MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Kewarganegaraan
Oleh :
Penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua
pihak yang telah banyak berkontribusi, secara langsung maupun tidak, terutama
kepada:
1. Dosen matakuliah kewarganegaraan yang telah membimbing
penulis untuk menyelesaikan makalah.
2. Orang tua dan keluarga yang secara langsung maupun tidak
langsung telah memberikan dukungan dan motivasi, atas segala
doa, kasih sayang, dan perhatian yang luar biasa.
3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan semangat
kepada penulis.
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan berkat dan rahmat-Nya atas
segala kebaikan yang telah diberikan.
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................
HALAMAN SAMPUL DALAM..............................................................................
UCAPAN TERIMAKASIH.......................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 ..............................................................................................................................
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki banyak pulau. Baik pulau besar maupun pulau kecil. Hal
ini dapat berkembang melahirkan sebuah budaya. Kemudian dilihat dari letak
Indonesia yang strategis pada posisi silang, sehingga memungkinkan terjadinya
kontak dengan bangsa-bangsa lain yang dapat mengakibatkan adanya pertemuan
dengan pendatang yang dapat menyebabkan terciptanya proses asimilasi melalui
perkawinan campuran ( amalgamasi) sehingga terbentuk ras dan etnis. Perbedaan
iklim dan topografi juga mengakibatkan terbentuknya aneka budaya kelompok
masyarakat. Kemajemukan masyarakat Indonesia ini juga disebabkan oleh
beberapa hal yang dapat dilihat berdasarkan ras, etnis, dan agama.
Meskipun demikian bila kita telaah lebih dalam akar masalah terjadinya
konflik adalah perilaku yang kurang adil yang memicu ketidak puasan
masyarakat, atau sebagian masyarakat yang bermuara pada konflik. Sebagai
contoh misalnya mengenai Undang-undang tentang pornografi, terjadi perbedaan
kepentingan antara individu, kelompok tertentu dan negara-bangsa, sehingga pada
waktu penyusunan undang-undang tentang pornografi mengalami situasi konflik
yang berkepanjangan. Masing-masing pihak berargumentasi sesuai dengan
kepentingannya. Dalam mencari solusi mengenai konflik semacam ini maka perlu
adanya suatu acuan baku. Misal bahwa segala peraturan perundang-undangan
yang berlaku di Indonesia harus merupakan penjabaran dari prinsip dan nilai yang
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945. Segala perturan perundang-undangan
diterbitkan demi kepentingan seluruh rakyat, bukan kepentingan sekelompok
masyarakat. Inilah acuan kritik terhadap segala produk hukum yang berlaku di
Indonesia.
Salah satu contoh banyak Peraturan Daerah yang menyimpang dari prinsip
yang terkandung dalam Pancasila, misal bernuansa keagamaan tertentu atau
kedaerahan tertentu. yang harus diluruskan. Sementara itu prinsip bhinneka
tunggal ika harus diacu dalam menetapkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia yang sangat pluralistik. Sesuai dengan ketentuan yang
terdapat dalam Undang-undang No.10 tahun 2004, bahwa setiap peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia di antaranhya harus berdasar
Asas kebangsaan, bahwa materi muatan peraturan perundang-undangan harus
mencerminkan sifat Negara yang berbhinneka tunggal ika, pluralistik dalam
kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesi; Asas bhinneka tunggal ika, bahwa
materi muatan peraturan perundang-undangan harus memperhatikan keragaman
penduduk, agama, suku, golongan, kondisi khusus daerah, dan budaya khususnya
yang menyangkut masalah-masalah sensitif dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Perlu kita cermati bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa bukan agama, apalagi
suatu agama tertentu. Ketuhaan Yang Maha Esa adalah suatu konsep religiositas
yang mengakui adanya zat gaib tertentu yang diibadati masyarakat sesuai dengan
keyakinan masing-masing. Pancasila berpandangan bahwa Tuhan adalah sebagai
prima causa , sebagai pencipta segala alam semesta, pemelihara dan pengatur
alam semesta, menyantuni segala keperluan ciptaanNya. Maka manusia wajib
bertakwa dan beribadah kepada Tuhan. Manusia wajib mensyukuri segala nikmat
karunia Tuhan dan menyabari segala ujianNya. Religiositas Pancasila terjabar
dalam prinsip “Ketuhanan Yang Maha Esa.” Adapun prinsip yang terkandung
dalam Pancasila ialah:
3.2 Saran
Bangsa Indonesia saat ini sedang membutuhkan eksistensi Pancasila. Hal itu
muncul ketika disintegrasi bangsa begitu kuatnya menghantam Indonesia. Dan
hanya dengan mengembangkan ideologi Pancasila-lah persatuan dan kesatuan
bangsa ini kembali direkatkan.
Untuk itulah perlunya dilakukan kembali sosialisasi Pancasila. Pancasila
harus kembali menjadi dasar kebijakan dari pemimpin. Karena hanya Pancasila-
lah satu-satunya konsep unggul pemersatu bangsa. Dan untuk itulah, dalam arus
perubahan yang berjalan sangat cepat ini, nilai-nilai luhur Pancasila harus terus
menerus direvitalisasi, agar selalu sesuai dengan tuntutan zaman, agar dapat
menjadi pemandu perilaku dan aktivitas semua elemen bangsa.