Anda di halaman 1dari 7

BAB VIII

MASA DEWASA

A. Pengertian Dewasa
Dewasa adalah seseorang yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap
menerima kedudukannya di dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya
( Elizabeth Hurlock, Developmental Psychology,1991). Dari sisi biologis dewasa
dapat di artikan sebagai perubahan periode dengan kematangan tubuh baik secara
mental maupun secara reproduksi, sedangkan sisi psikologis dapat diartikan suatu
periode kematangan yaitu, emosi, mental, resproduksi dan kemapanan hidup.

B. Tahap-tahap Masa Dewasa


Tahap-tahap dari masa dewasa terbagi atas tiga yaitu:

1. Dewasa awal (18-40 tahun)

Adalah masa peralihan dari masa remaja. Orang dewasa muda termasuk masa transisi,
baik secara fisik transisi secara intelektual serta transisi peran sosial. Masa dewasa
awal adalah masa beralihnya pandangan egosentris menjadi sikap yang empati.

2. Dewasa madya (41-60 tahun)

Merupakan masa perubahan dan masa dewasa awal ke masa dewasa madya yang
meliputi perubahan penampilan fisik yang dikarenakan penuaan, kesepian yang
dikarenakan kehilangan pasangan hidup dan anak anak yang sudah bekeluarga.

3. Dewasa akhir (diatas 60 tahun)

Merupakan masa terakhir dari periode masa remaja dimana akan terjadi perubahan
fisik dan psikologis serta berakhirnya masa dewasa madya. Dimasa ini biasanya
seseorang cenderung memikirkan masa remajanya yang terbuang sia-sia dan merasa
menjadi beban keluarga serta menghabiskan waktu untuk menikmati kehidupan
bersama keluarga.
C. Ciri-ciri Manusia Dewasa
1. Ciri-ciri dewasa awal
a. Sudah siap memilih pasangan hidup.
b. Belajar hidup bersama sebagai pasangan dalam satu keluarga.
c. Sudah mampu dalam mengasuh anak.
d. Bertanggung jawab sebagai warga negara.
e. Bergabung dengan suatu aktivitas atau perkumpulan sosial.
f. Mengelola rumah tangga, bekerja dan mebangun karir.
g. Usia reproduktif: siap menjadi orang tua dan mengasuh anak.
h. Usia pemantapan kedudukan dalam pola hidup misalnya: dalam dunia kerja
perkawinan dan memainkan peran sebagai orang tua.
i. Banyak problem yang berkaitan dengan rumah tangga, hubungan sosial,
keluarga dan pekerjaan.
j. Ketegangan emosi yang berkaitan dengan persoalan, misalnya: persoalan
jabatan, karier, perkawinan, keuangan, hubungan sosial.
2.
Ciri-ciri dewasa madya
a. Masa yang ditakuti: adanya perubahan yang menuju kemunduran.
b. Masa transisi: transisi mengalami kemunduran.
c. Masa penyesuaian: terhadap berbagai kondisi yang berubah.
d. Penyesuaian terhadap keadaan fisiologis dan psikologusnya.
e. Penyesuaian terhadap perubahan minat: aktivitas sosial, sebagai warga Negara
atau minat yang berkaitan dengan hobinya.
f. Kesehatan menjadi masalah utama karena perubahan fisik.
g. Stabilitas emosi dan kepribadian berkaitan dengan penurunan kesehatan.
h. Wanita mengalami menopause.
i. Pria mengalami penurunan tingkat testosterone.
3.
Ciri-ciri dewasa akhir
a. Perubahan fisik dan psikologi.
b. Adanya efek dari penuaan seperti pelupa, penyakitan dan yang lainnya.
c. Sikap sosial menurun.
d. Merasa terabaikan.
e. Tidak lagi beraktifitas di luar rumah.
f. Cenderung menyendiri terkadang bermain dengan cucu atau keluarga dekat.
g. Fungsi organ tubuh yang menurun.
h. Bisa menjadi motivator dan penasehat keluarga.
i. Kesehatan menurun.
Sifat-sifat yang perlu dimiliki oleh seorang manusia dewasa sebagai berikut:

1. Diam aktif.
2. Empati (memahami perasaan).
3. Hati-hati.
4. Sabar.
5. Tanggung jawab.
6. Motivator.
D.
Pilihan Pekerjaan dan Teknis

Tugas perkembangan orang dewasa berkaitan dengan pekerjaan dan hidup keluarga
merupakan tugas yang sangat banyak. Penyesuaian pertama yang dianggap pokok
adalah memilih bidang yang cocok dengan bakat, minat dan faktor psikologis. Banyak
kasus dalam memilih bidang kerja yang tidak cocok dengan bakat dan minat ( suara
hati kecil) tetapi dipilih karena status sosial yang ada, justru akan menimbulkan
ketidakpuasan terhadap hasil karyanya.

