Anda di halaman 1dari 24

Makalah ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

Tentang Keanekaragaman Kelompok Sosial dalam


Masyarakat Multikutural

Disusun oleh Kelas XII-1

Kelompok 4 :

☆Abdul Ajis

☆ Euis Kurniawati

☆Nadiah Octaviany A

☆ Rahmat Hidayat
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhmdulillah kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa
yang telah senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga kami
dapat menyusun makalah ini.

Adapun makalah ini kami beri judul “Keanekaragaman Kelompok Sosial


Dalam Masyarakat Multikultural” dengan maksud dan tujuan bahwa tersebut
dapat memenuhi tugas mata pelajaran Imu Pengetahuan Sosial, serta dapat
menjadi acuan pembelajaran, analisis wawasan, dan tolak ukur dalam
perkembangan akademik kami untuk penilaian dari segi selanjutnya.

Atas dasar bimbingannya, kami berterima kasih kepada bapak dan ibu
guru yang telah sudi membimbing kami. Atas perhatian, semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca.

Penyusun,
DAFTAR ISI

HALAMAN
COVER ...........................................................................................................

KATA
PENGANTAR .....................................................................................................
....

DAFTAR
ISI ....................................................................................................................
...

BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................
..

A. Latar
belakang ..........................................................................................................
....

B.
Tujuan ..............................................................................................................
............

C. Rumusan
Masalah ........................................................................................................

BAB II
PEMBAHASAN ...................................................................................................
...

A. Pengertian Kelompok Sosial Dan Masyarakat


Multikultural .....................................

B. Keanekaragaman Kelompok sosial Dalam Masyarakat Multikultural


Menurut Para
Ahli ...................................................................................................................
......................

C. Keanekaragaman Kelompok
Sosial ..............................................................................
BAB III
PENUTUP ..........................................................................................................
....

A.
Kesimpulan ......................................................................................................
............

B.
Saran ...............................................................................................................
.............

DAFTAR
PUSTAKA ..........................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dikenal sebagai makhluk sosial yang pada prinsipnya hidup


berkelompok baik di lingkungan maupun di masyarakat. Keberadaan ini
merupakan proses untuk berinteraksi atau berhubungan dengan yang lain.
Dalam ilmu sosiologi kelompok sosial sering juga disebut dengan kerumunan
yang dapat diartikan sebagai individu-individu yang berada pada tempat
yang sama. Akan tetapi tetaplah ada perbedaan antara kerumununa dengan
kelompok sosial. Ada satu kenyataan yang tidak bisa di pungkiri. Kita semua
di lahirkan dalam sebuah kelompok sosial tertentu. Setiap individu pasti
terlahir dalam sebuah keluarga. Keluaga sendiri termasuk satu contoh
kelmpok sosial. Sementara itu keluarga kita mungkin juga menjadi anggota
dari suatu kelompok tertentu. Demikianlah dalam sebuah masyarakat
terdapat banyak sekali kelompok sosial dengan karakteristik yang berbeda-
beda.

Kamu sudah memahami dengan baik, bahwa individu tidak bisa hidup
dan berkembang secara manusiawi tanpa kelompok sosial. Itulah inti dari
hakikat manusia sebagai makhluk sosial. Kita belajar berbicara, belajar,
tersenyum dan tertawa karena ada kelompok sosial. Kita belajar berperilaku
dalam cara tertentu karena ada kelompok sosial. Kelompok sosial yang
memberi identitas sosial kepada kita. Kelompok sosial juga
mensosialisasikan nilai dan norma sosial kepada kita. Kita sealalu belajar
mengidentifikasi diri dan menyesuaikan diridengan nilai dan norma
kelompok. Kita bahkan berkembang selalu dalam konteks dinamika atau
perubahan kelompok sosial tempat kita menjadi salah satu anggotanya.

Banyak sekali kelompok sosial yang ada dalam masyarakat. Kelompok-


kelompok sosial yang beraneka ragam tersebut membentuk sebuah
masyarakat yang multikultur. Proses mobilitas sosial (geografis) yang tinggi
sebagaimana terjadi dewasa ini menyebabkan terbentuknya masyarakat
sebagai sebuah kenyataan sosial yang multietnik, multikultur, multireligi,
dan sebagainya. Intinya kita sekarang hidup dalam sebuah masyarakat yang
sangat plural. Pluralitas msyarakat menjadi kenyataan sosial sosail yang sulit
di pungkiri dan di tolak. Karena itu impian menciptakan sebuah msyarakat
yang homogen selalu akan menjadi ilusi yang ketinggalan zaman.

Konflik dan pertentangan antara kelompok sosial sebuah masyarakat


sangat mungkin terjadi . oleh karena itu, mewujudakn keterbukaan, saling
menghargai, dan kerjasama akan menjadi sebuah cita-cita kolektif yang akan
kita wujudakan bersama. Tugas kita sebagai siswa sekarang ini adalah
mengenal dengan baik berbagai kelompok sosial yang ada di sekitar kita.
Dengan mengenal, kita bisa memiliki sikap keterbukaan dan klesediaan
untuk bekerja sama dan hidup dengan kelompok sosial mana saja.

B. Tujuan

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai tugas Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial. Yang juga sekaligus sebagai bahan diskusi bersama
dalam proses pembelajaran. Adapun judul yang diangkat dalam makalah ini
yaitu “Keanekaragaman Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural”.
C. Rumusan Masalah

Dari tinjauan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka


pemakalah merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut:

a. Apa Pengertian Kelompok Sosial dan Masyarakat Multikultural ?

b. Apa saja bentuk-bentuk keanekaragaman kelompok sosial dalam


masyarakat multicultural?

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Kelompok Sosial Dan Masyarakat Multikultural

1. Kelompok Sosial

a. Pengertian Kelompok Sosial

Kelompok sosial adalah kumpulan orang-orang yang mempunyai


hubungan dan saling berinteraksi satu sama lain, memiliki harapan dan
tujuan yang sama, serta mempunyai kesadaran diri sebagai anggota
kelompok yang diakui pihak luar.

b. Definisi Kelompok Sosial Menurut Para Ahli

Menurut Joseph S.Roucek & Roland S. Warren bahwa Kelompok sosial


adalah suatu kelompok yang meliputi dua atau lebih manusia yang diantara
mereka terdapat beberapa pola interaksi yang dapat dipahami oleh para
anggotanya/orang lain secara keseluruhan. Sedangkan menurut Goodman
yaitu Kelompok sosial adalah dua orang atau lebih yang memiliki kesamaan
identitas dan berinteraksi satu sama lain secara terstruktur untuk mencapai
tujuan bersama.

2. Masyarakat Multikultural

a. Pengertian Masyarakat Multikultural

Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari dua


kelompok masyarakat atau lebih yang memiliki perbedaan karakteristik dan
kebudayaan yang beragam. Naluri manusia adalah ingin hidup dengan
dengan orang lain,oleh karena itu secara otomatis akan lahir masyarakat
yang berarti kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu
sistem adat istiadat tertentu, yang bersifat kontinue atau terikat oleh
identitas bersama.

Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang memiliki berbagai


kultur dan terbentuknya masyarakat tersebut karena adanya proses sosial
dan perubahan-perubahan sosial.Masyarakat multikultural secara sederhana
adalah masyarakat yang memiliki beragam kebudayaan yang berbeda-beda.

b. Faktor penyebab munculnya masyarakat multikultural

1) Latar belakang historis.

2) Kondisi geografis.

3) Keterbukaan terhadap budaya luar.


Dalam suatu masyarakat,kita pasti menemukan banyak kelompok
masyarakat yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda.Perbedaan
karakteristik itu berkenaan dengan tingkat diferensiasi dan stratifikasi
sosialnya.Masyarakat multikultural disebut juga masyarakat majemuk.

c. Macam-macam masyarakat multikultural

1) Masyarakat majemuk dengan kompetisi seimbang.

Yaitu masyarakat majemuk yang terdiri atas sejumlah komonitas atau


kelompok etnis yang memiliki kekuatan kompetitif seimbang.

2) Masyarakat majemuk dengan mayoritas dominan.

Yaitu masyarakat majemuk yang terdiri atas sejumlah komonitas atau


kelompok etnis yang kekuatan kompetitifnya tidak seimbang.salah satunya
yang merupakan kelompok mayoritas memiliki kekuatan yang lebih besar
daripada lainnya.

3) Masyarakat majemuk dengan minoritas dominan.

Yaitu masyarakat yang diantara komunitas atau kelompok etnisnya


terdapat kelompok minoritas, tetapi mempunyai kekuatan kompetitif diatas
yang lain.

4) Masyarakat majemuk dengan fragmentasi.

Yaitu masyarakat yang terdiri atas sejumlah besar komunitas atau


kelompok etnis dan tidak ada satu kelompok pun mempunyai posisi politik
atau ekonomi yang dominan.

3. Hubungan Kelompok Sosial dengan Masyarakat Multikural

Dengan adanya diferensiasi dan stratifikasi sosial,maka terjadi


perbedaan-perbedaan yang membentuk tingkat-tingkat sosial dalam
masyarakat.Perbedaan ini mencerminkan adanya ketidaksamaan dalam
masyarakat.Bentuk diferensiasi dan stratifikasi ini sangat penting bagi
individu-individu dalam kelompok sosial karena memiliki pengaruh terhadap
kesempatan hidup mereka.Hubungan antar kelompok sosial dengan
masyarakat muktikultural adalah saling berkaitan(erat sekali), keduanya
berhubungan erat dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Dalam suatu
masyarakat kita pasti menemukan dua atau lebih kelompok sosial yang
berbeda-beda berkenaan dengan tingkat diferensiasi dan stratifikasi
sosialnya.
B. Keanekaragaman Kelompok Sosial dalam Masyarakat
Multikultural Menurut Para Ahli

Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang beragam serta


majemuk yang mempunyai banyak kebudayaan yang muncul yang
diakibatkan oleh adanya aktivitas kegiatan dan pranata khusus. Kelompok
sosial yang hadir akibat makin banyak dan kompleksnya aktivitas manusia
dan banyaknya lembaga atau pranata sosial yang menjadi wadah bagi
segala keterbutuhan dan aktivitasnya, telah menimbulkan keragaman
kelompok sosial sebagai perwujudan dari masyarakat multikultural.

Keanekaragaman adalah suatu realitas sosial yang ada dan dialami oleh
setiap individu masyarakat di segala generasi dan zaman. Keanekaragaman
kelompok sosial terus berkembang dan tumbuh sehingga menjadi semakin
kompleks dalam kehidupan masyarakat yang majemuk. Tentunya
perkembangan sosial ini terlepas dari adanya perbedaan agama, suku, dan
ras. Keanekaragaman kelompok sosial berlatarbelakang dari faktor kegiatan /
aktivitas manusia yang makin banyak dan kompleks. Selain itu pranata sosial
yang makin bervariasi guna pemenuhan berbagai macam kebutuhan
manusia.

Masyarakat majemuk di negara Indonesia mempunyai potensi konflik


yang cukup besar. Keragaman kelompok sosial yang ada pada masyarakat
yang bersifat majemuk adalah salah satu ciri dari warga masyarakat
Indonesia. Banyak diantara warga negara Indonesia yang belum sadar akan
keragaman serta kemajemukan yang dibalik itu semua tersimpan potensi
konflik yang bisa menjadi ancaman bagi kehidupan berbangsa serta
bernegara jika kita tidak memiliki kepiawaian dalam mengelolanya.

Pertemuan yang terjadi antara kelompok penduduk yang memiliki


perbedaan latar belakang sosial budaya pada suatu tempat tentu akan
berdampak terhadap suatu hal dalam kehidupan sosial. Gesekan-gesekan
yang mungkin saja akan terjadi di antara warga masyarakat asli dan warga
pendatang memiliki beberapa latar belakang diantaranya yakni sosial,
budaya, dan agama yang tentu berbeda-beda. Gesekan sosial budaya itu
berpotensi memunculkan konflik sosial. Apabila tidak ada upaya untuk
memediasi kelompok yang bertikai atau mencarikan solusi terbaik terhadap
keduanya tentu akan semakin berkembang konflik yang telah terjadi.

Gejala etnosentrisme yakni sebuah prasangka negatif serta perilaku


diskriminatif antaretnik, yang memiliki hubungan terhadap adat istiadat,
dapat menghambat interaksi dan juga pergaulan antaretnis. Gejala tersebut
tentu tidak hanya terjadi pada masyarakat tradisional, namun juga dapat
terjadi pada masyarakat modern yang berakibat pada semakin
berkembangnya konflik dan ketegangan antara wargga masyarakat
majemuk.

Koetjaraningrat mengemukakan bahwa interaksi hubungan antara etnik


yang memiliki perbedaan adalah suatu kondisi / keadaan yang terdapat
potensi konflik di dalamnya. Interaksi / hubungan antara warga amsyarakat
yang memiliki perbedaan biasanya dilatarbelakangi oleh sikap prasangka
terhadap etnik yang berlainan. Setiap etnik juga masih sangat terikat pada
folkways diantara masing-masing individu masyarakat dan memiiki
kecenderungan terhadap afiliasi identitas diri mereka sendiri yang berkaitan
dengan etnis, agama, dan identitas lainnya.

1. Bentuk Kelompok Sosial Menurut Emile Durkheim Dan


Ferdinand Tonnies

1. KLASIFIKASI EMILE DURKHEIM

Emile Durkheim tokoh sosiologi yang berasal dari Perancis sebagai


peletak dasar sosiologi modern membagi kelompok sosial atas dua jenis
berdasarkan ikatan sosial yang disebut dengan solidaritas sosial. Solidaritas
sosial itu berasal dari individu yang berarti individu tersebut saling bekerja
sama. Masyarakat mempunyai solidaritas sosial yaitu biasa disebut dengan
ikatan kesamaan. Adapun dua solidaritas sosial yang dimaksud adalah
solidaritas mekanik dan solidaritas organik.

a. Solidaritas Mekanik

Solidaritas mekanik adalah ciri yang menandai bagi masyarakat


sederhana yang hidup terpisah dalam kelompok-kelompok kecil. Pada
masyarakat ini belum ada pembagian kerja atau spesialisasi dalam hal
pekerjaan karena pada dasarnya setiap pekerjaan dilakukan secara bersama-
sama atau gotong royong. Masyarakat ini juga terikat oleh kesamaan dan
kesadaran bersama yang kuat. Hubungan sosial yang terjadi di antara
anggota masyarakat cenderung akrab dan didasarkan pada sistem nilai yang
sama.
Contoh masyarakat dengan solidaritas ini adalah masyarakat pedesaan yang
masih tradisional. Pada umumnya masyarakat tersebut mempunyai
pekerjaan yang sama, yaitu sebagai petani.

Ciri-ciri solidaritas mekanik adalah solidaritas yang merujuk kepada ikatan


sosial yang dibangun atas kesamaan, kepercayaan dan adat bersama.

Disebut dengan mekanik itu karena orang yang hidup dalam unit keluarga
suku atau kota relatif dapat berdiri sendiri dan juga memenuhi semua
kebutuhan hidup tanpa tergantung pada kelompok-kelompok lain.

Ciri-ciri masyarakat dalam solidaritas mekanik adalah:

Adanya keteraturan, keteraturan dalam ikatan mekanik merupakan


ikatan kesamaan yang segmentis yaitu artinya terbatas. Ikatan mekanik juga
muncul kesadaran baru yaitu biasa disebut dengan konsisten yang artinya
memaksa diri sendiri.

Hukum represif, dalam artian tidak bisa dipaksa oleh diri yaitu sama
dengan kelompok kita. Order adalah keteraturan yang berarti suatu ketaatan
yang membutuhkan kesadaran moral dari setiap individu-individu. Dalam
ikatan mekanik, order dan kesadaran moral ini sangat penting dan
mendukung sekali.

Dipaksa (penal law).

b. Solidaritas Organik

Solidaritas organik adalah bentuk solidaritas yang mengikat masyarakat


kompleks atau beragam yang telah mengenal pembagian kerja secara rinci.
Dengan demikian muncul

keahlian tertentu yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat yang


mengakibatkan setiap golongan dalam masyarakat saling tergantung satu
sama lain dan tidak dapat hidup secara sendiri tanpa melakukan hubungan
atau kerja sama dengan golongan lain dalam masyarakat. Namun demikian
kesadaran bersama di antara mereka lemah.

Misalnya kehidupan pada masyarakat kota. Ada banyak jenis pekerjaan pada
masyarakat kota, seperti karyawan swasta, pengusaha, buruh, guru, pegawai
negeri, dan lain-lain, di mana mereka saling membutuhkan atau
berhubungan yang didasarkan pada pemenuhan kebutuhan masing-masing,
bukan atas ikatan moral (kebersamaan). Keadaan demikian dapat disamakan
dengan bagian-bagian suatu organisme yang merupakan suatu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan, karena apabila salah satu bagian rusak maka
organisme tersebut akan macet.

Ciri-ciri solidaritas organik adalah menguraikan tatanan sosial berdasarkan


perbedaan individual diantara rakyat, yang merupakan ciri dari masyarakat
modern, khususnya yaitu daerah perkotaan. Bersandar pada pembagian
kerja yang rumit dan didalamnya orang terspesialisasi dalam pekerjaan yang
berbeda-beda. Dalam pembagian kerja yang rumit ini, Emile Durkheim
melihat adanya kebebasan yang lebih besar untuk semua masyarakat.

Solidaritas mekanik dan solidaritas organik mempunyai berbagai macam


perbedaandiantaranya yaitu:

a. Solidaritas mekanik, relatif berdiri sendiri (tidak bergantung kepada


orang lain) dalam keefisienan kerja, terjadi di masyarakat sederhana,
primitif, dan tradisional, merupakan ciri dari masyarakat tradisional, kerja
tidak terorganisir, beban lebih berat, individualis rendah, dan represif yaitu
tidak bisa dipaksa diri.

b. Sedangkan solidaritas organik adalah saling berkaitan dan


mempengaruhi dalam keefesienan kerja, dilangsungkan oleh masyarakat
yang kompleks, ciri dari masyarakat modern atau perkotaan, kerja
terorganisir dengan baik, beban ringan, individualis tinggi, dan adanya
pembagian kerja.

ANALISA TERHADAP ORGANISASI / KELOMPOK SOSIAL YANG ADA DI


MASYARAKAT MENURUT TEORI EMILE DURKHEIM

Sekolah

Termasuk ke dalam solidaritas organik. Karena sekolah merupakan suatu


organisasi / instansi pemerintah yang di dalamnya terdapat pembagian kerja
(tugas) masing-masing bagian yang saling berkaitan dan mempengaruhi
dalam keefesienan kerja, kemudian dijalankan oleh masyarakat yang
kompleks dengan sistem kerja yang terorganisir dengan baik, beban ringan,
individualis tinggi.

RT, RW (Masyarakat desa yang masih tradisional)

Termasuk ke dalam solidaritas mekanik. Karena masyarakat ini terikat


oleh kesamaan dan kesadaran bersama yang kuat. Hubungan sosial yang
terjadi di antara anggota masyarakat cenderung akrab dan didasarkan pada
sistem nilai yang sama. Di dalam masyarakat desa juga terdapat rasa
kekeluargaan dan sling gotong royong.

IDI ( Ikatan Dokter Indonesia)

Termasuk ke dalam solidaritas organik. Karena IDI merupakan suatu


organisasi yang di dalamnya terdapat pembagian kerja (tugas) masing-
masing bagian yang saling berkaitan dan mempengaruhi dalam keefesienan
kerja, kemudian dijalankan oleh masyarakat yang kompleks dengan sistem
kerja yang terorganisir dengan baik, beban ringan, individualis tinggi.

Koperasi

Termasuk ke dalam solidaritas organik. Karena koperasi merupakan


suatu organisasi yang di dalamnya terdapat pembagian kerja (tugas)
masing-masing bagian yang saling berkaitan dan mempengaruhi dalam
keefesienan kerja, kemudian dijalankan oleh masyarakat yang kompleks
dengan sistem kerja yang terorganisir dengan baik, beban ringan,
individualis tinggi.

2. KLASIFIKASI FERDINAND TONNIES

Tokoh lain yang membagi jenis kelompok sosial adalah Ferdinand


Tonnies, seorang sosiolog dari Jerman. Ia membagi kelompok sosial ke dalam
dua jenis kelompok, yaitu gemeinschaft dan gesellschaft.

a. Gemeinschaft (Paguyuban)

Kelompok sosial ini digambarkan sebagai kehidupan bersama yang intim dan
pribadi, yang merupakan suatu keterikatan yang dibawa sejak lahir.

Gemeinschaft dibagi atas tiga tipe, yaitu gemeinscharft by blood,


gemeinschaft of place, dan gemeinschaft of mind.

1) Gemeinschaft by blood adalah paguyuban yang mengacu pada


kekerabatan, atau di dasarkan pada ikatan darah atau keturunan.

2) Gemeinschaft of place adalah paguyuban yang mengacu pada kedekatan


tempat, sehingga dapat saling bekerja sama dan tolong-menolong.

3) Gemeinschaft of mind adalah paguyuban yang mengacu pada hubungan


persahabatan karena persamaan minat, hobi, profesi, atau keyakinan.
Misalnya kelompok agama.
b. Gesellschaft (Patembayan)

Gesellschaft adalah ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang
pendek, bersifat sebagai suatu Bentuk dalam pikiran belaka, dan strukturnya
bersifat mekanis. Bentuk patembayan terutama terdapat di dalam hubungan
perjanjian yang berdasarkan ikatan timbal balik misalnya ikatan
antarpedagang, organisasi pegawai dalam suatu pabrik atau industri.

Perbedaan antar Gemeinschaft dengan Gesellschaft:

Ciri Gemeinschaft menurut hubungan sosial yaitu ikatan keluarga,


sedangkan gesselschaft yaitu pertukaran ekonomi.

Ciri Gemeinschaft menurut Institusi khas yaitu keluarga, sedangkan


Gesselschaft yaitu negara dan ekonomi.

