Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH ORGANISASI RESMI JAWA HOKOKAI

Untuk tugas Sejarah Indonesia kelas XI IPS ( pegangan siswa )

Oleh:
Siti Fitria Putri Hans
Nadila Arliana
Ziyan Ari Putra
Naifa Fina Nuraliya
Muhammad Ahyani Ridha
Muhammad Akbar Ahdiya
Najwa Yanaira
Muhammad Asfa Mirza
Muhammad Indra Wiratama Sukamto
Cevin Maheza Putra

MADRASAH ALIYAH MUHAMMADIYAH 2


AL-FURQAN BANJARMASIN
TAHUN AJARAN 2021/2022
Jawa Hokokai adalah sebuah organisasi resmi pemerintah yang berada di bawah pengawasan
langsung oleh pejabat Jepang. Pembentukan organisasi ini bertujuan untuk penghimpunan
tenaga rakyat, baik secara lahir maupun batin sesuai dengan hokosishin (semangat
kebaktian). Maksud semangat kebaktian tersebut di antaranya mengorbankan diri,
mempertebal persaudaraan, serta melaksanakan sesuatu dengan bukti. Keanggotaan Jawa
Hokokai ialah para pemuda dengan usia minimal 14 tahun dan maksimal berusia 22 tahun.
Perkumpulan ini memiliki pemimpin tertinggi, yaitu Gunseikan serta penasihat utamanya
ilaha Soekarno. Jawa Hokokai didirikan sebagai organisasi pusat yang merupakan kumpulan
dari Hokokai (Himpunan Pengabdi Masyarakat).
Fujinkai merupakan organisasi perkumpulan perempuan yang didirikan oleh Jepang pada saat
menjajah Indonesia, tepatnya bulan Agustus 1943. Fujinkai merupakan organisasi
perkumpulan perempuan yang didirikan oleh Jepang pada saat menjajah Indonesia, tepatnya
bulan Agustus 1943.
Jawa Hokokai terdiri dari Izi Hokokai (Himpunan Kebaktian Dokter), Kyōiku Hokokai)
(Himpunan Kebaktian Pendidik), Fujinkai (Organisasi Wanita) dan Keimin Bunka Shidōsho
(Pusat Budaya). Perkumpulan tersebut merupakan pelaksana pengerahan atau mobilisasi
(penggerakan) barang yang berfungsi dalam kepentingan perang.
Pada 8 Januari 1944, Jenderal Kumaikici Harada, Panglima Tentara ke-16 Jepang,
mendirikan Jawa Hokokai atau Himpunan Kebaktian Jawa. Tujuan didirikannya Jawa
Hokokai untuk menumbuhkan persatuan dan semangat rakyat. Sebagai usaha dalam
menghadapi perang Jepang, rakyat diharapkan memberi darma baktinya yang berupa:
• Mengorbankan diri
• Mempertebal persaudaraan
• Melaksanakan suatu tindakan dengan bukti
Tak seperti Putera yang digerakkan oleh tokoh pergerakan nasional, Jawa Hokokai benar-
benar organisasi resmi pemerintah. Pimpinan pusat, Gunseikan dipegang oleh orang Jepang,
dengan pimpinan daerah dari daerah, desa, hingga tingkat rukun tetangga juga dipegang oleh
orang Jepang. Sementara Soekarno dan Hasyim Asyari hanya turut andil sebagai penasihat.
Beberapa program yang dilakukan Jawa Hokokai antara lain:
• Melaksanakan segala tindakan dengan nyata dan ikhlas demi pemerintah Jepang
• Memimpin rakyat untuk mengembangkan tenaganya berdasarkan semangat persaudaraan
• Memperkokoh pembelaan tanah air
Dalam Organisasi Wanita atau Fujinkai difungsikan sebagai tenaga bantuan untuk mengatasi
masalah sosial ekonomi yang buruk pada masa itu. Dipimpin oleh Nyonya Sunarjo
Mangunpuspito, tokoh pergerakan nasional, Fujinkai mengadakan kegiatan sosial di
kampung-kampung di dalam kota, seperti penyuluhan-penyuluhan tentang kesehatan.
Fujinkai juga mengadakan kegiatan bertanam kapas, memintal benang, hingga menenun.
Sejatinya, kegiatan Fujinkai yaitu untuk membantu meringankan penderitaan rakyat. Untuk
memenangkan perang Jepang, anggota Jawa Hokokai memang diminta mengerahkan tenaga
dan hasil bumi sesuai dengan target yang ditentukan.
Sementara itu, Jawa Hokokai merupakan organisasi pusat dengan unit kegiatan di bidang
pembelajaran atau keguruan, organisasi budaya, dan perusahaan. Organisasi ini juga bertugas
memobilisasi masa dalam rangka mengumpulkan padi, permata, besi tua, dan menanam jarak
untuk kemudian diserahkan ke Jepang. Pengelolaan politik yang dilakukan oleh Jawa
Hokokai harus atas sepengetahuan Jepang dan hanya untuk untuk kepentingan Jepang.
Himpunan Kebaktian Rakyat Jawa (Jawa Hokokai) Jepang mendirikan Jawa Hokokai pada
tanggal 1 Januari 1944. Organisasi ini diperintah langsung oleh kepala pemerintahan militer
Jepang (Gunseikan). Latar belakang dibentuknya Jawa Hokokai adalah Jepang menyadari
bahwa Putera lebih bermanfaat bagi pihak Indonesia daripada bagi pihak Jepang. Oleh karena
itu, Jepang merancang pembentukan organisasi baru yang mencakup semua golongan
masyarakat, termasuk golongan Cina dan Arab. Berdirinya Jawa Hokokai diumumkan oleh
Panglima Tentara Keenambelas, Jenderal Kumakichi Harada.
Sebelum mendirikan Jawa Hokokai, pemerintah pendudukan Jepang lebih dahulu meminta
pendapat empat serangkai. Alasan yang diajukan adalah semakin hebatnya Perang Asia
Timur Raya sehingga Jepang perlu membentuk organisasi baru untuk lebih menggiatkan dan
mempersatukan segala kekuatan rakyat. Dasar organisasi ini adalah pengorbanan dalam
hokoseiskin (semangat kebaktian) yang meliputi pengorbanan diri, mempertebal rasa
persaudaraan, dan melaksanakan sesuatu dengan bakti. Secara tegas, Jawa Hokokai
dinyatakan sebagai organisasi resmi pemerintah. Jika pucuk pimpinan Putera diserahkan
kepada golongan nasionalis Indonesia, kepemimpinan Jawa Hokokai pada tingkat pusat
dipegang langsung oleh Gunseikan. Adapun pimpinan daerah diserahkan kepada pejabat
setempat mulai dari Shucokan sampai Kuco. Kegiatan-kegiatan Jawa Hokokai sebagaimana
digariskan dalam anggaran dasarnya sebagai berikut. Melaksanakan segala sesuatu dengan
nyata dan ikhlas untuk menyumbangkan segenap tenaga kepada pemerintah Jepang.
Memimpin rakyat untuk menyumbangkan segenap tenaga berdasarkan semangat
persaudaraan antara segenap bangsa. Memperkukuh pembelaan tanah air.
Anggota Jawa Hokokai adalah bangsa Indonesia yang berusia minimal 14 tahun, bangsa
Jepang yang menjadi pegawai negeri, dan orang-orang dari berbagai kelompok profesi. Jawa
Hokokai merupakan pelaksana utama usaha pengerahan barang-barang dan padi. Pada tahun
1945, semua kegiatan pemerintah dalam bidang pergerakan dilaksanakan oleh Jawa Hokokai
sehingga organisasi ini harus melaksanakan tugas dengan nyata dan menjadi alat bagi
kepentingan Jepang.
Himpunan Kebaktian Rakjat (奉公会 Hōkōkai) merupakan perkumpulan yang dibentuk oleh
Jepang pada 8 Januari 1944 sebagai pengganti Pusat Tenaga Rakyat. Hokokai awalnya
dibentuk di Jawa oleh Panglima Tentara Keenambelas, Jendral Kumakici Harada.[1] Hal ini
dilakukan karena Jepang sadar bahwa Poetera lebih bermanfaat bagi perjuangan kemerdekaan
bangsa Indonesia dibandingkan membela kepentingan Jepang untuk berperang melawan
sekutu.
Berbeda dengan Poetera yang telah didirikan sebelumnya, Hokokai tidak memasukkan unsur
pejabat Jepang di dalam organisasinya. Hokokai menghimpun semua pimpinan dari setiap
golongan masyarakat baik pribumi maupun kelompok etnis lain seperti Tionghoa, India, dan
Arab. Ir. Soekarno merupakan penasihat utama Jawa Hokokai.
Jawa Hokokai merupakan organisasi resmi pemerintah dan berada langsung di bawah
pengawasan pejabat Jepang. Tujuan pendirian organisasi ini adalah untuk penghimpunan
tenaga rakyat, baik secara lahir ataupun batin sesuai dengan hokosishin (semangat kebaktian).
Adapun yang termasuk semangat kebaktian itu di antaranya mengorbankan diri, mempertebal
persaudaraan, dan melaksanakan sesuatu dengan bukti. Pemimpin tertinggi perkumpulan ini
adalah Gunseikan dan Soekarno menjadi penasihat utamanya. Jawa Hokokai dibentuk
sebagai organisasi pusat yang merupakan kumpulan dari Hokokai (奉公会 Hōkōkai, secara
literal Himpunan Pengabdi Masyarakat) atau jenis pekerjaan (profesi), antara lain Himpunan
Kebaktian Dokter (bahasa Jepang: 医 師 奉 公 会 Hepburn: Ishi Hōkōkai, Nihon-shiki: Izi
Hôkôkai), Himpunan Kebaktian Pendidik (教育奉公会 Kyōiku Hōkōkai), Organisasi Wanita
( 婦 人 会 Fujinkai) dan Pusat Budaya ( 啓 民 文 化 指 導 所 Keimin Bunka Shidōsho).
Perkumpulan ini adalah pelaksana pengerahan atau mobilisasi (penggerakan) barang yang
berguna untuk kepentingan perang. Keanggotaan Jawa Hokokai adalah para pemuda yang
berusia minimal 14 tahun dan maksimal 22 tahun.
Kegiatan, Jawa Hokokai berasal dari Hoko Seishin (semangat kebangkitan). Kebangkitan
yang dimaksud memiliki tiga dasar, yaitu mengorbankan diri, memperkuat persaudaraan, dan
melakukan seluruh tugas yang dibebankan oleh Jepang. Tiga hal ini sangat dituntut oleh
Jepang karena sudah terdesak dalam peperangan. Adapun tiga kegiatan yang dilakukan oleh
Jawa Hokokai adalah sebagai berikut.
 Melakukan sesuatu dengan ikhlas dan sekuat tenaga untuk mewujudkan kepentingan
Jepang.
 Memimpin rakyat untuk menyumbangkan seluruh tenaga berdasarkan rasa
persaudaraan antar sesama bangsa.
 Memperkokoh pembelaan tanah air.
Selain itu, Jawa Hokokai juga merupakan organisasi pusat dengan unit kegiatan di bidang
pembelajaran atau keguruan, organisasi budaya, dan perusahaan. Organisasi ini juga diberi
tugas untuk memobilisasi masa dalam rangka mengumpulkan padi, permata, besi tua, dan
menanam jarak untuk diserahkan ke Jepang.Pengendalian politik yang dilakukan oleh Jawa
Hokokai harus atas sepengetahuan Jepang dan khusus untuk kepentingan Jepang pula.
Jawa Hokokai atau Himpunan Kebaktian Jawa dibentuk tahun 1944 oleh Jenderal Kumakici
Harada. Organisasi ini didirikan oleh pemerintah pendudukan Jepang setelah mendengar
pendapat dari tokoh Empat Serangkai. Jawa Hokokai berasal dari hook seishin (semangat
kebaktian). Kebaktian itu memiliki tiga dasar, yaitu; mengorbankan diri, mempertebal
persaudaraan dan melaksanakan tugas untuk Jepang. Melalui Jawa Hokokai ini, tiga aspek
tradisi Jepang tersebut dituntut pula dari rakyat Indonesia. Alasan pemerintah Jepang
membentuk badan baru tersebut adalah karena semakin hebatnya Perang Asia Timur Raya
sehingga perlu digiatkan dan dipersatukan segala kekuatan rakyat. Dampak dari adanya
organisasi Jawa Hokokai bagi masyarakat pribumi adalah memperkokoh rasa persatuan dan
membela tanah air. Akan tetapi, Jawa Hokokai hanya terbentuk di Jawa, sehingga
pembentukan Jawa Hokokai ini hanya berdmpak untuk masyarakat di pulau Jawa saja.
Dengan demikian, dampak dari adanya Jawa Hokokai adalah terbentuknya rasa persatuan
untuk membela tanah air dan terbentuknya rasa persatuan melalui Jawa Hokokai ini hanya
terbatas untuk pulau Jawa saja.
Program-program Jawa Hokokai yakni: Melaksanakan segala tindakan dengan nyata dan
ikhlas demi pemerintah Jepang Memimpin rakyat untuk mengembangkan tenaganya
berdasarkan semangat persaudaraan Memperkokoh pembelaan tanah air Jawa Hokokai terdiri
dari hokokai (himpunan kebaktian) sesuai dengan bidang profesi. Ada Kyoiku Hokokai
(kebaktian para pendidik guru-guru) dan Izi Hokokai (wadah kebaktian para dokter). Ada
juga anggota istimewa Keimin Bunka Shidosho (Pusat Kebudayaan) dan Fujinkai. Baca juga:
Pemerintahan Sipil Jepang di Indonesia Fujinkai adalah organisasi perempuan yang
meleburkan seluruh organisasi perempuan Indonesia. Jepang memerlukan organisasi ini
sebagai tenaga bantuan untuk mengatasi masalah sosial ekonomi yang buruk pada masa itu.
Fujinkai dipimpin oleh Nyonya Sunarjo Mangunpuspito, tokoh pergerakan nasional. Melalui
Fujinkai, diadakan kegiatan sosial di kampung-kampung di dalam kota, antara lain
penyuluhan-penyuluhan tentang kesehatan. Fujinkai juga mengadakan kegiatan bertanam
kapas, memintal benang, dan menenun. Pada dasarnya, kegiatan Fujinkai adalah untuk
membantu meringankan penderitaan rakyat. Untuk memenangkan perang Jepang, anggota
Jawa Hokokai memang diminta mengerahkan tenaga dan hasil bumi sesuai dengan target
yang di tentukan. Baca juga: Putera, Organisasi Propaganda Jepang Pimpinan Empat
Serangkai Jawa Hokokai hanya berkembang di Pulau Jawa. Di Sumatra, organisasi seperti
Jawa Hokokai sulit dibentuk. Ini dikarenakan Sumatra punya suku, bahasa, dan adat istiadat,
sehingga sulit dibentuk organisasi yang terpusat. Di luar Jawa, hanya ada organisasi lokal
yang di tingkat daerah. Golongan nasionalis di luar Jawa pun tidak mendapatkan wadah.
Heiho adalah pasukan bentukan tentara Jepang yang berkedudukan di Indonesia atas instruksi
Bagian Angkatan Darat Markas Besar Umum Kekaisaran Jepang. Pasukan Heiho terdiri dari
bangsa Indonesia dan dibentuk pada 2 September 1942. Kemudian pada 22 April 1943,
tentara Jepang mulai melakukan perekrutan. Rata-rata anggota Heiho adalah para pemuda
usia 18-25 tahun. Mereka direkrut sebagai pembantu prajurit Jepang.

Organisasi militer yang kedua adalah Pembela Tanah Air (Peta). PETA atau Tentara Sukarela
Pembela Tanah Air, merupakan kesatuan militer yang dibuat Jepang di Indonesia pada masa
pendudukan Jepang. Pemimpin dari organisasi PETA adalah bangsa Indonesia yang
mendapatkan latihan kemiliteran.
1. Seinendan (Barisan Pemuda)
Organisasi Seinendan ini berdiri tanggal 9 Maret 1943. Anggotanya para pemuda
berumur 14-22 tahun. Tujuannya mendidik dan melatih para pemuda agar dapat
mempertahankan tanah air Indonesia.
2. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi)
Keibodan dibentuk tanggal 29 April 1943. Anggotanya berumur 23-25 tahun.
Tujuannya untuk membantu tugas-tugas kepolisian.
3. Fujinkai (Himpunan Wanita)
Organisasi ini dibentuk bulan Agustus 1943. Anggotanya para wanita berumur 15
tahun ke atas.
4. Jawa Hokokai dibentuk tahun 1944. Tujuannya untuk mengarahkan rakyat agar
berbakti sepenuhnya kepada Jepang demi tercapainya kemenangan dalam Perang Asia
Timur Raya. Anggotanya minimal berumur 14 tahun. Tugasnya adalah
mengumpulkan pajak, upeti, dan hasil pertanian.
5. Syuisintai (Barisan Pelopor)

Organisasi ini dibentuk tanggal 14 September 1944 dan diresmikan tanggal 25


September 1944. Tujuannya untuk meningkatkan kesiapsiagaan rakyat. Tokoh yang
menjadi anggota Syuisintai adalah Bung Karno, Otto Iskandardinata, dan R.P. Suroso.

Anda mungkin juga menyukai