Anda di halaman 1dari 4

BAB III

KONSEP DASAR PERBEDAAN INDIVIDU

A. Pengertian Perbedaan Individu


Perbedaan individu adalah suatu perbedaan yang dimiliki oleh setiap individu baik fisik
maupun non fisik yang menjadikan seseorang memiliki karakter/ ciri-ciri yang berbeda
antara satu dengan yang lainnya.

Sifat individu adalah sifat yang berkaitan dengan orang perseorangan, berkaitan dengan
perbedaan individu perseorangan. Ciri dan sifat orang yang satu berbeda dengan yang
lain. Perbedaan ini di sebut perbedaan individu atau perbedaan individual. Maka
“perbedaan” dalam “perbedaan individual” menurut landgren (1980) menyangkut variasi
yang terjadi, baik variasi yang fisik maupun psikologi.

Gerry 1963 (oxendine, 1984) mengatagorikan perbedaan individual kedalam bidang-


bidang berikut:
1. Perbedaan fisik anak: usia, tinggi, dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran,
penglihatan, dan kemampuan bertindak.
2. Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan suku.
3. Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap.
4. Perbedaan inteligensi dan kemampuan dasar.
5. Perbedaan kecakapan atau kepandaiandi sekolah.
B.
Karakteristik Individu

Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan dan karakteristik yang di
peroleh dari lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan yang dimiliki sejak lahir, baik
yang menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis pada masa lalu dan
keyakinan, kepribadian terbawa pembawaan dan lingkungan; marupakan dua faktor yang
terbentuk karena faktor terpisah, masing-masing mempengaruhi kepribadian dan
kemampuan individu bawaan dan lingkungan dengan caranya sendiri-sendiri.
C.
Hakikat Bakat Dan Minat
a.
Pengertian bakat
Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek
di bandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Bakat merupakan potensi
yang miliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir.

b. Jenis-jenis bakat
1)
Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat
umum. Artinya setiap orang memilikinya.
2) Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berpotensi khusus, artinya tidak
semua orang memiliki misalnya bakat seni, pemimpin, penceramah, olahraga.
3) Selain itu bakat khusus yang lain, yaitu:
a. Bakat verbal
b. Bakat numerikal
c. Bakat skolastik
d. Bakat abstrak
e. Bakat mekanik
f. Bakat relasi ruang (special)
g. Bakat kecepatan ketelitian klerikal
h. Bakat bahasa (linguistic)
c.
Pengertian minat

Minat adalah proses pengembangan dalam mencampurkan seluruh kemampuan yang ada
utnuk mengarahkan setiap individu kepada suatu kegiatan yang diminatinya.
d.
Jenis-jenis minat
1. Minat vokasional merujuk pada bidang-bidang pekerjaan.
2. Minat profesional: minat keilmuan, seni, dan kesejahteraan.
3. Minat komersial: minat pada pekerjaan dunia usaha, jual beli, periklanan, akutans,
kesekretariatan dan lain-lain.
4. Minat kegiatan fisik, mekanik, kegiatan luar, dan lain-lain.
5. Minat avokasional, yaitu minat untuk memperoleh kepuasan atau hobi.
e.
Persamaan bakat dan minat
Persamaan diantara bakat dan minat ini yaitu perlu adanya pengembangan melalui belajar
agar kemampuan dan keinginan yang ada dapat menjadi sesuatu yang nyata.
D.
Kecerdasan Emosional
1.
Pengertian kecerdasan emosional
Kecerdasan emosional atau yang biasa dikenal dengan EQ adalah kemampuan seseorang
untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain
disekitarnya.

2. Pentingnya kecerdasan emosional


Menurut Alan Mortiboys Peter Salovey dan Jack Mayer (1990) kecerdasan emosional
(EQ) meliputi:
1) kemampuan untuk merasakan secara akurat, menilai dan mengekspresikan emosi.
2) kemampuan untuk mengakses dan/atau menghasilkan perasaan ketika ia bersedia
berfikir.
3) kemampuan untuk memahami emosi dan pengetahuan emosional.
4) kemampuan untuk mengatur emosi untuk mempromosikan pertumbuhan emosi
dan intelektual.
3.
Peran kecerdasan emosional dalam perkembangan peserta didik

Perubahan-perubahan fisik yang dialami remaja juga menyebabkan adanya perubahan


psikologis. Hurlock (1973:17) disebut sebagai periode heightened emotionality, yaitu
suatu keadaan dimana kodisi emosi tampak lebih tingi atau tampak lebih intens
dibandingkan dengan keadaan normal.
4.
Hubungan serta penerapan kecerdasan emosional dalam pembelajaran peserta

didik.
Penerapan kecerdasan dalam pembelajaran peserta didik dalam penting untuk dilakukan.
Dimana peserta didik mengendalikan emosi yang dimiliki, sehingga berdampak baik bagi
kehidupan siswa tersebut, baik didalam lingkungan sekolah maupun diluar sekolah,
dalam bidang akademis maupun non akademis.
E.
Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual adalah wujud karakter spriritual, kualitas atau sifat dasar dan upaya
yang dimiliki seorang untuk berhubungan atau bersatu dengam tuhan. Beragam cara
seperti berikut ini dapat membantu peserta didik untuk berkembang kecerdasan
spiritualnya:
a. Mengajak peserta didik untuk senantiasa berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesatu.
b. Mengajak anak-anak untuk berdiskusi bagaimanakah sebenarnya tuhan terlibat
dengan segala aktivitas mereka sehari-hari.
c. Memberikan kesadaran kepada peserta didik bahwa tuhan akan senantiasa
membimbing mereka jika mereka senantiasa berdoa dan meminta.
d. Meminta anak atau peserta didik untuk merenungi bahwa tuhan selalu ada dan
memperhatikan mereka, bahkan dengan sebenarnya sangatlah dekat dengan
mereka.
e. Peserta didik tentunya sangat memerlukan bimbingan dari guru sehingga
keimanan mereka semakin kuat.

F. Motivasi

Motivasi merupakan syarat mutlak dalam belajar; seorang siswa yang belajar tanpa
motivasi (atau kurang motivasi) tidak akan berhasil dengan maksimal. Motivasi
memegang peranan yang sangat penting dalam belajar, Maslow (1945) dengan teori
kebutuhannya menggambarkan hubungan hirarkhis dan bergai kebutuhan, diranah
kebutuhan pertama merupakan dasar untuk timbul kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai