Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam mengetahui perkembangan biopsikologi
periode dewasa.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 15 April 2019


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................................ ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I  PENDAHULUAN.....................................................................................

A. Latar Belakang...................................................................................................3

B. Rumusan Masalah............................................................................................. 4

C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………………...4

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................

1. Pengertian Dewasa.....................................................................................5
2. Masa Dewasa sebagai Masa Transisi ……………………………………5
3. Perstiwa Kehidupan pada Masa Dewasa……………………………..6
4. Penyesuaian Terhadap Peristiwa kehidupan…………………………8

BAB III   KESIMPULAN............................................................................

A. KESIMPULAN........................................................................................ 12
B. DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang
ditandai dengan pencarian identitas diri, yang kemudia pada masa dewasa ini,
identitas diri didapat sedikit-demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan
mental ege-nya.
Berbagai masalah juga muncul dengan bertambahnya umur pada masa
dewasa awal. Dewasa awal adalah masa peralihan dari ketergantungan kemasa
mandiri, baik dari segi ekonomi, kebebasan menentukan diri sendiri, dan
pandangan tentang masa depan sudah lebih realistis.
Sebagai seorang individu yang sudah tergolong dewasa, peran dan
tanggung jawabnya tentu makin bertambah besar. la tak lagi harus bergantung
secara ekonomis, sosiologis ataupun psikologis pada orang tuanya. Mereka
justru merasa tertantang untuk membukukan dirinya sebagai seorang pribadi
dewasa yang mandiri. ‘Segala urusan ataupun masalah yang dialami dalam
hidupnya sedapat mungkin akan ditangani sendiri tanpa bantuan orang lain,
termasuk orang tua. Berbagai pengalaman baik yang berhasil maupun yang
gagal dalam menghadapi suatu masalah akan dapat dijadikan pelajaran
berharga guna membentuk seorang pribadi yang matang, tangguh, dan
bertanggung jawab terhadap masa depannya.
Secara fisik, seorang dewasa menampilkan profil yang sempurna dalam
arti bahwa pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek fisiologis telah
mencapai posisi puncak. Mereka memiliki daya tahan dan taraf kesehatan yang
prima sehingga dalam melakukan berbagai kegiatan tampak inisiatif, kreatif,
energik, cepat, dan proaktif.
B. Rumusan Masalah
Ada bererapa masalah yang akan di bahas dalam makalah ini yang
berhubungan dengan perkembangan pada masa dewasa dan tua, adapun
masalah-masalah itu diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Apa yang di maksudkan dengan orang dewasa?
2. Kapan peristiwa dewasa itu terjadi?
3. Peristiwa kehidupan apa saja yang terjadi pada maasa dewasa?
4. Bagaimana penyesuaian kita terhadap peristiwa-peristiwa kehidupan
yang terjadi pada masa dewasa?

C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan penjelasan atau
uraian mengenai perkembangan-perkemnbangan yang terjadi pada masa
dewasa, yang meliputi transisi dan peristiwa kehidupan pada masa dewasa.
Makalah ini juga dibuat guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah
“Psikologi perkembangan”.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dewasa
Menurut Freud (Bischof:1976), seseorang dikatakan dewasa apabila orang
itu bertanggung jawab terhadap pekerjaan sehari-hari dan cinta yang telah
diikrarkan khususnya kepada pasangan pernikahan. Freud juga menjelaskan
bahwa seseorang dikatakan dewasa apabila mau dan mampu bertanggung
jawab terhadap segala tingkah laku, pekerjaan dan karir yang dilakukan sehari-
hari.
Dengan demikian orang dewasa dituntut untuk mempertanggung jawabkan
semua yang dilakukan bekerja memenuhi kebutuhan dirinya dan kehidupan
keluarga sebagai wujud cinta terhadapp istri dan anak-anaknya. Orang dewasa
yang matang tidak takut terabaikan kepentingan dirinya sendiri dalam
memproses mempertanggung jawabkan cinta yang diikrarkan.
Dalam kebudayaan Amerika, seorang anak dipandang belum mencapai
status dewasa kalau ia belum mencapai usia 21 tahun. Sementara itu dalam
kebudayaan Indonesia, seseorang dianggap resmi mencapai status dewasa
apabila sudah menikah, meskipun usianya belum mencapai 21 tahun.

