Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH GEOGRAFI

INTERAKSI INDONESIA DENGAN NEGARA CHINA


DALAM KONTEKS PASAR BEBAS

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Nama : Haikal Jaya Satria
Damar Ade Prayoga
Aldira Prabandi
Ahmad Sobari
Tegar Dewa
Kelas : XII IPS 2
Guru Pembimbing : Witha Ayu,S.Pd.,M.Pd.

SMA NEGERI 7 PRABUMULIH


Tahun ajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamua’alaikum wr.wb
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Swt. karena berkat rahmat dan hidayah-nya
saya dapat menyelesaikan makalah ini tentang perbedaan kompensasi nasional dan internasional.
Shalawat serta salam saya limpahkan kepada nabi kita Muhammad SAW. yang telah membawa
kita dari alam kegelapan menuju alam terang benderang dan dari alam kebodohan menuju alam
kepintaran.

Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada guru saya ibu Witha Ayu,S.Pd,M.Pd selaku
guru mata pelajaran Geografi yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini dan
memberikan kami kesempatan untuk menjelaskannya.

Saya berharap makalah yang saya ambil dari beberapa sumber ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Saya mohon maaf atas ke tidak sempurnaan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu, saya harap kepada semua pihak maupun bagi pembaca dapat memberi kritik dan
saran, karena kita tidak bisa belajar tanpa kesalahan.

Wassalamualaikum wr.wb

Prabumulih, November 2022

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 3
C. Tujuan.......................................................................................................... 3
BAB II ISI........................................................................................................ 4
A. China............................................................................................................ 4
B. Kerjasama Indonesia dan China................................................................... 5
C. Faktor Kerjasama Indonesia dan China....................................................... 5
D. Macam Macam Kerja Sama......................................................................... 6
a. Ekspor Komoditas Pertanian Indonesia ke China.................................... 7
b. Impor Komoditas Pertanian China ke Indonesia..................................... 9
BAB III PENUTUP.........................................................................................  10
Kesimpulan....................................................................................................... 10
Saran................................................................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan suatu negara dengan perekonomian terbuka. Dimana
Indonesia menjalin kerjasama dengan berbagai negara baik dalam kerjasama politik,
ekonomi, sosiologi, budaya, maupun pertahanan dan keamanan. Indonesia sebagai salah
satu negara yang sedang berkembang membutuhkan peran dari negara lain terutama
negara maju untuk menunjang kebutuhan dan kepentingan Indonesia. Seperti paradigma
ketergantungan yang menyatakan bahwa negara berkembang jika ingin mencapai
kemajuan, harus melakukan industrialisasi dengan negara maju sebagai sumber bantuan.
Melalui berbagai kesempatan, Indonesia membangun kerjasama perdagangan dan
investasi dengan negara maju. Adapun negara maju yang menjalin kerjasama dengan
Indonesia yaitu China, kerjasama bilateral antara Indonesia dan China merupakan suatu
hubungan diplomatik yang bersifat idealis dan kompetitif. Walaupun demikian, ada
banyak hal yang menguntungkan kerjasama antara Indonesia dan China ini yang
kemudian menciptakan hubungan yang dinamis.
Suatu perdagangan internasional kawasan merupakan pembahasan yang tidak
asing lagi dalam kajian hubungan internasional. Dimana suatu Negara mencoba
bernegoisasi dengan Negara lain untuk melakukan suatu perjanjian perdagangan bebas
demi meningkatkan kemakmuran eknomi serta untuk menimbulkan suatu keharmonisan
hubungan antar Negara. Selain itu juga dengan melakukan suatu kerjasama perdagangan
internasional, suatu Negara dapat meraih kepentingan nasionalny, seperti skema
kerjasama ASEAN dan yang lebih besar lagi adalah kerjasama ASEAN-China Free
Trade Area. Dari kedua kerjasama tersebut, mendorong Negara berkembang untuk
mengambil peluang sebaik-baiknya dalam memajukan perekonomian negaranya.
Untuk mengatasi perselisihan yang sering terjadi di antara negara-negara Asia
Tenggara dan membentuk kerjasama regional yang lebih kokoh, maka lima Menteri Luar
Negeri yang berasal dari Indonesia, Filipina, Singapura, Thailand, Malaysia mengadakan
pertemuan di bangkok pada bulan Agustus 1967 yang menghasilkan rancangan Joint
Declaration, yang pada intinya mengatur kerjasama regional tersebut.
Adapun china, suatu negara maju dengantingkat perekonomian yang tidak dapat
diragukan lagi kemajuannya, melihat ASEAN sebagai mitra kerjasama ekonomi yang