Ciri Gemeinschaft menurut Citra tentang individu yaitu kedirian,


sedangkan Gesselschaft yaitu orang, warga.

Ciri Gemeinschaft menurut bentuk kekayaan yaitu tanah, sedangkan


gesselschaft yaitu uang.

Ciri gemeinschaft menurut tipe hukumyaitu hukum keluarga, sedangkan


gesselschaft yaitu hukum kontrak.

Ciri gemeinschaft menurut institusi sosial yaitu desa, sedangkan


gesselschaft yaitu kota.

Ciri gemeinschaft menurut kontrol sosial yaitu adat dan agama,


sedangkan gesselschaft yaitu hukum dan pendapat umum.

Ciri dari Gemeinschaft yaitu berbentuk komunitas sedangkan ciri dari


Gesellschaft yaitu masyarakat modern. Tentang hal ini pula secara tidak
langsung bagi Tonies faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
masyarakat dimana prinsip evolusi yang ia miliki hampir sama dan senada
dengan prinsip evolusi ahli lain seperti Max Weber begitu juga dengan faktor-
faktor yang mempengaruhinya. Diantara penyebab terjadi perubahan itu
adalah adanya kecenderungan berfikir secara rasional, perubahan orientasi
hidup, proses pandangan terhadap suatu aturan dan sistem organisasi.
Sebagai contoh kasus ialah adanya suatu masyarakat bernama kampung
Ambon di daerah Bekasi, dimana asalnya sebuah komunitas tersebut
merupakan hanya kaum urban yang datang dari Ambon dan sekitarnya
untuk mencari penghasilan dengan bekerja seadanya, namun seiring dengan
perubahan masa, waktu dan zaman urbanisasi yang datang dari daerah
tersebut semakin banyak dan mengikuti pendahulunya yang lain untuk
menempati lokasi yang sama. Sehingga saat ini terbentuklan suatu
masyarakat Ambon yang datang ke Jakarta setelah sebelumnya hanya
sebuah komunitas belaka.

Menurut Ferdinand Tonnies masyarakat adalah karya ciptaan manusia itu


sendiri seperti yang ditegaskan oleh Tonnies dalam kata pembukaan
bukunya. Masyarakat bukan organisme yang dihasilkan oleh proses-proses
biologis, bukan pula mekanisme yang terdiri dari bagian-bagian individual
yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan didorong oleh naluri-naluri spontan
yang bersifat menentukan bagi manusia. Masyarakat adalah usaha manusia
untuk memelihara relasi-relasi timbal balik yang mantap dan kemauan
manusia mendasari masyarakat. Sehubungan dengan kemauan itu, Tonnies
kemudian membedakan antara Zweekwille, yaitu kemauan rasional yang
hendak mencapai tujuan dan Triebwille yaitu dorongan batin berupa
perasaan. Distingsi ini berasal dari Wilhelm Wundu.

Zweekwille adalah apabila orang hendak mencapai suatu tujuan tertentu


dan mengambil tindakan rasional ke arah itu. Suatu no nonsense mentality
menuntun seorang dalam merencanakan langkah-langkah tepat untuk
mencapai tujuan itu. Triebwille meliputi sejumlah langkah atau tindakan yang
tidak berasal dari akal budi saja, melainkan dari watak, hati atau jiwa
seseorang yang bersangkutan. Triebwille bersumber pada selera, perasaan,
kecenderungan psikis, kebutuhan biotis, tradisi, atau keyakinan seseorang.
Triebwille paling menonjol di kalangan petani, orang seniman, rakyat
sederhana, khususnya wanita dan generasi muda.Zweekwille lebih menonjol
di kalangan pedagang, ilmuan dan pejabat-pejabat serta generasi tua.

Pendapat ini langsung berpengaruh atas corak dan ciri interaksi


seseorang dalam kelompok atau masyarakat, sehingga dapat dibedakan
menjadi dua tipe masyarakat:

Gemeinschaft (paguyuban)

Merupakan bentuk kehidupan bersama dimana anggota-anggotanya


diikat dalam hubungan batin bersifat alamiah dan bersifat kekal. Dasar
hubungan adalah rasa cinta dan persatuan batin yang juga bersifat nyata
dan organis sebagaimana dapat diumpamakan peralatan hidup tubuh
manusia atau hewan. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman
Soemardi gemeinschaft adalah bentuk hidup bersama yang lebih
bersesuaian dengan triebwille. Kebersamaan dan kerjasama tidak
dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan di luar, melainkan dihayati
sebagai tujuan dalam dirinya. Orangnya merasa dekat satu sama lain dan
memperoleh kepuasan karenanya. Suasanalah yang dianggap penting
daripada tujuan. Spontanitas diutamakan diatas undang-undang atau
keteraturan. Tonnies menyebut sebagai contoh keluarga, lingkungan
tetangga, sahabat-sahabat, serikat pertukangan dalam abad pertengahan,
gereja, desa, dan lain sebagainya. Para anggota diperstukan dan
disemangati dalam perilaku sosial mereka oleh ikatan persaudaraan, simpati
dan perasaan lainnya sehingga mereka terlibat secara psikis dalam suka
duka hidup bersama. Dengan kata lain bahwa mereka sehati dan sejiwa.

Menurut Ferdinand Tonnies bentuk dari semua persekutuan hidup yang


dinamakan gemeinschaft itu keluarga. Ketiga soko guru yang menyokong
gemeinschaft adalah:

Gemeinschaft by blood

Yaitu gemeinschaft yang mendasarkan diri pada ikatan darah atau


keturunan. Contoh: kekerabatan, masyarakat-masyarakat suatu daerah yang
terdapat di daerah lain. Seperti Suku Bangsa Sikep yang menetap di daerah
Kudus, Blora, dan Pati.

