Anda di halaman 1dari 5

Nama : Aqilah Putri Irawan

NPM : 10522215
Kelas / Absen : 1PA04 / 05
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan
Program Studi : Psikologi

Intelegensi, Kognitif dan Metakognitif


1.1 Definisi Intelegensi
Intelegensi berasal dari bahasa latin yaitu Intellegere artinya menghubungkan atau
menyatukan satu sama lain. Menurut willim stern, intelegensi adalah kesanggupan untuk
menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru dengan menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai
dengan tujuan.
1.2 Definisi Intelegensi dari Beberapa Ahli
Definisi intelegensi sendiri ada banyak yang dikemukakan oleh para ahli dengan beberapa
variasi perbedaan. Beberapa di antara mereka adalah sebagai berikut dengan pandangannya
mengenai intelegensi:
a) Lewis Terman
Menurut Terman, intelegensi merupakan satu kemampuan tunggal yang disebut
usia mental (mental age). Menurutnya, intelegensi itu bersifat tunggal atau hanya memiliki
satu faktor umum tunggal, yaitu kecerdasan umum. Faktor umum tunggal ini menurut
Thornburg merupakan dasar dari intelegensi yang diwarisi. Faktor umum tunggal atau
general disingkat g.
b) Charles Spearman
Menurut Spearman, intelegensi terdiri dari dua faktor. Kedua faktor tersebut adalah
kecerdasan umum (general ability) dan kecerdasan khusus (specific ability). Faktor yang
bersifat umum disebut general factor, disingkat g dan faktor yang bersifat khusus atau
specific factor, disingkat s.
General ability (faktor g) adalah faktor umum yang mendasari semua tingkah laku.
Terdapat pada semua individu, tetapi berbeda satu dengan yang lainnya. Sedangkan specific
ability (faktor s) adalah faktor khusus yang hanya mendasari tingkah laku tertentu. Faktor
yang bergantung kepada pengalaman karena dipelajari dan diperoleh dari lingkungan.
c) Louis L. Thurstone
Thurnstone mempunyai pandangan tersendiri. Dia berpendapat bahwa dalam
intelegensi terdapat faktor-faktor primer yang merupakan “group factor”, yaitu:
• Spatial relation (S)
• Perceptual speed (P)
• Verbal comprehension (V)
• Word fluency (W)
• Number facility (N)
• Associative memory (M)
• Induction (I)
Menurutnya faktor-faktor tesebut berkombinasi sehingga menghasilkan tindakan atau
perbuatan yang intelegen
d) Guiford (1971 dalam Khatena, 1992)
Teorinya yang dikenal dengan istilah Struktur Intelek SOI (Structure of intelect)
mengemukakan bahwa intelegensi memiliki 180 kemampuan (semula 150 kemampuan).
Sering disebut juga tiga dimensi yaitu; Dimensi Operasi, Dimensi Produk, dan Dimensi Isi
atau Konten
e) Raymond B. Cattel (1963 dalam Azwar, 1996)
Menyatakan bahwa kemampuan mental diklasifikasikan menjadi 2 macam yaitu;
• Intelegensi fluid (gf) yaitu bawaan biologis dan
• Intelegensi crysstallized (gc) yang merefleksikan adanya pengaruh pengalaman,
pendidikan dan kebudayaan dalam diri seseorang.

1.3 Pengukuran Intelegensi


Pengukuran inteligensi adalah prosedur pengukuran yang meminta peserta untuk
menunjukkan penampilan maksimum, sehingga pengukuran inteligensi dilakukan menggunakantes
yang dikenal dengan tes inteligensi.
Tes pertama yang merupakan tes inteligensi moderen dikembangkan oleh ahli psikologi
Perancis Alfred Binet pada tahun 1881. Pada saat itu pemerintah Perancis mengeluarkan Undang-
undang yang mewajibkan semua anak masuk sekolah. Pemerintah meminta Binet untuk membuat
tes guna mendeteksi anak-anak yang terlambat intelektualnya (Atkinson, Atkinson,Smith dan Bem,
t.th: 152). Tes-tes inteligensikemudian banyak mengacu pada tes yang telah dikembangkan oleh
Binet. Tes inteligensi Binet mengalami beberapa kali revisi. Revisi terakhir adalah revisi yang
dikerjakan bersama Terman dari Universitas Stanford yang dikenal dengan tes inteligensi Stanford-
Binet.

