Anda di halaman 1dari 16

KONSEP DAN APLIKASI

INTELEGENSI
KELOMPOK 4
1. Archelli Martya Diginanda Sylva (P17210193040)
2. Galuh Dini Kumala Sari (P17210193041)
3. Khusnul Nur Khotimah Mulailatul (P17210193042)
4. Yanuar Dianing Nugroho (P17210193043)
5. Youlanda Tania Ma’rifana (P17210193044)
6. Ratna Septian Sari (P17210193045)
7. Mochamad Alfath Luqman Prasetyo (P17210193046)
8. Yulia Salsabila Inayah (P17210193047)
Konsep Intelegensi
• Kata inteligensi adalah kata yang berasal dari bahasa latin yaitu
“inteligensia“.
• Sedangkan kata “ inteligensia “ itu sendiri berasal dari kata inter dan
lego, inter yang berarti diantara, sedangkan lego berarti memilih.
• Sehingga inteligensi pada mulanya mempunyai pengertian
kemampuan untuk memilih suatu penalaran terhadap fakta atau
kebenaran.
Konsep Intelegensi
a. Menurut Super dan Cites
Inteligensi adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan atau
belajar dari pengalaman.
b. Menurut Garrett
Inteligensi setidak-tidaknya mencangkup kemampuan-kemampuan yang
diperlukan untuk memecahkan masalah-masalah yang memerlukan pengertian
serta menggunakan simbol-simbol.
c. Menurut Bischof (Psikolog Amerika: 1954)
Inteligensi is the ability to solve problems of all kinds.
d. Menurut Edward Lee Thorendike (1913)
Inteligensi adalah kemampuan dalam memberikan respon yang baik dari
pandangan kebenaran atau fakta.
Komponen Intelegensi
1. Menurut David Perkins
• Neural Intelligence
mengacu kepada efisisensi dan ketelitian dari sistem neurologi seseorang.
• Experiential Intelligence
mengacu kepada akumulasi pengetahuan dan  pengalaman seseorang di area-area
yang berbeda.
• Reflective Intelligence
mengacu kepada strategi broad-based seseorang untuk menghadapi masalah, untuk
belajar, dan untuk menghadapi tugas-tugas intelektual yang menantang.
Komponen Intelegensi
2. Menurut Howard Gardner
• Kecerdasan Linguistik
kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan
maupun tulisan.
• Kecerdasan Logik Matematik
kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah. Ia mampu memikirkan
dan menyusun solusi (jalan keluar) dengan urutan yang logis (masuk akal).
• Kecerdasan Visual Dan Spasial
kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia visual dan spasial secara
akurat (cermat).
Komponen Intelegensi
• Kecerdasan Musik
kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan, mengarang, membentuk dan
mengekspresikan bentuk-bentuk musik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap ritme, melodi dan
timbre dari musik yang didengar.
• Kecerdasan Interpersonal
kemampuan untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang lain.
• Kecerdasan Intrapersonal
kemampuan yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan tentang diri sendiri. Dapat
memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Mampu memotivasi dirinya sendiri dan melakukan
disiplin diri.
• Kecerdasan Kinestetik
kemampuan dalam menggunakan tubuh kita secara terampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran dan
perasaan.
• Kecerdasan Naturalis
kemampuan untuk mengenali, membedakan, mengungkapkan dan membuat kategori terhadap apa
yang di jumpai di alam maupun lingkungan.
Komponen Intelegensi
3. Menurut Sternberg
• Analytical Intelligence
kemampuan menyelesaikan masalah-masalah umum (familiar) dengan
menggunakan strategi-strategi yang memanipulasi elemen-elemen dari suatu
masalah atau hubungan di antara elemen-elemen tersebut
• Creative Intelligence
kemampuan menyelesaikan masalah-masalah baru yang memerlukan kita untuk
berpikir tentang suatu masalah dan elemen-elemennya dalam suatu cara yang baru
• Practical Intelligence
kemampuan menyelesaikan masalah-masalah yang diterapkan pada apa yang kita
ketahui dalam konteks sehari-hari
Stenberg menyatakan bahwa intelegensi dihubungkan dan
didemonstrasikan dalam tiga aspek yang berbeda, yaitu:
1. Dunia internal dari informasi processing
a. Knowledge acquisition components : proses mental yang digunakan
dalam belajar.
b. Performance components : proses mental yang digunakan dalam
