PSIKOLOGI
(INTELEGENSI)
Oleh :
8801220051Putri triyanti
8801220063 Siti zahira
8801220033 Akmal Apandi
8801220010 Hadi Pratama
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunianya
kami dapat menyelesaikan modul belajar intelegensi pada mata kuliah psikologi ini.Mata kuliah ini
amatlah penting bagi perawat karna mengenal dan mempelajari lebih lanjut tentang intelegensi,
Seorang perawat harus mengetahui apa itu intelegasi.
Atas terselesainya modul ini tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Kedokteran yang memberikan ijin penulisan modul mata ajar bagian
dari Psikologi
2. Ketua Prodi DIII Keperawatan yang memberikan motivasi pada penulis untuk
menuangkan ilmunya dalam pembelajaran psikologi
3. Para sejawat dosen yang saling mengisi dalam terselesaikannya modul ini
Demikian dengan terselesainya modul sejarah keperawatan di Dunia dan Indonesia dapat
memberikan kontribusi untuk mahasiswa mempelajari dan memahami materi ini.
Penulis
i
IDAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………….…………………...i
A.Latar Belakang…………...…………………………….……………………………1
B.Deskripsi mata kuliah………...….…………………………………………………..1
C. tujuan umum.......………………………………………….…………….…………..1
D.Tujuan khusus…………………………………………………….………………….1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….....2
1.1.Pengertian Intelegensi..........…….. ………...…………………...………………….2
1.2. Intelligence quotient(IQ) ………………….……..………...……...………...….….9
1.3.Keterbelakangan mental..........…….. ………...…………………...………………10
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………............13
A. Kesimpulan…………….…………………………………………………………..13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..…………...14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan merupakan salah satu unsur terpenting sebagai indikator kemajuan suatu bangsa
(Sudarsana,2016).Pendidikan selalu mengalami perubahan dan perbaikan seiring berjalannya
waktu,berdasarkan zaman modern saat ini masyarakat belum mengenal intelegensi sebagai istilah
yang menggambarkan kecerdasan,kepintaran (Fadilah,2019) ataupun kemampuan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi (Mulyati, 2016).Istilah intelegensi ini sudah menjadi
bahasa umum bagi masyarakat(Pratiwi,2011),hanya sebagian saja masyarakat nmenamakannya
kecerdasan,kecerdikan,kepandaian,keterampilan dan istilah lainnya yang pada prinsipnya
bermakna sama (Aisyah,2011).Intelegensi dan keberhasilan dalam pendidikan adalah dua
hal yang saling berkaitan (Izzaty et al,2017).Seperti biasanya anak memiliki intelegensi yang
tinggi dia akan memiliki prestasi yang membanggakan di kelasnya dan dengan prestasi yang
dimilikinya ia akan lebih mudah meraih keberhasilan (Rini et al., 2015).Kecerdasan
interpersonal adalah kemampuan untuk mengamati atau mengerti maksud,motivasi dan
perasaan orang lain (Nasution & Siregar,2013).Bagi kaum awam,intelegensi dianggap unsur
mutlak dalam menentukan kecerdasan seseorang,Intelegensi sering juga dinamakan dengan IQ.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Faktor general intelegensi terdapat pada semua intelegensi sedangkan faktor spacific intelegensi
hanya terdapat pada hal-hal tertentu saja. Misalnya:orang yang unggul dalam pelajaran ilmu pasti.
Faktor spesific intelegensi berhubungan dengan syaraf otot, ingatan,dan latihan serta pengalaman.
Menurut para ahli intelegensi bermacam-macam, yaitu :
2
Intelegensi praktis, ialah kemampuan bertindak secara cepat dan tepat melakukan suatu
pekerjaan, misalnya dimiliki oleh para pengemudi kendaraan, para guru di sekolah, dan lain-
lain.
2. Kematangan : Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat di katakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan
menjalankan fungsinya masing – masing. Anak – anak tak dapat memecahkan soal – soal itu masih
terlampau sukar baginya. Organ – organ tubuhnya dan fungsinya jiwanya masih belum matang
untuk melakukan mengenai soal itu. Kematangan berhubungan erat dengan umur.
3. Pembentukan : Pembentukan ialah segala keadaan diluar diri seseorang yang mempengaruhi
perkembangan intelijensi. Dapat kita bedakan pembentukan sengaja (seperti yang dilakukan di
sekolah - sekolah) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar).
