Anda di halaman 1dari 13

JATI DIRI BANGSA

Nama : Devy Febriana


Kelas : XII IIS 2
Nomer absen :

KEMENTRIAN KOTA MATARAM


MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 MATARAM
TAHUN PELAJARAN 2018
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Era globalisasi ini ternyata bak pedang bermata dua. Dapat membawa kita menjadi
pribadi yang lebih bermutu atau bahkan menjadi pribadi yang tidak tahu diri. Kepintaran
generasi muda dalam mengaolah teknologi tidak diimbangi dengan mental yang bermoral.
Pada akhirnya negaralah yang akan menanggung akibatnya. Anak-anak sampai orang dewasa
seakan terbiasa bahkan hafal dengan berita-berita terbaru yang disajikan di dunia maya
tersebut, tapi keaadan ini bertolak belakang dengan  pengetahuan terhadap pancasila sebagai
landasan dalam bertindakyang  seakan asing bahkan tidak mengenalnya.

Tampaknya arus modernisasi dan globalisasi tidak akan dapat dihindari oleh negara-
negara di dunia dalam berbagai aspek kehidupannya. Menolak dan menghindari modernisasi
dan globalisasi sama artinya dengan mengucilkan diri dari masyarakat internasional. Begitu
juga di Negara Indonesia dengan adanya globalisasi dan modernisasi sangat berpengaruh
terhadap budaya kita dan sangat bertentangan.

Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada alinia terakhir terdapat tujuan
bangsa serta 5 dasar negara yang tentunya dubuat dengan maksud tertentu dan proses yang
tidak mudah.Ke lima dasar tersebut menunjukkan kepribadian (jati diri) bangsa yang
membedakan Bangsa Indonesia dengan bangsa lainya.

Sebagai generasi penerus bangsa yang pada akhirnya penentu kehidupan bangsa
hendaknya dapat menghormati para pendiri bangsa dengan tetap mengisi kemerdekaan
melalui prestasi dan rasa nosionalisme yang tinggi tercinta dan tentunya tidak menghilangkan
jati diri bangsa Indoesia.

B.     Rumusan Masalah


1.      Apa yang dimaksud dengan Jati diri Bangsa?
2.      Faktor apa saja yang menyebabkan memudarnya jati diri bangsa?
3.      Apa dampak dari memudarnya jati diri bangsa?
4.      Bagaimana upaya mengantisipasi memudarnya jati dir bangsa?
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Jati Diri Bangsa

Jati diri yaitu Suatu kualitas yang menentukan suatu individu, sedemikian rupa
sehingga diakui sebagai suatu pribadi yang membedakan dengan individu yang lain. Kualitas
yang menggambarkan suatu jatidiri bersifat unik, khas, yang mencerminkan pribadi individu
dimaksud. Jati diri akan mempribadi dan menjadi prinsip  dalam diri individu yang akan
selalu nampak dengan konsisten dalam sikap dan perilaku individu dalam menghadapi setiap
permasalahan. Sebuah prinsip akan bersemayam dalam diri seseorang dan menjadi pola
pikirnya. Perilakunya yang terlihat secara kasat mata adalah gambaran dari sebuah gagasan
yang mengandung nilai kebenaran. Karena pada dasarnya sebuah prinsip memiliki nilai
kebenaran. Adapun prinsip yang pada akhirnya membinasakan orang bersangkutan, maka itu
bukanlah prinsip tapi kesimpulan pribadi yang menyesatkan.

Jati Diri Bangsa adalah, ciri khas atau karakteristik suatu bangsa yang
membedakannyadari bangsa yang lain. Jati diri Bangsa indonesia berarti karakteriskitik
bangsa indonesia yang membedakan bangsa indonesia dengan bangsa lainnya. Jati diri
bangsa merupakan perwujudan dari nilai nilai budaya yang berkembang dan berasal dari
himpunan beberapa suku yang ada di Indonesia.  

