Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN HASIL KEGIATAN LAWATAN SEJARAH

MASJID AGUNG JAWA TENGAH, KLENTENG SAM POO KONG,


UNIVERSITAS GADJAH MADA (UGM), CANDI PRAMBANAN, TEBING
BREKSI, MALIOBORO, KERATON YOGYAKARTA,
CANDI BOROBUDUR

Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Laporan Lawatan Sejarah Sebagai


Persyaratan Mengikuti Ujian Sekolah SMAN 1 Ciomas

Di susun oleh
MUHAMAD AWALUDIN
NIS. 1920.0178
Kelas : XII IPS 2

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 1 CIOMAS TAHUN 2022

1
LAPORAN HASIL KEGIATAN LAWATAN SEJARAH
MASJID AGUNG JAWA TENGAH, KLENTENG SAM POO KONG,
UNIVERSITAS GADJAH MADA (UGM), TEBING BREKSI, CANDI PRAMBANAN,
KERATON YOGYAKARTA, MALIOBORO, CANDI BOROBUDUR

Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Laporan STUDY TOUR Sebagai Persyaratan


Mengikuti Ujian Sekolah SMA NEGERI 1 Ciomas

Di susun oleh

Muhamad Awaludin
NIS. 1920.0178
Kelas : XII IPS 2

Di setujui dan di sah kan oleh :


Ciomas, ... Januari 2022

Pembimbing

Sofyan Sauri S. Sos


NIP.

Mengetahui :
Kepala SMAN 1 Ciomas

Drs. H. Aan Hernawan, M.Pd


NIP.196501051993031004

i
KATA PENGANTAR

Assalamua’laikum Wr. Wb
Teriring salam dan doa semoga kita semua berada dalam lindungan Allah SWT dan
senantiasa sukses dalam menjalankan aktivitas keseharian.amiin.
Lawatan sejarah merupakan salah satu program kegiatan kesiswaan SMA Negeri 1
Ciomas yang di laksanakan setiap tahun dan di peruntukan bagi kelas XII. Kegiatan ini di
maksudkan untuk memberikan pembelajaran secara langsung kepada siswa tentang berbagai
disiplin baik secara teoritis maupun observasi, sehingga terjalin hubungan aplikasi
penerimaan ilmu di sekolah dengan di lapangan.
Dengan pelaksanaan kegiatan Lawatan Sejarah ini di harapkan dapat menambah
wawasan keilmuan dan pengetahuan siswa serta terstimulus untuk melanjutkan kuliah
keperguruan tinggi sebagai bentuk pedalaman ilmu pengetahuan yang dimiliki.
Tentu saja pelaksanaan kegiatan tidak akan berjalan dengan lancar dan sukses jika
tidak ada bantuan dan partisipasi dari semua pihak,oleh karena itu atas segala dukungannya
kami ucapkan terima kasih dan mohon maaf atas segala kekurangannya.
Telah tersusunnya Laporan Hasil Kegiatan Lawatan Sejarah MASJID AGUNG
JAWA TENGAH, KLENTENG SAM POO KONG, UNIVERSITAS GADJAH MADA
(UGM), TEBING BREKSI, CANDI PRAMBANAN, KERATON YOGYAKARTA,
MALIOBORO, CANDI BOROBUDUR.

Januari,….2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A.Latar Belakang....................................................................................................................1
B.Maksud dan Tujuan............................................................................................................ 1
C.Manfaat...............................................................................................................................1
D.Waktu dan Tempat..............................................................................................................1
BAB II PENJELASAN..............................................................................................................2
1.MASJID AGUNG JAWA TENGAH..............................................................................2
2.KLENTENG SAM POO KONG.....................................................................................3
3.UNIVERSITAS GADJAH MADA (UGM)....................................................................4
4.TEBING BREKSI............................................................................................................5
5.CANDI PRAMBANAN..................................................................................................7
6.KERATON YOGYAKARTA.........................................................................................8
7.MALIOBORO................................................................................................................. 9
8.CANDI BBOROBUDUR..............................................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................11
A.KESIMPULAN................................................................................................................ 11
B.SARAN.............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 13
LAMPIRAN.............................................................................................................................14
A.Gambar............................................................................................................................. 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lawatan sejarah merupakan salah satu program kegiatan kesiswaan SMA Negeri 1
Ciomas yang di laksanakan setiap tahun dan di peruntukan bagi kelas XII. Kegiatan
ini di maksudkan untuk memberikan pembelajaran secara langsung kepada siswa
tentang berbagai disiplin baik secara teoritis maupun observasi,sehingga terjalin
hubungan aplikasi penerimaan ilmu di sekolah dengan di lapangan.
Dengan kegiatan Lawatan sejarah ini di harapkan dapat menambah wawasan
keilmuan dan pengetahuan siswa serta terstimulus untuk melanjutkan kuliah
keperguruan tinggi sebagai bentuk pedalaman ilmu pengetahuan yang dimiliki.
Tentu saja pelaksanaan kegiatan tidak akan berjalan dengan lancar dan sukses jika
tidak ada bantuan dan partisipasi dari semua pihak,oleh karena itu atas segala
dukungannya kami ucapkan terima kasih dan mohon maaf atas segala kekurangannya.
Telah tersusunnya Laporan Hasil Kegiatan Lawatan Sejarah Masjid Agung Jawa
Tengah, Klenteng Sam Poo Kong, Universitas Gadjah Mada (UGM), Tebing Breksi,
Candi Prambanan, Keraton Yogyakarta, Malioboro, Candi Borobudur.

B. Maksud dan Tujuan


Laporan ini disusun sebagai pertanggung jawaban dan evaluasi program studi tour
tahun 2022. Dan bertujuan sebagai bahan dasar dalam merumuskan program studi
tour pada tahun 2022.

C. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini sebagai laporan dan bukti otentik bahwa kita
sudah melakukan perjalanan ke Yogyakarta.

D. Waktu dan Tempat


Tanggal 08 - 12 Januari 2022, Ciomas-Yogyakarta.

1
BAB II
PENJELASAN

1. MASJID AGUNG JAWA TENGAH

Masjid ini mulai dibangun sejak tahun 2001 hingga selesai secara keseluruhan pada
tahun 2006. Masjid ini berdiri di atas lahan 10 hektare. Masjid Agung diresmikan oleh
Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 14 November 2006. Masjid
Agung Jawa Tengah (MAJT) merupakan masjid provinsi bagi provinsi Jawa Tengah.
Keberadaan bangunan masjid ini tak lepas dari Masjid Besar Kauman Semarang.
Pembangunan MAJT berawal dari kembalinya tanah banda (harta) wakaf milik Masjid Besar
Kauman Semarang yang telah sekian lama tak tentu rimbanya. Raibnya banda wakaf Masjid
Besar Kauman Semarang berawal dari proses tukar guling tanah wakaf Masjid Kauman
seluas 119.127 ha yang dikelola oleh BKM (Badan Kesejahteraan Masjid) bentukan Bidang
Urusan Agama Depag Jawa Tengah. Dengan alasan tanah itu tidak produktif, oleh BKM
tanah itu di tukar guling dengan tanah seluas 250 ha di Demak lewat PT. Sambirejo.
Kemudian berpindah tangan ke PT. Tensindo milik Tjipto Siswoyo.
Hasil perjuangan banyak pihak untuk mengembalikan banda wakaf Masjid Besar
Kauman Semarang itu ahirnya berbuah manis setelah melalui perjuangan panjang. MAJT
sendiri dibangun di atas salah satu petak tanah banda wakaf Masjid Besar Kauman Semarang
yang telah kembali tersebut.
Pada tanggal 6 Juni 2001, Gubernur Jawa Tengah membentuk Tim Koordinasi
Pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah untuk menangani masalah-masalah baik yang
mendasar maupun teknis. Berkat niat yang luhur dan silaturahmi yang erat, dalam waktu
kerja yang amat singkat keputusan-keputusan pokok sudah dapat ditentukan: status tanah,

2
persetujuan pembiayaan dari APBD oleh DPRD Jawa Tengah, serta pemiilhan lahan tapak
dan program ruang.
Kemudian pembangunan masjid tersebut dimulai pada hari Jumat, 6 September 2002
yang ditandai dengan pemasangan tiang pancang perdana yang dilakukan Menteri Agama
RI, Prof. Dr. H. Said Agil Husen al-Munawar, KH. MA Sahal Mahfudz dan Gubernur Jawa
Tengah, H. Mardiyanto. Pemasangan tiang pancang pertama tersebut juga dihadiri oleh tujuh
duta besar dari negara-negara sahabat, yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Kuwait,
Mesir, Palestina, dan Abu Dhabi. Dengan demikian mata dan perhatian dunia internasional
pun mendukung dibangunnya Masjid Agung Jawa Tengah tersebut.
MAJT diresmikan pada tanggal 14 November 2006 oleh Presiden RI Susilo Bambang
Yudoyono. Masjid dengan luas areal tanah 10 Hektar dan luas bangunan induk untuk salat
7.669 meter persegi secara keseluruhan pembangunan Masjid ini menelan biaya sebesar Rp
198.692.340.000.
Meskipun baru diresmikan pada tanggal 14 November 2006, tetapi masjid ini telah
difungsikan untuk ibadah jauh sebelum tanggal tersebut. Masjid megah ini telah digunakan
ibadah Salat Jumat untuk pertama kalinya pada tanggal 19 Maret 2004 dengan Khatib Drs. H.
M. Chabib Thoha, MA, (Kakanwil Depag Jawa Tengah)

2. KLENTENG SAM POO KONG

Kelenteng ini disebut Gedung Batu karena bentuknya merupakan gua batu besar yang
berada di sebuah bukit batu. Untuk mengenang Zheng He, masyarakat Indonesia keturunan
Tionghoa membangun sebuah kelenteng. Sekarang tempat ini dijadikan tempat peringatan
dan pemujaan atau bersembahyang serta tempat untuk berziarah. Untuk keperluan tersebut, di
dalam gua batu itu diletakkan sebuah altar serta patung-patung Sam Po Tay Djien. Meskipun
Laksamana Cheng Ho adalah seorang muslim, tetapi masyarakat menganggapnya sebagai

3
dewa. Hal ini dapat dimaklumi mengingat agama Konghucu atau Taoisme menganggap orang
yang sudah meninggal dapat memberikan pertolongan kepada mereka.
Menurut cerita, Laksamana Zheng He sedang berlayar melewati Laut Jawa, namun saat
melintasi Laut Jawa, banyak awak kapalnya yang jatuh sakit, kemudian ia memerintahkan
untuk membuang sauh. Kemudian, kapalnya merapat ke Pantai Utara Semarang untuk
berlindung di sebuah gua dan mendirikan sebuah masjid (belum ada bukti yang konkret) di
tepi pantai yang sekarang telah berubah fungsi menjadi kelenteng. Bangunan tersebut
sekarang terletak di tengah kota Semarang karena Pantai Utara Jawa yang selalu mengalami
proses pendangkalan. Hal ini menyebabkan adanya proses sedimentasi sehingga lambat laun,
daratan pulau Jawa makin bertambah luas ke arah Utara.
Konon, setelah Zheng He meninggalkan tempat tersebut karena ia harus melanjutkan
pelayarannya, banyak awak kapalnya yang tinggal di desa Simongan dan menikah dengan
penduduk setempat. Mereka bersawah dan berladang di tempat itu. Zheng He memberikan
pelajaran bercocok-tanam serta menyebarkan ajaran-ajaran Islam. Bahkan, di Kelenteng ini
juga terdapat Makam seorang juru mudi dari Kapal Laksamana Cheng Ho.
Selain membangun Kelenteng Sam Poo Kong, laksamana cheng ho juga membangun
kembali masjid Jingjue, masjid Jingjue didirikan pada 1388 masehi oleh Yuanzhang yang
merupakan kaisar pertama Dinasti Ming. Namun Masjid Jingjue sempat hancur terbakar pada
1430 masehi. Akhirnya, masjid ini dibangun kembali di bawah perintah Laksamana Cheng
Ho pada 1492 masehi.

3. UNIVERSITAS GADJAH MADA (UGM)

Universitas Gadjah Mada lahir dari kancah perjuangan revolusi kemerdekaan bangsa
Indonesia. Didirikan pada periode awal kemerdekaan, UGM didaulat sebagai Balai Nasional
Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan bagi penyelenggaraan pendidikan tinggi nasional.
Berdiri dengan nama “Universitas Negeri Gadjah Mada”, perguruan tinggi ini
merupakan gabungan dari beberapa sekolah tinggi yang telah lebih dulu didirikan, di

4
antaranya Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada, Sekolah Tinggi Teknik, dan Akademi Ilmu
Politik yang terletak di Yogyakarta, Balai Pendidikan Ahli Hukum di Solo, serta Perguruan
Tinggi Kedokteran Bagian Praklinis di Klaten, yang disahkan dengan Peraturan Pemerintah
No. 23 Tahun 1949 tentang Peraturan Penggabungan Perguruan Tinggi menjadi Universiteit.
Meski Peraturan Pemerintah yang menjadi pijakan berdirinya UGM tertanggal 16
Desember 1949, tanggal 19 Desember menjadi tanggal yang diperingati sebagai hari ulang
tahun UGM karena lekat dengan peristiwa bersejarah bagi Bangsa Indonesia.
Nama Gadjah Mada juga memiliki makna tersendiri, mengandung semangat serta
teladan Mahapatih Gadjah Mada yang berhasil mempersatukan nusantara. Teladan ini
diterjemahkan ke dalam rumusan jati diri UGM sebagai universitas nasional, universitas
perjuangan, universitas Pancasila, universitas kerakyatan dan universitas pusat kebudayaan,
Pada awal pendiriannya, UGM memiliki 6 fakultas, yaitu Fakultas Kedokteran, Fakultas
Hukum, Fakultas Teknik, Fakultas Sastra dan Filsafat, Fakultas Pertanian, Fakultas
Kedokteran Hewan. Kegiatan perkuliahan masa itu dilakukan di Sitinggil dan Pagelaran,
dengan memanfaatkan ruangan-ruangan kamar dan fasilitas di lingkungan Kraton
Yogyakarta.
Baru pada tahun 1951 pembangunan fisik kampus bulaksumur dimulai, dan memasuki
decade 1960-an UGM sudah memiliki berbagai fasilitas seperti rumah sakit, pemancar radio,
serta sarana lain yang mendukung proses pembelajaran bagi mahasiswa juga untuk melayani
kepentingan masyarakat. Kini, UGM memiliki 18 Fakultas, satu Sekolah Pascasarjana, serta
satu Sekolah Vokasi dengan puluhan program studi.

4. TEBING BREKSI

Awal mula Tebing Breksi menjadi destinasi wisata di daerah Jogja adalah ketika para
peneliti geologis melakukan penelitian terhadap batuan yang berada di lokasi tersebut.
Setelah penelitian selesai dilakukan, kemudian data tersebut menghasilkan bahwa batuan
yang ada di lokasi tersebut merupakan endapan dari abu vulkanik gunung api Purba

5
Nglanggeran, maka dari itu kawasan Tebing Breksi termasuk kedalam cagar budaya alam
yang harus dilindungi. Sehingga aktivitas yang awal mulanya berupa pertambangan,
kemudian dihentikan.
Sejak saat itu aktivitas masyarakat di sekitar Tebing Breksi lesu, masyarakat yang
awalnya bekerja sebagai penambang harus mencari pekerjaan lain. Seiring berjalannya waktu
beberapa orang wisatawan mengunjungi bekas tambang tersebut karena memang
pemandangan yang bagus dengan tebing batuan kapur tinggi menjulang yang merupakan
suatu hal baru yang belum pernah ada sebelumnya di Yogyakarta, pada saat itu belum
terbentuk kepengurusan untuk mengakomodir wisatawan yang berkunjung, hingga akhirnya
Tebing Breksi semakin ramai dikunjungi wisatawan dan terbentuklah suatu pengurus di
kawasan tersebut.
Kini, Tebing Breksi telah menjelma menjadi destinasi wisata baru terpopuler di Jogja.
Berbagai sarana dan prasarana pun telah dilengkapi. Selain itu, tempat ini juga sering
digunakan sebagai panggung pertunjukan seni, dan acara-acara khusus.
Tebing Breksi ini juga menjadi tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi,
khususnya bagi Anda yang menyukai hobi fotografi. Tidak dapat dipungkiri destinasi wisata
ini menawarkan pemandangan mengagumkan dengan tersajinya tebing batu kapur tinggi
menjulang, terlebih saat ini beberapa sudut tebing tersebut telah ditambahkan ukiran atau
pahatan dengan gambar wayang yang menambah keindahan, tidak heran jika beberapa orang
memilih untuk melakukan foto pre-wedding di Tebing Breksi ini.

5. CANDI PRAMBANAN

Prambanan adalah candi Hindu terbesar dan termegah yang pernah dibangun di Jawa
kuno, pembangunan candi Hindu kerajaan ini dimulai oleh Sri Maharaja Rakai
Pikatan sebagai tandingan candi Buddha Borobudur dan juga candi Sewu yang terletak tak
jauh dari Prambanan. Beberapa sejarawan lama menduga bahwa pembangunan candi agung
Hindu ini untuk menandai kembali berkuasanya keluarga Sanjaya atas Jawa, hal ini terkait

6
teori wangsa kembar berbeda keyakinan yang saling bersaing; yaitu wangsa Sanjaya
penganut Hindu dan wangsa Sailendra penganut Buddha. Pastinya, dengan dibangunnya
candi ini menandai bahwa Hinduisme aliran Saiwa kembali mendapat dukungan keluarga
kerajaan, setelah sebelumnya wangsa Sailendra cenderung lebih
mendukung Buddha aliran Mahayana. Hal ini menandai bahwa kerajaan Medang beralih
fokus dukungan keagamaannya, dari Buddha Mahayana ke pemujaan terhadap Siwa.
Bangunan ini pertama kali dibangun sekitar tahun 850 Masehi oleh Rakai Pikatan dan
secara berkelanjutan disempurnakan dan diperluas oleh Raja Lokapala dan raja Sri Maharaja
Dyah Balitung Maha Sambu. Berdasarkan prasasti Siwagrha berangka tahun 856 M,
bangunan suci ini dibangun untuk memuliakan dewa Siwa, dan nama asli bangunan ini dalam
bahasa Sanskerta adalah Siwagrha (Sanskerta:Shiva-grha yang berarti: 'Rumah Siwa')
atau Siwalaya (Sanskerta:Shiva-laya yang berarti: 'Ranah Siwa' atau 'Alam Siwa'). Dalam
prasasti ini disebutkan bahwa saat pembangunan candi Siwagrha tengah berlangsung,
dilakukan juga pekerjaan umum perubahan tata air untuk memindahkan aliran sungai di dekat
candi ini. Sungai yang dimaksud adalah sungai Opak yang mengalir dari utara ke selatan
sepanjang sisi barat kompleks candi Prambanan. Sejarawan menduga bahwa aslinya aliran
sungai ini berbelok melengkung ke arah timur, dan dianggap terlalu dekat dengan candi
sehingga erosi sungai dapat membahayakan konstruksi candi. Proyek tata air ini dilakukan
dengan membuat sodetan sungai baru yang memotong lengkung sungai dengan poros utara-
selatan sepanjang dinding barat di luar kompleks candi. Bekas aliran sungai asli kemudian
ditimbun untuk memberikan lahan yang lebih luas bagi pembangunan deretan candi perwara
(candi pengawal atau candi pendamping).
Beberapa arkeolog berpendapat bahwa arca Siwa di garbhagriha (ruang utama) dalam
candi Siwa sebagai candi utama merupakan arca perwujudan raja Balitung, sebagai arca
pedharmaan anumerta dia.
Kompleks bangunan ini secara berkala terus disempurnakan oleh raja-raja Medang
Mataram berikutnya, seperti raja Sri Maharaja Dyah Daksa dan Sri Maharaja Dyah Tulodong,
dan diperluas dengan membangun ratusan candi-candi tambahan di sekitar candi utama.
Karena kemegahan candi ini, candi Prambanan berfungsi sebagai candi agung Kerajaan
Mataram, tempat digelarnya berbagai upacara penting kerajaan. Pada masa puncak
kejayaannya, sejarawan menduga bahwa ratusan pendeta brahmana dan murid-muridnya
berkumpul dan menghuni pelataran luar candi ini untuk mempelajari kitab Weda dan
melaksanakan berbagai ritual dan upacara Hindu. Sementara pusat kerajaan
atau keraton kerajaan Mataram diduga terletak di suatu tempat di dekat Prambanan
di Dataran Kewu.

7
6. KERATON YOGYAKARTA

Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I beberapa bulan


pasca Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Lokasi keraton ini konon adalah bekas sebuah
pesanggarahan yang bernama Garjitawati. Pesanggrahan ini digunakan untuk istirahat iring-
iringan jenazah raja-raja Mataram (Kartasura dan Surakarta) yang akan dimakamkan
di Imogiri. Versi lain menyebutkan lokasi keraton merupakan sebuah mata air, Umbul
Pacethokan, yang ada di tengah hutan Beringan. Sebelum menempati Keraton Yogyakarta,
Sultan Hamengku Buwono I berdiam di Pesanggrahan Ambar Ketawang yang sekarang
termasuk wilayah Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.
Secara fisik istana para Sultan Yogyakarta memiliki tujuh kompleks inti yaitu Siti
Hinggil Ler (Balairung Utara), Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara), Sri Manganti,
Kedhaton, Kamagangan, Kamandhungan Kidul (Kamandhungan Selatan), dan Siti Hinggil
Kidul (Balairung Selatan). Selain itu Keraton Yogyakarta memiliki berbagai warisan budaya
baik yang berbentuk upacara maupun benda-benda kuno dan bersejarah. Di sisi lain, Keraton
Yogyakarta juga merupakan suatu lembaga adat lengkap dengan pemangku adatnya. Oleh
karenanya tidaklah mengherankan jika nilai-nilai filosofi begitu pula mitologi menyelubungi
Keraton Yogyakarta. Dan untuk itulah pada tahun 1995 Komplek Keraton Ngayogyakarta
Hadiningrat dicalonkan untuk menjadi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO.

8
7. MALIOBORO

Awalnya Jalan Malioboro ditata sebagai sumbu imaginer antara Pantai Selatan (Pantai
Parangkusumo) – Kraton Yogya – Gunung Merapi. Malioboro mulai ramai pada era kolonial
1790 saat pemerintah Belanda membangun benteng Vredeburg pada tahun 1790 di ujung
selatan jalan ini.
Selain membangun benteng, Belanda juga membangun Dutch Club tahun 1822, The
Dutch Governor’s Residence tahun 1830, Java Bank dan Kantor Pos tak lama setelahnya.
Setelah itu Malioboro berkembang kian pesat karena perdaganagan antara orang belanda
dengan pedagang Tiong Hoa. Tahun 1887 Jalan Malioboro dibagi menjadi dua dengan
didirikannya tempat pemberhentian kereta api yang kini bernama Stasiun Tugu Yogya.
Jalan Malioboro juga memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Di sisi selatan Jalan Malioboro pernah terjadi pertempuran sengit antara pejuang tanah air
melawan pasukan kolonial Belanda yang ingin menduduki Yogya. Pertempuran itu kemudian
dikenal dengan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 yakni keberhasilan pasukan merah
putih menduduki Yogya selama enam jam dan membuktikan kepada dunia bahwa angkatan
perang Indonesia tetap ada.
Malioboro terus berkembang hingga saat ini. Dengan tetap mempertahankan konsep
aslinya dahulu, Malioboro jadi pusat kehidupan masyarakat Yogya. Tempat-tempat strategis
seperti Kantor Gubernur DIY, Gedung DPRD DIY, Pasar Induk Beringharjo hingga Istana
Presiden Gedung Agung juga berada di kawasan ini.
Pemerintah setempat kini terus melakukan perbaikan untuk menata Malioboro menjadi
kawasan yang nyaman untuk disinggahi. Awal tahun 2016 ini pemerintah telah berhasil
mensterilkan parkir kendaraan dari Malioboro dan tengah menata kawasan ini di sisi timur
untuk pedestrian. Warung-warung lesehan hingga saat ini masih dipertahankan untuk
mempertahankan ciri khas Malioboro.

