Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PSIKOLOGI

(INTELEGENSI)

Oleh :
8801220051Putri triyanti
8801220063 Siti zahira
8801220033 Akmal Apandi
8801220010 Hadi Pratama

FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunianya
kami dapat menyelesaikan modul belajar intelegensi pada mata kuliah psikologi ini.Mata kuliah ini
amatlah penting bagi perawat karna mengenal dan mempelajari lebih lanjut tentang intelegensi,
Seorang perawat harus mengetahui apa itu intelegasi.
Atas terselesainya modul ini tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Kedokteran yang memberikan ijin penulisan modul mata ajar bagian
dari Psikologi
2. Ketua Prodi DIII Keperawatan yang memberikan motivasi pada penulis untuk
menuangkan ilmunya dalam pembelajaran psikologi
3. Para sejawat dosen yang saling mengisi dalam terselesaikannya modul ini

Demikian dengan terselesainya modul sejarah keperawatan di Dunia dan Indonesia dapat
memberikan kontribusi untuk mahasiswa mempelajari dan memahami materi ini.

Serang, 24 Agustus 2022

Penulis

i
IDAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………….…………………...i

DAFTAR ISI ……………………………………………………….…………………………ii


BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………...…….…………..1

A.Latar Belakang…………...…………………………….……………………………1
B.Deskripsi mata kuliah………...….…………………………………………………..1

C. tujuan umum.......………………………………………….…………….…………..1

D.Tujuan khusus…………………………………………………….………………….1

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….....2
1.1.Pengertian Intelegensi..........…….. ………...…………………...………………….2
1.2. Intelligence quotient(IQ) ………………….……..………...……...………...….….9
1.3.Keterbelakangan mental..........…….. ………...…………………...………………10
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………............13

A. Kesimpulan…………….…………………………………………………………..13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..…………...14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pendidikan merupakan salah satu unsur terpenting sebagai indikator kemajuan suatu bangsa
(Sudarsana,2016).Pendidikan selalu mengalami perubahan dan perbaikan seiring berjalannya
waktu,berdasarkan zaman modern saat ini masyarakat belum mengenal intelegensi sebagai istilah
yang menggambarkan kecerdasan,kepintaran (Fadilah,2019) ataupun kemampuan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi (Mulyati, 2016).Istilah intelegensi ini sudah menjadi
bahasa umum bagi masyarakat(Pratiwi,2011),hanya sebagian saja masyarakat nmenamakannya
kecerdasan,kecerdikan,kepandaian,keterampilan dan istilah lainnya yang pada prinsipnya
bermakna sama (Aisyah,2011).Intelegensi dan keberhasilan dalam pendidikan adalah dua
hal yang saling berkaitan (Izzaty et al,2017).Seperti biasanya anak memiliki intelegensi yang
tinggi dia akan memiliki prestasi yang membanggakan di kelasnya dan dengan prestasi yang
dimilikinya ia akan lebih mudah meraih keberhasilan (Rini et al., 2015).Kecerdasan
interpersonal adalah kemampuan untuk mengamati atau mengerti maksud,motivasi dan
perasaan orang lain (Nasution & Siregar,2013).Bagi kaum awam,intelegensi dianggap unsur
mutlak dalam menentukan kecerdasan seseorang,Intelegensi sering juga dinamakan dengan IQ.

DESKRIPSI MATA AJAR :


Mata kuliah ini akan membahas tentang intelegensi,iq,dan keterbelakangan mental
TUJUAN UMUM :
Mahasiswa mengetahui tentang intelegensi,iq,dan keterbelakangan mental
TUJUAN KHUSUS :
Setelah mengikuti pembelajaran mata kuliah ini,mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menerangkan intelegensi,iq,dan keterbelakangan mental
2. Memahami tentang intelegensi,iq,dan keterbelakangan mental

1
BAB II
PEMBAHASAN

Intelegensi,IQ,dan keterbelakangan mental


I.I Intelegensi
A. Pengertian Intelegensi
Intelegensi berasal dari bahasa latin yaitu Intellegere artinya menghubungkan atau
menyatukan satu sama lain.Menurut willim stern,intelegensi adalah kesanggupan untuk
menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru dengan menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai
dengan tujuan.William Stren juga menyatakan bahwa intelegensi sebagian besar dengan dasar dan
turunan. 
Pendidikan dan lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada intelegensi seseorang.Alfred
Binet (1905) merumuskan bahwa intelegensi terdiri dari pengertian atau komprehensen, pendapat
atau inpensian pengarahan dan kritik. Jadi,intelegensi adalah “kemampuan yang dibawa sejak lahir,
yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara yang tertentu”.Didalam psikologi
dikenal dengan istilah intelegensi.Intelegensi ini sekaligus dapat menggantikan berbagai macam
istilah yang berhubungan dengan kecerdasan. Menurut spearman ada dua faktor yang ada dalam
intelegensi yaitu:
1. General intelegensi
2. Spacific intelegensi

Faktor general intelegensi terdapat pada semua intelegensi sedangkan faktor spacific intelegensi
hanya terdapat pada hal-hal tertentu saja. Misalnya:orang yang unggul dalam pelajaran ilmu pasti.
Faktor spesific intelegensi berhubungan dengan syaraf otot, ingatan,dan latihan serta pengalaman.
Menurut para ahli intelegensi bermacam-macam, yaitu :

 Intelegensi kreatif yang berkemampuan menciptakan,terdapat pada para penemu barang-


barang baru.
 Intelegensi eksekutif yang berkemampuan untuk melihat fikiran orang lain.Terdapat pada
manusia umumnya.
 Intelegensi teoritis, dimiliki oleh para sarjana, mahasiswa,dan para ahli teori umumn

2
 Intelegensi praktis, ialah kemampuan bertindak secara cepat dan tepat melakukan suatu
pekerjaan, misalnya dimiliki oleh para pengemudi kendaraan, para guru di sekolah, dan lain-
lain.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi


Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi inteligensi,sehingga terdapat perbedaan
inteligensi seseorang dengan yang lain ialah:
1. Pembawaan : Pembawaan di tentukan oleh sifat – sifat dan ciri – ciri yang di bawah sejak lahir.
“batas kesanggupan kita”,yakni dapat tidaknya memecahkan suatu soal, pertama – tama di tentukan
oleh pembawaan kita.Orang itu ada yang pintar dan ada yang bodoh.Meskipun menerima latihan
dan pelajaran yang sama,perbedaan – perbedaan itu masih tetap ada

2. Kematangan : Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat di katakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan
menjalankan fungsinya masing – masing. Anak – anak tak dapat memecahkan soal – soal itu masih
terlampau sukar baginya. Organ – organ tubuhnya dan fungsinya jiwanya masih belum matang
untuk melakukan mengenai soal itu. Kematangan berhubungan erat dengan umur.

3. Pembentukan : Pembentukan ialah segala keadaan diluar diri seseorang yang mempengaruhi
perkembangan intelijensi. Dapat kita bedakan pembentukan sengaja (seperti yang dilakukan di
sekolah - sekolah) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar).

4. Minat dan pembawaan yang khas : Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan
merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan – dorongan (motif -
motif) yang mendorong manusia unutk berinteraksi dengan dunia luar (manipulate and exploring
motives). Dari manipulasi dengan eksplorasi yang dilakukan terhadap dunia luar itu, lama kelamaan
timbullah minat terhadap sesuatu. Apa yang menarik minat seseorang mendorongnya untuk berbuat
lebih giat dan lebih baik.

3
5. Kebebasan : Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode – metode yang tertentu
dalam memecahkan masalah – masalah.Manusia mempunyai kebebasan memilih metode,juga bebas
dalam memilih maslah sesuai dengan kebutuhannya.Denga adanya kebebasan ini berarti bahwa
minat itu tidak selamanya menjadi syarat dalam perbuatan intelijensi. 
Berikut ada beberapa faktor faktor mengenai intelegensi menurut para ahli :
 Penelitian Galton (1870) dan Vandenberg (1962) mengemukakan bahwa faktor genetika
mempunyai pengaruh yang relatif tinggi terhadap kemampuan intelegensi anak. Sebaliknya,
lingkungan sebagaimana dikatakan oleh,J.P. Chaplin sangat mempengaruhi organisme
individu, termasuk intelegensi.
 menurut Wiramihardja sumber intelegensi adalah:
a. genetika,
b. lingkungan dan
c. genetika-lingkungan.Genetika atau bersifat genetis,artinya memiliki sumber asal
yang bersifat turunan,sedangkan lingkungan adalah segala hal yang terjadi di
lingkungan yang memberikan dampak terhadap sisi kognitif kehidupan kejiwaan
kita.
Genetika-lingkungan adalah sintesis dari lingkungan dan genetis,yaitu landasan intelegensi
yang terjadi akibat adanya pengaruh lingkungan.Sejak awal,hal ini menampilkan kontroversi
mengenai peranan alam-pembinaan.

C. Ciri-ciri Perbuatan Intelegensi


Adapun Beberapa ciri-ciri perbutan intelegensi yaitu sebagai berikut :
1. Masalah yang dihadapi banyak sedikitnya merupakan masalah yang baru bagi yang
bersangkutan. Misalnya ada soal :”mengapa api jika ditutup dengan sehelai karung bisa padam?
Ditanyakan kepada anak yang baru bersekolah dapat menjawab dengan betul maka jawaban itu
intelegen. Tetapi jika pertanyaan itu di jawab oleh anak yang baru saja mendapat pelajaran ilmu
alam tentang api, hal itu tidak dapat dikatakan intelegen.
2. Perbuatan intelegen sifatnya bertujuan. Untuk mencapai tujuan yang hendak diselesaikannya
dicarinya jalan yang dapat menghemat waktu dan tenaga. Saudara kehilangan bolpoin disuatu
lapangan. Bagaimana mencarinya? Bagaimana menebang pohon-pohon dirimba raya agar

4
dalam waktu singkat dapat merobohkan pohon-pohon? Cara mengambil buah kelapa dilampung
dengan memakai gala yang panjang, sedangkan di daerah jawa pada umumnya dengan memanjat
batangnya satu -satu.

3. Masalah yang di hadapi harus mengandung suatu tingkat kesulitan bagi yang bersangkutan. Ada
suatu maslah yang bagi orang dewasa mudah memecahkan menjawabnya, hampir tiada berfikir,
sedang bagi anak-anak harus dijawabnya dengan otak, tetapi dapat. Jawaban anak itu intelegen.

4. Keterangan pemecahannya harus dapat diterima oleh masyarakat. Apa yang harus anda perbuat
jika anda lapar? Kalau jawabnya : saya harus mencuri makanan. Tentunya jawaban itu tidak
intelegen.

5. Dalam berbuat intelegen seringkali menggunakan daya mengabstraksi. Pada waktu berfikir,
tanggapan – tanggapan dan ingatan – ingatan yang tidak perlu harus di singkirkan. Apa persamaan
anatara jendela dan daun? Jawaban yang bernar memerlukan daya mengabstraksi.

6. Perbuatan yang intelegen bercirikan kecepatan. Proses pemecahannya relatif cepat, sesuai dengan
permasalahan yang di hadapi.

7. Membutuhkan pemusatan perhatian dan menghindarkan perasaan yang mengganggu pemecahan


masalah yang sedang di hadapi.

5
D. Pengukuran Tes Intelegensi dan Manfaatnya
Pada penyusunan tes yang pertama ini dimaksudkan untuk menggolongkan anak-anak yang
normal dan anak-anak yang lemah mental. Sehingga tesnya terkenal dengan nama Tes Binet Simon.
Tes ini pertama kali diumumkan antara 1908-1911 yang diberi nama “Chelle Matrique de
Intelegence” atau Skala Pengukuran Kecerdasan. Tes Biner-Simon terdiri dari sekumpulan
pertanyaan yang telah dikelompik-kelompokkan menurut umur (untuk anak-anak umur 3-15 tahun).
Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat mengenai segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan
pelajaran di sekolah, seperti :

1. Menceritakan isi gambar-gambar


2. Menyebut harga mata uang
3. Memperbandingkan berat timbangan.

Adapun kegunaan tes intelagensi selain dibutuhkan untuk pergaulan sehari-hari juga diperlukan
untuk berbagai jenis kebutuhan misalnya:

1. Bagi staf sekolah


Staf sekolah terutama guru memerlukan hasil-hasil pengukuran intelegensi murid-muridnya
terutama untuk bahan pembimbing dalam pelajarannya.

2. Conselor (penyuluh) memerlukan hasil pengukuran intelagensi, sebab banyak hambatan yang
diderita anak yang salah satu sebabnya terletak dalam tingkat intelegensi.

3. Untuk keperluan seleksi dan penempatan


Dalam dunia pendidikan, untuk menyeleksi calon murid atau mahasiswa yang sesuai dengan
kebutuhan dan tuntutan. Bidang pekerjaan atau jabatan hasil pengukuran intelegensi berguna untuk
memilih pegawai sesuai kebutuhan.

6
4. Psikiater
Psikiater juga memerlukan hasil pengukuran intelegensi hal ini untuk mengetahui kelainan psikis
individu (pasiennya).
Menurut Witherington (1978) ada 5 kegunaan test intelegensi, yaitu:
 Dapat digunakan untuk turut menentukan kemasakan anak-anak untuk menerima
pekerjaan sekolah, karena terkadang antara umur kronologis dan umur psikis tidak
seimbang.
 Berguna untuk mengadakan klasifikasi kedalam golongan-golongan menurut
kemampuan mereka yang dilakukan untuk kepentingan pelajaran.
 Berguna untuk mendiaknosis, misalnya ada seorang anak yang tidak berhasil untk
mencapai kemajuan yang normal, maka tes intelegensi dapat dipergunakan untk
mementukan kesukaran yang dihadapi anak itu. Kalu seorang anak yang terlambat
kemajuan belajarnya tetapi mencapai skor yang tinggi pada suatu test intelegensi, maka
mungkin sebab keterlambatan itu adalah karena faktor-faktor lainnya. Misalnya faktor
minat, cara belajar dan mengajar.
 Di gunakan dalam memberikan bimbingan pendidikan maupun bimbingan untuk
menentukan jabatan.
 Berguna untuk membantu studi mengenai pelanggaran-pelanggaran peraturan / tata
tertib, misalnya kalau seorang pemuda memperlihatkan kecendrungan untuk melakukan
tindakan-tindakan yang sifatnya non sosial dan kriminal, maka timbullah soal
tanggungjawab semua moral, apakah pemuda tadi cukup intelegensia untuk diminta
tanggungjawab moral bagi segala tindakannya.

7
E. Macam-macam Intelegensi

1. Intelegensi Terikat dan Bebas 

Intelegensi terikat adalah intelegensi makhluk yang bekerja dalam situasi pengamatan yang
berhubungan langsung dengan kebutuhan vital yang harus segera dipenuhi.Sedangkan Kecerdasan
bebas adalah milik orang yang berbicara dan dipupuk.Dengan kecerdasan,Anda selalu ingin
melakukan perubahan untuk mencapai tujuan.Jika tujuan dapat dicapai,orang ingin mencapai tujuan
lain yang lebih tinggi dan lebih maju.

2. Intelegensi Menciptakan (Kreatif) dan Meniru (Eksekutif) 

Intelegensi menciptakan merupakan kemampuan untuk menciptakan tujuan baru dan untuk
mencari alat yang cocok untuk mencapai tujuan ini.Kecerdasan kreatif menghasilkan pendapat baru
seperti kereta, radio,listrik,pesawat terbang dan sebagainya.Meniru kecerdasan adalah kemampuan
untuk menggunakan dan mengikuti pikiran atau penemuan orang lain apakah mereka diucapkan,
dibuat atau ditulis.

3. Kecerdasan Intelektual (IQ)

Kecerdasan intelektual adalah istilah yang sulit untuk didefinisikan. Umumnya dirumuskan
dalam tiga klasifikasi,seperti kemampuan beradaptasi dengan lingkungan, kemampuan belajar dan
berpikir secara abstrak,dan kecerdasan cara menggunakan simbol dan konsep.

4. Kecerdasan Emosi

Kecerdasan emosional mengacu pada kemampuan untuk mengenali perasaan Anda sendiri.
Kemampuan untuk menghadapi emosi didasarkan pada lima komponen seperti mengenali emosi,
mengelola emosi,motivasi pribadi,mengenali emosi orang lain,dan kemampuan untuk membangun
hubungan.

5. Kecerdasan Bahasa

Dengan bertambahnya usia,bahasa berkembang,kosakata meningkat,dan penggunaan kalimat


menjadi semakin kompleks.

8
6. Kecerdasan Sosial

Dalam perkembangannya,seseorang akan memiliki semakin banyak hubungan dengan kolega atau
anggota keluarga dan juga dengan masyarakat umum.