B.     Pancasila sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia

Jati diri bangsa merupakan suatu pilihan, dan Jati Diri Bangsa Indonesia merupakan
pencerminan atau tampilan dari karakter Bangsa Indonesia. Karakter bangsa merupakan
akumulasi atau sinergi dari karakter individu anak bangsa yang mengelompok menjadi
bangsa Indonesia. Karakter bangsa akan ditampilkan sebagai nilai-nilai luhuryang digali dari
kehidupan nyata oleh founding fathers dan dirumuskan dalam suatu tata nilai yang kita kenal
sebagai pancasila. Denhan demikian Jati Diri Bangsa Indonesia adalah Pancasila.
Sesungguhnya kalau dicermati lebih dalam pada jati diri bangsa Indonesia yang bersumber
dari Pancasila, ternyata memiliki makna yang sangat luar biasa bahkan melebihi prinsip-
prinsip dasar, yang membuat bangsa bisa menjadi maju.
Dengan kata lain, apabila Bangsa Indonesia mengamalkan Jati Diri bangsanya, maka
bangsa Indonesia pun dapat maju seperti bangsa-bangsa lainnya di dunia.

Pancasila dan Jati Diri tidak boleh dipisahkan dan tidak terpisahkan. Pancasila sebagai
landasan idiil, landasan filosofis bangsa, sumber dari segala hukum di negeri Indonesia ini,
sedangkan jati diri adalah implementasi sehari-hari, sebagai perilaku insane Indonesia, seperti
dengan jelas diuraikan di bawah ini:

1.      Ke Tuhanan Yang Maha Esa

Sebagai wujud Jati Diri bahwa Indonesia adalah bangsa yang Agamis. Jati Diri ini jelas
bahwa Indonesia adalah bangsa yang Agamis serta jelas artinya dan jelas konsekuensinya,
jelas bentuknya. Sebagai bangsa yang Agamis, bangsa yang beragama, bangsa yang percaya
akan adanya Tuhan, bangsa yang beriman. Maka jelas bahwa Indonesia memang bukan
murni negara sekuler. Namun demikian, untuk konteks negara Muslim, Indonesia menjadi
negara yang sangat ideal dalam kerukunan antar umat beragama karena memiliki satu
falsafah hidup bernegara, yaitu Pancasila. Negara-negara Muslim lainnya tidak mempunyai
model seperti Indonesia.

Potensi dan modal yang dimiliki Indonesia dalam menciptakan kerukunan hidup
antarumat beragama harus dikelola dan dijaga dengan baik sehingga keragaman agama
menjadi nilai yang hidup di tengah masyarakat. Hasil yang dapat dipetik: umat minoritas
dapat menikmati kenyamanan ekonomi, sosial, intelektual, dan spiritual dari umat mayoritas
(Islam) tanpa lenyap sebagai minoritas.

2.      Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

Wujud Jati Diri dari sila kedua Pancasila bahwa bangsa Indonesia adalah Bangsa yang
menghormati Hak Azasi Manusia. Indonesia adalah negara hukum. Di dalam negara hukum
kekuasaan negara/pemerintah dilaksanakan sesuai dengan dasar dan prinsip keadilan,
sehingga terikat pada undang-undang (rule of law). Prinsip negara hukum adalah adanya
pembagian kekuasaan dan ada jaminan atas hak asasi manusia untuk rakyatnya.
Pancasila adalah ideologi bangsa dan dasar negara Indonesia, oleh karenanya merupakan
landasan idiil bagi sistem pemerintahan dan landasan etis-moral bagi kehidupan berbangsa,
bernegara serta bermasyarakat. Nilai - nilai yang terkandung secara tersirat maupun yang
tersurat tidak ada yang bertentangan dengan nilai-nilai penegakkan HAM.
3.      Persatuan Indonesia

Sebagai wujud Jati Diri sila ketiga adalah Bangsa yang cinta Tanah Air. Rasa cinta
tanah air atau nasionalisme dalam tulisan ini adalah rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa
menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh setiap individu pada negara
tempat ia tinggal yang tercermin dari perilaku membela tanah airnya, menjaga dan
melindungi tanah airnya, rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negaranya, mencintai
adat atau budaya yang ada dinegaranya dengan melestarikannya dan melestarikan alam dan
lingkungan.

