LOGO
Disusun Oleh
2024
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
"Keragaman Ras, Etnis, dan Agama di Nusantara." Tak lupa, shalawat dan salam
senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, yang membawa
rahmat bagi seluruh alam. Makalah ini hadir sebagai upaya untuk memahami dan
menggali lebih dalam tentang kekayaan luar biasa yang dimiliki oleh Indonesia,
yang tergambar dalam keragaman ras, etnis, dan agama di seluruh Nusantara.
Semakin mendalam kita menyelami keragaman ini, semakin kita dapat merasakan
kekayaan budaya dan identitas nasional yang unik.
Dalam perjalanan penulisan makalah ini, penulis menghadapi berbagai
tantangan dan perjalanan intelektual yang menarik. Proses ini tidak hanya
membuka wawasan penulis, tetapi juga menambahkan lapisan pemahaman akan
keberagaman sebagai aset bangsa yang tak ternilai. Penulis menyadari bahwa
makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa dukungan berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tulus kepada dosen
pembimbing, teman-teman sejawat, serta keluarga yang telah memberikan
dukungan, motivasi, dan saran yang sangat berharga selama proses penulisan ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif bagi pembaca
dalam memahami dan mengapresiasi keberagaman di Indonesia, serta menjadi
sumber inspirasi untuk terus menjaga dan memperkokoh persatuan dalam
perbedaan.
Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kekayaan kultural
Indonesia.
Hormat Kami,
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................................3
Latar Belakang................................................................................................................3
Rumusan Masalah..........................................................................................................4
Tujuan............................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................................5
Definisi keanekaragaman...............................................................................................5
Ras di Indonesia.............................................................................................................6
Kemajemukan Agama..................................................................................................11
BAB III...............................................................................................................................15
PENUTUP..........................................................................................................................15
KESIMPULAN................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Fakta menunjukkan Indonesia mempunyai penduduk yang terdiri dari
banyak ras, suku bangsa (etnik), serta agama berbeda yang tersebar di
hamparan kepulauan dari Sabang sampai Merauke. Ras menyangkut ciri-ciri
jasmani pada manusia yang diwariskan secara turun temurun, yang meliputi
warna kulit, tinggi badan, tipe dan warna rambut, bentuk tengkorak, bentuk
kelopak mata, golongan darah, dan bau badan.
Pembagian ras paling tua dilakukan oleh Biomenbach, dengan
menggunakan kriteria warna kulit. Berdasarkan warna kulit ada lima jenis ras
di dunia, yaitu: ras putih (Kausasid), kuning (Mongolid), hitam (Negrid atau
Ethiopid), merah (Indian) dan coklat atau sawo matang (Melayu). Ras
Kaukasid menempati kawasan di sekeliling Laut tengah (benua Eropa; tetapi
ada pula yang menghuni Afrika pantai Utara, ke Timur lagi yaitu Palestina
dan Jazirah Asia Kecil dan terus sampai Iran, Baluchchistan dan Jazirah
India Utara terutama Pakistan). Ras Mongolid menempati bagian-bagian
benua Asia yang tidak dihuni ras putih. Benua Amerika yang dihuni suku-
suku Indian. Ras Melanesia mendiami kawasan sekeliling samudera pasifik
termasuk Indonesia dan sebagainya. Ras hitam (Negrid) tersebar di sekeliling
Sahara (Afrika), Jazirah Arab (Hadramaut), India (suku-suku Dravida) serta
di Indonesia (suku-suku terasing), Filipina, Papua dan Kepulauan Melanesia
serta Benua Australia (Negrid Australia). Ras hitam juga menempati
kawasan-kawasan sekeliling Samudera Hindia.
Penduduk Indonesia terdiri dari berbagai etnik yang memiliki dimensi
wujud dan isi kebudayaan yang berbeda, memiliki sistem budaya, sistem
sosial, dan kebudayaan fisik yang tidak sama, Demikian pula dimensi isi
kebudayaan, yang berupa bahasa, sistem teknologi, sistem mata pencaharian
hidup atau ekonomi, organisasi sosial, sistem pengetahuan, kesenian, dan
4
religi. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Beragama berarti
berusaha terus menerus untuk menyempurnakan diri, menghindari segala
yang tidak harmonis dengan cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kepada
sesama serta kepada alam lingkungan sekitarnya.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keanekaragaman?
