Anda di halaman 1dari 9

INTELIGENSI DAN BAKAT

DOSEN PENGAMPUH : RUKIANA NOVIANTI P, S.Psi., M.Psi,. Psikolog

DISUSUN OLEH :
1. PADALIA (105281100920)
2. ARMAIDHA (105281101020)
3. NURHALISA K (105281101120)
4. MURSYIDA (105281101220)
5. DIAN NUR AZIZAH (10528101320)
6. ELINA HARDIYANTI MUKHTAR (105281101420)
7. ANDI ARIIQAH REZEKI SYAFA’AT (105281101520)
8. FITRI INDAH RAMADHANI ARIF (105281101620)

BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020/2021

1
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN INTELIGENSI DAN BAKAT

1. Pengertian Inteligensi menurut Para Ahli

Tes inteligensi hanya dirancang untuk mengukur proses berpikir yang bersifat konvergen, yaitu
kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang
diberikan. Sedangkan kreativitas adalah suatu proses berpikir yang bersifat divergen, yaitu kemampuan
untuk memberikan berbagai alternatif jawaban berdasarkan informasi yang diberikan. Lebih jauh,
Guilford menyatakan bahwa inteligensi merupakan perpaduan dari banyak faktor khusus. (P. Guilford)

Mengemukakan bahwa inteligensi adalah kemampuan untuk memecahkan masalah, atau menciptakan
suatu produk dalam berbagai macam setting dan dalam situasi nyata. (Howard Gardnes 1985)

Inteligensi adalah kapasitas keseluruhan atau global individu untuk bertindak, berpikir rasional, dan
menangani lingkungan secara efektif. Istilah keseluruhan atau global digunakan karena terdiri dari
elemen atau kemampuan yang meskipun tidak sepenuhnya independen, namun secara kualitatif
terdiferensialkan. (David Wechsler dalam Jackson 2003)

Mengemukakan inteligensi ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan
menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuannya. William Stern berpendapat bahwa
inteligensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan turunan, pendidikan atau lingkungan tidak
begitu berpengaruh kepada inteligensi seseorang (Anne Anastasi, 1997). (William Stern)

Seorang tokoh utama perintis pengukuran inteligensi bersama Theodore Simon mendefinisikan
inteligensi sebagai sisi tunggal dari karakteristik seseorang yang terdiri atas tiga komponen, yaitu:
Kemampuan untuk mengarahkan fikiran atau mengarahkan tindakan, Kemampuan untuk mengubah
arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan, Kemampuan untuk mengeritik diri sendiri atau
melakukan autocriticism (Alfred Binet dalam Kaplan, 2009)

Berdasarkan pendapat para pakar di atas dapat di jelaskan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan
mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Inteligensi tidak dapat diamati secara langsung,
melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses
berpikir rasional.

2
2. Pengertian Bakat menurut Para Ahli

Bakat adalah kapasitas yang ada pada diri seseorang yang mana dalam melakukan tugas serta
melakukannya dipengaruhi oleh latihan yang sudah dijalaninya. (William B. Michael )

Bakat atau aptitude dapat diartikan sebagai sebuah kemampuan bawaan dari seseorang yang mana
sebagai potensi yang maish perlu untuk dikembangkan lebih lanjut dan dilatih agar dapat mencapai
impian yang ingin diwujudkan (S.C Utami Munandar (1985))

Menurutnya, bakat merupakan hal yang mencakup segala faktor yang ada di dalam diri individu yang
dimiliki sejak awal pertama kehidupannya dan kemudian menumbuhkan perkembangan keahlian,
ketrampilan, dan kecakapan tertentu. Bakat ini sifatnya laten potensial, sehingga masi bisa tumbuh dan
dikembangkan (Kartini Kartono (1979))

Menurut Suganda, bakat merupakan benih yang berasal dari suatu sifat yang mana baru akan tampak
nyata jika seseorang tersebut mendapat sebuah kesempatan dan kemungkinan untuk dapat
mengembangkannya (Suganda Pubakawatja (1982))

Menurut Sarwono, bakat merupakan kondisi yang ada di dalam diri seseorang yang mana
memungkinkannya dengan latihan latihan khusus dalam mencapai pengetahuan, ketrampilan khusus,
serta kecakapan (Menurut Sarwono (1986))