B. Masa Dewasa sebagai Masa Transisi


1. Transisi Fisik
Dari pertumbuhan fisik, menurut Santrock (1999) diketahui bahwa masa
dewasa sedang mengalami peralihan dari masa remaja untuk memasuki
masa tua. Pada masa ini, seorang individu tidak lagi disebut sebagai masa
tanggung (akil balik), tetapi sudah tergolong sebagai seorang pribadi yang
benar-benar dewasa (maturity). la tidak lagi diperlakukan sebagai seorang
anak atau remaja, tetapi sebagaimana layaknya seperti orang dewasa lain-
nya. Penampilan fisiknya benar-benar matang sehingga siap melakukan
tugas-tugas seperti orang dewasa lainnya, misalnya bekerja, menikah, dan
mempunyai anak. la dapat bertindak secara bertanggung jawab untuk
dirinya ataupun orang lain (termasuk keluarganya).
2. Transisi Intelektual
Menurut anggapan Piaget (dalam Grain, 1992; Miller, 1993; Santrock,
1999; Papalia, Olds, & Feldman, 1998), kapasitas kognitif dewasa muda
tergolong masa operational formal, bahkan kadang-kadang mencapai masa
post-operasi formal (Turner & Helms, 1995). Taraf ini menyebabkan,
dewasa muda mampu memecahkan masalah yang kompleks dengan
kapasitas berpikir abstrak, logis, dan rasional. Dari sisi intelektual, sebagian
besar dari mereka telah lulus dari SMU dan masuk ke perguruan tinggi
(uniiversitas/akademi). Kemudian, setelah lulus tingkat universitas, mereka
mengembangkan karier untuk meraih puncak prestasi dalam pekerjaannya.
3. Transisi Peran Sosial
Pada masa ini, mereka akan menindaklanjuti hubungan dengan pacarnya
(dating), untuk segera menikah agar dapat membentuk dan memelihara
kehidupan rumah tangga yang bam, yakni ter-pisah dari kedua orang tuanya.
Di dalam kehidupan rumah tangga yang baru inilah, masing-masing pihak
baik laki-laki maupun wanita dewasa, memiliki peran ganda, yakni sebagai
individu yang bekerja di lembaga pekerjaan ataupun sebagai ayah atau ibu
bagi anak-anaknya. Seorang laki-laki sebagai kepala rumah tangga,
sedangkan seorang wanita sebagai ibu rumah tangga, tanpa meninggalkan
tugas karier tempat mereka bekerja.

C. Perstiwa Kehidupan pada Masa Dewasa


Ada bebrapa peristiwa kehidupan yang dialami oleh orang dewasa,
peristiwa-peristiwa tersebut meliputi:
1. Dewasa Awal ( Young Adulthoud)
Erickson (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) mengatakan
bahwa seseorang yang digolongkan dalam usia dewasa awal berada dalam
tahap hubungan hangat, dekat dan komunikatif dengan atau tidak
melibatkan kontak seksual. Bila gagal dalam bentuk keintiman maka ia
akan mengalami apa yang disebut isolasi (merasa tersisihkan dari orang
lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan orang lain).
Hurlock (1990) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada
umur 18 tahun samapi kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan
fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan
reproduktif. Namun Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda
ialah mereka yang berusia 20-40 tahun.
2. Dewasa tengah/Dewasa Madya (Middle adulthoud)
Banyak pendapat yang variatif sehubungan dengan bilangan usia
dewasa tengah. Hurlock (1992) membatasi usia dewas tengah adalah
sekitar 40 – 60 tahun. Ia membagi  2 fase, yaitu  usia tengah baya dini
( 40-50 tahun) dan usia tengah baya lanjut (50 -60 tahun). Mappiare
(1982) sepakat dengan batasan usia tersebut. Gunarsa (1988) menduga 
bahwa usia tengah baya berlangsung lebih cepat 5 tahun dari perkiraan
orang. Menurutnya usia tengah baya adalah  pada umur 35 – 60 th.
Sementara Jim & Sally (1987), membatasi bahwa usia tengah baya adalah
antara 33 – 70 tahun. Akan tetapi sekalipun terdapat beberapa perbedaan,
yang jelas para ahli umum-nya sepakat bahwa dewasa tengah berlangsung
dari sekitar usia 40 – 45 sampai sekitar usia 65 tahun.
Dalam banyak hal, periode dewasa tengah adalah waktu timbulnya
tekanan emosional. Oleh Bernice Nengeartein (dalam Callhoun dan
Acocella, l990) dikatakan bahwa peroiode ini merupakan suatu masa
ketika orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya. Meskipun bagi
orang lain  ada kalanya periode ini justru merupakan  permulaan
kemunduran.  Bagi Erik Erikson (Callhoun dan Acocella, l990), dalam
periode ini individu memiliki antara kearifan dan penyerapan pribadi.
Kearifan yang dimaksud adalah kapasitas untuk mengembangkan
perhatian terhadap orang lain atau masyarakat sekitar.
3. Dewasa Akhir (final adulthoud)
Memasuki lanjut usia merupakan periode akhir dalam rentang
kehidupan manusia di dunia ini. Banyak hal penting yang perlu
diperhatikan guna mempersiapkan memasuki masa lanjut usia dengan
sebaik-baiknya. Kisaran usia yang ada pada periode ini adalah enam puluh
tahun ke atas. Ada beberapa orang yang sudah menginjak usia enam
puluh, tetapi tidak menampakkan gejala-gejala penuaan fisik maupun
mental. Oleh karena itu, usia 65 dianggap sebagai batas awal periode usia
lanjut pada orang yang memiliki kondisi hidup yang baik.

