Anda di halaman 1dari 16

Dr. Erlina Suci Astuti, S. Kep., M.

Kep

GIZI PADA IBU HAMIL

A. PERUBAHAN ANATOMI FISIOLOGI WANITA HAMIL DAN MENYUSUI


Perubahan anatomi dan fsiologi pada perempuan hamil sudah sebagian besar sudah
terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan (Asegaf, n.d.).
Kebanyakan perubahan ini merupakan respon terhadap janin.
1. Sistem Reproduksi
a. Uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi menerima dan melindungi hasil
konsepsi (janin, Plasenta, amnion, sampai persalinan. Uterus mempunyai
kemampuan untuk bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih
kembali ke keadaan semula dalam beberapa minggu setelah persalinan. Selama
kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ yang menampung janin,
plasenta, dan cairan amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya
1100g.
b. Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lunak dan kebiruan. Perubahan
ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya edema pada seluruh
serviks, bersamaan dengan terjadinya hipertrof dan hyperplasia pada kelenjar-
kelenjar serviks.
c. Ovarium
Proses remodeling jaringan ikat pada saluran reproduksi kemudian akan
mengakomodasi kehamilan dan keberhasilan proses persalinan ditandai dengan
perubahan struktur biokimia serviks dan kontraksi myometrium yang akan
berimplikasi pada kehamilan preterm.
d. Vagina dan Perineum
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hyperemia terlihat jelas
padakulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat
berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda chadwick. Perubahan inio meliputi
penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrof dari sel-sel
otot polos. Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan
persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan
meningkatnyta ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat, dan hipertrof sel
otot polos. Perubahan ini mengakibatkan bertambah panjangnya dinding vagina.
Papilla mukosa juga mengalami hipertrof dengan gambaran seperti paku sepatu.
e. Kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan,
kusam, dan kadang akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini
dikenal dengan nama striae gravidarum.Pada multipara selain striae kemerahan itu
seringkali ditemukan garis berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik dari
striae sebelumnya.
f. Payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi lebih
lunak. Setelah bulan kedua payudara akan brtambah ukurannya dan vena-vena di
bawah kulit akan lebih terlihat. Putting payudara akan terlihat lebih besar,
kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna kekuningan
yang disebut kolustrum dapat keluar.
g. Sistem kardiovaskuler
Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat dan perubahan ini terjadi untuk
mengurangi resistensi vaskuler sistemik. Selain itu, juga terjadi peningkatan
denyut jantung. Antara minggu ke-10 dan minggu ke-20 terjadi peningkatan
volumeplasma sehingga juga terjadi peningkatan preload.
Performa ventrikel selama kehamilan dipengaruhi oleh penurunan resistensi
vaskuler sistemik dan perubahan aliran pulsasi arterial. Kapasitas vaskular juga
akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan. Peningkatan estrogen dan
progesterone juga akan menyebabkan terjadinya %asodilatasi dan penurunan
resistensi vaskuler perifer. Ventrikel kiri akan mengalami hipertrof dan dilatasi
untuk memfasilitasi perubahan cardiac output, tetapi kontraktilitasnya tidak
berubah. Bersamaan dengan perubahan posisi diafragma, apeks akan bergerak ke
anterior dan ke kiri, sehingga pada pemeriksaan EKG akan terjadi deviasi aksis
kiri, depresi segmen ST, dan inverse atau pendataran gelombang T pada lead III.
2. Sistem respirasi
Selama kehamilan sirkumferensia torak akan bertambah 6cm, tetapi tidak mencukupi
penurunan kapasitas residu fungsional dan volume residu paru-paru karena pengaruh
diafragma yang naik 4 cm selama kehamilan. Frekuensi pernapasan hanya mengalami
sedikit perubahan selama kehamilan, tetapi volume tidal, volume ventilasi per menit
dan pengambilan oksigen per menit akan bertambah secara signifkan pada kehamilan
lanjut.
3. Traktus Digestivus
Perubahan yang nyata akan terjadi pada penurunan motilitas otot polos pada traktus
digestivus dan penurunan sekresi asam hidroklorid dan peptin di lambung.
4. Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang
mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih.
5. Sistem Endokrin
Selama kehamilan normal kelenjar hipofsis akan membesar 135%. Pada perempuan
yang mengalami hipofsektomi persalinan dapat berjalan dengan lancar. Hormone
prolaktin akan meningkat 10x lipat pada saat kehamilan aterm. Sebaliknya, setelah
persalinan konsentrasinya pada plasma akan menurun.
6. Sistem Muskuloskeletal
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada kehamilan. Akibat
kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior, lordosis menggeser pusat daya
berat ke belakang ke arah dua tungkai. Sendi sakroilliaka, sakrokoksigis dan pubis
akan meningkat mobilitasnya.
7. Perubahan Metabolisme
Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan
isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan ekstrselular. Diperkirakan
selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg. Konsentrasi lemak,
lipoprotein, dan apolipoprotein dalam plasma akan meningkat selama kehamilan.

