KELOMPOK 5 :
1. Roy
2. Prameswitha MA
3. Pandya
4. Bagus
Inteligensi adalah salah satu kemampuan mental, pikiran atau intelektual manusia.
Inteligensi merupakan bagian dari proses-proses kognitif pada urutan yang lebih tinggi
(higher ordercognition). Secara umum inteligensi sering disebut kecerdasan, sehingga
orang yang memiliki inteligensi yang tinggi sering disebut orang cerdas atau jenius.
Thurstone berpendapat bahwa intelegensi terdiri dari faktor yang jamak (multiple factors),
mencakup tujuh kemampuan mental utama (primary mental abilities), yaitu:
a. Pemahaman Verbal
b. Kecepatan Verbal
c. Bilangan
d. Visualisasi Spasial
e. Ingatan
f. Pemikiran
g. Kecepatan Persepsi
Raymond B. Cattel
Cattel membagi intelegensi menjadi 2, yaitu:
a. Intelegensi Fluid Intelegensi yang didapat dari hasil keturunan/biologis. Biasanya
cenderung tidak berubah setelah 14 atau 15 tahun
b. Intelegensi Crystallized
Refleksi dari pengaruh pengalaman, Pendidikan dan kebudayaan dalam diri seseorang.
dengan kata lain merupakan endapan pengalaman yang terjadi sewaktu intelegensi fluid
bercampur dengan pengalaman.Intelegensi crystallized ini akan meningkat kadarnya seiring
dengan meningkatnya pengalaman dan masih terus dapat berkembang sampai usia 30
sampai 40 tahun.
TEORI - TEORI INTELEGENSI
1. Teori Struktur Intelektual
Salah satu teori faktor yang cukup komplek dan terkenal adalah teori struktur intelektual yang
dikembangkan oleh Guilford (1967,1985). Menurut teori SOI (Structure of intellect) ini, inteligensi
didefinisikan sebagai suatu kumpulan yang sistematik mengenai kemampuan-kemampuan atau
fungsi-fungsi intelektual untuk memproses informasi yang beraneka macam di dalam berbagai bentuk.
Istilah kemampuan ini digunakan di dalam konteks perbedaan-perbedaan individu dan fungsi-fungsi
bagi perilaku individu.
2. Teori Kognitif Stenberg (1985)
menggunakan teori komponen berdasarkan alur proses-proses kognitif yang terlibat di dalamnya.
Teori komponen ini sering disebut teori pemrosesan informasi. Menurut teori Stanberg, inteligensi
dapat dianalisis kedalam lima komponen: metakomponen, komponen performansi, komponen akuisisi,
dan komponen transfer. Komponen-komponen ini merupakan langkah –langkah yang harus ditempuh
seseorang agar ia dapat memecahkan masalah.
3. Teori Inteligenesi Majemuk (multiple intelligences)
Teori ini dikembangkan oleh Howard Gadner pada awal tahun 1980-an. Ia tidak puas
dengan model kecerdasan tunggal yang didasari oleh konsep IQ (intelligent quotient)
yang secara traditional dipegang teguh. Sebelum mengembangkan teorinya, Garner
(2003) telah melakukan serangkaian penelitian dan pengamatan tehadap orang-orang
normal dan tidak normal. Berdasarkan hasil penelitian tersebutlah dikembangkan teori
inteligensi majemuk (multiple intelligences). Menurut Gardner inteligensi didefinisikan
sebagai kemampuan untuk menyelesaikan atau memecahkan masalah dan menciptakan
produk (karya).
Intelegensi dan pemrosesan informasi
4. Adaptasi (adaptiveness).
Tingkat inteligensi seseorang juga dapat dilihat dari kemampuan beradaptasi. Kemampuan beradaptasi
merupakan suatu kemampuan yag sangat kompleks, karena di dalamnya melibatkan sejumlah fungsi
intelektual misalnya penalaran, ingatan kerja, dan belajar keterampilan. Dalam hal ini, adaptasi
didefinisikan sebagai kemampuan menyesuaikan strategi (strategy adaptivity) dengan perubahan
tuntutan tugas atau lingkungan (termasuk lingkungan baru
PENGUKURAN INTELEGENSI
Menurut (Mudhar & Rafikayati, 2017) Untuk mengukur kecerdasan seseorang dapat digunakan
tes Binet dan model tes Wechsler.
1 Tes Binet Model tes kecerdasan ini ditemukan oleh Alfred Binet. Hasil usaha Binet pertama kali
muncul pada tahun 1905. Bentuknya masih sangat sederhana, terdiri dari 30 item. Untuk
menyempurnakan model ini, Binet melakukan perbaikan yang kemudian mendapat bantuan dari
Simon. Hasil upaya tindak lanjut ini kemudian dipublikasikan pada tahun 1908 dengan nama tes
Binet – Simon. Hasil dari perbaikan tersebut terletak pada penggunaan tes ini yang tidak hanya
ditujukan untuk anak-anak saja namun dapat digunakan untuk usia 3 – 15 tahun.
Pada tahap selanjutnya yaitu pada tahun 1911 diperoleh rumusan kecerdasan
komparatif atau Intelligence Quotient yang biasa disingkat IQ. Jadi rasio kecerdasan
= kecerdasan dibandingkan umur penanggalan (IQ=MA:CA), yang biasa ditulis:
MAIQ = __ x 100CA Kemudian pada tahun 1916 dilakukan peninjauan ulang
terhadap tes yang dilakukan oleh L.M.
Istilah ini dikenal sebagai Tes Stanford Revisi, atau Skala Stanford Binet. Pada
tahun 1937 Terman dibantu oleh M.D. Merrill merevisi tes yang diterbitkan pada
tahun 1916, yang kemudian menjadikan tes yang diterbitkan pada tahun 1937
sebagai tes yang paling banyak digunakan. Perkembangan selanjutnya terjadi pada
tahun 1960, dimana tes terakhir yang dipublikasikan digunakan saat ini.
2. Tes Wechsler.
Karena tes model Binet dirancang untuk anak-anak, meskipun mencakup soal-soal
untuk orang dewasa, tes Binet tidak memperhitungkan kecerdasan. Maka Wechsler
pada tahun 1939 menerbitkan tes yang disebut Wechsler Bellevue Intelligence
Scale (W-B) dan merevisinya pada tahun 1955 dengan nama Wechsler Adult
Intelligence Scale (WAIS).
THANK YOU