1
baik dikarenakan faktor geo-politik dan geo-ekonomi yang relatif memiliki jalan
pemikiran yang sama, yaitu ingin berhubungan baik dengan negara tetangga dan juga
ingin memajukan tingkat perekonomian masing-masing negara. Dari berberapa
perundingan terkait kerjasama ASEAN dan China, akhirnya kerjasama perdagangan
bebas ditanda tangani bersama dengan nama ASEAN-China Free Trade Area dan akan
diberlakukan secara formal pada tanggal 1 Januari 2010.
Melihat gambaran umum antara Cina dan Indonesia, dalam melakukan kegiatan
ekonomi pada suatu negara dua unsur yakni SDA dan SDM sangat diperlukan. Ada
negara dengan SDA yang melimpah tetapi tidak bisa mengolahnya karena tingkat SDM
yang rendah, dan ada yang sebaliknya negara dengan tingkat SDM tetapi tidak memiliki
SDA yang melimpah. Hubungan kerjasama antarnegara antara yang membutuhkan SDM
dan yang membutuhkan SDA telah lama terjalin. Fenomena diatas identik SDM tinggi
berada pada negara maju sedangkan SDA yang melimpah berada di negara berkembang.
Tidak ada negara yang mampu memenuhi kebutuhan negaranya tanpa ada bantuan dari
negara lain. Seperti yang telah diketahui, tiap negara mempunyai kelebihan dan
kekurangan masing-masing.
Timbul adanya rasa saling membutuhkan antara keduanya, oleh sebab itu rasa
saling membutuhkan tersebut dapat dijangkau dengan adanya hubungan/kerjasama
bilateral/multirateral negara-negara. Kita ambil contoh hubungan kerjasama yang
dilakukan antara Cina dan Indonesia. Bntukbentuk kerjasama yang dilakukan baik dari
segi ekonomi, sosial dan budaya serta keamanan menjadi isu penting. Dari sisi ekonomi
hubungan Indonesia Cina adalah saling ketergantungan, Cina membutuhkan bahan
mentah sebagai alat produksi yang tentunya didapat dari ekspor yang dilakukan
Indonesia. Sedangkan Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar dan kebutuhan
penduduknya yang besar pula belum bisa memenuhi kebutuhan secara mandiri.
Kerjasama Indonesia dan China dalam memenuhi kebutuhan negara salah satunya
berupa kerjasama di bidang pertanian. Kerjasama yang termasuk dalam bidang pertanian
antara lain: perkebunan, perikanan, kehutanan, tanaman pangan, dan hortikultura. Dalam
bidang pertanian, antara Indonesia dan China telah terbrntuk forum kerjasama bilateral di
bidang pertanian yang diharpkan mampu menjembatani kebutuhan kedua negara seperti
dalam hal pertukaran teknologi, kerjasama dalam pengembangan riset dan penelitian
bidang pertanian ataupun kepentingan pengembangan agrobisnis seperti peningkatan
ekspor-impor produk-produk pertanian kedua negara. Oleh sebab itu dilakukan impor
barang jadi dari Cina, dengan harga yang rendah sesuai dengan kemampuan penduduk

2
Indonesia umumnya. Kerjasama ekonomi yang dilakukan juga mencakup pada bidang
pertanian. Dari fenomena diatas kami tertarik membahas tentang hubungan kerjasama
ekonomi antara Indonesia dan Cina. Kerjasama ekonomi merupakan suatu isu yang
paling banyak dibicarakan, dan umumnya kerjasama dilakukan berawal dari sisi ekonomi
untuk kemudian berlanjut pada bidang-bidang yang lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa dampak kerjasama Indonesia China dalam bidang ekonomi?
2. Apa faktor yang mempengaruhi kerjasama Indonesia dan China dalam konteks pasar
bebas?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari kerjasama Indonesia-China
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kerjasama Indonesia-China