B. KEBUTUHAN GIZI MASA KEHAMILAN


1. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15% dibandingkan
dengan kebutuhan wanita normal (Dewi, 2017).
2. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim (uterus), payudara
(mammae), volume darah, plasenta, air ketuban dan pertumbuhan janin.
3. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan digunakan untuk pertumbuhan janin
sebesar 40% dan sisanya 60% digunakan untuk pertumbuhan ibunya.
4. Penambahan kebutuhan gizi selama hamil meliputi:
a. Energi
Menurut RISKESDAS 2007 Rerata nasional Konsumsi Energi per Kapita per
Hari adalah 1.735,5 kkal.
b. Protein
Kebutuhan protein pada trimester I hingga trimester II kurang dari 6 gram tiap
harinya, sedangkan pada trimester III sekitar 10 gram tiap harinya. Menurut
Widyakarya Pangan dan Gizi VI 2004 menganjurkan penambahan 17 gram tiap
hari. Protein digunakan untuk: pembentukan jaringan baru baik plasenta dan
janin, pertumbuhan dan diferensiasi sel, pembentukan cadangan darah dan
Persiapan masa menyusui.
c. Lemak
Lemak merupakan sumber tenaga dan untuk pertumbuhan jaringan plasenta.
Selain itu, lemak disimpan untuk persiapan ibu sewaktu menyusui. Kadar lemak
akan meningkat pada kehamilan tirmester III.
d. Karbohidrat
Karbohidrat kompleks mengandung vitamin dan mineral serta meningkatkan
asupan serat untuk mencegah terjadinya konstipasi.
e. Vitamin, seperti: Asam folat, Vitamin A, Vitamin B, Vitamin C, Vitamin D,
Vitamin E dan Vitamin K.
f. Mineral mencakup zat besi, zat seng, kalsium, yodium, fosfor, flour dan natrium.
C. KEBUTUHAN GIZI MASA MENYUSUI
Nutrisi yang sangat penting untuk ibu menyusui:
1. Kalori
Secara umum, ibu menyusui membutuhkan 500 kalori lebih banyak dari yang tidak.
Kebutuhan kalori setiap ibu juga berbeda, Ibu hanya perlu makan setiap rasa lapar
muncul (Florencia, 2020).
Sumber makanan berkarbohidrat:
Kebutuhan karbohidrat dapatkan dari nasi dan roti. Namun, agar nutrisi yang masuk ke
tubuh baik, sumber karbohidrat dapat di variasi dengan gandum utuh yang lebih kaya
serat. Gandum utuh sangat baik untuk ibu dan bayi karena kaya akan asam folat
2. Protein
Ibu yang menyusui juga perlu mengonsumsi makanan yang tinggi akan protein
karena zat gizi ini penting untuk membangun dan memperbaiki berbagai jaringan dalam
tubuh. Protein berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak pada awal-
awal masa kehidupannya. Selain itu, protein juga bermanfaat untuk membantu pemulihan
tubuh ibu setelah menjalani kehamilan dan persalinan.
Sumber makanan berprotein:
Kebutuhan protein yang diperlukan ibu menyusui adalah sebanyak 76-77 gram per hari.
Ibu bisa mendapatkan nutrisi ini dari mengonsumsi bahan makanan hewani maupun
nabati, seperti daging sapi, daging ayam, telur, tempe, tahu, edamame, seafood, dan
sebagainya.
3. Asam Lemak
Sumber utama kalori bayi berasal dari lemak. Selain sebagai sumber energi, lemak
juga bermanfaat untuk membangun jaringan otak bayi. Tubuh ibu sendiri pun juga
membutuhkan lemak. Tapi, ibu sebaiknya mengonsumsi makanan yang mengandung
lemak tidak jenuh, dan batasi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh atau
lemak trans.
Sumber Makanan Asam Lemak:
Selama menyusui, ibu wajib mengonsumsi makanan tinggi asam lemak seperti ikan
salmon, ikan kembung, kacang-kacangan, daging sapi, dan lain-lain.
4. Vitamin dan Mineral
Berikut jenis vitamin dan mineral yang penting untuk pertumbuhan bayi:
a. Vitamin C. Nutrisi ini berperan penting dalam pertumbuhan bayi dan perbaikan
jaringan dalam tubuh ibu setelah melahirkan. Untuk bayi, vitamin C dapat membantu
pertumbuhan tulang, gigi, dan produksi kolagen. Bisa didapat dari: jeruk, mangga,
nanas, pepaya, stroberi, dan buah-buahan berwarna cerah.
b. Vitamin E. Manfaatnya vitamin E untuk ibu adalah membantu mencegah ibu
mengalami anemia setelah melahirkan. Sedangkan untuk Si Kecil, kandungan
antioksidan yang tinggi dalam vitamin E dapat melindungi mata dan paru-paru bayi
dari berbagai masalah karena kekurangan oksigen. Bisa didapat dari: kacang almond,
bayam, asparagus, dan alpukat.
c. Kalsium & Zat besi. Si Kecil memerlukan kalsium untuk pembentukan tulang dan
gigi. Sementara zat besi berfungsi untuk membentuk sel darah merah, sehingga
membantu mencegah ibu mengalami anemia setelah melahirkan. Bisa didapat dari:
kuning telur, ikan, kepiting, kerang, udang, bayam, dan brokoli.

D. PEDOMAN GIZI SEIMBANG BAGI IBU HAMIL DAN MENYUSUI


Gizi Seimbang Bagi Ibu Hamil
1. Mengonsumsi aneka ragam pangan lebih banyak berguna untuk memenuhi kebutuhan
energi, protein dan vitamin serta mineral sebagai pemeliharaan, pertumbuhan dan
perkembangan janin serta cadangan selama masa menyusui (Fitriana, 2016).
2. Membatasi makan makanan yang mengandung garam tinggi untuk mencegah
hipertensi karena meningkatkan resiko kematian janin, terlepasnya plasenta, serta
gangguan pertumbuhan.
3. Minum air putih lebih banyak mendukung sirkulasi janin, produksi cairan amnion dan
meningkatnya volume darah, mengatur keseimbangan asam basa tubuh, dan mengatur
suhu tubuh. Asupan air minum ibu hamil sekitar 2-3 liter perhari (8-12 gelas sehari)
4. Membatasi minum kopi, kandungan KAFEIN dalam kopi meningkatkan buang air
kecil yang berakibat dehidrasi, tekanan darah meningkat dan detak jantung
menuingkat. Paling banyak 2 cangkir kopi/hari.
5. Penambahan Kebutuhan Zat Gizi Selama Hamil
Kebutuhan gizi untuk ibu hamil setiap harinya ditambah sesuai dengan usia
kehamilan. Hal ini dikarenakan adanya perkembangan dan pertumbuhan janin.
Berikut merupakan jumlah penambahan yang harus dipenuhi selama hamil:
a. Trimester I
Energi : 180 Kkal; Protein : 20 g; Lemak : 6 g; KH : 25g
b. Trimester II dan III
Energi : 300 Kkal; Protein : 20 g; Lemak : 10 g; KH : 40 g
6. Jumlah Atau Porsi Dalam 1 Kali Makan
Merupakan suatu ukuran atau takaran makan yang dimakan tiap kali makan
7. Frekuensi Makan Dalam Sehari
Frekuensi makan merupakan seringnya seseorang melakukan kegiatan makan dalam
sehari baik makanan utama atau pun selingan, sebanyak 3 kali makan utama dan 2
kali makan selingan atau porsi kecil namun sering dan harus sesuai porsi dibawah ini:
a. Nasi/pengganti : 4-6 porsi
b. Lauk-pauk hewani : 4-5 porsi
c. Lauk nabati : 2-4 porsi
d. Sayuran : 2-3 mangkok
e. Buah-buahan : 3 porsi

