Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PEDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada sistem
keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota keluarga
disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau kurun waktu
tertentu. Pada setiap tahapan mempunyai tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar
tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses.
Erickson (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) mengatakan bahwa seseorang
yang digolongkan dalam usia dewasa awal berada dalam tahap hubungan hangat, dekat
dan komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila gagal dalam bentuk
keintiman maka akan mengalami apa yang disebut isolasi (merasa tersisihkan dari orang
lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan orang lain).
Hurlock (1990) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai
kira-kira 40 tahun, saat terjadinya perubahan-perubahan fisik dan psikologi yang
menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.
Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young )ialah mereka yang berusia
20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock (1999), orang
dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition)
transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role
trantition).
Perkembangan sosial masa dewasa awal adalah puncak dari perkembangan sosial
masa dewasa. Masa dewasa awal adalah masa beralihnya pandangan egosentris menjadi
sikap yang empati. Pada masa ini, penentuan relasi sangat memegang peranan penting.
Menurut Havighurst (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001), tugas perkembangan
dewasa awal adalah menikah atau membangun suatu keluarga, mengelola rumah tangga,
mendidik atau mengasuh anak, memikul tangung jawab sebagai warga negara, membuat
hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan.
Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalin hubungan
secara intim dengan lawan jenisnya. Hurlock (1993) dalam hal ini telah mengemukakan
beberapa karakteristik dewasa awal dan pada salah satu intinya dikatakan bahwa dewasa
awal merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan
kebebasan yang diperolehnya.

1.2. Tujuan Pembahasan


a. Tujuan Umum
A. Untuk memahami tahap perkembangan keluarga dewasa awal secarah mendalam
B. Menambah wawasan pembaca pada umumnya tentang tahap perkembangan
keluarga dewasa awal
C. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keluarga
b. Tujuan Khusus
1. Untuk memahami pengertian tahap perkembangan keluarga dewasa awal
2. Untuk memahami tugas keluarga pada tahap perkembangan keluarga dewasa
awal

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Istilah adould berasal dari kata kerja latin , seperti juga istilah adolescene adolescere
yang berarti tumbuh menjadi kedewasaan .Akan tetapi , kata adoult berasal dari kata
adult yang berasal dari bentuk lampau partisipel dari kata kerja adultus yang berarti telah
tumbuh manjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa ,
oleh karena itu,menurut Hurlock (1990) orang dewasa adalah individu yang telah
menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat
bersama orang dewasa lainnya.
Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang ditandai
dengan pencarian identitas diri, pada masa dewasa awal, identitas diri ini didapatkan
sedikit demi sedikit sesuai dengan umurnya.
Dewasa awal adalah masa peralihan dari ketergantungan ke masa mandiri, baik dari
segi ekonomi, kebebasan menentukan diri sendiri, dan pandangan mengenai masa depan
sudah lebih realistis.