2.1 Definisi Kognisi Menurut Darlene V. Howard (Pendekatan Pemrosesan


Informasi)
Pendekatan pemrosesan informasi adalah pendekatan kognitif di mana individu mengolah
informasi, memonitornya, dan menyusun strategi berkenaan dengan informasi tersebut. Inti dari
pendekatan ini adalah proses memori dan proses berpikir.

2.2 Pendekatan Kognisi


Menurut Darlene V. Howard pendekatan kognisi lebih mendekatkan pada cara mengetahui
(knowing) bukan cara memberikan respons (respons). Pendekatan kognisi lebih menekankan
struktur mental atau pengaturan. Pendekatan kognisi mempersepsikan individu sebagai makhluk
yang aktif, konstruktif, berencana, dan bukan makhluk yang pasif menerima stimulus dari
lingkungan.

2.3 Pemrosesan Informasi


Model belajar pemrosesan informasi sering pula disebut model kognitif information
processing, karena dalam proses belajar ini tersedia tiga taraf struktural sistem informasi, yaitu
1) Sensory Register
Sensory atau intake register yaitu informasi masuk ke sistem melalui sensory register, tetapi
hanya disimpan untuk periode waktu terbatas. Agar tetap dalam sistem, informasi masuk ke
working memory yang digabungkan dengan informasi di long term memory.
2) Working Memory
Working memory yaitu pengerjaan atau operasi informasi berlangsung di working memory, di
sini berlangsung berpikir yang sadar. Kelemahan working memory sangat terbatas kapasitas isinya
dan memperhatikan sejumlah kecil informasi secara serempak.
3) Long Term Memory
Long term memory yang secara potensial tidak terbatas kapasitas isinya sehingga mampu
menampung seluruh informasi yang sudah dimiliki individu. Kelemahannya adalah betapa sulit
mengakses informasi yang tersimpan di dalamnya.
3.1 Perbedaan Kognisi dengan Inteligensi
Inteligensi Kognisi

Penjelasannya menggunakan pendekatan Penjelasannya menggunakan pendekatan


pengukuran atau psikometri pemrosesan informasi

Pendekatan psikometri melahirkan istilah Pendekatan pemrosesan informasi melahirkan


intelegensi dan IQ (Intellegent Quotient) istilah Kognisi (Cognition)

Memahami intelegensi dari aspek strukturalnya Memahami intelegensi dari aspek prosesnya

Unit analisis dalam pendekatan psikometri adalah Unit analisis pendekatan kognisi adalah komponen-
faktornya komponen pemrosesan informasi