melakukan sebuah tugas, dimungkinkan untuk diukur dengan baik leh
tes intelegensi tertentu.
c. Metacomponents : proses mental untuk perintah yang lebih tinggi
yang digunakan dalam merencanakan, memonitor, dan evaluasi
performa tugas.
2. Pengalaman dan pembelajaran masa lalu (past learning)
a. Dealing with novelty : kemampuan belajar dan  berpikir dalam sistem
konseptual baru yang bisa menunjang pengetahuan yang sudah ada.
b. Automatizing information processing : kompleks verbal, matematika,
dan tugas-tugas lainnya yang mungkin mudah dilakukan hanya karena
kebanyakan dari operasi-operasi yang terlibat dalam performanya
telah di automatisasi.
3. Dunia eksternal untuk beradaptasi, membentuk, dan memilih lingkungan
kehidupan nyata (real-world)
a. Adapting to one’s environment : menggambarkan intelegesi sebagai
demonstrasi suatu kemampuan beradaptasi dalam situasi atau konteks
di mana ia terlibat
b. Shaping one’s environment : menampilkan intelegensi seseorang
dengan membentuk atau mengubah lingkungan, sehingga kebutuhan
seseorang bisa lebih terpenuhi.
c. Selecting a different environment : menampilkan intelegensi
seseorang dengan cara menyeleksi alternatif lingkungan atau konteks di
mana dia tinggal dan bekerja.
Faktor yang Memengaruhi
Intelegensi
• Pembawaan
Sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir .
• Kematangan
Organ tubuh tumbuh dan berkembang yang telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya
masing-masing.
• Pembentukan
Keadaan diluar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi.
• Minat dan pembawaan yang khas
Dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar.
• Kebebasan
Dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah.
Pembentukan Intelegensi
1. Pembentukan sengaja
Contoh : pembentukan kepribadian di seperti yang dilakukan disekolah-
sekolah
• Pembentukan tidak sengaja
Contoh : pembentukan kepribadian karena terpengaruh alam sekitar
Pembentukan dalam pengertian tersebut dapat diartikan sebagai
pembentukan kepribadian serta pembentukan intelegensi
Proses Intelegensi
pembahasan mengenai inteligensi secara teknis pada pokoknya
dibedakan menjadi dua golongan yaitu :
1. Pembahasan mengenai sifat hakekat inteligensi
2. Pembahasan mengenai penyelidikan inteligensi
Intelegensi adalah kemampuan untuk memecahkan masalah serta
beradaptasi dan belajar dari pengalaman. Menurut Herbert A. Simon, hal
tersebut akan terlibat dalam empat proses:
1. Aktivitas Intelijen
Mencari kondisi-kondisi yang membutuhkan solusi di dalam lingkungan.
2. Aktivitas perancangan
Menemukan, mengembangkan, dan menganalisis kemungkinan-
kemungkinan tindakan.
• 3. Aktivitas pemilihan
Memilih satu tindakan tertentu dari berbagai tindakan yang tersedia.
• 4. Akitivitas peninjauan
Menilai pilihan-pilihan masa lalu
Maloney dan Ward (dalam Azwar, 2011) mengajukan empat jenis pendekatan
untuk memahami hakikat dan bagaimana proses intelegensi sebagai berikut :
1. Pendekatan Teori Belajar Pendekatan ini berfokus pada perilaku yang
tampak, yakni respon seseorang terhadap situasi tertentu dan cara
menyesuaikan terhadap situasi tersebut.
2. Pendekatan Neurobiologis Pendekatan neurolobiologis beranggapan
bahwa intelegensi memiliki dasar anatomis dan biolgis sehingga perilaku
intelegen dapat ditelusuri dasar-dasar neuro-anatomis dan neurofisiologisnya
3. Pendekatan Psikometris Pendekatan ini berasumsi bahwa intelegensi
adalah sesuatu konstruk atau traits, yang kadarnya bisa berbeda-beda
setiap individu
4. Pendekatan Teori Perkembangan Studi intelegensi dipusatkan pada
masalah perkembangan intelegensi secara kualitatif dalam kaitannya dengan
tahap perkembangan biologis individu
Menurut Binet, intelegensi terdiri dari tiga komponen dalam prosesnya,
yaitu
1. kemampuan untuk mengarahkan pikiran dan tindakan
2. kemampuan untuk mengubah arah tindakan setelah tindakan
tersebut dilaksanakan
3. kemampuan untuk mengkritik diri sendiri atau melakukan auto
criticism
Apabila seseorang mencapai 3 komponen tersebut maka seseorang
tersebut dapat dikatakan memiliki tingkat intelegensiyang baik

Anda mungkin juga menyukai