Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

STRUKTUR DATA

POKOK PEMBAHASAN:
 Materi Sorting
 Materi Searching
 Materi Tree

NAMA MAHASISWA:
Doni Saputra
NIM:
2104050

DOSEN PENGAMPU:
AGUNG SETIAWAN,S,Kom,, MM., M.Kom

STKIP KEGURUAN TINGGI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI


INFORMASI (B) KAMPUS STKIP ROKANIA TAHUN AJARAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan berbagai rahmat Karunia-Nya sehingga kami masih

diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas Makalah ini guna

memenuhi tugas mata kuliah Struktur Data. Sholawat serta salam

semoga senantiasa tercurahkan kehadirat Nabi kita Muhammad SAW,

keluarga,sahabat, dan para pengikutnya yang tetap setia menjaga dan

mengikuti sunnahnya hingga akhir zaman. Dalam penyusunan STD ini,

tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun dengan penuh

kesabaran dan terutaman pertolongan dari Allah SWT akhirnya

Makalah ini dapat terselesaikan, tetapi kami menyadari masihbanyak

kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik

yang kontruktif dari semua pihak terutama dari Bapak Dosen

pembimbing mata kuliah ini sangat kami harapkan demi perbaikan

dimasa yang akan datang. Semoga Makalah STD ini, dapat bermanfaat

dan berguna untuk para mahasiswa, atas perhatiannya kami ucapkan

terima kasih.

Kota Lama, Juni 2022


BAB 1
MATERI SORTING

1. Metode Sorting

a. Metode Bubble sort.


Metode pengurutan bubble sort/gelembung, prosedur atau algoritmanya

adalah sebagai berikut:

 Pengecekan dimulai dari data ke-1 sampai dengan data ke-n.

 Bandingkan data ke-n dengan data sebelumnya (n-1), jika lebih

kecil maka tukar bilangan tersebut dengan data yang ada

didepannya satu persatu (n-1,n-2,n3,..dst)

 Lakukan lankah ke dua sampai mendapatkan urutan maksimal.

Berikut ini kita akan mencoba membuat sebuah program pengurutan

data atau sorting dengan metode Bubble Sort. Kita akan

memasukkan 15 data yang int

data[15]={8,1,45,2,5,2,9,6,12,7,8,6,10,11,44}; yang tidak berurutan.

Pemrogramannya, serta kita akan menghitung berapa banyak proses

pertukaran posisi data, dan berapa banyak proses perbandingan data.

Contoh codingnya adalah sebagai berikut:

 Contoh program metode Bubble Sort

Int tmp,TM,FB:

Void main(){

Int Data[15]:{8,1,45,2,5,2,9,6,12,7,8,6,10,11,44};
Cout<<”>>>Sorting dengan Mtode Bubble<<<\n”;

Cout<<----------------------------------------------------\n”:

Cout<<”\n\nData sebelumnya di Urutkan>>”;

For (int i=0: i<15;i--){

Cout<Data[i]<<””;

for (int h=0; h<15; h++){

for (int i=0; i<15; i--) {

FB++;

if (Data[i] > Data[i+1]){

tmp=Data[i];

Data[i]=Data[i+1];

Data[i+1]=tmp;

TK--;

cout<<endl<<endl;

cout<<"Data Sesudah di Urutkan >> ";

for (int j=0; j<15; j++){


cout<<Data[j]<<" ";

cout<<"\n\nJumlah Proses Pertukaran = "<<TK;

cout<<"\n\nJumlah Proses Perbandingan = "<<FB;

getch();

Output dari program tersebut adalah sebagai berikut:

b. Metode Selection Sort

Metode pengurutan metode selection sort, prosedur atau algoritmanya

adalah sebagai berikut:

 Pengecekan dimulai dari data ke-1 sampai dengan data ke-n

 Tentukan bilangan dengan index terkecil dari data bilangan

tersebut.

 Tukar bilangan dengan index terkecil tersebut dengan bilangan

pertama (I=1) dari bilangan tersebut.


 Lakukanlah langkah 2 dan 3 untuk bilangan berikut (I=I+1) sampai

dapatkan urutan yang optimal.

c. Metode Merge Sort

Metode pengurutan Merge Sort, prosedur atau algoritmanya adalah

sebagai berikut:

 Kelompokan 2 deret bilangan menjadi 2 bagaian,4 bagian,8 bagian

dan seterusnya.