Gemeinschaft of place

Yaitu gemeinschaft yang mendasarkan diri pada tempat tinggal yang


saling berdekatan sehingga dimungkinkan untuk dapat saling tolong
menolong. Contoh: Organisasi Himpunan Mahasiswa.

Gemeinschaft of mind

Yaitu gemeinschaft yang mendasarkan diri pada ideologi atau pikiran


yang sama. Contoh: Anggota yang bernaung dalam sebuah partai yang
sama.

Gesellschaft (patembayan)

Merupakan bentuk kehidupan bersama yang merupakan ikatan lahir


yang bersifat pokok dan biasanya untuk jangka waktu yang pendek.
Gesellschaft sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka, serta strukturnya
bersifat mekanis sebagaimana dapat diumpamakan pada sebuah mesin.
Sedangkan menerut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi gesellschaft
merupakan tipe asosiasi dimana relasi-relasi kebersamaan dan kebersatuan
antara orang berasal dari faktor-faktor lahiriah seperti persetujuan,
peraturan, undang-undang dan sebagainya. Menurut Tonnies teori
gesellschaft berhubungan dengan penjumlahan atau kumpulan orang yang
dibentuk atau secara buatan. Apabila dilihat secara sepintas kumpulan itu
mirip dengan gemeinschaft yaitu sejauh para individual hidup bersama dan
tinggal bersama secara damai tetapi dalam gemeinschaft mereka pada
dasarnya terus bersatu sekalipun ada faktor-faktor yang memisahkan,
sedang dalam gesellschaft pada dasarnya mereka tetap terpisah satu dari
yang lain, sekalipun ada faktor-faktor yang mempersatukan.

Tonnies memakai istilah “hidup yang organis dan nyata (real)” untuk
relasi-relasi yang berlaku didalam gemeinschaft dan istilah “ struktur yang
khayal dan mekanis” untuk relasi-relasi yang berlaku di dalam gesellschaft.
Namun Tonnies tidak pernah mengatakan bahwa tipe masyarakat
gemeinschaft adalah (sama dengan) organisme, dan tipe masyarakat
gesellschaft adalah (sama dengan mekanisme). Sebaliknya ia menolak
banyak ralisme maupun nominalisme, yang kedua-duanya sejak aristoteles
selalu di bandingkan oleh filsuf-filsuf dan telah menghasilakan dua gambaran
masyarkat yang ekstrem. Ia hanya bertujuan untuk melukiskan atas cara
abstrak dan dengan memakai konsep-konsep dua bentuk atau tipe
kehidupan bersama yang berbeda-beda dan merupakan dua kemungkinan
abstrak.

Dalam konsep gemeinschaft dan gesellschaft pada kenyataannya praktis


mereka tidak saling menolak, sebab tidak mungkin ada gemeinschaft tanpa
ciri-ciri gesellschaft dan tidak ada gesellschaft tanpa ciri-ciri gemeinschaft.
Misalnya, keluarga tradisional dan masyarakat desa, yang merupakan
contoh-contoh gemeinschaft tidak akan dapat bertahan terus, seandainya
tidak ada peraturan, undang-undang, sistem kepemimpinan dan sistem
peradilan. Sekalipun orangnya didorong oleh idealisme dan kemauan baik
dan menggabungkan diri kedalam suatu gemeinschaft, mereka tetap
membutuhkan beberapa kepastian yang menyangkut rejeki dan kebutuhan
lain.di pihak lain, walaupun suatu perusahaan atau administrasi negara
diatur dan diselenggarkan secara birokratis dan rasional menurut gambaran
gesellschaft, unsur-unsur manusia yang nonrasional akan tetap ikut
memainkan peran dan mempengaruhi interaksi orang yang bersangkutan.
Seandainya tidak, mereka menjadi kumpulan robot-robot yang tidak berjiwa.
Sama sebagaimana zweekwille dan triebwille selalu terjalin.

Tonnies menegaskan, bahwa setiap relasi selalu mengungkapkan


ketunggalan dalam kebhinekaan, dan kebhinekan dalam ketunggalannya.
Hanya dalam membuat suatu deskripsi yang umum dan abstrak, kita
mempertentangkan unsur yang satu terhadap unsur yang lainnya. Misalnya,
kita berkata bahwa seorang seniman mengharapkan penghargaan, sedang
seorang pedagang mengharapkan keuntungan. Ini suatu pertentangan
abstrak dan generalisasi. Sebab dalam kenyataan hidup kedua hal tampak
dalam keadaan tercampur. Seniman juga harus mencari uang dan si
pedagang sebagai manusia juga menginginkan penghargaan. Begitu pula
dengan kedua tipe masyarakat, mereka selalu berbentuk campuran. Pola
interaksi yang berlaku dalam gemeinschaft dan pola yang berlaku dalam
gesellschaft tidak salig menolak atau bertentangan satu sama lain. Tiap-tiap
relasi mengandung dua aspek, selalu ada dua hal yang kait mengkait dan
tidak mungkin dipisahkan. Namun demikian, dalam tipe gemeinschaft unsur
hukum, peraturan, dan disiplin kurang diperhatikan dan sama menonjol
seperti dalam gesellschaft, sedang unsur perasaan dan solidaritas, yang
berasal dari penghargaan (triebwille) tidak begitu menonjol dalam
gesellschaft.