2.2. Ciri-ciri perkembangan keluarga dewasa awal


Menurut Hurlock (1990), ciri-ciri perkembangan dewasa awal antara lain:
a) Usia reproduktif (Reproductive Age)
Masa ini ditandai dengan membentuk rumah tangga.Tetapi masa ini bisa ditunda
dengan beberapa alasan. Ada beberapa orang dewasa belum membentuk keluarga
sampai mereka menyelesaikan dan memulai karir mereka dalam suatu lapangan
tertentu.
b) Usia memantapkan letak kedudukan (Setting down age)
Dengan pemantapan kedudukan (settle down), seseorang berkembang pola
hidupnya secara individual. Ini adalah masa dimana seseorang mengatur hidup dan
bertanggungjawab dengan kehidupannya. Pria mulai membentuk bidang pekerjaan
yang akan ditangani sebagai karirnya, sedangkan wanita muda diharapkan mulai
menerima tanggungjawab sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.
c) Usia Banyak Masalah (Problem age)
Masa ini adalah masa yang penuh dengan masalah. Jika seseorang tidak siap
memasuki tahap ini, dia akan kesulitan dalam menyelesaikan tahap
perkembangannya. Persoalan yang dihadapi seperti persoalan pekerjaan/jabatan,
persoalan teman hidup maupun persoalan keuangan, semuanya memerlukan
penyesuaian di dalamnya.
d) Usia tegang dalam hal emosi (emostional tension)
Banyak orang dewasa muda mengalami kegagalan emosi yang berhubungan
dengan persoalan-persoalan yang dialaminya seperti persoalan jabatan, perkawinan,
keuangan dan sebagainya. Ketegangan emosional seringkali dinampakkan dalam
ketakutan-ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau kekhawatiran
yang timbul ini pada umumnya bergantung pada ketercapainya penyesuaian terhadap
persoalan-persoalan yang dihadapi pada suatu saat tertentu, atau sejauh mana sukses
atau kegagalan yang dialami.
e) Masa keterasingan sosial
Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke dalam pola
kehidupan orang dewasa, yaitu karir, perkawinan dan rumah tangga, hubungan
dengan teman-teman kelompok sebaya semakin menjadi renggang. Sebagai
akibatnya, untuk pertama kali sejak bayi semua orang muda, bahkan yang populerpun,
akan mengalami keterpencilan sosial atau yang disebut krisis keterasingan
(Erikson:34).
f) Masa komitmen
Mengenai komitmen, Bardwick (dalam Hurlock:250) mengatakan: Nampak tidak
mungkin orang mengadakan komitmen untuk selama-lamanya. Hal ini akan menjadi
suatu tanggungjawab yang terlalu berat untuk dipikul. Namun banyak komitmen yang
mempunyai sifat demikian: Jika anda menjadi orangtua menjadi orang tua untuk
selamanya; jika anda menjadi dokter gigi, dapat dipastikan bahwa pekerjaan anda
akan terkait dengan mulut orang untuk selamanya; jika anda mencapai gelar doctor,
karena ada prestasi baik disekolah sewaktu anda masih muda, besar kemungkinan
anda sampai akhir hidup anda akan berkarier sebagai guru besar.
g) Masa Ketergantungan
Masa dewasa awal ini adalah masa dimana ketergantungan pada masa dewasa
biasanya berlanjut. Ketergantungan ini mungkin pada orangtua, lembaga pendidikan
yang memberikan beasiswa sebagian atau sepenuh atau pada pemerintah karena
mereka memperoleh pinjaman untuk membiayai pendidikan mereka.
h) Masa perubahan nilai
Beberapa alasan terjadinya perubahan nilai pada orang dewasa adalah karena
ingin diterima pada kelompok orang dewasa, kelompok-kelompok sosial dan ekonomi
orang dewasa.
i) Masa Kreatif
Bentuk kreativitas yang akan terlihat sesudah orang dewasa akan tergantung pada
minat dan kemampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan
kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya. Ada yang
menyalurkan kreativitasnya ini melalui hobi, ada yang menyalurkannya melalui
pekerjaan yang memungkinkan ekspresi kreativitas.
Sedangkan menurut Anderson (dalam Mappiare : 17) terdapat 7 ciri kematangan
psikologi, ringkasnya sebagai berikut:
a. Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego
Minat orang matang berorientasi pada tugas-tugas yang dikerjakannya,dan tidak
condong pada perasaan-perasaan diri sendri atau untuk kepentingan pribadi.
b. Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien
Seseorang yang matang melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara jelas dan
tujuan-tujuan itu dapat didefenisikannya secara cermat dan tahu mana pantas dan
tidak serta bekerja secara terbimbing menuju arahnya.
c. Mengendalikan perasaan pribadi
Seseorang yang matang dapat menyetir perasaan-perasaan sendiri dan tidak dikuasai
oleh perasaan-perasaannya dalam mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang
lain. Dia tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi mempertimbangkan pula
perasaan-perasaan orang lain.
d. Keobjektifan
Orang matang memiliki sikap objektif yaitu berusaha mencapai keputusan dalam
keadaan yang bersesuaian dengan kenyataan.
e. Menerima kritik dan saran
Orang matang memiliki kemauan yang realistis, paham bahwa dirinya tidak selalu
benar, sehingga terbuka terhadap kritik-kritik dan saran-saran orang lain demi
peningkatan dirinya.
f. Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi
Orang yang matang mau memberi kesempatan pada orang lain membantu usahan-
usahanya untuk mencapai tujuan. Secara realistis diakuinya bahwa beberapa hal
tentang usahanya tidak selalu dapat dinilainya secara sungguh-sunguh, sehingga untuk
itu dia bantuan orang lain, tetapi tetap dia brtanggungjawab secara pribadi terhadap
usaha-usahanya.
g. Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru
Orang matang memiliki cirri fleksibel dan dapat menempatkan diri dengan kenyataan-
kenyataan yang dihadapinya dengan situasi-situasi baru.

2.3. Tugas perkembangankeluarga dewasa awal


1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Membantu orang tua memasuki masa tua.
4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
2.4. Masalah perkembangan keluarga dewasa awal
Dengan bertambahnya usia, semakin bertambah pula masalah-masalah yang
menghampiri. Dewasa awal adalah masa transisi, dari remaja yang huru-hara, ke masa
yang menuntut tanggung jawab. Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak orang dewasa awal
mengalami masalah-masalah dalam perkembangannya. Masalah-masalah itu antara lain:
a. Penentuan identitas diri ideal vs kekaburan identitas
b. Kemandirian vs tidak mandiri
c. Sukses meniti jenjang pendidikan dan karir vs gagal menempuh jenjang pendidikan
dan karir.
d. Menikah vs tidak menikah (lambat menikah)
e. Hubungan sosial yang sehat vs menarik diri

Penghambat pada masa dewasa awal dalam penguasaan tugas-tugas, diantaranya


sebagai berikut:
Latihan yang tidak berkesinambungan (discontinuities)
Berhubungan erat dengan pengalaman-pengalaman belajar dan latihan masa lalu.
Perlindungan yang berlebihan (over protectiveness)
Bersangkutan dengan pola asuh orangtua yang pernah dialami dalam masa kanak-
kanak.
Perpanjangan pengaruh-pengaruh peer-group (prolongation of peer-group
influences)
Disini akan terlihat pengaruh kelompok-kelompok khusus bagi perkembangan dewasa
awal.
Inspirasi-inspirasi yang tidak realistis (unrealistic aspiration)
Kesukaran-kesukaran dewasa awal, dapat ditimbulkan oleh konsep-konsep yang tidak
realistis dalam benak pada dewasa awal (yang baru meninggalkan masa remaja)
tentang apa yang diharapkan dengan apa yang dapat dicapai.
2.5. Tahap-tahap penyesuaian pekerjaan pada dewasa awal
Dalam memasuki dunia kerja, seseorang yang memasuki fase usia dewasa awal harus
melakukan tahap-tahap penyesuaian pekerjaan, antara lain:
1. Pilihan Pekerjaan
Penyesuaian pertama adalah memilih bidang yang cocok dengan bakat, minat
dan faktor psikologis lainnya supaya ketika bekerja kesehatan mental dan fisiknya
dapat dikelola dengan baik.
Banyak kasus dalam memilih bidang kerja yang tidak cocok dengan bakat dan
minat tetapi dipilih karena besarnya pengaruh sosial yang ada, ini justru menimbulkan
ketidakpuasan terhadap hasil karyanya, tidak merasa mencintai tugasnya dan akhirnya
prestasi kerja sangat menurun.
Beberapa orang telah menentukan pilihannya jauh-jauh hari sebelum mereka
bekerja, sehingga jauh-jauh hari juga mereka melatih diri. Sebaliknya, banyak orang
dewasa muda bingung tentang apa yang akan mereka kerjakan dalam bidangnya
setelah selesai dari pendidikan SLTA, bahkan yang tamat dari perguruan tinggi.
2. Stabilitas Pilihan Pekerjaan
Penyesuaian kedua adalah dalam menentukan pilihan jurusan harus dilakukan
dengan mantap.Seberapa jauh tingkat kemantapan pemilihan jurusan bagi seseorang
bergantung pada tiga faktor, yaitu pengalaman kerja, daya tarik pribadi terhadap
pekerjaan, dan nilai yang terkandung pada pekerjaan yang dipilih.Makin dewasa
seseorang, biasanya semakin menambah nilai yang mendukung kemantapannya
terhadap suatu pekerjaan tersebut, daripada orang yang mengerjakan pekerjaan yang
lebih menarik atau tawaran gaji yang lebih tinggi.
3. Penyesuaian Diri dengan Pekerjaan
Bentuk penyesuaian ketiga yang perlu dilakukan adalah penyesuaian diri
terhadap jenis pekerjaan yang telah dipilihnya.Tak dapat dibantah lagi, bahwa faktor
yang paling mempengaruhi proses penyesuaian diri seseorang dengan pekerjaannya
adalah sikap pekerja itu sendiri. Havighurst, dalam studinya tentang sikap pekerja
terhadap pekerjaannya menyimpulkan bahwa sikap pekerja dapat dikelompokkan
menjadi dua kategori umum, yaitu:
a. Sikap kerja yang menopang-masyarakat, pekerja yang bersikap menopang
masyarakat dalam dirinya kurang atau tidak berminat akan kerjanya dan hanya
memperoleh sedikit kepusan kerja.
Orang yang seperti ini sering kali memandang pekerjaannya sebagai beban yang
berat dan tidak menyenangkan dan memandang hari depan hanya agar cepat
menjalani masa pensiun.
b. Sikap kerja yang melibatkan ego, para pekerja yang dalam bekerja melibatkan
ego, biasanya memperoleh kepuasan pribadi yang lebih besar. Bagi beberapa
orang, bekerja merupakan dasar harga diri dan kebanggaan. Karena bekerja
dianggap sebagai suatu yang penting, dan mereka ketakutan apabila suatu saat ia
dipaksa untuk pensiun.

2.6. Penilaian terhadap penyesuaian pekerjaan


Sejauh mana keberhasilan seseorang melakukan penyesuaian diri dalam pekerjaan
dapat dinilai dari:
1. Prestasi Kerja
Kriteria pertama terhadap penyesuaian pekerjaan seseorang adalah tingkat
keberhasilan yang dicapai dalam kerja. Bagi banyak dewasa muda mempunyai
pekerjaan yang aman, lebih berarti daripada meniti karier ke jenjang yang lebih tinggi.
Dalam penilaian proses penyesuaian, tercapainya harapan seseorang dan
diperolehnya rasa puas atas hasil kerjanya merupakan kriteria yang penting. (Freda
Leinwand dari Monkmeyer).
Rintangan yang paling serius dan paling umum untuk mencapai apa yang
dapat dilakukan adalah ketakutan akan sukses. Contohnya, apabila seseorang
memperoleh pekerjaan melalui usaha maksimal, mereka mungkin merasa tidak
mampu untuk melaksanakan tugas tersebut dengan penuh keberhasilan. Dalam
kondisi seperti ini, dia sadar tentang rendahnya tingkat pencapaian prestasi kerja, atau
ia akan menuduh orang lain apabila ia tidak dapat bekerja dengan baik.
2. Perubahan Pekerjaan dengan Sukarela.
Kriteria kedua dalam proses penyesuaian bidang keahlian seseorang adalah
jumlah perubahan yang dilakukan seseorang terhadap kejuruannya atau pekerjaannya.
Jumlah ini dapat digunakan sebagai indikator kegagalan atau keberhasilan seseorang
dalam menyesuaikan dirinya dengan jurusan dan bidang yang ditekuni selama ini.
Mengganti bidang kerja dan menghabiskan waktu untuk melatih karier baru juga
merupakan bukti yang menunjukkan bahwa proses penyesuaian mereka sangat jelek.

Sering terjadi perubahan pekerjaan yang dilakukan oleh para wanita dengan
senang hati. Seorang istri yang bekerja, berhasil atau tidak dalam menyesuaikan diri
dengan pekerjaannya, merasa perlu pindah pekerjaan karena ternyata suaminya
pindah tugas atau pindah kerja ke lain tempat yang masyarakatnya berbeda.
3. Kepuasan.
Kriteria ketiga dalam penyesuaian bidang kerja adalah tingkat kepuasan yang
diperoleh dari pekerjaan.Pada awal usia duapuluhan, sebagian besar orang sudah
merasa senang kalau memperoleh pekerjaan, walaupun pekerjaan tersebut tidak
seluruhnya menyenangkan dan disukainya, sebab pekerjaan ini telah memberinya
kebebasan yang diinginkan sehingga memungkinkannya untuk menikah.
Rasa tidak puas biasanya mulai terjadi selama pertengahan usia duapuluhan
sampai menjelang usia tigapuluhan, terutama ketika orang muda tidak dapat menanjak
secepat yang mereka harapkan, setelah masa ini biasanya rasa puas mereka meningkat
sebagai hasil dari prestasi besar yang dicapai dalam imbalan keuangan yang semakin
besar. Rasa puas diperoleh dari prestasi kerjanya. Dan yang lebih penting lagi adalah
uang untuk hidup dengan gaya hidup yang mereka inginkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://ayumeilana.blogspot.com/2010/10/penyesuaian-diri-antara-pekerjaan-
dan.htmldiakseses pada 29-11-2013 13:00 WIB
http://susipurwati.blogspot.com/2010/10/tahap-tahap-perkembangan-
keluarga.htmldiakseses pada 29-11-2013 13:00 WIB
http://ilmugreen.blogspot.com/2012/06/tahapan-dan-tugas-perkembangan-
keluarga.htmldiakseses pada 29-11-2013 13:00 WIB

Anda mungkin juga menyukai