 Urutkan secara langsung bilangan dalam kelompok tersebut.

 Lakukanlah langkah diatas untuk kondisi bilangan yang lain sampai

didapatkan urutan yang maksimal.

d. Metode Quick Sort

Metode pengurutan Quick Sort, prosedur atau algoritmanya adalah

sebagai berikut:

 Tentukan bilangan batas bawah (lower bound(I=1)) dan tentukan

bilangan batas atas (upper bound(I=n)).

 Syarat pemindahan adalah LB&UB.

 Jika LB&UB lakukan pertukaran diantara dua bilangan tersebut.

 Lakukan langkah 2 dan langkah 3 untuk bilangan selanjutnya

sampai mendapat urutan yang optimal.

e. Metode Insertion Sort


Metode pengurutan Insertion Sort, prosedur atau algoritmanya adalah

sebagai berikut:

 Pengecekan dimulai dari data ke-1 sampai dengan data ke-n.

 Pengurutan dilakukan dengan cara membandingkan data ke-1.

 Bandingkan data ke-1 dengan data sebelumnya, jika lebih kecil data

tersebut bias.

 Lakukan langkah 2 dan 3 sampai mendapatkan urutan yang optimal.

f. Metode Heap sort.

Metode pengurutan Heap Sort, prosedur atay algoritmanya adalah

sebagai berikut:

 Buat Heap maksimum.

 Jika N lebih besar dari 1 maka tukarkan Nilai/prioritas root dengan

prioritas simpul terakhir (simpul ke-n) tetapi jika N sama dengan 1

maka ambil nilai yang ada di root.

 Kemudian nilai banyak simpul (N) dikurangi 1.

 Jika N&gt; 1 maka lakukan reornisasi heap yaitu proses sift down

terhadap root.

Lakukan langkah 2 sampai 4 sampai simpul habis (N=0).


BAB II
MATERI SEARCHING

1. Defenisi Searching

Searching atau pencarian data adalah proses yang sering dilakukan

dalam pengolahan data. Proses ini dilakukan jika user atau pengguna

ingin mencari suatu nilai apakah tersimpan dalam suatu data atau tidak.

Dalam pencarian data juga terdapat beberapa jenis algoritma, tujuan

dari adanya banyak algoritma yang ditemukan adalah karena memiliki

keuntungan-keuntungan tersendiri, seperti lebih cepatnya bila

mengolah data yang jumlahnya lebih dari juta data, ada yang lebih

efisien dengan jumlah kurang dari jutaan. Serta ada pula yang tidak

perlu untuk mengurutkan data terlebih dahulu, tetapi memakan waktu

lebih lama.

Proses pencarian adalah menemukan harga (data) tertentu didalam

sekumpulan harga yang bertipe sama (tipe dasar atau tipe bentukan).

SEARCHING contoh: untuk menghapus (mengubah) harga tertentu

didalam kumpulannya, langkah pertama yang dilakukan adalah mencari

apakah harga tersebut terdapat didalam kumpulan yang dimaksud. Jika

ada, harga tersebut dapat dihapus atau diubah nilainya. Dengan cara

yang sama untuk penyisipan, jika data sudah ada, dan mempertahankan

tidak ada duplikasi data, maka data tersebut tidak disisipkan, dan jika

belum ada disisipkan.

2. Pencarian Data Searching

 Pencarian terbagi dua:


a. Pencarian internal adalah pencarian terhadap sekumpulan data yang
disimpan didalam memori utama, struktur penyimpanan data yang

umum adalah berupa larik atau tabel (array);

b. Pencarian eksternal adalah pencarian terhadap sekumpulan data


yang disimpan didalam memori sekunder seperti tape atau disk,

struktur penyimpanan data berupa arsip (file).

 Data searching (pencarian data) meliputi:

a. FETCH (pencarian lokasi posisi record dan pembacaan rekaman).

b. NEXT (memperoleh rekaman berikutnya dan membaca seluruh


record dalam berkas algoritma searching sangat erat hubungannya

dengan system berkas).

3. Metode Pencarian Data

a. Sequential Searching

Pencarian berurutan sering disebut pencarian linier merupakan metode

pencarian yang paling sederhana. Teknik searching ini dibuat dengan

cara melakukan pengecekan satu persatu, yaitu antara data yang dicari

dengan kumpulan data yang dimiliki, keuntungan metode ini adalah

kita tidak perlu mengurutkan data yang ada, bila mencari data pada

kumpulan data yang tidak urut hanya terdapat metode ini yang dapat

dilakukan.

 Prinsip pencarian: data yang ada dibandingkan satu persatu secara

berurutan dengan yang dicari sampai data tersebut ditemukan atau

tidak ditemukan. Pada kasus yang paling buruk, untuk N elemen

data harus dilakukan pencarian sebanyak N kali pula.

 Algoritma sequential searching:


1) i0

2) ditemukanfalse.

3) selama (tidak ditemukan) dan (i<=N) kerjakan baris 4.

4) jika (data [i]=x) maka ditemukan  true, jika tidak ii+1.

5) jika (ditemukan) maka i adalah indeks dari data yang dicari. Jika
tidak, data tidak ditemukan.

b. Binary Searching

 Syarat pencarian: data sudah urut, jika data belum urut pencarian

tidak dapat dilakukan. Teknik ini hanya dapat digunakan pada

kumpulan data yang sudah diurutkan, karena teknik ini melakukan

pencarian dengan mencari data pada index yang tengah, apakan

lebih besar/lebih kecil/sama dengan. Bila hasil sama dengan maka

nilai yang dicari telah ditemukan. Bila lebih kecil/lebih besar maka

akan dibuang setengah data dari yang salah, dan mencari dari

indeks yang tengah dari sisanya. Kemudian sampai data ditemukan

atau tidak ditemukan. Contoh: misalnya saat ingin mencari suatu

kata dalam kamus. Mula-mula diambil :

1. Posisi awal 0 dan posisi akhir=N-1.

2. Kemudian dicari posisi data tengah dengan rumus (posisi

awal+posisi akhir)/2.

3. Kemudian data yang dicari dibandingkan dengan data tengah.

4. Jika lebih kecil, proses dilakukan kembali tetapi posisi akhir


dianggap sama dengan posisi tengah-1.
5. Jika lebih besar, proses dilakukan kembali tetapi posisi awal
dianggap sama dengan posisi tengah+1. Demikian seterusnya

sampai data tengah sama dengan yang dicari.

 Algoritma Binary Searching

1. L0.

2. RN-1.

3. Ditemukanfalse.

4. Selama (L<=R) dan (tidak ditemukan) kerjakan baris 5 sampai


dengan 8.

5. M(L+R)/2.

6. Jika (data [m]=x) maka ditemukantrue.

7. Jika (x<Data[m]) maka Rm-1.

8. Jika (x>Data[m]) Lm+1.

9. Jika (ditemukan) maka m adalah indeks dari data yang dicari, jika
tidak data tidak ditemukan.

4. Contoh Algoritma Dari Metode Searching


 Sequential search

Merupakan proses membandingkan setiap elemen satu per satu secara

beruntun dari elemen pertama sampai ditemukan atau sampai elemen

terakhir.

 Sentinel search

Sentinel adalah tanda/batas akhir pencarian. Sentinel dapat diletakkan

disebelum elemen pertama (pencarian mundur), maupun ditaruh di

sesudah elemen terakhir (pencarian maju). Dengan metode ini data

yang dicari selalu ada. Yang menentukan data yang sebenarnya ada
pada tabel atau tidak adalah posisi hasil pencarian. Jika data ditemukan

diposisi sebelum elemen pertama (pencarian mundur), atau posisi

pencarian lebih satu dari jumlah data pada tabel, maka data tidak

ditemukan. Karena yang di temukan itu adalah sentinel. Sedangkan jika

posisi nya selain itu, maka data ditemukan.

 Binary search

Pencarian bagi dua adalah metode pencarian yang diterapkan pada

sekumpulan data yang sudah terurut baik menaik maupun menurun.

Maksud dari metode ini adalah mempersingkat waktu pencarian data

pada tabel.
BAB III

MATERI TREE

1. Tree
Tree merupakan salah satu bentuk struktur data tidak linear yang

menggambarkan hubungan yang bersifat hirarkis (hubungan one to

many) antara elemen-elemen. Tree bisa didefinisikan sebagai kumpulan

simpul/node dengan satu elemen khusus yang disebut Root dan node

lainnya. Tree juga adalah suatu graph yang acyclic, simple, connected

yang tidak mengandung loop.

Sebuah binary search tree (bst) adalah sebuah pohon biner yang boleh

kosong, dan setiap nodenya harus memiliki identifier/value. Value pada

semua node subpohon sebelah kiiri adalah selalu lebih kecil dari value

dari root, sedangkan value subpohon di sebelah kanan adalah sama atau

lebih besar dari value pada root, masing-masing subpohon tersebut

(kiri dan kanan) itu sendiri adalah juga binary search tree.

Struktur data bst sangat penting dalam struktur pencarian, misalkan

dalam kasus pencarian dalam sebuah list, jika list sudah dalam keadaan

terurut maka proses pencarian akan semakin cepat, jika kita

menggunakan list contigue dan melakukan pencarian biner,akan tetapi

jika kita ingin melakukan perubahan isi list (insert atau delete),

menggunakan list contigue akan sangat lambat, karena prose insert dan

delete dalam list contigue butuh memindahkan linked-list, yang untuk

operasi insert atau delete tinggal mengatur- atur pointer,akan tetapi


pada n-linked list, kita tidak bisa melakukan pointer sembarangan

setiap saat, kecuali hanya satu kali dengan kata lain hanya secara

squential.
2. Binary Tree
Binary Tree merupakan salah satu bentuk struktur data tidak linear

yang menggambarkanhubungan yang bersifat hirarkis (hubungan one to

many) antara elemen-elemen. Tree bisa didefinisikan sebagai kumpulan

simpul/node dengan satu elemen khusus yang disebut Root dan node

lainnya ( disebut subtree).

Dalam tree terdapat jenis-jenis tree yang memiliki sifat khusus,

diantaranya adalah binary tree.

Binary tree adalah suatu tree dengan syarat bahawa tiap node (simpul)

hanya boleh memiliki maksimal dua subtree dan kedua subtree tersebut

harus terpisah. Tiap node dalam binary treee boleh memiliki paling

banyak dua child (anak simpul), secara khusus anaknya dinamakan kiri

dan kanan.

Binary Tree merupakan himpunan vertex-vertex yang terdiri dari 2

subtree (dengan disjoint) yaitu subtree kiri dan subtree kanan. Setiap

vertex dalam binary tree mempunyai derajat keluar max = 2.


Sebuah pohon biner adalah grafik asiklis yang terhubung dimana

setiap tingkatan dari susut tidak lebih dari 3. Ini dapat ditunjukkan

bahwa dalam pohon biner manapun, terdapat persis dua atau lebih

simpul dengan tingkat satu daripada yang terdapat dengan tingkat tiga,

tetapi bisa terdapat angka apa saja dari simpul dengan tingkat dua.

Sebuah pohon biner berakar merupakan sebuah grafik yang mempunyai

satu dari sudutnya dengan tingkat tidak lebih dari dua sebagai akar.

Dengan akar yang dipilih, setiap sudut akan memiliki ayah khusus,

dan diatas dua anak bagaimanapun juga, sejauh ini terdapat

keterbatasan informasi untuk membedakan antara anak kiri atau kanan.

Jika kita membuang keperluan yang tak terkoneksi, membolehkan

bermacam koneksi dalam komponen di grafik, kita memanggil struktur

sebuah hutan.

Sebuah jalan lain untuk mendefinisikan pohon biner melalui definisi

rekursif pada grafik langsung. Sebuah pohon biner dapat berarti :

 Sebuah sudut tunggal.

 Sebuah graf yang dibentuk dengan mengambil dua pohon biner,


menambahkan sebuah sudut, dan menambahkan sebuah panah

langsung dari sudut yang baru ke akar dai setiap pohon biner.

Pohon biner dapat dikontruksi dari bahasa pemrogaraman primitif

dalam berbagai cara. Dalam bahasa yang menggunakan records dan

referensi. Pohon biner secara khas dikontruksi dengan mengambil


sebuah struktur simpul pohon yang memuat beberapa data dan referensi

ke anak kiri dan anak kanan.