D. Penyesuaian Terhadap Peristiwa kehidupan


1. Penyesuaian Terhadap Perkembangan Fisik
Dilihat dari aspek perkembangan fisik, pada awal masa dewasa
kemampuan fisik mencapai puncaknya, dan sekaligus mengalami
penurunan selama periode ini. Yang meliputi:
a. Kesehatan badan
Awal masa dewasa ditandai dengan memuncaknya kemampuan
dan kesehatan frsik. Mulai dari sekitar usia 18 hingga 25 tahun,
individu memiliki kekuatan yang terbesar, gerak-gerak reflek mereka
sangat cepat. Lebih dari itu, kemampuan reproduktif mereka berada di
tingkat yang pailing tinggi. Sejak usia sekitar 25 tahun, perubahan-
perubahan fisik mulai terlihat. Perubahan-perubahan ini sebagian besar
lebih bersifat kuantitatif daripada kualitatif. Secara berangsur-angsur
kekuatan fisik mengalami kemunduran, sehingga lebih mudah
terserang penyakit.
b. Sensori
Pada masa dewasa tengah perubahan-perubahan dalam penglihatan
dan pendengaran merupakan dua perubahan fisik yang paling
menonjol. Pada usia antara 40 dan 59 tahun, daya akomodasi mata
mengalami penurunan paling tajam. Karena itu, banyak orang pada
usia setengah baya mengalami kesulitan dalam melihat objek objek
yang dekat (Kline & Schieber, 1985).
Perubahan dalam indera penglihatan pada masa dewasa akhir
misalnya tampak pada berkurangnya ketajaman penglihatan dan
melambatnya adaptasi terhadap perubahan cahaya. Biji mata menyusut
dan lensanya menjadi kurang jernih, sehingga jumlah cahaya yang
diperoleh retina berkurang. Retina orang tua usia 65 tahun hanya
mampu menerima jumla cahaya sepertiga dari jumlah cahaya yang
diperolehnya pada usia 20 tahun (Kline & Schiebcr, 1985).
c. Otak.
Mulai masa dewasa awal, sel-sel otak juga berangsur-angsur
berkurang. Khususnya bagi orang-orang yang tetap aktif, membantu
mengganti sel-sel yang hilang. Hal ini membantu menjelaskan
pendapat umum bahwa orang dewasa yang tetap aktif, baik secara
fisik, seksual, maupun secara mental, menyimpan lebih banyak
kapasitas mereka untuk melakukan aktivitas-aktivitas demikian pada
tahun-tahun selanjutnya.
2. Penyesuaian Terhadap Perkembangan Agama
Penyesuaian terhadap perkembangan agama pada masa dewasa antara lain
memiliki ciri sebagai berikut:
a. Menerima kebenaran agama berdasarkan pertimbangan pemikiran yang
matang, bukan sekedar ikut-ikutan.
b. Cenderung bersifat realitas, sehinggga norma-norma agama lebih banyak
diaplikasikan dalam sikap dan tingkah laku.
c. Bersikap positif terhadap ajaran dan norma-norma agama, dan berusaha
untuk mempelajari dan memperdalam pemahaman keagamaan.
d. Tingkat ketaatan beragama didasarkan atas pertimbangan dan tanggung
jawab diri hingga sikap keberagamaan merupakan realisasi dari sikap
hidup.
e. Bersikap lebih terbuka dan wawasan yang lebih luas.
3. Penyesuaian Terhadap Perkembangan Emosi
Perkembangan emosional yang terjadi pada masa dewasa dan tua yaitu
sebagai berikut:
a. Memulai masa dewasa-muda dengan optimisme dan pengharapan,
kemudian berangsur-angsur mengatur hidupnya kembali dalam
pergumulan antara harapan-kenyataan, idealisme-pengalaman.
b. Goncangan emosional mudah timbul karena frustrasi dan kekecewaan
dalam penyesuaian diri dalam pekerjaan, pernikahan (dan kondisi tidak
menikah), bermasyarakat. Kedewasaan emosi dibangun melalui
evaluasi terhadap diri, gaya hidup, dan pengalamannya untuk
meningkatkan kualitas hidupnya (keberhasilan dan kebermaknaan).
4. Penyesuaian Terhadap Perkembangn Cinta
Selama tahap perkembangan keintiman ini, nilai-nilai cinta muncul. Cinta
mengacu pada perilaku manusia yang sangat luas dan kompleks. Menurut
Santrock (1995), cinta dapat diklasifikasikan menjadi empat bentuk cinta,
yaitu:
a. Altruisme (perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa
memperhatikan diri sendiri),
b. Persahabatan,
c. Cinta yang romantis atau bergairah
d. Cinta yang penuh perasaan atau persahabatan.

Meskipun cinta sudah tampak dalam tahap-tahap sebelumnya (seperti


_cinta bayi pada ibunya dan cinta  birahi pada remaja). Namun
perkembangan cinta dan keintiman sejati baru  muncul setelah seseorang
memasuki masa  dewasa. Pada masa ini, perasaan cinta lebih dari sekadar
gairah atau romantisme, melainkan suatu afeksi – cinta yang penuh
perasaan dan kasih sayang.

5. Penyesuaian Terhadap Perkembangn Seksual


a. Anak Laki-Laki Menjadi Lelaki
Setelah aktivitas testis terbentuk pada masa pubertas, secara normal
berlanjut sepanjang sisa umur dengan hanya sedikit pelemahan pada
tahun-tahun mendatang. Pada usia tua ada sedikit pengurangan sperma
dan androgen. Hal ini dikaitkan dengan beberapa perubahan degenerasi di
dalam testis, tetapi tidak ada penurunan testikel yang tiba-tiba
dibandingkan dengan daya klimaks wanita.
b. Anak Perempuan Menjadi Wanita
Pada tahap terakhir kedewasaan, biasanya setelah menstruasi, tubuh anak
perempuan mulai membentuk tubuh wanita. Perubahan yang dialami anak
perempuan secara langsung berhubungan dengan sekresi hormon wanita,
estrogen dan progesteron.
Dia menjadi lebih tinggi, pinggul dan paha lebih berisi, tubuh lebih
padat dan berlekuk. Buah dada mulai membesar dan rambut tumbuh di
tangan dan kaki. Alat genital eksternal dan internal tumbuh dan
berkembang, dinding vagina mulai menebal. Sekresi vagina terjadi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melewati masa kanak-kanak dan remaja, akhirnya individu
memasuki masa dewasa, yakni masa terpanjang setelah masa kanak-kanak
dan masa remaja. Masa ini adalah masa dimana seseorang harus
melepaskan ketergantungannya dari orang tua dan mulai belajar madiri
karena ia sudah mempunyai peran dan tugas-tugasnya yang baru.
Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa ini jika tidak
dioptimalkan dengan baik akan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri di
masa yang akan datang. Perkembangan fisik, emosional, agama, cinta,
kognitif dan sosial pada masa ini juga sangat berpengaruh bagi tiap
individu.
Sebagai seorang individu yang sudah tergolong dewasa, peran dan
tanggung jawabnya tentu makin bertambah besar. la tak lagi harus
bergantung secara ekonomis, sosiologis ataupun psikologis pada orang
tuanya. Mereka justru merasa tertantang untuk membukukan dirinya
sebagai seorang pribadi dewasa yang mandiri. ‘Segala urusan ataupun
masalah yang dialami dalam hidupnya sedapat mungkin akan ditangani
sendiri tanpa bantuan orang lain, termasuk orang tua. Berbagai
pengalaman baik yang berhasil maupun yang gagal dalam menghadapi
suatu masalah akan dapat dijadikan pelajaran berharga guna mem-bentuk
seorang pribadi yang matang, tangguh, dan bertanggung jawab terhadap
masa depannya.
DAFTAR PUSTAKA

https://makalah4you.wordpress.com/2011/10/07/makalah-perkembangan-pada-
masa-dewasa/

http://www.sarjanaku.com/2013/01/pengertian-masa-dewasa-awal-definisi.html

https://vindity.blogspot.com/2013/06/psikologi-perkembangan-fase-dewasa.html

Anda mungkin juga menyukai