Definisi dari bakat adalah sebuah hal yang memiliki corak yang berbeda, bakat merupakan kemampuan
kinerja yang mana mencakup dimensi psikomotor, dimensi intelektual, serta dimensi perseptual
(Guidford (Dalam Suryabrata, 1995))

Bakat merupakan sesuatu yang menjadi titik berat yang sudah dimiliki setiap manusia yang sudah
didapatkan dari latihan latihan tertentu dari peforma ataupun kinerjanya (Brigham (Dalam Suryabrata
1995))

Bakat merupakan sebuah kualitas yang dimiliki oleh setiap orang yang mana dalam tingkatan yang
sangat beragam satu sama lainnya (Crow dan Crow (1989))

Dari pengertian para ahli dapat disimpulkan bahwa bakat merupakan salah satu kemampuan yang
dimiliki oleh seseorang dimana kemampuan tersebut sudah melekat dalam dirinya dan dapat digunakan
untuk melakukan hal-hal tertentu dengan lebih cepat dan lebih baik dibandingkan dengan orang biasa.

Arti bakat adalah sebuah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang secara alami dan bisa dikembangkan
dengan lebih cepat dan lebih baik dibandingkan dengan orang biasa.

Atau dengan kata lain, bakat adalah kemampuan dalam diri seseorang yang sudah dimiliki sejak lahir
dimana kemampuan tersebut dapat digunakan untuk mempelajari sesuatu dengan cepat dan dengan
hasil yang baik

3
Bakat yang dimiliki setiap orang pastinya berbeda-beda. Misalnya saja dibidang seni, ada yang berbakat
pada seni musik, pada seni lukis, maupun seni olah vokal atau tarik suara.

B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTELEGENSI DAN BAKAT

1. Faktor yang mempengaruhi Intelegensi


( J.P Guilford)

a. Pembawaan

Yang dimaksud disini adalah sebuah sifat yang memang dibawanya sejak lahir. Misalnya seorang anak
yang bisa memecahkan persoalan akan dipengaruhi juga dengan pembawaan dirinya sendiri. Meskipun
pelatihan yang dilakukan sama, namun cara seseorang dalam memutuskan hal akan bisa kita lihat
perbedaannya. Hal ini lah yang bisa dikatakan dengan sebuah hal pembawaan.

b. Faktor lingkungan sosial

Tidak bisa kita pungkiri lingkungan sosial termasuk faktor yang mempengaruhi intelegensi seseorang.
Dimana hal ini juga berkaitan dengan psikologi sosial yang dimiliki oleh seseorang. Misalnya seorang
anak yang dibesarkan dalam kehidupan sosial yang baik dan tidak akan mempengaruhi dirinya menjadi
orang lain, maka intelegensi yang dimilikinya tersebut juga bisa tergantung dari apa yang didapatkannya.

c. Faktor lingkungan

Hal yang satu ini juga bisa berkaitan dengan psikologi sosial seseorang, dimana untuk ciri- cirinya sendiri
memang sudah dibawa oleh seseorang tersebut ketika dia dilahirkan. Psikologi lingkungan akan sangat
berpengaruh dalam hal ini. Dimana dengan adanya lingkungan bisa sangat mempengaruhi perubahan-
perubahan yang ada di dalam diri seseorang tersebut.

Hal ini juga berarti bahwa intelegensi bisa terlepas dari adanya otak dan juga dipengaruhi pemberian gizi
seseorang. Selain itu adanya rangsangan juga yang bersifat kognitif dari lingkingan serta perbedaan
psikologi kognitif nya bisa berkaitan erat dengan hal- hal yang ada di atas.

d. Kematangan seseorang

Perkembangan dan juga pertumbuhan organ tubuh manusia pastilah akan terus berkembang. Sehingga
dalam hal ini juga bisa berkaitan dengan pencapaian seseorang untuk bisa menyanggupi dan juga
menjalankannya fungsinya masing- masing.

Ketika anak- anak bisa memecahkan sebuah persoalan tertentu bisa dikatakan bahwa organ tubuhnya
sudah berkembang dengan matang, tapi sebaliknya jika seorang anak bisa dengan mudah memecahkan
sebuah persoalan tertentu maka organ tubuhnya memang sudah matang. Sehingga dalam hal ini akan
berkaitan erat juga.