4. Minat dan pembawaan yang khas : Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan
merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan – dorongan (motif -
motif) yang mendorong manusia unutk berinteraksi dengan dunia luar (manipulate and exploring
motives). Dari manipulasi dengan eksplorasi yang dilakukan terhadap dunia luar itu, lama kelamaan
timbullah minat terhadap sesuatu. Apa yang menarik minat seseorang mendorongnya untuk berbuat
lebih giat dan lebih baik.
3
5. Kebebasan : Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode – metode yang tertentu
dalam memecahkan masalah – masalah.Manusia mempunyai kebebasan memilih metode,juga bebas
dalam memilih maslah sesuai dengan kebutuhannya.Denga adanya kebebasan ini berarti bahwa
minat itu tidak selamanya menjadi syarat dalam perbuatan intelijensi.
Berikut ada beberapa faktor faktor mengenai intelegensi menurut para ahli :
Penelitian Galton (1870) dan Vandenberg (1962) mengemukakan bahwa faktor genetika
mempunyai pengaruh yang relatif tinggi terhadap kemampuan intelegensi anak. Sebaliknya,
lingkungan sebagaimana dikatakan oleh,J.P. Chaplin sangat mempengaruhi organisme
individu, termasuk intelegensi.
menurut Wiramihardja sumber intelegensi adalah:
a. genetika,
b. lingkungan dan
c. genetika-lingkungan.Genetika atau bersifat genetis,artinya memiliki sumber asal
yang bersifat turunan,sedangkan lingkungan adalah segala hal yang terjadi di
lingkungan yang memberikan dampak terhadap sisi kognitif kehidupan kejiwaan
kita.
Genetika-lingkungan adalah sintesis dari lingkungan dan genetis,yaitu landasan intelegensi
yang terjadi akibat adanya pengaruh lingkungan.Sejak awal,hal ini menampilkan kontroversi
mengenai peranan alam-pembinaan.
4
dalam waktu singkat dapat merobohkan pohon-pohon? Cara mengambil buah kelapa dilampung
dengan memakai gala yang panjang, sedangkan di daerah jawa pada umumnya dengan memanjat
batangnya satu -satu.
3. Masalah yang di hadapi harus mengandung suatu tingkat kesulitan bagi yang bersangkutan. Ada
suatu maslah yang bagi orang dewasa mudah memecahkan menjawabnya, hampir tiada berfikir,
sedang bagi anak-anak harus dijawabnya dengan otak, tetapi dapat. Jawaban anak itu intelegen.
4. Keterangan pemecahannya harus dapat diterima oleh masyarakat. Apa yang harus anda perbuat
jika anda lapar? Kalau jawabnya : saya harus mencuri makanan. Tentunya jawaban itu tidak
intelegen.
5. Dalam berbuat intelegen seringkali menggunakan daya mengabstraksi. Pada waktu berfikir,
tanggapan – tanggapan dan ingatan – ingatan yang tidak perlu harus di singkirkan. Apa persamaan
anatara jendela dan daun? Jawaban yang bernar memerlukan daya mengabstraksi.
6. Perbuatan yang intelegen bercirikan kecepatan. Proses pemecahannya relatif cepat, sesuai dengan
permasalahan yang di hadapi.
5
D. Pengukuran Tes Intelegensi dan Manfaatnya
Pada penyusunan tes yang pertama ini dimaksudkan untuk menggolongkan anak-anak yang
normal dan anak-anak yang lemah mental. Sehingga tesnya terkenal dengan nama Tes Binet Simon.
Tes ini pertama kali diumumkan antara 1908-1911 yang diberi nama “Chelle Matrique de
Intelegence” atau Skala Pengukuran Kecerdasan. Tes Biner-Simon terdiri dari sekumpulan
pertanyaan yang telah dikelompik-kelompokkan menurut umur (untuk anak-anak umur 3-15 tahun).
Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat mengenai segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan
pelajaran di sekolah, seperti :
Adapun kegunaan tes intelagensi selain dibutuhkan untuk pergaulan sehari-hari juga diperlukan
untuk berbagai jenis kebutuhan misalnya:
2. Conselor (penyuluh) memerlukan hasil pengukuran intelagensi, sebab banyak hambatan yang
diderita anak yang salah satu sebabnya terletak dalam tingkat intelegensi.
6
4. Psikiater
Psikiater juga memerlukan hasil pengukuran intelegensi hal ini untuk mengetahui kelainan psikis
individu (pasiennya).
