Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

INTELEGENSI

Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah psikologi umum

Dosen pembimbing: M. AMIN .MA.

OLEH:

SAHWAN

MUHAMMAD LUKMAN

L.SAHRIZAL

MIRATUN NAZIFAH

PROGRAM SETUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM QAMARUL HUDA BAGU

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul intelegensi. Makalah ini disusun untuk memenuhi

tugas bahasa indonesia yang telah diberikan oleh dosen pengampu bahasa

indonesia dan untuk memberikan pandangan luas kepada masyarakat dan juga

pengetahuan tentang kepintara atau intelegensi. Penulis berharap makalah ini

dapat memberikan sebuah manfaat tentang pengetahuan tentang intelegensi

sehingga masyarakat dapat memahaminya dan juga meningkatkan

intelegensi, namun makalah ini masih jauh dari kesempurnaitu kritik dan

saran sangat dibutuhkan. Akhir kata, penulis semoga makalah ini dapat

menambah khazanah keilmuan bagi pencari ilmu

ii
DAPTAR ISI
BAB I.........................................................................................................................iii
PENDAHULUAN......................................................................................................iii
RUMUSAN MASALAH.........................................................................................iv
TUJUAN.................................................................................................................iv
BAB II.........................................................................................................................v
PEMBAHASAN..........................................................................................................v
1. Pengertian intelegensi.....................................................................v

2. Teori-teori intelegensi.....................................................................v

3. Jenis-jenis intelegensi..................................................................viii

4. Paktor yang mempengaruhi intelegensi.........................................xi

BAB III PENUTUP.................................................................................................xiii


Kesimpulan............................................................................................xiii

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

Di zaman modern saat ini, masyarakat umum mengenal inteligensi

sebagai istilah yang menggambarkan kecerdasan, kepintaran, ataupun

kemampuan untuk memecahkan problem yang dihadapi. Gambaran

tentang anak yang berintelegensi tinggi adalah gambaran mengenai siswa

yang pintar, siswa yang selalu naik kelas dengan nilai baik, atau siswa

yang jempolan di kelasnya.

Bahkan Gambaran ini meluas pada citra fisik, yaitu citra anak

yang wajahnya bersih, berpakaian rapi, matanya bersinar, atau

berkacamata. Sebaliknya, gambaran anak yang berinteligensi rendah

membawa citra seseorang yang lamban berfikir, sulit mengerti, prestasi

belajarnya rendah, dan mulut lebih banyak menganga disertai tatapan

mata bingung.

Pandangan awam sebagaimana digambarkan di atas, walaupun

tidak memberikan arti yang jelas tentang inteligensi namun pada

umumnya tidak berbeda jauh dari makna inteligensi sebagaimana yang

dimaksudkan oleh para ahli. Adapun definisinya, makna inteligensi

memang mendeskripsikan kepintaran dan kebodohan. Pada umumnya,

para ahli menerima pengertian akan inteligensi sebagaimana istilah

tersebut digunakan oleh orang awam. Kekaburan lingkup konsep

mengenai inteligensi menyebabkan sebagian ahli bahkan tidak merasa

perlu untuk berusaha memberikan batasan yang pasti. Bagi mereka ini

iv
banyak diantara definisi yang telah dirumuskan ternyata terlalu luas

untuk dapat disalahkan dan terlalu kabur untuk dapat dimanfaatkan.

Inteligensi erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Banyak

problemproblem manusia yang berhubungan dengan inteligensi.

Dalam dunia pendidikanpun, inteligensi merupakan hal yang

sangat berkaitan. Seolaholah inteligensi merupakan penentu keberhasilan

untuk mencapai segalasesuatu yang diinginkan, dan merupakan suatu

penentu keberhasilan dalam semua bidang kehidupan. Untuk mengetahui

tentang apa itu inteligensi, akan dijelaskan lebih lanjut dalam makalah

ini.