Paradigma atau alasan Ferdinand Tonnies mengeluarkan teori tersebut


adalah:

1. paradigma fakta social

2. paradigma fenomena social

3. paradigma tingkah laku atau perilaku social

Tonnies adalah contoh langka penganut evolusionisme yang tak


menganggap evolusi identik dengan kemajuan. Menurutnya, evolusi terjadi
secara berlawanan dengan kebutuhan manusia, lebih menuju kearah
memperburuk ketimbang meningkatkan kondisi kehidupan manusia.
Diantara penyebab terjadi perubahan itu adalah adanya kecenderungan
berfikir secara rasional, perubahan orientasi hidup, proses pandangan
terhadap suatu aturan dan sistem organisasi.

Keunikan pendekatan Tonnies terlihat dari sikap kritisnya terhadap


masyarakat modern (Gesellschaft), terutama nostalgianya mengenai
kehidupan tipe komunitas/kelompok/asosiasi (Gemeinschaft) yang lenyap.
Bagi Tonnies faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan masyarakat
seperti prinsip evolusi yang ia miliki adalah adanya kecenderungan berpikir
secara rasional, perubahan orientasi hidup, proses pandanagan terhadap
suatu aturan dan soistem organisasi. Kedua tipe masyarakat tersebut
berbentuk campuran(saling berkaitan dan tidak dapat di pisahkan dalam
hidup karena tidak mungkin ada gemeinschaft tanpa ciri-ciri Gesselschaft
dan sebaliknya. Dan dibawah ini adalah pemaparan Tonnies tentang
perbedaan antar Gemeinschaft dengan Gesellschaft sebagai suatu
perubahan yang justru bergerak kearah memperburuk, menurut dirinya.

ANALISA TERHADAP ORGANISASI / KELOMPOK SOSIAL YANG ADA DI


MASYARAKAT MENURUT TEORI FERDINAND TONNIES

Keluarga

Termasuk ke dalam bentuk kelompok sosial gemeinshaft, karena di


dalam keluarga terdapat suatu keterikatan yang terentk sejak manusia lahir.
Hal ini juga termasuk dalam gemeinschaft by blood.

Rukun Tetangga, Rukun Warga

Termasuk ke dalam bentuk kelompok sosial gemeinschaft karena di


dalam RT dan RW terdapat keterikatan antar masyarakat yang terjalin sejak
lahir atau sejak lama. Dalam lingkungan RT dan RW juga terdapat rasa
kekeluargaan dan tolong-menolong juga gotong royong, hal ini termasuk
jenis gemeinschaft of place.

Sekolah

Termasuk ke dalam bentuk kelompok sosial gesellschaft karena terdapat


kontrak atau jangka waktu yang telah ditentukan bagi siswa yang bersekolah
yaitu tiga tahun. Selain itu juga terdapat suatu sistem timbal-balik diantara
pihak sekolah/pemerintah dengan siswa, yaitu siswa dapat mendapat ilmu
pengetahuan dari bapak/ibu guru, pihak sekolah mendapat pembayaran SPP
dari siswa juga pihak guru mendapat gaji dari jasanya yang disampaikan
oleh pemerintah.

NU (Nahdatul Ulama)

Termasuk ke dalam bentuk kelompok sosial gemeinschaft karena


mengacu pada hubungan persahabatan karena persamaan agama atau
keyakinan yaitu Islam (Gemeinschaft of mind).

Koperasi

Termasuk ke dalam bentuk kelompok sosial gemeinschaft karena


mengacu pada hubungan persahabatan karena persamaan profesi yaitu
karyawan koperasi.

(Gemeinschaft of mind).

Kelompok kekerabatan
Termasuk ke dalam bentuk kelompok sosial gemeinschaft karena
mengacu pada hubungan persahabatan/kekerabatan

Partai politik berdasarkan agama

Termasuk ke dalam bentuk paguyuban karena ideologi. Ikatan antara


pedagang, organisasi dalam suatu pabrik atau industry. Termasuk ke dalam
bentuk patembayan (gesellschaft) karena hubungan antar anggota bersifat
formal, memiliki orientasi ekonomi dan tidak kekal serta memperhitungkan
guna.

OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah)

Termasuk ke dalam bentuk gesellschaft karena bersifat pokok untuk


jangka waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran
belaka, dan strukturnya bersifat mekanis

PSSI

Termasuk ke dalam bentuk gesellschaft karena dalam organisasi tersebut


terdapat struktur yang bersifat mekanis.

C. Keanekaragaman Kelompok Sosial

Kelompok sosial yang ada pada masyarakat multikultural bermacam-


macam. Berikut ini adalah macam-macam kelompok sosial di masyarakat
menurut pandangan para ahli sosiologi.

1. Solidaritas Mekanik dan organik.

Diperkenalkan oleh Emile Durkheim bahwa kelompok manusia terbagi


atas dua yaitu kelompok manusia didasarkan pada :

a. Segi mekanik

Merupakan bentuk naluriah yang ditentukan oleh pengaruh ikatan geografi,


biogenetik dan keturunan lebih lanjut. Setiap kelompok dapat memenuhi
kebutuhan tanpa bantuan dari pihak lain. Setiap anggota diikat oleh
kesadaran kolektif sebagai satu kelompok dan kepercayaan yang bersifat
memaksa.

b. Segi Fungsional
Merupakan hasil kesadaran manusia atau keinginan yang rasional. Bentuk
solidaritas bersifat mengikat sehingga terbentung ketergantungan.
Pengikatan berdasarkan kesepakatan yang terjalin.

2. Gemeinschaft dan Gesellsschaft

Konsep ini diperkenalkan oleh ahli sosiologi dari jerman Ferdinand Tonnies
yang berpendapat kelompok masyarakat terbagi menjadi :

a. Gemeinschaft

Adalah bentuk kehidupan bersama yang anggota-anggotanya diikat oleh


hubungan batin yang bersifat alamiah dan kekal, hal ini dapat terbentuk
pada ikatan keturunan contohnya keluarga.

Jenis-jenis Gemeinschaft terbagi menjadi 3 yaitu :

· Blood yaitu mengacu pada ikatan kekerabatan ( garis keturunan )

· Place yaitu merupakan ikatan berdasarkan kedekatan tempat tinggal


atau tempat bekerja.

· Mind yaitu mengacu pada hubungan persahabatan baik karena


keahlian, pekerjaan atau pandangan yang sama.

b. Gesellsschaft

Adalah kelompok yang didasari oleh ikatan lahiriah yang jangka waktunya
terbatas, contohnya ikatan para pedagang atau pekerja, buruh yang memiliki
kepentingan secara rasional.

Perbedaan yang dapat kita simpulkan antara Gemeinschaft dengan


gesellschaft

Gemeinschaft : Individu tetap menyatu walaupun ada perbedaan kelompok.

Gesellschaft : Walaupun menyatu tetap saja sebagai individu yang terpisah.

3. Kelompok Primer dan Sekunder

Cooley Dan Faris menyebutkan ada dua tipe kelompok dalam masyarakat,
yaitu kelompok;
a. Primer

Ditandai dengan pergaulan dan kerjasama tatap muka yang intim, ruang
lingkupnya adalah keluarga, teman maupun rukun warga.

b. Sekunder

Ditandai dengan pergaulan yang formal, tidak pribadi dan bercirikan


kelembagaan, misalnya partai politik atau organisasi formal lainnya.

4. In-Group dan out-group

Diperkenalkan oleh William Graham Summer yang membagi kelompok


masyarakat menjadi dua yaitu:

a. In Group

Kelompok dalam artinya hanya melibatkan dari dalam kelompoknya saja.


Biasanya memiliki ciri-ciri adanya persahabatan, kerjasama, keteraturan,
kedamaian, solidaritas yang tinggi.

b. Out group

Sikap yang dilakukan terhadap kelompok lain.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memilik kesadaran


bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok sosial di
ciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok sosial juga sangat
mempengaruhi perilaku para anggotanya. Berbagai macam kelompok atau
asosiasi dalam masyarakat multikultural antara laindi golongkan berdasarkan
etnis, agama, dan stratifikasi sosial. Dampak yang ditimbulkan dari adanya
kelompok sosial dalam masyarakat multikultural adalah dapat menimbulkan
konflik antar anggota masing-masing kelompok. Karena dalam kehidupan
masyarakat multikultural sering tidak dapat di hindari berkembnagnya
paham-paham atau cara hidup yang di dasarkan pada etnosentrisme,
primodialisme, aliran, sektarianisme, dan sebagainya. Paham-paham
tersebutlah yang terkadang menjadi penghambat integrasi bangsa.
Bentuk solidaritas sosial masyarakat industri-kota adalah solidaritas
organik. Namun, karena komunitas industri-kota masih berada dalam proses
perkembangan, karakteristik yang terdapat pada komunitas ini masih belum
menunjukkan karakteristik dari masyarakat organik penuh. Pada komunitas
ini masih ditemui adanya beberapa karakteristik dari masyarakat yang yang
mekanik.

Perubahan bentuk solidaritas sosial masyarakat industri-kota merupakan


sebuah proses yang alamiah dan dibutuhkan oleh masyarakat. Industrialisme
tidak dapat berkembang dalam masyarakat yang bentuk solidaritasnya
adalah solidaritas mekanik.

B. Saran

Demikianlah beberapa proses sosial telah di uraikan secara cukup


panjang. Semuanya dapat menjadi pisau analisis untuk mengevaluasi
bagaimana masyarakat kita membangun kerja sama. Meskipun demikian,
karena kita pro pada masyarakat majemuk maka uraian di atas cukup
banyak memberikan porsi pada konflik dan pertentangan, bukan dengan
maksud untuk menegaskan bahwa masyarakat majemuk harus berkonflik.
Yang hendak ditonjolkan adalah bagaimana menyelesaikan konflik. Ini
penting karena konflik hampir tidak pernah absen dalam kehidupan
masyarakat majemuk.

DAFTAR PUSTAKA

http://kakakpintar.com/keanekaragaman-kelompok-sosial-dalam-masyarakat-
multikultural/, diakses tanggal 11 Oktober 2016

http://www.slideshare.net/khoirulanwarudin9/keanekaragaman-kelompok-
sosial-dalam-masyarakat1, diakses tanggal 11 Oktober 2016

http://ipssmk1dpk.blogspot.co.id/2009/01/materi-kelas-xi-semester-
genap.html, diakses tanggal 11 Oktober 2016
http://catatan-adha.blogspot.co.id/2010/10/keanekaragaman-kelompok-
sosial-dalam.html, diakses tanggal 11 Oktober 2016

http://ddayipdokumen.blogspot.com/2013/01/keanekaragaman-kelompok-
sosial-multikultural.html, diakses tanggal 11 Oktober 2016

http://muhammadarifin7.blogspot.co.id/2013/01/hubungan-antar-kelompok-
dalam.html, diakses tanggal 11 Oktober 2016

http://ddayipdokumen.blogspot.co.id/2013/01/keanekaragaman-kelompok-
sosial-multikultural.html, diakses tanggal 11 Oktober 2016

http://aidilakhsa.blogspot.co.id/2014/05/kelompok-sosial-dalam-
masyarakat.html, diakses tanggal 11 Oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai