Anda di halaman 1dari 4

Nama : Andrean Esa Yudhistira

NIM : 2006051
Kelas : Pendidikan Kimia B

INTELEGENSI DAN BAKAT


Dalam diri manusia terdapat tiga kemampuan yang berhubungan yaitu inteligensi, bakat, dan
kreativitas.
 Intelegensi merupakan kemampuan potensial umum (general potential ability).
 Bakat merupakan kemampuan potensial khusus (specific potential ability).
 Kreativitas berhubungan dengan kemampuan dan pola mendekati masalah dengan cara
yang berbeda.
Istilah inteligensi sangat akrab dalam dunia pendidikan dan pembelajaran. Hal ini disebabkan
karena pendidikan dihadapkan pada peserta didik dengan berbagai kemampuan inteligensi.
Pendidik harus memahami keragaman inteligensi anak didik sehingga peserta didik memiliki
kemampuan/kecakapan dalam hidupnya. Kecakapan ini dapat dibagi menjadi dua yaitu:
• Intelegensi (intelligence) dan bakat (aptitude).
Intelegensi merupakan kapasitas umum, sedang bakat merupakan kapasitas khusus.
• kecakapan nyata (actual ability) atau prestasi (achievement).

DEFINISI INTELEGENSI
Intelegensi didefisnisikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mengolah rangsangan atau
penyesuaian diri dengan lingkungan menggunakan cara yang tepat. inteligensi adalah ukuran
bagaimana individu berperilaku. Inteligensi diukur dengan perilaku individu, interaksi
interpersonal dan prestasi.
Inteligensi dapat didefinisikan dengan beragam cara, yakni:
(1) Kemampuan berpikir abstrak,
(2) Kemampuan mempertimbangkan, memahami dan menalar,
(3) Kemampuan beradaptasi dengan lingkungan,
(4) Kemampuan total individu untuk bertindak dengan sengaja dan secara rasional dalam
lingkungan.

Pandangan Para Ahli


Pendapat ahli sebagai berikut:
(1) Edward Lee Thorndike, mengatakan bahwa inteligensi adalah kemampuan dalam
memberikan respon yang baik dari pandangan kebenaran atau fakta.
(2) David Wechsler, mendefinisikan inteligensi sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan
seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berfikir secara rasional, serta menghadapi
lingkungannya dengan efektif.
(3) Chaplin mendefinisikan inteligensi adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan situasi
baru secara cepat dan efektif atau kemampuan menggunakan konsep-konsep abstrak secara
efektif.
Intelegensi dan bakat tentu memiliki pengaruh besar dalam tingkat kecerdasan dan kemampuan
seorang siswa, namun hal ini tentu tidak menjadi faktor utama dalam menentukan keberhasilan
dan kesuksesan seorang siswa. Selain dari faktor internal yaitu intelegensi dan bakat, faktor lain
juga tentu berpengaruh besar dalam prestasi akademik seorang siswa. Seperti motivasi belajar
serta lingkungan yang mendukung.
Intelegensi disebut sebagai kecerdasan atau kecakapan atau kemampuan dasar yang bersifat
umum. Semantara itu, kecerdasan atau kecakapan atau kemapuan dasar yang bersifat khusus di
sebut dengan bakat (aptitude). Dalam proses belajar –mengajar, prestasi belajar mahasiswa salah
satunya di tentukan oleh intelegensi, bakat, dan kreativitas.
Intelegensi meliputi aspek-aspek kemampuan bagaimana individu memperhatikan, mengamati,
mengingat, memikirkan, mengahafal dan bentuk-bentuk kejiwaan lainya.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTELEGENSI


Dalam lingkungan pendidikan, salah satu tugas serta kewajiban pendidik adalah
mengembangkan kemampuan intelektual siswa agar dapat berfungsi secara optimal. Berikut
adalah beberapa faktor yang mempengaruhi intelegensi yaitu :
1. Pembawaan. Ialah segala kesanggupan kita yang telah kita bawa sejak lahir, dan yang tidak
sama pada tiap orang.
2. Kemasakan. Ialah saat munculnya sesuatu daya jiwa kita yang kemudian berkembang dan
mencapai saat puncaknya.
3. Pembentukan. Ialah faktor yang mempengaruhi intelegensi di masa perkembangannya.
4. Minat. Inilah yang merupakan motor penggerak dari intelegensi kita.
Semua faktor diatas saling bersangkut paut satu sama lain. Untuk menetukan intelijen tidaknya
seorang anak, kita tidak dapat hanya berpedoman pada salah satu faktor saja.

PERKEMBANGAN TEORI INTELIGENSI


1. Lewis Terman (1900)
Menurut Terman, inteligensi merupakan satu kemampuan tunggal yang disebut usia
mental (mental age). Kemampuan yang seharusnya dimiliki rata-rata anak pada usia tertentu.
Di samping usia mental, dikenal pula konsep usia kronologis (chronological age). Usia
kronologis adalah usia anak menurut perhitungan kalender.
2. Charles Spearman (1927)
Menurut spearman, inteligensi bukanlah kemampuan tunggal, melainkan terdiri dari dua
faktor, dua faktor itu adalah faktor yang bersifat umum(general factor, disingkat g) dan yang
bersifat khusus (specific factor, disingkat s). Faktor umum mendasari semua tingkah laku,
sedang faktor khusus hanya mendasari tingkah laku tertentu.
3. Sternberg (1931)
Menurut sternberg inteligensi mempunyai tiga bagian yakni konseptual, kreatif dan
kontekstual.
4. Louis L Thurstone (1938)
Thurstone memandang inteligensi bersifat multifaktor. Faktor-faktor yang membentuk
inteligensi adalah faktor umum (common factors,disingkat c) dan faktor khusus (specific
factors).
5. JP Guilford (1967)
Menurut Guilford, faktor yang membentuk inteligensi bukan hanya satu faktor (Terman),
dua faktor (Spearman), tiga faktor (Sternberg) atau tujuh faktor (Thurstone), melainkan 120
faktor, 120 faktor itu merupakan kombinasi dari tiga dimensi. Ketiga dimensi inteligensi itu
adalah dimensi operasi/proses, dimensi isi/materi/ konten, dan dimensi hasil/produk.
6. Howard Gardner (1983)
Menurut Gardner, inteligensi bukanlah satu kemampuan sebagaimana disampaikan oleh
Terman, Spearman, Sternberg, Thurstone, dan Guilford. Inteligensi merupakan kemampuan
ganda (multiple intelligence). Kemampuan ganda dalam konsep inteligensi menurut Gardner,
terdiri dari sembilan kemampuan. Kesembilan kemampuan itu adalah (1) linguistik, (2)
matematis – logis, (3) ruang, (4) kinestetik – badani, (5) musikal, (6) interpersonal, (7)
intrapersonal, (8) lingkungan / naturalis, dan (9) eksistensial.

DEFINISI BAKAT
Bakat dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk belajar dalam tempo yang relative pendek
dibandingkan orang lain, namun memiliki hasil yang lebih baik. Dan bakat merupakan
kemampuan yang dimiliki seseorang sejak lahir yang merupakan potensi yang masih perlu
dilatih dan dikembangkan agar dapat terwujud.
Bakat dapat pula diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih
perlu dilatih dan dikembangkan supaya dapat dapat terwujud (Munandar, 1985).
Kartono (1979) pun mendefinisikan bakat sebagai segala faktor yang melekat pada individu
sejak lahir yang bersifat laten potensial yaitu dapat tumbuh dan berkembang secara lebih besar
lagi. Begitu juga dengan crow yang berpendapat bahwa bakat yang dianggapsebagai kalitas yang
dimiliki setiap orang dengan tingkat yang beragam, sehingga dianggap sebagai keunggulan
khusus dalam bidang tertentu.
JENIS-JENIS BAKAT
1. Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum, artinya
setiap orang memiliki.
2. Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak semua orang
memiliki misalnya bakat seni, pemimpin, penceramah, olahraga.
Bakat khusus Meliputi:
• Bakat Verbal (Bakat tentang konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata)
• Bakat Numerikal (konsep dalam bentuk angka)
• Bakat Skolastik (Kombinasi kata (logika) dan angka)
• Bakat Abstrak (Bakat yang bukan kata maupun angka tetapi pola, rancangan, diagram,
ukuran, bentuk, dan posisi)
• Bakat mekanik (Bakat tentang prinsip, umum IPA, tata kerja mesin, perkakas dan alat)
• Bakat Relasi Ruang /spasial (Bakat untuk mengamati, menceritakan pola dua dimensi
atau berfikir dalam 3 dimensi)
• Bakat kecepatan ketelitian klerikal (Bakat tentang menulis, meramu untuk laboratorium,
kantor dan lain)
• Bakat Bahasa/linguistic (Bakat tentang penalaran analistis Bahasa)

FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG PENGEMBANGAN BAKAT


1. Faktor Internal
a. Faktor Bawaan (Genetik), faktor yang mendukung perkembangan individu dalam
minat dan bakat sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua
kepada anak dalam segala potensi melalui fisik maupun psikis yang dimiliki individu
sebagai pewarisan dari orang tuanya.
b. Faktor kepribadian, yaitu keadaan psikologis dimana perkembangan potensi anak
tergantung pada diri dan emosi anak itu sendiri.
2. Faktor Eksternal
a. Faktor lingkungan, Faktor lingkungan merupakan olahan dari berbagai hal untuk
mendukung pengembangan minat dan bakat anak. Faktor lingkungan terbagi atas
Lingkungan keluarga, Lingkungan sekolah, Lingkungan sosial.

Anda mungkin juga menyukai