3
BAB II
ISI
A. CHINA
RRC merupakan Negara dengan jumlah penduduk nomor satu di bumi, karena luas
wilayahnya yang sangat luas. RRC merupakan Republik Komunis yang beribukota di
Beijing.
1) Luas Wilayah : 9.600.000 KM2.
2) Letak
a) Letak Astronomis : 180 LU – 540 dan 750 – 1350 BT.
b) Letak Geografis :
-Sebelah utara berbatasan dengan Mongolia dan Rusia.
-Sebelah timur berbatasan dengan Kore dan Jepang.
-Sebelah Selatan berbatasan dengan Myanmar, Los dan Vietnam.
- Sebelah barat berbatasan barat berbasan dengan Paristan dan India.
Penduduk
3) Kuantitas Penduduk
a) Jumlah Penduduk : 1,349,585,838 jiwa
b) Rasio : 19% dari Jumlah Penduduk Dunia
c) Pertumbuhan penduduk negara ini adalah 0,8% setiap tahun.
d) Sebagaian besar penduduk tinggal di wilayah pedesaan.
e) Komposisi penduduknya termasuk dalam kategori stasioner
4) Kualitas Penduduk
a) Pendidikan penduduknya sebagian besar sudah tamat SLTA.
b) Angka harapan hidup penduduknya adalah 71 tahun
c) Penduduknya mempunyai pendapatan perkapita US$ 3. 950.
5) Perekonomian
Mata pencaharian penduduknya sebagian besar pada sektor industry :
a) Pertanian
- Sektor pertanian sudah dikerjakan dengan menggunakan teknologi tinggi.
- Daerah pertaniannya meliputi: Padi di selatan Peg. Qinling, Guangdong, Guangxi dan
Yunnan. Gandum di sekitar S. Huang dan Cekungan Tarim.
- Hasil pertaniannya terdiri dari: Padi,gandum, kapas, jagung, murbei, bit gula dan tebu.

4
b) Peternakan
- Daerah peternakannya meliputi: Cina Utara dan Barat. Pertambangan.
- Daerah pertambangan meliputi: Biji besi terbesar terdapat di Anshan, Daye Bautou
dan Lungyan. Batubara berada di utara S. Yangtse. Minyak bumi terdapat di jungaria dan
lembah Tsaidam.
Industri.
- daerah industrinya meliputi: Shanghai, Beijing dan Tianjin. Hasil industrinya terdir
dari :Sepeda, radio, mesin jahit dan jam.
c) Perdagangaan
- Ekspor: tekstil, teh dan buah-buahan dan sayur-sayuran.
-Impor: mesin, barang-barang logam, kapas, biji-bijian dan pupuk.

B. KERJASAMA INDONESIA DAN CHINA


Ada dua bentuk kerjasama yang bisa terjadi dalam hubungan internasional antar
bangsa di duna, yakni kerjasama Bilateral dan Multilateral. Dalam Kerja sama bilateral
mengandung pengertian bahwa kerja sama ini dilakukan antara dua negara yang biasanya
dalam bentuk hubungan diplomatik, perdagangan, pendidikan, dan kebudayaan.
Sedangkan dalam Kerjasama Multirateral yang memiliki pengertian bahwa kerja sama ini
dilakukan oleh beberapa negara meliputi regional dan internasional.
Pertama, kerja sama regional adalah kerja sama yang dilakukan oleh beberapa negara
dalam suatu kawasan atau wilayah. Kerja sama ini biasanya dilakukan karena adanya
kepentingan bersama baik dalam bidang politik, ekonomi, dan pertahanan. Kedua, kerja
sama internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara
dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud
dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan
pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

C. FAKTOR KERJASAMA INDONESIA DAN CHINA


1. Faktor pertama, ungkap Sudrajad adalah fakta bahwa RRC kini merupakan negara
dengan tingkat ekonomi ketiga terbesar di dunia ditandai oleh GDP nominal yang
mencapai USD 4.4 triliun pada tahun 2008 dan cadangan devisa senilai USD 2.132
triliun per Juli 2009. "Dengan demikian, RRC telah memperkuat posisinya sebagai
negara yang mempengaruhi tatanan ekonomi global," tutur Sudrajad dalam Forum
Kerjasama Ekonomi antara RI dan RRC di Depperin, Senin (24/8).