4
e. Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang juga bisa sangat mempengaruhi intelegensi seseorang. Dengan
usia yang cukup matang biasanya tingkat intelegansi seseorang akan berbeda dengan anak yang belum
memiliki intelegensi yang belum matang. Sehingga keterkaitan umur atau usia bisa dikatakan cukup
memiliki pengaruh yang sangat penting dan juga berkaitan erat.

f. Pembentukan seseorang

Salah satu hal yang bisa berkaitan dengan intelegensi lainnya adalah pembentukan seseorang, karena
dengan adanya pembentukan ini akan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang dapat menilai
tingkatan intelegensi yang dimilikinya. Misalnya saja sebuah pembentukan yang dilakukan dengan
sengaja, biasanya dalam hal ini adalah peran dari sekolah, sedangkan pembentukan yang dilakukan
secara tidak sengaja biasanya dilakukan di alam sekitar.

g. Minat seseorang

Hal lainnya yang bisa dikatakan berkaitan erat dengan faktor yang mempengaruhi intelegensi seseorang
adalah minat. Untuk minat yang satu ini pastinya bisa diarahkan dengan sebuah tujuan yang berkaitan
dengan adanya sebuah perbuatan yang berkaitan dengan dorongan pada seseorang dilakukan dengan
motif tertentu.

Untuk hal yang satu ini juga bisa dikaitkan dengan adanya manipulasi dan juga eksplorasi yang dilakukan
pada dunia luar, bahkan lama kelamaan juga bisa menimbulkan minat pada diri seseorang, sehingga
mendorong seseorang juga agar bisa dan mau berbuat baik.

h. Kebebasan

Faktor yang satu ini bisa berkaitan erat dengan adanya sebuah kebebasan yang kita miliki, misalkan
dengan adanya metode yang dilakukan dalam melakukan pemecahan masalah, dan juga ketika kita
memiliki hal- hal yang bisa dilakukan dengan penyesuaian dan juga kebutuhan yang kita miliki. adanya
sebuah kebebasan ini juga merupakan tujuan dari pertimbangan adanya intelegensi seseorang.

i. Stabilitas inteligensi dan IQ

Yang harus kita ketahui adalah bahwa intelegensi ini memiliki perbedaan dengan yang namanya IQ.
Karena kedua konsep tersebut juga berkaitan dengan cara seseorang atau kemampuan seorang individu.
Sedangkan IQ merupakan hasil dari adanya tes intelegensi yang telah dilakukan, sehingga tergantung
dari adanya perkembangan organic otak yang dimiliki.

j. Turunan

Faktor yang satu ini biasanya memang cukup sering kita dengan karena sangat mempengaruhi
intelegensi yang dimiliki seseorang. Dimana kecerdasan orang tua lah yang akan sangat mempengaruhi
intelegensi seorang anak dalam kehidupannya.

5
k. Diri sendiri

Salah satu faktor lainnya yang bisa berkaitan erat adalah dari diri dia sendiri. Dimana seseorang yang
memiliki intelegensi cukup tinggi bisa jadi hal yang menjadi latar belakang nya tersebut adanya
kemampuan dari dirinya sendiri. misalnya seseorang tersebut memiliki kemampuan dan juga rajin,
sehingga intelegensi yang dimilikinya sangatlah tinggi.

l. Pengalaman

Untuk faktor yang terakhir adalah pengalaman. Nah, untuk tingkat intelegensi ini ternyata bisa juga
dipengaruhi dari adanya pengalaman diri sendiri. semakin banyak pengalaman yang dilaluinya bisa jadi
akan mempengaruhi bahwa tingkatan intelegansi dirinya bisa melebihi orang- orang yang ada di
sekelilingnya.

2. Faktor yang mempengaruhi Bakat

Conny Semiawan dan Utami Munandar menegaskan bahwa berbeda dengan kemampuan yang
menunjuk pada suatu kinerja (performance) yang dapat dilakukan sekarang. Bakat sebagai potensi
masih memerlukan pendidikan dan latihan agar suatu kinerja (performance) dapat dilakukan pada masa
yang akan datang.

Adapun sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus yang garis besar
dikelompokkan menjadi faktor internal dan eksternal.