Menurut Witherington (1978) ada 5 kegunaan test intelegensi, yaitu:
Dapat digunakan untuk turut menentukan kemasakan anak-anak untuk menerima
pekerjaan sekolah, karena terkadang antara umur kronologis dan umur psikis tidak
seimbang.
Berguna untuk mengadakan klasifikasi kedalam golongan-golongan menurut
kemampuan mereka yang dilakukan untuk kepentingan pelajaran.
Berguna untuk mendiaknosis, misalnya ada seorang anak yang tidak berhasil untk
mencapai kemajuan yang normal, maka tes intelegensi dapat dipergunakan untk
mementukan kesukaran yang dihadapi anak itu. Kalu seorang anak yang terlambat
kemajuan belajarnya tetapi mencapai skor yang tinggi pada suatu test intelegensi, maka
mungkin sebab keterlambatan itu adalah karena faktor-faktor lainnya. Misalnya faktor
minat, cara belajar dan mengajar.
Di gunakan dalam memberikan bimbingan pendidikan maupun bimbingan untuk
menentukan jabatan.
Berguna untuk membantu studi mengenai pelanggaran-pelanggaran peraturan / tata
tertib, misalnya kalau seorang pemuda memperlihatkan kecendrungan untuk melakukan
tindakan-tindakan yang sifatnya non sosial dan kriminal, maka timbullah soal
tanggungjawab semua moral, apakah pemuda tadi cukup intelegensia untuk diminta
tanggungjawab moral bagi segala tindakannya.
7
E. Macam-macam Intelegensi
Intelegensi terikat adalah intelegensi makhluk yang bekerja dalam situasi pengamatan yang
berhubungan langsung dengan kebutuhan vital yang harus segera dipenuhi.Sedangkan Kecerdasan
bebas adalah milik orang yang berbicara dan dipupuk.Dengan kecerdasan,Anda selalu ingin
melakukan perubahan untuk mencapai tujuan.Jika tujuan dapat dicapai,orang ingin mencapai tujuan
lain yang lebih tinggi dan lebih maju.
Intelegensi menciptakan merupakan kemampuan untuk menciptakan tujuan baru dan untuk
mencari alat yang cocok untuk mencapai tujuan ini.Kecerdasan kreatif menghasilkan pendapat baru
seperti kereta, radio,listrik,pesawat terbang dan sebagainya.Meniru kecerdasan adalah kemampuan
untuk menggunakan dan mengikuti pikiran atau penemuan orang lain apakah mereka diucapkan,
dibuat atau ditulis.
Kecerdasan intelektual adalah istilah yang sulit untuk didefinisikan. Umumnya dirumuskan
dalam tiga klasifikasi,seperti kemampuan beradaptasi dengan lingkungan, kemampuan belajar dan
berpikir secara abstrak,dan kecerdasan cara menggunakan simbol dan konsep.
4. Kecerdasan Emosi
Kecerdasan emosional mengacu pada kemampuan untuk mengenali perasaan Anda sendiri.
Kemampuan untuk menghadapi emosi didasarkan pada lima komponen seperti mengenali emosi,
mengelola emosi,motivasi pribadi,mengenali emosi orang lain,dan kemampuan untuk membangun
hubungan.
5. Kecerdasan Bahasa
8
6. Kecerdasan Sosial
Dalam perkembangannya,seseorang akan memiliki semakin banyak hubungan dengan kolega atau
anggota keluarga dan juga dengan masyarakat umum.
B. Cara Meningkatkan IQ
1. Pelatihan Memori : Aktivitas pada pelatihan memori ini dapat membantu tidak hanya
meningkatkan keterampilan memori, tetapi juga keterampilan berpikir dan
bahasa.seperti puzzle atau teka teki silang, permainan konsentrasi, rubik, hingga sudoku.
2. Mempelajari Bahasa Baru : Belajar bahasa baru dapat mengeksplorasi hubungan antara
pembelajaran bahasa awal dan IQ.
9
3. Belajar Memainkan Alat Musik : Bermain musik bisa meningkatkan level seseorang dalam hal
kecerdasan intelektual.
4. Sering Banyak Membaca : Pada dasarnya, buku memang memiliki perkembangan kognitif yang
hebat untuk otak manusia. Manfaat perkembangan buku semakin terasa ketika buku menjadi bagian
dari kegiatan yang mengikat antara anak dan orang tua.
5.Formal Lanjutan Pendidikan : Pendidikan dalam bentuk apapun sangat penting bagi
perkembangan kecerdasan manusia. Survei IQ dan studi pendidikan mensurvei lebih
dari 600.000 peserta dan menemukan dampak pendidikan yang baik untuk tingkat IQ.
Keterbelakangan mental atau Retardasi mental adalah gangguan intelektual yang ditandai
dengan kemampuan mental atau intelegensi di bawah rata-rata. Orang dengan retardasi mental
mempelajari kemampuan baru, namun lebih lambat.Terdapat berbagai derajat retardasi mental,
mulai dari ringan hingga sangat berat. Kemampuan intelegensi biasanya diukur dengan
menggunakan skor IQ. Seseorang dikatakan retardasi mental apabila didapati skor IQ < 70.
Lamban dalam memelajari sesuatu hal yang sederhana, seperti berpakaian, membersihkan
diri, dan makan.
10
Kesulitan dalam diskusi penyelesaian masalah atau pola pikir logis.
Anak dengan retardasi mental berat biasanya akan disertai dengan masalah kesehatan lainnya.
Masalah ini terkait kejang, gangguan mood (cemas dan autisme), kelainan motorik, gangguan
penglihatan atau gangguan pendengaran.
Cedera atau penyakit yang lainnya, infeksi seperti meningitis, atau campak dapat menyebabkan
retardasi mental. Cedera kepala berat, keadaan hampir tenggelam, malnutrisi ekstrem, infeksi otak
dapat berpengaruh terhadap retardasi mental.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko keterbelakangan mental pada anak antaranya ialah:
Faktor biologis, contohnya pada kelainan kromosom pada pengidap sindrom down.
Faktor metabolik, beberapa kelainan metabolik dapat meningkatkan risiko retardasi mental
seperti penyakit phenylketonuria (PKU), dimana tubuh tidak dapat mengubah asam amino
fenilalanin menjadi tirosin.
Faktor prenatal, perawatan pra kelahiran yang buruk dapat meningkatkan risiko retardasi
mental pada bayi, contohnya konsumsi alkohol pada kehamilan dan
infeksi cytomegalovirus saat kehamilan.
11
Faktor psikososial, lingkungan rumah dan keluarga dapat menjadi penyebab timbulnya
retardasi mental terutama tipe sosio-kultural, yang merupakan retardasi mental ringan.
D. Diagnosis Retardasi Mental
Diagnosis dapat dicurigai dari beberapa sebab. Misal jika bayi memiliki abnormalitas fisik
karena kelainan genetik atau kelainan metabolik, berbagai macam pemeriksaan dapat pula
dikerjakan untuk menegakkan diagnosis tersebut. Pemeriksaan darah, urine atau pencitraan otak
dapat dilakukan untuk melihat kelainan struktural otak, atau elektroensefalogram juga dapat
dilakukan untuk melihat kemungkinan kejang yang dapat terjadi. Tiga faktor yang dapat
menentukan diagnosis retardasi mental yaitu: wawancara dengan kedua orang tua, observasi
terhadap anak, dan uji intelegensi dan kemampuan adaptif. Seorang anak dapat dikatakan mengidap
retardasi mental jika memiliki kekurangan dalam IQ dan kemampuan adaptif.
12
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Inteligensi/kecerdasan secara umum dipahami pada dua tingkat yakni kecerdasan sebagai
suatu kemampuan untuk memahami informasi yang membentuk pengetahuan dan kesadaran.
Kecerdasan sebagai kemampuan untuk memproses informasi sehingga masalah-masalah yang kita
hadapi dapat dipecahkan (problem solved) dan dengan demikian pengetahuan pun
bertambah.Memandang kecerdasan sebagai pemandu dan penyatu dalam mencapai sasaran secara
efektif dan efisien.
13
DAFTAR PUSTAKA
Bjorklund, D. F. (2000). Children's Thinking: Developmental function and Individual differences. 3rd ed.
Belmont, Caifornia: Wadsworth https://www.psychologymania.com/2011/10/keterbelakangan-mental-
ketidakmampuan.html
Encarta Reference Librari premium (2005). Redmond, Washington: Microsoft Encarta.
https://adalah.co.id/intelegensi
Sutarna, N. (2018). Penerapan Pedekatan Sosial untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa
Sekolah Dasar. Indonesian Journal of Primary Education, 2(2),
14