2. Keberagaman dalam Dinamika Sosial Budaya?
3. Apa saja ras yang ada di Indonesia?
4. Apa saja keanekaragaman etnik yang ada di Indonesia?
5. Apa itu kemajemukan agama?
Tujuan
1. Agar dapat mengetahui pengertian keanekaragaman
2. Agar dapat mengetahui keberagaman dinamika sosial budaya
3. Agar dapat mengetahui ras yang ada di Indonesia
4. Agar dapat mengetahui keanekaragaman etnik yang ada di Indonesia
5. Agar dapat mengetahui tentang kemajemukan agama
5
BAB II
PEMBAHASAN
Kemajemukan RAS, Etnik dan Agama Nusantara
Definisi keanekaragaman
Keragaman manusia bukan berarti manusia itu bermacam-macam atau
berjenis-jenis seperti halnya binatang atau tumbuhan.Manusia sebagai makhluk
Tuhan tetaplah berjenis satu.Keragaman manusia yang dimaksudkan bahwa setiap
manusia memiliki perbedaan.Perbedaan itu ada karena manusia adalah makhluk
individu yang setiap individu memiliki ciri-ciri khas tersendiri.
Selain makhluk individu, manusia juga makhluk sosial yang membentuk
kelompok persekutuan hidup.Tiap kelompok persekutuan hidup manusia juga
beragam. Masyarakat sebagai persekutuan hidup itu berbeda dan beragam karena
ada perbedaan., misalnya dalam ras, suku, agama, budaya, ekonomi, status sosial,
jenis kelamin, daerah tempat tinggal, dan lain-lain. Hal yang demikian kita
katakana sebagai unsur-unsur yang membentuk keragaman dalam masyarakat.
Ras di Indonesia
Kata ras berasal dari bahasa prancis dan italia, yaitu razza.Pertama kali
istilah ini diperkenalkan Franqois Bernier, antropologi prancis untuk
mengemukakan gagasan tentang pembedaan manusia berdasarkan kategori atau
karakteristik warna kulit dan bentuk wajah.Setelah itu, orang lalu menetapkan
hierarki manusia berdasarkan karakteristik fisik atau biologis.
Berdasarkan karakteristik biologis, pada umumnya manusia
dikelompokkan dalam beragai ras.Manusia dibedakan menurut bentuk wajah,
rambut, tinggi badan, warna kulit, mata, hidung, dan karakteristik fisik
lainnya.Jadi, ras adalah perbedaaan antara manusia menurut atau berdasarkan ciri
fisik biologis.Ciri utama pembeda antara ras yaitu ciri alamiah rambut pada badan,
7
warna alami rambut, kulit, dan iris mata, bentuk lipatan penutup mata, bentuk
hidung serta bibir, bentuk kepala dan muka, ukuran tinggi badan.
Kemajemukan Agama
Bangsa Indonesia percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan agama dan kepercayaannya. Agama yang berkembang yaitu Islam,
Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghu Cu. Di samping itu juga
berkembang kepercayaan, dimana organisasi kepercayaan di Indonesia
diperkirakan ada sekitar 200.Agama Hindu tiba di kepulauan Indonesia pada
abad pertama (awal tarikh Masehi), dibawa oleh para musafir (pedagang) dari
India yaitu Maha Resi Agastya, yang di jawa terkenal dengan sebutan Batara
Guru atau Dwipayana.
Kedatangan agama Budha dimulai dengan aktivitas perdagangan pada
awal abad pertama, saat dimulainya perdagangan melalui jalur laut yaitu
12
kedatangan para pedagang dan peziarah dari India (Gunawarman) atau pun dari
China (Fa-Hien dan I-Tsing) yang melewati Selat Malaka. Menurut para
sejarawan, pada abad ke-13 M agama Islam masuk ke nusantara yang dibawa
oleh para pedagang muslim dari Arab, Gujarat dan Persia.
Kristen Katolik tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis. Orang
Portugis tertarik dengan kekayaan rempah-rempah di Kepulauan Maluku dan
memiliki tujuan untuk menyebarkan agama Katolik Roma di Indonesia
(missionaris). Kristen Protestan pertama kali diperkenalkan oleh bangsa
Belanda pada abad ke-16 M dengan pengaruh ajaran Calvinis dan Lutheran.
Wilayah penganut animisme di wilayah Indonesia bagian Timur, dan bagian
lain, merupakan tujuan utama orang-orang Belanda, termasuk Maluku, Nusa
Tenggara, Papua dan Kalimantan. Kemudian, Kristen menyebar melalui
pelabuhan pantai Borneo, kaum misionarispun tiba di Toraja, Sulawesi.
Wilayah Sumatera juga menjadi target para misionaris ketika itu, khususnya
adalah orang-orang Batak, dimana banyak saat ini yang menjadi pemeluk
Protestan. Keberadaan umat beragama Konghu Cu beserta lembaga-lembaga
keagamaannya di Nusantara ini sudah ada sejak berabad-abad yang lalu,
bersamaan dengan kedatangan perantau atau pedagang-pedagang Tionghoa ke
tanah air.
Mungkin banyak di kalangan masyarakat Indonesia sudah tidak lagi
mengetahui bahwa sebelum agama-agama "resmi" (agama yang diakui); Islam,
Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu dan Buddha, Konghu Cu, masuk ke
Nusantara, di setiap daerah telah ada agama-agama atau kepercayaan asli (Data
Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2003 mengungkapkan, dari 245
aliran kepercayaan yang terdaftar, sementara keseluruhan penghayat mencapai
400 ribu jiwa lebih), seperti: Sunda Wiwitan yang dipeluk oleh masyarakat
Sunda di Kanekes, Lebak, Banten, Sunda Wiwitan aliran Madrais, juga dikenal
sebagai agama Cigugur (dan ada beberapa penamaan lain) di Cigugur,
Kuningan, Jawa Barat; Buhun di Jawa Barat; Kejawen di Jawa Tengah dan
Jawa Timur; Parmalim, agama asli Batak; Kaharingan di Kalimantan; Tonaas
Walian di Minahasa, Sulawesi Utara; Tolottang di Sulawesi Selatan; Aluk
13
Todolo agama asli orang Toraja (Tana Toraja, Toraja Utara, dan Mamasa);
Wetu Telu di Lombok; dan Naurus di Pulau Seram, Provinsi Maluku. Negara
Republik Indonesia mendegradasi agama-agama asli tersebut sebagai ajaran
animisme atau hanya sebagai aliran kepercayaan.
Masyarakat dan Negara diharapkan tetap membina penghayat kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa agar :
a) Tidak mengarah kepada pembentukan agama baru.
b) Mengefektifkan pengambilan langkah yang perlu agar pelaksanaan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa menganut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
c) Dapat melaksanakan pembangunan bersama warga masyarakat lainnya.
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat religius (agamis).
Kesetiaan dan kepatuhan nilai hidup religius atau keagamaan menjadi jiwa atau
semangat dasar sumber inspirasi, motivasi, dan tonggak pedoman arah bagi
manusia dalam menentukan dan mengambil sikap yang tepat dan benar
terhadap setiap perkembangan dan kemajuan yang ada. Dalam hubungannya
dengan lingkungan sekitar, setiap agama mengajarkan agar manusia senantiasa
berusaha mengolah, dan memelihara kelestariannya. Penghayatan hidup
religius yang baik dan benar serta kesetiaan merupakan komitmen moral
menjadikan manusia semakin manusiawi dan mampu menilai secara kritis
setiap perkembangan dan kemajuan yang ada, serta dapat menentukan sikap
yang tepat dan benar dalam situasi tersebut. Fakta bahwa manusia sering
mengalami keterpecahan dan teraleinasi dari diri dan dunianya, merupakan
indikasi bahwa orang belum menghayati hidupnya secara baik dan benar sesuai
dengan ajaran imannya. Ia belum sanggup mengaktualisasikan visi dan misi
dasar keagamaannya. Kebinekaan agama (Islam, Protestan, Hindu, Budha,
Katolik, Konghu Cu dan Aliran Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa)
merupakan kenyataan hidup dalam masyarakat Indonesia. Setiap agama itu
mempunyai ajaran dan cara mengungkapkan diri yang berbeda dalam
kehidupan konkret, namun semuanya mempunyai satu tujuan, yakni mau
membimbing dan menuntun manusia kepada keselamatan. Setiap agama
14
melalui doktrin imannya, tidak pernah membenarkan dan mengamini setiap
perbuatan dan tindakan manusia yang dapat merugikan dan menghancurkan
kehidupan sesama dan lingkungannya. Manusia semestinya selalu menjadi
sesama orang lain. Hal ini dapat ditunjukkan lewat sikap saling menghormati
dan menghargai, saling membantu dan melayani serta saling mencintai.
Dalam hubungan dengan lingkungan sekitar, setiap agama mengajarkan
agar manusia senantiasa berusaha mengolah, menjaga, dan memelihara
kelestariannya, bukan mengeksploitasi dan merusakannya. Kesetiaan dan
kepatuhan menghayati nilai-nilai hidup religius atau keagamaan menjadi jiwa
atau semangat dasar, sumber inspirasi, motivasi dan tonggak pedoman arah
bagi manusia Indonesia, dalam menentukan dan mengambil sikap yang tepat
dan benar terhadap setiap perkembangan dan kemajuan yang ada. Dengan
demikian manusia Indonesia tidak terjerumus dan tergiur untuk menikmati
tawaran-tawaran kenikmatan dunia yang dangkal, seperti kekuasaan, pangkat,
popularitas diri, dan harta kekayaan. Sebaliknya, dengan menghayati nilai-nilai
religius atau keagamaan secara baik dan benar, orang justru semakin terbuka
dan kritis untuk mengevaluasi dan melihat nilai-nilai luhur yang ada dibalik
setiap perkembangan dan kemajuan yang juga orang akan semakin peka dan
tanggap memperhatikan kehidupan sesama dan kelestarian lingkungan
sekitarnya. Dengan demikian manusia tidak kehilangan identitas dan jati
dirinya sebagai homo religious dan man for other’s di tengah arus kemajuan
tingkat peradabannya sendiri.
15
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Fakta menunjukkan Indonesia mempunyai penduduk yang terdiri dari
banyak ras, suku bangsa (etnik), serta agama berbeda yang tersebar di
hamparan kepulauan dari Sabang sampai Merauke. Ras menyangkut ciri-ciri
jasmani pada manusia yang diwariskan secara turun temurun. Secara rasial
penduduk Indonesia terdiri dari ras Paleomongolid, merupakan campuran
Mongolid asli dan Weddid yang hitam, mereka merupakan keturunan dari tiga
ras sekaligus, yaitu hitam, kuning, dan putih.
Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai etnik, seperti Papua,
Maluku, Toraja, Bugis, Makasar, Dayak, Madura, Jawa, Sunda, Betawi, Batak,
Aceh, Minang, Bali, Sasak, Bima, Timor, Flores, dan sebagainya. Beberapa
faktor yang menyebabkan terbentuknya kemajemukan masyarakat di Indonesia
antara lain yaitu yang pertama, faktor bentuk fisik wilayah Indonesia yang
berbentuk kepulauan, yang kedua Indonesia terletak di antara Samudera Hindia
dan Samudera Pasifik, dan yang ketiga Kondisi iklim yang berbeda-beda dan
struktur tanah yang tidak sama di antara berbagai daerah di kepulauan
Nusantara. Masing-masing etnik memiliki sistem budaya, sistem sosial, dan
kebudayaan fisik yang tidak sama.
Kebinekaan agama (Islam, Protestan, Hindu, Budha, Katolik,
Konghuchu dan Aliran Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa)
merupakan kenyataan hidup dalam masyarakat Indonesia. Setiap agama itu
mempunyai ajaran dan cara mengungkapkan diri yang berbeda dalam
kehidupan konkret, namun semuanya mempunyai satu tujuan, yakni mau
membimbing dan menuntun manusia kepada keselamatan.
16
DAFTAR PUSTAKA
17