4.1 Definisi Metakognisi


Metakognisi (metacognition) adalah kesadaran, keyakinan dan pengetahuan seseorang
tentang proses dan cara berpikir pada hal - hal yang mereka lakukan sendiri sehingga
meningkatkan proses belajar dan memori. Kata metakognisi terdiri dari dua kata, yaitu meta dan
kognisi. Meta artinya setelah, melebihi, atau diatas. Sedangkan kognisi adalah mencakup
keterampilan yang berhubungan dengan proses berpikir.
4.2 Komponen Metakognisi
Metakognisi (metakomponen) menurut Baker dan brown ada 2 tipe metakognisi,yaitu:
a) Pengetahuan tentang kognisi (Metacognitive Knowledge)
b) Pengalaman metakognisi (Metacognitive Experiences)
a. Pengetahuan tentang kognisi (Metacognitive knowledge)
Pengetahuan metakognisi adalah pengetahuan yang diperoleh tentang proses – proses
kognitif yaitu pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengontrol proses kognitif.
Pengetahuan metakognitif terdiri dari 3 jenis, yaitu :
1. Pengetahuan deklaratif yang mengacu kepada pengetahuan tentang fakta dan konsep –
konsep yang dimiliki seseorang atau fator – faktor yang mempengaruhi pemikirannya dan
perhatiannya dalam memecahkan masalah.
2. Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan bagimana melakukan sesuatu, bagaimana
melakukan langkah – langkah atau strategi – strategi dalam suatu proses pemecahan masalah.
3. Pengetahuan kondisional yang mengacu pada kesadaran seseorang akan kondisi yang
mempengaruhi dirinya dalam memecahkan masalah
b. Pengalaman metakognisi (Metacognitive Experiences)
Pengalaman atau regulasi metakognisi adalah pengaturan kognisi dan pengalaman belajar
seseorang yang mencakup serangkaian aktifitas yang dapat membantu dalam mengontrol
kegiatan belajarnya. Pengalaman metakognisi terdiri dari 3 proses yaitu :
1. Proses perencanaan. Yaitu keputusan tentang berapa banyak waktu yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah tersebut
2. Proses pemantauan. Yaitu kesadaran langsung tentang bagaimana kita melakukan suatu
aktivitas kognitif.
3. Proses evaluasi. Ini memuat pengambilan keputusan tentang proses yang dihasilkan
berdasarkan hasil pemikiran dan pembelajaran
4.3 Peran Metakognitif dalam Pembelajaran
Menurut Taccasu Project (2008), terdapat beberapa peran metakognitif dalam
pembelajaran yang bisa mengembangkan kemampuan metakognitif siswa, di antaranya adalah:
1. Memberikan kebebasan untuk membuat rencana belajar mandiri menyesuaikan dengan
kebutuhan dan kesibukan siswa, baik di rumah dan di sekolah.
2. Membantu membangun strategi belajar secara terencana dan runtut.
3. Dapat digunakan untuk menganalisa kelebihan dan kelemahan dari aktivitas belajar yang
telah dilakukan.
4. Menggunakan pengalaman di kehidupan nyata sebagai salah satu sumber belajar.
5. Memanfaatkan kecanggihan teknologi sebagai sarana dan sumber belajar.
6. Melaksanakan diskusi sebagai upaya untuk memecahkan masalah dan mendapatkan solusi.
7. Memanfaatkan lingkungan sekitar, seperti pengetahuan orang-orang yang lebih
berpengalaman dalam suatu bidang untuk meningkatkan pengalaman belajar yang lebih
berkesan.
Daftar Pustaka
Pengertian Metakognisi : Komponen, Komponen, Indikator, Ruang Lingkup dan Langkah
Pembelajaran Metakognisi (2022) Diakses pada 13 November 2022, dari Pengertian Metakognisi :
Komponen, Komponen, Indikator, Ruang Lingkup dan Langkah Pembelajaran Metakognisi
(pelajaran.co.id)
Mengetahui Peran Metakognitif dalam Pembelajaran. (2018) Diakses pada 13 November 2022, dari
Mengetahui Peran Metakognitif dalam Pembelajaran - Ujione.id - Aplikasi Ujian Berbasis Cloud
Puspitasari, dkk. (2020) MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN INTELIGENSI, KOGNISI, METAKOGNISI.
Diakses dari Makalah Kelompok 5 "Inteligensi, Kognisi, dan Metakognisi: (elrisasalsa.blogspot.com)
Nurjannah, S. (2014) Makalah Intelegensi dalam Psikologi Pendidikan. Diakses dari Makalah
Intelegensi dalam Psikologi Pendidikan ~ Aneka Ragam Makalah (anekamakalah.com)
Universitas Psikologi. (2018). Sejarah Inteligensi dan Teori Intelegensi Menurut Para Ahli. Diakses
pada 12 November 2022, dari https://www.universitaspsikologi.com/2018/04/definisi-sejarah-
faktor-mempengaruhi-inteligensi.html
Purwanto. (2010) Intelegensi: Konsep dan Pengukurannya. Diakses pada 13 november 2022,dari
STAIN Surakarta
Alica. (2019) Intelegensi, Kognisi, dan Metakognisi. Diakses dari Intelegensi, Kognisi, dan
Metakognisi | PSYCHOXERIS
Farhan, Roby (2022). INTELIGENSI, KOGNISI, & METAKOGNISI [Presentasi PowerPoint].

Anda mungkin juga menyukai