5
2. Faktor kedua adalah karena RRC terus mendorong kalangan usahanya untuk mencari
lahan investasi ke luar negeri guna menopang dan menjaga stabilitas pertumbuhan
ekonomi dan industrinya.
3. Faktor ketiga adalah makin tingginya kebutuhan RRC akan bahan primer dan
persaingan usaha sehingga mendorong banyak perusahaan RRC baik milik negara
maupun swasta untuk membangun production base di luar negeri.

D. MACAM MACAM KERJASAMA


Macam-Macam Kerjasama antara Indonesia dengan China Hubungan antara
Indonesia dan China adalah satu hal yang amat penting, baik bagi Indonesia maupun
untuk China sendiri. Hubungan Bilateral Indonesia-China yang pernah membeku
sepanjang pemerintahan Orde Baru, kini makin membaik, dan bahkan China merupakan
salah satu mitra yang penting bagi Indonesia. Secara geopolitik, posisi Indonesia sangat
strategis di kawasan Asia Pasifik dan Selat Malaka.
Sedangkan secara ekonomi, Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan
sumberdaya alam dan mineral, baik di darat maupun di laut. Dalam Kerjasama yang
terjadi antara Indonesia dengan China, ada beberapa bentuk kerjasama yang sudah
terjalin saat kepemimpinan presiden Soekarno dan terus berkembang sampai
kepemimpinan presiden Susilo Bambang Yudhoyono. MacamMacam Kerjama tersebut
adalah Bidang Ekonomi, Bidang Politik, Bidang Sosial Budaya dan Pariwisata, Bidang
Pertahanan dan Keamanan serta Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dimana
disetiap bidang memiliki bentuk kerjasama yang lebih rinci dan mendasar lagi.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyampaikan bahwa Indonesia dan
Cina konsisten dalam meningkatkan kerja sama di bidang perdagangan. Ia
menyampaikan hal itu dalam pertemuan bilateral dengan Executive Deputy Director of
the Administrative Committee of Guangxi Pingxiang Integrated Free Trade Zone Wang
Fanghong. Pertemuan dilakukan di sela-sela persiapan pameran Cina-ASEAN Expo ke-
16 di Pingxiang, Guangxi, Jumat, 20 September 2019.
“Ini merupakan awal kerja sama yang baik. Kita harap kerja sama ini dapat
meningkatkan ekspor produk-produk potensial Indonesia dan mengisi pasar-pasar di
Cina,” ujar Menteri Enggar lewat keterangannya yang diterima di Jakarta, Minggu, 22
September 2019. Enggar menjelaskan pertemuan kali ini merupakan tindak lanjut dari
pertemuan sebelumnya dengan Menteri General Administration of Customs  atau GACC
di Beijing beberapa waktu lalu yang membahas tentang daerah perdagangan bebas di

6
Cina. Menurut Enggar, zona perdagangan bebas di dua provinsi yaitu Guangxi dan
Fujian dapat menjadi pintu masuk bagi produk sarang burung walet setengah jadi, produk
buah-buah.dan.Produk.lainnya.ke.china

Hal tersebut karena dua provinsi tersebut memiliki kekhususan sebagai zona
perdagangan bebas. “Kota Pingxiang di Provinsi Guangxi dan Provinsi Fujian mendapat
kekhususan dari Pemerintah China sebagai daerah ekonomi spesial. Kedua kota tersebut
dapat menerima berbagai komoditas yang kemudian akan diolah dan menjadi pintu masuk ke
pasar Cina. Komoditas Indonesia dapat masuk melalui jalur darat dan laut,” kata,Enggar. 
Pada kesempatan ini, Enggar juga menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman atau
MoU Edible Bird’s Nest Processing Project Settled In antara Pemerintah China dan
perwakilan perusahaan FKS Group dari Indonesia. Penandatanganan dilakukan oleh
Executive Deputy Director of the Administrative Committee of Guangxi Pingxiang
Integrated Free Trade Zone Wang Fanghong dan Edy Kusuma dari perusahaan FKS Group.
Sebelumnya, Enggar bersama Wang Fanghong mengunjungi perbatasan darat Cina dan
Vietnam di Pingxiang yang merupakan rute jalan darat masuknya komoditas dari negara-
negara ASEAN seperti Thailand dan Vietnam ke Cina.
“Kita harus bisa mengoptimalkan potensi ekspor produk Indonesia ke Cina karena Cina
memberi kesempatan pada Indonesia untuk memasukkan berbagai produknya ke Cina.
Peluang inilah yang harus kita manfaatkan sebaik-baiknya,” pungkas Enggar. Pada
pertemuan ini, Menteri Enggar juga mempromosikan Trade Expo Indonesia ke-34 yang akan
diselenggarakan di Indonesia Convention Exhibiton (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD) City,
Tangerang pada 16—20 Oktober 2019.

a. Ekspor Komoditas Pertanian Indonesia ke China


Selama periode Januari – Juni 2013, Indonesia melakukan ekspor komoditas
pertanian ke berbagai negara. Negara tujuan ekspor komoditas pertanian kedua Setelah
India adalah China, dimana sub sektor perkebunan kembali memberikan kontribusi nilai
ekspor terbesar mencapai US$ 1,83 milyar. Komoditas utama sub sektor perkebunan
yang diekspor ke China adalah kelapa sawit yang mencapai US$ 997,84 juta dan karet
sebesar US$ 724,17 juta. Komoditas perkebunan lainnya yang juga banyak diekspor ke
China adalah kelapa dan kakao walaupun dalam jumlah yang tidak terlalu besar, yakni
masing-masing sebesar US$ 42,97 juta dan US$ 19,89 juta.
Sementara, ekspor komoditas sub sektor lainnya relatif lebih kecil dibandingkan dengan
ekspor komoditas perkebunan.

7
Tabel 1. Negara Utama Tujuan Ekspor Komoditas Pertanian Indonesia, Januari – Juni 2013

Ekspor sub sektor peternakan ke China hanya menyumbang devisa Indonesia


sebesar US$ 16,00 juta dengan komoditas utamanya adalah kulit & jangat serta lemak
masing-masing sebesar US$ 11,04 juta dan US$ 3,34 juta. Sub sektor hortikultura
menyumbang devisa dari ekspor ke China dengan urutan berikutnya, yakni sebesar US$
5,53 juta, dengan komoditas utamanya adalah anggur dan nenas. Komoditas tanaman
pangan yang diekspor ke China mencapai US$ 2,61 juta dengan komoditas utamanya
adalah ubi kayu dan jagung masing-masing sebesar US$ 1,25 juta dan US$ 796 ribu.
Komoditas pertanian utama yang diekspor ke China pada periode Januari-Juni 2013
secara rinci tersaji pada Tabel 2.

Tabel 2. Ekspor komoditas pertanian Indonesia ke China, Januari-Juni 2013

8
b. Impor Komoditas Pertanian China ke Indonesia
China merupakan salah satu negara yang mengekspor komoditas pertaniannya ke
Indonesia. Negara “Tirai Bambu” ini menduduki urutan ke empat dari negara asal impor
komoditas pertanian Indonesia,. Seperti pada tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3. Impor Produk Holtikultura Indonesia dari China 2008-2013

Dapat kita ketahui bahwa Indonesia memang banyak melakukan impor produk
hortikultura (pertanian) dari China. Terutama kebutuhan rumah tangga didominasi oleh
produk-produk hortikultura (pertanian), oleh karena itu impor ini dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga masyarakat Indonesia yang kurang terpeuhi oleh produk dalam
negeri.

Berikut diagram Neraca perdagangan Indonesia terhadap China 2015-2021

9
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Kerjasama yang dilakukan negara-negara terdiri dari beberapa macam seperti
multirateral, bilateral dan regional. Aspek yang menjadi pola kerjasama yakni ekonomi,
sosial serta budaya. Suasana/ iklim dunia dapat memperngaruhi pola kerjasama yang
dilakukan. Adanya faktor saling membutuhkan dan saling bergantung menjadikan suatu
negara harus melakukan kerjasama dengan negara lain. Negara kaya atau tentram sekaligus
masih membutuhkan negara berkembang untuk mereka jadikan sebagai pasar.

SARAN
Agar terwujudnya suatu bentuk kerjasama yang sesuai dengan harapan masyarakat
masing-masing negara. Dan kerjasama baik bilateral, multelateral maupun regional berjalan
dengan baik maka pemimnpin dan masyarakat suatu negara harus menyatukan visi dan misi
agar memiliki tujuan akhir yang sama yakni kerjasama yang meberikan dampak baik bagi
kemajuan bangsa dan negaranya.

10

Anda mungkin juga menyukai