Individu yang memiliki rasa cinta pada tanah airnya akan berusaha dengan segala daya
upaya yang dimilikinya untuk melindungi, menjaga kedaulatan, kehormatan dan segala apa
yang dimiliki oleh negaranya. Rasa cinta tanah air inilah yang mendorong perilaku individu
untuk membangun negaranya dengan penuh dedikasi. Oleh karena itu, rasa cinta tanah air
perlu ditumbuhkembangkan dalam jiwa setiap individu yang menjadi warga dari sebuah
negara atau bangsa agar tujuan hidup bersama dapat tercapai.

Salah satu cara untuk menumbuhkembangkan rasa cinta tanah air adalah dengan
menumbuhkan rasa bangga terhadap tanah airnya melalui proses pendidikan. Rasa bangga
terhadap tanah air dapat ditumbuhkan dengan memberikan pengetahuan dan dengan membagi
dan berbagi nilai-nilai budaya yang kita miliki bersama. Oleh karena itu, pendidikan berbasis
nilai-nilai budaya dapat dijadikan sebagai sebuah alternatif untuk menumbuhkembangkan
rasa bangga yang akan melandasi munculnya rasa cinta tanah air.

4.      Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan /


Perwakilan

Sebagai wujud sila keempat yaitu Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang Demokratis.
Demokrasi, sebuah kata sakti dalam beberapa tahun terakhir. Sebuah kata yang setiap
Negara/ bangsa selalu mengagungkannya. Saking saktinya kata tersebut sampai memiliki
pengaruh yang luar biasa hebatnya.

Secara umum dapat dikatakan bahwa Demokrasi adalah sistem politik yang
memungkinkan semua warga bangsa mempunyai kesempatan mewujudkan aspirasinya.
Dalam sejarah umat manusia tampak bahwa demokrasi berkembang sesuai dengan kondisi
bangsa yang bersangkutan, termasuk nilai budayanya, pandangan hidupnya serta adat-
istiadatnya. Dengan begitu tiap-tiap bangsa mempunyai caranya sendiri mewujudkan
demokrasi.
Karena Pancasila telah diakui dan terima sebagai Filsafah dan Pandangan Hidup
Bangsa serta Dasar Negara RI, maka Pancasila harus menjadi landasan pelaksanaan
demokrasi Indonesia.

Di Indonesia berdasarkan Pancasila demokrasi dilaksanakan melalui Musyawarah


untuk Mufakat. Itu berarti bahwa demokrasi Indonesia pada prinsipnya mengusahakan Win-
Win Solution dan bukan karena faktor manfaat semata-mata. Namun demikian, kalau
musyawarah tidak kunjung mencapai mufakat sedangkan keadaan memerlukan keputusan
saat itu, tidak tertutup kemungkinan penyelesaian didasarkan jumlah suara. Maka dalam hal
ini voting dilakukan karena faktor Manfaat.

5.      Keadilan Sosial Bagi Seluruh Bangsa Indonesia

Sebagai Wujud sila kelima adalah Kebersamaan, atau bangsa yang menghormati
kebersamaan. Menurut Bung Karno Keadilan Sosial adalah Jembatan emas menuju
terwujudnya kesejahteraan rakyat bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebagai pencetus Pancasila,
cita-cita keadilan sosial pada Sukarno amat eksplisit. Paham keadilan sosial Bung Karno
harus dimengerti sebagai paham seorang nasionalis yang dipengaruhi pemikiran Marxisme.

Isi keadilan sosial yang dicita-citakan, dan cara merealisasikannya sebenarnya tidak
bias dipisah, dan bagi Sukarno hal itu terangkum dalam satu pengertian atau konsep yaitu
Marhaenisme. Dalam Marhaenisme terkandung dua asas: sosio-nasionalisme dan sosio-
demokrasi.