F.Inteligensi dan Kaitannya dengan Pendidikan


hubungan hasil test inteligensi mampu dan berguna dalam meramalkan kesuksesan belajar di
sekolah.Dan tidak di ragukan lagi,bahwa memprediksi suatu hasil terutama dalam dunia pendidikan
memang sangat diperlukan,apalagi dengan kaitannya terhadap penyeleksian calon siswa ataupun
mahasiswa yang melampui batas tampung sekolah atau perguruan tinggi.Namun harus disadari
bahwa tidak semua test inteligensi cocok unutk di jadikan alat unutk memprediksi sebab banyak
faktor yang dapat mempengaruhi kecocokan penerapan tersebut. Dan harus pula di sadari dalam
meramalkan suatu kesuksesan belajar bahwa belajar itu sendiri tidak semata – mata sebagai
pemanfaatan kemampuan potensial (intelegensia), melainkan masih banyak faktor yang ikut
menentukan hasil dari proses belajar. 

I.2 intelligence quotient (IQ)


A.Pengertian IQ

Kecerdasan intelektual adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sikap pikiranyang


mencakup semua kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan,setunbel memecahkan
masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan,menggunakan bahasa, daya tangkap,dan belajar.
Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu.Kecerdasan
dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ.

B. Cara Meningkatkan IQ

1. Pelatihan Memori : Aktivitas pada pelatihan memori ini dapat membantu tidak hanya
meningkatkan keterampilan memori, tetapi juga keterampilan berpikir dan
bahasa.seperti puzzle atau teka teki silang, permainan konsentrasi, rubik, hingga sudoku.

2. Mempelajari Bahasa Baru : Belajar bahasa baru dapat mengeksplorasi hubungan antara
pembelajaran bahasa awal dan IQ.

9
3. Belajar Memainkan Alat Musik : Bermain musik bisa meningkatkan level seseorang dalam hal
kecerdasan intelektual.

4. Sering Banyak Membaca : Pada dasarnya, buku memang memiliki perkembangan kognitif yang
hebat untuk otak manusia. Manfaat perkembangan buku semakin terasa ketika buku menjadi bagian
dari kegiatan yang mengikat antara anak dan orang tua.

5.Formal Lanjutan Pendidikan : Pendidikan dalam bentuk apapun sangat penting bagi
perkembangan kecerdasan manusia. Survei IQ dan studi pendidikan mensurvei lebih
dari 600.000 peserta dan menemukan dampak pendidikan yang baik untuk tingkat IQ.

1.3 Keterbelakangan mental

A.Pengertian keterbelakangan mental

Keterbelakangan mental atau Retardasi mental adalah gangguan intelektual yang ditandai
dengan kemampuan mental atau intelegensi di bawah rata-rata. Orang dengan retardasi mental
mempelajari kemampuan baru, namun lebih lambat.Terdapat berbagai derajat retardasi mental,
mulai dari ringan hingga sangat berat. Kemampuan intelegensi biasanya diukur dengan
menggunakan skor IQ. Seseorang dikatakan retardasi mental apabila didapati skor IQ < 70.

Gejala-Gejala Retardasi Mental (Keterbelakangan Mental)


Beberapa tanda dan gejala retardasi mental yaitu:

 Sering berputar, duduk-berdiri, merangkak, atau terlambat berjalan.

 Memiliki gangguan dalam berbicara, atau sering telat dalam berbicara.

 Lamban dalam memelajari sesuatu hal yang sederhana, seperti berpakaian, membersihkan
diri, dan makan.

 Kesulitan mengingat barang

 Kesulitan untuk berhubungan dengan orang lain.

 Gangguan perilaku, seperti tantrum.

10
 Kesulitan dalam diskusi penyelesaian masalah atau pola pikir logis.

Anak dengan retardasi mental berat biasanya akan disertai dengan masalah kesehatan lainnya.
Masalah ini terkait kejang, gangguan mood (cemas dan autisme), kelainan motorik, gangguan
penglihatan atau gangguan pendengaran.

B.Penyebab Retardasi Mental (Keterbelakangan Mental)


Berikut ini penyebab paling sering dari retardasi mental:

 Kelainan genetik. Kelainan seperti sindrom down dan sindrom fragile X yang berkaitan


erat dengan kelainan genetik dapat menyebabkan retardasi mental.
 Masalah selama kehamilan, beberapa keadaan saat kehamilan dapat menyebabkan
gangguan perkembangan otak janin, seperti penggunaan alkohol, obat-obatan terlarang,
gizi buruk, infeksi, dan preeklamsia.
 Masalah selama masa bayi, Retardasi mental dapat disebabkan bayi yang selama masa
kelahiran tidak mendapatkan asupan oksigen yang cukup, atau bayi yang sangat prematur
sehingga paru-paru belum matang secara sempurna.

Cedera atau penyakit yang lainnya, infeksi seperti meningitis, atau campak dapat menyebabkan
retardasi mental. Cedera kepala berat, keadaan hampir tenggelam, malnutrisi ekstrem, infeksi otak
dapat berpengaruh terhadap retardasi mental.

C.Faktor Risiko Retardasi Mental (Keterbelakangan Mental)

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko keterbelakangan mental pada anak antaranya ialah:

 Faktor biologis, contohnya pada kelainan kromosom pada pengidap sindrom down.
 Faktor metabolik, beberapa kelainan metabolik dapat meningkatkan risiko retardasi mental
seperti penyakit phenylketonuria (PKU), dimana tubuh tidak dapat mengubah asam amino
fenilalanin menjadi tirosin.
 Faktor prenatal, perawatan pra kelahiran yang buruk dapat meningkatkan risiko retardasi
mental pada bayi, contohnya konsumsi alkohol pada kehamilan dan
infeksi cytomegalovirus  saat kehamilan.

11
 Faktor psikososial, lingkungan rumah dan keluarga dapat menjadi penyebab timbulnya
retardasi mental terutama tipe sosio-kultural, yang merupakan retardasi mental ringan.
D. Diagnosis Retardasi Mental
Diagnosis dapat dicurigai dari beberapa sebab. Misal jika bayi memiliki abnormalitas fisik
karena kelainan genetik atau kelainan metabolik, berbagai macam pemeriksaan dapat pula
dikerjakan untuk menegakkan diagnosis tersebut. Pemeriksaan darah, urine atau pencitraan otak
dapat dilakukan untuk melihat kelainan struktural otak, atau elektroensefalogram juga dapat
dilakukan untuk melihat kemungkinan kejang yang dapat terjadi. Tiga faktor yang dapat
menentukan diagnosis retardasi mental yaitu: wawancara dengan kedua orang tua, observasi
terhadap anak, dan uji intelegensi dan kemampuan adaptif. Seorang anak dapat dikatakan mengidap
retardasi mental jika memiliki kekurangan dalam IQ dan kemampuan adaptif.

E.Pencegahan Retardasi Mental


Pada keluarga yang memiliki riwayat penyakit keturunan, konseling genetik dapat dilakukan
sebelum merencanakan kehamilan. Beberapa pemeriksaan seperti USG dan pengambilan cairan
ketuban, dapat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya retardasi mental. Meskipun, pemeriksaan
ini hanya sebagai penapisan sebelum persalinan, bukan sebagai pengobatan.

F. Pengobatan Retardasi Mental


Terdapat beberapa program pengobatan pada anak dengan retardasi mental. Semakin cepat
didiagnosis, maka semakin baik pula perkembangan yang dapat diusahakan saat pengobatan. Untuk
bayi dan anak-anak, intervensi awal meliputi terapi wicara, terapi okupasi, terapi motorik-fisik,
konseling keluarga, latihan penggunaan alat khusus hingga program pengaturan nutrisi. Pada anak
usia sekolah dengan retardasi mental, anak dapat didaftarkan pada program sekolah khusus untuk
retardasi mental untuk dapat meningkatkan kemampuan adaptabilitas anak.

12
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Inteligensi/kecerdasan secara umum dipahami pada dua tingkat yakni kecerdasan sebagai
suatu kemampuan untuk memahami informasi yang membentuk pengetahuan dan kesadaran.
Kecerdasan sebagai kemampuan untuk memproses informasi sehingga masalah-masalah yang kita
hadapi dapat dipecahkan (problem solved) dan dengan demikian pengetahuan pun
bertambah.Memandang kecerdasan sebagai pemandu dan penyatu dalam mencapai sasaran secara
efektif dan efisien.

13
DAFTAR PUSTAKA

Bjorklund, D. F. (2000). Children's Thinking: Developmental function and Individual differences. 3rd ed.
Belmont, Caifornia: Wadsworth https://www.psychologymania.com/2011/10/keterbelakangan-mental-
ketidakmampuan.html
Encarta Reference Librari premium (2005). Redmond, Washington: Microsoft Encarta.

https://adalah.co.id/intelegensi

Sugianto, A. (2017). Pengembangan Instrumen Kecerdasan (Intelegensi). Pengembangan Instrumen


Kecerdasan (Intelegensi), 1(2).

Sutarna, N. (2018). Penerapan Pedekatan Sosial untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa
Sekolah Dasar. Indonesian Journal of Primary Education, 2(2),

14

Anda mungkin juga menyukai