Rumusan masalah

1. Apa pengertian intelegensi?


2. Apa saja teori intelegensi
3. Apa saja jenis-jenis inteligensi?
4. Apa saja factor yang mempengaruhi intelegensi ?
5. Bagaimana cara meningkatkan intelegensi?

Tujuan
1.Untuk mengetahui pengertian inteligensi.
2.Untuk memahami bagaimana faktor-faktor dalam inteligensi.
3.Untuk dapat mengetahui bagaimana sejarah perkembangan tes inteligensi.
4.Untuk memahami jenis-jenis inteligensi

v
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian intelegensi
Intelegensi berasal dari bahasa Inggris “Intelligence” yang

juga berasal dari bahasa Latin yaitu “Intellectus dan Intelligentia atau

Intellegere”. Teori tentang intelegensi pertama kali dikemukakan

oleh Spearman dan Wynn Jones Pol pada tahun 1951. Spearman dan

Wynn mengemukakan adanya konsep lama mengenai suatu kekuatan

(power) yang dapat melengkapi akal pikiran manusia tunggal

pengetahuan sejati.

Kekuatan tersebut dalam bahasa Yunani disebut dengan

“Nous”, sedangkan penggunaan kekuatannya disebut “Noeseis”.

Intelegensi berasal dari kata Latin,yang berarti memahami. Jadi

intelegensi adalah aktivitas atau perilaku yang merupakan

perwujudan dari daya atau potensi untuk memahami sesuatu.

2. Teori-teori intelegensi
A.Teori Faktor

Teori ini dikembangkan oleh Spearman, dia

mengembangkan teori dua faktor dalam kemampuan mental manusia.

Yakni ;

vi
a. Teori faktor “g” (faktor kemampuan umum) : kemampuan

menyelesaikan masalah atau tugas – tugas secara umum (misalnya,

kemampuan menyelesaikan soal – soal matematika)

b. Teori faktor “s” (faktor kemampuan khusus) : kemampuan

menyelesaikan masalah atau tugas – tugas secara khusus (misalnya,

mengerjakan soal – soal perkalian,atau penambahan dalam

matematika)

B. Teori Struktural Intelektual

Teori ini dikembangkan oleh Guilford, dia mengatakan bahwa tiap-

tiap kemampuan memiliki jenis keunikan tersendiri dalam aktifitas

mental atau pikiran (operation), isi informasi (content), dan hasil

informasi (product).

C. Teori Kognitif

Teori ini dikembangkan oleh Sternberg menurutnya inteligensi dapat

dianalisis kedalam beberapa komponen yang dapat membantu

seseorang untuk memecahkan masalahnya diantaranya :

a. Metakomponen adalah proses pengendalian yang terletak pada

urutan lebih tinggi yang digunakan untuk melaksanakan rencana,

memonitor, dan mengevaluasi kinerja dalam suatu tugas

b. Komponen kinerja adalah proses – proses pada urutan lebih rendah

yang digunakan untuk melaksanakan berbagai strategi bagi kinerja

dalam tugas

vii
c. Komponen perolehan pengetahuan adalah proses – proses yang

terlibat dalam mempelajari informasi baru dan penyimpanannya

dalam ingatan

D. Teori Inteligensi Majemuk (multiple intelligences)

Teori ini dikembangkan oleh Howard Gadner, dalam teorinya ia

mengemukakan sedikitnya ada tujuh jenis inteligensi yang dimiliki

manusia secara alami, diantaranya:

a. Inteligensi bahasa (verbal or linguistic intelligence) yaitu

kemampuan memanipulasi kata – kata didalam bentuk lisan atau

tulisan. Misalnya membuat puisi

b. Inteligensi matematika-logika (mathematical-logical) yaitu

kemampuan memanipulasi sistem-sistem angka dan konsep-konsep

menurut logika. Misalkan para ilmuwan bidang fisika, matematika.

c. Inteligensi ruang (spatial intelligence) adalah kemampuan untuk

melihat dan memanipulasi pola-pola dan rancangan. Contohnya

pelaut, insinyur dan dokter bedah.

d. Inteligensi musik (musical intelligence) adalah kemampuan

memahami dan memanipulasi konsep-konsep musik. Contohnya

intonasi, irama, harmoni

e. Inteligensi gerak-tubuh (bodily-kinesthetic intelligence) yakni

kemampuan untuk menggunakan tubuh dan gerak. Misalkan penari,

atlet.

viii
f. Inteligensi intrapersonal yaitu kemampuan untuk memahami

perasaan – perasaan sendiri, refleksi, pengetahuan batin, dan

filosofinya,contohnya ahli sufi dan agamawan.

g. Inteligensi interpersonal yaitu kemampuan memahami orang lain,

pikiran maupun perasaan – perasaannya, misalnya politis, petugas

klinik, psikiater.

3. Jenis-jenis intelegensi
Dr. Howard Gardner menemukan sebuah teori tentang kecerdasan.

Ia mengatakan bahwa manusia lebih rumit daripada apa yang dijelaskan

dari tes IQ atau tes apapun itu. Ia juga mengatakan bahwa orang yang

berbeda memiliki kecerdasan yang berbeda. Pada tahun 1983 Howard

Gardner dalam bukunya The Theory of Multiple Intelegence,

mengusulkan tujuh macam komponen kecerdasan, yang disebutnya

dengan Multiple Intelegence (Intelegensi Ganda). Intelegensi ganda

tersebut meliputi:

1. Kecerdasan Linguistic-Verbal Kecerdasan ini berupa kemampuan

untuk menyusun pikirannya dengan jelas juga mampu

mengungkapkan pikiran dalam bentuk kata-kata seperti berbicara,

menulis, dan membaca. Orang dengan kecerdasan verbal ini sangat

cakap dalam berbahasa, menceriterakan kisah, berdebat, berdiskusi,

melakukan penafsiran, menyampaikan laporan dan berbagai aktivitas

lain yang terkait dengan berbicara dan menulis. Kecerdasan ini sangat

ix
diperlukan pada profesi pengacara, penulis, penyiar radio/televisi,

editor, guru.

2. Kecerdasan Logiko-Matematik Kecerdasan ini ditandai dengan

kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan angka-angka dan

bilangan, berpikir logis dan ilmiah, adanya konsistensi dalam

pemikiran.. Seseorang yang cerdas secara logika matematika

seringkali tertarik dengan pola dan bilangan/angka-angka. Mereka

belajar dengan cepat operasi bilangan dan cepat memahami konsep

waktu, menjelaskan konsep secara logis, atau menyimpulkan

informasi secara matematik.

Kecerdasan ini amat penting karena akan membantu

mengembangkan keterampilan berpikir dan logika seseorang. Dia

menjadi mudah berpikir logis karena dilatih disiplin mental yang

keras dan belajar menemukan alur piker yang benar atau tidak benar.

Di samping itu juga kecerdasan ini dapat membantu menemukan

cara kerja, pola, dan hubungan, mengembangkan keterampilan

pemecahan masalah, mengklasifikasikan dan mengelompokkan,

meningkatkan pengertian terhadap bilangan dan yang lebih penting

lagi meningkatkan daya ingat.

3. Kecerdasan Spasial-Visual Kecerdasan ini ditunjukkan oleh

kemampuan seseorang untuk melihat secara rinci gambaran visual

yang terdapat di sekitarnya. Seorang seniman dapat memiliki

kemampuan persepsi yang besar. Bila mereka melihat sebuah

x
lukisan, mereka dapat melihat adanya perbedaan yang tampak di

antara goresan-goresan kuas, meskipu orang lain tidak mampu

melihatnya. Dengan mengamati sebuah foto, seorang fotografer

dapat membuat analisis mengenai kelemahan atau kekuatan dari foto

tersebut seperti arah datangnya cahaya, latar belakang, dan

sebagainya, bahkan mereka dapat memberi jalan keluar bagaimana

seandainya foto itu ditingkatkan kualitasnya. Kecerdasan ini sangat

dituntut pada profesi-profesi seperti fotografer, seniman, navigator,

arsitek. Pada orang-orang ini dituntut untuk melihat secara tepat

gambaran visual dan kemudian member arti terhadap gambaran

tersebut.

4. Kecerdasan Ritmik-Musik Kecerdasan ritmik-musikal adalah

kemampuan seseorang untuk menyimpan nada di dalam benaknya,

untuk mengingat irama, dan secara emosional terpengaruh oleh

musik. Kecerdasan musikal merupakan suatu alat yang potensial

karena harmoni dapat merasuk ke dalam jiwa seseorang melalui

tempat-tempat yang tersembunyi di dalam jiwa (Plato). Musik dapat

membantu seseorang mengingat suatu gerakan tertentu, perhatikan

seseorang atau sekelompok orang yang sedang menari atau

berolahraga senam ritmik mesti selalu disertai dengan alunan musik.

5. Kecerdasan Kinestetik Kecerdasan ini ditunjukkan oleh

kemampuan seseorang untuk membangun hubungan yang penting

antara pikiran dengan tubuh, yang memungkin tubuh untuk

xi
memanipulasi objek atau menciptakan gerakan. Secara biologi ketika

lahir semua bayi dalam keadaan tidak berdaya, kemudian

berangsurangsur berkembang dengan menunjukkan berbagai pola

gerakan, tengkurap, “berangkang”, berdiri, berjalan, dan kemudian

berlari, bahkan pada usia remaja berkembang kemampuan berenang

dan akrobatik.

4. Paktor yang mempengaruhi intelegensi


A. Faktor pembawaan

Faktor pembawaan merupakan faktor pertama yang berperan di

dalam intelegensi. Faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa

sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam

memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan.

Oleh karena itu, di dalam satu kelas dapat dijumpai anak yang

bodoh, agak pintar, dan pintar sekali, meskipun mereka menerima

pelajaran dan pelatihan yang sama.

B. Faktor minat dan pembawaan yang khas Faktor minat ini

mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan

dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan

atau motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan

dunia luas, sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat

memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.

C. Faktor pembentukan Pembentukan adalah segala keadaan di luar

diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Di

xii
sini dapat dibedakan antara pembentukan sengaja, seperti yang

dilakukan di sekolah dan pembentukan yang tidak disengaja,

misalnya pengaruh alam disekitarnya.

D. Faktor kematangan

Di mana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami

pertumbuhan dan perkembangan. Setiap organ manusia baik fisik

maupun psikis, dapat dikatakan telah matang, jika ia telah tumbuh

atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan

fungsinya masing-masing. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila

anak-anak belum mampu mengerjakan atau memecahkan soal-soal

matematika di kelas empat SD, karena soal-soal itu masih terlampau

sukar bagi anak. Organ tubuhnya dan fungsi jiwanya masih belum

matang untuk menyelesaikan soal tersebut dan kematangan

berhubungan erat dengan umur. E. Faktor kebebasan Faktor

kebebasan artinya manusia dapat memilih metode tertentu dalam

memecahkan masalah yang dihadapi. Di samping kebebasan

memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah yang sesuai

dengan kebutuhannya.

xiii
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Dari segi intelegensinya berbeda, maka individu satu dengan yang lain

tidak sama kemampuanya dalam memecahkan suatu pesoalan yang dihadapi

dan kecerdasan yang kreatif dapat menciptakan sesuatu sedangkan

kecerdasan yang praktis dapat mengambil tindakan. Tingkat kecerdasan

(intelegensi) seseorang dapat mempengaruhi hasil belajar namun tidak

menjadi satu-satunya faktor yang mempengaruhi hasil belajar seseorang.

xiv
1

Anda mungkin juga menyukai