E. Kehidupan Berkeluarga
Hidup berkeluarga adalah kehidupan bersama dari seorang pria dan seorang wanita
yang diikat oleh agama dan suku serta menginginkan adanya penerus atau keturunan
yang dihasilkan dari pernikahan serta adanya cita-cita yang ingin dicapai. Pernikahan
dini akan cenderung banyak mengalami masalah rumah tangga sedangkan bagi
seseorang yang sudah dewasa dan terlatih secara mental dan emosional akan mudah
menjalani kehidupan berkeluarganya.

F. Perkembangan Karir dan Teknis


1.
Perkembangan karir pada masa dewasa awal
a. Gambaran mengenai pekerjaan.
b. Penyesuaian pekerjaan.
c. Pilihan pekerjaan.
d. Penyesuaian diri dengan pekerjaan
1. Penyesuaian diri pria
a) Apabila pekerjaannya memungkinkannya untuk berperan, maka ia akan
memainkan perannya, ia akan merasa sangat puas dan proses
penyesuaiannya berjalan dengan sangat harmonis.
b) Kepuasan dapat diperoleh apabila pria merasa bahwa pekerjaannnya
menuntut banyak kemampuan yang dimiliki dan hasil pendidikannya.
c) Proses penyesuaian dengan pekerjaan dipengaruhi oleh cara pria
menyesuaikan dirinya dengan wewenang.
d) Penyesuaian terhadap pekerjaan dipengaruhi oleh meningkat tidaknya gaji
yang diperoleh.
2. Penyesuaian diri wanita
a) Bila wanita tidak mampu lagi memperoleh pekerjaan yang cocok dan
sesuai dengan tingkat kemampuan, pendidikan dan latihan yang pernah
diperoleh serta impiannya, maka mereka akan mengalami frustasi.
b) Apabila wanita merasa bahwa mereka melakukan pekerjaan yang tidak
berkembang (pasif), khususnya bila mereka mendekati usia madya.
Melampiaskan kekesalannya terhadap bawahannya.
c) Apabila wanita telah membentuk badan aspirasi kerja yang sesuai, mereka
cenderung menjadi frustasi bila menemukan bahwa kemampuan dan
pelatihan mereka membenarkan aspirasi yang lebih tinggi.
d) Apabila peran kepemimpinan ditolak.
e) Banyak wanita yang tidak menyukai kalau harus melaksanakan beban
tugas ganda, satu tugas dalam dunia kerja perkantoran dan satu lagi tugas
rumah tangga.
f) Banyak wanita yang setelah lama bekerja dikantor mereka merasa pasrah
dan tak sanggup lagi apabila mereka diharapkan untuk berperan sebagai
ibu rumah tangga dan ibu dari anak-anaknya.
e. Penilaian terhadap penyesuaian dan pekerjaan

Masing-masing kriteria tersebut akan dibahas secara terpisah sebagai berikut:

1) Prestasi kerja.
2) Perubahan pekerjaan dan sukarela.
3) Kepuasan.
f. Pengangguran

Pengangguran dapat mengakibatkan stress. Para peneliti telah menemukan bahwa


pengangguran berkaitan dengan masalah-masalah fisik ( seperti serangan jantung dan
stroke), masalah-masalah mental (seperti depresi dan kecemasan, kesulitan
perkawinan dan pembunuhan ( Gallo & lain-lain dalam santrock, 2011:31).

G. Perkembangan Karir Pada Usia Dewasa Madya


1. Penyesuaian pekerjaan

Hurlock (2003: 348) mengemukakan beberapa perubahan kondisi bekerja yang


mempengaruhi pekerja berusia madya, diantaranya:

a. Sikap sosial yang tidak menyenangkan.


b. Strategi perekrutan karyawan.
c. Meningkatnya penggunaan otomatisasi.
d. Kerja kelompok.
e. Peranan isteri.
f. Masa pension wajib.
g. Kekuasaan bisnis besar.
h. Relokasi.
2. Bahaya pekerjaan pada usia madya

Hurlock (2003: 351) mengemukakan delapan bahaya tersebut, diantaranya:

a. Kegagalan dalam mencapai cita-cita awal.


b. Mandirinya kreativitas.
c. Pekerjaan usia madya menampilkan mundurnya kreativitas kerja sehingga
mengakibatkan orang merasa kurang puas dengan prestasi yang diperoleh dan
menyatakan bahwa prestasinya sudah tidak sehebata yang pernah dicapai dulu.
d. Kebosanan, perasaan bosan umumnya menjangkiti pekerja industry yang
menghadapi kenyataan bahwa otomatisasi peralatan pabrik secara meningkat,
menggantikan pekerjaan setiap individu pekerja.
e. Keagungan, kecenderungan menjadi agung (bigness) dalam bidang usaha.
f. Perasaan “terperangkap”.
g. Pengangguran, pekerja usia madya diberhentikan saat meningkatnya penggunaan
mesin-mesin otomatisasi.
h. Sikap tidak menyenangkan terhadap pekerjaan.
i. Mobilitas geografis, kebanyakan orang yang nerusia madya tidak senang untuk
dipindahkan khususnya apabila mempunyai anak usia belasan yang masih sekolah
atau istrinya bekerja atau aktif di organisasi atau kegiatan kemasyarakatan.
H.
Perkembangan Karir Pada Masa Dewasa Akhir

Berdasarkan National Longitudinal Survey of Older Men, ditemukan bahwa kesehatan


yang baik, komitmen psikologis yang kuat untuk bekerja, dan ketidaksukaan terhadap
pensiun, merupakan karakteristik-karakteristik yang paling penting berkaitan dengan
bekerja terus hingga lanjut usia.

1. Penyesuaian pekerjaan
2. Sikap terhadap kerja

Sikap kerja sangat penting bagi semua tingkat usia terutama pada usia lanjut karena
sikap kerja ini tidak hanya mempengaruhi kualitas kerja yang mereka lakukan tetapi
juga sikapnya terhadap masa pensiun yang akan dating.

3. Kondisi yang membatasi kesempatan kerja bagi pekerja usia lanjut


a. Wajid pensiun.
b. Kebijakan perekrutan.
c. Rencana pensiun.
d. Sikap sosial.
e. Fluktuasi dalam daur usaha.
f. Jenis pekerjaan.
g. Jenis kelamin.
4. Kesempatan kerja bagi pekerja usia lanjut
5. Penilaian pekerja usia lanjut
I.
Masa Pensiun Pada Masa Dewasa Akhir

Schawtz berkata (dalam Hurlock, 2003: 417), bahwa pensiun dapat merupakan akhir
pola hidup atau masa transisi ke pola hidup baru. Pensiun selalu menyangkut
perubahan peran, perubahan keinginan dan nilai, dan perubahan secara keseluruhan
terhadap pola hidup setiap individu.

1. Jenis pensiun

Beberapa pekerja menjalani masa pensiun secara sukarela, hal ini mereka lakukan
karena alasan kesehatan atau keinginan untuk menghabiskan sisa hidupnya dengan
melakukan hal-hal yang lebih berarti buat diri mereka dari pada pekerjaannya.

2. Sikap terhadap pensiun

Apabila masa pensiun itu betul-brtul tiba, bagaimana juga masa itu nampak kurang di
inginkan dari pada masa sebelumnya. Usia lanjut merasa bahwa tunjangan pensiunnya
tidak mencukupi untuk memungkinkan mereka. Hal ini berarti bahwa bagi sebagian
orang usia lanjut terdapat perbedaan antara pengharapan dan kenyataan pensiun.

J. Kehidupan Berkeluarga Pada Masa Dewasa


1. Dinamika keluarga

Keluarga merupakan barrier atau garda terdepan yang memberikan pendidikan,


perlindungan, kenyamanan, dukungan, dan hal-hal positif lainnya terhadap
perkembangan seorang individu.

2. Ruang lingkup psikologi keluarga

Ruang lingkup psikologi keluarga sebagai berikut:

a. Manajemen rumah tangga.


b. Komunikasi antar anggota keluarga.
c. Pengembangan potensi dalam keluarga.
d. Strategi mengatasi permasalahan.
e. Penyelesaian masalah.
f. Tanggung jawab anggota keluarga yang memiliki kesetaraan gender,internalisasi,
eksternalisasi nilai dan norma positif.
3. Penyelesaian konflik dalam keluarga dengan psikologi keluarga

Konflik dalam keluarga bisa terjadi dikarenakan keterbatasan kemampuan diri untuk
menyesuaikan diri, konflik yang terjadi terus menerus dapat berdampak pada krisis
keluarga yang semakin parah sampai pada perceraian, kekerasan rumah tangga,
gangguan mental anggota keluarga, dan lainnya.

4. Perbedaan konflik keluarga dan lingkungan

Hal yang membedakan antara konflik keluarga dan lingkungan adalah aspek
intensitas, aspek durasi, dan aspek kompleksitas.

5. Penyelesaian konflik keluarga

Hal ini adalah menggunakan fungsi keluarga yang berarti melindungi, berkomunikasi,
berkompromi, mengalah, dan mengantisipasi setiap respon yang terjadi. Seberat
apapun konflik yang terjadi di dalam keluarga, tempat tempat terakhir yang mereka
tuju adalah keluarga.

6. Menetapkan aturan dasar penyelesaian masalah


7. Saling mengerti dan memahami

Kedua belah pihak sama-sama mau mendengarkan keluhan atau perasaan masing-
masing. Pendapat yang diutarakan juga perlu terbuka dan tidak ada yang
disembunyikan agar lebih jelas.

8. Melakukan olah cara pikir


9. Mencapai kesepakatan
10. Catat persetujuan

Anda mungkin juga menyukai