Gizi Seimbang Bagi Ibu Menyusui


Kebutuhan gizi ibu menyusui meningkat dibandingkan dengan tidak menyusui dan
masakehamilan. Ibu dalam 6 bulan pertama menyusui membutuhkan tambahan energi
sebesar 500 kalori/hari untuk menghasilkan jumlah susu normal (Depkes, 2002).
Sehingga total kebutuhan energi selama menyusui akan meningkat menjadi 2400 kkal per
hari yang akan digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk aktivitas ibu.
Kebutuhan zat gizi lain juga akan meningkat selama menyusui, yaitu:
1. Karbohidrat
Saat 6 bulan pertama menyusui, kebutuhan ibu meningkat sebesar 65 gr per hari atau
setara dengan 1 ½ porsi nasi.
2. Protein
Sangat diperlukan untuk peningkatan produksi air susu. Ibu menyusui membutuhkan
tambahan protein 17 gr atau setara dengan 1 porsi daging (35 gr) dan 1 porsi tempe
(50gr).
3. Lemak
Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga dan berperan dalam produksi ASI serta
pembawa vitamin larut lemak dalam ASI. Kebutuhan minyak dalam tumpeng gizi
seimbang sebanyak 4 porsi atau setara dengan 4 sendok the minyak (20 gr). Lemak
yang dipelukan untuk ibu menyusui yaitu lemak tak jenuh ganda seperti omega-3 dan
omega-6.8
4. Vitamin dan mineral
Ibu menyusui membutuhkan lebih banyak vitamin & mineral dari ibu hamil. Kadar
vitamin dalam ASI sangat dipengaruhi oleh vitamin yang dimakan ibu, jadi
suplementasi vitamin pada ibu akan menaikkan kadar vitamin ASI.Vitamin yang
penting dalam masa menyusui adalah vitamin B1, B6, B2, B12, vitamin A, yodium &
selenium. Jumlah kebutuhan vitamin & mineral adalah 3 porsi sehari dari sayuran dan
buah-buahan.
5. Cairan
Ibu menyusui sangat membutuhkan cairan agar dapat menghasilkan air susu dengan
cepat. Dianjurkan minum 2-3 liter air per hari atau lebih dari 8 gelas air sehari (12-13
gelas sehari). Terutama saat udara panas, banyak berkeringat dan demam sangat
dianjurkan untuk minum >8 gelas sehari. Waktu minum yang paling baik adalah pada
saat bayi sedang menyusui atau sebelumnya, sehingga cairan yang diminum bayi
dapat diganti.10 Kebutuhan cairan dapat diperoleh dari air putih, susu, jus buah-
buahan dan air yang tersedia di dalam makanan.
E. PENANGANAN DIET PADA IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI DENGAN
MASALAH GIZI
Mengatasi permasalahan selama kehamilan serta ibu untuk memperoleh energi yang
cukup dan berfungsi untuk menyusui setelah kelahiran bayi sangat penting dilakukan.
Syarat pengaturan makanan ibu hamil pada trimester I ditambah 180 kkal dari
kebutuhan sebelum hamil sedangkan untuk trimester II dan III ditambah 300 kkal dari
kebutuhan sebelum hamil atau disesuaikan dengan kebutuhan kekurangan gizi
(Basagili, 2017). Untuk memenuhi kebutuhan zat besi ibu hamil dianjurkan
mengonsumsi tablet tambah darah setiap hari, dengan total minimal 90 tablet selama
kehamilan. Bahan makanan dan makanan yang dianjurkan sumber karbohidrat
diantaranya beras, kentang, bihun, mie, roti, makaroni, dan crakers. Sumber protein
seperti ayam, ikan, daging, telur, hati, keju, susu,tahu, tempe dan kacang-kacangan.
Sayur dan buah yang dimasak berwarna yang segar juga dianjurkan
GIZI PADA BAYI

A. PENGERTIAN BAYI, BAYI PRE TERM, BAYI DENGAN BBLR


1. Bayi adalah seseorang yang berada pada usia 0-11 bulan. Bayi dapat dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu bayi cukup bulan, bayi premature, dan bayi dengan berat bayi lahir
rendah (BBLR).
2. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dengan berat lahir 2.500 gram sampai 4000 gram, cukup bulan,
langsung menangis dan tidak ada cacat bawaan, serta ditandai dengan pertumbuhan
dan perkembangan yang cepat (Noviyan, n.d.).
3. Kelahiran prematur adalah kelahiran yang terjadi sebelum minggu ke-37 atau lebih
awal dari hari perkiraan lahir (Willy, 2019) .
4. Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lebih
rendah dari berat badan bayi rata-rata (2018) (Willy, 2018). Bayi dinyatakan
mengalami BBLR jika beratnya kurang dari 2,5 kilogram, sedangkan berat badan
normal bayi yaitu di atas 2,5 atau 3 kilogram. Sementara pada bayi yang lahir dengan
berat kurang dari 1,5 kilogram, dinyatakan memiliki berat badan lahir sangat rendah

B. KARAKTERISTIK TUMBUH KEMBANG BAYI


Masa Bayi (0-2 minggu)
1. Perkembangan Fisik
a. Pada masa ini, biasanya terjadi penurunan berat badan akibat kesulitan bayi baru
lahir untuk menyesuaikan diri secara cepat dengan lingkungan baru (luar rahim).
Penyesuaian diri ini mencakup perubahan suhu, mengisap dan menelan, bernapas,
dan pembuangan kotoran (Herlina, n.d.).
b. Seringkali terdapat rambut-rambut halus di kepala dan punggung, tetapi yang di
punggung biasanya akan segera menghilang.
c. Proporsi kepala dengan panjang tubuh kira-kira 1:4 (bandingkan dengan pada
orang dewasa kira-kira 1:7).
2. Perkembangan Motorik
Gerakan-gerakan bayi baru lahir bersifat acak dan tidak berhubungan dengan kejadian-
kejadian di lingkungan yaitu:
a. Gerakan menyeluruh.
Gerakan menyeluruh terjadi di seluruh tubuh bila salah satu bagian tubuh
distimulasi, walaupun gerakan yang paling menonjol terjadi pada bagian yang
diberi stimulasi. Rasa lapar, sakit, dan perasaan tidak enak juga akan
menimbulkan banyak gerakan.
b. Gerakan khusus
Gerakan khusus meliputi bagian-bagin tubuh tertentu. Gerakan ini termasuk gerak
refleks, yang merupakan tanggapan terhadap rangsangan indria khusus dan yang
tidak berubah dengan pengulangan rangsang yang sama.
3. Perkembangan Bahasa
Bahasa pada masa ini lebih tepat dikatakan sebagai vokalisasi, yang dapat dibagi menjadi
dua kategori yaitu suara tangis dan suara eksplosif.
a. Menangis
Selama masa neonatal dan bulan-bulan pertama masa bayi, tangis merupakan
bentuk suara yang menonjol. Ostwald dan Peltzman menguraikan nilai sosial dari
tangisan bayi, dengan mengatakan bahwa tangisan bayi merupakan perilaku
pertama yang mempunyai nilai sosial, yang menandakan ketergantungan total
pada satu makhluk – yaitu ibu hamil – pada kemungkinan berkomunikasi dengan
sekelompok manusia di dalam lingkungan.
b. Suara eksplosif
Kadang-kadang bayi baru lahir mengeluarkan suara eksplosif seperti napas yang
berat. Suara itu merupakan ucapan tanpa arti atau tujuan dan terjadi secara
kebetulan kalau otot-otot suara mengerut.
4. Perkembangan Kesadaran dan Emosi
Kesadaran bayi baru lahir masih kabur, artinya bayi baru lahir tidak menyadari
sepenuhnya tentang apa yang terjadi di sekitarnya. Reaksi emosional hanya berkaitan
dengan keadaan yang menyenangkan (ditandai oleh tubuh yang tenang) dan tidak
menyenangkan (ditandai oleh tubuh yang tegang).

Masa Bayi (2 minggu-1 tahun)


1. Perkembangan Fisik
Selama enam bulan pertama, pertumbuhan terus terjadi dengan pesat, kemudian mulai
menurun, dan dalam tahun kedua tingkat pertumbuhan cepat menurun. Selama tahun
pertama, peningkatan berat tubuh lebih besar daripada peningkatan tinggi, sedangkan
pada tahun kedua terjadi sebaliknya. Pertumbuhan kepala berkurang sedangkan
pertumbuhan badan dan tungkai meningkat, sehingga bayi berangsur-angsur menjadi
kurang berat di atas, dan pada masa akhir bayi tampak lebih ramping dan tidak
gempal.
2. Perkembangan Motorik
Gerak refleks tersenyum muncul pada minggu pertama, sedangkan senyum sosial
(reaksi terhadap senyum orang lain) mulai antara bulan ketiga dan keempat. Dalam
posisi tengkurap, bayi dapat menahan kepala secara tegak dalam usia 1 bulan, dalam
posisi telentang pada usia 5 bulan, dan dalam posisi duduk pada usia 4 atau 6 bulan.
Pada usia 2 bulan, bayi dapat berguling dari samping ke belakang, pada 4 bulan dari
tengkurap ke samping, dan pada usia 6 bulan dapat berguling sepenuhnya. Pada usia
4 bulan, bayi dapat ditarik ke posisi duduk, usia 5 bulan dapat duduk dengan dibantu,
tujuh bulan dapat duduk tanpa dibantu sebentar, dan duduk tanpa bantuan selama
sepuluh menit atau lebih pada usia 9 bulan. Gerakan ibu jari menjauhi jari-jari lain
dalam usaha menggenggam muncul pada usia 3 atau 4 bulan, dan dalam usaha
mengambil benda antara 8 – 10 bulan. Pada akhir minggu kedua, bayi dapat
memindahkan tubuh dengan cara menendang. Pada usia 6 bulan, dapat bergerak
dalam posisi duduk. Bayi bisa merangkak pada usia sekitar 8 – 10 bulan, menarik diri
sendiri ke posisi berdiri pada usia 10 bulan, berdiri dengan bantuan pada 11 bulan,
berdiri tanpa bantuan pada usia 1 tahun, dan berjalan tanpa bantuan pada usia 13 atau
14 bulan.
3. Perkembangan Bahasa
Komunikasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk bahasa - tertulis, lisan, isyarat
tangan, ungkapan musik, dan sebagainya. Pada usia 3 bulan, bayi sudah mengerti
ungkapan rasa marah, takut, dan senang. Pada usia 6 bulan, sebagian besar bayi bisa
mengucapkan “ma-ma, da-da, na-na, ta-ta” (babling)
4. Perkembangan Sosial
Biasanya, pengalaman pertama sosialisasi bayi adalah dengan ibunya. Usia 2 bulan
(social period), bayi responsif terhadap manusia dan bukan manusia. Usia 7 bulan
terjadi generalisasi pada semua orang (indiscriminate attachment). Pada usia 7 – 12
bulan terbentuk specific attachment, dimana bayi mulai takut terhadap orang asing
dan attachment terarah kepada ibu (atau orang yang paling dekat hubungannya).
Sekitar usia 6 bulan, mulai muncul senyum sosial, yaitu senyum yang ditujukan pada
seseorang (termasuk kepada bayi lain), bukan senyum refleks karena reaksi tubuh
terhadap rangsang.Pada usia 9 – 13 bulan, bayi mencoba menyentuh pakaian, wajah,
rambut bayi lain, dan meniru perilaku dan suara mereka.
5. Perkembangan Emosi
Reaksi emosional bayi selalu disertai dengan aspek fisiologis. Menangis, dilakukan
dengan penuh semangat disertai ekspresi dari seluruh tubuh. Tertawa/tersenyum
merupakan indikator dari rasa senang. Pada masa bayi mulai muncul rasa takut
terhadap sesuatu yang asing atau tidak menyenangkan, misalnya takut terhadap orang
yang baru bertemu, takut jatuh, takut mendengar suara dentuman yang keras.
Kecemasan juga mulai muncul pada masa bayi ini, terutama kalau bayi harus
menghadapi situasi baru atau memenuhi tuntutan orangtua, misalnya cemas karena
penyapihan dan toilet training. Pada usia 1-2 tahun, anak mulai menunjukkan
kemarahan dan agresi.
6. Perkembangan Mental/Intelektual
Kemampuan intelektual/kognitif berkaitan dengan thinking, perceiving, dan
understanding. Untuk mengenal lingkungan, bayi menggunakan sistem penginderaan
dan gerakan motorik. Namun karena saraf-saraf otaknya belum matang, maka
pengenalan terhadap lingkungan tersebut (berpikir, mempersepsi, memahami
lingkungan) seringkali tidak logis dan tidak realistis.
C. ASI DAN KEBUTUHAN GIZI BAYI
1. Makanan terbaik bagi bayi adalah air susu ibu (ASI) sampai berumur 2 tahun, dimana
sampai 6 bulan pertama hanya ASI tanpa disertai makanan atau minuman lain (ASI
ekslusif). Mulai umur 6 sampai 24 bulan pemberian ASI harus disertai makanan lain
(MPASI) karena kualitas dan kuantitas ASI tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan
bayi yang terus tumbuh. Jumlah kebutuhan ASI bagi bayi tidak dibatasi, kapan bayi
mau menyusu harus diberikan (Soe, n.d.).
2. Komposisi ASI protein dan mineral yang rendah dan laktosa yang tinggi. Protein
pada ASI juga mempunyai nilai biologi tinggi sehingga hamper semuanya digunakan
tubuh. Dalam komposisi lemak, ASI mengandung lebih banyak asam lemak tidak
jenuh yang esensiil dan mudah dicerna, dengan daya serap lemak ASI mencapai 85-
90 %. Zat anti infeksi yang terkandung dalam ASI antara lain : Imunoglobulin(Ig A,
Ig G, Ig A, Ig M, Ig D dan Ig E ), Lisozim adalah enzim yang berfungsi bakteriolitik
dan pelindung terhadap virus, Laktoperoksidase suatu enzim yang bersama
peroksidase hydrogen dan tiosianat membantu membunuh streptokokus, Faktor
bifidus adalah karbohidrat berisi N berfungsi mencegah pertumbuhan Escherichia coli
pathogen dan enterobacteriaceae, Faktor anti stafilokokus merupakan asam lemak anti
stafilokokus, Laktoferin dan transferin mengikat zat besi sehingga mencegah
pertumbuhan kuman, Sel-sel makrofag dan netrofil dapat melakukan fagositosis.
3. Lipase adalah antivirus ASI yang keluar pada 5 hari pertama adalah kental dan
berwarna kekuning-kuningan dinamakan kolostrum. Jumlah kolostrum sehari sekitar
150-300 cc. Kolostrum banyak mengandung zat anti infeksi, pencahar dan kaya
vitamin A hingga baik sekali bagi bayi baru lahir yang masih sangat rentan terhadap
berbagai kuman
4. Adapun kebutuhan gizi bayi sehari dalam 6 bulan pertama adalah energi 115-120
kkal/kg BB, protein 1,3-1,8 gram/kg BB, lemak 40-50 % dari energi, cairan 125-150
cc/ kg BB, semunya dapat dipenuhi dari ASI ibu sehat dengan eksresi 800-1000
cc/hari.
5. Setelah bayi berumur 6 bulan kebutuhan energi 105-110 kkal/kg BB dan berat
badannya melebihi 2 kali berat lahir sementara jumlah produksi ASI juga semakin
menurun maka ASI saja tidak mencukupi kebutuhan bayi, harus ditambah makanan
lain. Kebutuhan vitamin dan mineral bayi umumnya terpenuhi pada bayi yang
menyusui dari ibu yang sehat. Pada ibu kurang gizi kemungkinan kadar vitamin dan
mineral lebih rendah, misalnya vitamin D, zat besi dan fluor.
D. PASI, MP-ASI
1. PASI adalah pengganti ASI yang dibuat dari susu sapi yang susunan nutriennya
(kandungan zat gizinya) sudah diubah sehingga sesuai dengan kebutuhan bayi selama
masa pertumbuhan dan perkembangannya.
2. Ada beberapa alasan penggantian/penambahan ASI dengan susu formula (PASI)
seperti alasan medis atau ASI sedikit/tidak keluar (Iswardy, 2018).
3. Ada dua macam susu formula yaitu formula lengkap dan formula adaptasi. Susu
formula lengkap adalah susu sapi yang dikeringkan menjadi bubuk dan diperkaya
dengan zat-zat gizinya yang dibutuhkan untuk bayi. Contoh formula lengkap adalah :
lactogen 1, Nutrilon LA, New Camelpo dan SGM. Sedangkan susu formula adaptasi
adalah susu sapi dikeringkan menjadi bubuk, dengan mengurangi atau menambah
zat gizi tertentu sehingga dapat mendekati komposisi ASI.Contoh : bebelac 1, dumex
sb, S 26, dll.
4. MPASI adalah makanan yang diberikan sebagai pendamping ASI karena ASI saja
dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan. Setelah 6 bulan kualitas ASI
menurun serta jumlahnya tidak mencukupi kebutuhan bayi yang kebutuhannya
semakin meningkat pula. Pada umur 6 bulan bayi sudah harus mulai diperkenalkan
dengan makanan lain seperti bubur susu, pisang, dll.
5. Syarat-syarat MPASI adalah dapat memenuhi kebutuhan gizi dan energi, susunan
hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang, bentuk dan porsi makanan
disesuaikan dengan daya terima, toleransi, dan kondisi bayi, mempertahankan
kebersihan perorangan dan lingkungan.
6. MPASI dapat diberikan berupa variasi serealia : beras merah, beras putih, maizena;
sayuran : wortel, bayam, brokoli, sawi, kembang kol; buah : manga, blewah; biskuit
bayi; dan daging sapi, ayam, hati ayam, tahu, tempe.
7.
E. PEDOMAN GIZI SEIMBANG BAYI
1. IMD segera setelah persalinan, skin to skin contact minimal 1 jam
2. ASI ekslusif (0-5 bulan)
3. Meneruskan menyusui (2 tahun atau lebih)
4. Makanan pendamping ASI (6-23 bulan) dengan di sesuaikan frekuensi makan dalam
satu hari, jumlah makanan dalam setiap kali makan, tekstrur/konsistensi yang tepat,
jenis variasi seimbang sesuai kebutuhan dan toleransi bayi, pemberian makanan aktif
(selingan dengan kombinasi makanan lokal/pabrik seperti biscuit), kebersihan dalam
penyiapan makanan.
F. PENANGANAN DIET PADA BAYI DENGAN MASALAH GIZI (KEP)
Sesuai dengan penatalaksanaannya, Kementerian Kesehatan RI membagi penanganan
gizi buruk pada balita atas 3 fase.
1. Fase stabilisasi
Fase stabilisasi adalah keadaan ketika kondisi klinis dan metabolisme anak belum
sepenuhnya stabil. Dibutuhkan waktu sekitar 1-2 hari untuk memulihkannya, atau bahkan
bisa lebih, tergantung dari kondisi kesehatan anak.
Tujuan dari fase stabilisasi yakni untuk memulihkan fungsi organ-organ yang
terganggu serta pencernaan anak agar kembali normal. Dalam fase ini, anak akan
diberikan formula khusus berupa F 75 atau modifikasinya, dengan rincian:
a. Susu skim bubuk (25 gr)
b. Gula pasir (100 gr)
c. Minyak goreng (30 gr)
d. Larutan elektrolit (20 ml)
e. Tambahan air sampai dengan 1000 ml
Fase stabilisasi bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Pemberian susu formula sedikit tapi sering
Pemberian formula khusus dilakukan sedikit demi sedikit tapi dalam frekuensi yang
sering. Cara ini bisa membantu mencegah kadar gula darah rendah (hipoglikemia), serta
tidak membebankan saluran pencernaan, hati, dan ginjal.
b. Pemberian susu formula setiap hari
Pemberian formula khusus dilakukan selama 24 jam penuh. Jika dilakukan setiap 2
jam sekali, berarti ada 12 kali pemberian. Jika dilakukan setiap 3 jam sekali, berarti ada 8
kali pemberian.
c. ASI diberikan setelah susu formula khusus
Bila anak bisa menghabiskan porsi yang diberikan, pemberian formula khusus bisa
dilakukan setiap 4 jam sekali. Otomatis ada 6 kali pemberian makanan. Jika anak masih
mendapatkan ASI, pemberian ASI bisa dilakukan setelah anak mendapatkan formula
khusus.
d. Bagi orangtua, sebaiknya perhatikan aturan pemberian formula seperti:
Lebih baik gunakan cangkir dan sendok daripada botol susu, meskipun anak masih
bayi. Gunakan alat bantu pipet tetes untuk anak dengan kondisi sangat lemah.
2. Fase transisi
Fase transisi adalah masa ketika perubahan pemberian makanan tidak menimbulkan
masalah bagi kondisi anak. Fase transisi biasanya berlangsung selama 3-7 hari, dengan
pemberian susu formula khusus berupa F 100 atau modifikasinya.
Kandungan di dalam susu formula F 100 meliputi:
a. Susu skim bubuk (85 gr)
b. Gula pasir (50 gr)
c. Minyak goreng (60 gr)
d. Larutan elektrolit (20 ml)
e. Tambahan air sampai dengan 1000 ml
Fase transisi bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Pemberian formula khusus dengan frekuensi sering dan porsi kecil. Paling tidak
setiap 4 jam sekali.
b. Jumlah volume yang diberikan pada 2 hari pertama (48 jam) tetap menggunakan
F 75.
c. ASI tetap diberikan setelah anak menghabiskan porsi formulanya.
d. Jika volume pemberian formula khusus tersebut telah tercapai, tandanya anak
sudah siap untuk masuk ke fase rehabilitasi.
3. Fase rehabilitasi
Fase rehabilitasi adalah masa ketika nafsu makan anak sudah kembali normal dan
sudah bisa diberikan makanan agak padat melalui mulut atau oral. Akan tetapi, bila anak
belum sepenuhnya bisa makan secara oral, pemberiannya bisa dilakukan melalui selang
makanan (NGT).
Fase ini umumnya berlangsung selama 2-4 minggu sampai indiktor status gizin
BB/TB-nya mencapai -2 SD, dengan memberikan F 100. Dalam fase transisi, pemberian
F 100 bisa dilakukan dengan menambah volumenya setiap hari. Hal ini dilakukan sampai
saat anak tidak mampu lagi menghabiskan porsinya (Setiaputri, 2019).
F 100 merupakan energi total yang dibutuhkan anak untuk tumbuh, serta berguna
dalam pemberian makanan di tahap selanjutnya. Secara bertahap, nantinya porsi makanan
padat anak bisa mulai ditambah dengan mengurangi pemberian F 100.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai