompok
etnis sebagai suatu kelompok tersendiri, namun ciri pengenalannya dapat berupa bahasa,
agama, wilayah kediaman dan kebangsaan. Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa diartikan
sebagai kesatuan- kesatuan manusia atau kolektifitas yang terikat oleh kesadaran akan
kesatuan kebudayaan, sedangkan kesadaran itu sering dikuatkan oleh kesatuan bahasa.

Rumusan Masalah

1.   Bagaimana keanekaragaman etnis yang ada di masyarakat ?


2.   Bagaimana Sistem Sosial Masyarakat ?

Tujuan
1.   Untuk mengetahui bagaimana keanekaragaman etnis yang ada di Indonesia.
2.   Untuk mengetahui bagaimana Sistem Sosial Masyarakat di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

A.  Kelompok Etnis


Pengertian etnis atau suku adalah suatu kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari
kesatuan yang lain berdasarkan akar dan identitas kebudayaan, terutama bahasa. Dengan kata
lain etnis adalah kelompok manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas tadi sering kali
dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Dari pendapat diatas dapat dilihat bahwa etnis ditentukan
oleh adanya kesadaran kelompok, pengakuan akan kesatuan kebudayaan dan juga persamaan
asal-usul. pengertian etnis mungkin mencakup dari warna kulit sampai asal ususl acuan
kepercayaan, status kelompok minoritas, kelas stratafikasi, keanggotaan politik bahkan
program belajar.
Kelompok etnis adalah kelompok yang diakui oleh masyarakat dan oleh kelompok
etnis sebagai suatu kelompok tersendiri, namun ciri pengenalannya dapat berupa bahasa,
agama, wilayah kediaman dan kebangsaan. Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa diartikan
sebagai kesatuan- kesatuan manusia atau kolektifitas yang terikat oleh kesadaran akan
kesatuan kebudayaan, sedangkan kesadaran itu sering dikuatkan oleh kesatuan bahasa.

1.   Pengertian Etnis menurut para ahli.


Para ahli mengemukakan beberapa pengertian tentang etnis beberapa di antaranya yaitu :
a.    Fredrick Barth
Etnis adalah himpunan manusia karena kesamaan ras, agama, asal-usul bangsa ataupun
kombinasi dari kategori tersebut yang terikat pada sistem nilai budaya
b.   Hassan Shadily MA
Suku bangsa atau etnis adalah segolongan rakyat yang masih dianggap mempunyai hubungan
biologis.
c.    Menurut Ensiklopedi Indonesia
Etnis berarti kelompok sosial dalam sistem sosial atau kebudayaan yang mempunyai arti atau
kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa, dan sebagainya. Anggota-anggota
suatu kelompok etnik memiliki kesamaan dalam hal sejarah keturunan, bahasa baik yang
digunakan ataupun tidak, sistem nilai, serta adat-istiadat dan tradisi.
Berdasarkan teori-teori diatas dapat disimpulkan bahwa etnis atau suku merupakan
suatu kesatuan sosial yang dapat membedakan kesatuan berdasarkan persamaan asal-usul
seseorang sehingga dapat dikategorikan dalam status kelompok mana ia dimasukkan. Istilah
etnis ini digunakan untuk mengacu pada satu kelompok, atau ketegori sosial yang
perbedaannya terletak pada kriteria kebudayaan.
Seperti halnya dalam setiap budaya, anggota kelompok etnis memiliki keyakinan, nilai-nilai,
kebiasaan, adat istiadat, dan norma-norma tertentu dikarenakan latar belakang mereka yang
sama. Mereka mendefinisikan diri mereka berbeda dan istimewa karena fitur budaya.
perbedaan ini mungkin timbul dari bahasa, agama, pengalaman masa lalu, penempatan
geografis, kekerabatan, atau ras. Penanda kelompok etnis mungkin termasuk nama kolektif,
kepercayaan keturunan umum, rasa solidaritas, dan hubungan dengan wilayah tertentu. etnis
dapat dikatakan ada apabila orang mengklaim identitas etnis tertentu untuk diri mereka
sendiri dan didefinisikan oleh orang lain sebagai  pemilik identitas tersebut.

2.   Karakteristik Kelompok Etnis


Kelompok etnis memiliki karekteristik atau ciri ciri sebagai berikut :
a.    Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh desa atau lebih.
b.   Kesatuan masyarakat yang terdiri dari penduduk yang mengucapkan satu bahasa atau satu
logat bahasa.
c.    Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh garis batas suatu daerah politikal administrasi.
d.   Kesatuan masyarakat yang batasnya ditentukan oleh rasa identitas penduduknya sendiri.
e.    Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh suatu wilayah geografis yang merupakan
kesatuan daerah secara fisik.
f.    Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh kesatuan ekologi.
g.   Kesatuan masyarakat dengan pendudukan yang mengalami suatu pengalaman sejarah yang
sama
h.   Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang frekuensi interaksinya satu dengan yang lain
merta tinggi
i.     Kesatuan masyarakat dengan susunan sosial yang seragam.
3.   Struktur Kelompok Etnis
Semua kelompok etnis yang ada memiliki sekitar struktur yang sama, yang terdiri dari tiga
bagian utama:
a.    Inti dari sebuah kelompok etnis, yang ditandai dengan hidup kompak di daerah tertentu.
b.   Peripherals adalah bagian dari kelompok yang secara geografis terpisah dari inti.
c.    Diaspora ini adalah bagian dari populasi yang secara geografis, termasuk, mungkin
diperlukan wilayah masyarakat etnis lainnya.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita mendengar bahwa status hanya merupakan kehormatan
atau prestise. Tapi dalam hal ini, status bukan merupakan suatu kehormatan atau  prestise
semata. Status meliputi beragam posisi atau kedudukan seseorang yang dijalankan di
masyarakat. Terdapat dua macam status yang ada di masyarakat yaitu  achieved statuess dan 
ascribed statuses. Achieved statuses  merupakan status social yang diperoleh karena usaha
orang tersebut atau dapat dikatakan peraihan suatu posisi yang didapat dari prestasi.
Sedangkan Ascribed statuses merupakan status social yang diperoleh sejak lahir, artinya
status social ini tidak dapat dipilih atau si individu tidak bisa memilih suatu status yang akan
ia peroleh.
4.   Identitas Kelompok Etnis
Ada beberapa alasan yang orang tertentu dapat dikaitkan dengan kelompok etnis
tertentu.Perlu dicatat bahwa karakteristik ini sendiri anggota masyarakat menganggap mereka
penting, mereka adalah dasar dari identitas mereka. Berikut adalah kelompok etnis utama:
a.    hubungan darah dan perkawinan (fitur ini sudah dianggap agak ketinggalan jaman)
b.   sejarah umum asal dan pengembangan
c.    dasar teritorial, yang mengikat area spesifik, wilayah
d.   bahasa umum
e.    karakteristik budaya dan tradisi.

5.   Jenis kelompok etnis


Etnis juga terbagi kedalam kelompok kelompok diantaranya yaitu :
a.    Rod : tidak lain, sebagai sebuah komunitas dekat kerabat darah.suku - beberapa genera,
yang dihubungkan oleh tradisi umum, agama, sekte atau dialek umum.
b.   Nasionalisme : adalah kelompok etnis tertentu, yang dibentuk secara historis dan bersatu
dengan satu bahasa, budaya, iman, dan wilayah umum.
c.    bangsa - adalah bentuk tertinggi dari komunitas etnis, yang ditandai dengan umum
wilayah, bahasa, budaya dan pengembangan hubungan ekonomi.

6.   Masalah-masalah yang di timbulkan oleh kelompok Etnis.


Masalah masalah atau konflik konflik yang dapat ditimbulkan oleh kelompok etnis adalah
sebagai berikut :
a.    jika dua suku bangsa masing-masing bersaing dalam hal mendapatkan lapangan mata
pencaharian hidup yang sama.
b.   jika warga suatu suku bangsa mencoba memasukkan unsur-unsur dari kebudayaan kepada
warga dari suatu suku bangsa lain.
c.    jika warga satu suku bangsa mencoba memaksakan konsep-konsep agamanya terhadap
warga dari suku bangsa lain yang berbeda agama.
d.   jika warga satu suku bangsa berusaha mendominasi suatu suku bangsa secara politis.
e.    potensi konflik terpendam dalam hubungan antar suku bangsa yang telah bermusuhan
secara adat.
f.    Konflik Merupakan suatu proses disosiatif yang memecah kesatuan di dalam masyarakat.
Meskipun demikian konflik tidak selamanya negatif, adakalanya dapat menguatkan ikatan
dan integrasi.
g.   Integrasi Adalah dibangunnya interdependensi yang lebih rapat dan erat antara bagian-
bagian dari organisme hidup atau antara anggota-anggota di dalam masyarakat sehingga
menjadi penyatuan hubungan yang diangap harmonis.
h.   Disintegrasi Disebut pula disorganisasi, merupakan suatu keadaan dimana tidak ada
keserasian pada bagian-bagian dari suatu kesatuan. Agar masyarakat dapat berfungsi sebagai
organisasi harus ada keserasian antar bagian-bagian.
i.     Reintegrasi Disebut juga reorganisasi, dilaksanakan apabila norma-norma dan nilai-nilai
baru telas melembaga dalam diri warga masyarakat. 

B.  Sistem Sosial Masyarakat


Sistem sosial itu sendiri adalah suatu sistem yang terdiri dari elemen-elemen sosial.
Elemen tersebut terdiri atas tindakan-tindakan sosial yang dilakukan individu-individu yang
berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dalam sistem sosial terdapat individu-individu yang
berinteraksi dan bersosialisasi sehingga tercipta hubungan-hubungan sosial. Keseluruhan
hubungan sosial tersebut membentuk struktur sosial dalam kelompok maupun masyarakat
yang akhirnya akan menentukan corak masyarakat tersebut. dipisahkan satu sama lain itulah
yang kita sebut sebagai sistem. 
Masyarakat sebagai suatu sistem apabila kita mengikuti pengertian masyarakat baik secara
natural maupun kultural, maka akan tampak bahwa keberadaan kedua masyarakat itu
merupakan satu kesatuan fungsi. Adanya mekanisme yang saling bergantung, saling
fungsional, saling mendukung antara berbagai unsur dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain
itulah yang kita sebut sebagai sistem, dan selalu mengalami dinamika yang mengikuti hukum
sebab akibat (kausal). Apabila ada perubahan pada salah satu unsur atau aspek, maka unsur
yang lain akan menerima konsekuensi atau akibatnya, baik yang positif maupun yang negatif.
Oleh karena itu, sosiologi melihat masyarakat atau perubahan masyarakat selalu dalam
kerangka sistemik, artinya perubahan yang terjadi di salah satu aspek akan memengaruhi
faktor-faktor lain secara menyeluruh dan berjenjang.

1.   Fungsi Sistem Sosial Masyarakat


Sistem sosial masyarakat mempunyai fungsi sebagai berikut yaitu :
a.    Fungsi Adaptation (Adaptasi)
Sistem sosial harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dihadapi.
b.   Fungsi Goal Attainment (Pencapaian Tujuan Yang Diharapkan)
Tujuan individu harus menyesuaikan dengan tujuan sosial yang lebih besar agar tidak
bertentangan dengan tujuan-tujuan lingkungan sosial.
c.    Fungsi Integration (Integrasi/Kebersamaan)
Menunjukkan adanya solidaritas sosial dari bagian-bagian yang membentuknya serta
berperannya masing-masing unsure tersebut sesuai dengan posisinya. Integrasi hanya bias
terwujud jika semua unsure yang membentuk sistem tersebut saling menyesuaikan.
d.   Fungsi Latent Pattern Maintance (Pemeliharaan Pola Latent)

2.   Proses-proses Sistem Sosial Masyarakat


Sistem sosial memiliki beberapa proses antara lain :
a.    Komunikasi
b.   Memelihara tapal batas
c.    Penjalinan sistem
d.   Sosialisasi
e.    Pengawasan sosial
f.    Pelembagaan
g.   Perubahan social
    
3.   Ciri-ciri Sistem Sosial Masyarakat
Sistem sosial masyaakat memiliki beberapa karakeristik atau beberapa ciri ciri yaitu sebagai
berikut :
a.    Manusia yang hidup bersama, sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang
b.   Bercampur atau bergaul dalam waktu yang cukup lama, karena perkumpulannya manusia
akan menimbulkan manusia-manusia baru. Akan timbulnya sistem komunikasi
c.    Sadar bahwa mereka merupakan satu-kesatuan.
d.   Manusia merupakan suatu sistem hidup bersama, karena sistem kehidupan bersama
menimbulakan kebudayaan.

4.   Unsur-unsur sistem sosial


Sistem sosial memiliki beberapa unsur unsur didalamnya yaitu seperti :
a.    Keyakinan
Setiap sistem sosial mempunyai unsur-unsur keyakinan-keyakinan yang ditaati oleh para
warganya. Mungkin juga terdapat aneka ragam keyakinan di luar keyakinan umum yang
dipeluknya di dalam suatu sistem sosial. Akan tetapi hal itu tidaklah begitu penting. Dalam
kenyataanya, keyakinan itu tidak musti benar. Yang penting, keyakinan tersebut dianggap
benar atau tepat oleh warga yang hidup di dalam sosial yang bersangkutan. Misalnya, para
anggota dari suatu aliran agama, mungkin percaya bahwa api, batu-batuan tertentu memiliki
kekuatan gaib. Keyakinan termasuk unsur sangat penting dalam sistem sosial, sebab orang
bertibgkah laku sesuai dengan apa yang mereka ketahui dan yakini. Dan mereka tahu bahwa
keterangan dan penilaian tertentu di dalam sistem sosialnya adalah mesti benar, tepat dan
bak.

b.   Perasaan (sentimen)


Unsur kedua ini mempunyai kaitan dengan unsur pertama, tetapi dari segi analitis keduanya
mudah dipisahkan. Keyakinan menunjuk pada apa yang diketahui oleh para anggota dari
sistem sosial tentang dunia mereka, sedangkan perasaan menunjuk pada bagaimana peraaan
para anggota suatu sistem sosial tentang hal-hal, peristiwa-peristiwa serta tempat-tempat
tertentu, tanpa memperdulikan cara mereka mempunyai perasaan semacam itu.
Perasaan sangat membantu menjelaskan pola-pola perilaku yang tidak bisa dijelaskan dengan
cara lain. Dalam soal perasaan ini misalnya, dapat menjelaskan tentang sebab seorang ayah
mau menghadapi bahaya apapun untuk menyelamatkan anaknya. Tetapi dalam kesempatan
lain seorang juru bom tanpa ragu-ragu menjatuhkan bom di suatu tempat yang juga  didiami
oleh banyak anak-anak.
Proses elemental yang secara langsung membentuk perasaan adalah komunikasi perasaan.
Hasil komunikasi itu lalu membangkitkan perasaan, yang bila sampai pada tingkatan tertentu
memang harus diakui.
c.    Cita-cita, tujuan atau sasaran
Orang-orang yang berinteraksi pada lazimnya dimaksud untuk mencapai suatu tujuan atau
sasaran tertentu. Tujuan atau sasaran dari suatu sistem sosial, paling jelas bisa dilihat dari
fungsi sistem-sistem itu sendiri. Misalnya, keturunan merupakan fungsi dari lembaga
keluarga.
d.   Norma
Norma-norma sosial dapat dikatakan merupakan patokan tingkah laku yang diwajibkan atau
dibenarkan di dalam situasi-situasi tertentu. Oleh para sosiolog, norma ini dipandang sebagai
unsur yang paling kritis untuk memahami serta meramalkan aksi atau tindakan manusia di
dalam menilai tingkah laku. Norma-norma menggambarkan tata tertib atau aturan-aturan
permainan; dengan kata lain, norma memberikan petunjuk tentang standard untuk bertingkah
laku di dalam menilai tingkah laku. Ketertiban atau keteraturan merupakan hasil ketaatan
orang terhadap norma-norma dan niali merupakan unsur-unsur universal di dalam semua
kebudayaan.
Wujudnya termasuk (1) folkways atau aturan di dalam melakukan sesuatu yang dibenarkan
oleh umum, akan tetapi sebetulnya tidak memiliki status paksaan atau keharusan, (2) moress,
atau segala tingkah laku yang menjadi keharusan, di mana setiap oramg wajib melakukan,
dan (3) hukum, di dalamnya menjelaskan dan mewajibkan ditaatinya mores serta mengekang
tingkah laku yang berada di luar ruang lingkup mores tersebut.

e.      Kedudukan-peranan
Status dapat didefinisikan sebagai kedudukan di dalam sistem sosial yang tidak tergantung
pada para pelaku tersebut. Sedangkan peranan dapat dikatakan sebagai suatu bagian dari satu
status yang terdiri dari sekumpulan norma-norma sosial. Norma-norma tersebut, sedikit
banyak terintegrasi di dalam membentuk suatu peranan.
Semua sistem sosial, di dalamnya mesti terdapat berbagai macam kedudukan atau status,
seperti misalnya suami, istri, anak laki-laki atau perempuan. Hal ini merupakan akibat wajar
dari adanya dua orang atau lebih di dalam setiap sistem sosial.
f.    Kekuasaan
Kekuasaan sosial sebagai suatu konsep tidak mudah dirumuskan definisinya oleh para
sosiolog. Dewasa ini, terdapat konsensus yang agak luas bahwa istilah tersebut harus
digunakan untuk menunjuk pada “kapasitas untuk atau dalam menguasai orang lain”
Kekuasaan seringkali dikelompokkan menjadi dua jenis utama, yaitu otoritatip dan non-
otoritatip. Kekuasaan otoritatipselalu bersandar pada posisi status, sedangkan non-otoritatip
seperti pemaksaan dan kemampuan mempengaruhi orang lain tidaklah implisit dikarenakan
posisi-posisi status.
g.   Tingkatan atau pangkat
Pangkat atau tingkat sebagai unsur dari sistem sosial dapat dipandang sebagai kepangkatan
sosial (social standing). Pangkat tersebut bergantung pada posisi-posisi status dan hubungan-
hubungan peranan. Ada kemungkinan ditemukan orang-orang yang mempunyai pangkat
bermiripan. Akan tetapi tidak ada sistem sosial manapun yang semua orang-orangnya
brpangkat sama untuk selama-lamanya.
Setiap pelaku di dalam suatu sistem sosial secara terus-menerus menilai pelaku-pelaku lain
untuk bisa menentukan pangkat antar mereka masing-masing. Jadi penilaian terhadap pelaku-
pelaku merupakan proses elemental yang mendorong terjadinya keterlibatan tindakan di
dalam unsur struktural dari kepangkatan. Sesudah diadakan penilaian oleh seseama pelaku,
seorang individu tertentu diberi sutu status. Penilaian terhadap pemangku tindakan tersebut
dapat dilakukan berdasarkan keterampilan, pengalaman, pendidikan atau menggunakan
kriteria lain baik penting maupun sepele.
h.   Sanksi
Istilah sanksi digunakan oleh sosiolog untuk menyatakan tentang sistem ganjaran atau
imbalan (reward) dan hukuman (punishment). Ganjaran dan hukuman tersebut ditetapkan
oleh masyarakat untuk menjaga tingkah laku mereka supaya sesuai dengan norma-norma
yang berlaku. Sanksi positf mungkin meliputi hal-hal kecil seperti misalnya sepatah kata
pujian dan mungkin juga berbentuk besar seperti pemberian hadiah uang jumlah yang
banyak. Sebaliknya, sanksi negatif (hukuman), antara lain bisa berbentuk penurunan pangkat
atau yang paling ekstrim, seseorang dihukum buang atau dihukum mati.
Penerapan sanksi dimaksudkan untuk menimbulkan perubahan tingkah laku. Diberikan
sanksi atau tidak terhadap seseorang yang melakukan pelanggaran norma bergantung pada
banyak faktor. Faktor paling penting adalah diketahui atau tidaknya pelanggaran itu sendiri
oleh masyarakat. Bagaimanapun juga, setiap orang mesti terlibat di dalam penggunaan
sanksi-sanksi pada sistem sosial tempat ia berada.
i.     Sarana (facility)
Secara luas, sarana itu dapat dikatakan sebagai semua cara atau jalan yang dapat digunakan
untuk mencapai tujuan sistem itu sendiri. Sarana itu mungkin berbentuk gedung, alat teknik
apapun bentuknya, atau boleh jadi merupakan jangka waktu dilakukan pengawasan terhadap
suatu pekerjaan, misalnya kapan, sesuatu pekerjaan itu harus selesai.
Bukan sifat dari sarana itu yang penting di dalam sistem sosial. Pusat perhatian para sosiolog
terletak pada masalah penggunaan dari sarana-sarana itu sendiri. Penggunaan sarana itu
dipandang sebagi suatu proses yang erat hubungannya dengan sistem-sistem sosial. Sebagai
contoh , dalam dunia dewasa ini terdapat orang-orang yang tidak mau memakan daging babi,
sapi atau kuda, padahal babi, sapi atau kuda hanya merupakan sarana, yaitu makan bagi
banyak orang. Hal tersebut terjadi karena perbedaan nilai.
j.     Tekanan-ketegangan
Dalam sistem sosial akan terdapat unsur-unsur tekanan dan ketegangan. Hal ini muncul
karena tidak akan ada dua orang sekalipun yang mempunyai interprestasi persis sama
mengenai peranan dan posisi status, di dalam suatu sistem sosial manapun. Sistem sosial akan
mengalami tekanan apabila terjadi perbedaan interprestasi dan bila perbedaan itu berubah 
menjadi pola-pola tindakan.
Ketegangan merupakan wujud tingkah laku yang tidak bisa dipisahkan dengan tekanan.
Sebab tekanan merupakan sumber timbulnya kekangan. Ketegangan tersebut erat dengan
taraf kekangan yang diterima oleh seseorang dari seorang individu atau kelompok. Kekangan
tersebut oleh pihak penekan dimaksudkan untuk menghindari kecenderungan menyimpang
terhadap norma. Pihak yang ditekan atau dikekang tentu saja menerimanya dengan
ketegangan.
BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan
Kelompok etnis adalah kelompok yang diakui oleh masyarakat dan oleh kelompok etnis
sebagai suatu kelompok tersendiri, namun ciri pengenalannya dapat berupa bahasa, agama,
wilayah kediaman dan kebangsaan. Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa diartikan sebagai
kesatuan- kesatuan manusia atau kolektifitas yang terikat oleh kesadaran akan kesatuan
kebudayaan, sedangkan kesadaran itu sering dikuatkan oleh kesatuan bahasa.
Sistem sosial itu sendiri adalah suatu sistem yang terdiri dari elemen-elemen sosial.
Elemen tersebut terdiri atas tindakan-tindakan sosial yang dilakukan individu-individu yang
berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dalam sistem sosial terdapat individu-individu yang
berinteraksi dan bersosialisasi sehingga tercipta hubungan-hubungan sosial. Keseluruhan
hubungan sosial tersebut membentuk struktur sosial dalam kelompok maupun masyarakat
yang akhirnya akan menentukan corak masyarakat tersebut. dipisahkan satu sama lain itulah
yang kita sebut sebagai sistem.

B.  Saran
Kami selaku penulis mengharapakan kritik dan saran apabila terdapat kesalahan kata
dalam penulisan makalah ini. Kritik dan saran yang membangun akan menjadikan kami lebih
baik ke depannya dalam penulisan makalah.harapan kami dengan ditulisnya makalah ini bisa
berguna bagi kita semua untuk menambah ilmu pengetahuan terutama dibidang Sosiologi dan
Antropologi. kurang dan lebihnya tentang makalah ini kami selaku penulis meminta maaf
yang sebesar besarnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://14april92.blogspot.com/2012/01/makalah-individu-dan masyarakat.html.

http://yohanasariikippgriptk.blogspot.co.id/2017/04/makalah-kelompok-etnis-dan-sistem.html

Anda mungkin juga menyukai