Lima prinsip dasar dalam Pancasila sebagaimana tercermin dalam sila-sila Pancasila
merupakan dasar filosofis sekaligus ideologis untuk mewujudkan empat tujuan atau cita-cita
ideal bernegara seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, yaitu

i.                    Melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;
ii.                  Meningkatkan kesejahteraan umum;
iii.                Mencerdaskan kehidupan bangsa;
iv.                Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian yang abadi, dan
keadilan sosial.

Selama lima prinsip dasar dalam Pancasila tersebut dipraktikkan dalam


penyelenggaraan Negara dan kehidupan berbangsa, tujuan atau cita-cita Negara semakin
mungkin dapat diwujudkan.
C.    Faktor Penyebab Memudarnya Jati Diri Bangsa

Perkembangan zaman dapat merubah segalanya termasuk kepribadian suatu bangsa


yang telah tertanam setelah bertahun tahun bahkan berabad abad lamanya. Perubahan itu
berasal dari berbagai penyebab, salah satunya yaitu dari efek globalisasi yang telah
berkembang pesat di seluruh mancanegara. Globalisasi adalah lunturnya batas-batas antar
negara, batas wilayah bukan lagi sebagai penghalang. Yang menyebabkan akses masuk atau
keluarnya budaya suatu bangsa dapat dengan mudah diketahui oleh suatu negara. Ditandai
dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Pengaruh globalisasi yang mendunia
memberikan dampak positif sekaligus dampak negatif bagi bangsa ini. Di suatu sisi dampak
globalisasi memberikan keuntungan bagi bangsa ini, yaitu dengan globalisasi bangsa ini
dapat tampil dengan segala keunikan ciri khas dan budaya yang dimilikinya di hadapan
negara negara yang ada di dunia ini dan menjadi dikenal. Di suatu sisi globalisasi
memberikan dampak yang buruk bagi bangsa ini, yaitu negara lain dapat dengan mudah
mengakses mengenai segala sesuatunya mengenai negara ini tanpa adanya penyaringan dan
kebenarannya belum tentu benar. Adanya globalisasi suka atau tidak suka akan
mempengaruhi nilai nilai yang telah ada sebelumnya, nilai itu bisa berubah menjadi lebih
baik atau sebaliknya menjadi lebih buruk. Semua itu tergantung dengan bagaimana suatu
negara menyikapi hal itu. Hal ini merupakan suatu tantangan sekaligus sebagai peluang bagi
bangsa Indonesia untuk berkreasi di dalam berbagai aspek kehidupan. Pergaulan antar bangsa
yang semakin ketat dan kental akan menghasilkan beberapa proses yaitu akulturasi, saling
meniru, saling mempengaruhi, bahkan dapat menimbulkan primodialisme (beranggapan
bahwa bangsanya yang terbaik diantara bangsa lain). Yang menjadi pertanyaan, apakah
globalisasi dapat menyebabkan jati diri /kepribadian suatu bangsa menjadi luntur?

Tentu saja globalisasi dapat mempengaruhi bahkan dapat merubah kepribadian suatu
bangsa. Bagaimana tidak, globalisasi mempengaruhi segalanya dengan cakupan yang luas
yaitu mendunia yang menyebabkan perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan.
Globalisasi juga dapat mempengaruhi jati diri bangsa indonesia. Tidak dapat dipungkiri
masyarakat indonesia telah banyak mengadopsi budaya barat sebagai gaya kehidupan
mereka. Budaya barat sudah menjadi gaya (trend) bagi kehidupan mereka, karena itu
kebudayaan kebudayaan Indonesia mulai terkikis secara pelahan. Westernisasi merupakan
hasil (produk) dari adanya globaliasi. Westernisasi adalah gaya hidup kebarat baratan.
Westernisasi sudah mewabah khususnya di kalangan remaja Indonesia. Hal ini sangat
membahayakan bagi keutuhan jati diri bangsa ini. Kalangan remaja yang masih rentan dan
masih mencari jati diri mereka, telah terkontaminasi dengan budaya westernisasi. Contohnya
saja dari gaya berpakaian mereka yang terbuka, gaya/ tingkah laku mereka yang lebih bersifat
hendonisme dan sekularisme, dan itu sangat tidak sesuai dengan adat ketimuran kita yang
masih menjunjung tinggi nilai dan norma sopan santun. Sehingga norma norma yang telah
dibangun begitu sulit dengan mudah dipatahkan begitu saja. Akibatnya secara tidak langsung
rasa nasionalisme kita terhadap negara telah memudar.

Sebenarnya apa yang salah dengan budaya yang kita miliki? Apakah budaya kita
terlalu “kampungan” untuk bersaing dengan bangsa lain sehingga generasi muda tidak mau
untuk mengamalkan dalam kehidupan mereka ?

Jika ditanya “apakah bangsa indonesia memiliki identitas nasional?” Dengan lantang
kita menjawab “ya kami memiliki identitas nasional apa lagi kami merupakan bangsa yang
majemuk banyak suku ras agama dsb” namun jika ditanya lagi “apakah kalian (bangsa
indonesia) telah menerapkannya dalam kehidpan sehari hari? ” pertanyaan yang sangat
menjebak sepertinya. Kenyataannya kita telah mengalami krisis identitas yang dapat
menyebabkan disintergasi. bagaimanapun juga karakteristik pada suatu bangsa sangat
diperlukan karena  jika tidak maka nasib suatu bangsa akan terombang ambing dan tidak
memiliki pendirian yang kuat.

Mengetahui budaya dari luar memang tidak dilarang karena kita mendapatkan manfaat
yaitu  menambah wawasan dan ilmu yang kita miliki. Namun kita juga harus memfilter
semua budaya yang berasal dari luar karena belum tentu budaya luar dapat memberikan
manfaat bagi kehidupan kita. Karena telah jelas terlihat bahwa budaya kita tidak sesuai
dengan budaya barat.  Globalisasi hanya merupakan salah satu dari sekian banyak yang
menyebabkan krisis jati diri bangsa (identitas nasional). Yang terpenting adalah kita  sebagai
generasi muda bagaimana cara memerangi pengikisan krisis identitas nasional? Yaitu dengan
cara memupuk sifat sifat dan menanamkannya ke dalam pribadi manusia itu agar timbul
pemahaman identitas nasional suatu bangsa.

D.    Dampak Memudarnya Jati Diri Bangsa

Dari sekian banyak persoalan yang terjadi di Indonesia, terdapat tiga permasalahan pokok
yang dapat mengancam jati diri dan kesatuan bangsa sebagai dampak dari pudarnya jati diri
bangsa yaitu :