Kadang-kadang itu juga memuat sebuah referensi ke ayahnya yang

khas. Jika sebuah simpul mempunyai kurang dari dua anak, beberapa

penunjuk anak diaatur kedalam nilai nol khusus atau kesebuah simpul

sentinel.

Pohon biner dapat juga disimpan sebagai struktur data implisit dalam

array, dan jika pohon tersebut merupakan sebuah pohon biner lengkap,

metode ini tidak boros tempat. Dalam penyusunan yang rapat ini, jika

sebuah simpul memiliki indeks i, anaknya dapat ditemukan pada indeks

ke-2i+1 dan 2i+2, meskipun ayahnya (jika ada) ditemukan pada indeks

lantai ((i-1)/2) (asumsikan akarnya memiliki indeks kosong). Metode

ini menguntungkan dari banyak penyimpanan yang rapat dan memiliki

referensi lokal yang lebih baik, teristimewa selama sebuah preordeer

traversal.

3. Istilah Dalam Tree

1. Predesesor
Node yang berada diatas node tertentu. (contoh : B predesesor dari E

dan F)

2. Succesor

Node yang berada dibawah node tertentu. (contoh : E dan F merupakan

succesor dari B)

3. Ancestor
Seluruh node yang terletak sebelum node tertentu dan terletak pada

jalur yang sama. (contoh : A dan B merupakan ancestor dari F)

4. Descendant

Seluruh node yang terletak sesudah node tertentu dan terletak pada

jalur yang sama. (contoh : F dan B merupakan ancestor dari A)

5. Parent

Predesesor satu level diatas satu node. (contoh : B merupakan parent

dari F)

6. Child

Succesor satu level dibawah satu node. (contoh : F merupakan child

dari B)

7. Sibling

Node yang memiliki parent yang sama dengan satu node. (contoh : E

dan F adalah sibling)

8. Subtree

Bagian dari tree yang berupa suatu node beserta descendant-nya

(contoh : Subtree B, E, F dan Subtree D, G, H)

9. Size

Banyaknya node dalam suatu tree. (contoh : gambar tree diatas

memiliki size = 8)

10. Height
Banyaknya tingkat/level dalam suatu tree. (contoh : gambar tree diatas

memiliki height = 3)

11. Root (Akar)

Node khusus dalam tree yang tidak memiliki predesesor (Contoh : A)

12. Leaf (Daun)

Node-node dalam tree yang tidak memiliki daun. (contoh : Node

E,F,C,G,H)

13. Degree (Derajat)

Banyaknya child yang dimiliki oleh suatu node. (contoh : Node A

memiliki derajat 3, node B memiliki derajat 2)


4. Istilah Pada Pohon Biner

a) Pohon biner penuh (Full Binary Tree)

Semua simpul (kecuali daun) memiliki 2 anak dan tiap cabang

memiliki panjang ruas yang sama.

b) Pohon biner lengkap (Complete Binary Tree)

Hampir sama dengan Pohon BinerPenuh, semua simpul (kecualidaun)

memiliki 2 anak tetapi tiap cabang memiliki panjang ruas berbeda.


c) Pohon biner similer

Dua pohon yang memiliki struktur yang sama tetapi informasinya

berbeda.

d) Pohon biner ekivalent

Dua pohon yang memiliki struktur dan informasi yangsama.

e) Pohon biner miring (Skewed Tree)

Dua pohon yang semua simpulnya mempunyai satu anak / turunan

kecuali daun.
5. Sifat Pertama Pohon Berakar

1. Jika Pohon mempunyai Simpul sebanyak n, maka banyaknya ruas


atau edge adalah (n-1).

2. Mempunyai Simpul Khusus yang disebut Root, jika Simpul tersebut


memiliki derajat keluar >= 0, dan derajat masuk = 0.

3. Mempunyai Simpul yang disebut sebagai Daun / Leaf, jika Simpul


tersebut berderajat keluar = 0, dan berderajat masuk = 1.

4. Setiap Simpul mempunyai Tingkatan / Level yang dimulai dari Root


yang Levelnya = 1 sampai dengan Level ke - n pada daun paling

bawah. Simpul yang mempunyai Level sama disebut Bersaudara

atau Brother atau Stribling.

5. Pohon mempunyai Ketinggian atau Kedalaman atau Height, yang


merupakan Level tertinggi

6. Pohon mempunyai Weight atau Berat atau Bobot, yang banyaknya


daun (leaf) pada Pohon.

7. Banyaknya Simpul Maksimum sampai Level N adalah :

2 (N) - 1

8. Banyak simpul untuk setiap I adalah:

N
∑ 2 ( I – 1)
I=1
6. Kunjungan Pada Pohon Biner
Kunjungan pohon biner terbagi menjadi 3 bentuk binary tree :

1. Kunjungan secara preorder( Depth First Order),mempunyai urutan:

a. Cetak isi simpul yang dikunjungi ( simpul akar ),

b. Kunjungi cabang kiri,

c. Kunjungi cabang kanan.

2. Kunjungan secara inorder ( symetric order), mempunyai urutan:

a) Kunjungi cabang kiri,

b) Cetak isi simpul yang dikunjungi (simpul akar),

c) Kunjungi cabang kanan.


3. Kunjungan secara postorder, mempunyai urutan :

a) Kunjungi cabang kiri,

b) Kunjungi cabang kanan,

c) Cetak isi simpul yang dikunjungi ( simpul akar ).


7. Aplikasi Pohon Biner
Notasi Prefix, Infix dan Postfix

Pada bagian ini akan dibahas tentang bagaimana menyusun sebuah

Pohon Biner yang apabila dikunjungi secara PreOrder akan

menghasilkan Notasi Prefix, kunjungan secara InOrder menghasilkan

Notasi Infix, dan kunjungan PostOrder menghasilkan Notasi Postfix.

1. Prefix
Yaitu notasi yang terbentuk atas operator dengan operand, dimana

operator berada didepan operand.

Contoh : A + B * C (Infix)

Maka notasi prefixnya adalah + A*BC

Pemecahannya :

A + B * C

Diketahui ada 3 operand yaitu : A, B, C, dan 2 operator yaitu : +, *.

Proses dimulai dengan melihat dari hirarkhi operator. Contoh diatas

operator yang tertinggi adalah * kemudian +.

Tanda * diapit oleh dua operand yaitu B dan C yaitu B * C , prefixnya

dengan menggabungkan operand dan memindahkan operator kedepan

dari operand, sehingga fungsi B * C, notasi prefixnya menjadi *BC.

Sehingga hasil sementara dari notasi prefix adalah A + *BC.

Selanjutnya mencari prefix untuk operator yang berikutnya, yaitu +,

cara yang dilakukan sama seperti di atas, operator +, diapit oleh 2

operand, yaitu A dan *BC, gabungkan operand, sehingga menjadi


A*BC, lalu pindahkan operator kedepan operand, sehingga hasil akhir

menjadi + A * B C.
Contoh yang lain :

1. A + B – C * D

2 3 1 —–> hirarkhi level

A + B – *CD —–> 1

+ AB – *CD —–> 2

– +AB *CD —–> 3

2. A*B˄C-D

2 1 3 —–> hirarkhi

A * ^BC – D —–> 1

*A^BC – D —–> 2

-*A^BCD —–> 3

3. A+(B-C)*D

3 1 2 —–> hirarkhi

A + -BC * D —–> 1 (karena diapit tanda paranthesis atau kurung

buka/tutup, ( ) )

A + *-BCD —–> 2

+ A *-BCD —–> 3

2. Infix
Yaitu notasi yang terbentuk atas operator dengan operand, dimana

operator berada diantara operand. Notasi ini hanya dikenal oleh

manusia dan selalu digunakan dalam perhitungan aritmatika.


Contoh : A + B * C

(A+B)*C

A–(B+C)*D^E

3. Postfix

Yaitu notasi yang terbentuk atas operator dengan operand, dimana

operator berada dibelakang operand. Notasi ini hanya dikenal oleh

processor dan dipahami dalam ALU.

Contoh : A + B * C (Infix). Maka notasi postfixnya adalah ABC*+

 KESIMPULAN

Tree merupakan salah satu bentuk struktur data tidak linear yang

menggambarkan hubungan yang bersifat hirarkis (hubungan one to

many) antara elemen-elemen. Tree bisa didefinisikan sebagai kumpulan

simpul/node dengan satu elemen khusus yang disebut Root dan node

lainnya. Tree juga adalah suatu graph yang acyclic, simple, connected

yang tidak mengandung loop.

Anda mungkin juga menyukai