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu. Faktor-faktor internal tersebut
adalah:

1) Minat dan motif berprestasi


2) Keberanian mengambil resiko
3) Keuletan dalam menghadapi tantangan
4) Kegigihan atau daya juang dalam mengatasi kesulitan yang timbul.

Adapun faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari lingkungan individu tumbuh dan berkembang.
Faktor-faktor eksternal meliputi :

1) Kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri


2) Sarana dan prasarana
3) Dukungan dan dorongan orang tua atau keluarga
4) Lingkungan tempat tinggal
5) Pola asuh orang tua.

6
Individu yang memiliki bakat khusus dan memperoleh dukungan internal maupun eksternal,
yaitu memiliki minat yang tinggi terhadap bidang yang menjadi bakat khususnya, memiliki
motivasi berprestasi yang tinggi, memiliki daya juang tinggi, dan ada kesempatan maksimal
untuk mengembangkan bakat khusus tersebut secara optimal maka akan memunculkan kinerja
atau kemampuan unggul dan mencapai prestasi yang menonjol.

1. PENGUNGKAPAN INTELEGENSI

El-Qudwah, Jurnal Penelitian dan Pengembangan

ISSN 1907 – 3283 Vol. 1, No. 1, Tahun 2006

70

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL

DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP AGRESIVITAS

PADA MAHASISWA UIN MALANG

A. Latar Belakang Masalah

Peristiwa yang terjadi pada akhir-akhir ini sangatlah memprihatinkan, karena kecenderungan
merosotnya moral bangsa hampir terasa di semua strata kehidupan. Krisis moral ini kemudian diikuti
dengan menyuburnya pola hidup konsumtif, materialistis, hedonis dan lain sebagainya yang semuanya
menyebabkan tersingkirnya rasa kamanusiaan, kebersamaan, dan kesetiakawanan sosial. Khusus di
kalangan mahasiswa, problema sosial moral ini dicirikan dengan sikap arogansi, saling memfitnah
sesama teman, rendahnya kepeduliaan sosial, meningkatnya hubungan seks pra-nikah, bahkan
merosotnya penghargaan dan rasa hormat terhadap orang tua dan dosen sebagai sosok yang
seharusnya disegani dan dihormati. Mahasiswa Universitas Islam Negeri Malang adalah peserta didik
yang diharapkan tampil sebagai calon pemimpin umat. Pada 9-12 Mei 2005, fakultas psikologi
Universitas Islam Negeri Malang diramaikan dengan adanya selebaran gelap dari mahasiswa yang isinya
merendahkan martabat dosen dan pimpinan fakultas. Kejadian seperti ini sebelumnya pernah terjadi
ketika audiensi antara pihak fakultas baik pimpinan maupun dosen dengan para mahasiswa. Bila
dicermati dengan seksama, ternyata kejadian seperti ini terjadi juga di fakultas-fakultas lain, yang
semuanya mengisyaratkan tentang adanya kecenderungan meningkatnya perilaku agresif pada
mahasiswa. Banyak faktor yang mempengaruhi agresivitas seseorang, secara garis besar factor
penyebab agresivitas pada seseorang bisa dikelompokan menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor
internal adalah faktor yang bersumber pada diri individu yang bersangkutan, dan diantara faktor internal
yang diduga menjadi penyebab agresivitas adalah rendahnya tingkat kecerdasan seseorang. Penelitian
yang dilakukan Haditono (dalam Monks, 1994) menemukan bahwa 69,45% remaja agresif memiliki taraf
inteligensi di bawah normal. Inteligensi biasanya diartikan oleh para ahli psikologi sebagai keseluruhan
kemampuan individu untuk memperoleh pengetahuan, menguasainya dan mempraktekkannya dalam

7
pemecahan suatu masalah. Kemampuan itu meliputi kemampuan dalam persepsi, mengingat,
memahami, menghayal, belajar dan memutuskan. Norvig (dalam Simanjuntak, 1984) menyatakan
bahwa yang melakukan kejahatan kesusilaan lebih banyak dilakukan oleh Mentally retarded Persons.
Rendahnya tingkat intelegensi menyebabkan remaja tidak mampu melihat dan memperkirakan akibat
dari perbuatannya. Dengan demikian, bisa diduga bahwa kecerdasan intelektual (IQ) menjadi salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap agresivitas seseorang.

B. Kajian Teori

Istilah agresi sering diartikan sebagai suatu perilaku yang bertujuan untuk menyakiti orang lain baik
secara fisik maupun verbal. Pada dasarnya perilaku agresi merupakan kecenderungan yang dimiliki oleh
setiap orang hanya kadarnya saja yang berbeda-beda. Berkowitz (2003) mendefinisikan agresi sebagai
segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti orang lain secara fisik maupun mental.
Pendapat lain menyatakan bahwa menyakiti bukan satu-satunya tujuan karena agresi dapat juga
bertujuan untuk melindungi diri sendiri sebagai cara untuk menunjukkan patriotism ataupun alat untuk
mendapat dukungan sosial. Banyak faktor yang mempengaruhi agresivitas seseorang, secara garis besar
faktor penyebabnya bisa dikelompokan menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah
faktor yang bersumber pada diri individu yang bersangkutan, yang diantaranya adalah rendahnya
tingkat kecerdasan seseorang. Istilah kekerasan (violence) dan agresi sering dipertukarkan dalam
psikologi sosial kontemporer. Definisi kekerasan adalah perilaku yang sengaja ditunjukkan untuk
menimbulkan luka secara fisik. Sementara itu, agresi adalah perilaku yang ditujukan untuk menyakiti
orang lain, secara fisik maupun psikologis, dimana orang lain tersebut tidak ingin disakiti, karena itu
agresivitas diartikan sebagai perilaku yang menyebabkan luka. fisik atau psikologis pada seseorang atau
makhluk hidup lain atau mengakibatkan kerusakan pada benda. Untuk memahami perilaku agresi, Baron
dan Byrne (1997) mengelompokkan agresi sebagai akibat dari hal-hal sebagai berikut:

1. Agresi sebagai perilaku bawaan


2. Agresi sebagai akibat sosial
3. Agresi sebagai akibat ekspresi frustasi.

Dilihat dari bentuk perilaku yang ditampilkan, Buss dan Perry (1992) membagi perilaku agresi kedalam
empat macam yaitu:

1. Agresi verbal
2. Agresi fisik
3. Agresi kemarahan
4. Agresi permusuhan.

Dari uraian-uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Islam sangat menganjurkan pada umatnya untuk
selalu cerdas baik secara intelektual, emosional dan spiritual sebaliknya Islam sangat membenci
umatnya bila melakukan perilaku agresif. Dengan demikian, dalam pandangan islam variabel bebas yang
dikaji dalam penelitian ini merupakan sesuatu yang diharuskan dimiliki oleh umat islam sementara
variabelterikatnya merupakan suatu perilaku yang harus dihindari oleh umat islam, sehingga hasil
korelasi yang akan diperoleh dari analisisnya akan bersifat negatif artinya semakin tinggi skor variabel

8
bebas maka akan semakin rendah skor variabel terikat, dan sebaliknya. Dalam konteks penelitian ini,
istilah kecerdasan intelektual biasa disebut dengan IQ, kecerdasan emosional dikenal dengan EI, dan
kecerdasan spiritual dikenal dengan istilah SI. Penulis lebih sepakat dengan penggunaan EI dan SI bukan
istilah EQ dan SQ hal ini didasarkan pada anggapan bahwa emosi dan spiritual adalah dua konstruk
psikologis yang bersifat dinamis yang perkembangannya berbeda dengan konsep kognitif.
Perkembangan kognitif lebih bersifat progresif sampai pada usia tertentu sehingga bisa diukur dengan
cara membagi usia mental (Mental Age) oleh usia kronologis (Cronological Age) yang kemudian dikali
100. Hasil perhitungan inilah yang kemudian disebut dengan istilah Quotient, sedangkan emosi dan
spiritual perkembangannya bersifat dinamis, karena itu maka yang diukur dalam kecerdasan emosional
dan spiritual terletak pada kualitas kemampuannya yang dalam hal ini dikenal dengan istilah
Intelligence.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.konsultanpsikologijakarta.com/definisi-intelegensi-menurut-ahli/

https://dosenpsikologi.com/pengertian-bakat-menurut-para-ahli

https://core.ac.uk/download/pdf/35321029.pdf

Anda mungkin juga menyukai