a.       Infiltrasi Budaya


 Semakin mudah masyarakat memperoleh informasi, maka pengaruh budaya luar akan
langsung tereduksi dalam kehidupan sosial masyarakat. Yang paling parah kalau budaya
tersebut menjadi tren dan gaya hidup masyarakat kita hingga menjadi kontra produktif karena
budaya asli kita terisolasi oleh budaya asing. Fenomena kehidupan bebas di kalangan remaja,
narkoba dan kejahatan kemanusiaan lainnya merupakan dampak merambahnya budaya asing
masuk dalam tatanan kehidupan masyarakat kita.
b.       Polarisasi Ideologi
Ideologi merupakan jati diri atau karakter suatu bangsa. Ideologi memberi karakter dan
pengaruh bagi bangsa dalam pergaulan dunia internasional. Ketika transfer informasi
semakin mudah, ditunjang dengan gencarnya pemberitaan media massa, baik elektronik
maupun cetak, maka paham atau ideologi asing akan dengan mudah masuk dalam kehidupan
bangsa kita. Masuknya ideologi asing, secara tidak langsung akan mengubah tatanan
kehidupan dan sistem berpikir masyarakat. Berbagai bentuk pemikiran saat ini telah
berkembang sedemikian rupa, sehingga mewarnai sistem kehidupan bangsa, mulai dari
penganut paham konservatif, sosialisme, Marxisme hingga radikalisme, berbaur menjadi satu
dalam kehidupan masyarakat. Kebebasan berpikir tidak menjadi tabu dan haram, akan tetapi
ketika kebebasan tersebut sudah melampaui batas-batas logika dan bisa merusak kehidupan
social kemasyarakatan, maka hal ini menjadi haram.
c.       Distorsi Kepentingan
 Setiap terjadi perubahan kebijakan, terutama dunia internasional, dengan sendirinya akan
terjadi pergeseran kepentingan. Hal inilah yang menyebabkan negara kita semakin terpuruk.
Orientasi politik dan ekonomi negara kita sangat terpengaruh paham dunia luar. Kemandirian
kita seakan lenyap ketika kepentingan asing masuk ke dalam sistem pemerintahan. Ini terjadi
manakala orientasi kepentingan negara kita harus disesuaikan dengan kepentingan pasar
dunia, dan bukan lagi berorientasi pada rakyat. Privatisasi usaha-usaha milik negara
(BUMN), dan penjualan perusahaan swasta nasional kepada pihak asing adalah bukti konkret
ketidakberdayaan kita dalam aspek ekonomi. Akibatnya, negara kita tidak mempunyai
kekuatan dalam mengatur dan mengurus ekonomi sendiri. Negara kita pun sangat mudah
”didikte” oleh kepentingan luar (asing) dengan dalih globalisasi dan liberalisasi.

E.     Upaya Mengantisipasi Memudarnya Jati Diri Bangsa


1.      Meningkatkan Pemahaman tentang Bhinneka Tunggal Ika
Kalimat Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam lambang negara Indonesia, yaitu burung
Garuda. Secara umum kalimat itu diartikan dengan berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Maksudnya, Indonesia memang terdiri atas berbagai suku, agama, dan ras yang berbeda
tetapi perbedaan itu dapat disatukan di dalam negara Indonesia. Kalau rasa kebinekaan itu
dapat terus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan, tentunya rasa kebangsaan (nasional
isme) dapat juga terus dijaga. Nah, kamu sebagai pelajar, harus bisa meyakinkan dirimu
bahwa kebinekaan (perbedaan) yang terdapat di Indonesia adalah salah satu ciri atau jati diri
bangsa Indonesia yang harus tetap dilestarikan.

2.      Menggunakan Pancasila sebagai Filter Budaya Asing dan Kemajuan Iptek

Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan sekaligus merupakan pandangan hidup bangsa.
Di dalam sila-sila Pancasila terdapat kristalisasi nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia
yang sudah berurat akar. Bagi bangsa Indonesia, nilai-nilai itu merupakan jati diri bangsa
yang menjadi cita-cita moral yang perlu diwujudkan.

Dengan adanya tantangan globalisasi yang semakin menggila ini, Pancasila dapat
dimanfaatkan sebagai filter atau penyaring berbagai pengaruh yang ditimbulkan oleh
globalisasi. Tentunya, kita harus bersikap bijaksana dan mau membuka diri terhadap
globalisasi dan kemajuan iptek. Namun, diperlukan juga sikap waspada terhadap pengaruh
yang ditimbulkannya. Apakah pengaruh itu sesuai dengan Pancasila atau tidak? Kalau sesuai,
dapat diambil dan sebaliknya kalau tidak sesuai dapat ditolak. Dengan begitu, kita dapat
mencontoh atau meniru pengaruh baiknya dan tentunya dapat menghindarkan diri dari
pengaruh buruk yang ditimbulkannya. Dalam hal itu, Pancasila dapat dijadikan ukuran atau
filter dalam penerimaan dan penolakan pengaruh globalisasi yang dapat memudarkan jati diri
bangsa Indonesia.

3.      Menunjukkan Prestasi Putra Putri Bangsa Indonesia

Yoshua Michael Maranatha, wakil Indonesia dalam The 2nd International Junior Science
Olympiade (IJSO) yang diselenggarakan pada tanggal 4–12 Desember 2005 di Kota
Yogyakarta. Dalam ajang prestasi itu, tidak tanggung-tanggung dia mengantongi dua gelar
sekaligus, yaitu sebagai Absolute Winner dan The Best Theory. Tidak hanya Yoshua. Masih
banyak lagi putra putri Indonesia yang berprestasi, baik itu di bidang ilmu pengetahuan,
olahraga, seni, ataupun bidang-bidang yang lain. Misalnya, Taufik Hidayat di bidang bulu
tangkis yang pada tanggal 22 Agustus 2005 berhasil menjuarai turnamen piala dunia yang
diselenggarakan di Anaheim, Amerika Serikat. Kamu pun dapat menunjukkan prestasimu di
bidang yang kamu minati. Nah, dengan menggambarkan dan menunjukkan berbagai prestasi
putra putri bangsa Indonesia, tentunya akan dapat menimbulkan suatu kebanggaan tersendiri.
Ternyata, prestasi putra putri Indonesia diakui oleh internasional.

4.      Menggambarkan Tantangan-Tantangan Global yang Harus Dihadapi Bangsa


Indonesia

Globalisasi yang sedang melanda dunia ini tentunya menimbulkan berbagai dampak.
Dampak-dampak itu merupakan masalah atau tantangan tersendiri yang harus dihadapi oleh
bangsa Indonesia. Dengan mengetahui tantangan-tantangan itu dan menggambarkan
bagaimana bentuk-bentuknya, maka kita akan lebih mudah untuk menghadapi dan mencari
cara untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut.

5.      Memotivasi Bangsa Indonesia untuk Bersikap Kritis terhadap Perubahan

Perubahan belum tentu buruk. Nah, kamu harus dapat memilah mana perubahan yang baik
dan mana yang buruk. Setelah itu, kamu juga harus pandai-pandai menyikapi perubahan-
perubahan tersebut. Dengan sikap kritis dan bijak, kamu dapat mengambil keuntungan dari
sikap perubahan-perubahan yang ada tanpa terjerumus atau terpengaruh oleh dampak negatif
yang ditimbulkannya.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Jati diri merupakan prinsip yang membedakan setiap individu sesuai karakteristik yang
dimiliki Pancasila merupakan salah satu dasar negara yang menjadi dasar dalam bertindak
sesuai kehidupan berbangsa dan bernegara.

Perwujudan pancasila dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sesui hak dan
kewajiban setiap orang yang mencerminkan Bangsa Indonesia.

Pengaruh globalisasi memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya misalnya
kita bisa meniru budaya asing dengan disiplin yang tinggi serta kemajuan ipteknya, namun
banyak anak muda yang salah mengartikan dan meniru budaya asing sehingga bernampak
negatif terhadap generasi muda kita yang membuat pergeseran nilai kebudayaan kita dan
pudarnya jati diri bangsa.

B.     Saran

Bertolak dari pentingnya pengamalan pancasila dalam mengabil keputusan agar sesaui
dengan jati diri bangsa, penyusun memberikan saran sebagai berikut:

1.      Peningkatan kesadaran mengenai wawasan kebangsaan bagi peserta didik misalnya pelajaran
wawasan kebangsaan
2.      Penanaman rasa cinta tanah air dan nasionalisme sejak dini pada generasi penerus melaui
pengenalan tokoh-tokoh maupun cerita kepahlawanan
3.      Penanam rasa cinta tanah air pada generasi muda melalui sarana informal,misalnya film
mengeanai kemerdekaan,desain baju pancasialis bagi para pemuda dan sarana menghibur
pada umunya.

Anda mungkin juga menyukai