9
8. CANDI BBOROBUDUR

Nama Candi Borobudur berasal dari kata bara dan budur. Dalam istilahnya, bara
mempunyai arti kompleks biara dan kata budur yang mempunyai arti atas. Yang kemudian,
kalau digabungkan menjadi kata barabudur dibaca borobudur yang artinya kompleks biara di
atas. Sesuai dengan namanya juga, Candi Borobudur ada tepat di atas sebuah bukit sebagai
komplek biara yang sungguh megahnya.
Tidak ada yang tahu siapa pasti yang membangun Candi Borobudur. Tidak ada bukti
tertulis ataupun bukti-bukti lainnya yang menjelaskan sejarah pasti mengenai Candi Buddha
terbesar ini. Sesudah penemuannya, para peneliti hanya memperkirakan bahwa Candi
Borobudur dibangun antara tahun 750-800 an Masehi.
Perkiraan waktu pembangunan tersebut pun didasarkan pada perbandingan antara jenis
aksara yang tertulis di kaki tertutup Karmawibhangga Candi Borobudur dengan jenis aksara
umumnya yang dipakai pada prasasti kerajaan abad ke-8 dan ke-9 Masehi.Dasar ini
kemudian memperkirakan bahwa Candi Borobudur dibangun pada masa kerajaan dinasti
Syailendra di Jawa Tengah yang bertepatan antara kurun waktu 760 hingga dengan 830
Masehi.
Memilih lokasi di atas perbukitan tinggi, kompleks biara Candi Borobudur lewat proses
pembangunan dengan memakan waktu dari 75 sampai dengan 100 tahun lebih lamanya.
Candi Borobudur juga diperkirakan baru benar-benar rampung 100 persen pada masa
pemerintahan Raja Samaratungga pada tahun 825.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari hasil study tour mendapatkan hasil apa yang diberikan oleh pemateri bahwa
masuk (Daftar) ke kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) ini juga tidaklah mudah dan
harus bersaing dengan beberapa Putra/Putri bangsa dari luar jawa maupun penduduk ali
jawanya dilansir dari info banyaknya mahasiswa berasal dari jawa tengah terdiri dari
malang dan lain-lain.
Tidak hanya dari bidang ilmiah seperti bahasa dan sastra tetapi di uin juga ada
pembelajaran Seni dan juga,ada di luar formal (non Formal) yaitu Gerakan Pramuka
Universitas Gadjah Mada (UGM) juga mendapatkan gelar Pandega terbaik Indonesia
banyak juga anak Pandega yang mengikuti kegiatan Nasional maupun kegiatan
Internasionalnya kemarin ada yang ikut ke Jepang kata si Bapak-Nya.
Museum ini memiliki berbagai kereta kuda yang umurnya mencapai ratusan tahun.
Adapula kereta Mondro Juwolo, kereta kuda yang pernah dipakai oleh Pangeran
Diponegoro. Dari 23 koleksi kereta kuda, 18 kereta masih dipergunakan untuk
kepentingan upacara-upacara kebesaran kraton, sedangkan 5 kereta lainnya sudah tidak
dipergunakan mengingat kondisi dan usia kereta yang sudah tua. Kereta Kanjeng Nyai
Jimad adalah kereta yang paling tua dengan angka tahun pembuatan 1750.
Kraton Yogyakarta dibangun pada tahun 1756 atau tahun jawa 1682,diperingat
dengan sebuah condrosengkolo memet di pintu gerbang pemagangan dan di pintu
gerbang gadung mlati,berupa 2 ekor naga berlilitan satu sama lainnnya dalam Bahasa
Jawa : “Dwi naga rasa tunggal”.
Borobudur kini masih digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan; tiap tahun umat
Buddha yang datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara berkumpul di Borobudur
untuk memperingati Trisuci Waisak. Dalam dunia pariwisata, Borobudur adalah objek
wisata tunggal di Indonesia yang paling banyak dikunjungi wisatawan.

B. SARAN
Untuk membuat Makalah sendiri tidak melihat atau minder dari hasil orang lain,tidak
untuk mengandalkan mamang Warnet kita bisa kenapa harus mengandalkan mamang
warnet dan juga tidak untuk mengcopy paste hasil dari kaka kelas kita terdahulu
percayakan kepada diri kita masing-masing.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Masjid_Agung_Jawa_Tengah
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kelenteng_Sam_Poo_Kong
https://www.ugm.ac.id/id/node/16-sejarah#:~:text=Universitas%20Gadjah%20Mada%20lahir
%20dari,bagi%20penyelenggaraan%20pendidikan%20tinggi%20nasional.
https://www.berdesa.com/sejarah-asli-candi-prambanan-yang-melegenda/
https://www.rentalmobiljogja.co.id/tebing-breksi-jogja-sejarah-lokasi-dan-harga-tiket-masuk/
#:~:text=Harga%20Tiket%20Masuk.-,Sejarah%20Tebing%20Breksi,yang%20dilakukan%20oleh
%20warga%20sekitar.
https://arsipdanperpustakaan.jogjakota.go.id/avemaria/index.php?huruf=M#:~:text=Penamaan
%20Malioboro%20berasal%20dari%20nama,pusat%20aktivitas%20pemerintahan%20dan
%20perekonomian.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Keraton_Ngayogyakarta_Hadiningrat
https://pengajar.co.id/sejarah-candi-borobudur/

LAMPIRAN

12
A. Gambar
Masjid Agung Jawa tengah Sam Poo Kong

Universitas Gadjah Mada (UGM) Candi Prambanan

Tebing Breksi Malioboro

13
Keraton Yogyakarta Candi Borobudur

PETA

14

Anda mungkin juga menyukai